PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM ENDOKRIN BERBASIS
ANDROID UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA
DIDIK MA
THE DEVELOPMENT OF ENDOCRINE SYSTEM LEARNING MEDIA BASED ON ANDROID PLATFORM TO IMPROVE THE COMPREHENSION OF MADRASAH ALIYAH STUDENTS
Oleh: Puspa Hening, Heru Nurcahyo, Yuni Wibowo.
Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta puspaheningg@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas media pembelajaran sistem endokrin berbasis Android dan (2) mengetahui peningkatan pemahaman konsep sistem endokrin peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran sistem endokrin berbasis Android. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4-D (Define, Design, Develop, dan Disseminate) namun dibatasi sampai tahap Develop. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 ahli media, 3 ahli materi, 3 peer reviewer, 2 guru biologi dan peserta didik kelas XI IPA MAN Yogyakarta 1. Instrumen yang digunakan adalah angket penilaian kualitas media pembelajaran, angket tanggapan peserta didik dan soal tes pemahaman konsep. Hasil penilaian kualitas produk dianalisis dengan statistika deskriptif dan menggunakan modus untuk mengkategorikan kualitas media pembelajaran. Peningkatan pemahaman konsep peserta didik apabila belajar dengan menggunakan media pembelajaran diukur dengan uji gain score. Hasil penelitian menunjukkan kualitas media pembelajaran berdasarkan penilaian ahli materi, guru biologi, dan peer reviewer dikategorikan sangat baik, oleh ahli media dikategorikan baik dan respon peserta didik menunjukkan sebagian besar peserta didik setuju media ini layak digunakan. Hasil perhitungan gain score ternormalisasi sebesar 0,32. Simpulan menunjukkan media pembelajaran sistem endokrin berbasis Android ini layak digunakan dan dapat meningkatkan pemahaman konsep dengan kategori sedang.
Kata kunci: Android, endokrin, media, pembelajaran, pengembangan.
Abstract
The aims of this research were (1) to know the quality of endocrine system learning media based on Android
platform and (2) to know the students’ improvement of endocrine system comprehension by using this learning media. This research is categorized as Research and Development with 4-D model (Define, Design, Develop, and Disseminate), but restricted to the Develop stage. Subject of this research are 3 media experts, 3 endocrine system experts, 3 peer reviewers, 2 biology teachers, and grade XI students of MAN Yogyakarta 1. Instruments that used for this research are questionnaire for learning media quality assessment, students’ responses questionnaire, and concept comprehension cognitive test. The data of learning media quality assessment is analyzed by using descriptive statistics to find out the modus to classify the quality of learning media. The improvement of students’ comprehension before and after using this learning media is calculated using gain score test. The results showed that quality of learning media based on endocrine system experts, biology teachers, and peer reviewers’ assessments categorized as very good, media experts categorized this media as good, and students’ responses told that this media is eligible and decent for students learning. The calculation of gain score showed score of 0,32. The conclusion of this research is the endocrine system learning media based on Android platform is worth to use and able to improve endocrine system concept comprehension in medium category.
Keywords: Android, development, endocrine, learning, media.
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan kegiatan yang
mengandung interaksi antara guru dengan
peserta didik dan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
belajar (Rustaman, 2003: 4). Upaya yang
dilakukan pendidik untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan tersebut adalah dengan melibatkan
pemanfaatan komponen pembelajaran, seperti
Pembelajaran biologi menurut Djohar
(Suratsih, dkk., 2010: 8) idealnya merupakan
perwujudan dari interaksi subjek didik dengan
objek yang terdiri dari benda dan kejadian,
proses dan produk. Interaksi dengan objek dapat
terjadi secara langsung maupun secara tidak
langsung bila interaksi secara langsung dengan
objek tidak mungkin untuk dilakukan. Tidak
semua gejala dan fenomena biologi dapat
diamati secara langsung dengan mata telanjang.
