• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI KEPEMIMPINAN DAN MOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI KEPEMIMPINAN DAN MOT"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPENSASI , KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PT SUMBER CAHAYA MULIA DI MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kepuasan kerja. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil analisis menyimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kepuasan kerja sedangkan secara parsial hanya kepemimpinan saja yang tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja.

Kata kunci : kompensasi,kepemimpinan, motivasi,kepuasan kerja

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of significant compensation, leadership, and motivation to job satisfaction. Data collection technique is using a questionnaire. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results of the analysis concludes that there is simultaneously a compensation effect, leadership, and motivation to job satisfaction while partially only the leadership who does not have an influence on job satisfaction.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT.Sumber Cahaya Mulia di Medan.”

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Sri Aprianti Tarigan,SE,ME sebagai Direktur Politeknik IT&B Medan

2. Ibu Yenni,SE,MM sebagai Pembantu Direktur II Politeknik IT&B Medan

3. Bapak Leonard Pakpahan,SE,MM Sebagai Pembantu Direktur III Politeknik IT&B

Medan

4. Ibu Gloria Cahaya Julida Hutabarat,SE,ME selaku Ketua LPPM Politeknik IT&B

Medan

5. Bapak Javerson Simamora,ST,MBA selaku Ketua Program Studi Manajemen

Perpajakan Diploma 3 Politeknik IT&B Medan

6. Keluarga tercinta dan teman-teman yang membantu dalam penyusunan penelitian

ini

7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan penelitian

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian ini

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi pengembangan

penulis ini di masa mendatang.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2012

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Permasalahan... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 5

3. Pembatasan Masalah ... 6

4. Perumusan Masalah ... 7

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan ... 8

2. Manfaat ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Definisi Variabel ... 9

(5)

1. Azas Kompensasi ... 12

2. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Usaha Pengembangan Sistem Kompensasi ... 13

3. Dimensi Kompensasi ... 13

4. Sifat-sifat Kepemimpinan ... 14

5. Tugas-tugas Kepemimpinan... 19

6. Fungsi Kepemimpinan ... 20

7. Kepemimpinan yang Efektif ... 21

8. Teori Motivasi ... 23

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 30

10.Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 33

11.Pengaruh KepemimpinanTerhadap Kepuasan Kerja ... 34

12.Pengaruh MotivasiTerhadap Kepuasan Kerja ... 35

C. Penelitian yang Relevan ... 35

D. Kerangka Pemikiran ... 38

E. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian ... 40

B. Populasi dan Metode Pemilihan Sampel ... 40

C. Operasionalisasi Variabel ... 41

D. Metode Pengumpulan Data ... 46

(6)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

B. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian ... 58

C. Hasil Analisis Data ... 66

D. Pembahasan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Kompensasi ... 42

Tabel 3.2 Indikator Kepemimpinan ... 43

Tabel 3.3 Indikator Motivasi ... 44

Tabel 3.4 Indikator Kepuasan Kerja ... 45

Tabel 4.1 Uji Validitas Kuesioner Kompensasi ... 54

Tabel 4.2 Uji Validitas Kuesioner kepemimpinan ... 54

Tabel 4.3 Uji Validitas Kuesioner Motivasi ... 55

Tabel 4.4 Uji Validitas Kuesioner Kepuasan kerja ... 56

Tabel 4.5 Reliabilitas Kuesioner Kompensasi ... 57

Tabel 4.6 Reliabilitas Kuesioner Kepemimpinan ... 57

Tabel 4.7 Reliabilitas Kuesioner Motivasi ... 58

Tabel 4.8 Reliabilitas Kuesioner Kepuasan kerja ... 58

Tabel 4.9 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.10 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Usia ... 60

Tabel 4.11 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan ... 60

Tabel 4.12 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Pendidikan ... 61

Tabel 4.13 Tabel Hasil Kuesioner Kompensasi ... 62

Tabel 4.14 Tabel Hasil Kuesioner Kepemimpinan ... 63

(8)

Tabel 4.17 Skor kompensasi, kepemimpinan, motivasi,

dan Kepuasan Kerja ... 66

Tabel 4.18 Output SPSS ... 72

Tabel 4.19 Pengujian Multikolinearitas ... 75

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Regresi... 79

Tabel 4.21 Tabel ANOVA... 83

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 4.1 Scatterplot Diagram ... 76

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 91

Lampiran 2 Data Responden ... 95

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1. Latar Belakang

Dalam dunia usaha, manusia merupakan sumber daya yang penting untuk

mencapai tujuan. Karena manusia berperan dalam menggerakan, mengelola, dan

melaksanakan segala aktivitas kegiatan usaha. Oleh karena itu, faktor manusia perlu

mendapat mendapat perhatian. Namun manusia sebagai karyawan dalam perusahaan

bukanlah hanya sebagai faktor produksi. Melainkan juga sebagai sarana manajemen

yang sangat penting, karena manajemen dengan berbagai sumber daya manusia yang

tersedia seperti modal, teknologi tidak dapat berjalan tanpa manusia.

Jadi, dalam hal ini pihak manajemen harus melakukan usaha agar dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusiannya melalui pengembangan sumber

daya manusianya dan memandangnya sebagai aset perusahaan yang harus

dikembangkan dengan cara memberi pelatihan, memberikan kompensasi yang layak,

menciptakan lingkungan kerja yang baik dan hal-hal lain agar tenaga kerja merasa

terpenuhi kebutuhannya sehingga mereka termotivasi untuk dapat bekerja dengan

baik dan memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya dan pada

(12)

Apabila perusahaan dapat memenuhi kebutuhan para karyawannya, maka di

dalam diri setiap karyawan tersebut akan timbul suatu kepuasan dalam bekerja yang

akan berakibat pada peningkatan produktivitas kerjanya. Setiap karyawan sangat

mengharapkan adanya rasa puas itu di dalam diri mereka. Hal serupa ini juga yang

diharapkan oleh manajer PT Sumber Cahaya Mulia bagi karyawannya, karena

melalui kepuasan kerja tersebut, maka dapat mempengaruhi pola kerja mereka dalam

memberikan kontribusi usaha yang terbaik yang dapat diberikannya dalam upaya

mencapai prestasi kerja yang baik.

Namun dalam hal ini, memotivasi karyawan untuk mewujudkan kepuasan

kerja bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, seperti pula

yang dialami oleh manajer PT Sumber Cahaya Mulia Hal ini disebabkan karena

adanya perbedaan kebutuhan dari masing-masing karyawan, tidak hanya berbeda

dalam kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga berbeda dalam

kemauan atau dengan kata lain setiap karyawan berbeda antara satu dengan lainnya.

