LAPORAN PENDAHULUAN
FIBROADENOMA MAMMAE
A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Defenisi
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat (Brunner & Suddath, 2001)
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. Fibroadenoma mammae umumnya dikenal dengan tumor mammae.
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (www.pitapink.com, situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta, diakses tanggal 8 Desember 2016).
2. Etiologi
b. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
c. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor payudara.
d. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun. e. Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
3. Patofisiologi
Sampai saat ini penyebab dari tumor jinak payudara belum diketahui (idiopatik). Namun, ada faktor predisposisi yang mendukung terjadinya tumor pada payudara adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal itu disebabkan karena pada fase luteal dalam siklus menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan penurunan kadar hormon progesteron.
Sedangkan secara fisiologisnya pada saat menstruasi hormon estrogen dan progesteron meningkat dan dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon estrogen dan progesteron menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk perkembangan jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan untuk deposit lemak pada payudara. Sedangkan progesteron berfungsi untuk peningkatan perkembangan dari lobulus dan alveoli payudara, menyebabkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar dan bersifat sekretorik.
Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus- lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat.
4. Manifestasi Klinis
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Nyeri terkadang dirasakan
c. Ada bagian yang menonjol ke permukaan d. Ada penekanan pada jaringan sekitar e. Ada batas yang tegas
f. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma)
g. Memiliki kapsul dan soliter h. Benjolan dapat digerakkan i. Pertumbuhannya lambat
j. Mudah diangkat dengan lokal surgery
k. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
5. Pemeriksaan Penunjang
a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
c. Mammografi
Mamografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara) dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah menstruasi - untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan dikarenakan sindroma pre menstrual).
d. Biopsi
Biopsi bedah dilakukan dibawah anastesi lokal. Biopsi mencakup eksisi lesi dan mengirimkannya ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan patologis.
Bila ukuran tumor tidak terlalu besar, maka semua benjolan diangkat dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total, disebut biopsi eksisi. Bila tumor ukurannya besar, biasanya diambil sampel dari benjolan yang ada, disebut biopsi insisi. Setelah dilakukan biopsi, jaringan tumor dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi (PA) untuk penentuan tumor jinak atau ganas (kanker). Bila hasil PA jinak maka dengan pengangkatan tumor berarti pengobatan sudah selesai. Namun bila hasilnya adalah kanker , harus dilanjutkan oleh operasi kedua yaitu dengan tindakan bedah kuratif yaitu mastektomi radikal (pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor, serta semua kelenjar ketiak sekaligus).
6. Penatalaksanaan Medis
a. Insisi permukaan, dilakukan pada tumor dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
potologis. Bila penderitanya muda dengan lesi kecil, diagnosa dapat dibuat dengan aspurasi jarum halus bila penderita tidak menginginkan biopsi dengan eksisi. Fibroadenoma yang lebih besar dari 3 cm harus diangkat karena dapat menyebabkan nyeri dan tumbuh terus.
7. Komplikasi
Tumor mammae bisa berkembang menjadi kanker mammae jika tidak mendapatkan penanganan yang baik. Kemudian Ca mammae dapat bermetastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) menuju ke paru, pleura, tulang dan hati.
1. Prognosis
Tumor payudara memiliki prognosis yang baik jika ditangani dengan pengobatan yang sesuai dan ditangani secepat mungkin tetapi prognosisnya akan buruk jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan dan / keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, misalnya : nyeri, ansietas.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsiogen lingkungan.
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja Kebiasaan : Perubahan pada TD
mengatasi stress (misalnya merokok,minum alcohol, mununda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bernakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi.
Kebiasaan : Menyangkal, menarik diri, marah d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi Perubahan eliminasi urinarius, misalnya sering berkemih. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen. e. Makanan / cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk, misalnya rendah serat tinggi lemak bahan pengawet. Anoreksi, mual / muntah Perubahan pada berat badan ; penurun berat badan
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgo kulit ; edema f. Neurosensori
Gejala : Pusing ; sinkope g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Derajat nyeri bervariasi, misalnya ketidak nyamanan ringan sampai nyeri berat.
