• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengumpulan Data Kualitatif Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengumpulan Data Kualitatif Di Indonesia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENERBIT PT KANISIUS

PENELITIAN KUALITATIF

DI BIDANG KESEHATAN

Penulis

Nunik Kusumawardani Rachmalina Soerachman

Agung Dwi Laksono Lely Indrawati

Puti Sari H. Astridya Paramita

(3)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

1015003005

© 2015 - PT Kanisius

Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)

Jl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, INDONESIA Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIA Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349 E-mail : office@kanisiusmedia.com

Website : www.kanisiusmedia.com

Cetakan ke- 3 2 1

Tahun 17 16 15

Editor : Erdian Desainer isi : Nael Desainer sampul : Joko S

ISBN 978-979-21-4246-4

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Metode penelitian empiris dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia yang lazim dikenal selama ini adalah metode survei, yaitu suatu metode penelitian yang mengandalkan ilmu statistik dalam menganalisis gejala empiris. Dengan dipakainya pendekatan ilmu statistik untuk menarik generalisasi empiris, data-data yang dikumpulkan dalam penelitian survei bersifat kuantitatif. Artinya, data-data yang dinilai diubah ke dalam bentuk angka-angka statistik. Data yang dicari dan dianalisis mempunyai ciri demikian. Oleh karena itu, survei sering disebut sebagai penelitian kuantitatif.

Namun, di tengah menjamurnya penelitian survei terdapat keraguan akan kemampuan penelitian survei untuk menganalisis setiap gejala sosial budaya dalam masyarakat. Menyadari kekurangan-kekurangan yang muncul dalam penelitian survei, penelitian kualitatif dapat menutupi kekurangan-kekurangan tersebut, tentunya dalam kaitan ini adalah penelitian-penelitian di bidang kesehatan.

(5)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

iv

tersebut sudah merupakan kebutuhan dalam bidang kese-hatan sejak ada pemahaman peran aspek sosial budaya dan perilaku yang berkaitan dengan status kesehatan.

Dalam beberapa dekade terakhir, sudah mulai sering dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif seiring dengan berkembangnya pertanyaan penelitian yang memerlukan data atau informasi yang bersifat kualitatif, yang tidak dapat terungkap jika menggunakan pendekatan kuantitatif (survei). Data kualitatif bisa sebagai pendukung data kuantitatif ataupun sebaliknya sebagai penelitian utama yang didukung oleh data kuantitatif, atau sebagai pelengkap satu sama lain, tergantung dari pertanyaan penelitian yang akan dijawab.

Dalam buku ini, akan dijelaskan secara rinci yang men-cakup prinsip dasar penelitian kualitatif serta perbedaannya dengan studi kuantitatif, pengelolaan, analisis, penyajian dan penyimpanan data kualitatif. Diharapkan dengan buku ini dapat membantu peneliti di bidang kesehatan dalam manajemen data kualitatif sehingga data dapat lebih ber-kualitas dan dimanfaatkan semaksimal mungkin serta dapat tersimpan dengan baik.

Jakarta, Januari 2015

(6)

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Bab 1. Pengertian Penelitian Kualitatif ... 1

Nunik Kusumawardani Bab 2. Desain Penelitian Kualitatif ... 9

Nunik Kusumawardani Rachmalina Soerachman Bab 3. Pengumpulan Data Kualitatif ... 15

Agung Dwi Laksono Bab 4. Pengelolaan Data Kualitatif ... 35

Lely Indrawati Puti Sari H. Bab 5. Analisis Data Penelitian Kualitatif ... 49

Rachmalina Soerachman Astridya Paramita Bab 6. Penyajian Data Kualitatif ... 65

Puti Sari H. Lely Indrawati Bab 7. Penutup ... 77

(7)

15

Bab 3

Pengumpulan

Data Penelitian Kualitatif

Agung Dwi Laksono

Dalam sebuah penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan dengan sangat berbeda dengan metode penelitian kuantitatif yang lebih dulu eksis, tak terkecuali dalam bidang kesehatan. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh tujuan masing-masing jenis penelitian itu sendiri.

