DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv
Makalah Hasil Penelitian: 1. KEDELAI
RAGAM KETEBALAN TESTA PADA BIJI KEDELAI
M. Muchlish Adie, Linda Hapsari, Ayda Krisnawati, dan Didik Harnowo... 1–6
KERAGAAN HASIL DAN KOMPONEN HASIL BIJI KEDELAI PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI
M. Muchlish Adie dan Ayda Krisnawati ... 7–17
PRODUKTIVITAS GALUR KEDELAI HITAM DI LAHAN SAWAH PADA LINGKUNGAN BERBEDA
Gatut_Wahyu A.S, N. Nugrahaeni, dan M.M. Adie... 18–27
DERING 1: VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN KEKERINGAN DENGAN POTENSI HASIL TINGGI
Suhartina, Purwantoro, Novita Nugrahaeni, dan Abdullah Taufiq ... 28–36
PELUANG PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI UMUR GENJAH, BIJI BESAR, DAN HASIL TINGGI
Suyamto... 37–42
POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN
Abd Rahman dan Abdul Fattah ... 43–48
EVALUASI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING MASAM
Afandi Kristiono dan Subandi... 49–58
EVALUASI PAKET TEKNOLOGI PEMUPUKAN DI LAHAN VERTISOL LOMBOK TENGAH NTB
Ahmad Suriadi & F. Zulhaedar... 59–66
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
Cipto Nugroho dan Sarjoni ... 67–72
EFEKTIVITAS APLIKASI METHYLOBACTERIUM SPP TERHADAP PENINGKATAN VIGOR BENIH KEDELAI
Darniaty Danial, Eny Widajati, Selly Salma dan Didik Sucahyono... 73–81
REVITALISASI KEBIJAKAN PERBENIHAN KEDELAI MELALUI PENDEKATAN JALUR BENIH ANTARLAPANG ANTARMUSIM DI NUSA TENGGARA BARAT
Dwi Praptomo Sudjatmiko, N. Inggah, Marwoto... 82–88
PERAN PTT DALAM PENINGKATAN ADOPSI TEKNOLOGI PRODUKSI KEDELAI DI NTB
Eka Widiastuti, Nani Herawati, Noor Inggah dan Tantawi ... 89–98
PENGARUH PENGGUNAAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS DAN MIZA PLUS TERHADAP HASIL KEDELAI EDAMAME
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 v PENGARUH KADAR AIR DAN KOMPOSISI PENYALUT TERHADAP DAYA SIMPAN
BENIH KEDELAI
Febria Cahya Indriani, Nia R. Patriyawaty, Suyono ... 107–114
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI
Fitri Handayani dan Sriwulan P. Rahayu ... 115–119
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI ANJASMORO MELALUI
PENGELOLAAN AIR DAN MULSA SESUDAH PADI DI LAHAN BERGAMBUT PROVINSI RIAU
Marsid Jahari dan Yunizar... 120–124
MASA TANAM KEDELAI BERDASARKAN ANALISIS NERACA AIR DI KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA
Musyadik, Agussalim dan Tri Marsetyowati ... 125–130
KERAGAAN EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI PADA KEGIATAN PENDAMPINGAN SLPTT KEDELAI DI PROVINSI RIAU, STUDI KASUS DESA RUMBAI JAYA KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Nurhayati, Ahmad Nirwan, dan Umar ... 131–136
TEKNIK PRODUKSI BENIH KEDELAI VARIETAS UNGGUL
Purwantoro dan M. Arum... 137–149
PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN HASIL TANAMAN KEDELAI PADA LAHAN KERING NONMASAM
Siti Muzaiyanah dan Subandi ... 150–159
RESPONS PERTUMBUHAN KECAMBAH BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PENGUPASAN KULIT ARI BENIH DAN KONSENTRASI KOLKISIN
Sutrisno dan Heru Kuswantoro ... 160–166
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEDELAI DI LAHAN KERING DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Sriwulan P. Rahayu, Fitri Handayani, dan Darniati Danial ... 167–171
PENGUJIAN EMPAT VARIETAS UNGGUL KEDELAI DALAM POLA SL-PTT PADA LAHAN KERING MASAM SITIUNG, SUMATERA BARAT
Winardi... 172–177
PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT
Yardha, Hery Nugroho dan Adri ... 178–187
STUDI ADOPSI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI DI SULAWESI TENGGARA
