http://www.mataduniakami.id
Para pakar dan pelaku ekonomi sebenarnya sejak awal telah menyadari bahwa krisis yang mengharu-birukan dunia usaha indonesia adalah krisis nilai tukar rupiah atau biasa disebut kurs. Buktinya tak susah didapatkan apalagi bila diingat puluhan tahun ekonomi indonesia menerapkan sistem kurs mengambang terkendali. Bila sistem itu terus dijalankan, maka kurs Rp terhadap USS akan menjadi Rp 4. 000jUS$ pada tahun 20 18- 2020 . Artinya dengan depresiasi a tau penyusutan nilai 5%jtahun, maka kurs yang pada 1997 bertengger di angka Rp 2 . 130jUSS dalam waktu 20 tahun ke depan baru akan menjadi Rp 4000jUS$ .
Menjelang Jatuhnya Orde Baru
http://www.mataduniakami.id
Catatan- Catatan Menjelang Jatuhnya Orde Baru
saja nilai Rp telah menyusut 500%, sehingga menjadi Rp 10. 000jUSS pada 1998 . Penghematan macam apa yang didapat? Selama tiga dekade sebelumnya Indonesia oke-oke saja.
Padahal utangnya besar. Pembangunan berjalan lancar. Bahkan dipuji Bank Dunia, IMF dan para pakar. Berbagai lembaga pendanaan luar negeri, ka ta Fu'ad Bawazier, berlomba- Iomba menawarkan dan melemparkan dananya ke Indonesia. Mereka memuji- muji Indonesia sebagai negeri yang 'very good .' Fundamental ekonomi Indonesia dinilai kua t. Pokoknya semua 'happy .' Seandainya tidak ada masalah kurs, mungkin sekarang masih okeoke aja . Orang masih mampu membayar utang dalam dan luar negeri .
Fu'ad menilai dalam urusan nilai tukar Rp, pemerintah kurang teguh pendirian dan terlalu banyak mendengar suara-suara luar. Fu'ad mengakui masih banyak yang tidak benar dalam ekonomi Indonesia. Ada sistem ekonomi liberal berdampingan dengan monopoli, tata niaga, dan system perbankan dengan bank sen tralnya yang amburadul . Perbankan sangat dimanjakan lewat program penjaminan, sehingga pengelolaannya menjadi tidak 'pruden t: Meski demikian, dia yakin, semuanya masih bisa dibenahi, asal tidak dalam keadaan panik.
bord system (CBS), satu kubu dengan Peter F . Gontha yang memboyong Steve Hanky. Sebaliknya kubu IMF lebih senang membiarkan nilai tukar Rp mengambang seperti itu. Mereka menganggap nanti juga beres sendiri . Fu'ad sendiri berpendapat resep IMF mungkin akan bermanfaat, tapi bukan pada saat utang pemerintah dan swasta sedang jatuh tempo .
Jika masalah nilai tukar tidak diselesaikan segera, kata orang Banyumas itu, program-program jangka panjang yang dikemas IMF dalam sa tu bundel dengan pinjaman akan sia-sia . Bahkan pak Harto sendiri, kata dia, akhirnya menyadari bahayanya pelepasan band intervensi itu. Dari situlah muncul ide CBS . Fu'ad sendiri mengaku tak menolak resep generik IMF yang dikenal dengan Le tter of Intent (LoI), asal masalah kurs diselesaikan dulu . Saat masuk Kabinet Pembangunan VII, Fu'ad memang berupaya menggiring USS ke tingkat yang wajar terhadap Rp . Dia mematok Rp 6. 000jUSS sebagai prasyara t perundingan dengan IMF, tapi Soeharto keburu lengser diterjang reformasi dan Fu'ad tak ikut 'berlari' pada estafet berikutnya di bawah Habibie Masalah kurs Rp ini sebenarnya memang tak bias dianggap enteng .