Ada karyawan yang bekerja dengan motivasi untuk mengembangkan karir, tetapi ada

juga yang memiliki motivasi untuk mendapatkan gaji yang tinggi. Oleh sebab itu,

bentuk motivasi antar karyawan juga berbeda satu sama lain. Maka pihak perusahaan

di sini berusaha memotivasi karyawannya dengan cara mencoba untuk memahami

persepsi karyawan mengenai apa yang mereka inginkan dari perusahaan sebagai

perwujudan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka yang menyangkut sikap

(13)

Kepuasan kerja itu sendiri merupakan keadaan emosional yang

menyenangkan bagi para karyawan yang menghadapi pekerjaannya. Dimana

kepuasan kerja dalam pekerjaan dapat menimbulkan perasaan puas seseorang

terhadap pekerjaannya. Timbulnya kepuasan dapat dilihat dari sikap positif. Maupun

sebaliknya, sikap negatif yang timbul menunjukan akan ketidakpuasannya pada

perusahaan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kepuasan kerja antara

karyawan yang satu dengan yang lain berbeda tergantung dari perasaan karyawan

tersebut dengan hasil pekerjaannya. Banyak orang berpendapat bahwa kepuasan kerja

itu pada kenyataannya sulit untuk diwujudkan, karena sering terjadi orang

mempunyai kedudukan yang penting tetapi tetap merasa tidak puas atas hasil

pekerjaannya, atau seseorang yang telah mempunyai gaji besar seringkali merasa

tidak puas juga. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di antaranya

adalah kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi (Igalens dan Roussel. 1999).

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam hal kepuasan kerja

adalah bagaimana caranya memberikan kompensasi yang terbaik, yaitu sesuai dengan

kebutuhan karyawan sehingga para karyawan dapat merasakan kepuasan sehingga

dapat berdampak positif bagi perusahaan, sehingga tujuan perusahaan yaitu

meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai.

(14)

anggota/bawahannya untuk mencapai tujuan tersebut. Kepemimpinan yang baik

mengembangkan sistem kepegawaian yang mantap dengan pengembangan karier

yang berdasarkan prestasi kerja, kemampuan yang profesional, keahlian dan

ketrampilan, serta kemantapan sikap mental aparat melalui upaya pendidikan

pelatihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi, serta melalui pengembangan

motivasi, kode etik, dan disiplin kedinasan yang sehat yang didukung oleh sistem

informasi kepegawaian yang mantap, dan dilengkapi dengan sistem pemberian

penghargaan yang wajar.

Efektivitas organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi tidak

terlepas dari peranan pemimpin. Kepemimpinan merupakan tulang punggung

pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk

mencapai tujuan organisasi, bahkan untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang

terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Hal ini disebabkan karena setiap

pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap bawahannya, misalnya terhadap

kepuasan kerja, komitmen, produktivitas, kinerja dan lain-lain.

Seorang karyawan mungkin melaksanakan pekerjaan yang diberikan

kepadanya dengan baik, tapi perusahaan juga perlu mengetahui penyebabnya jika

karyawan tersebut tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Biasanya

penurunan semangat dapat terjadi karena kurang disiplin yang disebabkan oleh

(15)

memberikan motivasi kepada karyawannya sehingga akan mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan.

Motivasi yang tinggi akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi sehingga

tercermin rasa tanggung jawab dan gairah kerja untuk menciptakan suatu keinginan

untuk bekerja dan memberikan seuatu yang baik untuk pekerjaannya. Pentingnya

kepuasan kerja menuntut pimpinan perusahaan untuk peka terhadap kepentingan

karyawan. Pimpinan perusahaan melakukan pendekatan tidak hanya pada karyawan

tetapi juga pada keluarga dan lingkungannya sehingga perusahaan dapat mengetahui

apa yang menyebabkan kepuasan kerja karyawan.

PT Sumber Cahaya Mulia adalah sebuah perusahaan yang mempekerjakan

banyak karyawan. PT Sumber Cahaya Mulia sangat bergantung kepada prestasi kerja

karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga PT Sumber Cahaya Mulia

berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan tersebut penulis tertarik untuk

menyusun penelitian dengan judul “PENGARUH KOMPENSASI,

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PT SUMBER CAHAYA MULIA DI MEDAN”.

2. Identifikasi

(16)

mencapai prestasi kerja yang baik. Karyawan yang merasa puas akan menghasilkan

prestasi kerja yang baik. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diidentifikasi

permasalahannya yaitu:

a. Apakah manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai

tujuan organisasi?

b. Bagaimana cara pihak manajemen melakukan usaha yang dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dalam organisasi?

c. Apakah pemenuhan kebutuhan karyawan mampu meningkatkan produktivitas

karyawan?

d. Apakah karyawan PT Sumber Cahaya Mulia sudah puas terhadap pekerjaannya?

e. Bagaimana cara pemenuhan kepuasan karyawan yang berbeda?

f. Apakah terdapat pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja?

g. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja?

h. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja?

i. Apakah terdapat pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap

kepuasan kerja?

3. Pembatasan

Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, maka penulis

(17)

a. Topik yang dibahas adalah pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi

terhadap kepuasan kerja.

b. Variabel yang diteliti adalah kompensasi, kepemimpinan, motivasi dan kepuasan

kerja karyawan.

4. Perumusan

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah terdapat pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT

Sumber Cahaya Mulia di Medan ?

b. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan PT

Sumber Cahaya Mulia di Medan ?

c. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT

Sumber Cahaya Mulia di Medan ?

d. Apakah terdapat pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap

(18)

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang dijabarkan, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja.

b. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.

c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja.

d. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap

kepuasan kerja.

2. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menghasilkan manfaat bagi

berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah bagi perusahaan hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang berguna dan

membantu sebagai suatu bahan evaluasi dalam meningkatkan kepuasan kerja

karyawannya melalui kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi pada PT Sumber

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Variabel

1. Kompensasi

Menurut Flippo di dalam Yusuf, Nasution, dan Suprastha (2000) kompensasi

adalah harga untuk jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain.

Menurut Yusuf, Nasution, dan Suprastha (2000) kompensasi adalah penerimaan suatu

imbalan dari penerima kepada pemberi kerja untuk suatu pekerjaan jaminan

kelangsungan hidup bagi kemanusiaan yang layak dan kelangsungan produksi

dinyatakan dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan. Garry Dessler

(2008) mendefinisikan kompensasi sebagai berikut : Employee compensastion is all

forms of pay rewards going to employee and arising from their employment.

Maksudnya kompensasi adalah segala bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan

kepada karyawan oleh perusahan sebagai atau balas jasa atas kontribusi mereka kepada

perusahaan

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kompensasi adalah segala bentuk pembayaran atau imbalan kepada karyawan untuk

(20)

2. Kepemimpinan

Handoko (2008) mendefinisikan kepemimpinan merupakan kemampuan yang

dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran.

Menurut Stoner dalam Handoko (2008) Kepemimpinan adalah suatu proses

pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok

anggota yang saling berhubungan tugasnya. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku orang lain, atau

seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok. (Robbins. 2001).

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan

menggerakkan orang lain untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok.

3. Motivasi

Definisi Motivasi, berasal dari kata motif (motive), yang berarti dorongan.

Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab

seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan, yang berlangsung secara sadar.

Menurut Stoner (2003): “Motivation is a human psychological characteristic that

contributes to a person’s degree of commitment” Artinya motivasi adalah

karaktertistik psikologi manusia yang member kontribusi pada tingkat komitmen

seseorang. Mathis & Jackson (2006) mengatakan, motivasi merupakan hasrat di

dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan. Seseorang

(21)

motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas individu, arah dan ketekunan

usaha kearah pencapaian tujuan.

Berdasarkan pengertian–pengertian diatas, motivasi dapat didefinisikan

sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang lain (karyawan) dalam suatu

perusahaan.

4. Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2007) berpendapat sebagai berikut:

“Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannnya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.”

Menurut Handoko (2008) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai berikut:

“Kepuasan kerja adalah keadaan keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan, dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak

dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

yang dihadapi lingkungan kerjanya.”

