LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN UDARA EMISI MENGGUNAKAN ALAT MULTY GAS COMBUSTION ANALYZER
Kelompok : I
Oleh :
Anin Nadiyahtul Hilma 11141010000037 Dwi Ayu Noviantari 11141010000001 Julius Prabowo 11141010000021 Zaujah Munthoharoh Surahman 11141010000054
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Tujuan :
- Mahasiswa dapat melakukan uji udara untuk mengetahui kadar gas Nitrogen Oksida (NO), Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Emisi Oksigen dari Gas Alam (O), Sulfur dioksida (SO2) dan Suhu Udara dalam lingkungan emisi
- Mahasiswa dapat menentukan kadar gas nitrogen oksida (NO), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), Emisi Oksigen dari Gas Alam (O), Sulfur dioksida (SO2) dan Suhu Udara dalam lingkungan emisi
- Mahasiswa mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan instrument multy gas combustion analyzer untuk analisa udara emisi
Pendahuluan
Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia selama ini menimbulkan efek negative terhadap kualitas udara. Gas buang kendaraan bermotor mengandung zat-zat berbahaya antara lain, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan particular (PM 10). Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan baakr cair yang digunakan dalam proses pembakaran pada motor. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran sejumlah produk yang dihasilkan dari berbagai proses. Salah satu sifat yang harus dimiliki dari bensin adalah Octane Number dari bahan bakar tersebut. Angka oktan menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Didalam mesin, campuran mesin, campuran mesin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar spontan sebelum terkena percikan api dari busi. Jadi semakin tinggi angka oktan, maka semakin lama bensin itu terbakar spontan.
Bahan bakar mempunyai oktan number yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh motor. Motor dengan perbandingan kompresi lebih tinggi memerlukan angka oktan yang lebih tinggi juga mengurangi knocking untuk menaikan octane number dari suattu bahan bakar biasa diperoleh dengan memberikan TEL (tetra Etyl Lead), Methanol, ethanol atau dengan memberikan zat aditif penambah oktan. Kesadaran akan masalah pencemaran dalam dasawarsa terakhir ini menyebabkan beberapa negara termasuk Indonesia membatasu penggunaan senyawa timbal dalam bahan bakar, walaupun senyawa TEL sangat diandalkan sebagai aditif peningkat anka oktan.
1. Buka koper dengan cara melepaskan kedua kancing dibagian depan
2. Keluarkan dengan hati – hati probe (selang dan kabel), yang berada pada bagian dalam penutup wadah
3. San=mbungkan power supply pada panel bagian depan dengan benar (ECOM AC mempunyai pilihan tegangan, 110v AC dan 220v AC, periksa kembali switch pada posisi yang tepat sesuai tegangan yang digunakan)
4. Hubungkan pipa penghisap gas dengan layar dan keyboard 5. Nyalakan alat dengan menekan tombol I/0
6. Sensor oxygen akan secara otomatis mengkalibrasi udara ambient (20.9%). Pada saat ini sensor lain juga akan merezero dan mengecek signal output dengan tepat. ECOM AC akan menghitung mundur selama 180 detik untuk menyelesaikan periode auto zero / auto span warm up
7. Ada beberapa pre-programes pemilihan bahan bakar pada ECOM-AC. Termasuk gas alam, solar, propane, butane, foil oil £2, Fuek Oil £4 dan £6, batu bara, kayu (dengan beberapa variasi kandungan kadar air), dan lainnya. Ketika melakukan prosedur auto zero / span, dapat sambil memilih bahan bakar, gunakan panah ke bawah / atas untukmemilih bahan bakar yang dikehendaki. (pilih Natural Gas). Kemudian tekan enter.
8. Tekan tombol PROGR untuk mengatur setingan alat seperti pengaturan waktu
9. Masukkan probe kedalam sampling port pada cerobong / area parker, dan biarkan analyser menghsap sample gas selama mminimum 3 menit hingga pembacaan stabil dan sensor merespon penuh konsentrasi gas.
10. Tekan tombol M untuk merekam hasil pengukuran 11. Tekan tombol print lalu start
12. Unutk pengukuran kepekatan asap, pasangkan kertas smoke pada probe, lalu tekan smoke. Lakukan 3 kali pengukuran. Setelah pengukuran selesai, kadar gas yang diperoleh dapat dicetak dengan menekan tombol print, dan jangan lupa untuk memasang kertas print pada alat printnya.