http://www.mataduniakami.id
Masih menurut Eddie pada 1997 ketika nilai rupiah meloro t menjadi rata- ra ta Rp 4. 673jUSS, PLN membukukan rugi Rp 0,6 tiliun . Tahun 1998 kerugian PLN meningkat menjadi Rp 9,2 triliun, kurs Rp 8 .065jUSS . Tahun 1999 kerugian membangkak lagi menjadi Rp 1 1,4 triliun, kurs Rp 8 . 136jUS$ . Tahun 2000 kerugian PLN meningkat drastis menjadi Rp 23,4 triliun, sehingga mengempisnya kurs menjadi Rp 9 . 643jUSS. Melihat angka- angka kerugian di a tas, tentu masuk akal bila banyak pakar ingin menerapkan kurs te tap lewat CBS a tau kembali ke sistem 'managed floating rate : Dengan demikian rakyat tidak perlu ikut menanggung kerugian kurs tersebut dengan membayar listrik lebih mahal, sesuai saran IMF . Kwik
Kian Gie sendiri, dalam kesempatan wawancara dengan penulis majalah SWA,
menganggap kurs yang wajar adalah sekitar Rp 1 .800jUSS . Patokannya sederhana
saja: harga paket McDonald di AS dan di Indonesia disandingkan, lalu dikurs,
maka didapatlah angka itu.
Namun baik pendukung CBS maupun managed floating rate semacam Kwik, tak
didengar Soeharto . Sang penguasa orba sudah lebih dulu menadatangani kesepaka
tan dengan IMF . Tanpa disadari butir- butir kesepaka tan yang mendetil itu telah
mencabut kedaulatan Negara . Artinya pemerintah dan pemimpin negeri ini kehilangan
kemandiriannya untuk mencari solusi kreatif atas krisis yang menimpa negaranya .
Kita akan kembali lagi ke bu tir- butir kesepaka tan tersebut nanti pada sub bab
buatan IMF untuk mengatasi krisis itu berbeda secara diameteral dari pemerintah Malaysia. Perdana Menteri Malaysia waktu itu Mahathir Muhammad memilih untuk menolak IMF . Dia menetapkan fixed rate buat RM (Ringgit Malaysia) . Pokoknya USS 1 dipa toknya sama dengan RM 3,4. Bukan cuma itu. Guna mencegah pelarian modal dan agar RM tidak menjadi bulan-bulanan para spekulan di pasar uang di London sana, Dr. M, begitu dia disapa, member ultimatum: ringgit yang ada di luar Malaysia, bila tak masuk kembali dalam waktu sa tu bulan se telah dite tapkannya kurs te tap, maka dianggap tak laku! Tanpa IMF, pada 5 Desember 1997 pemerintah diraja Malaysia menggelindingkan paket pengencangan ikat pinggang yang mengutamakan kemandirian.
http://www.mataduniakami.id
Paket itu meliputi instrumen yang sangat luas, makro maupun mikro. Anggaran belanjda negara dipangkas 18% dan proyek-proyek raksasa yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat banyak ditangguhkan. Target pertumbuhan di turunkan dari 7% menjadi 4-5% saja . Lalu defisit neraca berjalan diciu tkan menjadi 3% dari PDB (sebelumnya 4%) dan pertumbuhan kredit diba tasi maksimal 15% per tahun dari sebelumnya 30% . Di sisi lain pembiayaan sektor a tau kegiatan nonproduktif dan spekula tif dihentikan sama sekali .
Menurut Sritua Arief dalam artikelnya di Kompas (8 Januari 1998) berbeda dari negara
lain yang memilih menelan pil pahit IMF, Malaysia tidak mengurangi atau
menghapuskan subsidi. Tidak pula menaikkan harga- harga barang dan jasa (public
utilities) .
http://www.mataduniakami.id
Kontraksi fiskal itu sepenuhnya ditujukan untuk mengurangi konsumsi
barang-barang mewah impor. Itu bisa dicapai hanya dengan menghapus proyek- proyek
mewah . Malaysia lebih mengutamakan investasi bagi pemenuhan kebutuhan
pokok rakyat. Penurunan target pertumbuhan bukanlah akibat peng- hematan, tapi
penegasan bahwa jika stra tegi pro rakyat dijalankan dengan benar, pertumbuhan pasti
diraih. Ini sesuai dengan pemikiran kaum strukturalis bahwa redistribusi dilakukan
bersama pertumbuhan, bukan redistribusi dari pertumbuhan .
