Tugas Akhir Pengantar Akuntansi “Akuntansi Perusahaan Dagang”
Oleh :
Muhammad Nuril Falah 175020200111054
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
BAB I
LATAR BELAKANG 1.1.Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa, disiplin ilmu / analitis dan sebagai sistem informasi. Sebagai aktivitas jasa, akuntansi memberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, informasi kuantitatif membantu mereka mengambil keputusan di dalam kesatuan bisnis dan juga bukan bisnis. Sebagai disiplin ilmu / analitis, akuntansi mengidentifikasi sejumlah besar kejadian dan transaksi yang merupakan ciri dari aktivitas ekonomi. Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi mengumpulkan dan mengkomunikasikan infromasi ekonomi mengenai suatu perusahaan bisnis atau kesatuan lain yang keputusannya dan tindakannya berkaitan dengan aktivitas tersebut.
Pada akuntansi terdapat dua jenis perusahaan bisnis yang menggunakan akuntansi sebagai aktivitas jasa, disiplin ilmu, dan sistem informasi. Dua jenis perusahaan tersebut yaitu perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mengahasilkan output yang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang. Namun terdapat perbedaan dalam penggunaan akuntansi pada dua jenis perusahaan tersebut. Meskipun terdapat perbedaan, tujuan penggunaan akuntansi tetaplah sama yaitu untuk menyediakan data keuangan suatu perusahaan yang kemuadian digunakan untuk mengambil keputusan bisnis.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir?
2. Apa perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dengan akuntansi perusahaan dagang?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui proses akuntansi pada perusahaan dagang mulai awal hingga akhir
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perusahaan Dagang dan Akuntansi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah jenis perusahaan yang menjual produk (barang jadi), akan tetapi perusahaan tidak membuat atau menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan memperolehnya dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang adalah Indomaret, Alfa-Mart, Carrefour, dan sebagainya.
Sedangkan akuntansi perusahaan dagang merupakan sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis pada perusahaan dagang, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
2.2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tidak banyak berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus akuntansi dimulai dari pencatatan pada bukti transaksi yang diteruskan ke jurnal umum dan diposting ke buku besar. Setelah itu, dibual neraca saldo sebelum penyesuaian, kemudian dibuat jurnal penyesuaian yang dilanjutkan dengan pembuatan neraca saldo setelah penyesuaian. Sebelum membuat laporan keuangan, maka dibuatlah lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan keuangan. Selanjutnya dibuat jurnal penutup yang kemudian diposting ke buku besar penutup. Tetapi ada beberapa akun dan prosedur yang membedakan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang.
Pada bagian ini akan membahas siklus akuntansi pada perusahaan jasa yang dimulai dengan akuntansi untuk penjualan barang dagangan, harga pokok penjualan dan harga pokok pembelian.
2.2.1. Akuntansi untuk Penjualan Barang Dagangan
Penjualan adalah aliran kas masuk atau aktiva lain yang timbul karena perusahaan menjual barang dagangan. Penjualan barang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. penjualan barang dagangan tersebut diakui sebagi pendapatan oleh perusahan.
“Pada tanggal 2 Januari 2014, PD Sigma Elektronika menjual barang dagang berupa TV 21 inchi kepada Toko Sinar Prima sebanyak 10 unit @ Rp 1000.000,-“
Maka jurnal yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika bila transaksi dilakukan secara tunai sebagai berikut :
Kas Rp 10.000.000
Penjualan Tunai Rp 10.000.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
Penjualan Kredit Rp 10.000.000
Pada transaksi perusahaan dagang sering kali terjadi pengembalian barang (retur) dan pemberian potongan penjualan, dan potongan tunai. Retur dan potongan penjualan dilakukan guna memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Sedangkan potongan tunai dilakukan guna mempercepat pembayaran konsumen.
A. Retur dan Potongan Penjualan
Retur penjualan adalah pengembalian barang yang telah dijual karena tidak sesuai dengan pesanan konsumen. Jika terjadi retur penjualan maka konsumen akan mendapat uang kembalian atau potongan penjualan.
