Pengembangan Desain Fitur TPSq berbasis Moodle
Wily Cahyadi*), Djuniadi
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Semarang
Email : info@wilycahyadi.com*)
Abstrak
Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif memang tidak mudah, banyak sekali kendala yang dihadapi. Pembelajaran online dengan menggunakan Learning Management System mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena interaksi antara siswa dan guru dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Model pembelajaran kooperatif dapat diimplementasikan dalam pembelajaran online. Keterlibatan siswa pada kerjasama kelompok kecil memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya kepada orang lain. Desain model pembelajaran kooperatif think pair and square menarik untuk dikembangkan dengan menggunakan Moodle. Hal ini menghasilkan desain arsitektur e-TPSq.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Think Pair and Square, Moodle.
Pendahuluan
Penggunaan internet sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang, tidak terkecuali
dunia pendidikan. Media pembelajaran yang dahulu dikembangkan secara konvensional
sekarang sudah berkembang menjadi media pembelajaran berteknologi. Berkembangnya
teknologi informasi memberikan dampak positif pada proses pembelajaran. Pembelajaran
yang semula dilakukan dengan keterbatasan waktu, tempat dan media, dengan adanya
pembelajaran online dapat menjadi lebih efektif dan menarik sehingga siswa termotifasi
untuk belajar (Ramadhani, 2012).
Penggunaan media online sebagai sarana pembelajaran (khususnya e-learning) sudah
menjadi kebutuhan bagi setiap lembaga pendidikan. E-learning sebagai media pembelajaran
memiliki sifat yang komunikatif dan menarik. Pembelajaran dengan e-learning dapat
dilakukan pada jarak yang jauh, sehingga peserta didik dan pengajar hanya berinteraksi
melalui layar komputer. Pengembangan e-learning perlu memperhatikan tiga hal, yaitu
sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan membantu efisiensi dari proses
yang digunakan dalam e-learning juga harus mampu menarik minat belajar siswa (Lahinta,
2010).
Ada banyak Learning management System (LMS) yang dapat digunakan untuk
membangun sebuah e-learning. Salah satu LMS yang umum digunakan adalah Moodle.
Moodle merupakan software yang dapat digunakan secara bebas (open source). (Raharja,
2011). Sehubungan dengan itu Moodle memungkinkan untuk mengimplementasikan berbagai
model pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat
dalam kerjasama kelompok. Kondisi ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan
kemampuannya pada orang lain. Selain itu mereka juga dapat melatih sikap untuk saling
menghargai pendapat orang lain. Sehubungan dengan itu tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan desain model pembelajaran kooperatif Think Pair and Square pada LMS
Moodle.
METODE
Metode yang digunakan dalam mengembangkan desain perangkat lunak adalah linier
sequential model. Model ini memiliki tahapan analisis, desain, pengkodean (Code), dan
pengujian (Pressman, 2009). Sehubungan dengan tujuan dari penelitian ini yaitu
mengembangkan desain model pembelajaran kooperatif Think Pair and Square pada LMS
Moodle, maka tahapan yang dilakukan adalah tahap analisis dan desain.
Tahap analisis dimulai dari kajian tentang model pembelajaran kooperatif, proses
pembelajaran kooperatif, teknik pembelajaran kooperatif, model Think Pair and Square,
Learning Management System dan Moodle. Semua itu menjadi dasar untuk melakukan tahap
selanjutnya yaitu tahap desain. Tahap desain akan menghasilkan arsitektur dari desain model
pembelajaran kooperatif Think Pair and Square pada LMS Moodle.
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan
pengelompokan siswa kedalam kelompok kecil. Siswa dalam kelompok dapat saling bekerja
sama untuk menemukan sesuatu, atau menyampaikan pendapatnya kepada teman satu
kelompok, sehingga setiap anggota dalam kelompok menguasai materi yang telah dipelajari
(Ipah, 2013). Agar pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik, maka lima unsur gotong
royong harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (Aisah, 2013; Lie, 2007):
2. Tanggung jawab individual
3. Interaksi tatap muka
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
Berdasarkan kelima unsur pembelajaran kooperatif maka siswa dituntut untuk saling
bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan kemampuan individu
dalam kelompoknya. Keberhasilan kelompok akan sangat tergantuk bagaimana kerjasama
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung (Niswah, 2011).