(8)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

16

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen sudah didesain sedemikian rupa sehingga sangat terstruktur dan teratur, biasanya dalam bentuk-bentuk kuesioner ataupun daftar tilik yang sudah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian, proses paling “merepotkan” dari kesempurnaan penelitian kuantitatif adalah tahap persiapannya bila dibandingkan dengan tahap pengumpulan ataupun interpretasi data.

Hal berbeda berlaku pada penelitian kualitatif. Pada penelitian jenis ini, kebanyakan instrumen adalah “peneliti” itu sendiri. Kalaupun ada instrumen pendokumentasian lain-nya, hanya merupakan instrumen pendukung untuk me-lengkapi data, instrumen utama adalah peneliti itu sendiri.

Tahap persiapan dalam penelitian kualitatif cenderung lebih “ringan”. Bagian paling “merepotkan” adalah pada saat interpretasi data. Pada fase ini peneliti sebagai instrumen dituntut untuk membangun kembali memorinya terhadap suasana atau konteks pada saat pengumpulan data, melihat hubungan antarobjek, sampai pada perilaku masing-masing objek secara mandiri ataupun pada saat berinteraksi.

(9)

Penelitian K

Tabel 3.1 Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif versus Kualitatif

KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Kerangka Umum Berusaha untuk mengonfirmasi hipotesis tentang fenomena.

Instrumen menggunakan gaya yang lebih kaku untuk memunculkan dan

mengkategorikan tanggapan terhadap pertanyaan.

Menggunakan metode yang sangat

terstruktur, seperti: kuesioner, survei, dan observasi terstruktur.

Berusaha untuk mengeksplorasi fenomena.

Instrumen lebih fleksibel, menggunakan

gaya berulang untuk memunculkan dan

mengkategorikan tanggapan terhadap pertanyaan.

Menggunakan metode semi-terstruktur, seperti:

wawancara mendalam, kelompok fokus, dan

observasi partisipatif.

Tujuan Analisis Untuk mengukur variasi.

Untuk memprediksi hubungan kausal.

Untuk menggambarkan karakteristik suatu

populasi

Untuk menggambarkan variasi.

Untuk menggambarkan dan menjelaskan hubungan.

(10)

Penelitian K Format Data Numerik (diperoleh dengan menetapkan

nilai numerik untuk respon).

Fenomena disajikan secara numerik. Deskriptif data statistik inferensial.

Tekstual (diperoleh dari kaset audio, kaset video,

dan catatan lapangan).

Fenomena disajikan dalam sebuah narasi. Identifikasi tema utama.

Fleksibilitas

dalam Desain

Penelitian

Desain penelitian stabil dari awal sampai akhir.

Tanggapan peserta tidak mempengaruhi

atau menentukan bagaimana dan

pertanyaan apa yang diajukan peneliti berikutnya.

Desain penelitian tunduk pada asumsi dan

kondisi statistik

Beberapa aspek dari penelitian ini adalah fleksibel (misalnya: penambahan, pengucilan, atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu). Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana dan pertanyaan apa yang diajukan peneliti berikutnya.

Desain penelitian adalah interaktif, yaitu pengumpulan data dan penelitian pertanyaan yang disesuaikan dengan apa yang telah dipelajari

Keuntungan Sampel besar, validitas statistik, akurat

mencerminkan populasi.

Kaya, mendalam, deskripsi narasi sampel.

Kerugian Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan

perasaan sasaran.

Besar sampel kecil, tidak digeneralisasikan untuk populasi pada umumnya.

(11)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 19

Desain penelitian tunduk pada asumsi kondisi s

ta

tis

tik

Beber

apa aspek dari penelitian ini adalah

flek

ti (2004); Mack, dkk (2005); V

anders

toep dan Johns

ton (2009)

Ketiga metode tersebut mempunyai tujuan dan tingkat kesulitan yang berbeda antara satu metode dengan metode lainnya. Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Selain ketiga metode tersebut, juga berkembang metode pengumpulan data kualitatif lain, seperti penelusuran dokumen.