Menurut Werther dan Davis dalam Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah

(22)

expectations of the job and reward that the job provides.” Maksudnya adalah

kepuasan kerja merupakan kesukaan atau tidak kesukaan karyawan dalam melihat

pekerjaannya. Kepuasan kerja ini menyatakan jumlah persetujuan antara harapan

seseorang dari pekerjaannya dan pengharapan yang diharapkan dari pekerjaannya.

Berdeasarkan definisi mengenai kepuasan kerja yang telah disebutkan di atas

pada dasarnya mengandung makna yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan seseorang terhadap hasil

pekerjaan yang telah dilakukannya.

B. Kerangka Teori

1. Azas Kompensasi

Agar dalam pelaksanaannya program kompensasi dapat berjalan secara

efektif, maka program kompensasi tersebut harus menerapakan azas-azas kompensasi

(Hasibuan. 2007), yaitu :

a. Azas adil; artinya besarnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan harus

disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung

jawab, jabatan pekerjaan dan memenuhi persyaratan internal konsisten.

b. Azas layak dan wahar; artinya kompensasi yang diberikan kepada karyawan harus

(23)

2. Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Usaha Pengembangan Sistem

Kompensasi

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam usaha pengembangan suatu sistem

kompensasi, antara lain (Panudju. 2003):

a. Melakukan analisis pekerjaan

b. Melakukan Penilaian terhadap pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal

c. Melakukan survei terhadap berbagai sistem imbalan yang berlaku diorganisasikan

lain, guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal

d. Menentukan harga setiap pekerjaan dihubungkan dengan harga pekerjaan sejenis

3. Dimensi Kompensasi

Menurut Mondy dan Neo dalam Handoko (2008), jenis kompensasi yang

diberikan pada karyawan dapat berbentuk kompensasi finansial dan non finansial.

Kompensasi financial adalah kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk

finansial, seperti gaji, upah, bonus dan tunjangan-tunjangan. Sedangkan kompensasi

finansial adalah kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk

(24)

4. Sifat-sifat Kepemimpinan

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain

dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang

dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang

sistematis tersebut membuahkan teori sifat atau kesifatan dari kepemimpinan. Berikut

adalah teori sifat kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Edwin Ghiselli dalam Handoko (2008) mengemukakan teori mereka tentang

teori kesifatan atau sifat kepemimpinan. Edwin Ghiselli mengemukakan 6 (enam)

sifat kepemimpinan yaitu :

a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau

pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.

b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab

dan keinginan sukses.

c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.

d. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

e. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sehingga mampu untuk

menghadapi masalah.

f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan

(25)

Berbagai teori sifat kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ordway Tead dan

George R. Terry dalam Handoko (2008) adalah sebagai berikut:

a. Energi jasmaniah dan mental

Yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun

mental untuk mengatasi semua permasalahan.

b. Kesadaran akan tujuan dan arah

Mengetahui arah yang akan dituju dari pekerjaan yang akan dilaksanakan,

serta yakin akan manfaatnya.

c. Antusiasme

Pekerjaan yang dilakukan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan,

memberikan sukses, dan dapat membangkitkan semangat serta antusiasme

bagi pimpinan maupun bawahan.

d. Keramahan dan kecintaan

Kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk

melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak, sehingga

pemimpin dapat mengarahkan untuk mencapai tujuan.

e. Integritas

Pemimpin harus bersikap terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan

seperasaan.

(26)

Setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis agar ia

mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin.

g. Ketegasan dalam mengambil keputusan

Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas

dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.

h. Kecerdasan

Orang yang cerdas akan mampu mengatasi masalah dalam waktu yang lebih

cepat dan cara yang lebih efektif.

i. Keterampilan mengajar

Pemimpin yang baik adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik,

mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat

sesuatu.

j. Kepercayaan

Keberhasilan kepemimpinan pada umumnya selalu didukung oleh

kepercayaan anak buahnya, yaitu percaya bahwa pemimpin bersama-sama

dengan anggota berjuang untuk mencapai tujuan.

Teori sifat kepemimpinan menurut George R. Terry dalam Handoko (2008)

adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan

Kekuatan badaniah dan rokhaniah merupakan syarat yang pokok bagi

(27)

rintangan.

b. Stabilitas emosi

Pemimpin dengan emosi yang stabil akan menunjang pencapaian lingkungan

sosial yang rukun, damai, dan harmonis.

c. Pengetahuan tentang relasi insani

Pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentag sifat, watak, dan perilaku

bawahan agar ia bisa menilai kelebihan dan kelemahan bawahan yang

disesuaikan dengan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.

d. Kejujuran

Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri

sendiri maupun kepada bawahan.

e. Obyektif

Pertimbangan pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan

sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas

penolakannya.

f. Dorongan pribadi

Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus muncul dari dalam

hati agar mau ikhlas memberikan pelayanan dan pengabdian kepada

kepentingan umum.

(28)

Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap

maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang

berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.

h. Kemampuan mengajar

Pemimpin diharapkan juga menjadi guru yang baik, yang membawa orang

belajar pada sasaran-sasaran tertentu untuk menambah pengetahuan,

keterampilan agar bawahannya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan

partisipasinya.

i. Keterampilan sosial

Dia bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain, sehingga

ia bisa memupuk kerjasama yang baik.

j. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

Penguasaan teknis perlu dimiliki agar tercapai efektifitas kerja dan

kesejahteraan.

Berdasarkan teori-teori tentang sifat-sifat pemimpin diatas, dapat disimpulkan

bahwa sifat-sifat kepemimpinan:

a. Kemampuan sebagai pengawas (supervisory ability)

b. Kecerdasan

c. Inisiatif

d. Energi jasmaniah dan mental

(29)

f. Stabilitas emosi

g. Obyektif

h. Ketegasan dalam mengambil keputusan

i. Keterampilan berkomunikasi

j. Keterampilan mengajar

k. Keterampilan sosial

l. Pengetahuan tentang relasi insani

5. Tugas-tugas Kepemimpinan

Berdasarkan pengertian bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

tingkah laku yang mengandung indikasi serangkaian tugas yang perlu dilaksanakan

oleh seorang pemimpin adalah :

a. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b. Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain

c. Dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain

d. Seorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan (Wahjosumidjo. 2002).

Wahjosumidjo (2002) juga mengemukakan 4 (empat) macam tugas penting

seorang pemimpin yaitu :

(30)

Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila seorang

pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah organisasi.

b. Pemimpin merupakan pengejawantahan tujuan organisasi

Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan

atau keputusan terhadap sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

c. Mempertahankan keutuhan organisasi

Pemimpin bertugas untuk mempertahankan keutuhan organisasi dengan

melakukan koordinasi dan kontrol melalui dua cara, yaitu melalui otoritas,

peraturan, literally, melalui pertemuan, dan koordinasi khusus terhadap

berbagai peraturan.

d. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.

6. Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan kepala sekolah adalah

bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut Stoner dan O’Donell,

(2003) agar kelompok dapat beroperasi secara efektif, seorang pemimpin mempunyai

dua fungsi pokok yaitu:

a. Task Related/ Problem Solving Function, dalam fungsi ini pemimpin memberikan

saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan

pendapat.

b. Group Maintenance funcion/ Social Funcion, meliputi: pemimpin membantu

(31)

melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu

menampilkan kedua fungsi tersebut dengan jelas.