Zainal Abidin dan Musyadik ... 188–194
RESPONS BEBERAPA GALUR HARAPAN KEDELAI GENJAH TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK DAN BELALANG PADA LAHAN SAWAH DI SULAWESI SELATAN
Abdul Fattah an Asadi ... 195–200
RESPONS GALUR HARAPAN KEDELAI KAYA ISOFLAVON TERHADAP PENYAKIT KARAT
Alfi Inayati dan Eriyanto Yusnawan ... 201–207
PENGARUH PENGAIRAN SPRINKLER DAN APLIKASI INSEKTISIDA TERHADAP POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN KUTU KEBUL PADA KEDELAI
IDENTIFIKASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN HASIL KEDELAI PADA BEBERAPA POLA TANAM DI KAWASAN HUTAN JATI MUDA
Bambang Prayudi... 215–220
EFEKTIVITAS SINERGISME ISOLAT JTM 97C DENGAN BEBERAPA ISOLAT SLNPV DALAM PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK POLONG KEDELAI
Bedjo... 221–228
PATOGEN COLLETOTRICHUM TRUNCATUM DAN SOYBEAN MOSAIC VIRUS TERBAWA BENIH KEDELAI DAN PENGENDALIANNYA
Darniaty Danial, C. Sugihono, D. Sucahyono... 229–237
EFEKTIVITAS FREKUENSI APLIKASI LECANICILLIUM LECANII DALAM MENGENDALIKAN POPULASI BEMISIA TABACI
Marida Santi YIB, Tantawizal, dan Yusmani Prayogo ... 238–244
TANGGAP GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN LAHAN MASAM DAN KEKERINGAN TERHADAP PENGGEREK POLONG
Marida Santi YIB, Y. Baliadi, Suhartina, dan W. Tengkano ... 245–255
PENAPISAN PLASMA NUTFAH KEDELAI TAHAN PENYAKIT HAWAR BAKTERI
Ace Suhendar... 256–263
REAKSI GALUR HARAPAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN DOWNY MILDEW
Sri Hardaningsih dan Muslikul Hadi ... 264–270
EFEKTIVITAS SERBUK BIJI MIMBA, BENGKUANG, DAN EKSTRAK TEMBAKAU UNTUK PENGENDALIAN KUTU KEBUL PADA TANAMAN KEDELAI
Suharsono, Kurnia Paramita Sari, dan Suntono ... 271–278
KAJIAN USAHATANI EMPAT VARIETAS KEDELAI TOLERAN NAUNGAN
Firdaus dan Adri... 279–284
ANALISIS USAHATANI KEDELAI BERBASIS AGROEKOLOGI DI PROVINSI JAMBI
Nur Imdah Minsyah... 285–292
DOMINASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI NANGROE ACEH DARUSSALAM: KAJIAN PENYEBARAN VARIETAS DAN PREFERENSI PETANI
Ruly Krisdiana ... 293–299 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INTRODUKSI TIGA VARIETAS UNGGUL
KEDELAI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Subagiyo dan Sutardi ... 300–305
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNPAD SEBAGAI BAHAN BAKU KECAP
Chindy Ulima Zanetta, Budi Waluyo, Agung Karuniawan ... 306–310
Makalah Hasil Penelitian: 2. KACANG TANAH
PRODUKTIVITAS DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR HARAPAN KACANG TANAH TAHAN ASPERGILLUS FLAVUS
Joko Purnomo dan A.A. Rahmianna ... 311–320
TOLERANSI GALUR-GALUR UNGGUL KACANG TANAH DI LAHAN KERING MASAM DAN NONMASAM
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 vii KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH DI LAHAN
GAMBUT DI PROVINSI ACEH
Abdul Azis, Basri A. Bakar dan A.A. Rahmianna ... 327–332
PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN HASIL KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH
Baiq Tri Ratna Erawati, Ahmad Suriadi, dan Hiryana W... 333–338
KAJIAN ADAPTIF PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDI DAYA KACANG TANAH DI LAHAN SAWAH
Basri A. Bakar dan Abdul Azis ... 339–345
PEMURNIAN PROTEIN ARA H3 KACANG TANAH MENGGUNAKAN TEKNIK SIZE EXCLUSION CHROMATOGRAPHY
Eriyanto Yusnawan, C. P. Marquis, and N.A. Lee ... 346–352
PENGARUH LENGAS TANAH PADA STADIA GENERATIF TERHADAP HASIL DAN KUALITAS HASIL BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH
Herdina Pratiwi dan A.A. Rahmianna ... 353–361
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGUJIAN VIABILITAS BENIH KACANG TANAH MELALUI PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LISTRIK BENIH