Wonder boven wonder alias aneh bin ajaib : dengan menolak resep IMF, krisis tak jadi mampir di Malaysia sampai sekarang . Bahkan negeri jiran itu mampu berekspansi ke luar negerinya untuk berinvestasi dan membeli aset- aset Indonesia yang dijual murah oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) . Sebaliknya di Indonesia akibat menjadi pak turu t IMF, krisis moneter itu tanpa dapat dibendung terus
berkembang menjadi krisis ekonomi berkepanjangan . Keadaan menjadi lebih parah
lagi, teru tama se telah pemerintah menerapkan kebijakan uang ketat ( tight
money policy) dengan menaikkan suku bunga se tinggitingginya, untuk mencegah
pelarian modal .
http://www.mataduniakami.id
Memang modal tak jadi lari, tapi juga tak bisa dimanfaatkan untuk memutar roda
ekonomi. Sebagian besar mengendap di bank atau Sertifikat Bank Indonesia dan
menjadi beban baru. Akibatnya uang beredar menjadi sedikit. Bank mengalami ,nega
tive spread', tak berani menyalurkan kredit ke dunia usaha . Sektor riil mati suri .
Banyak perusahaan tak mampu lagi membiayai operasional dan terpaksa melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK). Keadaan ini secara simultan menciptakan
kesengsaraan di kalangan rakyat banyak, di samping frustrasi dan putus asa .
Akibatnya ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan. Sementara angkatan kerja baru, bahkan yang baru lulus dari Perguruan Tinggi, tak bisa diserap. Indonesia tibatiba kebanjiran sekitar 20 juta penganggur baru. BJ Habibie Toh bencana yang menimpa Indonesi tidak berhenti sampai di situ. Puluhan ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
di negara jiran terdekat kita sesame Melayu, Malaysia. Di negerinya Dr. M itu. 7 orang
TKI tewas ditembak kaki tangan kerajaan dalam 'Operasi Nyah' pada akhir 1997. Wakil
Presiden (wapres) BJ Habibie yang sempat berkunjung ke Malaysia setelah peristiwa
tersebut, sayangnya tak sempat menanyakan kepada pemerintah Malaysia : mengapa
kaki tangan kerajaan sampai menembak warga negara Indonesia? Mereka bukan
kriminal! Mereka cuma mencari kerja agar perut tak keroncongan, sebab negeri sendiri
tak mampu memberi pekerjaan dan penghasilan yang layak.
Dalam hal membela warga negaranya, Indonesia sebenarnya bisa meniru
Filipina, yang membela Contemplasion, tenaga kerja wanita negeri itu yang
diperlakukan tidak adil di Singapura . Fidel Ramos, sang presiden waktu itu, bahkan
rela kehilangan berbagai kon trak bisnis dengan Singapura demi membela harga diri
rakya tnya . Namun Pemerintah Indonesia mungkin memang sedang banyak urusan
yang lebih besar, misalnya mencari dana pembangunan . Maklum roda ekonomi mesti
terus berputar.
Salah- salah gara- gara membela TKI, modal dari negeri jiran itu tak jadi masuk. Apalagi di tengah paceklik dana pembangunan, harga- harga membubung tinggi pula ikut dolar, teru tama sembilan bahan pokok (sembako). Alam kemudian menyempurnakan penderitaan itu dengan EI Nino, bencana kekeringan plus berbagai hama tanaman yang menggagalkan panen produk-produk pertanian. Akibat paling buruk dari akumulasi bencana tersebut, kata pengamat politik UI Arbi Sanit, Orde Baru
pertumbuhan rata- rata 7% sebagai prestasi, dan oleh karena itu mendapat
'kepercayaan' untuk mengurus kepentigan rakyat, limbung hanya dalam 6 bulan.
http://www.mataduniakami.id
Pendapa tan per kapita Indonesia yang telah mencapai US$ 1 . 000, akiba t
mengempisnya nilai Rp terhadap uss yang mencapai 500%, kembali ke tahuntahun
sebelum 1967 yaitu seki tar USS 214. Angka ini masih bisa menurun apabila nilai Rp
terus menyusut terhadap US$, kecuali kita mau menghitungnya berdasarkan sistem
onocoroko yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Menjelang Millenium ketiga, se telah
melewati 6kali pelita (pembangunan lima tahun), Indonesia 'urung' tinggal landas .
Sebagai gantinya, pemerintah Soeharto kembali menggiring Indonesia ke ti tik nol
dalam pelukan IMF .
Rakyat, yang selama ini diam, memang kehilangan kesabarannya . Mereka ikut-ikutan berunjuk rasa di seluruh tanah air. Seluruh lapisan masyarakat, teru tama kelas menengah- bawah seperti terluka dan meradang di seantero negeri . Maklum banyak orang tua kehilangan kemampuannya membiayai pendidikan anak- anaknya . Kemarahan rakyat ini lantas membuat Dunia kampus menggeliat dari tidur panjangnya . Geliat inilah yang kemudian menjadi cikal- bakal gerakan reformasi, yang menuntut perubahan di segala bidang, termasuk pergantian pucuk pimpinan negara . Dunia kampus kembali mendapatkan peranan sosial politiknya .
di turunkanya harga-harga, tapi secara bersama- sama menuntut reformasi politik, sesuatu yang selama ini paling di takuti rezim orde baru (orba) . Soeharto bersama jajarannya dianggap biang keladi yang mengakiba tkan lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Rezim ini telah membengkalaikan sektor informal, pertanian, pe ternakan, dan perikanan rakyat yang mengakiba tkan Ibu Pertiwi tak mampu mencukupi pangan penduduknya .
Di sisi lain orba lewat kebijakan dan keputusan politik telah member segala peluang dan fasilitas kepada segelintir pengusaha untuk menjadi guri ta bisnis yang memasung usaha pribumi . Kaum reformis menilai se tidaknya ada 79 Kepu tusan Presiden (Keppres), yang sangat merugikan rakyat dan menguntungkan bisnis kroninya, telah dikeluarkan Soeharto selama 32 tahun masa kekuasaannya . Di antara 79 keppres itu ada 2 yang khusus dihadiahkan buat kelancaran proyek properti mewah Grup Salim di Teluk Naga . Mega Proyek tersebut rencananya dibangun di a tas lahan 80 ha, separuhnya didapat dari reklamasi pantai. Sedang yang 40 ha merupakan wilayah hunian penduduk yang terdiri dari 13 desa : 7 desa nelayan dan 6 desa pertanian beririgasi teknis. Selama se tengah tahun kedua tahun 1996 penduduk Teluk Naga menolak proyek tersebut, juga Gubernur Jabar waktu itu Nuriana .
Yang paling krusial adalah masalah ganti rugi, karena tanah mereka cuma
dipatok seharga Rp 7 ribu- 14 ribu/m2, sesuai nilai jual obyek pajak se tempat (NJOP) .
cara penghitungan nilai tanah seperti itu sudah kuno dan tak bisa digeneralisir.
"Mestinya yang dihitung adalah nilai masa depan tanah itu (future value) .
Artinya harus dilihat dulu lahan itu nantinya untuk apa? Bila peruntukanya untuk
perumahan mewah dan hotel bintang lima, maka nilainya tentu jauh lebih tinggi
dibanding bila dia diperuntukkan bua t membangun sekolah, perpustakaan dan rumah
sangat sederhana (RSS)," katanya ketika ditemui penulis untuk majalah SWA, ketika
protes penduduk Teluk Naga sedang marak. Menurut Panangian bila yang mau
dibangun memang service apartemen mewah dan hotel bintang lima seperti direncanakan, maka nilai tanah itu mestinya bisa mencapai USS 1 . 500/m2 kali 30 (bila yang dibangun 30 lantai) . Bila di situ juga akan dibangun rumah sederhana (RS) dan RSS, sesuai formula 1 : 3 : 6 (satu rumah mewah, 3 RS dan 6 RSS), plus sekolah, perpustakaan dan berbagai fasilitas umum, maka nilainya nanti dira taratakan.