13. Bandingkan warna warna kepekatan asap hasil pengukuran dengan standar, ;a;u masukkan nilainya
14. Tekan print lalu start
15. Biarkan probe menghisap udara selama beberapa menit hingga penunjukkan nilai menunjukkan angka 0
17. Lepaskan label power supply listrik 18. Lepaskan rangkaian kabel pada alat
19. Tutup kembali dua kait panel yang terletak dibagian atas Hasil
No Sampel Parameter Emisi Nilai Emisi Nilai Rata-Rata Smoke 1 Knalpot Motor
Berdasarkan hail praktikum diketahui bahwa kadar CO danSO2 dari emisi gas buang kendaraan bermotor yang diukur melalui knalpot sangat besar yaitu 1.592 ppm dan 6 ppm. Dalam peraturan standar gas buang emisi kendaraan bermotor, standar bagi kesehatan yang ditetapkan oleh Bapedal tahun 2002 yaitu 9 ppm untuk CO dan 0.03 ppm saja untuk gasa CO2. Dengan melihat standar yang telah ditetapkan maka jelas hasil buangan kendaraan pada praktikum ini melebihi standar kesehatan.
Gas karbonmonoksida (CO) dan sukphurdioxida (SO2) berasal dari kendaraan ini merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dalam esin kendaraan bermotor. Pembakaran yang tidak sempurna ini berasal dari material berbahan dasar karbon seperti kayu, batu bara dan bahan bakar fosil seperti yang digunakan dalam motor sampel yaitu berbahan bakar minyak dari bahan baakr fosil jenis pertalite.
Dengan seperti ini sudah sewajarnya perlu strategi khusus unutk mengurangi jumlah gas ini dengan mengurangi sumbernya yang salah satunya yaitu kendaraam bermotor atau dengan mengganti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Gas SO2 juga berdampak pada manusia yaitu dapat meningkatkan sensitivitas terutama pada penderita asma dan bronchitis. Akibat utama pencemaran gas sulfur oksida, khususnya SO2 terhadap manusia adalah terjadinya iritasi pada system pernapasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih. Bahkan pada beberapa individu yang sensitive, iritasi sudah terjadi pada paparan 1-2 ppm saja. Untuk penderita yang mempunyai penyakit kronis pada system pernapasan dan kardiovaskular dan lanjut usia gas ini merupakan polutan yang berbahaya karena dengan paparan yang rendah saja ( 0,2 ppm) sudah dapat menyebabkan iritasi tenggorokan.
Selain itu uji smoke yang dilakukan yaitu dengan membandingkan hasilnya dengan indicator yang terdapat pada alat ECOM Multy Gas Combustion, dan hasilnya juga smoke yang dihasilkan terlihat pekat.
Pada praktikum ini motor di gas kencang sehingga pembakaran dalam mesin juga semakin kencang terjadi, mungkin itulah yang mneyebabkan nilai CO dan SO2 tinggi dalam praktikum ini, namun jika diaplikasikan dalam pemakaian kendaraan bermotor, jika melewati jalan yang menanjak maka gas juga akan ditarik kencang agar kendaraan bisa melewatinya. Kesimpulan
Sampel knalpot motor pada praktikum ini jelas emisinya melebihi standar yang ditentukan unutk kesehatan manusia. Baik gas SO2 dan CO sama-sama menjadi parameter pencemar undara yang dilakukan untuk ISPU biasanya. Gas SO2 dan CO tinggi ini secara langsung menyumbang gas pencemar pada daerah local dan menyumbang juga pada pencemaran secara global. Jika hal ini terus dibirkan maka kesehatan manusia dapat terganggu dan berakibat apada kematian fatalnya.
Dengan uji ini disimpulkan perlu adanya strategi untuk mengurangi pencemaran udara, baik ddengan mengurangi kendaraan bermotor ataupun dengan mengganti bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor pada umumnya sekarang ini.
Badan Penegdnalian Dampak Lingkungan, Standar Kesehatan Emisi Gas Buang Tahun 2002 Wiharja. 2011. Identifikasi Kualitas Gas So2 Di Daerah Industri Pengecoran Logam Ceper.
Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. Dari
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/263/163. Artikel diakses pada 10 Juni 2017
Simanjuntak, Agus Sindo. Pencemaran Udara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif.