• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN BAHASA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAHASA ARAB

(INSTRUMEN PENILAIAN

MUFRADÂT

)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Munif, M.Ag.

Disusun Oleh: ACHMAD (1520411054)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

(2)

A. Pendahuluan

Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran tersebut maka perlu adanya evaluasi.1 Setelah terjadi proses pembelajaran perlu diadakan evaluasi.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam menerangkan pelajaran, dan sekaligus melatih daya serap peserta didik terhadap pelajaran yang telah diterimanya.2 Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang telah

disiapkan dengan matang mulai dari tahap perencanaan hingga instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik.

Tes bahasa Arab berdasarkan ruang lingkup substansinya dibedakan menjadi dua yaitu tes komponen bahasa Arab (tes struktur dan tes kosakata) dan yang kedua adalah tes keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis)3.

Akan tetapi arena keterbatasan waktu penulis hanya memfokuskan pembahasan pada pengembangan instrumen penilaian mufradât sebagai tes komponen bahasa Arab.

Mufradât merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis dengan bahasa tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan menulis yang merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung oleh pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya. Ada banyak faktor yang mendukung penguasaan mufradât siswa, seperti metode pengajaran, lingkungan berbahasa serta minat siswa mempelajari bahasa Arab. Hal yang tidak kalah penting dalam pemebelajaran mufradât adalah instrumen yang digunakan dalam mengukur pencapaian pembelajaran yang diajarkan, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi guna menetukan arah pembelajaran kedepan. Oleh karena pentingnya pengembangan

1 Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001) hlm.4.

2 Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2014) hlm. 121.

3 Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

(3)

instrumen dalam penilaian maka dalam makalah ini penulis akan menyajikan secara singkat tentang pengembangan instumen penilaian mufradât.

B. Pengertian Instrumen Penilaian Mufradât

1. Pengertian Instrumen Penilaian

Instrumen /in·stru·men/ /instrumén/ menurut bahasa adalah alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dankimia); perkakas; 2 sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan.4 Sedangkan

penilaian (assessment) adalah tindakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan norma-norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui tinggi rendah atau baik buruk tentang aspek-apsek tertentu yang dievaluasi.5 Menurut Suharsimi penilaian merupakan kegiatan

pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan penilaian lainnya yang bersifat kualitatif.6 Pada dasarnya hasil pengukuran tidak

ada gunanya tanpa dinilai dengan menggunakan norma sehingga semua usaha membandingkan hasil pengukuran terhadap bahan pembanding berupa patokan atau norma tertentu yang dikenal dengan istilah penilaian.

2. Pengertian Mufradât

Mufradât secara etimologi bermakna words, term, expressions; vocabulary; terminology; tecnical terms, items; entries.7 Menurut Horn, kosakata atau mufradât adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata. Lebih lanjut dijelaskan bahwa mufradât

4 KBBI Elektronik.

5 Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013). hlm. 212.

6Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1986),

hlm. 3.

7Ruhî al-Ba’labakî, al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary (Beirut: Dar el-Ilm

(4)

kumpulan kata baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki pengertian dan tidak dirangkai dengan kata-kata lain yang digunakan oleh seseorang atau sejenisnya.8

Jadi dari sekian banyak pendapat yang telah dipaparkan, mufradât adalah himpunan kata-kata yang membentuk bahasa baik lisan ataupun tulisan yang sudah memiliki pengertian dan tidak dirangkai dengan kata-kata lain digunakan dalam menyusun kalimat atau untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Berdasarkan pengertian istilah diatas dapat disimpulkan instrumen penilaian mufradât adalah alat yang digunakan dalam penilaian sebagai sarana mengukur tinggi-rendah, baik-buruk tentang aspek-aspek kosakata bahasa Arab, untuk selanjutnya dilakukan interpretasi berdasarkan norma atau ukuran yang telah ditetapkan.

C. Tujuan Pembelajaran Mufradât

Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrîf isytiqâqî) maupun dengan cara infleksi (tashrîf iʻrâbî). Melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata (mufradât). Dalam konteks penguasaan kosakata, Rusydi Ahmad Thuʻaimah berpendapat: “Seseorang tidak akan dapat menguasai bahasa sebelum ia menguasai kosakata bahasa tersebut”.9 Harimurti Kridalaksana

menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan atau perbendaharaan kata yang dimiliki oleh seseorang. Kekayaan kosakata itu berada dalam ingatannya, yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.10 Oleh kareana itu

mufradât sangat penting dipelajari, adapun tujuan pembelajaran mufradât bahasa Arab secara umum adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al- Masmu’.