dikembangkan dan aman . Artinya dengan carfa baru ini pemerintah bisa mendapa tkan USS 500/m2 tanah di Teluk Naga itu.
http://www.mataduniakami.id
Ini jauh lebih besar dibanding 20- 30% dari NJOP yang cuma Rp 7- 14 ribu/m2 yang pembebasannya memerlukan kekerasan dan menimbulkan kesengsaraan . Akar- akar masalah semacam itulah yang dituntut gerakan reformasi untuk dicabut. Setidaknya agar rakyat negeri ini kembali mendapa tkan hak- haknya untuk berkembang dan makmur dari sisi ekonomi . Kaum reformis yakin selama akar masalah itu tidak dicabut, selama reformasi politik dan ekonomi tidak dilakukan, maka kesalahan dan penderitaan yang sama akan terulang . "Sesungguhnya desakan reformasi politik yang di teriakkan mahasiswa atas nama masyarakat bukan sekadar mengembalikan pembangunan kepada standar kehidupan manusia yang wajar. Lebih dari itu.
Para wakil ini seakan tak mampu mendengar dan melihat kenya taan, bahwa rakyat sudah bosan dengan gaya kepemimpinan orba yang gagal memberikan kemakmuran dan keamanan bagi rakya tnya . Sidang yang sama juga mengangkat BJ Habibie sebagai Wapres, sa tu posisi yang menjadi semakin strategis seiring meningka tnya usia Soeharto . Rasanya janggal bila MPR tak tahu bahwa rakyat secara umum tak menghendaki Soeharto lagi, mengingat sejak pertengahan dasawarsa '90-an tuntutan itu sudah sangat transparan. Kriteria calon presiden yang dilontarkan Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) Dr. Amien Rais secara gamblang menunjukkan penolakan itu. Jauh sebelum itu Sri Bintang Pamungkas, politikus PPP, terang- terangan menolak Soeharto .
http://www.mataduniakami.id
Penolakan terhadap orba semakin kuat lagi se telah pembentukan Kabinet
Pembangunan VII bulan Maret 1998 . Hanya sehari se telah Presiden dan Wapres
disumpah, lebih 10 ribu mahasiswa berkumpul di kampus UI Depok. Di hadapan
mereka Amien Rais, pakar sosiologi UGM dan Ketua Umum Pengurus Pusa t (PP)
Muhammadiyah, menegaskan kembali ultimatumnya . Pemimpin reformasi itu
menyatakan akan mengerahkan people power yang damai, jika dalam tempo 6 bulan
kabinet yang baru terbentuk tak mampu mengatasi krisis ekonomi dan moneter.
Sebelumnya pada ulang tahun Harian Republika di Hotel Regent Jakarta, Amien juga
telah menyampaikan hal senada . Ketika itu antara lain Amien meminta MPR segera
mencari alternatif lain, jika dalam waktu 6 bulan keadaan negara menjadi semakin
parah.
Namun rakyat yang lapar dan putus asa tak punya cukup kesabaran selama itu.
Belum dua bulan Kabinet Pembangunan VII berjalan, masyaraka t sudah merasa semakin tidak tahan. Titik terang dianggap belum terlihat, meskipun para menteri telah bekerja keras siang- malam .Sebagai bukti orang menunjuk keengganan IMF mencairkan pinjamanannya . Dunia luar semakin tidak percaya kepada pemerintah, dan negeri tercinta dianggap beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi . Sementara (Letter of Credit (LC) pengusaha Indonesia tidak diterima di mancanegara . Tanpa jaminan negara lain ekspor- impor menjadi sulit dilakukan. Sementara uss semakin liar saja dan bertengger diatas Rp 10 ribu/US$ . Nilai Rp terus mengempis. Pada 22 Januari 1998 saja kurs sudah melampaui Rp 13 ribu/USS .