• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI HIJAB DI KALANGAN GENERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TRANSFORMASI HIJAB DI KALANGAN GENERASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ESSAY

TRANSFORMASI HIJAB DI KALANGAN GENERASI MUDA INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN STATUS STRATA SOSIAL

Dalam tema ;

“Budaya Arab yang di serap di Indonesia”

Oleh :

(2)

“Budaya” satu kata yang mencangkup segala aspek dalam kehidupan manusia. Prinsip dan implikasi di setiap Negara tidak akan terlepas dari pengaruh interaksi dengan Negara lain, baik prinsip berupa keyakinan, agama maupun suatu hal yang sifatnya hanya sebagai pelengkap kehidupan itu sendiri. Dengan kata lain, globalisasi akan senantiasa menghasilkan akulturasi yang terlahir di tengah-tengah masyarakat terutama di Indonesia. Seperti halnya sejarah Indonesia yang menyatakan bahwa permulaan dari terbentuknya sebuah Negara Indonesia ini adalah dimulai dari adanya interaksi atau kunjungan manusia/bangsa dari Negara-negara lain. Terlepas dari berbagai macam motif dan tujuan kunjungan bangsa-bangsa tersebut, tentunya masyarakat Indonesia secara alamiahnya terbentuk dengan berbagai macam pengaruh dari bangsa-bangsa luar tersebut, termasuk dalam prinsip berpakaian. Sebelum masyarakat Indonesia mengenal akan islam, hijab dan jilbab, mereka menjalani kehidupan sesuai dengan konsep non-islam yang mereka ketahui, seperti halnya dalam pakaian berupa hijab, wanita pada masa itu tepatnya 1400 M atau 6 abad yang lalu memang sudah mengenal pakaian penutup kepala dan itu tentunya hanya bermakna sebagai penutup kepala berupa selendang atau kain yang hanya dilampirkan diatas kepala atau bahkan mereka sanggulkan di punggung mereka. Akan tetapi, setelah bangsa Arab mengunjungi Indonesia melalui wilayah barat Nusantara dan sekitar Malaka, maka masuklah ajaran-ajaran Islam dan kebudayaannya di tengah masyarakat Indonesia, terutama dalam prinsip berpakaian pada wanita muslimah.

Pada dasarnya Islam memiliki prinsip berpakaian yang sangat detail pada wanita muslimah, dimana wanita muslimah diwajibkan untuk menggunakan hijab dengan berbagai aturan yang mengindikasikan kepada kesopanan, kerapihan, kehormatan dan ketaatan pada Alloh SWT. Jilbab/kerudung sebagai penutup kepala merupakan salah satu bagian terpenting dalam pakaian Islam yang memiliki perintah tersendiri dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 31 :

(3)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka …..”.

Ini merupakan perintah Alloh kepada wanita beriman untuk menggunakan kerudung (penutup kepala) dengan aturan hingga menutup dada mereka. Masih sangat banyak ayat lain dalam al-qur’an yang menyatakan perintah akan menutup aurat dengan hijab, jilbab dan kerudung.

Melalui perkembangan jaman, khususunya di Indonesia saat ini sudah menjadi suatu hal yang sangat lumrah ketika kita melihat kaum wanita siapapun, dimanapun, dan kapanpun dapat menggunakan jilbab/kerudung ini. Bahkan melalui perkembangan jaman pula, istilah jilbab/kerudung di Indonesia telah mengalami pergantian istilah menjadi “hijab”. Pada tahun 2000an ini, media elektronik telah menjadi senjata utama penyebar istilah “hijab” sebagai bagian dari pakaian penutup kepala. Hijab merupakan istilah bahasa arab yang artinya “penghalang” atau “penutup”. Biasanya yang paling umum terlihat di masjid-masjid, sebagai penghalang ataupun pembatas antara jamaah laki-laki dan perempuan. Apapun yang membatasi ataupun menutupi antara laki-laki dan perempuan maka disebut hijab. Selain itu, beberapa ulama juga menyimpulkan bahwa hijab merupakan batasan yang dibuat antara laki-laki dan perempuan, mulai dari pakaian, sikap, tingkah laku, sampai dengan pikiran. Sehingga sebenarnya, istilah hijab tidak mengacu pada salah satu jenis kelamin tertentu. Akan tetapi, perubahan makna yang berkembang di masyarakat Indonesia nampaknya telah terjadi. Hijab seringkali lebih diidentikan dengan jilbab atau kerudung. Hijab lebih mengacu pada pakaian. Selain itu, hijab juga lebih terkonstruksi menjadi sebuah jenis fashion.