8 Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 109.

9 Ahmad Thuʻaimah, Rusydı̂, Taʻlîm al- ʻArabiyah li Ghair-al-Nâthiqîna bihâ: Manâhijuhâ

wa asâlîbuhâ, dalam Aziz Fakrurrazi, “Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika Dan Solusinya”,

Jurnal Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta., Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X, hlm. 164.

10 Kridalaksana, Harimurti,Tata bahasa deskriptif bahasa Indonesia: Sintaksis (Jakarta:

(5)

2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benmar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula

3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal)

4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradât itu dalam berekspresi lisan (berbicara/ املكلا ) maupun tulisan (mengarang/ ءاشإنلا) sesuai dengan konteksnya yang benar.11

D. Prinsip Prinsip Pemilihan Mufradât

Kekayaan mufradât yang dimiliki oleh bahasa Arab termasuk sangat melimpah. Bahkan boleh jadi merupakan bahasa yang paling kaya diantara bahasa bahasa di dunia. Meskipun belum ada penelitian yang pasti berapa jumlah semua kosakata yang ada dalam bahasa Arab karena sifat bahasa yang dinamis berkembang dari masa ke masa. Oleh karena itu, tidak mungkin bahkan mustahil mengajarkan semua mufradât kepada siswa. Guru dituntut untuk cerdas dalam memilih mufradât yang akan diajarkan. Mengajarkan mufradat yang baik, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.12

1. Frekuensi (رتاوتلا), yaitu mengutamakan kata-kata yang lebih populer dalam dunia komunikasi bahasa Arab secara umum.

2. Range (عزوتتتلا), yakni mengutamakan kata-kata bahasa Arab yang lebih banyak dipakai di banyak negara Arab dari pada yang hanya dipakai di sebuah negara Arab.

3. Availability (ةيحاتملا), yakni mengutamakan kata-kata yang mana jika seseorang menginginkan atau mencarinya dengan mudah dapat ditemukan. 4. Familiaritas (ةفللا), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih akrab bagi

pembelajar dari pada yang jarang digunakan oleh mereka.

11 Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2010),

hlm. 33.

(6)

5. Coverage (لومشلا), yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi) redaksi dari banyak majalah, koran dari pada yang tidak atau jarang karena hanya terdapat pada selebaran selebaran tertentu saja.

6. Urgensi (تةيمححلا), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih memenuhi kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.

7. Kearaban (ةبورعلا), yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni, buka kata serapan. Seperti kata فتاهلا lebih utama dari kata نوفلتلا. Kecuali kata yang tidak ada padanannya dalam bahasa arab, seperti kata virus.

Selain prinsip-prinsip di atas, hal yang tidak kalah penting dalam pemilihan mufradât yang akan diajarkan adalah mufradât yang mengacu pada kurikulum yang tengah berlaku agar tujuan dan amanat kurikulum dapat terlaksana sesuai yang diharapkan.

E. Teknik Pengajaran Mufradât.

Dalam pembelajaran mufradât bagi pemula ada baiknya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari. Untuk tingkatan menengah dan lanjutan pengajar mulai dapat mengenalkan bentuk bentuk perubahan mufradât dari yang sederhana sampai yang kompleks. Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik teknik pembelajaran mufradât atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata mufradât, sebagai berikut13:

1. Mendengarkan kata

Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau media lain, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.

2. Mengucapkan kata

13Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ( Malang : Misykat, 2005),

(7)

Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama. 3. Mendapatkan makna kata

Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu :

a. Konteks yang menerangkan arti kata-kata Untuk menerangkan arti kata مٌع misalnya, dapat diberikan konteks : دمحأف دمحأ همسا خأ هل يبأ

يمع

b. Pendefinisian. Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah dikenal/difahami oleh siswa.

c. Sinonim (murâdif) d. Antonim (dhid)

e. Gambar. Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari benda-benda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram.

f. Dramatisasi

g. Real Objek. Benda–benda yang dapat dibawa kedalam kelas adalah benda-benda yang efektif untuk menjelaskan. Tetapi benda-benda yang tidak mungkin dibawa ke kelas cukup membawa tiruannya saja.