Proses Pembelajaran Kooperatif
Proses pembelajaran kooperatif memiliki fase atau tahapan pembelajaran. Menurut
Rahayu (2010) ada pembelajaran kooperatif mempunyai 6 tahapan, yaitu :
1. Tahapan menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pelajaran agar siswa
termotivasi untuk belajar.
2. Tahap menyajikan informasi
Guru memberikan informasi terkait materi pelajaran sebagai bahan diskusi siswa.
3. Tahap mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok.
4. Tahap membimbing kelompok belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka berdiskusi.
5. Tahap evaluasi
Guru mengevaluasi hasil diskusi kelompok, dapat dilakukan dengan presentasi
tiap-tiap kelompok.
6. Tahap memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan terhadap kemampuan belajar individu maupun
kelompok.
Macam-macam Teknik Pembelajaran Kooperatif
Pemilihan teknik pembelajaran dapat dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang
diajarkan. Setiap materi mempunyai tuntutan teknik dan strategi yang beragam, sehingga
banyak materi yang tidak dapat diajarkan dengan menggunakan satu teknik saja.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa teknik pembelajaran diantaranya (Lie, 2007)
1. Mencari pasangan
Pada teknik ini siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu topik. Bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
2. Bertukar pasangan
Setiap siswa berpasangan untuk berdiskusi mengenai suatu topik, kemuadian bertukar
pasangan dengan kelompok lain untuk menyampaikan pendapat kelompok mereka.
3. Berkirim salam dan soal
Teknik ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dengan
memberikan siswa kesempatan utuk memberikan pertanyaan kepada siswa lain dan
menjawab pertanyaan dari siswa lainnya. Teknik ini cocok untuk persiapan ujian.
4. Think pair and share
Pada teknik ini siswa dikelompokkan berpasangan untuk berdiskusi mengenai topik
tertentu kemudian dua pasangan dikelompokkan untuk saling bertukar pendapat.
Think Pair and Square
Think pair and square (TPSq) adalah pengembangan dari tipe pembelajaran
kooperatif thnik pair and share yang dikembangkan oleh Lyman. TPSq merupakan tipe
pembelajaran kooperatif yang mengandalkan kerjasama, sehingga dapat meningkatkan
interaksi antar peserta didik. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sendiri dan berdiskusi untuk memecahkan masalah. Keunggulan lain dari TPSq adalah
kesempatan siswa untuk dikenali dan berbagi pendapat lebih banyak dibandingkan metode
klasikal yang hanya satu siswa maju dan membagikan pendapatnya untuk seluruh kelas (Ipah,
2013).
Penerapan pembelajaran kooperatif TPSq terlebih dahulu diawali dengan pemberian
pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada. Kemudian siswa dikelompokkan
berempat, kemudian dalam kelompok siswa saling berpasangan untuk membahas
permasalahan. Kegiatan berpasangan ini sangat membantu ketika pasangan yang lain tidak
menemukan ide untuk memecahkan permasalahan. Sehingga ketika tidak ada jawaban yang
benar dalam kelompok tersebut, kedua pasangan dapat mengkombinasikan jawaban mereka
menjadi jawaban yang lebih komprehensif (Sumaryati, 2013). Pada Model pembelajaran
TPSq terdapat tiga tahapan(Setiawan,2013), yaitu :
1. Think (berpikir)
Pada tahap ini siswa secara individu mempelajari masalah yang diajukan.
Pada tahap ini siswa berdiskusi secara berpasngan
3. Square (berempat)
Tahap ini mempertemukan dua sampai tiga pasangan untuk berdiskusi dan saling
membantu pasangan lain.
Lebih detil Lie (2007) menyampaikan tahapan model pembelajaran TPSq yang disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Tahapan pelaksanaan Think Pair and Square
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap 1
Pendahuluan
Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu tiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
Guru membagi kelompok yang terdiri dari empat orang
Guru menentukan pasangan diskusi siswa.
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Tahap 2 Think
Guru menggali pengetahuan awal siswa.
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa.
Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu.
Tahap 3 Pair
Siswa berdiskusi dengan pasangan mengenai jawaban tugas yang dikerjakan secara individu.
Siswa dinilai secara individu dan kelompok
Learning Management System
Implementasi sistem pembelajaran online, membutuhkan perangkat lunak sebagai alat
untuk mengelola sistem pembelajaran dan penyampaian materi. Secara umum terdapat tiga
macam sistem perangkat lunak pembelajaran online (Caniels dalam Djuniadi, 2008)
1. Learning Management System (LMS)
2. Learning Content Management System (LCMS) atau authoring tools
Semua perangkat lunak tersebut memiliki dukungan secara spesifik dalam
penyelenggaraan pembelajaran online. Sebagai perangkat lunak sistem pembelajaran online,
LMS menyediakan dukungan terhadap pengelolaan aktivitas pembelajaran dan administrasi,
LCMS memiliki dukungan pengembangan bahan ajar, dan e-learning environment memiliki
dukungan dalam aktivitas belajar mengajar sehingga disebut juga kampus maya (Djuniadi,
2008).
Macam-macam LMS
Menurut EduTools (Djuniadi, 2008), berdasarkan kajian terhadap 67 produk LMS dan
membandingkan fitur yang ada, maka didapatkan lima buah LMS yang memperhatikan faktor
pedagogik dalam pengembangannya, yaitu : Moodle, Kewl, FLE, MimerDesk dan Virtual-U.
Faktor pedagogik perlu diperhatikan dalam membangun sebuah sistem pembelajaran online
agar penyelenggaraan pembelajaran berhasil.
Kewl dan MimerDesk menggunakan pendekatan constructivist dan problem base
learning. Fle dan Virtual-U menggunakan pendekatan collaborative learning environment.
Moodle sendiri menggunakan pendekatan constructivist dan problem-base learning serta
mendukung collaborative learning environment.
Moodle
Moodle adalah LMS yang bersifat open source, dan dapat diperoleh dengan gratis
dibawah lisensi GNU. Karena sifatnya yang open source, moodle dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan dari pengguna. Moodle sangat user-friendly jika dibandingkan dengan LMS lain
dan telah digunakan berbagai kalangan, tidak hanya dunia pendidikan formal, organisasi
non-profit, dan perusahaan pribadi juga sudah banyak yang menggunakan. Moodle juga mudah
untuk dikembangkan dengan dukungan keamanan dan administrasi yang baik
(Moodle.org,2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan desain fitur model pembelajaran Think Pair and Square pada moodle
berpedoman pada detil tahapan TPSq yang disajikan pada tabel 1. Aktor yang terlibat dalam
interaksi pembelajaran ini adalah guru dan siswa. Sedangkan basis datanya meliputi basis
Gambar 1. Desain Arsitektur e-TPSq
Model pembelajaran Think Pair and Square yang telah diimplementasikan pada
Moodle diberi nama e-TPSq. Fitur ini memungkinkan antar siswa saling bekerjasama dengan
bimbingan guru. Sebelum proses pembelajaran siswa dikelompok dalam group pair dan
group square. Grouping pair digunakan untuk membentuk kelompok pair. Data participant
course di-import untuk selanjutnya dibentuk group pair oleh guru dan disimpan dalam basis
data e-TPSq. Proses grouping tahap ini menjadikan peserta didik dikelompokkan
berpasangan, jika jumlah peserta ganjil, maka group terakhir terdiri dari tiga anggota. Group
square melakukan pengelompokan siswa dengan menggunakan data group pair. Sama seperti
group pair, sehingga grup ini dapat terdiri dari empat sampai tujuh anggota tiap
kelompoknya.
e-TPSq menggunakan empat tahapan pokok yaitu Think, Pair, Square, dan Share.
Tiap bagian bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar siswa dibawah bimbingan guru.
Berikut penjelasan dari tiap tahapan pada e-TPSq,
1. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran dikirim atau diposting oleh guru. Id dari materi yang diposting
oleh guru digunakan untuk mengontrol jalannya tahap selanjutnya.
2. Think
Pada tahap ini siswa mempelajari materi pelajaran. Selanjutnya para siswa
mengerjakan soal pertanyaan yang telah tersedia. Hasil jawaban siswa disimpan ke
3. Pair
Pada tahap ini siswa berdiskusi secara berpasangan. Pasangan telah ditentukan oleh
guru dalam grup pair. Peserta didik berdiskusi dengan pasangannya membahas materi
yang dikirimkan oleh guru. Kelompok pair kemudian menyampaikan hasil diskusinya
dan disimpan ke dalam basis data eTPSq kemudian dinilai oleh guru.
4. Square
Tahapan Square adalah pengelompokan pasangan pada grup pair untuk saling berbagi
pendapat. Pada tahap ini grup pair dikelompokkan bersama pasangan lainnya
sehingga terbentuk kelompok square yang terdiri dari empat sampai tujuh siswa.
Sama seperti tahapan pair, pada tahap ini siswa berdiskusi dalam kelompok besar.