(4)

desain-desain dari hijab itu sendiri. Melalui media-media ini maka kita akan sangat mudah menemukan mayoritas wanita di Indonesia saat ini menggunakan hijab (dalam hal ini kerudung) dengan sejuta gaya dan model yang menurut mereka sesuai dengan gaya/tren yang saat ini sedang terkenal. Mereka yang beragama islam mayoritas menggunakan jilbab, terlihat jelas di sekolah-sekolah, kampus-kampus, kantor-kantor pemerintahan bahkan di dunia entertaiment dan di tengah masyarakat kelas sosialita sekalipun. Hal ini mengakibatkan hijab bukanlah menjadi suatu barang yang khusus lagi melainkan menjadi suatu hal yang lumrah. Lalu muncul cara berjilbab (berhijab) yang mengikuti fashion. Hal ini muncul sebagai modifikasi dari cara memakai jilbab yang syar’i menurut islam atau bisa dikatakan konvensional. Para pengguna jilbab (hijab) model inilah yang menyebut dirinya sebagai Hijabers. Akibatnya, bias persepsi secara kognitif pun terjadi. Masyarakat umum lebih mengartikan hijab sebagai model jilbab yang trendi atau mengikuti gaya yang ada, tidak lagi seperti arti harfiahnya. Istilah hijab pun akhirnya menjadi semakin umum akan tetapi dengan makna yang bias dari arti sebenarnya.

Desainer-desainer hijab, hijab bloger dan public figure saat ini telah menjadi inspirator utama bagi mayoritas wanita di Indonesia dalam mengenakan hijab. Para inspirator tersebut memadu-padankan berbagai mode atau gaya fashion busana luar negeri dengan hijab di Indonesia, tentunya dari Negara Eropa yang masih menjadi trend satter fashion saat ini dan juga dari Negara Timur Tengah yang memiliki identitas budaya keislaman yang sangat kental. Walaupun tentunya juga, kita dapat mengakui bahwa Indonesia memang sangat berpotensi menjadi trend satter moslem fashion di dunia kelak pada tahun 2020 nanti sesuai dengan yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia bersama hijabers Indonesia. Padu-padanan kreatifitas gaya hijab ini melahirkan berbagai macam bentuk dan gaya hijab yang mengalami akulturasi sehingga juga melahirkan banyak nilai yang dapat diserap oleh prespektif masing-masing. Penyerapan budaya fashion Eropa ini terlihat dari desain-desain hijab yang bermotif glamour, warna-warni, cerah dan tentunya stylish, dan Dian Pelangi adalah salah satu desainer hijab yang menerapkan gaya hijab ini. Sedangkan gaya hijab Timur Tengah yang lebih dikenal dengan karakteristik mewah, gold dan tentunya elegant ini juga banyak diserap oleh desainer Indonesia salah satunya yaitu Jenahara.

(5)

gaya nasional masa kini yang kemudian fenomena ini disebut budaya popular untuk fashion style.

Menurut Strinati (Bing Tedjo, 2007) mengemukakan bahwa budaya populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media. Artinya, jika media mampu memproduksi sebuah bentuk budaya, maka publik akan menyerapnya dan menjadikannya sebagai sebuah bentuk kebudayaan. Populer yang dibicarakan disini tidak terlepas dari perilaku konsumsi dan determinasi media massa terhadap publik yang bertindak sebagai konsumen.

Untuk mempermudah penyebarluasan tren hijab ini, hijabers ini juga membuat sebuah komunitas-komunitas yang dinamakan Hijabers Community. Komunitas-komunitas ini melahirkan identitas sosial yang berbeda dengan pengguna hijab pada umumnya (non-komunitas). Hasil penelitian Rima Hidayati (2012) dalam Komunitas Hijabers Makassar, Komunitas Hijabers menggambarkan identitas mereka yang ekslusif, konsumtif dan komersial.

- Identitas yang ekslusif, karena mereka memiliki image tersendiri serta berupaya membentuk keunikan mereka dengan gaya hidup, penggunaan bahasa, tempat pilihan serta kegiatan rutin tertentu.

- Identiitas konsumtif, karena kebiasaan pilihan-pilihan tempat berkumpul serta bersantai mereka adalah tempat untuk kalangan menengah keatas yang arti tempat dimana segala barang atau makanan yang dijajakan tidaklah murah.