Nia R. Patriyawaty dan Agustina A. Rahmianna... 362–367
KAJIAN PAKET TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN PRODUKSI KACANG TANAH
Resmayeti... 368–373
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BIOURIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH
Sunanjaya dan Delly Resiani ... 374–380
RESPONS DUA VARIETAS KACANG TANAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
Sunanjaya dan Delly Resiani ... 381–387
GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP HAMA POLONG PADA STADIA PENGEMBANGAN POLONG DAN BIJI
Astanto Kasno dan Trustinah ... 388–398
EFEKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN N-HEKSANA AMARANTHUS SPINOSUS DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT KACANG TANAH DAN UJI FITOKIMIA GOLONGAN SENYAWA AKTIF
Eriyanto Yusnawan... 399–405
KERAGAMAN POPULASI HAMA PERUSAK DAUN PADA KACANG TANAH MUTAN DAN HASIL HIBRIDISASI
Kurnia Paramita S, Suharsono, Suparno... 406–413
KETAHANAN GALUR-GALUR KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI RALSTONIA SOLANACEARUM
Novita Nugrahaeni dan Joko Purnomo... 414–421
DINAMIKA RESPON PENAWARAN KOMODITAS KACANG TANAH DI INDONESIA
Heriyanto, Ratya Anindita dan Ratih Yuli Lestari ... 422–430
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KACANG TANAH DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Makalah Hasil Penelitian: 3. KACANG HIJAU
PERAGAAN KURVA GT BIPLOT UNTUK EVALUASI SIFAT BERGANDA PADA GENERASI F2 PERSILANGAN KACANG HIJAU MAMASA LERE BUTNEM × LASAFU LERE BUTSIW
Edizon Jambormias, Jacob Richard Patty, Jane K. Laisina, Elia Leonard Madubun,
Ronny Einstein Ririhena, Alex Tutupary ... 437–446
HUBUNGAN GENETIK UNTUK PEMILIHAN INDIKATOR DAN KRITERIA SELEKSI HASIL BIJI PADA GENERASI AWAL KACANG HIJAU BERUMUR GENJAH
Edizon Jambormias, Surjono Hadi Sutjahjo, Ahmad Ansori Mattjik,
Yudiwanti Wahyu EK, Desta Wirnas ... 447–457
PENGELOMPOKAN AKSESI KACANG HIJAU BERDASARKAN KARAKTER KUANTITATIF
Trustinah dan Rudi Iswanto ... 458–464
PENGARUH CEKAMAN SALINITAS TERHADAP KERAGAAN VARIETAS KACANG HIJAU PADA FASE PERKECAMBAHAN
Abdullah Taufiq dan Runik Dyah Purwaningrahayu ... 465–477
KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH PADA LAHAN KERING DI NTT
Helena da Silva dan Bambang Murdolelono ... 478–482
RESPONS PETANI TERHADAP TEKNOLOGI BARU UNTUK MENGHASILKAN KACANG HIJAU YANG BERDAYA SAING
Fachrur Rozi, Imam Sutrisno, Budhi Santoso Radjit, dan Rully Krisdiana... 483–491
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP USAHATANI KACANG HIJAU DI KAWASAN HUTAN YANG DIKELOLA BERSAMA MASYARAKAT
Wahyunindyawati,Sunaryo, dan Heriyanto ... 492–498
PROSPEK PERBAIKAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG HIJAU FORE BELU DI NUSA TENGGARA TIMUR
Masniah dan Yusuf ... 499–504
Makalah Hasil Penelitian: 4. UBI KAYU
KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI
Kartika Noerwijati... 505–513
SELEKSI PLOT BERULANG KLON-KLON UBIKAYU BERUMUR GENJAH
Sholihin... 514–518
RAGAM PERTUMBUHAN, HASIL UMBI, DAN PATI KLON-KLON UBIKAYU PADA UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN
Tinuk Sri Wahyuni dan T. Sundari ... 519–529
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP HASIL UBIKAYU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING
Sri Wahyuningsih, Subandi, dan Arief Harsono... 530–536
IDENTIFIKASI DAN SKRINING KETAHANAN VARIETAS/KLON UBIKAYU TERHADAP PENYAKIT LELES DI LAPANG
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 ix WAKTU TANAM DAN PERLAKUAN PENGENDALIAN TERHADAP SERANGAN