Jarang sekali dalam sebuah penelitian kualitatif diguna-kan metode pengumpulan data tunggal. Sering kali metode pengumpulan data dilakukan dengan dua sampai tiga meto-de secara bersamaan. Hal ini penting dilakukan karena kele-mahan satu metode bisa ditutupi atau dilengkapi dengan kekuatan dari metode pengumpulan data lainnya.

Selain itu, yang terpenting adalah penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data merupakan salah satu cara dalam penelitian kualitatif untuk menjaga dan memvalidasi data. Dalam ranah penelitian kualitatif, hal ini disebut sebagai triangulasi metode. Tentang triangulasi dan jenis triangulasi lainnya akan dijelaskan dalam bab tersendiri dalam buku ini.

Pada pokok bahasan selanjutnya akan dijelaskan definisi masing-masing metode pengumpulan data dan bagaimana cara melakukannya. Selain itu, akan diuraikan kelebihan atau kekuatan dan kelemahan setiap metode pengumpulan data.

Observasi Partisipatif

A.

(12)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

20

perspektif yang ada dan membantu dalam memahami interaksi di antara mereka.

Lebih lanjut Mack, dkk (2005) menjelaskan bahwa peneliti kualitatif melakukan observasi partisipatif bisa melalui pengamatan sendiri atau oleh keduanya, mengamati dan berpartisipasi. Observasi partisipatif selalu dapat diterapkan dalam masyarakat, di lokasi yang diyakini memiliki relevansi dengan pertanyaan penelitian. Metode ini khas karena peneliti mendekati peserta di lingkungan mereka sendiri. Secara umum, peneliti yang terlibat dalam observasi partisipatif mencoba untuk mempelajari seperti apa hidup sebagai “orang dalam” sambil juga tetap berperan sebagai “orang luar”. Murphy dan Dingwall (2003) mengingatkan bahwa keseimbangan yang sebenarnya antara partisipasi dan observasi tidak pernah sepenuhnya dalam kendali peneliti lapangan tersebut. Keahlian peneliti lapangan terletak pada kecermatan untuk mengetahui kapan harus bersandar pada satu arah dan kapan bersandar pada arah lain, dan harus jelas apakah arah ini adalah masalah yang dipilih atau hanya masalah kontingensi (fenomena sesaat).

(13)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 21

Dalam beberapa kasus, bahkan mungkin ada transformasi ketiga jika peneliti juga mengusulkan kemungkinan jawaban lain (Murphy dan Dingwall, 2003).

Sebagian besar data observasi partisipatif terdiri dari catatan lapangan (field notes) rinci yang dicatat catatan peneliti dalam sebuah buku catatan lapangan. Meski biasanya tekstual, data tersebut juga dapat mencakup peta dan diagram lain, seperti pola kekerabatan atau bagan organisasi. Kadang-kadang, observasi partisipatif juga melibatkan kuantifikasi sesuatu dan, sebagai hasilnya, menghasilkan data numerik. Contohnya, peneliti dapat menghitung jumlah orang yang masuk ruang tertentu dan terlibat dalam kegiatan tertentu selama segmen waktu tertentu (Mack, dkk., 2005). Secara tradisional, peneliti kualitatif mengandalkan keterampilan kerja lapangan mereka sebagai pengamat, dan mengandalkan kemampuan mereka untuk mereproduksi karakter singkat dan sekilas peristiwa dalam catatan lapangan mereka. Namun, dalam perkembangan saat ini, para peneliti kualitatif telah semakin menggunakan alat bantu teknologi audio dan video untuk melakukan perekaman momen tersebut sehingga peneliti dapat menghidupkan kembali dan merekonstruksi ulang momen dengan cara yang agak berbeda (Murphy dan Dingwall, 2003). Pendekatan observasi partisipatif dengan menggunakan teknologi visual-audio saat ini sangat populer dan disebut sebagai etnografi film atau video.

(14)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

22

karya yang menginformasikan pada khalayak umum tentang berbagai isu sosial. Misalnya, pembuat video etnografi feminis telah menggunakan media film untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nasib perempuan dan minoritas pada umumnya (Marvasti, 2004).

Metode observasi partisipatif dalam sebuah proyek penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif pada tahap awal dapat digunakan untuk memfasilitasi dan mem-bangun rapor hubungan yang positif antara peneliti dengan informan kunci ataupun stake-holder lain. Rapor hubungan baik ini sangat penting untuk keberlanjutan penelitian, termasuk untuk memperoleh akses terhadap informan po-tensial.

Sering kali peneliti kualitatif di lapangan memiliki rapor hubungan yang sangat baik dengan informan kunci, dan bahkan cenderung secara pribadi. Hal ini perlu kehati-hatian dalam mencatat informasi yang timbul dalam pengamatan. Perlu dipastikan atau bila perlu meminta persetujuan untuk memasukkan informasi tersebut sebagai catatan resmi la-pangan (Mack, dkk., 2005).

Sebuah proyek penelitian terapan biasanya mengguna-kan metode pengumpulan data lain secara bersamaan dengan metode observasi partisipatif, misalnya focus group dan wawancara mendalam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain penelitian.

(15)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 23

penting untuk desain penelitian, pengumpulan data, dan interpretasi data lainnya.

Sedang kelemahan utama metode observasi partisipatif adalah membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, proses pendokumentasian sangat tergantung pada memori, disiplin, dan ketekunan peneliti. Metode observasi partisipatif juga membutuhkan kesadaran peneliti untuk sebuah objek-tivitas karena metode ini sangat subjektif peneliti. Tetap saja objektivitas di sini terasa sangat relatif karena pemilihan topik penelitian ataupun metode pengumpulan data juga merupakan sebuah pilihan atau subjektivitas peneliti sendiri.

Beberapa antropolog dan peneliti kualitatif lainnya tidak merumuskan secara tegas waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dengan cara observasi partisipatif. Hal tersebut sangat tergantung pada objek yang diteliti, sensitivitas peneliti, dan yang paling penting tergantung pada interaksi di antara keduanya (masyarakat dan peneliti).

Riset Etnografi Kesehatan yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2014, mengharuskan para penelitinya grounded selama 60-70 hari di lapangan. Penelitian, yang ditujukan untuk memetakan budaya masyarakat setempat yang terkait dengan bidang kesehatan ini, dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri atas tiga orang: peneliti bidang kesehatan, peneliti bidang sosial (antropolog/ sosiologi), dan peneliti daerah.

(16)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

24

60-70 hari tersebut sudah lebih dari cukup untuk penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan, walaupun dirasakan hanya secara superfisial.

Faktor lain yang dianggap sebagai kelebihan dalam riset etnografi tersebut adalah keterlibatan orang daerah setempat sebagai salah satu anggota tim peneliti yang diharapkan memahami bahasa daerah atau masyarakat yang diteliti. Hal ini dirasa dapat memangkas waktu tim peneliti untuk blended, membaur, pendekatan, dan kesetaraan dengan masyarakat sasaran.

Beberapa referensi hasil penelitian tersebut dapat dipe-lajari lebih lanjut pada:

Lely Indrawati, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus, 1)

Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa, Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Ma-sya rakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Lusi Kristiana, Tonny Murwanto, Santi Dwiningsih, 2)

Harumanto Sapardi, Kasnodihardjo, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Jawa, Desa Gading Sari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Aan Kurniawan, Ivon Ayomi, Petrodes M. Mega S. 3)

Keliduan, Elyage Lokobal, Agung Dwi Laksono, 2012.

(17)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 25

Ngalum, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Surabaya; Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Helper Sahat P. Manalu, Ida, Oktavianus Pangaribuan, 4)

Arif Kristian Lawolo, Lestari Handayani, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Nias, Desa Hilifadölö, Kecamatan Lölöwa’u, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Jakarta; Pusat Humaniora, kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemen-terian Kesehatan Republik Indonesia

Wawancara Mendalam

B.