Hal ini terutama yang menyangkut proses-proses
fisiologis yang terjadi di dalam tubuh, oleh
karena itu diperlukan suatu alat bantu atau media
yang dapat mendukung terjadinya proses
pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di
MAN Yogyakarta 1 pada Juli-September 2014
menunjukkan proses pembelajaran di dalam
kelas seringkali dilaksanakan dengan bantuan
media pembelajaran berbasis komputer yakni
Microsoft Power Point, buku teks, LKS, dan
permainan. Peserta didik melalui wawancara
mengeluhkan bahwa hal ini justru menimbulkan
kebosanan bagi mereka karena terlalu sering
menggunakan media tersebut di dalam kelas.
Mekanisme yang kompleks dan tidak mudah
diamati serta banyaknya jumlah organ yang
menyusun sistem endokrin seringkali menjadi
kendala bagi peserta didik untuk memahami
materi tersebut. Berdasarkan wawancara yang
telah dilakukan dengan peserta didik, sistem
endokrin dikeluhkan sebagai materi yang sulit
dipahami oleh peserta didik.
Keberadaan buku teks dan LKS yang
dimiliki peserta didik selama ini dianggap
kurang dapat memfasilitasi kebutuhan dan minat
belajar peserta didik tentang materi sistem
endokrin. Keberadaan buku teks bukan berarti
tidak efektif dalam memberikan pemahaman
konsep pada peserta didik, namun menyoroti
adanya kejenuhan peserta didik terhadap media
pembelajaran yang selama ini digunakan, maka
para pendidik perlu untuk memperhatikan trend
yang saat ini sedang berkembang di masyarakat.
Kepemilikan smartphone Android seiring
dengan kemajuan teknologi informasi menjadi
salah satu trend yang banyak menyita perhatian
peserta didik. Peserta didik juga mengatakan
bahwa pada era global ini penggunaan
smartphone Android menjadi suatu kebutuhan di
dalam kehidupan. smartphone Android juga
memiliki sisi positif apabila diisi dengan
konten-konten yang bermuatan edukasi. Aplikasi
di dalam smartphone Android dapat menjadi
sarana belajar yang menarik dan menyenangkan.
Penggunaan perangkat bergerak (mobile
devices) dalam proses pembelajaran kemudian
dikenal sebagai mobile learning (m-learning).
Kehadiran m-learning ini ditujukan sebagai
pelengkap pembelajaran yang ada serta
memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mempelajari kembali materi yang kurang
dikuasai di mana saja dan kapan saja. Hal ini
tentu dapat memberikan pengalaman yang
berbeda dalam proses pembelajaran bagi peserta
didik (Purbasari, dkk., 2013: 1-2).
Yuniarti (2012: 28) menuliskan bahwa
media pembelajaran yang baik adalah media
pembelajaran yang dapat menginterpretasikan
mudah dipahami. Hal yang paling penting untuk
ditonjolkan adalah daya tarik media melalui
pengemasan kontennya serta kepraktisan media
pembelajaran untuk digunakan. Pengembangan
media pembelajaran berbasis Android yang
dapat memvisualisasikan konsep-konsep sistem
endokrin dengan menarik sangat diperlukan
sebagai alternatif media pembelajaran yang
digunakan oleh peserta didik di madrasah.
Dengan demikian, media pembelajaran sistem
endokrin berbasis Android sebagai alat bantu
belajar biologi diharapkan dapat memenuhi
tujuan pembelajaran peserta didik dan
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik
kelas XI IPA MAN Yogyakarta 1 pada materi
sistem endokrin.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
pengembangan (R&D) dengan model 4-D
(Define, Design, Develop, dan Disseminate)
namun dibatasi sampai tahap Develop.
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran
dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret
2015, sedangkan uji coba terbatas dilakukan
pada bulan April hingga Mei 2015.
Target/Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 3 ahli
media, 3 ahli materi, 3 peer reviewer, 2 guru
biologi dan peserta didik kelas XI IPA MAN
Yogyakarta 1.
Prosedur
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah
Define yang terdiri dari analisis kompetensi,
analisis karakteristik peserta didik dan analisis
instruksional. Tahap kedua adalah Design yang
terdiri dari kegiatan penyusunan kerangka media
pembelajaran, penentuan sistematika dan
penyusunan instrumen penilaian kualitas produk
dan alat evaluasi. Tahap ketiga adalah Develop
yang terdiri dari kegiatan pra-penyusunan,
penyusunan, penyuntingan, revisi dan uji coba
produk. Kemudian diperoleh produk akhir
berupa media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android.
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan adalah angket
penilaian kualitas media pembelajaran untuk ahli
materi, ahli media, peer reviewer, guru biologi;
angket tanggapan peserta didik; dan soal tes
pemahaman konsep sistem endokrin.
Teknik Analisis Data
Data kualitas media pembelajaran berbasis
Android sistem endokrin berupa data deskriptif
kualitatif. Setelah data terkumpul dari reviewer,
dihitung frekuensi kemunculan masing-masing
kriteria yakni Sangat Baik, Baik, Cukup dan
Kurang, kemudian dihitung persentasenya
dengan menggunakan rumus:
Hasil penilaian kualitas produk dianalisis
dengan statistika deskriptif dan menggunakan
pembelajaran. Media pembelajaran dikatakan
layak apabila memiliki modus minimal baik.
Peningkatan pemahaman konsep peserta
didik apabila belajar dengan menggunakan
media pembelajaran diukur dengan uji gain score
(Hake, 1999).
Keterangan:
Sf = the final (posttest)/skor akhir Si = initial (pretest)/skor awal
Tabel 1. Interpretasi Nilai Gain Score Nilai <g> Klasifikasi
g < 0,3 Rendah
0,7 > g 0,3 Sedang
g > 0,7 Tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitas Media Pembelajaran
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan ini diberi nama “ESys Apps” yang merupakan akronim dari “Endocrine System Application” sebagai media pembelajaran
untuk peserta didik kelas XI IPA MAN
Yogyakarta 1. Media pembelajaran ini berisikan
materi, gambar, video, dan kuis tentang materi
sistem endokrin dapat diakses dengan
smartphone berbasis sistem operasi Android.
Media yang dihasilkan digunakan sebagai media
pembelajaran yang dapat dioperasikan secara
personal dan membantu peserta didik dalam
memahami materi biologi khususnya pada materi
sistem endokrin.
Media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android yang dihasilkan disusun dalam
format .apk sehingga dapat dioperasikan dengan
smartphone berbasis Android yang sudah
terinstal dengan aplikasi Adobe AIR (Adobe
Integrated Runtime). Adobe AIR berperan
sebagai aplikasi flash player sehingga aplikasi
yang sudah dikembangkan dapat dioperasikan
pada smartphone Android. Aplikasi ini dapat
diinstal pada smartphone Android dengan
kriteria minimal memiliki versi 4.0-4.0.4 (Ice
Cream Sandwich) yang sudah terinstal aplikasi
Adobe AIR di dalamnya.
Hasil penilaian kualitas media pembelajaran
oleh ahli materi ditinjau dari aspek kelayakan isi
menunjukkan bahwa sebesar 65% dikatakan
sangat baik, 23% dikatakan baik, dan 12%
dikatakan cukup oleh ahli materi. Kriteria sangat
baik memiliki frekuensi kemunculan paling
tinggi, sehingga menjadi modus dalam penilaian
ini. Hal ini menunjukkan bahwa ahli materi
menempatkan kualitas aspek kelayakan isi media
pembelajaran sistem endokrin berbasis Android
dalam kategori sangat baik.
Gambar 1. Diagram Pie Hasil Penilaian Aspek Kelayakan Isi oleh Dosen Ahli Materi
Hasil penilaian aspek kebenaran konsep
pada media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android oleh ahli materi menunjukkan
bahwa persentase kebenaran konsep sebesar 93%
65%
23%
12%
dikatakan benar dan 7% masih dikatakan salah.
Selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan
terhadap konsep-konsep yang dianggap masih
kurang benar dengan mencari sumber referensi
yang lebih tepat.
Gambar 2. Diagram Pie Hasil Penilaian Aspek Kebenaran Konsep oleh Dosen Ahli Materi
Hasil penilaian kualitas media pembelajaran
oleh ahli media ditinjau dari aspek tampilan,
pemrograman, dan kebahasaan menunjukkan
bahwa persentase kualitas media pembelajaran
sebesar 61% dikatakan baik, 30% dikatakan
sangat baik, dan 9% dikatakan cukup oleh ahli
media. Kriteria baik menjadi modus penilaian.
Hal ini menunjukkan bahwa ahli media
menempatkan kualitas media pembelajaran
sistem endokrin berbasis Android dalam kategori
baik.
Gambar 3. Diagram Pie Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Dosen Ahli Media
Hasil penilaian kualitas media pembelajaran
oleh peer reviewer ditinjau dari aspek kelayakan
isi, tampilan, pemrograman, dan kebahasaan
menunjukkan bahwa persentase kualitas media
pembelajaran sebesar 68% dikatakan sangat
baik, 30% dikatakan baik, dan 2% dikatakan
cukup oleh peer reviewer. Kriteria sangat baik
menjadi modus penilaian. Hal ini menunjukkan
bahwa peer reviewer menempatkan kualitas
media pembelajaran sistem endokrin berbasis
Android dalam kategori sangat baik.
Gambar 4. Diagram Pie Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Peer Reviewer
Hasil penilaian kualitas media pembelajaran
oleh guru biologi ditinjau dari aspek kelayakan
isi, tampilan, pemrograman, dan kebahasaan
menunjukkan bahwa persentase kualitas
kelayakan media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android secara keseluruhan ditinjau
dari empat aspek tersebut sebesar 62% dikatakan
sangat baik dan 38% dikatakan baik oleh guru
biologi. Kriteria sangat baik menjadi modus
penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa guru
biologi menempatkan kualitas media
pembelajaran sistem endokrin berbasis Android
dalam kategori sangat baik.
93%
7%
Benar Salah
30%
61%
9%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
68%
30%
2%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Gambar 5. Diagram Pie Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru Biologi
Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari
ahli materi, ahli media, peer reviewer dan guru
biologi menunjukkan bahwa media pembelajaran
dikategorikan dengan kualitas sangat baik dan
baik. Kualitas tersebut menunjukkan media
pembelajaran ini layak untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas karena memiliki
modus penilaian minimal baik.
Firmantika dan Mukminan (2014: 158)
menjelaskan bahwa kelayakan pada aspek isi
atau materi menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media, materi pelajaran menjadi
lebih mudah dan jelas dipahami peserta didik.
Aspek media yang terdiri dari aspek tampilan
dan pemrograman menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media, dapat memperlancar proses
penyampaian informasi karena dikemas secara
lebih menarik dan up-to-date. Aspek kebahasaan
menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan
komunikatif dan mudah dipahami peserta didik.
Aspek-aspek ini saling mendukung satu sama
lain dan menjadi satu kesatuan utuh yang
menjadikan media pembelajaran ini dinilai layak
digunakan.
Selanjutnya pada tahap uji coba terbatas,
tanggapan peserta didik terhadap media
pembelajaran sistem endokrin berbasis Android
menunjukkan sebesar 79% peserta didik setuju,
11% kurang setuju, 9% sangat setuju dan 1%
tidak setuju bahwa aspek-aspek yang
dikembangkan dalam media pembelajaran ini
layak untuk disajikan.
Gambar 6. Diagram Pie Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Peserta Didik
Media ini diberi tanggapan positif (sangat
setuju dan setuju) oleh peserta didik sebesar 88%
dan tanggapan negatif (kurang setuju dan tidak
setuju) sebesar 12%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa aspek-aspek yang dikembangkan dalam
media pembelajaran ini layak dan telah
memenuhi persyaratan dan kriteria untuk
digunakan dalam pembelajaran sistem endokrin.
Hasil Uji Pemahaman Konsep
Hasil uji pemahaman konsep dengan pretest
dan posttest menunjukkan persentase untuk
rata-rata nilai pretest sebesar 44, sedangkan rata-rata
nilai posttest mengalami kenaikan menjadi 62.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai gain
score sebesar 0,32 yang menunjukkan
62%
38%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
9%
79%
11%
1%
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
peningkatan pemahaman peserta didik sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran
termasuk kategori sedang. Hal ini menunjukkan
media pembelajaran yang digunakan memiliki
efektivitas sedang untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik sesuai dengan
interpretasi nilai gain score yang termasuk
klasifikasi sedang (Hake, 1999).
Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelas XI IPA 3
Nilai Pretest Posttest
Nilai Terendah 20 45
Nilai Tertinggi 70 75
Rata-Rata 44 62
Gain Score 0,32
Kategori Gain Score Sedang
Komentar dan saran oleh peserta didik yakni
secara keseluruhan penilaian dari responden
menyatakan bahwa media mempermudah
pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
(2002: 2) menjelaskan bahwa media
pembelajaran dapat mempertinggi proses
pembelajaran yang selanjutnya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai peserta
didik.
Pernyataan tersebut sejalan dengan Hamalik
(Arsyad, 2011: 15), yang mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap peserta didik. Kemampuan media
pembelajaran untuk dapat meningkatkan
pemahaman konsep dikarenakan media
pembelajaran memiliki fungsi atensi yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian peserta
didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran,
fungsi kognitif bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar, dan fungsi
kompensatoris membantu peserta didik yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Penggunaan gambar, teks, dan video pada media
pembelajaran sistem endokrin berbasis Android
memunculkan fungsi-fungsi tersebut sehingga
dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta
didik.
Dale (Arsyad, 2007: 23) mengemukakan
bahwa bahan-bahan audio visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kemp
dan Dayton (1985: 3-4) menjelaskan bahwa
peran guru dapat berubah ke arah yang lebih
positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat
dikurangi sehingga ia dapat memusatkan
perhatian kepada aspek penting dalam proses
belajar mengajar.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, kelebihan dari media pembelajaran ini
adalah produk sudah memuat konsep-konsep
sistem endokrin secara lengkap dengan tampilan
yang menarik, dilengkapi gambar ilustrasi dan
video yang lengkap untuk mendukung peserta
didik dalam memahami materi serta mini quiz
yang disajikan seperti permainan. Kelemahan
saat diuji coba hanya dapat dioperasikan pada
smartphone berbasis Android dengan kriteria
minimum versi Android 4.0-4.0.4 (Ice Cream
Sandwich) dan adanya aplikasi pendukung
(plug-in) yang diperlukan untuk mengoperasikan
media ini sehingga membuat ukuran file semakin
besar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kualitas media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android dikategorikan sangat baik
menurut ahli materi, guru biologi dan peer
reviewer; baik menurut ahli media; dan respon
sebagia besar peserta didik setuju media
pembelajaran ini layak digunakan. Media
pembelajaran sistem endokrin berbasis Android
yang dikembangkan mampu meningkatkan
pemahaman konsep sistem endokrin pada peserta
didik kelas XI IPA MAN Yogyakarta 1 dengan
nilai gain score ternormalisasi sebesar 0,32 yang
termasuk kategori sedang.
Saran
Media pembelajaran sistem endokrin
berbasis Android ini perlu dikembangkan lebih
lanjut dengan memuat materi yang kontekstual
dengan kehidupan sehari-hari. Kerjasama dengan
kalangan pendidikan serta industri sangat
prospektif untuk pemanfaatan media ini secara
luas.
DAFTAR PUSTAKA
Firmantika, Lusty dan Mukminan. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer untuk Menanamkan Kesadaran Lingkungan Bagi Siswa SMP. Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 2, 2014. Hlm. 155-164.
Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. AERA-D-American Educational Research
Association’s Division D, Measurement and
Research Methodology. Diakses dari
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyz ingChange-Gain.pdf pada tanggal 26 April 2015.
Kemp, J. E. & Dayton, D. K. (1985). Planning Instructional Media. Cambridge: Harper & Row Publishers, New York.
Purbasari, Rohmi Julia, M. Shohibul Kahfi dan Mahmuddin Yunus. (2013). Pengembangan
Aplikasi Android sebagai Media
Pembelajaran Matematika pada Materi Dimensi Tiga untuk Siswa SMA Kelas X. Artikel Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rustaman, Nuryani Y. (2005). Strategi Belajar dan Mengajar Biologi. Malang: UM.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Suratsih. (2010). Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.