TUNGAU MERAH PADA UBIKAYU
Sri Wahyuni Indiati ... 547–554
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BEBERAPA OLAHAN MOCAF DAN TINGKAT KELAYAKAN USAHANYA
Endang Wisnu Wiranti dan Yeyen Prestyaning Wanita... 555–559
PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN PANGAN BERBASIS UBI KAYU DENGAN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN PADA AGROINDUSTRI ‘KREPEK TETTE’ DI MADURA
Novi Diana Badrut Tamami ... 560–566
KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK PANGAN OLAHAN UBIKAYU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Rita Hanafie dan Triana Dewi Hapsari... 567–573
KAJIAN PEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG KOMPOSIT MOCAF DAN TEPUNG PISANG UNTUK SUBSTITUSI TERIGU
Besman Napitupulu, Nurmalia dan Hendri F. Purba... 574–579
POTENSI UBI KAYU SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL
Masniah dan Yusuf ... 580–587
PENGARUH CARA PEMBUATAN MOCAF TERHADAP KANDUNGAN AMILOSA DAN DERAJAT PUTIH TEPUNG
Yeyen Prestyaning Wanita dan Endang Wisnu... 588–596
Makalah Hasil Penelitian: 5. UBI JALAR
HASIL DAN KARAKTER AGRONOMIS KLON-KLON UBIJALAR BERKADAR ANTOSIANIN TINGGI DI KABUPATEN JAYAPURA DAN MERAUKE, PAPUA
M. Jusuf, T.S. Wahyuni, Apri Sulistyo dan Joko Restuono ... 597–604
PELUANG PENINGKATAN KEBERHASILAN PERAKITAN VARIETAS UBIJALAR UNGGUL MELALUI PENANGGULANGAN SIFAT INKOMPATIBILITAS
Febri Adi Susanto dan St. A. Rahayuningsih ... 605–610
ANTIN 1 : VARIETAS UNGGUL UBIJALAR MENGANDUNG ANTOSIANIN YANG COCOK UNTUK BAHAN BAKU KRIPIK
M. Jusuf, St. A. Rahayuningsih, T. S.Wahyuni, E. Ginting ... 611–620
UJI ADAPTASI DAN PREFERENSI UBIJALAR UNTUK BAHAN PANGAN DAN PAKAN BABI DI LEMBAH BALLIEM KABUPATEN JAYAWIJAYA
Alberth Soplanit, P. Saraswati, E. Ginting, M.Yusuf, dan Sukendra Mahalaya... 621–628
KEMAMPUAN PEMBENTUKAN BUAH DAN BIJI PADA PERSILANGAN UBIJALAR
Wiwit Rahajeng dan ST. A. Rahayuningsih ... 629–634 KAJIAN KERAGAAN STATUS HARA DAN NUTRISI UBIJALAR DI LEMBAH BALLIEM
KABUPATEN JAYAWIJAYA
Alberth Soplanit ... 635–641
POTENSI BUDIDAYA UBIJALAR PADA M-KRPL DI PROVINSI JAMBI
Sari Yanti Hayanti, Kamalia Muliyanti dan Sri Wahyuningsih ... 642–648
IDENTIFIKASI KETAHANAN UBIJALAR LOKAL TERHADAP PENYAKIT KUDIS SEBAGAI DASAR PENENTUAN TETUA PERSILANGAN
Anna Aina Roosda, Budi Waluyo, Endah Yulia, Fitri Widiantini, dan
IDENTIFIKASI BAHAN NABATI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT KUDIS PADA UBIJALAR
Sumartini ... 656–661
PENGARUH FREKUENSI DAN CARA APLIKASI CENDAWAN ENTOMOPATOGEN
BEAUVERIA BASSIANA TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA BOLENG PADA
UBI JALAR
Tantawizal, Marida Santi YIB dan Yusmani Prayogo ... 662–668
TOKSISITAS CENDAWAN BEAUVERIA BASSIANA VUILL. (BALSAMO) TERHADAP TELUR DAN LARVA PENGGEREK UBIJALAR CYLAS FORMICARIUS
(COLEOPTERA: CURCULIONIDAE)
Yusmani Prayogo ... 669–681
DIVERSIFIKASI OLAHAN UBIJALAR MENUNJANG KETAHANAN PANGAN
Erina Septianti dan Abdul Fatah ... 682–691
FORMULASI PENGOLAHAN UBI JALAR MENJADI BITHILO DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA
Purwaningsih, Titiek F. Djaafar, Nurdeana Cahyaningrum, dan Masniah ... 692–701
TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP
BROWNIES DAN CAKE DARI TEPUNG KOMPOSIT UBI JALAR - KERANDANG
Retno Utami Hatmi, Erni Apriyati, dan Titiek F. Djaafar ... 702–709
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG UBIJALAR TERHADAP KARAKTERISTIK DONAT DAN PREFERENSI KONSUMEN
Syarifah Aminah, Tezar Ramdhan, dan Muflihani Yanis ... 710–716
Makalah Hasil Penelitian: 6. ANEKA KACANG DAN UMBI LAIN
KARAKTERISTIK DAN KERAGAMAN MORFOLOGI UWI-UWIAN (DIOSCOREA SP.)
Trustinah ... 717–726
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DENGAN TUMPANGSARI KEDELAI DAN UBI JALAR
August Polakitan ... 727–733
TUMPANGSARI KEDELAI−JAGUNG, JARAK TANAM, DAN PUPUK HAYATI DI LAHAN PASANG SURUT
Iin Siti Aminah, Dedik Budianta, Yakup Parto, Munandar, Erizal ... 734–741
STUDI KARAKTERISTIK PERKECAMBAHAN BEBERAPA LOT BENIH KORO PEDANG TIPE TEGAK (CANAVALIA ENSIFORMIS), TIPE MERAMBAT (CANAVALIA GLADIATA) DAN KORO BENGUK (MUCUNA PRURIENS L. DC)
Ratri Tri Hapsari dan Eny Widajati... 742–755
POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG-KACANGAN PADA AREAL PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI
Rima Purnamayani, Hery Nugroho, dan Adri ... 756–763
DWIFUNGSI LEGUMINOSA SEBAGAI PAKAN DAN REHABILITASI LAHAN PASCAERUPSI MERAPI
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 xi POTENSI LAHAN DAN MODEL USAHATANI TRADISIONAL UBI MINOR PADA
LAHAN KERING IKLIM KERING DI MALUKU TENGGARA BARAT DAN MALUKU BARAT DAYA
Andriko Noto Susanto dan Janes Berthy Alfons ... 770–781
FORTIFIKASI TEPUNG KACANG THOLO PADA PEMBUATAN MIE DARI TEPUNG KIMPUL
Heni Purwaningsih ... 782–787
KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA TEPUNG GANYONG SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF PENGGANTI BERAS
Heni Purwaningsih, Irawati, dan Riefna ... 788–792
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JALEJO PADA PRODUK BOLU PANGGANG TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN
Muflihani Yanis, Tezar Ramdhan, dan Syarifah Aminah ... 793–799
KARAKTERISASI UMBI-UMBIAN MENDUKUNG BUDAYA MANGGADONG UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA UTARA
Nurhayati ... 800–806
PENGARUH KONSENTRASI GULA MERAH DAN PERBANDINGAN PROPORSI PASTA UBI DAN TEPUNG KETAN TERHADAP MUTU DODOL
Saleh Malawat ... 807–815
RAGAM PENYAKIT TULAR TANAH PADA TANAMAN ANEKA KACANG DAN STRATEGI PENGENDALIAN NON KIMIAWI
Mudji Rahayu ... 816–830
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN UBIJALAR, YAMS,
DAN COCOYAMS DI PULAU SELARU KABUPATEN MALUKU TENGARA BARAT
Edwen D. Waas dan Andriko Noto Susanto ... 831–844
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 649
IDENTIFIKASI KETAHANAN UBIJALAR LOKAL TERHADAP
PENYAKIT KUDIS SEBAGAI DASAR PENENTUAN
TETUA PERSILANGAN
Anna Aina Roosda, Budi Waluyo, Endah Yulia, Fitri Widiantini, dan Agung Karuniawan*)
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21, Jatinangor, Sumedang
*)E-mail: akaruni1@unpad.ac.id
ABSTRAK
Penentuan tetua persilangan merupakan dasar pemuliaan tanaman dalam menghasilkan varietas unggul baru. Sementara itu, perbaikan karakter ketahanan penyakit telah menjadi tujuan pemuliaan tanaman dalam pengembangan varietas ubijalar. Penyakit kudis pada ubijalar telah menyebabkan kualitas ubijalar lokal menurun dan menjadi salah satu penyebab petani meninggalkan varietas lokal, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Penelitian yang menggunakan 71 aksesi lokal ubijalar hasil eksplorasi ini menjadi informasi awal dalam penentuan tetua persilangan untuk perbaikan varietas ubijalar yang tahan terhadap penyakit kudis. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dari bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013. Hasil percobaan menunjukkan 71 aksesi yang diuji memiliki variasi persentase kejadian penyakit kudis yang beragam, berkisar antara 5–100%. Hasil dendogram menunjukkan kejadian penyakit terbagi menjadi tiga klaster, tahan, agak tahan, dan rentan. Aksesi yang menunjukkan tahan terhadap penyakit kudis adalah Har, GKaw, CTJ-02, dan Kuput. Aksesi yang memiliki kriteria tahan dapat dijadikan pertimbangan sebagai tetua dalam persilangan.
Kata kunci: ubijalar lokal, ketahanan penyakit kudis
ABSTRACT
Identification of sweetpotato landrace resistances to scab disease as a basis of
parent crossing determination. Parent crossing determination is a basis direction of plant
breeding to produce new varieties. Meanwhile, improvement of disease resistance characters has become a target in plant breeding in order to develop sweetpotato varieties. Scab disease has decreased the quality of landrace varieties of sweetpotato and becomes one of the causes that farmers are leaving the landrace varieties and employ introduced varieties to fulfill both of domestic and export sweetpotato needs. This current study which tested 71 sweetpotato landrace accessions from several explorations is preliminary information in determining parent in crossing for the improvement of sweetpotato varieties that resistant to scab disease. The experiments were conducted at the Experimental Farm, Faculty of Agriculture, University Padjadjaran from October 2012 to February 2013. The results showed that the 71 tested accessions had large variation in percentage of disease incidence from 5% to 100%. Dendogram showed that disease incidence divided into three clusters, resistant, medium, and tolerant, with four accessions indicated to be resistant to the disease that are Har, GKaw, CTJ-02, and Kuput. The accessions with resistant criteria can be considered as parent in crossing.
PENDAHULUAN
Varietas lokal merupakan salah satu tanaman khas yang berpotensi untuk dikem-bangkan. Varietas lokal pada umumnya memiliki kesamaan fenotipe dan kandungan tertentu karena beradaptasi baik hanya pada suatu wilayah tertentu sehingga menjadi aset bagi daerah tersebut (Kiessling 1912 dalam Zeven 1998). Namun demikian, terdapatnya proses seleksi tanpa sengaja oleh masyarakat telah menyebabkan varietas lokal tergeser oleh varietas unggul introduksi; di samping penyerbukan yang terjadi secara outcrossing
(Jones et al. 2008). Pemuliaan tanaman yang terarah untuk melestarikan varietas lokal dapat meningkatkan nilai varietas itu sendiri dalam penelitian maupun peningkatan ekonomi.
Ubijalar merupakan salah satu tanaman lokal yang berpotensi untuk dikembangkan. Di Jawa Barat, ubijalar memiliki keragaman genetik yang tinggi (Chandria et al. 2009) sehingga mempermudah dalam proses seleksi. Jenis ubi madu merupakan salah satu varietas lokal dengan penanaman spesifik wilayah. Namun, kualitas dan produksi ubijalar lokal relatif menurun. Dalam suatu survei dan eksplorasi di Desa Cilembu, Maulana et al. (2011) melaporkan bahwa dua varietas asli ubijalar Cilembu mulai tergantikan oleh beragam varietas lain dimana penyebabnya adalah menurunnya hasil akibat serangan penyakit. Dengan demikian, perbaikan karakter ketahanan terhadap penyakit perlu dilakukan dalam pengembangan varietas lokal ubijalar.
Penyakit kudis merupakan salah satu penyakit utama yang merusak tanaman ubijalar. Penyakit kudis menyebar di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik yang mengakibatkan penurunan hasil akibat penyempitan area fotosintesis daun (Ames et al. 1997). Ubijalar madu mengalami penurunan daya hasil menjadi 7–10 t/ha dari sebelumnya 20 t/ha, umur panen bertambah panjang menjadi 6–8 bulan, dan tanaman menjadi semakin peka terhadap penyakit kudis (di lahan) dan penyakit totol hitam (pascapanen) (Maulana et al. 2011). Kehilangan hasil ubijalar akibat penyakit ini di Filipina mencapai 50% (Divina-gracia et al. 1984). Penularan penyakit kudis juga dilaporkan dapat menurunkan hasil 25% ketika infeksi terjadi pada tanaman berumur dua minggu (Nayga & Gapasin 1986). Penyakit kudis mempengaruhi produksi ubijalar di Indonesia (Sudarijanto et al. 1996). Penularan penyakit dapat menurunkan kualitas dan kuantitas ubijalar lokal sehingga memicu kepunahan dan penurunan pendapatan petani lokal.
Pewarisan ketahanan terhadap penyakit merupakan efek gen dominan. Do Vale et al. (2001) menyebutkan bahwa pewarisan gen ketahanan yang dominan masih tidak terlalu banyak. Pengujian keturunan dalam proses seleksi pengembangan varietas unggul baru terutama dilakukan pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif (Hittle 1954) melalui pemilihan tetua persilangan. Pengujian dan perakitan tanaman ubijalar yang tahan terha-dap beberapa penyakit telah dilakukan tetapi belum dilakukan terhaterha-dap penyakit kudis (Jones et al. 1986). Ubijalar memiliki keragaman yang luas dalam satu spesies sehingga pemanfaatan karakter yang ada dapat dikembangkan (Jones 1980). Identifikasi ubijalar lokal terhadap penyakit kudis dapat menjadi informasi pemilihan tetua yang berpotensi dalam perisilangan dan pengembangan kultivar yang tahan terhadap penyakit kudis.
BAHAN DAN METODE
alat-Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 651 alat pertanian dan alat tulis serta deskriptor Panduan Pengujian Individual (PPI) ubijalar yang dikeluarkan oleh Perlindungan Varietas Tanaman (2007). Bahan yang digunakan yaitu bahan tanaman berupa stek dari masing-masing aksesi ubijalar lokal, pupuk kandang, dan pupuk urea.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang disusun berdasarkan rancangan acak kelompok. Perlakuan terdiri dari 71 aksesi yang diulang dua kali. Masing-masing genotipe ditanam dalam satu baris (one row plot). Panjang masing-masing plot 2,5 m dan setiap plot terdiri dari 10 tanaman. Jarak antar baris adalah 1 m, sedangkan jarak antar lubang tanam adalah 25 cm. Pengamatan kejadian penyakit
(disease incidence) dilakukan terhadap 10 tanaman sampel setiap genotipe pada
masing-masing ulangan dan dihitung berdasarkan rumus:
Jumlah tanaman terserang
Kejadian penyakit (%) = --- x 100%
Total tanaman sampel
Data dianalisis dengan menggunakan analisis varians (anova) (Tabel 1) dan dilakukan uji F taraf 5% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada sumber varians. Uji F dilakukan untuk menguji variasi antar aksesi. Hasil perhitungan F genotipe dibandingkan dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf uji 5% maka dapat dinyatakan bahwa nilai
aksesi (perlakuan) adalah berbeda nyata.