Salah satu metode pengumpulan data paling mendasar dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Tanpa disadari sebetulnya kita sudah terlalu sering melihat dan bahkan melakukannya, tanpa harus menjadi peneliti. Tayangan televisi model talk show populer semacam Mata Najwa adalah salah satu contoh kongkret, atau saat kita wawancara untuk sebuah pekerjaan, atau saat kita sakit dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, kita akan diwawancarai oleh dokter sebelum dia menentukan penyakit atau menegakkan diagnosa secara tepat akan penyakit yang kita alami sebagai respon dari jawaban-jawaban kita saat wawancara tersebut.

(18)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

26

2004). Wawancara mendalam adalah teknik yang dirancang untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perspektif subjek pada topik penelitian. Selama pelaksanaan wawancara mendalam, orang yang diwawancarai dianggap ahli dan pewawancara dianggap siswa (Mack dkk., 2005). Secara tradisional, wawancara mendalam adalah teknik face to face antara pewawancara tunggal dengan informan tunggal, meski saat ini tengah populer model pewawancara tunggal dengan informan kelompok, yang lebih lazim disebut sebagai

focus group (kelompok terarah). Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam sangat berguna ketika objek dari penelitian tentang topik yang di luar norma dan asumsi yang sering kali tidak dibicarakan secara eksplisit dalam praktik sehari-hari sebuah kelompok/komunitas (Murphy dan Dingwall, 2003).

Marvasti (2004) menyatakan bahwa saat ini model wawancara mendalam secara bertahap bergeser ke arah gagasan analitis yang lebih kompleks, bahwa wawancara adalah acara sosial yang menciptakan versi tertentu dari realitas sosial. Sebelumnya, pemahaman wawancara mendalam hanya sebagai alat penelitian didasarkan secara sederhana pada pertanyaan dan jawaban.

(19)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 27

memberikan jawaban tertentu dengan mengekspresikan persetujuan atau ketidaksetujuan dari apa yang mereka nyatakan (Mack dkk., 2005). Beberapa hal wawancara mendalam hanya bisa terjadi di tempat-tempat yang private

(pribadi) sehingga peneliti kadang tidak mungkin untuk mendapatkan akses lebih jauh yang diperlukan untuk metode observasional, sebagai kombinasi metode pengumpulan data secara bersamaan (Murphy dan Dingwall, 2003).

Data wawancara mendalam biasanya terdiri atas hasil rekaman audio, transkrip dari perekaman audio, dan dari buku catatan pewawancara. Catatan dapat berupa dokumentasi peneliti tentang isi wawancara, peserta, dan konteks saat wawancara sedang berlangsung.

Menurut Mack dkk. (2005), data hasil transkrip dari perekaman adalah bentuk paling dimanfaatkan dari wawan-cara mendalam. Selama tahap analisis data penelitian, setelah pengumpulan data, transkrip diberi kode menurut tanggapan peserta untuk setiap pertanyaan dan/atau tema yang muncul paling menonjol dalam momen wawancara.

(20)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

28

Focus Groups

C.

(Kelompok Terarah)

Focus groups atau kelompok terarah adalah versi lain atau pengembangan wawancara mendalam dengan versi sasaran lebih banyak secara bersamaan, berkelompok, untuk membahas topik tertentu. Secara sederhana, Marvasti (2004) menyatakan bahwa dalam focus group, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sejumlah responden pada saat yang sama untuk “merangsang diskusi dan dengan demikian memahami (melalui analisis lebih lanjut) makna dan norma-norma yang mendasari jawaban-jawaban kelompok”. Meski pada prinsipnya sama, Berg (2001) mendefinisikan focus groups sebagai gaya wawancara yang dirancang untuk kelompok-kelompok kecil. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti berusaha untuk belajar melalui diskusi tentang karakteristik psikologis dan sosial budaya sadar, setengah sadar, dan tidak sadar dan proses antara berbagai kelompok.

(21)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 29

memunculkan pendapat tentang norma kelompok tersebut, serta menemukan berbagai variasinya dalam suatu populasi.

