BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber
daya manusia berkualitas yang mestinya akan berguna bagi diri sendiri, masyarakat
bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: ”Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
(Usman, 2010).
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan suatu pendidikan yang menghasilkan
tenaga professional. Profesionalisme dapat dibangun melalui proses pendidikan yang
dilakukan oleh institusi pendidikan kesehatan, salah satunya adalah pendidikan
kebidanan. Pendidikan kebidanan bertujuan untuk menghasilkan bidan yang profesional
melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Menghadapi tuntutan kebutuhan dan globalisasi dibutuhkan tenaga bidan yang kompeten
dalam memberikan pelayanan kebidanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
institusi pendidikan kebidanan yang mampu menyelenggarakan proses pembelajaran
yang tepat agar mahasiswa memperoleh prestasi belajar yang optimal (Sujiayatini,
Mata kuliah Konsep Kebidanan terdiri dari sembilan Kompetensi Dasar (KD)
diantaranya: menjelaskan pengertian filosofi dan definisi bidan, menjelaskan
perkembangan sejarah profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan
internasional, menjelaskan paradigma asuhan kebidanan, mengidentifikasi kebidanan
sebagai profesi, menjelaskan peran dan fungsi bidan, menjelaskan teori dan model
konseptual asuhan kebidanan, menggunakan konsep kebidanan sebagai dasar dalam
praktek kebidanan, menjelaskan sistem penghargaan bagi bidan, serta menjelaskan
pengembangan karir bidan (Depkes, 2002).
Mata kuliah Konsep Kebidanan ini merupakan mata kuliah yang sangat penting
untuk para mahasiswa kebidanan memasuki dunia kebidanan dan merupakan dasar
untuk mata kuliah. Mata kuliah ini berkaitan dengan kompetensi-kompetensi dalam
pelayanan kebidanan. Mahasiswa yang tidak mampu memahami dengan baik tentang
mata kuliah Konsep Kebidanan ini, maka otomatis mahasiswa tidak akan mampu untuk
mengaplikasikan ilmu ini kedalam praktiknya di lapangan, khususnya di dalam
penerapan asuhan kebidanan dengan pola fikir Varney. Mahasiswa yang tidak
memahami tentang materi ini, akan mengalami kesulitan di dalam pengambilan
keputusan klinis yang seharusnya menjadi pola pikir bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan, karena dalam pelayanan kebidanan sering bersifat emergensi yang menuntut
tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya (Sujianti, 2009).
Penyampaian materi Konsep Kebidanan D-III Kebidanan STIKes Senior Medan
sebagian besar masih menggunakan metode ceramah. Metode tersebut belum membuat
mahasiswa memahami materi yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey awal
kepada 10 mahasiswa semester II yang mengatakan memiliki minat kurang untuk
kuesioner minat yang dilakukan sebagai survey pendahuluan diperoleh hasil 6 dari 10
mahasiswa mendapat nilai minat kurang (50), dan minat sedang sebanyak 3 orang
(60-66). Hanya ada 1 mahasiswa yang mendapatkan nilai minat tinggi (76).
Mata kuliah Konsep Kebidanan memerlukan metode pembelajaran yang lebih
efektif yaitu membuat mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu
metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode diskusi kelompok kecil dan
penugasan (Jogiyanto, 2006). Diskusi kelompok kecil dan penugasan merupakan salah
satu metode pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara metode penugasan dan metode diskusi kelompok kecil
terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan
STIKes Senior Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat
belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior
Medan Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis perbedaan metode pembelajaran penugasan dan diskusi kelompok
kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode penugasan.
b. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode diskusi
kelompok kecil.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Direktur dan dosen
D-III Kebidanan STIKes Senior Medan dalam mendesain program perencanaan
pembelajaran kepada mahasiswa agar dapat mencapai minat belajar yang optimal.
2. Manfaat Praktis
a. Institusi
Dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih tepat untuk mata kuliah
tertentu.
b. Pendidik
Dapat memberikan alternatif cara meningkatkan minat belajar mahasiswa dengan
penggunaan metode seperti penugasan dan diskusi kelompok kecil.
c. Mahasiswa
Mendapatkan metode yang paling tepat dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan mereka sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan kualitas
pendidikan mereka. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut dalam hal manajemen sumber daya manusia yaitu sumber daya dosen dalam
mendesain program pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil belajar