BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sapi potong merupakan ternak yang dibudidayakan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Budidaya ternak sapi potong sudah dikenal secara luas oleh masyarakat kita. Jangka waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan harga daging yang relatif tinggi memotivasi para pembudidaya untuk terus tetap bersemangat dalam mengembangkan budidaya ternak sapi potong. Bangsa ternak sapi potong yang dibudidayakan juga beraneka ragam, mulai dari Peranakan Ongole dengan ciri khas berpunuk, Simmental, Brahman, Limousine, dan pada beberapa daerah juga ada yang mengembangkan sapi potong bangsa Fries Holland.
Budidaya ternak sapi potong yang umumnya kita kenal terdiri dari budidaya pembibitan dan budidaya penggemukan. Waktu penggemukan relatif singkat yaitu butuh waktu sekitar 3 sampai 7 bulan untuk sapi PO maupun sapi Simmental. Kemampuan ternak dalam memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan merupakan nilai unggul ternak sapi potong yang membuat semakin banyak peternak yang semakin tertarik untuk terus mengembangkan dan membudidayakan ternak sapi potong.
Dewasa ini, kita banyak menemukan tumbuhan kersen yang tumbuh liar di berbagai tempat. Kemudian yang muncul dalam benak kita, dapatkah tumbuhan ini dimanfaatkan untuk pakan ternak? Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi penyusunan makalah “Pakan untuk Industri Penggemukan Sapi (feedlot) ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Apakah sebenarnya tumbuhan kersen itu ?
2. Apa saja kandungan nutrisi yang terdapat dalam kersen ? 3. Bagaimana metode pemberian pakan pada sapi dengan kersen ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tumbuhan Kersen
Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri. Di Lumajang, anak-anak menyebutnya baleci. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filipina); mât sâm (Vietnam); khoom sômz, takhôb (Laos); takhop farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, dan Singapore cherry (Inggris). Orang Belanda dulu menyebutnya Japanse kers ("ceri jepang"), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia atau ada yang menyebutnya ceri.
Di Meksiko, buah kersen dijual di pasar. Pohon kersen di Indonesia mudah dijumpai, biasanya pohon ini dijadikan tempat teduh bagi tukang becak di Indonesia. Kayu kersen lunak dan mudah kering, sangat berguna sebagai kayu bakar. Kulit kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut. Daunnya dapat dijadikan semacam teh. Burung-burung pemakan buah, seperti kelompok merbah dan burung cabe, sering mengunjungi pohon ini di waktu siang untuk memakan buah atau sari buahnya yang manis. Di waktu hari gelap, berganti aneka jenis kelelawar pemakan buah yang datang dengan tujuan yang sama. Biji kersen tidak tercerna oleh burung dan codot, karena itu kedua kelompok hewan ini sekaligus berfungsi sebagai pemencar bijinya.
dijumpai di wilayah hunian manusia di daerah tropis. Berasal dari Amerika tropis (Meksiko selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai ke Peru dan Bolivia), kersen dibawa masuk ke Filipina pada akhir abad-19, dan lalu dengan cepat menyebar di seluruh wilayah tropis Asia Tenggara.
Tanaman talok biasanya tumbuh dengan ukuran kecil namun kadang juga bisa berukuran besar bahkan ada yang bisa mencapai tinggi hingga 12 meter, selalu hijau terus menerus, berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Cabang-cabang mendatar, menggantung di ujungnya. membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar demikian pula daunnya.
Daun tanaman ini memiliki sistem pertulangan yang menyirip, daun tidak simetris dan tepinya bergerigi sedangkan bunganya berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun, bertangkai panjang, berkelamin dua dan berbilangan 5, kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus, mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul. Benang sari berjumlah banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun namun setelah menjadi buah menggantung ke bawah, tersembunyi di bawah helai daun. Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya. Buah memiliki diameter hingga 1.5 cm berbentuk seperti cerry jika matang maka akan berwarna merah dan terasa enak.
B. Kebutuhan Nutrisi Ternak Sapi
Adapun jenis-jenis zat kalsium yang dibutuhkan ternak sapi antara lain :
Kalsium (Ca) diketahui bahwa Ca merupakan mineral yang sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi air susu (pada sapi perah). Unsur Ca diperlukan untuk membentuk tulang, gigi dan air susu. Unsur tersebut juga berguna dalam proses pembekuan darah serta kesiapan otot terhadap rangsangan syaraf.
Fosfor (P) unsur fosfor diperlukan dalam pembentukan tulang, gigi, sintesis protein dan system enzimatik. Metabolisme hidrat arang dan keratin juga memerlukan unsure P. sumber fosfor yang baik antara lain tepung tulang, diskalsiumfosfat, dan disodiumfosfat.
Magnesium (Mg) anak sapi yang hanya diberi air susu yang ditambah dengan Fe, Cu, Mn, dan vitamin D ternyata banyak yang menderita tetani dan akhirnya mati. Kadar Mg dalam darahnya sangat menurun. Anak sapi yang telah dapat makan hijauan bila ditambah 10-12 mg/kg Mg pertumbuhannya akan lebih baik. Kejadian grass tetani, yang gejalanya mirip dengan milk faver, banyak dialami oleh-oleh sapi yang produksinya tinggi. Untuk mencegahnya hanya dapat dilakukan dengan menambah unsure Mg di dalam rasumnya. Kebutuhan tambahan untuk sapi berproduksi adalah 40 g/ ekor yang dapat diperoleh dari MgO.