Misal :
“Toko Sinar Prima mengembalikan barang dagangan sebanyak 3 unit TV karena tidak sesuai pesanan dan cacat.”
Maka jurnal yang harus dilakukan oleh PD Sigma Elektronika apabila transaksi dilakukan secara tunai adalah :
Retur Penjualan Rp 3.000.000
Kas Rp 3.000.000
Sedangkan jika transaksi dilakukan secara kredit maka jurnal yang dibuat sebagi berikut : Retur Penjualan Rp 3.0000.000
Piutang Usaha Rp 3.000.000
B. Potongan Tunai
Potongan tunai diberikan bila pembeli atau konsumen membayar dalam masa potongan. Biasanya potongan tunai diberikan guna merangsang pembeli untuk membayar lebih cepat. Saat terjadi penjualan kredit maka di faktur penjualan akan tertera syarat pembayaran, misal 2/10 net/30. Artinya bila pembayaran dilakukan 10 hari setelah tanggal transaksi maka akan mendapat potongan sebesar 2% dan jangka waktu pembayaran selama 30 hari setelah tanggal transaksi.
“ Penjualan TV oleh PD Sigma Elektronika dilakukan dengan syarat 2/10 net/30. Maka Toko Sinar Prima akan mendapat potongan sebesar 2% apabila membayar tidak melebihi tanggal 12 Januari 2004 dan batas waktu membayar adalah tanggal 12 Februari 2004.” Jika Toko Sinar Prima membayar pada 10 Januari 2004, maka jurnal yang harus dibuat oleh PD Sigma Elektronika sebagai berikut :
Kas Rp 9.800.000
Potongan Tunai Penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
Jurnal di atas digunakan apabila pembeli tidak mengembalikan barang sebelum melakukan pembayaran. Apabila Toko Sinar Prima melakukan retur penjualan sebesar Rp 3000.000 dan melakukan pembayaran pada tanggal 10 Januari 2004 maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang dijual. Jadi harga jual barang setelah dikurangi dengan retur penjualan sebesar Rp 7.000.000,-. Dengan demikian potongan penjualan hanya sebesar Rp 140.000 (2% x Rp 7.000.000).
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat potongan tunai setelah setelah retur penjualan adalah sebagai berikut :
Kas Rp 6.860.000
Potongan Tunai Penjualan Rp 140.000
Piutang Dagang Rp 7.000.000
2.2.2. Harga Pokok Penjualan dan Perhitungannya
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Untuk menentukan harga pokok penjualan ada dua elemen penting untuk diketahui yakni persediaan barang dagangan dan harga pembelian bersih.
1. Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang daganga adala persediaan atas barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada konsumen selama periode normal tertentu. Persediaan barang dagangan pada awal periode disebut persediaan awal dan persediaan pada akhir periode disebut persediaan akhir. Persediaan akhir pada suatu periode akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya.
Untuk menentukan kuantitas harga pokok penjualan dan sistem persediaan barang dagangan dapat digunakan dua pendekatan yakni sistem pencatatan periodik (periodic inventory system) dan sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory yistem). Pada
sistem periodik, penentuan harga pokok penjualan dilakukan pada akhir periode dengan jurnal penyesuaian, tetapi pada sistem perpetual, penentuan harga pokok penjualan dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan.
No Perbedaan Sistem Periodik Sistem Perpetual 1. Pada saat pembelian
barang
Pembelian xxx
Utang Usaha/Kas xxx
Persediaan xxx
Utang Usaha xxx
2. Pada saat penjualan barang dagangan Pituang Usaha xxx
Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
Penjualan xxx
3. Pada akhir periode Diperluka jurnal penyesuaian penjualan yakni :
Tidak diperlukan jurnal penyesuaian
2. Harga Pokok Pembelian
Harga pokok pembelian ditentukan oleh : 1. Harga pokok barang yang dibeli
2. Dikurangi retur dan potongan pembelian 3. Dikurangi potongan tunai pembelian 4. Tambah biaya angkut pembelian Penjelasan dari berbagai elemen di atas : a) Pembelian
Pembelian barang dagangan dengan sistem periodik dicatat dengan mendebit pembelian dan mengkredit utang dagang atau kas.