Tabel 1. Analisis varians rancangan acak kelompok.
Sumber varians Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F hit
Ulangan (r–1) JKr KTr KTr / KTe
Genotipe (g–1) JKg KTg KTg / KTe
Galat (r–1)(g–1) JKe KTe
Total rg–1
Pada hasil uji F pada analisis varians dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui penam-pilan aksesi yang tahan terhadap penyakit kudis dibandingkan dengan aksesi lainnya menggunakan uji Least Significant Difference (LSD).
LSD =
Keterangan:
tα/2 = Nilai yang diperoleh dari t LSD pada taraf nyata α = 0,05
s2 = Kuadrat Tengah Galat
r = jumlah ulangan
Jika >LSD0,05 maka hasil uji menjadi nyata dan <LSD0,05 maka hasil uji tidak nyata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi ketahanan terhadap penyakit kudis berdasarkan tingkat ketahanan pada tanaman. Pengukuran tingkat ketahanan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah patogen ataupun mengukur tingkat ketahanan pada suatu kultivar (Parlevliet 1993 dalam
data penampilan ketahanan di lapangan. Tingkatan penyakit berkorelasi negatif dengan hasil (Ramsey et al. 1988) sehingga identifikasi hanya pada karakter ketahanan terhadap penyakit dilakukan sebagai dasar pemilihan aksesi sebagai tetua persilangan.
Hasil pengamatan persentase kejadian penyakit pada masing-masing aksesi ubijalar lokal berkisar antara 5–100%. Hasil anova persentase kejadian penyakit pada 71 aksesi ubijalar lokal dapat dilihat pada Tabel 2. Data dari Tabel 2 menunjukkan adanya variasi ketahanan terhadap penyakit kudis pada 71 aksesi ubijalar lokal.
Tabel 2. Tabel analisis of varians.
Sumber db JK KT Fhitung Ftabel
Blocks 1 11.2676 11.2676 0.0464
Aksesi 70 89259.1549 1275.1307 5.2540** 2.48645E-11
Galat 70 16988.7323 242.6961
Total 141 106259.1549 753.6110
Keterangan : ** = Berbeda nyata pada taraf 5%.
Tabel 2 menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel sehingga variasi ketahanan terhadap penyakit kudis berbeda nyata pada taraf 5%. Variasi yang terjadi dapat dianalisis lanjut dengan menggunakan LSD (Tabel 3). Tujuan dari analisis LSD ini untuk melihat perbedaan yang nyata diantara aksesi-aksesi yang diuji.
Hasil uji LSD di atas menunjukkan terdapat empat kelompok ketahanan terhadap penyakit kudis, yaitu kelompok rentan, agak rentan, agak tahan dan tahan. Kelompok tahan yang memiliki nilai persentasi 5–20% serangan penyakit kudis, kelompok agak tahan dengan persentase serangan 35–45%, kelompok agak rentan ditunjukkan dengan persentase serangan 55–70%, serta kelompok rentan dengan persentase serangan >70%. Namun, terdapat empat aksesi yang menunjukkan ketahanan terhadap penyakit kudis yaitu aksesi HAR, GKAW, CTJ–02, dan Kuput. Pendugaan ketahanan dari 71 aksesi ubijalar lokal ini dapat dijadikan informasi awal arah pemuliaan tanaman ubijalar dan design persilangan dalam penelitian selanjutnya.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 653 Tabel 3. Hasil uji LSD ketahanan terhadap penyakit kudis pada 71 aksesi ubijalar lokal
Aksesi % Kejadian penyakit Aksesi % Kejadian penyakit
GKAW 5 a CCN-05 100 e
HAR 10 a HLOM 100 e
CTJ-02 20 ab KUMER 100 e
KUPUT 20 ab KUMEROT 100 e
BRAS2 35 abc CCN-06 100 e
CCJ-01 35 abc LAD 100 e
C2J-01 45 bcd MENT 100 e
AMNA 45 bcd MMLB 100 e
NK-101 45 bcd MPAND 100 e
CDG-01 55 cd MRCK 100 e
T3 60 cd NIRB 100 e
CTRA-01 65 cd NIRC 100 e
GANI 70 de NIRX 100 e
CDB-02 70 de NK-100 100 e
CDB-01 100 e CCRA-01 100 e
CDB-01-12 100 e NK-102 100 e
C2N-01 100 e NK-103 100 e
CDE-01 100 e NK-105 100 e
AMBEU 100 e NK-106 100 e
CDN-03 100 e NK-107 100 e
CDN-04 100 e NK-108 100 e
CDN-06 100 e NK-109 100 e
CDN-08 100 e NK-110 100 e
CDN-09 100 e NK-110-B 100 e
CDN-10 100 e NK-111 100 e
CDRA-01 100 e NK-112 100 e
CDRA-02-2 100 e NK-114 100 e
CILW 100 e RAC 100 e
CILW2 100 e SITAK 100 e
CTG-01-13 100 e SLN-02 100 e
CTJ-01-111 100 e T1 100 e
CCM-01 100 e CCRI-01 100 e
CTN-02 100 e TJK 100 e
CCM-02 100 e UKV 100 e
DAR 100 e CCN-03 100 e
Gambar 1. Dendogram pembagian kelompok aksesi-aksesi ubijalar madu berdasarkan tingkat ketahanan terhadap penyakit kudis
Kelompok ketiga (garis berwarna merah) dengan objek 4 dan pembobotan sebesar 4, nilai varians dalam class sebesar 179.167, jarak minimum perpotongan 2.5, jarak rata-rata perpotongan 11.5, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 7.5 yang menunjukkan terdapat keragaman dan merupakan kelompok dengan tingkat ketahanan medium.
