ANALISI YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN YANG MEMUTUS PERKARA DENGAN KLAUSULA ARBITRASE
(Studi kasus putusan Pengadilan Negeri Padang No. 49/Pdt.G/2014/PN.PDG tanggal 29 Desember 2014)
Kemala Dewi¹, Ikhwan Matondang², Miko Kamal¹
¹Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana IAIN
ABSTRAK
Putusan Pengadilan Negeri Padang No. 49/Pdt.G/2014/PN.PDG tanggal 29 Desember 2014, yang mengadili perkara yang memuat klausula arbitrase memunculkan pertanyaanmengapa Pengadilan Negeri mengabulkan gugatan yang memuat klausula arbitrase, pada hal Pasal 3 UU No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Pengadilan tidak lagi berwenang mengadili sengketa perjanjian yang memuat klausula arbitrase (kompentensi absolut). Rumusan permasalahan tesisi ini adalah : 1) bagaimanakah kewenangan arbitrase dan pengadilan dalam memeriksa dan memutus perkara yang memuat klausula arbitrase. 2) Apakah dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara, dan 3) Apalangkah-langkah hukum yang seharusnya diambil oleh pengadilan negeri.Metode penelitian yang digunakan tesis ini adalah yuridis normatif dengan pendekatan kasus dan perundang-undangan dengan analisis kualitatif deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan 1) Pengadilan Negeri menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan karena tidak adanya eksepsi tentang kompentensi absolut dan adanya kesepakatan tentang domisili umum. 2)pertimbangan hukum PT yang dikuatkan oleh Mahkamah Agung RI, menyatakan PN tidak berwenang mengadili perkara berdasarkan ketentuan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 11 UU No. 30 tahun 1999. 3) Langkah hukum yang seharusnya diambil oleh pengadilan negeri adalah mengeluarkan putusan sela tentang kewenangan absolut arbitrase.
ABSTRACT
The Verdict of Padang District Court No. 49 / Pdt.G / 2014 / PN.PDG in December 29th 2014, which judged a case contains the arbitration clause raises a question why the court granted the civil claim which contains an arbitration clause, whereasaccording to Article 3 of Law No. 30 of 1999 on Arbitration and Alternative Dispute Resolution, a court has no right to judge a dispute of contract with an arbitration clause (absolute legal competence). The formulation of thesis’ problems are 1) how the authority of arbitration and court in examining and deciding case of contract with an arbitration clause; 2) What is the basic consideration of the judge in deciding the case, and 3) What kind of legal steps that should be taken by the court. The method used in this thesis is a normative juridical with case approach and legislation by using a descriptive qualitative analysis. The thesis’ results show that1) the District Court accepted and granted the civil claim because there is no an exception about absolute legal competence submitted by the defendant and the existence of legal domicile clause in the contract. 2)legal considerations of Hight Court and Indonesia Supreme Court state that the District Courtis not authorized to judge the contract case with an arbitration clause as stated in Article 2, Article 3 and Article 11 of Law No. 30 of 1999. 3) The legal steps that should be taken by the DistrictCourtis to release an interlocutory judgementon the absolute authority of arbitration.