Misal :
“Pada 10 Januari 2004, PD Sigma Elektronika membeli barang dagangan berupa TV
21 inchi dari PT. Global sebanyak 10 unit @ Rp 800.000,- dengan syarat 3/15, n/45” Maka jurnal yang dibuat oleh PD Sigma Elektronika adalah :
Pembelian Rp 800.000
Utang Usaha Rp 800.000
b) Retur dan Potongan Pembelian
dengan pesanan dan diretur barang sejumlah 2 unit TV. Maka jurnal yang diperlukan atas transaksi retur tersebut adalah :
Utang Usaha Rp 1.600.000
Retur dan Potongan Pembelian Rp 1.600.000
c) Potongan Tunai Pembelian
Syarat pembayaran pembelian sama dengan penjualan. Dalam contoh sebelumnya PD Sigma elektronika syarat yang digunakan adalah 3/15, n/45. Apabila contoh sebelumnya dilanjutkan dengan pembayaran oleh PD Sigma Elektronika pada 25 Januari 2004 maka PD Sigma Elektronika akan mendapat potongan pembelian sebesar 3% dari jumlah Rp 6.400.000 ( 3% x Rp 8.000.000 dikurangi Rp 1.600.000). Jadi jumlah potongan yang diterima sebesar Rp 192.000,-. Jurnal yang diperlukan untuk transaksi di atas adalah
Utang Usaha Rp 6.400.000
Potongan Tunai Pembelian Rp 192.000
Kas Rp 6.208.00
d) Biaya Angkut Pembelian
Biaya angkut pembelian terjadi ketika transaksi pembelian yang mengharuskan pengangkutan barang dari pembeli ke penjual. Biaya angkut pembelian dilakukan dengan mendebit biaya angkut pembelian dan mengkredit kas, selama transaksi dilakukan secara tunai. Misal :
“Pembelian yang dilakukan oleh PD Sigma Elektronika menanggung biaya angkut
pembelian sebesar Rp 500.000,-.” Maka jurnal yang diperlukan adalah : Beban biaya angkut Rp 500.000
Kas Rp 500.000
3. Harga Pokok Barang Tersedia Siap untuk Dijual
Harga pokok barang tersedia siap untuk dijual dapat diperoleh dari perhitungan harga pokok pembelian dari seluruh barang yang ada pada awal periode ditambah dengan dengan persediaan awal periode.
4. Persediaan Akhir
5. Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagangan (Awal) Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Beli Rp (xxx)
Potongan Pembelian Rp (xxx)
Pembelian Bersih Rp xxx
Beban Angkut Barang Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Dibeli Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual Rp xxx Persediaan Barang Dagangan (Akhi)r Rp (xxx)
Harga pokok penjualan Rp xxx
2.2.3. Buku Besar dan Neraca Saldo sebelum Penyesuaian
Setelah membuat jurnal umum, maka langkah selanjutnya adalah membuat buku besar dan dilanjutkan dengan membuat neraca saldo sebelum penyesuaian. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyusun buku besar dan neraca saldo sebelum disesuaikan pada perusahaan dagang sama halnya dengan perusahaan jasa.
2.2.4. Penyesuaian
Informasi penyesuaian yang dibutuhkan pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan dengan perussahaan jasa, yang membedakan hanya perhitungan harga pokok penjualan. Misal “Persediaan barang dagangan pada akhir periode menunjukkan jumlah Rp 1.300.000,-” maka jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah :
Persediaan barang dagangan akhir Rp 1.300.000
Harga pokok penjualan Rp 1.300.000
2.2.5. Necara Saldo setelah Penyesuaian
Setelah membuat jurnal penyesuaian, langkah selanjutnya adalah membuat necara saldo setelah disesuaikan. Namun langkah-langkah yang digunakan pada perusahaan dagang sama halnya pada perusahaan jasa.
