• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Peman (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Peman (1)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Tangga di Desa Benjor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang

Kuliah Kerja Lapangan III yang dibimbing oleh Ibu Satti Wagistina

Oleh Kelompok 2:  Aminul Khoir  Dita Ayu Pusparani  Hadrianus Oswin Jaya  Mohammad Safril  Putri Kustantinah  Syaiful Bahar

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

(2)

Daftar Isi

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1. LATAR BELAKANG...4

1.1 Rumusan masalah...5

1.2 Manfaat Penelitian...5

1.3 Ruang Lingkup Penelitian...6

1.4 Definisi Operasional...6

Tabel 1...7

a. Variabel Dan Jabaran Variabel...7

BAB II...9

KAJIAN PUSTAKA...9

2.1 Partisipasi...9

2.2 Lahan Pekarangan...9

2.3 Fungsi Lahan Pekarangan...10

2.4 Fasilitas Pekarangan...10

2.5 Potensi Pemanfaatan Pekarangan...11

1. Budidaya Organik...11

2. Vertikultur...11

3. Tabulampot...11

BAB III...13

METODE PENELITIAN...13

3.1 Rancangan Penelitian...13

3.2 Populasi dan Sampel...13

3.2.1 Populasi Penelitian...13

3.2.2 Sampel...14

3.3 Instrumen Penelitian...14

(3)

3.4.1 teknik angket...14

3.4.2 teknik wawancara...14

3.4.3 dokumentasi...15

3.5 Pengelolaan Data...15

3.5.1 Mengedit Data...15

3.5.2 Mengkode...15

3.5.3 Penilaian...15

3.6 Penghitungan Data...16

BAB IV...17

HASIL DAN PEMBAHASAN...17

4.1 Hasil Penelitian...17

4.1.1 Kategori...17

4.1.2 tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan pekarangan di Desa Benjor 17 4.1.3 Jumlah orang dalam keluarga...18

4.1.4 Pemanfaatan lahan pekarangan...19

4.2 Pembahasan...20

4.2.1 Tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan lahan pekarangan di Desa Benjor 22 4.2.2 Jenis tanaman dan ternak yang ada di desa Benjor...23

BAB V...26

PENUTUP...26

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Penduduk Indonesia tahun demi tahun mengalami peningkatan, hal ini juga membuat tingkat kebutuhan primer manusia semakin meningkat. Kebutuhan tersier yang paling di butuhkan yaitu tempat tinggal atau bisa di sebut rumah. Penduduk malang juga mengalami peningkatan, pada tahun 2005 berjumlah 773.174 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan 850.243 (BPS, Malang) hal ini membuat peningkatan dalam hal kebutuhan pemukiman penduduk menjadi lebih meningkat, hal ini dapat di lihat dengan banyaknya rumah yang ada di Malang dan tidak dapat tertata dengan baik membuat pemukiman tersebut menjadi pemukiman kumuh, kemudian banyaknya di bangun perumahan baru.

Dalam pembangunan perumahan tidak luput oleh adanya pekarangan rumah. Dalam sejarah usaha pertanian, lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas.

Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai warung hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan di lingkungan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.

(5)

Lahan pekarangan dapat dijadikan aset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumber daya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi. Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, di samping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian di Yogyakarta (Peny,DH dan Benneth Ginting, 1984), secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan antara 7% sampai dengan 45%. (Sabir Tato,Widyaiswara Muda BBPP Batu,2014)

Pada daerah Desa Benjor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang terdapat lahan pekarangan yang digunakan sebagai tempat kandang ternak. Selain itu, beberapa warga ada yang menggunakan lahan pekarangannya sebagai tempat penanaman labu siam (Sechium edule). Dari penanaman labu siam dan pengelolaan ternak itu diharapkan mampu menambah penghasilan tiap keluarga. Pemanfaatan itu dilakukan oleh ibu rumah tangga yang notabene berada di rumah.

Berdasarkan jabaran latar belakang di atas di butuhkan penelitian lebih lanjut mengenai “Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Tangga”

1.1 Rumusan masalah

1. Bagaimana tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan lahan pekarangan di Desa Benjor?

2. Jenis tanaman dan ternak apa saja yang di manfaatkan warga di Desa Benjor Kabupaten Malang?

1.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Bagi ilmu geografi diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu untuk penelitian geografi dan informasi tentang pengembangan pengelolaan lahan pekarangan agar bisa dimanfaatkan dengan benar.

2. Manfaat Praktis

Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini mampu memberikan

(6)

meningkatkan hasil pertanian jika pekarangan rumah tangga di manfaatkan dengan baik dari segi pertanian

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian ini kita mengambil sampling secara asa dari beberapa rumah yang memiliki pekarangan rumah yang bisa di manfaatkan di daerah Desa Benjor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

1.4 Definisi Operasional

Lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas (Departemen Pertanian, 2013).

Partisipasi partisipasi atau peran serta merupakan aktualisasi dari ketersediaan dan kemauan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang dilaksanakan.

(7)

Tabel 1 a. Variabel Dan Jabaran Variabel

Variabel Sub variabel Indikator Sumber data Instrumen

(8)

obat-obatan - pengelolaan

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi

Partisipasi mempunyai banyak pengertian, saputri (2012) berpendapat bahwa partisipasi dalam penelitiannya adalah sebuah tindakan atau kegiatan yang menandakan keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalan suatu kegiatan yang di lakukan dengan sukarela. Menurut Adisasmita (dalam utami, 2013) partisipasi atau peran serta merupakan aktualisasi dari ketersediaan dan kemauan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang dilaksanakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi atau peran serta dari ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan merupakan keikutsertaan/kontribusi ibu-ibu rumah tangga dalam ketersediaan dan pemenuhan gizi dalam keluarga yang dilakukan secara sukarela.

Dengan partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan diharapkan mampu menghemat pengeluaran belanja keluarga, memperindah halaman dan berkontribsi dalam pemenuhan gizi keluarga. Partisipasi bukan semata-mata keterlibatan fisik namun juga keterlibatan mental dan emosional. Dalam partisipasi, siapapun dapat berperan aktif, memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, mengambil peran dalam masyarakat, serta menjadi lebih terlibat dalam pembangunan. Sisi positif dari partisipasi adalah program yang yang dijalankan akan lebih respon terhadap kebutuhan dasar yang sesungguhnya.

2.2Lahan Pekarangan

(10)

sebagiannya tersedia di pekarangan. Bahan-bahan tersebut di simpan dalam pekarangan dalam keadaan hidup. Di sebut sebagai warung hidup, karena dalam pekarangan terdapat sayuran yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, dimana sebagian rumah tangga harus membelinya dengan uang tunai di pasar atau di supermarket.

Sementara itu, di sebut sebagai apotik hidup karena dalam pekarangan ditanami berbagai macam tanaman obat-obatan yang sangat bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit secara tradisional.

Pemanfaatan Pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.

2.3Fungsi Lahan Pekarangan

Masyarakat (socio-cultural) merupakan faktor utama mempunyai peranan penting dalam mendorong peningkatan pemanfaatan perkarangan, namun hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk menyajikan rumah tangga yang dimanfaatkan perkarangan. Perkarangan mempunyai hubungan fungsional dengan rumah tangga yang bersangkutan dalam pemanfaatannya keperluan sendiri maupun diperdagangkan.

Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna. Fungsi pekarangan adalah untuk menghasilkan : (1) bahan makan sebagai tambahan hasil sawah dan tegalnya; (2) sayur dan buah-buahan; (3) unggas, ternak kecil dan ikan; (4) rempah, bumbu-bumbu dan wangi-wangian; (5) bahan kerajinan tangan; (7) uang tunai.

Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, di samping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian di Yogyakarta (Peny,DH dan Benneth Ginting, 1984), secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan antara 7% sampai dengan 45%.

2.4Fasilitas Pekarangan

(11)

2.5Potensi Pemanfaatan Pekarangan

 Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah, bumbu, obat

 Tanaman yang bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman),

 Ternak: unggas hias, petelur, pedaging. Ikan: hias, produksi daging, dll. Dengan teknik budidaya sebagai berikut:

1. Budidaya Organik

Budidaya tanaman secara organik – sesedikit mungkin menggunakan bahan anorganik. Bahan organik berasal dari sisa kegiatan hulu pertanian. Bahan-bahan sisa kegiatan pertanian berupa sekam, arang sekam, sabut kelapa, kulit kacang tanah, serbuk gergaji, sampah daun bambu, bahkan sampah rumah tangga dan lumpur endapan kolam ikan. Teknik-teknik baru menggunakan EM4, dekomposisi bahan organik ini menjadi kompos telah dapat dipercepat dari 2-4 bulan menjadi 2-4 minggu.

2. Vertikultur

Vertikultur adalah usaha pertanian dengan memanfaatkan semaksimal mungkin ruang dalam pengertian 3 dimensi, di mana dimensi tinggi (vertikal) dieksploitasi sehingga indeks panen per satuan luas lahan dapat dilipatgandakan dengan cara bertanam tanaman dengan media selain tanah pada bak-bak tanaman yang diatur bertangga (Cascade planting) --- struktur etage bouw pada pekarangan. Bertanam dalam pot-pot gantung yang mengisi penuh ruang, yang tahan teduh di bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.

3. Tabulampot

Menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya: bunga) di dalam pot. Dengan syarat media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat

(12)
(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam proses penelitian, karena dengan ketetapan memilih metode penelitian yang digunakan dapat menggambarkan hal-hal apa yang dapat dilakukan. Rancangan penelitian atau sering disebut dengan Desain penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian

Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah yang ada maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti. Bersifat kuantitatif, karena dalam analisis dan hasilnya diuraikan dengan angka.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara aktual dan sistematis tentang sifat-sifat obyek (individu, masyarakat, lembaga, dan lain-lain) (Arikanto, 2002:9). Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. Untuk mempermudah

pelaksanaan penelitian, maka digunakan teknik survey dengan mengambil sampel dan dari populasi dan mengiakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Menurut Arikunto (2002:76) mengatakan bahwa survei adalah suatu pendekatan yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan menyeluruh.

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

(14)

partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga di Desa Benjor Kabupaten Malang

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya. Menurut Arikunto (2001:19) yakni sampel adalah sebagian

3.3Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian, karena dengan alat ukur itulah akan diperoleh informasi data yang benar-benar objektif dan akurat. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner ini berisi tentang sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai partisipasi ibu rumah tangga terhadap pemanfaatan lahan pekarangan.

3.4Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sebagai berikut:

3.4.1 teknik angket

Angket adalah usaha mengumpulkan data-data atau informasi dengan menyampaikan berapa pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh

responden. Teknik angket ini lebih berfungsi untuk mengetahui partisipasi masyarakat serta data penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket dimana pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawabannya telah ditentukan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan

3.4.2 teknik wawancara

(15)

3.4.3 dokumentasi

Data primer diperoleh dari angket yang langsung diberikan kepada responden atau obyek yang diteliti. Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi dan perpustakaan. Data diperoleh dari kelurahan Benjor, Kecamatan Tumpang.

3.5Pengelolaan Data

3.5.1 Mengedit Data

Mengedit data adalah meneliti data yang telah dikumpulkan dengan memiliki apakah data yang dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Hal-hal yang perlu diteliti kembali dalam melakukan keriting data adalah menyangkut kelengkapan pengisian angket, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban, relevansi jawaban dan keseragaman.

3.5.2 Mengkode

Mengkode adalah kegiatan pemberian kode, tanda, atau simbol pada tiap-tiap data yang memiliki kategori sama. Dalam penelitian ini yang menggunakan jenis angket terbuka dan angket tertutup dalam pengumpulan data, sehingga tinggal memberikan kode pada angket tersebut. Angket yang sah diolah dan diberi kode dengan nomor 1, 2, 3,... sampai dengan 100. Kode ini berfungsi sebagai pengganti nama responden.

3.5.3 Penilaian

(16)

Tabulasi adalah mengelompokkan data yang serupa dengan teliti dan teratur kemudian dilakukan perhitungan dan menjumlah banyaknya peristiwa, gejala, atau item yang termasuk dalam kategori yang sama. Tabulasi juga dapat dikatakan sebagai proses penyusuan dan analisis data dalam bentuk tabel. Dengan

memasukkan data dalam tabel dapat memudahkan kita dalam melakukan analisis data.

3.6Penghitungan Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan tabulasi frekuensi. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan partisipasi ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan dengan menggunakan rumus persentase, yaitu:

Keterangan :

P : persentase skor yang diperoleh responden

F : jumlah skor jawaban yang diperoleh responden

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Kategori

Interval Kategori

34-42 Rendah

43-51 Sedang

52-60 Tinggi

4.1.2 tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan pekarangan di Desa Benjor

Sub Variabel Indikator Tingkat partisipasi Kategori

Keterlibatan Ibu rumah Tangga dalam

mengelola pekarangan

Nilai Ekonomis Tanaman dan ternak

58 Tinggi

Cara merawat tanaman dan ternak

60 Tinggi

Tabel 4.1.1 Tingkat Partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan pekarangan di Desa Benjor

Dalam penanaman tanaman dan ternak, tidak luput dari hasil perekonomian karena penduduk di Desa Benjor sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani, petani, dan ternak, dari pendataan profil di Desa Benjor. Desa Benjor yang nampak jumlah petani 153 orang sebagai petani, dan 630 sebagai buruh tani dan peternak 12 orang (2010, profil Desa Benjor). Akan tetapi jumlah tersebut mengalami peningkatan, karena hal ini terbukti dari observasi yang kami lakukan di Desa Benjor. Maka dari itu dalam bertani dan memelihara ternak penduduk melihat ekonomis agar bisa menambah perekonomian penduduk Desa Benjor.

(18)

Siam dan Durian dan untuk tanaman yang melimpah seperti cabai dan apel biasnya dijual di pasar, dan penduduk penduduk juga menjualnya kepada pengepul. Pengepul sendiri biasanya mengunjungi rumah masyarakat sekitar, jadi penduduk hanya menyerahkan hasil panennya.

Dari indicator Nilai Ekonomis tanaman dan ternak, hasil yang diperoleh dari tingkat partisipasi ialah tinggi. Hal itu dimulai dengan kepemilikan pekarangan di sekitar rumah. Lahan tersebut dinilai memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan cara memanfaatkannya. Penduduk desa benjor memanfaatkan dengan cara beternak dan menanam beberapa jenis tanaman yang dapat dijual. Hal ini yang menyebabkan nilai tingkat partisipasi tinggi sebesar 58. Hasil itu diperoleh dari harkat yang diberikan di tiap jawaban sampel di lembar kuesioner.

Dalam perawatan tanaman dan ternak, masyarakat rata-rata swadaya dalam pengelolaannya, masyarakat yang memiliki ternak lebih memilih untuk menitipkan kepada warga yang tidak mampu dan warga yang memiliki cukup luas lahan pekarangan mereka memilih untuk dibantu dengan warga lain untuk merawatnya. Contoh pemeliharan tanaman secara swadaya adalah memberikan pupuk kandang, pupuk kandang itu sendiri diperoleh dari ternak sekitar rumah mereka.