7. Kepemimpinan yang Efektif

Agar proses pengembangan para personalia pendidikan berjalan dengan baik,

antara lain dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Ialah suatu kepemimpinan yang

menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat,

kemampuan, dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan untuk

berkembang dan mengarahkan diri ke arah tercapainya tujuan lembaga pendidikan.

Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi

kepemimpinan. Begitu pula pemimpin yang memiliki performa tinggi dalam

perencanaan dan funngsi-fungsi manajemen adalah tinggi pula dalam kedua dimensi

kepemimpinan. Dua dimensi kepemimpinan tersebut adalah :

a. Kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas

Ialah kepemimpinan yang hanya menekankan penyelesaian tugas-tugas

kepada para bawahannya dengan tidak mempedulikan perkembangan bakat,

kompetensi, motivasi, minat, komunikasi, dan kesejahteraan bawahan. Para

(32)

penampilannya. Pemimpin ini tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan

lingkungan sehingga organisasi menjadi usang dan ketinggalan jaman.

b. Kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan manusia

Kepemimpinan ini hanya menekankan perkembangan para personalianya,

kepuasan mereka, motivasi, kerja sama, pergaulan dan kesejahteraan mereka.

Pemimpin ini berasumsi bila para personalia diperlakukan dengan baik, maka

tujuan organisasi kependidikan akan tercapai. Tetapi pada kenyataannya

manusia tidak selalu beritikad baik, walaupun ia diperlakukan dengan baik.

Hal ini dapat menyebabkan kemunduran suatu organisasi. Oleh sebab itu

kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mengintegrasikan

orientasi tugas dengan orientasi antar hubungan manusia. Dengan

mengintegrasikan dan meningkatkan keduanya kepemimpinan akan menjadi

efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya. Sebab

kepemimpinan yang efektif dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

dengan baik termasuk malaksanakan perencanaan dengan baik pula.

Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan

untuk mencapai cita-cita organisasi. Dengan cara seperti itu pemimpin akan

banyak mendapat bantuan pikiran, semangat, dan tenaga dari bawahan yang

akan menimbulkan semangat bersama dan rasa persatuan, sehingga akan

memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan masalah yang semuanya

(33)

8. Teori Motivasi

Menurut Stoner dan Freeman (2003: 324). Terdapat tiga teori tentang

motivasi yaitu:

a. Teori Kepuasan (Content Theory), didukung oleh Abraham Maslow, Alderfer,

McGregor, Herzberg, Atkinson dan McClelland.

Kendala atau hubungan yang dihadapi oleh manajer dalam mengamati

bawahannya adalah:

1) Adanya kebutuhan yang berbeda, menyebabkan kesukaran dalam mengamati

perilaku karyawannya. Seorang manajer sebenarnya sangat menginginkan

adanya kepuasan yang ditimbulkan oleh karyawan.

2) Cara kebutuhan itu ingin dipenuhi akhirnya diterjemahkan dalam tindakan.

3) Orang tidak bertindak sesuai kebutuhan mereka secara konsisten.

Hierarki kebutuhan Maslow mungkin dapat menjadi lebih banyak perhatian

dari manajer daripada teori Motivasi lainnya dia mengklasifikasikan kebutuhan

manusia dengan cara yang logis. Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan

dasar manusia menjadi lima kelompok:

1) Kebutuhan Fisiologis (psychological needs)

Ini adalah kebutuhan yang paling utama, yakni berupa makan, minum,

(34)

2) Kebutuhan Akan Rasa Aman (safety needs)

Kebutuhan ini merupakan tangga kedua dalam susunan kebutuhan dimana

kenyamanan suatu kebutuhan rasa aman terhadap ancaman dan bahaya

kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

3) Kebutuhan Rasa Memiliki (social needs)

Apabila kebutuhan prima seseorang telah terpenuhi secara baik. Uang bukan

lagi sebagai dorongan, pembangkit dan penggerak motivasi. Dlam tingkat

kebutuhan ini kenyataan sangat menginginkan diterima menjadi anggota

kelompok informal dalam perusahaan.

4) Kebutuhan Akan Harga Diri (esteem needs)

Karyawan yang bekerja sangat baik sudah tentu ingin mendapatkan pujian

dari atasan berupa pujian terhadap hasil kerjanya.

5) Kebutuhan Perwujudan Diri (self actualization needs).

Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan Maslow, karyawan

merasa bahwa ia telah berhasil / menyelesaikan pekerjaan dengan

mengerahkan kemampuan maksimum, keterampilan dan potensi yang ada

pada dirinya.

Dari kelima kebutuhan manusia di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan

pokok yang kita miliki seperti kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal dan

(35)

Apabila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi maka kebutuhan akan rasa aman

akan muncul menggantikannya. Hal ini menjadi kebutuhan yang berusaha dipenuhi

orang tersebut. Ini adalah kebutuhan yang mara bahaya atau kehilangan sesuatu.

Selanjutnya kebutuhan sosial akan memotivasi perilaku bila kedua kebutuhan

fisiologis dan rasa aman terpenuhi. Ini adalah kebutuhan-kebutuhan akan afiliasi,

memberi dan menerima kasih saying, dan persahabatan.

Maslow memberikan dua tipe kebutuhan akan penghargaan yaitu keinginan

berprestasi dan persaingan serta keinginan akan status dan pengakuan. Dalam istilah

organsisasi, orang ingin dianggap pandai bekerja, mereka juga ingin merasa bahwa

mereka mencapai sesuatu yang penting ketika mereka melakukan pekerjaannya.

Bila kebutuhan lainnya telah terpenuhi secara memadai, karyawan akan

termotivasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini dimiliki oleh semua

orang untuk menjadi orang yang kita rasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk

mewujudkannya.

Menurut David McClelland dari universitas Harvard dalam teorinya

mengatakan bahwa kekuasaan, afiliasi, dan prestasi adalah motivasi yang kuat dalam

setiap individu. McClelland mengelompokan motivasi sebagai berikut:

1) Kebutuhan untuk berkuasa.

2) Kebutuhan untuk bersahabat.

(36)

Masing-masing kebutuhan mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga

orang-orang yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi akan berbeda dengan

orang-orang yang mempunyai afiliasi yang tinggi.

Motivasi Prestasi adalah doongan dalam diri manusia untuk mengatasi segala

tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Orang memiliki dorongan ini

ingin berkembang dan tubuh serta ingin maju menelusuri tangga keberhasilan.

Motivasi Afiliasi adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang

atas dasar sosial. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila

mereka dipuji karena sikap dan kerjasama mereka yang menyenangkan. Orang-orang

yang bermotivasi prestasi memilih pembantunya yang berkemampuan teknis, dan

kurang memperhatikan perasaan pribadi tentang mereka, tetapi mereka ynag

bermotivasi afiliasi cenderung memilih orang-orang sekeliling mereka.

Motivasi Kompetensi adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja,

meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan berusaha keras untuk inovatif.

Yang paling penting bagi mereka adalah mereka mendapat keuntungan dari

pengalaman mereka. Umumnya mereka cenderung bekerjadengan baik karena

kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan

yang diperoleh dari orang lain.

Motivasi Kekuasaan adalah dorongan untuk mempengaruhi orang lain dan

mengubah situasi. Orang yang mempunyai motivasi ini ingin menimbulkan dampak

(37)

Menurut teori Herzberg terdapat dua factor dalam memotivasi, yaitu:

1) Faktor Motivasional (Motivator Factor)

Yaitu hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik,yang bersumber

dari dalam diri seseorang seperti pekerjaan seseorang, keberhasilan yang

diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan pengakuan dari

orang lain.