- Identitas komersial, dikarenakan program-program komunitas ini dianggap mengesampingkan sisi religiutas agama dengan menggelar event bergengsi seperti fashion show untuk wanita berjilbab, kegiatan show off bukanlah yang bukan dilandasi nilai religius. Secara ekonomi, untuk menjadi anggota yang aktif dan mengikuti program komunitas Hijabers tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

(6)

pilihan gaya hidup - seperti cara berpakaian, cara makan, cara merawat tubuh seseorang, tempat untuk bersantai - dan kurang lebih sekitar indikator kelas tradisional seperti pekerjaan.

Stratifikasi dalam kelas atau antar kelas tidak lagi tergantung hanya pada perbedaan ekonomi akan tetapi juga cenderung terletak pada perbedaan dalam konsumsi dan gaya hidup. Hal ini didasarkan pada tren dalam masyarakat secara keseluruhan. Ekspansi yang cepat dari ekonomi jasa dan industri hiburan dan rekreasi, misalnya mencerminkan peningkatan penekanan pada konsumsi di negara-negara industri. Masyarakat modern telah menjadi masyarakat konsumen, yang sengaja diarahkan untuk perolehan barang material.

Dengan adanya status sosial yang tertera pada hijabers inilah yang membuat banyak wanita di Indonesia berusaha untuk mencapai lingkungan tersebut dengan menggunakan hijab sebagai “alat” kunci masuk strata sosial tersebut. Saat ini, bisa kita temukan dengan mudah siswi-siswi sekolah, mahasiswi-mahasiswi, dan wanita muslimah di Indonesia yang banyak merelakan uangnya untuk mereka belikan berbagai macam hijab yang motif dan gayanya sudah tak terhitung lagi kreatifnya. Muslimah-muslimah ini mencoba mempercantik penampilannya dengan pakaiannya sehingga dapat dinilai sebagai “hijabers” oleh lingkungan mereka dan juga hanya sekedar untuk mendapatkan kesan stylish/fashionable sesuai fenomena hijabers yang mereka lihat dari media-media elektronik.

Upaya menaikkan strata sosial secara naluriah ini memang tidak nampak pada kasat mata ummu di kalangan masyarakat, karena usaha menaikkan strata sosial merupakan aktifitas individu yang sifatnya akan langsung berhubungan dengan niat manusia tersebut. Oleh karena itu, eksistensi dan komitmen penggunaan hijab akan selalu terikat dengan hati para penggunanya, karena setiap hijaber pada dasarnya pasti mengetahui apa alasan/motif ia menggunakan hijab tersebut. Yang menjadi pertanyaan dunia adalah, apakah kelak ketika hijab fashion di dunia telah mengalami masa redup dan jatuh pada kelunturan strata sosial, wanita di dunia khususnya muslimah di Indonesia masih akan mengejar tren hijab dan mengenakan hijab dalam kehidupan mereka?. Jawaban dari pertanyaan ini hanya waktu yang akan membuktikannya kelak.

(7)

telah memiliki petunjuk yang sangat jelas dan tepat mengenai hijab (kerudung) dan cara penggunaannya.

Upaya meningkatkan status strata sosial oleh konsumen media yang mayoritas merupakan generasi muda saat ini juga mengakibatkan terjadinya degradasi keimanan dan mengikisnya nilai syari’at pada konsep hijab wanita muslimah. Tentunya hal ini menggambarkan fenomena miris dalam hal konsistensi syari’at islam yang dialami oleh kaum muslim khususnya di Indonesia.

(8)

REFERENSI ESSAY

- Hardiyanti, Rima. (2012) THE COMMUNITY OF CONTEMPORARY VEIL “HIJABERS” IN MAKASSAR CITY. Universitas Hasanudin; Makasar . -

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan dan perhitungan melalui analisa sidik ragam dapat diambil kesimpulan bahwa Adanya interaksi yang sangat nyata pada perlakuan macam cara

Tidak seperti para pelaku genosida Nazi atau Rwanda yang menua, Anwar dan kawan-kawannya tidak pernah sekalipun dipaksa oleh sejarah untuk mengakui bahwa mereka ikut serta

( Project Based Learning berbasis SETS)..

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin

Selanjutnya digunakan untuk menganalisis dan mendesain skenario zonasi dari berbagai tipologi yang berbeda guna menemukan zonasi LP2B dan LCP2B dengan tingkat

Nusikalstamos veikos, kurios išaiškinamos pa- naudojant nusikalstamą veiką imituojantį elgesio mode- lį, turi būti kvalifikuojamos kaip baigta nusikalstama veika arba

Kebijakan Balitbangtan terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual dan alih teknologi adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 06 tahun 2012 tentang Kerja sama Penelitian dan

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi eksploitasi tubuh perempuan dalam iklan Torpedo versi Gigi Palsu di