• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat manusia serta proses penciptaany

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hakikat manusia serta proses penciptaany"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hakikat manusia serta proses penciptaanya menurut

Al-Qur’an

Al- Qur’an adalah kitabullah yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw. Untuk segenap manusia. Al-Qur’an juga mendorong manusia untuk merenungkan perihal dirinya, kejaiban penciptaannya. Sebab, pengetahuan manusia terhadap diri nya dapat mengantarkannya pada ma’rifullah, berkaitan dengan hal ini,terdapat sebuah atsar yang menyebut bahwa “barang siapa mengenal dirinya, niscaya ia mengenal tuhan nya.”

Al-Qur’an juga membuat petunjuk mengenai manusia, sipat sipat dan keadaan biologisnya yang berkaitan pembentukan nya gambaran yang benar tentang kepribadian manusia, motivasi uta yang mengerakan prilaku manusia, serta factor-faktor yang mendasari keselarasan dan kesempurnaan kepribadian manusia dan terhujut nya kesehatan jiwa manusia.

Penciptaan manusia menurut Al-Qur’an

Al-Qur’an telah memberi kita imformasi kepada kita mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapa fase : dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang di bentuk , menjadi tanah kering, kemudian Allah SWT. Merupakan ruh kepada nya , lalu tercipta Adam a.s. hal ini di terangkan oleh Allah dalam firmannya :

{ingatlah} ketika tuhan mu berfirman kepada maikat, “sesungguh nya aku menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah kesempurnaan kejadian dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) ku, maka hendak lah kamu menyukuri

dengan bersujud pada nya.” (Q.S Shaad 71-72.)

(2)

Yang artinya : kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-beulang, lalu tulang-beulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka, maha suci lah ALLAH, pencipta yang paling baik. (Q.S. AL-MU’MINUN 13-14)

fungsi dan tugas manusia

Peran / fungsi kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah Atau jabatan kita sebagai manusia ciptaan Allah apa sih di dunia ini?Fungsi / Peran kita di dunia ini tidak lainadalah sebagai khalifah seperti firman Allah SWT:"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di mukabumi...".(QS.Fathir : 39).

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi...".(QS.Ali Imron :30) .

Kata "khalifah" berakar dari kata"khulafa'" yang pada mulanya berarti "di belakang". Dari sini, kata khalifah seringkali diartikan sebagai "pengganti" (karena yang menggantikan selalu berada atau datang di belakang, sesudah yang digantikannya).Ini berarti manusia dijadikan oleh Allah sebagai pengganti/wakil untuk mengurus dan memakmurkan dunia dengan jalan melaksanakans esuatu perbuatan yang diridhai-Nya di muka bumi ini.

Tugas manusia :

1.Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah ('Abdullah)

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadahkepada-Ku".(QS.Adz-Dzariyat :56)

2.Tugas Manusia Sebagai Khalifah

Tugas manusia sebagai khalifah banyak sekali,tugas-tugas kekhalifahan tersebut menyangkut tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga,tugas kekhalifahan dalam masyarakat,dan tugas kekhalifahan terhadap alam.

 Tugas Kekhalifahan terhadap diri sendiri: .

Menuntut ilmu pengetahuan (QS. An-Nahl :43)

Memakan makanan yang halal (QS.Ali Imron :168)

 Tugas Kekhalifahan dalam Keluarga / Rumahtangga:

Menjaga keluarga dari siksaneraka (QS.At-Tahrim :6)

(3)

Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (QS. Al Hujrot :10)

Tolong-menolongdalam kebajikan (QS.Al Ma’idah:2)

Menegakkan Keadilan (QS.An-Nisa :135)

 Tugas Kekhalifahan terhadap alam:

Tidakberbuat kerusakan di muka bumi (QS. Al-Qashash :77), (QS.30:41)

Dan masih banyak lagi tugas yang mencakup tugas-tugas.

Tujuan hidup manusia

Tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah untuk beribadah kepada Allah seperti firman-Nya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadahkepada-Ku".(QS.Adz-Zariyat :56)

Di dalam segala aktivitas kita diatur agar aktivitas kita bernilai ibadah,menurut penulis tidak adasuatu agama yang mengatur aktivitas manusia serinci agama Islam,contoh kecil adalah rumah,ketika bercermin,ketika naik kendaraan,ketika hujan,ketika mendengar petir,ketika hendak berhubungan suami istri,bahkan orang bersinpun didoakan (salingjawab-menjawab) dan masih banyak yang lainnya.

Hubungan manusia dan agama

(4)

Pada beberapa ayat al-Qur’an, masalah tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan) manusia. Beberapa ayat Al-Qur’an tentang Ketuhanan adalah sebagai berikut:

1.2 Ayat Al-Qur’an tentang ketuhanan Allah SWT:

 Al-Ikhlas ayat 1-4

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

 Al-Maidah ayat 73

73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

 AlA’raf ayat 172

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (al-A’raf:172)

 Az-Zukhruf Ayat : 87

(5)

ِهِناَرّصَنُي ْو

َأ ِهِناَدّوَهُي ُهاَوَبَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُي ٍدْوُلْوَم ّلُك

ِهِناَسّجَمُي ْو

َأ

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al Bukhari)

Pendapat Ulama tentang Ketuhanan:

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama sebagi fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah." (Ar-Rum ayat 30)

Syekh Muhammad Taqi Mishbah, seorang mujtahid dan filosuf kontemporer, ketika mengomentari ayat di atas menyatakan, bahwa ada dua penafsiran yang dapat diambil dari ayat ini, (1) Pertama, maksud ayat ini ialah, bahwa prinsip-prinsip agama, seperti tauhid dan hari akhir, dan hukum-hukum agama secara global, seperti membantu orang-orang miskin, menegakkan keadilan dan lainnya, sejalan dengan kecenderungan manusia. (2)Kedua, tunduk kepada Allah Ta’ala mempunyai akar dalam diri manusia. Lantaran manusia secara fitrah, cenderung untuk bergantung dan mencintai

Kesempurnaan yang mutlak

Kedua penafsiran di atas bisa diselaraskan. Penafsiran pertama mengatakan, bahwa mengenal agama adalah fitrah, sedangkan penafsiran kedua menyatakan bahwa yang fitri adalah ketergantungan, cinta dan menyembah kepada Yang Sempurna. Namun menyembah kepada Yang Sempurna tidak mungkin dilakukan tanpa mengenal-Nya terlebih dahulu. Dengan demikian, penafsiran kedua kembali kepada yang pertama. (Ma’arif al-Qur’an, juz 1 halaman 31-32). Allamah Thaba’thabai memberikan penjelasan mengapa Din (agama/ketuhanan) itu merupakan fitrah. Dalam kitab Tafsir al-Mizan, beliau berkata,"(Lantaran) Din tidak lain kecuali tradisi kehidupan dan jalan yang harus dilalui manusia, sehingga dia bahagia dalam hidupnya. Tidak ada tujuan yang ingin dicapai manusia, melainkan kebahagiaaan." Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa setiap fitrah mendapat bimbingan untuk sampai kepada tujuannya masing-masing.

1.5 Ketuhanan menurut Ilmu Pengetahuan:

(6)

yang saling berbenturan. Pada hukum gravitasi, semua benda yang memiliki berat (massa) akan jatuh ke bawah. Meskipun banyak ilmu pasti yang mampu menerangkan kejadian-kejadian yang terjadi di alam jagad Raya ini, namun kenyataannya masih banyak kejadian-kejadian di alam raya yang tidak mampu dijelaskan dengan penjelasan logis, ilmu pasti, maupun IPTEK. Misalnya saja, mengapa bumi dan planet-planet lain yang mempunyai massa sedemikian besar tidak pernah jatuh meskipun tidak ada yang menopangnya? Atau dari manakah asal gaya (kekuatan) yang membuat bumi dan planet-planet lainnya mengalami rotasi dan evolusi? Sementara kita tahu bahwa suatu benda tidak akan bergerak jika tidak diberi gaya terlebih dahulu. Maka dari itu, ilmu pengetahuan tidak bisa dijadikan ukuran untuk dapat menguak misteri-misteri yang ada di dunia karena ada Dzat yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Dialah Allah SWT Tuhan Seluruh Alam Raya.

BUKTI ADANYA TUHAN

ALAM SEMESTA ADALAH PENGOKOHAN WUJUD MAHA PENCIPTA

Periksalah alam cakrawala yang ada diatas kita, yang didalamnya itu terdapat matahari, bulan, bintang, dan sebagainya. Demikian pula alam yang berbentuk bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya baik yang berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda padat, juga perihal adanya hubungan yang erat dengan perimbangan yang pelik yang merapikan susunan diantara alam-alam yang beraneka ragam itu serta yang menguatkan keadaannya masing-masing itu, semuanya tidak lain kecuali merupakan tanda dan bukti perihal wujudnya Allah. Selain menunjukkan adanya Dzat itu juga membuktikan keesaanNya dan hanya Dia sajalah yang Maha Kuasa untuk menciptakannya. Dia yang merupakan suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.

Jika kita percaya tentang eksistensi alam, secara logika kita harus percaya tentang adanya pencipta alam. Pernyataan yang mengatakan : “Percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya Khaliq, “adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimana pun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana kita akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta?

َنوُقِلاَخْلا ُمُه ْمَأ ٍء ْيَش ِرْيَغ ْنِم اوُقِلُخ ْمَأ

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? (at-thur ayat 35)

(7)

Dengan demikian tidak ada jalan lain untuk membantah atau mengingkarinya dan ini tepat sekali dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT:

Apakah dalam Dzat Allah masih ada keragu-raguan, yaitu Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi?” (S. Ibrahim:10).

Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya yg Agung:

surah / surat : Al-A'raf Ayat : 54

Referensi

Dokumen terkait

Aliandu, P., 2012, Analisis Sentimen Tweet Berbahasa Indonesia di Twitter, Tesis, Program Studi S2 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

3) Modul Nrf24l01 bertugas untuk mengirimkan data yang telah dikumpulkan oleh mikrokontroler yang berasal dari sensor menggunakan gelombang radio dengan frekuensi

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak!Ibu untuk: menyebarluaskan pengumuman ini (terlampir) di lingkungan Bapak/Ibu agar kesempatan ini dapat

kebaikan model tersebut maka untuk regresi terhadap seledri (Y1) pada kombinasi SDKK (seledri, kumis kucing, bahan pengisi) dan kombinasi SDSBL (seledri, sambiloto, bahan

Kemajuan pada manajemen SDM/ Organisasi, ditunjukkan dengan kualitas SDM pengelola CECOM Foundation, khususnya kualitas para pendamping komunitas (field officer) yang telah

Hal ini dapat menyebabkan pengeluaran yang berlebihan, kredit yang tidak wajar atau memadai, (c) Perusahaan belum memiliki sistem pelatihan karyawan, (d) Perusahaan

Perkap Nomor 7 Tahun 2005 pada Pasal 3 memperbolehkan seorang polisi untuk menjadi penasihat hukum namun sekedar mengingatkan kembali bahwa terdapat asas Lex