Hasil dari diskusi pair akan muncul pada sesi ini, sebagai bahan untuk ditanggapi oleh
semua anggota kelompok. Sehingga masing-masing pasangan bisa saling melengkapi
pendapatnya. Pendapat yang sudah disempurnakan pada tahap ini akan di sampaikan
hasilnya sebagai hasil dari diskusi square dan disimpan ke dalam basis data eTPSq,
selanjutnya dinilai oleh guru.
5. Share
Tahapan share merupakan forum diskusi untuk semua siswa dengan guru. Hasil dari
diskusi square akan ditampilkan pada tahap ini untuk ditanggapi semua siswa dan
guru. Guru berperan mengarahkan pembicaraan dalam forum ini, sehingga hal-hal
yang belum terbahas dalam diskusi pair maupun square dapat ditambahkan dalam
forum ini. Pada tahap ini guru juga dapat menuliskan kesimpulan atau catatan diskusi
agar siswa memahami inti dari pembahasan.
6. Quiz
Tahap quiz atau evaluasi digunakan untuk mengetahui kemampuan dari siswa dalam
menangkap materi yang telah dibahas. Fitur quiz ini sudah disediakan pada moodle.
Oleh karena itu untuk mengatur agar quiz sesuai dengan topik, maka perlu
di-importidid quiz untuk mengidentifikasi kesesuaian dengan topik yang dibahas. Proses
import data quiz dilakukan ketika guru mem-publishquiz pada topik yang dibahas.
7. Hasil belajar
Tahapan ini digunakan untuk melihat hasil belajar selama proses pembelajaran. Guru
dapat melihat pencapaian belajar siswa pada masing-masing topik. Siswa juga dapat
melihat hasil belajarnya mulai tahap think, pair, square, maupun saat mengerjakan
Kesimpulan
Moodle telah mengimplementasikan pendekatan constructivist dan problem-base
learning. Oleh karena itu, Moodle dengan fitur yang dimilikinya dapat dikembangkan untuk
membangun desain model pembelajaran Think Pair and Square (eTPSq). Tahapan utama
e-TPSq adalah think, pair, square dan share. Desain e-TPSq menjadikan guru tidak lagi
menjadi titik pusat dalam proses pembelajaran. Hal ini dimungkinkan, karena tahapan
e-TPSq memfasilitasi siswa untuk menemukan solusi terhadap persoalan yang dihadapinya
dengan bekerja secara kelompok. Semua proses pembelajaran e-TPSq dilakukan secara
Daftar pustaka
Aisah, S. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair
Square berbantuan Kartu Soal untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII
B SMP Negeri 5 Purworejo.Jurnal Radiasi,2(1),16-18.
Djuniadi. 2008. Fitur Motivasi belajar Dalam Perangkat Lunak E-Learning. Disertasi. Institut
Teknologi Bandung.
Ipah. 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square berbantuan
multimedia untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata
pelajaran KKPI. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lahinta, A. 2010. Berbagai Model Inovasi Pembelajaran dengan dukungan Teknologi
Informasi. Prosiding, Seminar Internasional Peran LPTK Dalam Pengembangan
Pendidikan Vokasi di Indonesia yang diselenggarakan oleh FTK UNDIKSHA,
tanggal 29 April 2010. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.
Lie, A. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas. Jakarta:PT.Grasindo
Niswah, K. 2011. Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair square. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pramodana, N.B. 2010. Implementasi Simple-O pada virtual learning environment moodle.
Skripsi. Universitas Indonesia.
Rahayu, R.D. 2010. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dan think pair square dengan menggunakan media LKS terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII semester I di SMP Negeri 1
Undaan Kabupaten Kudus. Skripsi. IKIP PGRI Semarang.
Raharja, S. 2011. Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Dengan
Pengembangan Software Moodle Di Sma Negeri Kota Yogyakarta. Jurnal
Kependidikan, 41(1), 55-70.
Ramadhani, M. 2012. Efektifitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web
pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi terhadap hasil belajar siswa kelas
X SMA Negeri 1 Kalasan. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Setiawan, D.C. 2013.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square
(Tps) Dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (Lks) Berbasis Pendidikan
Matematika Realistik (Pmr) Pada Siswa Kelas Viii Smp Al Alawiyah Kalikajar.Jurnal
Sumaryati, E. 2013. Pendekatan Induktif-Deduktif Disertai Strategi Think-Pair-Square-Share
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Serta Disposisi