Perawatan tanaman dan ternak memiliki tingkat partisipasi yang tinggi karena mayoritas dari ibu rumah tangga yang kami wawancarai berpartisipasi aktif dalam mengelola lahan pekarangan.

4.1.3 Jumlah orang dalam keluarga

Sub variable Indikator Tingkat Kategori

Jumlah orang dalam keluarga

Cara mendapatkan bibit

54 Tinggi

Mengikuti

penyuluhan atau cara memperoleh

informasi

(19)

Penduduk Desa Benjor memperoleh bibit tanaman melalui pedagang yang biasanya berjualan melewati rumah warga. Pedagang tersebut menjual beberapa macam bibit. Bibit labu siam adalah salah satunya. Bibit labu siam banyak dibeli oleh warga. Untuk beberapa bibit yang lain, warga membelinya di desa Tumpang yang letaknya sekitar 6 km dari desa Benjor. Jumlah warga yang membeli bibit hanya sebesar 20%. Ada juga warga yang mendapakan bibit dari orang lain dengan gratis. Contohnya ialah bibit dari tanaman tetangga. Jumlahnya lebih banyak, yaitu 80%.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dalam memperoleh bibit tanaman tinggi. Hal ini dikarenakan mayoritas mereka mendapatkan bibit dari tetangga. Dengan hasil pemberian tersebut tergolong harkat tinggi karena menghemat pengeluaran.

Penduduk Benjor memperoleh pengetahuan dalam pertanian dan ternak melalui banyak faktor, hal ini bisa dapat dijelaskan pada hasil survei responden. Sebanyak 3,4% penduduk memperoleh sendiri pengetahuan mengenai perawatan ternak dan tanaman melalui membaca buku ataupun internet. Jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan warga yang mendapatkan cara merawat tanaman dan ternak dari penyuluhan, yaitu sebesar 6,7%. Untuk hasil yang paling besar, yaitu 89,9% merupakan hasil meniru cara warga lain.

Dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil partisipasi memperoleh informasi mengenai perawatan tanaman dan ternak rendah. Hal ini disebabkan oleh kurang adanya penyuluhan secara menyeluruh terhadap hasil panen tanaman Benjor. Disana yang ada penyuluhan hanya pada pembibitan apel saja. Dengan demikian informasi yang diperoleh tentang budidaya tanaman selain apel kurang maksimal. Penyebabnya tidak lain adalah informasi budidaya yang diperoleh dari tetangga yang mana informasinya belum tentu terbukti secara ilmiah.

4.1.4 Pemanfaatan lahan pekarangan

Sub variable Indikator Tingkat partisipasi Kategori

(20)

Pemanfaatan lain 35 Rendah

Hasil penelitian mengenai partisipasi ibu rumah tangga dalam pemeliharaan tanaman dan ternak berdasarkan jenisnya masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan jenis tanaman dan ternaknya kurang beragam, dimana berada dikisaran 1-5 jenis saja. Meskipun demikian jenis tanaman dan ternak yang sedikit namun memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh dipeliharanya sapi limusin yang memiliki harga 30 juta an bahkan lebih tergantung dari ukuran.

Pemanfaatan lain dalam penelitian ini adalah 35 partisipan, dimana dimanfaatkan untuk industri keluarga, yaitu produksi tusuk sate. Di desa Benjor bagian selatan, khususnya dibatas Desa sebagian besar memanfaatkan pekarangan sebagai industri rumah tangga yaitu produksi tusuk sate. Hasil pembuatan tusuk sate ini dijual kepada para penjual sate dengan harga Rp4000,00 per bungkus. Dalam satu bungkus terdapat 100 biji. Semakin ke arah selatan pemanfaatan lahan semakin berkurang. Dari salah satu rumah responden mengatakan, Sumarmi (29 tahun) tidak mempunyai lahan pekarangan. Namun dari hasil yang kami wawancarai responden dari responden mereka mengatakan mempunyai lahan lain di luar pekarangan rumah mereka.

4.2

Pembahasan

Desa Benjor merupakan salah satu Desa yang terletak di kecamatan Tumpang, Kabupaten malang. Secara batas administratif Desa Benjor sebelah utara berbatasan dengan Desa ngadirejo, kecamatan Jabung, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Duwet ampul, kecamatan tumpang; sebelah timur berbatasan dengan Hutan, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tumpang. Luas Desa Benjor secara keseluruhan adalah 144,92 ha/m2, dan diantaranya

lahan pekarangan memiliki luas 6,57 ha/m2 dari luas Desa Benjor secara keseluruhan. Sedangkan

pemukiman penduduk memiliki luas lahan 6,6 ha/m2. Dari data luas lahan yang difungsikan

(21)

Ditinjau dari segi kependudukan, jumlah penduduk Desa Benjor pada tahun 2010 adalah 2153 jiwa dengan jumlah 624 kepala keluarga. Berdasarkan dari jumlah KK tersebut, penduduk Desa Benjor memiliki jumlah rumah 624 unit. Dan berdasarkan wawancara dengan penduduk jumlahnya pada tahun 2014 semakin bertambah, hal ini dikarenakan adanya keluarga baru dan mendirikan rumah baru di Desa Benjor. Sehingga jumlah penduduk dan alih fungsi lahan sebagai pemukiman semakin meningkat.

Keadaan penduduk Desa Benjor masih konvensional, dengan mempertahankan mata pencaharian sebagai petani. Hal ini tercatat dalam profil Desa Benjor yang nampak jumlah petani 153 orang sebagai petani, dan 630 sebagai buruh tani. Dari total petani tersebut 113 diantaranya adalah laki-laki, 450 orang buruh tani laki-laki. Hal ini berarti perempuan sebagian besar berada dirumah, sebagai ibu rumah tangga maupun menjaga toko keluarga dirumahnya. Keadaan Desa Benjor yang mendukung mata pencaharian sebagai petani ini tampak pada saat pagi hari, dimana warga Desa secara bergerombol maupun sendiri membawa peralatan tani untuk pergi ke sawah, ladang, maupun kebun.

Pola pemukiman di Desa Benjor sendiri secara mayoritas mengikuti jalan, dengan model rumah yang tergolong masih sederhana. Meskipun rumah masyarakat terlihat sederhana namun secara mayoritas pembangunan rumah menyisakan lahan terbuka sekitar rumah atau disebut pekarangan. Pekarangan di Desa Benjor secara sekilas dari hasil observasi dilapangan tampak dimanfaatkan untuk bertanam maupun beternak. Namun untuk lebih jelasnya apakah lahan pekarangan tersebut terkelola dengan baik dan diketahui tingkat partisipasi khususnya bagi ibu rumah tangga Desa Benjor.

(22)

Dengan partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan diharapkan mampu menghemat pengeluaran belanja keluarga, memperindah halaman dan berkontribsi dalam pemenuhan gizi keluarga. Partisipasi bukan semata-mata keterlibatan fisik namun juga keterlibatan mental dan emosional. Dalam partisipasi, siapapun dapat berperan aktif, memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, mengambil peran dalam masyarakat, serta menjadi lebih terlibat dalam pembangunan. Sisi positif dari partisipasi adalah program yang yang dijalankan akan lebih respon terhadap kebutuhan dasar yang sesungguhnya.

4.2.1 Tingkat partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan lahan pekarangan di Desa Benjor

Sub Variabel Indikator Tingkat partisipasi Kategori

Keterlibatan Ibu rumah Tangga dalam

mengelola pekarangan

Nilai Ekonomis

Tanaman dan ternak 58 Tinggi

Cara merawat tanaman

(23)

data yang kamu survey Keterlibatan Ibu rumah Tangga dalam mengelola pekarangan mempunyai tingkat partisipasi 58 dari total harkat.

