• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal teknik send a problem revisi 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal teknik send a problem revisi 1"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang akhirnya terlihat kecenderungan untuk membagi ilmu pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu. Pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial.Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang berkembang dari filsafat alam dan memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu dalam dunia pendidikan IPA telah menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah.

IPA perlu diajarkan di sekolah dasar untuk menumbuhkan kemampuan berfikir logis, analisis, kreatif dan kemampuan bekerja sama pada diri siswa. Kompetensi tersebut bertujuan agar siswa mampu melakukan analisis terhadap apa yang ia pelajari, cermat dan teliti dalam mengambil keputusan, serta mampu menalar hubungan suatu peristiwa/gejala alam yang satu dengan yang lainnya sehingga mampu menciptakan pola pikir ilmiah yang kritis sejak dini. Dalam kenyataan, memang tidak banyak siswa yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sulit, keterbatasan kemampuan siswa, atau karena mereka tidak berminat untuk menjadi ilmuwan. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efektif dan efisien.

(2)

Oleh karena itu, kesulitan belajar IPA harus diatasi sedini mungkin agar pembelajarannya dapat menghasilkan hasil yang optimal.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut dibutuhkan kreativitas guru dalam membelajarkan siswanya. Seperti kecerdasan guru dalam menelaah kurikulum, menyusun silabus dan RPP, menggunakan strategi, metode, teknik dan media belajar yang tepat, serta mengelola kelas yang menyenangkan. Karena belajar sangat efektif apabila menyenangkan.1 Namun kenyataannya pada saat ini masih terdapat guru yang menyajikan pembelajaran hanya dengan transfer of knowledge tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar yang kreatif dan menyenangkan tersebut.

Berdasarkan hasil survei di SD Negeri 012 Purnama dari guru kelas V menyatakan bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Hal ini terlihat dari gejala-gejala yang ditunjukkan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran, diantaranya:

1. Ketika guru bertanya mengenai materi IPA hanya 14 orang siswa dari 30 siswa atau sekitar 46,6% yang dapat menjawab dengan benar.

2. Jika diberikan latihan pada mata pelajaran IPA, dari 30 siswa 13 orang siswa nilainya masih rendah.

3. Dari 30 orang siswa, 17 atau 56,67% orang siswa hasil belajarnya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan ≥ 70.

Dari gejala-gejala yang tampak tersebut, guru telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, diantaranya: dengan

(3)

3

menerapkan berbagai metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, latihan dan memberikan PR diakhir pembelajaran, tetapi upaya guru tersebut masih belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk itu, perlu dicari alternatif lain tentang penerapan teknik dalam membelajarkan IPA.

Salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA guna meningkatkan hasil belajar siswa adalah teknik send a problem. Dalam penerapannya teknik send a problem menuntut siswa untuk berfikir kritis dan bertindak kreatif. Siswa dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis. Selain itu melalui teknik send a problem siswa dibimbing untuk membuat pemecahan masalah sekaligus mengevaluasi solusi dari penyelesaian masalah tersebut.

(4)

B. Definisi Istilah 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran.2 Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Teknik Send A Problem

Send A Problem adalah sebuah teknik yang paling efektif untuk membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat.3 Secara singkat langkah-langkah penggunaan teknik send a problem dalam pembelajaran adalah dimulai dengan guru membentuk siswa secara berkelompok, kemudian guru memberikan masalah berbeda kepada tiap-tiap kelompok. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusi-solusi yg memungkinkan, solusi yang telah disepakati ditulis pada sebuah kertas dan dimasukkan kedalam amplop. Setelah itu amplop dikirim pada kelompok lain. Kelompok penerima berdiskusi mencari solusi seperti kelompok sebelumnya. Kelompok terakhir yang menerima amplop bertugas mencari solusi-solusi terbaik dari kelompok sebelumnya dan memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan manambahkan poin-poin yang terlewatkan dan memberikan penjelasan solusi yang benar.

2 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm. 200.

(5)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Teknik Send A Problem di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Kelurahan Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan teknik send a problem di kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai.

2. Manfaat Penelitian a. Untuk siswa

Untuk siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

(6)

Memberikan kontribusi dan inspirasi kepada guru IPA untuk mengembangkan berbagai teknik belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Untuk Peneliti Selanjutnya

(7)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoretis

1. Hasil Belajar

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan suatu proses pembelajaran. Hal ini seiring dengan yang dikemukakan Purwanto bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku siswa akibat belajar.4 Perubahan prilaku tersebut disebabkan karena dia telah mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh UNESCO bahwa, ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do. Bloom menyebutnya dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan tujuh tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.5 Lebih lanjut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

4 Ibid.

5 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. 2011, hlm. 140-141

(8)

belajarnya.6 Sedangkan menurut Agus Suprijono hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.7

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik menyangkut segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Sedangkan tujuan pengajaran itu sendiri akan menjadi hasil belajar yang potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya. Djamarah dan Zain, menyatakan bahwa indikator hasil belajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan telah mencapai prestasi tinggi atau belum, baik secara individual maupun kelompok.8

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Yang tergolong kedalam faktor internal adalah :

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2010, hlm. 22

(9)

9

a. Faktor fisiologis (jasmani individu) baik yang bersifat bawahan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi:

1) Faktor intelektual terdiri atas :

(a) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat. (b) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

2) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.

3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal ialah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas : 1) Faktor lingkungan keluarga 2) Faktor lingkungan sekolah 3) Faktor lingkungan masyarakat 4) Faktor kelompok

b. Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.

c. Faktor lingkungan fisik: seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.

(10)

Faktor internal yang berasal dalam diri siswa mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam memengaruhi hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.9

Adanya pengaruh dari dalam diri siswa yang lebih besar merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Akan tetapi, hasil yang diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan memengaruhi hasil belajar disekolah ialah kualitas pengajaran. Jadi, antara faktor internal dan eksternal tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan tes hasil belajar. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa, hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.10 Adapun bentuk-bentuk penilaian tes hasil belajar dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 yang menyebutkan jika penilaian hasil

9 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011. hlm. 39

(11)

11

belajar yang dilakukan oleh guru terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.11

Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada umumnya. Hasil belajar yang dikhususkan pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Adapun hasil belajar IPA yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam bentuk angka-angka atau skor dari serangka-angkaian tes belajar IPA setelah proses pembelajaran dengan menerapkan teknik pembelajaran send a problem.

2. Teknik Send A Problem

a. Pengertian Teknik Send A Problem

Send A Problem merupakan teknik pembelajaran dari salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif dengan pola berpasangan. Send A Problem adalah sebuah teknik yang paling efektif untuk membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat.12 Teknik send a problem mengajarkan siswa untuk belajar menyelidiki suatu konsep dan mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan masalah, mendesign hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi dengan kelompok lain.

Teknik send a problem menuntut siswa untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif. Selama fase mencari masalah siswa melakukan kegiatan identifikasi, pemilihan dan memperjelas permasalahan. Selanjutnya siswa 11 Anonim, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Isi Nasional., (Online http://www.bpkp.go.id diakses 15 Juni 2013)

(12)

diajak untuk merencanakan pemecahan dan merespon permasalahan yang ditemui, hingga akhirnya mereka mampu merumuskan data atau jawaban yang diperolehnya menjadi sebuah informasi dan mengkomunikasikan data tersebut kepada orang lain. Dalam sejumlah situasi, teknik ini juga efektif untuk masalah-masalah dengan satu jawaban tunggal yang baru dipelajari siswa dalam pembelajaran.

b. Langkah-langkah Teknik Pembelajaran Send A Problem

Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik send a problem menurut Elizabert dkk adalah sebagai berikut:

1) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok dan jelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.

2) Bagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing kelompok. 3) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mendiskusikan

masalah mereka, mencari solusi–solusi yang memungkinkan dan memilih solusi yang terbaik kemudian menuliskannya pada selembar kertas dan memasukkannya kedalam amplop.

4) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mengirimkan amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima sebuah amplop atau masalah baru.

5) Instruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusi-solusi seperti pada langkah ketiga.

(13)

13

memilih solusi mana yang terbaik serta menambahkan informasi lain yang mereka inginkan.

7) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.13

3. Hubungan Penerapan Teknik Send A Problem terhadap Hasil Belajar Elizabert dkk menyatakan jika teknik send a problem melibatkan dua tahap kegiatan utama yaitu tahap penyelesaian masalah dan tahap evaluasi solusi. Adapun tujuan dari tahap pertama adalah memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih dan mempelajari keterampilan berfikir yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah yang efektif. Sedangkan tujuan tahap kedua adalah membantu siswa belajar membandingkan dan membedakan berbagai macam solusi. Kegiatan tersebut dapat membantu guru mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu, prinsip-prinsip umum yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, dan menentukan keterampilan siswa dalam mentransfer apa yang sudah mereka pelajari kedalam situasi-situasi masalah baru.

Pernyataan Elizabert dkk tersebut memberikan pengertian jika penggunaan teknik send a problem dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa bagaimana mencari solusi suatu permasalahan dengan mengaitkan pengetahuan yang mereka miliki. Tercapainya suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari faktor pengetahuan awal siswa serta terjadinya proses pembelajaran yang bermakna. Piaget menyatakan jika proses belajar melalui tiga tahapan yaitu, asimilasi,

(14)

akomodasi dan equilibrasi. Pada tahap asimilasi terjadi proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.14 Ausubel juga berpendapat jika belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa.15 Pembelajaran yang bermakna dapat terjadi jika siswa mengalami sendiri proses pengkonstruksian pengetahuan tersebut. Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, dimana pengalaman tersebut siswa dapatkan ketika pembelajaran berlangsung.

Untuk itu dalam merancang pembelajaran haruslah pembelajaran tersebut menyinggung ketiga aspek belajar siswa yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam pelaksanaannya, teknik send a problem menuntut siswa untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif serta menggunakan kekuatan pikiran secara menyeluruh dengan membuat pertanyaan untuk temannya, kemudian temannya mencarikan solusi atas pertanyaan yang didapatkannya. Dengan adanya kegiatan tersebut teknik send a problem diharapkan dapat menyentuh ketiga ranah hasil belajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian mengenai teknik send a problem telah dilakukan di tingkat SMA. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Teguh Bagyanto yang berjudul “Efektifitas Send-A-Problem untuk Mengajar Membaca Ditinjau dari Inteligen Siswa Kelas I 14 Hamzah, B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Hlm 10

(15)

15

SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh menunjukkan metode send a problem lebih efektif daripada metode ceramah untuk pengajaran membaca pada siswa kelas satu SMP Negeri 33 Purworejo. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa data inferensial, yang menunjukkan bahwa: 1) Teknik send a problem lebih efektif dari pada metode ceramah untuk mengajarkan membaca, 2) siswa yang mempunyai inteligen tinggi pencapaian membacanya lebih baik daripada siswa yang mempunyai inteligen rendah dan 3) ada interaksi antara metode mengajar dengan tingkat inteligen siswa.16

Selain penelitian yang telah dilakukan oleh Teguh, teknik send a problem juga diteliti oleh Nur Hanifah dalam penelitian eksperimennya yang berjudul “Perbandingan Pembelajaran Membaca Melalui Teknik Structured Problem-Solving dan Teknik Send-A-Problem di Kelas X SMA N 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitiannya, data yang di dapat Hanifah dianalisis dengan menggunakan rumus t-test. Perhitungan data menunjukkan bahwa: (1) observasi (o) adalah 0,0632 konsultasi t-tabel (t-t) (66, 0.05) = 1.960, penulis menemukan bahwa t-o lebih tinggi dari t-t. Hanifah menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi membaca antara eksperimen dan kelompok kontrol, (2) rata-rata dari kelompok siswa yang diajar menggunakan teknik structured problem solving adalah 70,99, sedangkan siswa yang diajar menggunakan teknik send a problem adalah 64.55. Ini berarti bahwa keterampilan

16

(16)

mengajar membaca dengan menggunakan teknik structured problem solving lebih efektif daripada menggunakan teknik send a problem pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali pada tahun akademik 2011/2012.17

Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Bagyanto dan Nur Hanifah yang telah dipaparkan sebelumnya menggunakan teknik yang sama dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Namun terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian tersebut. Dari jenis penelitiannya, Teguh Bagyanto melakukan penelitian deskriptif dan Nur Hanifah melakukan penelitian eksperimen, sedangkan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas. Dari tingkat jenjang pendidikan yang diteliti, jenjang pendidikan yang diteliti oleh Bagyanto adalah tingkat SMP dan Nur Hanifah pada tingkat SMA, sedangkan peneliti pada tingkat SD. Dari mata pelajaran yang terapkan, Bagyanto dan Nur Hanifah menerapkan teknik send a problem mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan peneliti menerapkannya pada mata pelajaran IPA. Penelitian yang telah dilakukan oleh Bagyanto telah berhasil menunjukkan teknik send a problem lebih efektif daripada metode ceramah. Sedangkan Nur hanifah membuktikan teknik structured problem solving lebih efektif daripada menggunakan teknik send a problem. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan kembali teknik send a problem dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

(17)

17

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan teknik send a problem dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai.

D. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak.18 Indikator keberhasilan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua aspek yaitu indikator kinerja/proses dan indikator hasil.

1. Indikator Keberhasilan a. Indikator Kinerja Guru

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan jelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.

2) Guru membagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing kelompok.

3) Guru menginstruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mendiskusikan masalah mereka, mencari solusi –solusi yang memungkinkan dan memilih solusi yang terbaik kemudian

(18)

menuliskannya pada selembar kertas dan memasukkannya kedalam amplop.

4) Guru menginstruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mengirimkan amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima sebuah amplop atau masalah baru.

5) Guru menginstruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusi-solusi seperti pada langkah ketiga.

6) Guru mengintruksikan kelompok terakhir yang menerima amplop untuk mengulas respons yang diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut dan memilih solusi mana yang terbaik serta menambahkan informasi lain yang mereka inginkan.

7) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.

Aktivitas guru dalam pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah mencapai kategori “Sempurna” dengan persentase yang berkisar antara 61%-80%.

b. Aktivitas Siswa

1) Siswa duduk berkelompok dan mendengarkan guru menjelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.

2) Siswa dalam kelompok menerima amplop yang dibagikan oleh guru 3) Siswa dalam kelompok mendiskusikan masalah yang diperoleh serta

(19)

19

memasukkannya kedalam amplop.

4) Siswa dalam kelompok mengirimkan amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima sebuah amplop atau masalah baru. 5) Siswa dalam kelompok berdiskusi mencari solusi-solusi tentang

masalah baru yang diterima seperti pada langkah ketiga.

6) Siswa dalam kelompok menerima amplop dan mengulas respons yang diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut lalu memilih solusi mana yang terbaik kemudian menambahkan informasi lain yang mereka inginkan.

7) Siswa mendengarkan penjelasan tambahan poin-poin yang terlewatkan serta solusi yang benar dari guru.

Aktivitas pembelajaran siswa dikatakan berhasil apabila telah mencapai kategori “Baik” dengan persentase berkisar antara 61%-80%.

2. Indikator Hasil

(20)

A. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan teknik send a problem di kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai pada mata pelajaran IPA. Waktu penelitian diadakan pada semester ganjil september tahun pelajaran 2013/2014.

C. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.19

19 Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung. Yrama Wida, 2008, hlm. 3

(21)

21

Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang melalui tahapan-tahapan yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.

Adapun gambar alur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

(22)

permasalahan tersebut dan kondisi yang ditemukan, maka peneliti mencoba menerapkan teknik pembelajaran Send A Problem dalam pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas V. Adapun rencana tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun silabus

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus I yang berorientasi pada teknik pembelajaran send a problem.

c. Meminta kesediaan guru kelas V untuk menjadi observer dalam penelitian. b. Implementasi Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah aplikasi

skenario pembelajaran dengan menerapkan teknik send a problem yang telah dirancang di dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tahap-tahap dari

implementasi tindakan tersebut adalah :

1. Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dan mengisi

absen

b) Guru menyampaikan tujuan

(23)

23

c) Guru melakukan apersepsi untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi

yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok dan jelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.

b) Bagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing kelompok. c) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mendiskusikan

masalah mereka, mencari solusi –solusi yang memungkinkan dan memilih solusi yang terbaik kemudian menuliskannya pada selembar kertas dan memasukkannya kedalam amplop.

d) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mengirimkan amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima sebuah amplop atau masalah baru.

e) Instruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusi-solusi seperti pada langkah ketiga.

f) Kelompok terakhir yang menerima amplop mengulas respons yang diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut dan memilih solusi mana yang terbaik serta menambahkan informasi lain yang mereka inginkan.

g) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.

(24)

a) Guru bersama siswa memberi

kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah

dipelajari

b) Guru memberikan evaluasi tertulis

c) Guru menutup pembelajaran

c. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi untuk memperoleh gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan yang terjadi di dalam proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Evaluasi terhadap hasil belajar dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus I. d. Refleksi

(25)

25

yaitu siklus III dengan cara dan tahapan yang sama pada siklus I dan siklus II.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan tidak dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk uraian singkat, misalnya menguraikan tentang jenis pekerjaan dan tamatan pendidikan.20 Data kualitatif ini diperoleh dari segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui teknik pembelajaran send a problem. b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya tentang hasil belajar siswa.21 Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil belajar matematika siswa. Sedangkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu berupa nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tugas atau tes yang diberikan oleh guru.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilapangan penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung kepada suatu objek yang akan diteliti.22 Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan

20 Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 4 21Ibid.

(26)

pengamatan langsung terhadap objek dan subjek penelitian untuk setiap kali pertemuan.

b. Dokumentasi

Mengumpulkan informasi dan data yang diperoleh dari sekolah. Baik itu data mengenai keadaan sekolah, keadaan siswa, maupun keadaan proses belajar ketika penelitan dilakukan.

c. Tes

Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya teknik pembelajaran send a problem pada saat pembelajaran.

d. Wawancara

Pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkompeten di tempat penelitian tersebut berlangsung.23

E. Teknik Analisis Data

a. Analisis aktivitas guru dan siswa

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah kegiatan statistik yang dimulai dari menghimpun data, menyusun data, mengolah data, menyajikan data dan menganalisis data angka, guna memberikan gambaran tentang suatu gejala, peristiwa atau kejadian.24 Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa yang telah diamati selama

(27)

27

proses pembelajaran dengan menggunakan teknik send a problem. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung ketercapaian indikator aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut:

p = Nf

×

100%

Keterangan:

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu

p = Angka persentase25 b. Hasil Belajar Siswa

Untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Hasil belajar individu = jumlah seluruh butir soaljumlah jawaban benar x skor tiap soal.26

Selanjutnya hasil belajar siswa dilihat ketuntasan individu yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KBSI = jumlah skor yang dicapai muridskor maksimum x 100%

Sedangkan untuk mengukur ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntasjumlah keseluru h aan x 100%.27

Tabel 1. Kategori Hasil Belajar

25 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2004, hlm.43

26 Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2007, hlm. 380-381.

(28)

Klasifikasi Standar Sangat tinggi > 85

Tinggi 71-85

Sedang 56-70

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Isi Nasional., (Online http://www.bpkp.go.id diakses 15 Juni 2013)

Budiningsih, Asri. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2012

Depdiknas. Rambu-rambu Penetapan Ketuntasan Belajar Minimal dan Analisis Hasil Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar. Jakarta: -. 2004

Dimiyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2012

Djojosoediro, Wasih. Hakikat Pembelajaran IPA SD. Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD: Unit 1

Elizabert E. Barkley, dkk. Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media. 2012

Hamzah, Uno. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010

Hartono, dkk. PAIKEM. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2009

_______. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012

Helmiati et al. Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2012

Https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam (di akses: 15 Februari

2013)

Jaeng, Maximus. Model Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Solo: FMIPA-Universitas Tadulako. 2010

Nur Hanifah. A Comparative Study On Teaching Reading Through Structured Problem-Solving Technique And Send-A-Problem Technique (An Experimental Study At The Tenth Grade Of Sma N 2 Boyolali In The 2011/2012 Academic Year), Solo: KIP-Universitas Sebelas Maret, 2012 (online http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=27890 diakses 10 Juni 2012)

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2004 Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo. 2011

________. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. 2010

(30)

Teguh Bagyanto. Efektifitas Send-A-Problem untuk Mengajar Membaca Ditinjau dari Inteligen Siswa., Solo: KIP-Universitas Sebelas Maret, 2012 (online http://pasca.uns.ac.id/?p=2745 diakses 10 Juni 2012)

Tim Pengembang MKDP. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2011

Tim Pustaka Yustisia. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2007

Referensi

Dokumen terkait

tidak cukup didalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau cincin torak yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan perbaikannya sangat penting

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk membuat penelitian yang berjudul “Mediasi Faktor Kepribadian dan Pembelajaran pada

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

1) Para migran cenderung memilih tempat tinggal terdekat dengan daerah tujuan.. 2) Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan: 1) Perpanjangan pengamatan. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pengamatan

Dalam rangka memperkuat kelembagaan KASN maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: (1) Memperjelas dan memperkuat kewenangan KASN dalam melaksanakan pengawasan