SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Manusia bekerja untuk hidup, bukan sebaliknya. Statistik memperlihatkan bahwa
banyak orang yang memiliki uang banyak ternyata tidak menikmati hidupnya, salah satunya adalah karena yang bersangkutan “diperbudak” oleh pekerjaannya. Sebaliknya dengan memahami bahwa hanya dengan bekerjalah maka manusia dapat hidup, individu yang bijaksana dapat menghitung seberapa besar porsi pekerjaan yang harus dilakukannya untuk memastikan yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan dasar maupun tambahan yang dibutuhkan keluarganya. Idealnya adalah jika yang bersangkutan berhasil menemukan pekerjaan yang benar-benar dicintainya (passion) dan menghasilkan sumber daya finansial yang dibutuhkannya.
Dalam era berbasis pengetahuan sekarang ini (knowledge based society), aset atau sumber daya paling berharga yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang individu adalah pengetahuan. Semenjak manusia lahir hingga dewasa, berbagai pengetahuan dicoba untuk dimiliki, diakses, dan dikembangkan oleh seorang individu, baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok (kolektif). Secara alami, ada banyak pengetahuan yang dapat diperoleh secara gratis atau cuma-cuma, seperti:
• Pengetahuan yang ditransfer oleh orang tua maupun kerabat dekat (saudara) ke
anak-anaknya selama yang bersangkutan tumbuh berkembang;
• Pengatahuan yang disampaikan secara estafet dan maraton dari satu generasi ke
generasi lainnya melalui cerita, legenda, diskusi, interaksi, dan lain sebagainya;
• Pengetahuan yang diberikan melalui media publik seperti televisi, radio, internet,
brosur, media sosial, dan lain-lain;
• Pengetahuan yang diperoleh melalui beragam interaksi di tempat atau ranah publik,
seperti di pasar, mall, sanggar seni, tempat olah raga, rumah ibadah, dan lain-lain; serta
• Pengetahuan yang didapatkan melalui interaksi via internet, baik melalui proses seperti
chatting, email, mailing list, browsing, dan cara-cara lainnya.
Namun ada pula pengetahuan yang untuk memperolehnya, sang penikmat harus membayar terlebih dahulu dengan biaya yang tidak terlampau mahal (terjangkau), seperti misalnya melalui:
• Langganan koran/surat kabar, majalah, televisi kabel, dan lain sebagainya;
• Program sekolah, kursus, pelatihan, lokakarya, seminar, dan lain sebagainya;
• Beli buku, jadi anggota perpustakaan, mengunduh e-book, dan lain sebagainya.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam abad global ini, setiap individu harus memiliki kemampuan di atas rata-rata agar mampu memenangkan berbagai persaingan yang ada. Meningkatkan daya saing hanya dapat dilakukan jika sang individu atau
HALAMAN DARI 1 2 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
Investasi Pribadi demi Masa Depan
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
EKOJI
999
Nomor 475, 27 Desember 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT organisasi di tempat yang bersangkutan bekerja bersedia mengalokasikan sebagian sumber daya finansialnya untuk “berinvestasi pengetahuan”. Apa yang dimaksud dengan investasi pengetahuan ini? Berikut adalah sejumlah contoh yang dimaksud.
Dalam dunia informatika, dikenal begitu banyak standar internasional yang diadopsi oleh industri. Bahkan dalam beberapa aturan dan kesempatan penugasan, kerap penguasaan terhadap standar tersebut menjadi prasyarat utama yang harus dipenuhi oleh praktisi yang bersangkutan. Karena kebanyakan standar dikembangkan oleh berbagai asosiasi dan lembaga profesional yang telah bekerja keras melalui riset, maka kerap kali untuk mendapatkan pengetahuan yang ada diperlukan biaya cukup besar (sebagai konsekuensi adanya hak atas kekayaan intelektual dalam penyusunan standar dimaksud). Biaya yang besar tersebut, baik untuk proses pelatihan/training maupun sertifikasi (uji kompetensi) terkadang membuat gamang bagi seseorang yang ingin memperoleh pengetahuan dimaksud. Padahal dengan melakukan investasi mandiri tersebut, maka otomatis daya saing sang individu akan meningkat - karena yang bersangkutan secara langsung telah memiliki keunggulan komparatif maupun kompetitif dibandingkan dengan individu-individu lainnya. Tentu saja hal ini akan menjadi modal signifikan dalam berkarir.
akhir dokumen