2.2.6. Neraca Lajur dan Laporan Keuangan
Setelah membuat neraca saldo setelah disesuaikan, langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur yang bersifat optional bagi perusahaan untuk mempermudah menyusun laporan keuangan. Penyusunan neraca lajur pada perusahaan dagang sama halnya pada perusahaan jasa.
Jurnal penutup yang dibutuhkan perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa. Bedanya, jika perusahan jasa menggunakan akun pendapatan maka perusahaan dagang menggunakan akun penjualan untuk ditutup. Selain itu akun retur dan potongan penjualan, dan potongan penjualan tunai harus di tutup juga. Sedangkan akun beban yang harus ditutup adalah semua akun beban termasuk harga pokok penjualan.
1. Penutupan Akun Penjualan
Penjualan Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx
Iktisar Laba Rugi Rp xxx
Potongan Penjualan Rp xxx 2. Penutupan Akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Beban A Rp xxx
Beban B Rp xxx
Beban C Rp xxx
Beban D Rp xxx
3. Penutupan Akun Laba Rugi
Modal Pemilik Rp xxx
Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx 4. Penutupan Prive
Modal Pemilik Rp xxx Prive Pemilik Rp xxx 2.3. Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan siklus akuntansi perusahan dagang maka berikut disajikan contoh transaksi perdagangan yang dilakukan oleh Toko Buku
“Dunia Ilmu” pada juli 2005. 2.3.1 Transaksi dan Jurnal Umum
Juli 1 Pembelian buku ekonomi dari PT Bina Ilmuan sebanyak 50 buku @ Rp 25.000,- dengan syarat 2/15, n/45 dan pembayaran biaya angkut pembelian sebesar Rp 90.000,-
3 Pembelian perlengkapan toko seharga Rp 500.000,- secara tunai 5 Dibayar utang dagang sebesar Rp 5.000.000
6 Penjualan buku selama lima hari (1-5) sebesar Rp 1.200.000
10 Dijual buku ekonomi kepada lembaga pendidikan “Cendekia” sebanyak 40 buku @ Rp 30.000,- dengan syarat pembayaran 3/10, n/30
12 Pembayaran kepada PT Bina Ilmuan dan lunas
13 Dibayar biaya langganan koran dan majalah sebesar Rp 45.000,- 15 Penjualan buku selama sepuluh hari (6-15 Juli) sebesar Rp 1.750.000,-
18 Pembelian buku teknik dari PT Insan Pratama sebanyak 120 buku dengan total harga Rp 2.700.000,- dan syarat pembayaran 3/10, n/30. Biaya angkut ditanggung oleh penjual
19 Dibayar biaya listirk, air dan telepon sebesar Rp 375.000,- 20 Diterima lunas pembayaran oleh lembaga pendidikan “Cendekia” 23 Tn. Wawan mengambil uang toko untuk keperluan pribadi Rp 500.000,-
24 Pembelian buku-buku sosial dari lembaga penerbitan “Terang Dunia” sebesar Rp 750.000,- dengan tunai
25 Penjualan buku selama 10 hari (15-25 Juli) sebesar Rp 1.200.000 25 Dibayar gaji pegawai bulan Juli sebesar Rp 800.000
28 Dibayar lunas kepada PT Insan Pratama atas transaksi tanggal 18 Juli 2004 31 penjualan buku selama 6 hari (26-31 Jul) sebesar Rp 750.000
Jurnal Umum :
Tgl Rekening & Keterangan Debit Kredit
1 Pembelian 3 Perlengkapan Toko
Kas 10 Piutang Dangang
13 Biaya Koran dan Majalah 25 Beban Gaji Karyawan
Kas
Total 23.260.000 23.260.000
2.3.2. Buku Besar