Cobalt (Co) kebutuhan cobalt sebenarnya hanya kecil, akan tetapi karena tubuh dan jaringan tidak mapu menyimpan unsur tersebut dengan baik tambahan dari luar sangat diperlukan. Cobalt diperlukan dalam sintesis vitamin B12, yang diperlukan untuk pemasakan sel darah merah. Kebutuhan sapi akan vitamin B12 sangat besar dan untungnya vitamin tersebut dabat dihasilkan oleh mikroba dalam rumen. Cobalt dapat mencegah terjadinya anemia.
Yodium (I) gondok terjadi kerena kurangnya yodium, hingga untuk
menghasilkan tirtoksin yang cukup, kelenjar gondok mendapatkan pacuan terus menerus dengan hormone thyroxin-stimulating hormone (TSH), hingga terjadi pembesaran dari kelenjar gondok. Suplementasi yodium sebanyak 0,00076% biasanya cukup untuk mencegah gondok. Sebagai akibat kurangnya tiroksin hewan tersebut bertumbuh lambat. Gondok pada anak sapi atau pedet yang baru lahir dapat dicegah dengan jalan memberikan yodium cukup pada induk yang sedang bunting.
Besi (Fe) besi diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. Air susu tidak
cukup mengandung Fe, hingga cempe dan pedet di beri air susu saja sampai umur 70 hari kadar hemoglobinnya turun dari 11 menjadi 8 g/ 100 ml darah. Air susu hanya mengandung 2,4 mg Fe/l. suplemetasi pakan dengan 5,5 mg/kg dapat mempercepat pertumbuhan pedet dam cempe.
Seng (Zn) unsure seng diperlukan dalam sintesia enzimatik. Enzima
carbonic anhydrase, carboxy peptidase, alkaline fosfatase, lactic dehydrogenase dan glutamic dehydrogenase dan glutamic dehidrogenase semuanya mengandung unsure Zn. Karena metabolisme Zn di dalam usus tidak efisien, diberikan jumlah Zn yang jauh lebih banyak daripada yang terdapat di dalam jaringan. Sebagian besar Zn yang diberikan akan dikeluarkan bersama tinja. Seekor sapi untuk pemeliharaan memerlukan 40 ppm Zn dalm konsentratnya. Mangan (Mn) unsure Mn dibutuhkan dalam system enzimatik baik di dalam
mitokondria maupun di dalam jaringan. Mineral Mangan(Mn) bertindak sebagai aktifator enzima glycocyl-transferase yang bertugas dalam sintesis mukopolisakarida dan glikoprotein. Meskipun jarang terjadi, defisiensi Mn pada ternak menyebabkan penurunan fertilitas, terlambatnya masa birahi, terlambatnya dalam pembuahan dan gejala estrus yang tidak begitu nyata.
C. Khasiat dan Kandungan Nutrisi dalam Tumbuhan Kersen
berkhasiat obat yang sangat bermanfaat dan memiliki kandungan yang lebih jika dibandingkan dengan berbagai larutan isotonik yang kini banyak beredar di pasaran. Ditinjau dari segi kandungan gizinya buah kersen tidak kalah dengan buah yang lain misalnya mangga. Kandungan vitamin C buah mangga 30 mg, sedangkan pada buah kersen 80,5 mg, selain itu kandungan kalsium pada buah kersen 124,6 mg, jauh lebih banyak dari buah mangga yang hanya 15 mg.
Di Indonesia secara tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari dan terbukti dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat. Rebusan daun kersen juga memiliki khasiat anti radang dan menurunkan panas bahkan kandungan dan rebusan daun kersen ternyata dapat berkhasiat sebagai pembunuh mikroba berbahaya dan dapat digunakan sebagai anti septik.
Kandungan buah kersen dalam setiap 100 gram adalah air (77,8 gram), protein (0,384 gram), lemak (1,56 gram), karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6 gram), abu (1,14 gram), kalsium (124,6 mg), fosfor (84mg), besi (1,18 mg), karoten (0,019g), tianin (0,065g), ribofalin (0,037g), niacin (0,554 g), dan kandungan vitamin C (80,5 mg). Nilai energi yang dihasilkan adalah 380KJ/100 gram.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Kersen atau talok (Muntingia calaburaL.) adalah pohon teduh dengan buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah.
2. Kalsium memainkan peran penting dalam kesehatan, terutama pada sapi dan kuda berfungsi utama membantu mengatur gerakan otot dan bertindak sebagai komponen utama dari tulang dan gigi. Adapun jenis-jenis zat kalsium yang dibutuhkan ternak sapi antara lain : Ca, P, Mg, Co, Cu, I, Fe, Zn, dan Mn. 3. Kandungan buah kersen dalam setiap 100 gram adalah air (77,8 gram), protein
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, Gatya. 2013. Manfaat Buah Kersen. http://gatyaonline.com/manfaat-buah-kersen.html
Kompas, Forum. 2012. Talok atau Kersen, Buah dengan Banyak Nama dan Manfaat. http://forum.kompas.com/kesehatan/224480-talok-atau-kersen-buah-dengan-banyak-nama-dan-manfaat.html
Suryanata. 2011. Khasiat Buah Ceri.
http://suckanaa.blogspot.com/2011/11/khasiat-buah-ceri.html
Ternak, Info. 2010. Jenis-Jenis Zat Kalsium yang Dibutuhkan Ternak Sapi dan Kambing. http://www.infoternak.com/jenis-jenis-zat-kalsium-yg-dibutuhkan-ternak-sapi-dan-kambing/