h. Pernapasan
Gejala : Merokok, hidup dengan seseorang yang merokok. Pemajanan asbes
i. Keamanan
Ruam kulit, ulserasi j. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
k. Interaksi Sosial
Gejala : Ketidakadekuatan / kelemahan system pendukung. Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran l. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat kaker pada keluarga, misalnya ibu / Bibi dengan kanker payudara, kanker ovarium, kanker kolo
Riwayat pengobatan : Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan Pre-operatif :
a. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau dekstruksi, jaringan saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi dan adanya penekanan masa tumor b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi,
peningkatan energi (status hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan : kemoterapi
d. Gangguan rasa nyaman: ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker) ancaman pada perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga, transmisi atau penularan perasaan interpersonal, perubahan gambaran tubuh
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi misal kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi, kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah
f. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta pengobatan penyakit berhubungan dengan kurang informasi
Post Operatif:
a. Nyeri berhubungan dengan luka operasi
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengangkatan organ, luka operasi
3. Intervensi Keperawatan Pre-Operatif :
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
1. Nyeri Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan
mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau non verbal
Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain
dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
(contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
2. Intoleransi akivitas
Defenisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-sehari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Batasan karakteristik:
Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia
NOC :
Energy conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan klien toleran terhadap aktivitas. Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
Tanda-tanda vital
NIC :
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang tepat
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemmpuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifiasi kekurangan dalam beraktivitas
Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
Dispnea setelah beraktivitas
Menyatakan merasa letih
Menyatakan merasa lemah Factor yang berhubungan :
Tirah baring atau mobilisasi
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Imobilitas
Gaya hidup monoton
normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
Status
kardiopulmonary adekuat
Sirkulasi status baik
Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
3. Kerusakan integritas kulit Defenisi : perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis Batasan karakteristik:
Kerusakan pada lapisan kulit
Gangguan pada permukaan kulit
Invasi struktur tubuh
NOC :
Tissue integrity : skin and mucous
Membranes
Hemodyalis akses Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan integritas kulit membaik.
Kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
NIC :
Pressure Management:
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit adar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
Faktor yang berhubungan:
Factor mekanik (terpotong, tertekan, akibat restrain)
Obat
Kelembaban kulit
Imobilisasi fisik
Radiasi Internal (somatic)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
Factor perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi
Deficit imunologis
Gangguan sirkulasi
Gangguan status metabolic
Gangguan sensasi
Penonjolan tulang Factor perkembangan
Usia eksterm muda atau
(sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat Insision site care:
Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan
Monitor proses kesembuhan area insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
Bersihkan area sekitar jahitan menggunakan kapas lidi kapas steril
Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
tua
4. Ansietas
Defenisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autoimun, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman. Batasan karakteristik :
Perilaku
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan
kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
Gerakan yang tidak relevan
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Kontak mata buruk
Resah
NOC:
Anxiety self control
Anxiety level
Coping
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x24 jam diharapkan rasa cemas yang ada pada diri klien berkurang
Kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
NIC
Anxiety Reduction
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress 5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
6. Dorong keluarga untuk menemani anak 7. Lakukan back/neck rub
8. Dengarkan dengan penuh perhatian 9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan pearasaan, ketakutan, persepsi
Menyelidik&tidak waspada
Afektif
Gelisah
Kesedihan yang mendalam
Distress
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Fokus pada diri sendiri
Peningkatan kekhawatiran
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian’
Khawatir
Fisiologis
Wajah tegang
Peningkatan keringat
Peningkatan keteganbgan
Terguncang
Gemetar/tremor
Suara bergetar
Parasimpatis
Nyeri abdomen
Penurunan TD, nadi
Diare
Pingsan
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Simpatis
Anoreksia
Mulut kering
Wajah kemerahan
Jantung berdebar-debar
Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Kedutan otot
Kelemahan
Kognitif
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Konfusi
Penurunan lapang pandang
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Keterbatasan kemampuan untuk belajar
Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
Mudah lupa
Gangguan perhatian
Melamun
Kecenderungan untuk menyalahkan ornag lain Faktor yang berhubungan:
Hubungan
keluarga/hereditas
Transmisi dan penularan interpersonal
Krisis situasi dan maturasi
Stress
Penyalahgunaan zat
Ancaman kematian
peran, lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi
Ancaman terhadap konsep diri
Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial
Kebutuhan yang tidak terpenuhi
5. Gangguan citra tubuh Defenisi : konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik indiviu
Batasan karakteristik :
Berfokus pada fungsi masa lalu
Berfokus pada kekuatan sebelumnya
Berfokus pada penampilan masa lalu
Depersonaliasi bagian tubuh melalui pengguanaan kata ganti impersonal
Depersonaliasi kehilangan melalui penggunaan kata
NOC:
Body image
Self esteem
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan body image pasien teratasi
Kriteria hasil:
Body image positif
Mampu
mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
NIC :
Body image enhancement
Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
ganti impersonal
Gangguan fungsi tubuh
Gangguan pandangan tentang tubuh seseorang (mis, penampilan,struktur, fungsi)
Gangguan struktur tubuh
Memperluas batasan tubuh (mis, memasukkan objek eksternal)
Menekankan pada kekuatan yang tersisa
Menekankan pencapaian
Persepsi yang merefleksikan perubahan pandangan tentang penampilan tubuh seseorang
Personalisasi bagian tubuh dengan nama
Personalisasi kehilangan dengan nama
Menghindari melihat tubuh
Menghindari menyentuh tubuh
Menolak menerima perubahan
Perasaan negatif tentang tubuh
Perilaku memantau tubuh
Perilaku mengenali tubuh
Perubahan gaya hidup
Perubahan lingkungan sosial
Perubahan pada kemampuan memperkirakan hubungan spasial tubuh dengan lingkungan
Preokupasi pada kehilangan
Preokupasi pada perubahan
Respons nonverbal pada perubahan tubuh (mis, penampilan struktur, fungsi)
Respons nonverbal pada perubahan yang dirasakan pada tubuh (mis,
penampilan,struktur,fungsi)
Takut reaksi orang lain
Terlalu terbuka tentang bagian tubuh
Tidak ada bagian tubuh
Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi Faktor yang berhubungan :
Budaya, terhadap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit 6. Defisiensi pengetahuan
Defenisi : ketiadaan atau
defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Batasan karakteristik:
Perilaku hiperbola
Ketidakakuratan mengikuti perintah
Ketidakakuratan melakukan tes
Perilaku tidak tepat (mis: hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis)
Pengungkapan masalah Factor yang berhubungan :
Keterbatasan kognitif
Salah interpretasi informasi
Kurang pajanan
NOC:
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan Kriteria hasil:
Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga
NIC :
Teaching diseases Process
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Kurang minat dalam belajar
mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
Post- Operatif:
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil Intervensi
1. Nyeri Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan
mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau non verbal
Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain
dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
2. Kerusakan integritas kulit Defenisi : perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis Batasan karakteristik:
Kerusakan pada lapisan kulit
Gangguan pada permukaan kulit
Invasi struktur tubuh Faktor yang berhubungan:
NOC :
Tissue integrity : skin and mucous
Membranes
Hemodyalis akses Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x24 jam diharapkan integritas kulit membaik.
Kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
NIC :
Pressure Management:
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit adar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Eksternal (lingkungan)
Zat kimia
Kelembaban
Hipertermia
Hipotermia
Factor mekanik (terpotong, tertekan, akibat restrain)
Obat
Kelembaban kulit
Imobilisasi fisik
Radiasi Internal (somatic)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
Factor perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi
Deficit imunologis
Gangguan sirkulasi
Gangguan status metabolic
Gangguan sensasi
Penonjolan tulang Factor perkembangan
Usia eksterm muda atau tua
temperature, hidrasi, pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat Insision site care:
Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan
Monitor proses kesembuhan area insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
Bersihkan area sekitar jahitan menggunakan kapas lidi kapas steril
Gunakan preparat antiseptic, sesuai program
3. Gangguan citra tubuh Defenisi : konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik indiviu
Batasan karakteristik :
Berfokus pada fungsi masa lalu
Berfokus pada kekuatan sebelumnya
Berfokus pada penampilan masa lalu
Depersonaliasi bagian tubuh melalui pengguanaan kata ganti impersonal
Depersonaliasi kehilangan melalui penggunaan kata ganti impersonal
Gangguan fungsi tubuh
Gangguan pandangan tentang tubuh seseorang (mis, penampilan,struktur, fungsi)
Gangguan struktur tubuh
Memperluas batasan tubuh (mis, memasukkan objek eksternal)
Menekankan pada kekuatan
NOC:
Body image
Self esteem
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. gangguan body image pasien teratasi
Kriteria hasil:
Body image positif
Mampu
mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
NIC :
Body image enhancement
Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
yang tersisa
Menekankan pencapaian
Persepsi yang merefleksikan perubahan pandangan tentang penampilan tubuh seseorang
Personalisasi bagian tubuh dengan nama
Personalisasi kehilangan dengan nama
Menghindari melihat tubuh
Menghindari menyentuh tubuh
Menolak menerima perubahan
Menyembunyikan bagian tubuh
Perasaan negatif tentang tubuh
Perilaku memantau tubuh
Perilaku mengenali tubuh
Perubahan gaya hidup
Perubahan lingkungan sosial
Perubahan pada kemampuan memperkirakan hubungan spasial tubuh dengan lingkungan
Preokupasi pada perubahan
Respons nonverbal pada perubahan tubuh (mis, penampilan struktur, fungsi)
Respons nonverbal pada perubahan yang dirasakan pada tubuh (mis,
penampilan,struktur,fungsi)
Takut reaksi orang lain
Terlalu terbuka tentang bagian tubuh
Tidak ada bagian tubuh
Trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi Faktor yang berhubungan :
Biofisik, kognitif
Budaya, terhadap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit 4. Resiko penyebaran infeksi
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
Faktor-faktor resiko : - Prosedur Infasif
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
Risk control Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
· Batasi pengunjung bila perlu
· Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien · Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
· Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
· Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung · Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat · Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
· Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
· Tingktkan intake nutrisi
· Berikan terapi antibiotik bila perlu
· Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) · Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal · Monitor hitung granulosit, WBC
· Monitor kerentanan terhadap infeksi · Batasi pengunjung
· Saring pengunjung terhadap penyakit menular
· Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko · Pertahankan teknik isolasi k/p
· Berikan perawatan kuliat pada area epidema
· Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
· Ispeksi kondisi luka / insisi bedah · Dorong masukkan nutrisi yang cukup · Dorong masukan cairan
- Penyakit kronik · Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep · Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi · Ajarkan cara menghindari infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2005), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC
C. J. H. Van de Velde (2006), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono” Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC
Carpenito, Lynda Juall (2008), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC
Daniell Jane Charette (2006), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC.
Nurarif, Amin Huda., Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC Edisi Revisi. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Sylvia, Prince. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
Theodore R. Schrock, M. D (2007), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC