KAYA DAN MISKIN
Marisi Angelina Simangunsong
Kata “Kaya” dan “Miskin” merupakan kata yang memiliki arti yang berbeda kalau dilihat dari artinya. Pada umumnya arti Kaya adalah banyak uang dan materiil sedangkan arti Miskin adalah memiliki sedikit uang dan materiil. Arti Kaya dan Miskin seperti ini sudah sering kita dengar maupun kita lihat sendiri secara langsung. Berarti kalau berbicara materiil memiliki nilai yang berarti uang. Simpelnya Karna keduanya dibutuhkan dan dinginkan manusia.
Pertanyaannya, apakah nilai itu? Nilai adalah pelbagai macam kebutuhan manusia dan rasa menuntut pemenuhan atau pemuasannya dalam berbagai hal, sehingga hal ini manusia itu sangat sulit untuk membedakannya.
Materiil adalah berupa kebendaan; bersifat fisik.2 Jadi,
materiil itu memiliki nilai yang dapat di perjualbelikan dengan uang. Kenapa harus dengan uang? Karena uang sendiri memiliki nilai dan segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima secara umum sebagai alat penukar atau standar pengukur nilai, standar daya beli, standar utang, garansi penanggung utang.3 kalau meteriil tidak bernilai maka tidak
akan diciptakan dan tidak berlaku untuk diperjualbelikan. Apa sih bedanya kebutuhan dengan keinginan (hasrat)? Kalau menurut saya, kebutuhan adalah yang menjadi priority yang harus dipenuhi sedangkan keinginan (hasrat) yang berlebihan dan kebanyakan hasrat mendatangkan ketidakpuasan dan hasrat berusaha untuk menemukan
“tuhan” dalam hidupnya misalnya cinta uang, cinta materi, dll di dalam penyembahan berhalanya. Penyembahan berhala disini bisa dari kesenangan, penghiburan, dll. Saya ingin meluruskan kembali, bahwa saya bukan anti uang maupun materiil, terus terang saja uang maupun materiil membantu saya makan, sekolah, kuliah, berseni, dsb. Tetapi uang dan materiil tidaklah menjadi priority dan segalanya bagi saya.
Untuk menjelaskan penyembahan berhala itu seperti apa: penyembahan berhala adalah upaya untuk membangun identitas kita di atas sesuatu selain Allah. Sebuah berhala adalah apa pun yang merebut tempat Allah yang benar dalam hidup. Sebuah berhala adalah apa pun atau siapapun yang Anda anggap, dalam hati Anda, harus dimiliki agar hidup Anda menjadi bermakna, bernilai, aman, menggairahkan, atau bebas.
Inilah satu cara untuk mengenali berhala Anda: pikirkan tentang apa pun dalam hidup Anda yang, jika Anda kehilangan itu, akan membuat Anda ingin berhenti hidup atau positifnya. Anda sebenarnya hidup untuk apa? Apa yang padanya Anda bergantung untuk membuat hidup itu layak dijalani? Pada akhirnya, jika itu adalah apa pun atau siapapun selain dari Yesus, maka itu telah menjadi sebuah berhala.
Kebanyakan berhala sendiri sebenarnya adalah hal-hal baik, pemberian yang baik dari Allah – pasangan kita, anak-anak kita, pengharapan dan impian kita, pekerjaan kita, kesuksesan kita, keterampilan kita, penampilan kita, reputasi kita. Yang menjadi masalahnya datang, ketika kita mengubah ini menjadi hal yang utama. Kita akhirnya bergantung ini dan orang-orang ini untuk memberi kita arti, tujuan, kemerdekaan, keamanan dan keberartian yang hanya dapat diberikan Yesus.
He Warning: Yesus berkata Ia datang untuk membebaskan para tawanan. Ia datang untuk membebaskan kita dari perbudakan. Ini menjelaskan alasan mengapa Allah begitu bergairah tentang menghancurkan berhala-hala manusia. Jadi apa yang sedang Anda percayai, selain dari Yesus untuk mendapatkan penerimaan dan persetujuan, untuk mengalami keamanan dan keberartian, untuk menemukan arti dan tujuan, untuk menemukan identitas dan arah?4
Mari kembali lagi tentang nilai dari perspektif lain dari sisi
nilai-nilai ekonomis atau gugus nilai-nilai ekonomi adalah sesuatu yang bernilai secara ekonomis tergantung dari apakah sesuatu itu menguntungkan atau tidak, atau malahan merugikan. Jadi, kriterianya adalah untung rugi. Yang artinya tersebut menentukan sistem nilai moral khas setiap kepribadian, setiap kelompok sosial dan setiap kebudayaan. Dalam arti ini, nilai-nilai merupakan kekuatan-kekuatan integratif manusia, masyarakat dan budaya.5 Di dalam tulisan
ini Saya tidak bermaksud memberi sebuah sejarah “Kaya dan Miskin” yang disingkat (lebih disederhanakan). Artinya disini hanya untuk menggambarkan perspektif yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, Kaya dan Miskin hal yang berbeda sekali kalau dilihat dari pengertian, definisi perspektif manusia sendiri bahkan arti Kaya dan Miskin dapat di empiriskan. Kalau menurut saya sendiri Kaya dan Miskin bukanlah apa yang dimiliki atau yang dipertahankan seperti nilai, uang dan materiil karna itu semuanya tidak bertahan lama.
Saya lebih focus melihat sisi Kaya dan Miskin sendiri dilihat dari Jiwa, hati dan karakter manusia itu sendiri. Jiwa, hati dan karakter orang Kaya adalah yang suka berkontribusi dan memberi baik banyak atau sedikit yang dimilikinya, tidak menuntut dan tidak menunjukkan siapa dirinya kepada orang
4 Tullian Tchividjian, Yesus + Nihil = Segalanya (Jesus + Nothing Is Everything), hlm 46-47.
lain untuk berkontribusi atau menolong siapapun. Prinsip sederhananya adalah: “minimum in dan maximum out” nya (menyalurkan berkat selalu). Sedangkan Jiwa, hati dan karakter yang Miskin adalah yang terus-menerus menuntut (complain), tidak suka berkontribusi dan hanya memikirkan keuntungan. Dan prinsip sederhananya adalah: “minimum in dan maximum out” nya (dengan modal sesedikit mungkin, mendapat untung sebesar mungkin).
“Ajari Aku untuk selalu berkata bersyukur dan berterima kasih padamu oh Bapaku Yesusku”.
~ Marisi Angelina Simangunsong
“Semua hati kita adalah pabrik pembuat berhala”.