Menurut Mack, dkk. (2005) dalam sebuah studi, focus groups biasanya merupakan satu di antara banyak metode yang digunakan untuk membuat gambaran lengkap tentang bagaimana suatu masalah mempengaruhi komunitas. Focus groups berkontribusi terhadap pemahaman yang luas ini dengan menyediakan data yang didasarkan pada norma-norma sosial dan budaya, norma-norma-norma-norma yang meresap pada masyarakat, dan pendapat orang tentang nilai-nilai mereka sendiri.

Sebuah sesi focus groups lazimnya terdiri dari sejumlah kecil peserta di bawah bimbingan fasilitator, atau biasa disebut moderator. Berg (2001) menyebutkan tugas moderator dalam

focus groups sebenarnya mirip dengan pewawancara dalam tatap muka wawancara. Tugas-tugas ini dapat dibuat lebih sistematis dengan menyiapkan panduan prosedural sebelum melakukan focus groups yang sebenarnya.

Secara khusus untuk peran moderator, Bloor, dkk. (2001) mengingatkan bahwa seorang fasilitator harus memfasilitasi kelompok, bukan mengontrolnya. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi interaksi kelompok sedemikian rupa agar memahami norma-norma dan makna kelompok. Interaksi kelompok tertentu dapat terdistorsi oleh kontrol eksternal (moderator) terlalu banyak.

(22)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

30

tujuh peserta. Untuk satu topik bahasan, biasa dilakukan dalam beberapa seri focus groups dengan topik yang sama, tetapi dengan peserta yang berbeda.

Setiap peserta dalam sebuah focus groups harus setara dalam sebuah tingkatan. Misalnya, diskusi untuk membahas topik tentang kesetaraan gender dalam hal partisipasi keluarga berencana. Diskusi, yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta, hanya boleh melibatkan ibu-ibu rumah tangga tersebut saja. Melibatkan kategori peserta lain, misalnya tokoh agama, justru akan membuat diskusi tidak terfokus, dan merusak data yang kita inginkan. Bila dalam topik tersebut kita juga ingin tahu tentang pendapat pada tokoh agama, bisa ditambah sesi focus groups lain dengan topik yang sama, tetapi dengan peserta berbeda, hanya melibatkan tokoh agama yang setara.

Merupakan hal penting untuk mempersiapkan ruangan sebelum peserta tiba. Peneliti harus mengetahui jumlah orang yang terlibat dan memastikan bahwa ruang dalam ukuran yang tepat dan dilengkapi dengan kursi yang cukup, meja, dan peralatan rekaman yang Anda butuhkan. Bila memungkinkan, ruangan harus di daerah yang tenang (Stringer, 2004). Kursi peserta ditempatkan satu baris mengelilingi meja sehingga setiap peserta bisa face to face terhadap peserta diskusi lainnya. Hal ini sangat penting untuk bisa memancing dan membangun interaksi antar peserta pada saat diskusi dilangsungkan.

(23)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 31

catatan dari sesi tanya jawab yang diadakan setelah kelompok fokus. Rekaman visual-audio (video) akan sangat membantu peneliti dalam merekam ekspresi, reaksi, dan emosi pada saat diskusi berlangsung. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan peneliti membangun kembali memori tentang suasana pada saat diskusi sedang berlangsung.

Kelebihan metode focus group bila dibandingkan dengan wawancara mendalam adalah bahwa focus group mam pu memunculkan informasi tentang berbagai norma dan opini dalam waktu singkat (Stringer, 2004; Mack, dkk., 2005), serta dinamika dalam wawancara kelompok mampu untuk merangsang reaksi atau percakapan. Morgan (1997) mengakui bahwa focus groups mampu memberikan pandangan yang lebih luas dibandingkan dengan wawancara mendalam.

Informan

D.

(24)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

32

menetapkan kriteria informan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Proses penetapan sebagai informasi kunci dapat terus berlangsung melalui beberapa wawancara sampai peneliti dapat menetapkan siapa informan kunci yang tepat untuk materi tertentu. Prinsip “siapa berbicara apa” menjadi penting dalam pengumpulan data kualitatif karena informasi yang didapatkan dapat berbeda dari karaterisitik informan yang berbeda.