4. Membaca kata

Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kata-kata (kosakata-kata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.

(8)

Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.

6. Membuat kalimat

Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Ada beberapa cara juga yang dapat digunakan guru untuk menjelaskan makna kosakata (mufradât), yaitu sebagai berikut:

a. Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan oleh makna kata, seperti menampilkan buku, pensil, dan lain sebagainya.

b. Dengan peragaan tubuh, seperti: guru membuka buku ketika menerangkan kata باتكلا حتف

c. Dengan bermain peran, seperti: guru yang sedang memerankan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya.

d. Menyebutkan lawan kata (antonim) dan persamaan katanya (sinonim). e. Menyebutkan kelompok katanya, misalnya: untuk menjelaskan kata ةلئاع

guru bisa menyebutkan kata berikutnya, seperti تاحلوأ ،ةرسأ ،ووز

f. Menyebutkan kata dasar sebuah kata dan kata bentuknya. g. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya. h. Mengulang-ulang bacaan.

i. Mencari makna dalam kamus.

j. Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa, ini cara terkhir dan hendaknya guru tidak tergesa-gesa dalam menggunakan cara ini.

F. Tahap Penyusunan Soal (Tes) Bahasa Arab

(9)

praktis. Untuk menghasilkan tes yang valid dan reliabel, maka pembuat tes guru dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut14.

1. Tahap persiapan. Pada tahap ini guru atau pembuat tes melakukan kajian terhadap kurikulum Bahasa Arab dan buku pedoman pelaksanaan kurikulum untuk mata pelajaran Bahasa Arab.

2. Pemilihan materi tes. Untuk menetapkan tes Bahasa Arab yang benar-benar fixed dan selektif dapat dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Menentukan komponen dan keterampilan berbahasa yang akan diteskan. b. Menentukan pokok bahasa yang akan diteskan secara representative. 3. Penentuan bentuk dan jenis tes. Tes yang disusun dapat berbentuk objektif

dengan jenis pilihan ganda atau salah benar atau salah benar atau dapat pula berbentuk subjektif (esai).

4. Penentuan jumlah butir tes. Perihal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah butir tes adalah alokasi waktu yang tesedia untuk penyelenggaraan tes.

5. Penentuan skor.

6. Pembuatan kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan panduan bagi guru dalam menyusun atau mengembangkan suatu tes.

7. Penyusunan butir tes berdasarkan kisi-kisi. Dalam penyusunan butir soal ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: a) bahasa yang dibunakan jelas dan lugas, b) stempada suatu tes hanya berisi satu permasalahan, c) letak jawaban yang benar.

8. Uji coba tes yang telah disusun.

G. Macam-Macam Instrumen Penilaian Mufradât

Sebagaimana kebanyakan instrumen penilaian pada umumnya yang menggunakan tes, instumen penilaian mufradât juga dapat menggunakan tes sebagai alat ukurnya. pengguaan tes dalam mengukur penguasaan mufradât dapat dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes pengguanaan. Tes pemahaman lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât , adapun tes penggunaan lebih ditekakan pada kemampuan menggunakaan mufradât

14 Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,

(10)

dalam kalimat.15 Khusus untuk pemahaman mufradât, indikator kompetensi yang

diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata, penegertian kata dan kelompok kata.

H. Contoh Soal Tes Mufradât

1. Tes Pemahaman Mufradât

Tes pemahaman mufradât adalah lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât. Tes pemahaman seperti ini dapat dilakukan secara terpisah maupun terintegrasi dengan unsur bahasa yang lain. Sebagaimana dalam pendekatan diskret dalam tes bahasa yang hanya menekankan pada satu aspek kebahasaan pada satu waktu. Tiap butir tes hanya untuk mengukur satu aspek kebahasaan: fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata. Tidak hanya secara terpisah, tes pemahaman ini juga dapat dilakukan secara bersama-sama denga tes unsur kebahasaan yang lainnya seperti dalam pendekatan integratif dalam tes bahasa. . Adapun contoh tes pemahaman mufradât secara diskret sebagai berikut :

a. Tes pilihan ganda

1

b. Menunjukkan benda yang sesuai dengan kata, berikanlah makna kata-kata berikut dengan menunjukkan bendanya !

1

c. Memperagakan, tunjukkan dengan peragaan makna kata-kata berikut !