Tabel 4. Pengelompokan objek pengamatan.
Kelompok 1 2 3
Objek 57 4 10
Pembobotan 57 4 10
Varians didalam kelompok 0.000 56.250 179.167
Jarak minimum ke perpotongan 0.000 3.750 2.500
Jarak rata-rata ke perpotongan 0.000 6.250 11.500
Jarak maksimum ke perpotongan 0.000 8.750 17.500
Pengujian mekanisme aksi gen merupakan langkah selanjutnya dalam perakitan varietas tahan terhadap penyakit kudis. Mekanisme gen terhadap ketahanan penyakit terbagi menjadi monogenic resistance yang terekpresikan saat serangan penyakit tertentu dan kuantitatif gen yang terekspresikan secara tidak langsung namun membentuk keta-hanan secara bertahap (Keller et al. 2000). Beberapa spesies dengan perbanyakan melalui vegetatif menggunakan metode cross-pollinated sehingga setiap keturunan dapat dieva-luasi dengan keragaman yang luas. Hasil evadieva-luasi tersebut akan menunjukkan ekpresi gen sehingga dapat diperbanyak secara seragam dengan perbanyakan vegetatif (Hittle 1954). Mekanisme gen kauntitatif yang diharapkan sebagai gen yang dimiliki oleh ubijalar terha-dap penyakit kudis. Penelitian pembuktian mekanisme gen tersebut terha-dapat dilakukan dengan metode marka molekuler.
KESIMPULAN
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 655
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dibiayai oleh DIT-LITABMAS Dikti Hibah Desentralisasi Unggulan Perguruan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ames, T., Smit, N. E. J., Braun, A. R., O'Sullivan, J. N., & Skoglund, L. G. 1997. Sweetpotato: Major P ests , Diseases , and Nutritional Disorders.
Chandria, W., Natawijaya, A., & Karuniawan, A. 2009. Diversitas genetik plasma nutfah ubijalar (Ipomea batatas L.) Lam) asal Jawa Barat dan Jepang berdasarkan analisis kluster karakter fenotipik. Prosiding Peran Pemuliaan dalam Mewujudkan MDGs 2015 terkait dengan Pengelolaan Wehab (Water, Energy, Health, Agriculture and Biodiversity).
Do Vale, F. X. R., Parlevliet, J. E., & Zambolim, L. 2001. Concepts in plant disease resistance. Fitopatologia Brasileira, 26 (3), 577–589.
Hittle, C. N. 1954. A study of the polycross progeny testing technique as used in the breeding of smooth bromegrass. Agronomy Journal, 521–523.
Jones, A. 1980. Sweetpotato. Hybridization of Crop Plants (pp. 645–655).
Jones, A., Dukes, P., & Schalk, J. 1986. Sweetpotato breeding. Breeding Vegetable Crops (pp. 1–35).
Jones, H., Lister, D. L., Bower, M. A., Leigh, F. J., Smith, L. M., & Jones, M. K. 2008. Approaches and constraints of using existing landrace and extant plant material to understand agricultural spread in prehistory. Plant Genetic Resources: Characterization and Utilization, 6(02), 98–112. doi:10.1017/S1479262108993138
Keller, B., Feuillet, C., & Messmer, M. 2000. Genetics of disease resistance: Basic concept and application in resistance breeding. Dalam A. Slusarenko, R. S. S. Fraser, & L. C. van Loon (Eds.), Mechanisms of Resistance to Plant Diseases (pp. 101–160).
Maulana, H., Waluyo, B., & Karuniawan, A. 2011. Status budidaya ubijalar varietas Neerkom dan Eno di sentra produksi ubijalar Cilembu Kabupaten Sumedang. Makalah. Seminar Nasional Pemuliaan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan Globalisasi. Kerjasama Peripi Komda Banyumas dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman.
Ramsey, M. D., Vawdrey, L. L., & Hardy, J. 1988. Scab (Sphaceloma batatas) a new disease of sweetpotatoes in Australia: fungicide and cultivar evaluation. Australian Journal of Experimental Agriculture, 28, 137–142.