Kas Piutang Dagang
Persediaan Barang Dagangan Perlengkapan Toko So 2.700.000 So 450.000
3) 500.000
Saldo 2.700.000 Saldo 950.000
Asuransi DDM Iklan DDM
So 4.000.000 So 500.000
Tanah Peralatan Toko
So 2.700.000 So 12.000.000
Akm Penyusutan Peralatan Toko Gedang So 600.000 So 18.000.000
Akm Penyusutan Gedung Utang Dagangan
So 6.000.000 5) 5.000.000 So 25.000.000 8) 200.000 1) 1.250.000 12) 1.050.00 18) 2.700.000 28) 2.700.000 28.950.000
8.950.000
Saldo 20.000.000
Modal Tn. Wawan Prive Tn. Wawan
So 35.000.000 23) 500.000
Pembelian Potongan Pembelian
1) 1.250.000 12) 21.000
18) 2.700.000 28) 81.000
24) 750.000
Saldo 4.700.000 Saldo 102.000
Penjualan Barang Dagangan Potongan Penjualan
Beban Gaji Beban Listrik, Air dan Tlp
25) 800.000 20) 375.000
Beban Koran dan Majalah 13) 45.000
2.3.3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Retur Pembelian
Beban Angkut Pembelian Penjualan Barang dagangan Potongan Penjualan
Beban Gaji
Beban Listrik, Air, dan Tlp Beban Koran dan Majalah
90.000
Total 68.902.000 68.902.000
2.3.4. Jurnal Penyesuaian Informasi penyesuaian :
1. Persediaan barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp 1.300.000,- 2. Asuransi yang telah terpakai pada periode ini sebesar Rp 500.000,- 3. Iklan DDM telah kadaluarsa sebesar Rp 250.000,-
4. Depresiasi aktiva tetap sebesar 5% untuk peralatan toko dan 10% untuk gedung 5. Gahi yang masih harus dibayar sebesar Rp 150.000,-
6. Perlengkapan toko yang masih tersisa sebesar Rp 350.000,-
No
Ayat Jurnal Penyesuaian
Debit
Kredit
1a
Persediaan Brg Dagangan Awal
Harga Pokok Penjualan
Pembelian
Persediaan Brg Dangan Akhir
4a
4b
5
6
Beban Depr. Peralatan Toko
Akm Depr. Peralatan Toko
Beban Depr. Gedung
Akm. Depr. Gedung
Beban Gaji
Utang Gaji
Beban Perlengkapan Toko
Perlengkapan Toko
600.000
1.800.000
150.000
600.000
600.000
1.800.000
150.000
600.000
2.3.5. Neraca Lajur
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca Lajur
2.3.6 Laporan Keuangan
1.
Laporan Laba Rugi
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Laba Rugi
Per 31 Juli 2004
Penjualan
6.100.000
Potongan Penjualan
(36.000)
Penjualan Bersih
6.064.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal, 1 Juli 2004
2.700.000
Pembelian
4.700.000
Retur Pembelian
200.000
Potongan Pembelian
102.000
302.000
Pembelian Bersih
4.398.000
Beban Angkut Pembelian
90.000
Harga Pokok Pembelian
4.488.000
Harga Barang Siap Dijual
7.188.000
Persediaan Akhir, 31 Juli 2004
(1.300.000)
Harga Pokok Penjualan
5.888.000
Laba Kotor Penjualan
176.000
Beban Gaji Karyawan
950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
375.000
Beban Koran dan Majalah
45.000
Beban Asuransi
500.000
Beban Iklan
250.000
Beban Depr. Peralatan Toko
600.000
Beban Depr. Gedung
1.800.000
Beban Perlengkapan Toko
600.000
Jumlah Beban Operasi
(5.120.000)
2.
Laporan Perubahan Ekuitas
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Juli 2004
Modal Awal
35.900.000
Rugi Bersih
(4.944.000)
30.956.000
Prive, Tn Wawan
(500.000)
Modal Akhir
30.456.000
3.