Dalam meneglola perkarangan, terutama tanaman kopi mereka mendapat penyuluhan dalam mengelola tanaman kopi. Penyuluhan berdasarkan kelompok-kelompok tani yang diselenggarakan oleh Desa. Sehingga mereka dibekali keterampilan dalam mengelola tanaman kopi mulai biji kopi yang merka dapatkan dari kelompok hingga pembibitan. Dalm proses pembibitan memakan waktu lima bulan dengan cara teknik stek mata tangkai, hingga masa pembibitan yang sudah siap jual. Jadi disini dalam mengelola tanaman kopi hanya sebatas pembibitan.

Pemanfaatan lain perkarangan di desa Benjor yaitu di alih fungsi sebagai home industri, yaitu pengrajin tusuk sate. Fenomena ini kami temukan di desa benjor bagian salatan mengarah ke perrbatasan desa. Sebagaian besar sebagai pengrajian tusuk sate. Hampir rumah-rumah di daerah perbatasan memiliki lahan pekarangan yang sempit,

Dilihat dari beberapa indikator partisipasi diketahui ada tiga kategori yang tergolong tinggi dan tiga tergolong rendah. Pada indikator nilai ekonomis tanaman dan ternak tergolong tinggi karena tanaman dan ternak yang terdapat di Desa Benjor memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan. Sebagai contoh ternak Sapi yang biasa dijual di kisaran nominal Rp30.000.000,-. Sedangkan untuk tanaman yang memiliki nilai jual adalah sayur, bibit apel, dan tanaman pertanian. Pada bibit apel, para penanam bibit biasa menjual bibit apel Rp20.000,-/batang. Bibit apel biasanya dibeli oleh masyarakat desa sebelah seperti desa Poncokusumo.

4.2.2 Jenis tanaman dan ternak yang ada di desa Benjor

Dilihat berdasarkan jumlah responden, terdapat beberapa jenis tanaman dan ternak yang berada di desa Benjor. Berikut ini uraian tabel mengenai jumlah responden tanaman dan ternak:

Jenis tanaman Jumlah responden Jenis ternak Jumlah responsden

Cabe 5 Ayam 4

Labu siam 11 Kambing 16

(24)

Apel 1

Durian 1

Tebu 1

Lain-lain 8

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden, terdapat 5 responden yang mengelola pekarangannya dengan menanam tanaman cabe. Dari kelima responden tersebut, masing-masing memiliki luas tanah yang berbeda. Ada yang diproduksi dalam jumlah besar, ada juga yang hanya melengkapi jenis tanaman yang lainnya. Sebagai contoh pelengkap, ibu rumah tangga yang mengelola tanaman labu siam dan memiliki sisa sedikit lahan, menanaminya dengan tanaman cabe.

Untuk tanaman labu siam, terdapat 11 responden yang mengelolanya. Jumlah yang paling banyak jika dibandingkan dengan jenis tanaman yang lain. Hal ini disebabkan karena banyak warga yang menanam labu siam dan warga lain mengikutinya karena mendapatkan bibit dari tetangga. Selain itu, adanya para pengepul labu siam yang datang membuat warga banyak yang menanam labu siam karena tidak perlu repot dalam penjualan hasil panen.

Ada beberapa jenis tanaman yang tidak begitu banyak digunakan oleh ibu rumah tangga Desa Benjor dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Tanaman-tanaman tersebut adalah durian, kopi, apel, dan tebu. Dari tiap jenis tanaman, hanya 1 orang responden yang menanamnya. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh kebutuhan lahan yang besar dalam penanaman tanaman tersebut. Selain itu, hasil panennya dijual sendiri oleh warga desa Benjor ke pasar. Berbeda dengan tanaman labu siam yang diambil oleh pengepul.