1

15 Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab...,

(11)

4

e. Menyebutkan padanan kata (muradif), siswa diminta menyebutkan sinonim atau kata lain yang memiliki kedekatan makna dengan kosa kata yang dimaksud, seperti pada contoh berikut :

(12)

Adapun contoh soal tes pemahaman mufradât secara integratif atau meletakkannya dalam konteks adalah sebagaimana berikut.16

a. Menyebutkan pengertian kata dimaksud

Guru dapat meminta siswa memberikan pengertian atau definisi terhadap koasakata yang ditanyakan pada tes, seperti :

1

(13)

Tes penggunaan kosakata adalah tes yang digunakan untuk pengukur penguaasaan kosakata seorang pembelajar bahasa dalam kemahirannya mengunakannya dalam bahasa. Ter penggunaan ini berangkat dari pendekatan integratif dalam tes bahasa. Integrative test adalah tes yang mengukur lebih dari unsur kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu waktu Dalam tes integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau keterampilan berbahasa yang harus harus dilibatkan, dan itu dipadukan Dalam satu kali tes minimal ada dua aspek/keterampilan yang diukur Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan, melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan antarunsur/antarketerampilan.

Jadi tes penggunaan kosa kata adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan penguasaan kosa kata seseorang dengan mengunakan soal tes kosa kata secara integratif atau dengan kata lain dengan melibatakan kosakata tersebut dalam konteks kebahasaan. Adapun contoh soal tes penggunaan sebagai berikut :

a. Melengkapi kalimat (takmilah)

Siswa dapat diminta untuk melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai. Bentuk tes semacam ini, biasa terdapat pada tes pilihan ganda maupun uraian sebagai mana berikut ini :

يلي امم بسننا ةملللا عضوب غارفلا ما

:

1

.

ةءارقلل .... ىلا بهذإن

بتكملا

ةبتكملا

دجسملا

امامحلا

2

.

...

ةءارق دمحم ةواوه

ىلع .أ

ب .ب

ىلا .و

نم .ا

3

.

هقودص ىلا ... بتكو وه ،ةلسارملا فسوو ةواوه نم

ةلاسرلا

امدقلا ةرك .ب

(14)
(15)

I. Simpulan

Instrumen penilaian mufradât adalah alat yang digunakan dalam penilaian sebagai sarana mengukur tinggi-rendah, baik-buruk tentang aspek aspek kosakata bahasa Arab, untuk selanjutnya dilakukan interpretasi berdasarkan norma atau ukuran yang telah ditetapkan. instumen penilaian mufradât juga dapat menggunakan tes sebagai alat ukurnya. pengguaan tes dalam mengukur penguasaan mufradât dapat dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes pengguanaan. Tes pemahaman lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan teste dalam memahami arti mufradât , adapun tes pengguanaan lebih ditekakan pada kemampuan menggunakaan mufradât dalam kalimat. Khusus untuk pemahaman mufradât, indikator kompetensi yang diukur dapat berupa arti kosakata atau padanaan kata, pengertian kata, lawan kata, penegertian kata dan kelompok kata. Wallahu’a’lâm.

Daftar Pustaka

Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang : Misykat, 2005.

(16)

Harimurti Kridalaksana ,Tata bahasa deskriptif bahasa Indonesia: Sintaksis, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.

Imam Asrori, Muhammad Thohir dan M. Ainin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Miskat, 2012.

Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013

Muhbib Abdul Wahab, Efistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008.

Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat menghimpun, mengolah,

Dalam upaya denuklirisasi Korea Utara, Amerika Serikat berupaya untuk menghapus segala kegiatan dan infrastruktur nuklir Korea Utara untuk tetap mempertahankan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi stasiun Radio Tjandra FM Cianjur dalam menghadapi

Respon fisik terhadap sembilan formulasi yang menggunakan perbandingan bubur ubi ungu dengan jagung dan konsentrasi susu skim menunjukan bahwa nilai overrun dan

a) posisi awal : berdiri sikap melangkah (kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang) menghadap meja tenismeja, badan condong agak kekanan dengan sedikit

Kebijakan perundang-undangan yang ada masih belum memberikan pembagian urusan yang jelas dalam bidang kepurbakalaan, alokasi sumber daya manusia dan anggaran yang tidak

yang merupakan konsep radial pada bentuk bangunan candi. Borobudur menjadi dasar dalam pengembangan arsitektur