Laporan Posisi Keuanga/ Neraca
Toko Buku “Dunia Ilmu”
Neraca
Per 31 Juli 2004
Aktiva
Jumlah
Passiva
Jumlah
Kas
2.856.000
Utang Dagang
20.000.000
Piutang Dangan
1.350.000
Utang Gaji
150.000
Persediaan Brg Dagangan
1.300.000
Total Utang
20.150.000
Perlengkapan Toko
350.000
Asuransi DDM
3.500.000
Iklan DDM
250.000
Tanah
20.000.000
Modal :
Peralatan Toko
12.000.000
Modal Tn Wawan
30.456.000
Akm Depr. Peralatan Toko
(1.200.000)
Gedung
18.000.000
Akm Depr. Gedung
(7.800.000)
Jumlah Aktiva
50.606.000
Jumlah Passiva
50.606.000
2.3.7. Jurnal Penutup
1.
Penutupan Akun-Akun Penjualan
Penjualan
Rp 6.100.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 6.100.000
Ikhisar Laba Rugi
Rp 36.000
2.
Penutupan Akun-akun Beban
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 11.008.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 5.888.000
Beban Gaji
Rp 950.000
Beban Listrik, Air, dan Tlp
Rp 375.000
Beban Koran dan Majalah
Rp 45.000
Beban Asuransi
Rp 500.000
Beban Iklan
Rp 250.000
Beban Depr. Peralatan
Rp 600.000
Beban Depr Gedung
Rp 1.800.000
Beban Perlengkapan Toko
Rp 600.000
3.
Penutupan Akun Laba rugi
Modal Tn. Wawan
Rp 4.944.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp 4.994.000
4.
Penutupan Prive
Modal Tn. Wawan
Rp 500.000
Prive Tn. Wawan
Rp 500.000
2.4. Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dibanding Perusahaan Dagang
Akuntansi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang memiliki beberapa perbedaan,
antara lain :
2.4.1 Siklus Operasi Peruhasaan
Siklus operasi perusahaan dagang jauh lebih panjang dibanding perusahaan jasa.
Tahapan yang memperpanjang siklus ini adalah pembelian barang dagangan yang
harus dilakukan perusahaan sebelum perusahaan tersebut menjualnya kepada
konsumen. Hal ini tidak dijumpai pada perusahaan jasa karena penjualan jasa dapat
dilakukan perusahaan tanpa harus membelinya terlebih dahulu.
Perusahaan Jasa :
Kas
Hasil Pekerjaan
Piutang Usaha Tagihan
Perusahaan Dagang :
2.4.2. Pendapatan
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan atau
secara singkat disebut penjualan. Sedangkan pada perusahaan jasa pendapatan
utama adalah penjualan jasa yang disebut sebagai pendapatan jasa.
2.4.3. Beban
Dalam hal beban , perusahaan dagang memiliki dua jenis beban yang disebut beban
pokok penjualan (harga pokok penjualan) dan beban operasi. Sedangkan beban
pada perusahaan jasa hanya ada satu yaitu beban operasi. Beban pokok penjualan
adalah jumlah harga pokok semua barang yang terjual sepanjang periode.
Sedangkan beban operasi adalah semua beban yang dikeluarkan selama kegiatan
perusahaan.
2.4.4. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Misalkan
barang yang telah terjual, pendapatan yang diperoleh akan dilaporkan sebagai
penjualan (
sales
) dan biaya perolehannya
(cost)
diakui sebagai beban yang disebut
beban pokok penjualan. Harga pokok penjualan hanya terdapat pada perusahaan
dagang.
2.4.5. Laba Rugi
Pada perusahan jasa laporan laba rugi berisikan pendapatan dikurangi jumlah
beban operasi. Sedangkan pada perusahaan dagang laporan laba rugi berisikan
penjualan bersih ditambah harga pokok penjualan dikurangi jumlah bebab oprasi.
TagihanDikirimkan
Barang Dikirim
Barang
Diterima Kas
Piutang Usaha