Sebagai contoh, penggalian informasi terkait alasan ibu di desa memilih dukun sebagai penolong persalinan dapat dilalukan melalui wawancara mendalam dengan me milih informan dengan karakteristik: ibu yang pernah ditolong oleh dukun pada saat bersalin dalam satu tahun terakhir, tinggal di pedesaan, sosial ekonomi baik dan kurang. Informasi yang lebih dalam dan valid bisa didapatkan dari ibu yang mempunyai pengalaman melahirkan dengan pertolongan dukun dalam satu tahun terakhir daripada ibu yang mempunyai pengalaman dua tahun terakhir atau lebih karena ada perbedaan kondisi terkait perbedaan periode waktu. Informasi berbeda akan didapatkan dari informan ibu yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota. Informasi juga akan berbeda dari ibu yang berlatar belakang ekonomi baik dan kurang baik.

Penutup

E.

(25)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 33

diban ding dengan metode lainnya. Cara terbaik adalah mengombinasikan beberapa metode dalam satu proyek penelitian. Kombinasi metode pengumpulan data bisa memak simalkan perspektif yang ingin kita ketahui terhadap suatu permasalahan penelitian.

Daftar Pustaka

Bassett, Chris (editor), 2004. Qualitative Research in Health Care. London: Whurr Publishers.

Berg, Bruce L., 2001. Qualitative Research Methods for The Social Sciences. Fourth Edition. California: Allyn and Bacon.

Bloor, M., J. Frankland, M. Thomas and K. Robson, 2001.

Focus Groups in Social Research. London: Sage.

Daymon, Christine dan Immy Holloway, 2002. Qualitative Research Methods in Public Relations and Marketing Communications. London: Routledge.

Krueger, R. A., 1994. Focus Groups: A Practical Guide for Applied Research. 2nd edition. Thousand Oaks, CA: Sage.

Mack, Natasha, Cynthia Woodsong, Kathleen M.Macqueen, Greg Guest, Emily Namey, 2005. Qualitative Research Methods: A Data Collector’s Field Guide. North Carolina: Family Health International.

Marshal MN, 1996. The Key Informant Technique. Great Britain: Family Practice; 13: 92-97. Tersedia pada http:// fampra.oxfordjournals.org, diunggah pada September 17, 2014.

(26)

Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

34

Morgan DL., 1997. Focus Group as Qualitative Research. second edition; London: Sage.

Murphy, Elizabeth, dan Robert Dingwall, 2003. Qualitative Methods and Health Policy Research. New York: Aldine De Gruyter.

Neergaard, Helle dan John Parm Ulhøi, 2007. Handbook of Qualitative Research Methods in Entrepreneurship. Northampton-Massachusetts: Edward Elgar Publishing. Silverman, D., 2000. Doing Qualitative Research: A Practical

Handbook. Thousand Oak, CA.: Sage Publications.

Stringer, Elaine, 2004. “Focus Groups” dalam Chris Bassett.

Qualitative Research in Health Care. London: Whurr Publishers.

Gambar

Tabel 3.1  Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif versus Kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi lapangan. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka akan diteliti mengenai “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Terhadap Minat Berwirausaha

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penetapan Terbanding sesuai Surat Penetapan Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPKTNP) Nomor SPKTNP- 01/WBC.08/2015

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait yaitu Manajer SDM dan sales adapun pertanyaan wawancara yang diberikan

Opinnäytetyön tulosten mukaan sairaanhoitajat kokivat laadukkaiden tehtävänsiirtojen toteuttamiseen vaikuttavan koulutuksen lisäämisen, yhteistyön, sairaanhoitajan työn

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dengan model Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan penerapan

Hubungan Modal Sosial dan Modal Manusia dengan Tingkat Pendapatan Petani karet di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, tujuan dari penelitian ini adalah

41 Ahyar Andika SMKN 3 Sumbawa Besar Fakultas Ekonomi Akuntansi 42 Ayu Wahyuni SMAN 4 Sumbawa Besar Fakultas Ekonomi Akuntansi 43 Ervir ravilda SMK Al-Kahfi Sumbawa