(25)
(26)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari data profil mata pencaharian penduduk Desa Benjor, sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Masing-masing berjumlah 153 petani dan 630 buruh tani. Dari jumlah tersebut sebagian besar di dominasi oleh laki-laki, yaitu dari jumlah 153 orang petani, 113 diantaranya adalah laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Sedangkan dari jumlah 630 buruh tani, 450 diantaranya adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Jadi, hal ini dapat disimpulkan bahwa perempuan yang berada di Desa Benjor sebagian besar menjadi ibu rumah tangga dan menjaga toko jika ada yang mempunyai toko. Oleh karena itu, partisipasi ibu rumah tangga di Desa Benjor dalam pemanfaatan lahan pekarangan sangat tinggi.

Salah satu responden mengatakan bahwa dalam pemanfaatan lahan pekarangannya selalu di tanami manisa atau labu siam. Alasannya, ia menanami labu siam/manisa tersebut di

karenakan perawatannya yang mudah. Oleh karena itu, labu siam adalah jenis tanaman terbanyak yang ditanam di lahan pekarangan. Selain itu, dalam pemanfaatan lahan pekarangan di Desa Benjor banyak ditanami dengan tanaman durian, cabai, Apel dan sebagian kecil di tanami kopi/cokelat. Namun, dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagian ada yang diasosiasikan dengan peternakan.

Peternakan di Desa Benjor termasuk dalam golongan skala kecil. Penduduk beternak hanya untuk menambah perekonomian saja di samping bertani. Hewan ternak dipelihara dan yang di panen adalah anak dari ternak tersebut. Hewan ternak yang ada disana adalah Ayam, kambing, dan sapi. Dari ketiga hewan ternak tersebut, kambing banyak di pelihara oleh masyrakat Benjor.

B. Saran

(27)
(28)

Lampiran

INSTRUMEN PENILAIAN

Nomor :

Nama responden:

Usia :

1. Mengapa Anda memanfaatkan lahan pekarangan dengan cara tersebut?

a. Karena menambah penghasilan keluarga saya

b. Karena saya tidak perlu membeli apa yang saya butuhkan di asa

2. Apakah Anda merawat pekarangan itu?

a. ya b. Tidak

3. Bagaimana cara mendapatkan bibit tanaman dan hewan ternak?

a. Membeli b. Diberi

4. Bagaimana cara mendapatkan informasi terkait cara mengelola pekarangan?

a. Ikut tetangga b. Penyuluhan c. Sendiri

5. Berapa jenis tanaman yang dirawat di lahan pekarangan?

6. Berapa jenis ternak yang dirawat di lahan pekarangan?

7. Apa pemanfaatan lain yang dilakukan selain sebagai perawatan tanaman dan ternak?

Gambar

Tabel 1......................................................................................................................................7
Tabel 1
Tabel 4.1.1 Tingkat Partisipasi ibu rumah tangga dalam pengelolaan pekarangan di Desa Benjor

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, maka terciptalah tatanan masyarakat yang berilmu pengetahuan serta

Hasil analisis data penelitian dengan tehnik statistik chi square pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (d.k) 1 menunjukkan bahwa X 2 lebih besar dari X tabel

Oleh sebab itu aplikasi sistem pakar ini dibuat untuk membantu pengguna komputer dalam melakukan diagnosis a wal terhadap suatu kerusakan hardware komputer yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat (Gambar 4), diketahui bahwa sebagian besar berpendapat bahwa Pantai Bilato cukup baik jika di lihat dari segi daya

Upaya lain yang dilakukan dosen STAI Al-Amin Dompu dalam menerapkan prinsip pendidikan kritis dalam pendidikan Islam di STAI Al-Amin Dompu adalah dengan cara

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang adakah perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan rubber dan latihan burble terhadap kekuatan dan

Sedangkan bagi praktisi saran-saran yang dapat dikemukakan, perusahaan yang ingin meningkatkan likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia, dapat melakukan alternatif berupa stock