2) Faktor Higiene/Pemeliharaan (Hygiene Factors)

Adalah faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti dari luar diri seseorang,

misalnya status seseorang dalam organisasi, hubungan karyawan dengan

atasannya serta teman kerja, kebijaksanaan organisasi, kondisi kerja dan

system imbalan yang berlaku.

b. Teori Proses

Dalam teori proses, kebutuhan hanya dianggap sebagai salah satu unsur dalam

proses pada diri seseorang dalam memutuskan bagaimana dirinya berperilaku. Unsur

- unsur lainnya adalah kemampuan individu, persepsi perannya, atau pemahamannya

tentang perilaku apa yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang tinggi, dan

harapan-harapannya yang menyangkut hasil dari perilaku tertentu.

Pendekatan harapan mencoba memperhatikan perbedaan antara individu dan

situasi. Nadler dan Lawyer mendasarkan pendekatan penghargaan pada empat asumsi

(38)

Asumsi-asumsi ini mendasari model harapan yang mempunyai tiga komponen

utama:

1) Harapan hasil Prestasi

Harapan ini mempengaruhi keputusan individu tentang bagaimana

bertingkah laku. Karena individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari

periilaku mereka.

2) Valensi

Hasil dari suatu perilaku tertentu mempunyai valensi khusus (kekuatan untuk

memotivasi) yang bervariasi pada setiap individu.

3) Harapan Kinerja Usaha

Harapan orang mengenai seberapa sulitnya bekerja secara berhasil juga akan

mempengaruhi keputusan orang tentang perilaku. Dengan diberikannya suatu

pilihan, individu cenderung memilih tingkat pelaksanaanya yang nampaknya

memiliki peluang terbaik untuk mencapai hasil yang mereka hargai.

Pendekatan lainnya adalah teori keadlian, yang didasarkan bahwa faktor

utama alam motivasi adalah penilaian individu terhadap keadilan atau kewajaran

imbalan yang diterima. Tingkat keadilan itu dapat diukur dengan rasio anatara kerja

dan upah yang diterima seorang karyawan yang satu dengan yang lain dalam

lingkungan kerja yang sama atau sederajat. Karyawan yang melakukan pekerjaan

yang sama besarnya atau sebanding dengan upah karyawan lainnya itu, karena ini

(39)

c. Teori Penguatan

Teori ini didukung oleh pendapat B.F. Skiner yang penekanannya terletak

pada bagaimana konsekuensi perilaku masa lalu mempengaruhi tindakan masa depan.

Perilaku tertentu berkaitan dengan hasil yang positif dan negatif. Jika hasil

tersebut positif, individu cenderung untuk memberikan tanggapan yang serupa dalam

situasi yang serupa. Tetapi jika hasil itu negative, individu akan cenderung mengubah

perilakunya untuk menghindarinya.

Berdasrkan kutipan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Manajer harus secara aktif dan sengaja memotivasi bawahannya

b. Manajer harus lebih dahulu memahami kekuatan dan kelemahan pada dirinya

sebelum berupaya mengubah perilaku orang lain

c. Manajer juga harus menyadari bahwa karyawan mempunyai motif dan kemauan

yang berbeda

d. Imbalan harus dikaitkan dengan prestasi, bukan karena senioritas atau

pertimbangan lainnya

e. Pekerjaan harus dirancang untuk memberikan dan variasi. Bawahan harus secara

jelas memahami apa yang diharapkan dari dirinya

f. Manajer harus membantu perkembangan suatu kultur organisasi yang berorientasi

pada prestasi

(40)

h. Kerjasama aktif para karyawan harus diusahakan untuk memperbaiki keluaran

organisasi. Bagaimanapun karyawan merupakan pihak yang berkepentingan

dalam organisasi.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2006), teori-teori motivasi dapat

dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Teori Motivasi dengan pendekatan isi (Content Theory).

Teori motivasi dengan pendekatan isi lebih banyak menekankan pada faktor

apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya

teori motivasi Abraham Maslow.

b. Teori Motivasi dengan pendekatan proses (Process Theory).

Teori motivasi pendekatan proses tidak hanya menekankan pada apa yang

membuat karyawan bertindak, tetapi juga bagaimana karyawan tersebut

termotivasi. Contohnya teori motivasi berprestasi dari David C. McClelland.

c. Teori Motivasi dengan pendekatan penguat (Reinforcement Theory).

Teori Motivasi dengan pendekatan penguat lebih menekankan pada

factor-faktor yang dapat meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yang dapat

mengurangi suatu tindakan. Contohnya teori motivasi dari Skinner (Operant

Conditioning).

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Robbins (1996: 191) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

(41)

include mentally challenging work, equitable rewards, supportive working

conditions, supportive colleagues.

Jadi, kepuasan kerja yang diperoleh karyawan dari pekerjaannya ditentukan

oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Kerja yang secara mental menantang

Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan tetapi yang terlalu

banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi

tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan

dan kepuasan.

b. Ganjaran yang pantas

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan

pengharapan mereka. Individu-individu yang mempersepsikan bahwa

keputusan promosi dibuat dengan cara yang adil (fair and just) kemungkinan

besar akan merasakan kepuasan dengan pekerjaan mereka.

c. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja, baik untuk kenyamanan pribadi

maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.

d. Rekan sekerja yang mendukung

(42)

sekadar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. persahabatan dan

kerja sama yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja karena di dalam kerja

sama yang baik, karyawan saling memberi petunjuk, semangat, nasihat, dan

suasana kerja yang menyenangkan.

e. Jangan melupakan kesesuaian antara kepribadian dan pekerjaan

Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dengan

pekerjaan akan menghasilkan individu yang lebih terpuaskan.

Logikanya, pada hakikatnya adalah orang-orang yang tipe kepribadiannya

kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih sebisanya

mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat

untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian lebih

besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan-pekerjaan tersebut dan

karena sukses ini mempunyai kesempatan lebih besar untuk mencapai

kepuasan yang tinggi di dalam kerja mereka.

Menurut Ivancevich (2001), kepuasan kerja diukur dengan menggunakan lima

aspek kepuasan kerja sebagai dimensinya:

a. Pembayaran, yaitu pembayaran yang memadai, termasuk gaji sesuai dengan

harapan, bonus, THR.

b. Pekerjaan, yaitu tingkat pekerjaan, termasuk tinggi rendahnya pekerjaan,

kesempatan untuk berkembang, termasuk pekerjaan yang menantang untuk

(43)

c. Promosi, yaitu kesempatan untuk dipromosikan, termasuk perpindahan kerja

ke jabatan yang lebih tinggi bagi yang berprestasi.

d. Penyelia, yaitu sikap penyelia, termasuk memberi dukungan dan menciptakan

hubungan kerja sama.

e. Rekan kerja, yaitu hubungan yang bersahabat, termasuk saling mendukung

dan saling membantu.

Uraian di atas menjelaskan bahwa bila perusahaan memperhatikan pekerjaan

yang diberikan kepada karyawan, pembayaran yang seimbang, perhatian yang baik

dari pimpinan, memotivasi karyawannya bagaimana mereka melaksanakan tugasnya,

menjalin hubungan persahabatan, saling percaya dan menghargai karyawan yang

seringkali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan dan suasana

kerja yang menyenangkan maka akan memberikan kepuasan kerja kepada karyawan.

10. Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja

Kompensasi mencakup baik imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik.

Penghargaan ekstrinsik termasuk hadiah moneter dan non moneter. Hadiah uang non

moneter mencakup hal-hal selain dari dasar membayar seperti manfaat. Uang adalah

indikator motivasi. Kinerja karyawan akan meningkat jika mereka dibayar tinggi.

Uang dianggap sebagai imbalan yang diberikan kepada karyawan terhadap pekerjaan,

(44)

karena memiliki pengaruh yang kuat pada motivasi dan retensi karyawan. Gaji

karyawan mencakup semua faktor kompensasi yang diberikan kepadanya terhadap

karyanya. Gaji merupakan komponen penting untuk retensi karyawan karena jika

mereka merasa kesenjangan mengenai upah antara profesi dan lain-lain, mereka dapat

puas atau kecewa terhadap pekerjaan mereka. Kurang bayar dibandingkan dengan

pekerjaan yang dilakukan merupakan salah satu faktor yang ekstrinsik yang

bertanggung jawab untuk pekerjaan ketidakpuasan. Pembayaran memiliki pengaruh

langsung terhadap tingkat kepuasan karyawan. Gaji adalah salah satu variabel yang

memuaskan dan mengurangi tingkat ketidakpuasan karyawan. Jika seorang karyawan

mendapatkan kompensasi sesuai dengan kebutuhannya, ia akan dengan mudah

mengelola pekerjaan yang berlebihan jika terjadi keadaan darurat. Misalnya jika

gempa datang atau banjir datang dan perawat harus bekerja lembur, mereka dengan

senang hati akan melakukannya. Jadi remunerasi adalah faktor yang paling

memuaskan (Yaseen, 2013).

11. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

Gaya kepemimpinan memiliki dampak penting terhadap kepuasan kerja.

Tingkat kompatibilitas pemimpin dan pekerja merupakan salah satu faktor yang

paling penting pada kepuasan kerja. Pemimpin yang memiliki fitur kepemimpinan

yang sesuai dengan harapan karyawan lebih disukai karyawan. Pekerja ingin manajer

(45)

kesenjangan antara harapan pekerja terhadap fitur kepemimpinan yang dimiliki

manajer. Tingkat kepuasan kerja meningkat ketika kesenjangan antara harapan

pekerja mengenai karakteristik kepemimpinan manajer berkurang. Situasi ini

menyingkirkan stres kerja yang dialami pekerja (Baltaci.et al, 2013).

12. Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja meningkat meningkat sejalan dengan motivasi. Bayaran dan

harapan promosi kerja memberikan motivasi yang kuat bagi karyawan untuk

bekerja lebih keras agar dapat dipromosikan. Dalam setiap organisasi, kinerja yang

luar biasa adalah mungkin dengan karyawan berkomitmen besar yang hanya dapat

dicapai dengan motivasi karyawan. Organisasi menerapkan sistem gaji untuk

menghargai karyawan untuk memenuhi tujuan tertentu, yang dapat mempengaruhi

tingkat motivasi karyawan. Namun kebanyakan organisasi memperoleh kemajuan

sangat pesat dengan sepenuhnya sesuai dengan strategi bisnis mereka melalui

penghargaan dan program motivasi yang seimbang untuk karyawan. Dalam

lingkungan hidup yang ada karyawan sangat termotivasi memberikan layanan mereka

sebagai sinergi untuk pencapaian tujuan organisasi, strategi bisnis, kemampuan

tinggi, pertumbuhan dan kinerja (Jehanzeb.et al, 2012).

C. Penelitian yang Relevan

(46)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nana, Siti, dan Idrus (2007) yang menyimpulkan

bahwa:

“Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan. 2). Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan. 3). Kepemimpinan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 4). Motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 5).

Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan”.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Chairul (2010) yang menyimpulkan

bahwa

“1) Kompensasi dan promosi jabatan secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2) Secara parsial

kompensasi yang diukur dengan indikator gaji, insentif, bonus, asuransi

dan fasilitas kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan. 3) Secara parsial promosi jabatan yang diukur dengan

kejujuran, kedisiplinan, prestasi, loyalitas dan kompentesi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 4) Kompensasi

merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan

(47)

dijelaskan oleh variasi yang terjadi pada variabel kompensasi dan

promosi jabatan.”

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) yang menyimpulkan

bahwa:

“Penelitian ini menemukan bahwa faktor penting yang mempengaruhi

komitmen organisasi adalah kepemimpinan dan komunikasi

organisasi. Sementara disisi lain komunikasi organisasi dan kepuasan

kerja secara bersama-sama merupakan mediator bagi kepemimpinan

dalam mempengaruhi komitmen organisasi. Untuk penelitian lebih

lanjut diharapkan obyek penelitian dapat diperluas pada seluruh

wilayah Indonesia. Penelitian untuk seluruh wilayah Indonesia akan

ditemui latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda

sehingga kemungkinan akan terbentuk pola perilaku yang berbeda.

Penelitian lebih lanjut juga akan dilaksanakan untuk mengembangkan

model dengan melibatkan masyarakat sebagai pengguna jasa

perbankan dan mengembangkan variabel-variabel penelitian yang

berhubungan dengan masyarakat sebagai konsumen sehingga

(48)

“Secara simultan variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di Unit

produksi PT. X. Secara parsial, variabel karakteristik pekerjaan yang

kemandirian kerja (X3) memiliki efek paling dominan terhadap

kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. X.”

D. Kerangka Pemikiran

Kompensasi merupakan pembayaran atas jasa yang diberikan karyawan

terhadap perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemberiaan kompensasi ini

dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. kepemimpinan merupakan

kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja

mencapai sasaran. Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa ada

pengaruh kompensasi dan keemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Menurut Jehanzeb.et al. (2012) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

motivasi terhadap kepuasan kerja. Menurut Yaseen (2013) terdapat pengaruh yang

signifikan kompensasi terhadap kepuasan kerja. Menurut Baltaci. et al. (2013)

(49)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis

pada penelitian ini adalah:

H1: Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja

H2: Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

H3: Terdapat pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja

H4: Terdapat pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap

Kepuasan Kerja (Y) Kompensasi (X1)

Kepemimpinan (X2)

Motivasi (X3)

H1

H2

H3

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan PT

Sumber Cahaya Mulia sebagai penyedia data yang dibutuhkan penulis dalam

melakukan penelitian. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah kompensasi,

kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan PT Sumber Cahaya Mulia.

B. Populasi dan Metode Pemilihan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan bagian

penjualan PT Sumber Cahaya Mulia

2. Metode Pemilihan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan penulis adalah dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel Non – Probabilitas yaitu metode

convenience sampling. Dalam metodeconvenience samplingdigunakan pengambilan

sampel yang dilaksanakan dengan cara dipermudah yaitu dengan cara mendapatkan

informasi dari anggota populasi yang tersedia pada saat penelitian berlangsung

(Wibisono, 2003). Sampel ini banyak dilakukan oleh para peneliti karena paling

(51)

saja yang akan mereka temui. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin

(Sugiyono, 2003):

Dimana : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = konstanta sebesar 5%

Jumlah karyawan adalah 121 karyawan. Oleh karena itu perhitungan jumlah

sampel yang diambil adalah sebagai berikut:

sampel

C. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini

terdapat 4 variabel yang dianalisis, yaitu terdiri dari variabel independen (X1, X2, dan

(52)

1. Kompensasi

Berikut adalah indikator kompensasi:

Tabel 3.1 Indikator Kompensasi

No Indikator Sumber

1 Saya merasa puas dengan gaji yang diberikan saat ini Chairul (2010)

2 Insentif yang diberikan perusahaan sangat menarik

3 Bonus yang diberikan memberikan kepuasan kepada karyawan

4 Perusahaan memberikan asuransi keselamatan kerja karyawan

5 Fasilitas kantor disediakan dalam jumlah yang memadai

6 Perusahaan memberikan fasilitas kerja yang berkualitas untuk keperluan karyawan

Tanggapan responden mengenai kompensasi diukur dengan skala Likert dan

diberi bobot dengan kriteria sebagai berikut :

a. Nilai 1 untuk tanggapan sangat tidak setuju.

b. Nilai 2 untuk tanggapan tidak setuju.

c. Nilai 3 untuk tanggapan netral.

d. Nilai 4 untuk tanggapan setuju.

(53)

2. Kepemimpinan

Berikut adalah indikator kepemimpinan:

Tabel 3.2

Indikator Kepemimpinan

No Indikator Sumber

1

Pimpinan saya memiliki hubungan baik dengan saya Joko (2002) 2

Atasan saya menaggapi masalah yang saya bicarakan 3 Atasan memberikan bantuan atas masalah yang saya

hadapi

4 Atasan memberikan wewenang kepada saya untuk melakukan pekerjaannya

5 Atasan saya adalah orang yang menerima adanya perubahan di dalam organisasi

Tanggapan responden mengenai kepemimpinan diukur dengan skala Likert dan

diberi bobot dengan kriteria sebagai berikut :

a. Nilai 1 untuk tanggapan sangat tidak setuju.

b. Nilai 2 untuk tanggapan tidak setuju.

c. Nilai 3 untuk tanggapan netral.

d. Nilai 4 untuk tanggapan setuju.

(54)

3. Motivasi

Berikut adalah indikator motivasi:

Tabel 3.3 Indikator Motivasi

No Indikator Sumber

1 Perusahaan memberikan kompensasi yang cukup untuk kehidupan saya sehari-hari

Winardi, Jasman,

dan Said (2012) 2 Perusahaan memberikan asuransi kerja untuk

menjamin keamanan kerja saya

3 Saya memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan rekan sekerja dalam pekerjaan saya 4 Perusahaan memberikan penghargaan terhadap

prestasi kerja saya

5 Perusahaan memberikan saya kesempatan untuk berkembang

Tanggapan responden mengenai kepemimpinan diukur dengan skala Likert dan

diberi bobot dengan kriteria sebagai berikut :

a. Nilai 1 untuk tanggapan sangat tidak setuju.

b. Nilai 2 untuk tanggapan tidak setuju.

c. Nilai 3 untuk tanggapan netral.

d. Nilai 4 untuk tanggapan setuju.

e. Nilai 5 untuk tanggapan sangat setuju.

4. Kepuasan Kerja Karyawan

(55)

Tabel 3.4

Indikator Kepuasan Kerja

No Indikator Sumber

1 Perusahaan memberi gaji sesuai dengan yang saya butuhkan

Nana, Siti, dan

Idrus (2007) 2 Karyawan diberi penghargaan berdasarkan prestasi

kerja

3 Tempat kerja saya adalah tempat yang nyaman utuk bekerja

4 Saya bersedia untuk bnekerja secara teratur agar segalanya berjalan tertib dan lancar

5 Perusahaan memberikan sangsi tanpa membedakan jabatan

6 Sangsi administrasi maupun non administrasi kepada semua karyawan sesuai dengan besarnya pelanggaran yang dilakukan

7 Saya punya kesempatan yang cukup untuk berkembang dalam perusahaan

8 Atasan saya mendorong dan mendukung perkembangan saya

Tanggapan responden mengenai kepuasan kerja diukur dengan skala Likert dan

diberi bobot dengan kriteria sebagai berikut :

a. Nilai 1 untuk tanggapan sangat tidak setuju.

b. Nilai 2 untuk tanggapan tidak setuju.

c. Nilai 3 untuk tanggapan netral.

d. Nilai 4 untuk tanggapan setuju.

(56)

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut adalah metode yang digunakan dalam

pencarian informasi dan data yang biasanya dilakukan sebelum tahap perumusan

masalah, namun pengumpulan informasi dan data dalam tahap ini ditekankan kepada

informasi atau data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diselesaikan,

serta sesuai dengan model yang telah dipilih.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

dilakukan dengan cara membagikan angket kepada responden. Kuesioner merupakan

suatu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden (obyek penelitian)

yang terdiri dari baris – baris dan kolom – kolom untuk diisi dengan jawaban –

jawaban yang ditanyakan. (J. Supranto. 2003). Dalam penelitian ini kuesioner

diberikan kepada 93 karyawan PT Sumber Cahaya Mulia

E. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas

Terdapat dua syarat penting yang harus dipenuhi dalam pengisian angket,

yaitu angket harus valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu sifat alat pengukur tersebut dapat

digunakan untuk mengukur suatu variabel. Suatu instrument dinyatakan valid apabila

(57)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Metode pengujian

reliabilitas salah satunya adalah dengan menggunakan metode Alpha – Cronbach.

Tingkat reliabilitasnya diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Kuesioner

bersifat reliabel apabila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,7. Nilai alpha diatas

0,75 memiliki arti bahwa kuesioner dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang

tinggi, nilai alpha 0,5 sampai dengan 0,75 memiliki arti bahwa kuesioner dianggap

memiliki tingkat reliabilitas moderat, sedangkan nilai alpha dibawah 0,5 berarti

kuesioner dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang rendah (Hinton.et al. 2004).

F. Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan pendekatan kuantiatif yaitu

pendekatan yang menentukan teknik dan alat ukur yang objektif dan pendekatan

deskriptif yaitu dengan regresi linier berganda. Namun sebelum melakukan analisis

regresi, terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah

data-data tersebut benar-benar dapat digunakan. Setelah data tersebut memenuhi

semua persyaratan asumsi klasik tersebut, maka dapat dilakukan pengujian

selanjutnya yaitu pengujian koefisien regresi dengan menggunakan uji-F untuk

(58)

secara parsial. Penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan (α) sebesar 5%. Teknik

pengolahan datanya menggunakan software SPSS.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi liner berganda, ada beberapa persyaratan asumsi yang

harus dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan valid dan dapat

digunakan untuk melakukan peramalan. Asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi

terdiri dari : Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisidas (Hinton. et al.

2004) .

a. Normalitas

Pengujian Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi, error atau residualnya memiliki distribusi normal atau tidak. Sebagai dasar

bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan

jumlah sampel yang ada. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji

normalitas model regresi tersebut yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) dan

analisis statistik (analisis Z skor skewness dan kurtosis) one sample

Kolmogorov-Smirnov Test.

b. Multikolinearitas

Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi terdapat korelasi antar varibel bebas (independent variable). Model

(59)

jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi

kemiripan. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama

variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari kebiasan dalam proses

pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependent. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dalam model regresi dapat dilakukan dengan menggunakan uji

variace inflation factor(VIF).

c. Heteroskedastisidas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan veriance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskesdatisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot pada SPSS (nilai prediksi dependen

ZPRED dengan residual SRESID), uji Gletjer, uji Park, dan uji White.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa jauh

pengaruh dari variabel bebas (independent variable) terhadap variabel tidak bebas

(60)

Dimana :

Y : variabel terikat (dependent variabel) yaitu kepuasan kerja

karyawan

a : nilai intersep (konstanta)

b : koefisien regresi linier

X1, X2, X3 : variabel bebas (independent variabel) yaitu Kompensasi,

kepemimpinan, dan motivasi.

e : epsilon atauerrorpada garis regresi, merupakan selisih nilai

Y yang diprediksikan dengan nilai Y yang diperoleh

Setelah memperoleh persamaan regresi linier berganda dan sejumlah asumsi

klasik, selanjutnya melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-F dan

uji-t.

a. Uji-t

Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial yaitu menguji

ada tidaknya pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen, dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan.

Langkah-langkah pengujian hipotesis untuk uji-t adalah

1) Merumuskan Hipotesis

H1: Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja

H2: Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

(61)

2) Menentukan nilai tingkat nyata (α)

Penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95%, makaα= 5%.

3) Menghitung nilai uji statistik

Dengan menggunakan software SPSS dapat diperoleh output uji signifikansi

(sig).

4) Kesimpulan

Apabila to < tα/2maka Ho ditolak, apabila - tα/2≤to≤tα/2maka Ho diterima.

Pengambilan keputusan selain menggunakan langkah-langkah pengujian diatas, dapat

juga dilakukan dengan berdasarkan probabilitas / signifikansi. Apabila signifikansi

(sig) ≥ 0,05 maka Ho ditolak dan sebaliknya. Karena dalam penelitian ini

menggunakansoftware SPSSmaka pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat

signifikansinya.

b. Uji-F

Uji-F digunakan untuk menguji koefisien regresi secara secara bersama-sama

yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari semua variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

Langkah-langkah pengujian hipotesis untuk uji-F adalah

1) Merumuskan Hipotesis

H3: Terdapat pengaruh kompensasi dan kepemimpinan terhadap kepuasan

(62)

Penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95%, makaα= 5%.

3) Menghitung nilai uji statistik

Dengan menggunakan software SPSS dapat diperoleh output uji signifikansi

(sig).

4) Kesimpulan

Apabila Fo < Ft maka Ho ditolak dan apabila Fo ≥ Ft maka Ho tidak ditolak.

Pengambilan keputusan selain menggunakan langkah-langkah pengujian diatas, dapat

juga dilakukan dengan berdasarkan probabilitas / signifikansi. Apabila signifikansi

(sig) ≥ 0,05 maka Ho ditolak dan sebaliknya. Karena dalam penelitian ini

menggunakansoftware SPSSmaka pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat

(63)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengaruh kompensasi, kepemimpinan,

dan motivasi terhadap kepuasan kerja. Pembahasan akan dimulai dari uji validitas dan

reliabilitas kuesioner yang kemudian akan dibahas deskripsi subyek dan obyek

penelitian. Selanjutnya akan dibahas hasil analisis data penelitian yang merupakan

analisis pengaruh kompensasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kepuasan kerja.

Terakhir akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang dibandingkan

dengan penelitian yang relevan.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu sifat alat pengukur tersebut dapat

digunakan untuk mengukur yang akan diukur. Suatu instrumen dinyatakan valid

apabila korelasi antara dua skor suatu butir dengan skor totalnya minimal sebesar 0,3

(Sugiyono, 2003: 115) atau memiliki korelasi yang cukup kuat.

Untuk menguji validitas suatu instrumen maka perlu dicari korelasi untuk

setiap skor butir pertanyaan dengan skor total setiap responden. Untuk mencari nilai

(64)

hasil output SPSS untuk mencari nilai korelasi antara setiap butir pertanyaan dengan

skor totalnya:

Tabel 4.1

Uji Validitas Kuesioner Kompensasi

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

K1 17,77 28,938 ,710 ,828

K2 18,11 27,336 ,798 ,811

K3 17,86 30,643 ,534 ,859

K4 18,11 27,336 ,798 ,811

K5 17,86 31,339 ,514 ,862

K6 17,87 29,570 ,586 ,851

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1, setiap butir pertanyaan mengenai kompensasi

memiliki nilai korelasi lebih besar daripada 0,3. Nilai–nilai korelasi tersebut

menyatakan bahwa instrumen penelitian sudah valid.

Tabel 4.2

Uji Validitas Kuesioner kepemimpinan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

KP1 15,00 12,717 ,649 ,675

KP2 14,71 14,904 ,435 ,750

KP3 15,22 13,518 ,488 ,735

KP4 14,95 14,530 ,424 ,755

KP5 14,92 12,570 ,667 ,668

(65)

Berdasarkan Tabel 4.2, setiap butir pertanyaan mengenai kepemimpinan

memiliki nilai korelasi lebih besar daripada 0,3. Nilai–nilai korelasi tersebut

menyatakan bahwa instrumen penelitian sudah valid.

Tabel 4.3

Uji Validitas Kuesioner Motivasi

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

M1 14,91 19,623 ,877 ,870

M2 14,86 20,426 ,747 ,897

M3 14,91 19,623 ,877 ,870

M4 14,86 21,469 ,694 ,907

M5 14,90 19,914 ,697 ,910

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3, setiap butir pertanyaan mengenai motivasi memiliki

nilai korelasi lebih besar daripada 0,3. Nilai–nilai korelasi tersebut menyatakan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3Indikator Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

media Whatsapp terhadap kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa. keperawatan S1 Universitas Muhammadi

data menggunakan uji T berpasangan. Kesimpulan : Ada perbedaan pengetahuan dan prektek pencegahan pada ibu di wilayah endemis dan non endemis DBD. Kata Kunci :

Skripsi ini berjudul; Pengaruh Pemberian Tunjangan Kinerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Aceh, Tujuan penelitian ini adalah untuk

Tujuh genotip padi hibrida Japonica menunjukkan perbedaan karakter kualitatif pada warna tepi daun, warna pelepah daun, warna leher daun, warna telinga daun, warna

ﻲﻓ ﺎﻫﺀﺎﻨﺑﻭ ﺢﻣﺎﺴﺘﻟﺍ ﻢﻴﻗ ﺱﺮﻏ ﻲﻓ ﻑﻮﺼﺘﻟﺍ ﺕﺎﻤﻫﺎﺴﻣ ﺾﻌﺑ ﺔﻟﺎﻘﻤﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﺚﺤﺒﺗ ﺔﻤﻫﺎﺴﻣ ﺎﻬﻟ -(ﺍﺭﺎﺘﻨﺳﻮﻧ) ﻞﻴﺒﺧﺭﻷﺍ ﻲﻓ ﻪﻟﻮﺧﺩ ﺬﻨﻣ- ﻑﻮﺼﺘﻟﺍ ﻥﺃ ﺮﺒﺘﻌﻳ .ﺎﻴﺴﻴﻧﻭﺪﻧﺇ ﺭﺎﻃﺇ ﻲﻓ

Berbicara tentang era modern maka tidak lepas dari alat-alat digital dan program - program yang semaking berkembang di era modern saat ini, dengan adanya alat

Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor siswa kelas X

Ketika melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, peneliti menggunakan berbagai macam teknik seperti wawancara, observassi dan dokumentasi (triangulasi