• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAJUAN BANGSA MELALUI PENDIDIKAN DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAJUAN BANGSA MELALUI PENDIDIKAN DALAM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAJUAN BANGSA MELALUI PENDIDIKAN DALAM KONTEKS SEJARAH DR. ZAINAL, M.Ag

Dosen Fak. Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang

Allah dengan tegas menyatakan bahwa harkat martabat suatu bangsa akan terangkat apabila bangsa tersebut memprioritaskan pendidikan sebagai dasar pembangunan. Hal ini dapat ditemukan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11. Di sana dikatakan bahwa martabat seseorang, masyarakat atau bangsa akan terangkat apabila usaha memenuhi pendidikan dilakukan secara maksimal. Artinya kemajuan suatu bangsa terlihat dari sejauhmana bangsa tersebut peduli meningkatkan aspek pendidikan. Faktanya terpotret dalam sejarah perkembangan dinasti Abbasiyah. Pada saat itu terlukis bahwa puncak kejayaannya tercapai ketika perhatian terhadap pendidikan betul-betul mendapat dukungan yang memadai. Sehingga dinasti Abbasiyah menjadi referensi oleh dunia dan oleh siapapun termasuk Barat. Pada saat itu pendidikan betul-betul dikemas secara komprehensif, tidak dibatasi dalam bentuk pendidikan agama saja, tetapi semua disiplin ilmu telah diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Jauh sebelum itu, yaitu pada masa Nabi Sulaiman juga telah dibuktikan bahwa pilihan mengedepankan pendidikan cukup efektif dalam mengembangkan potensi sumber daya yang ada. Sehingga dengan kebijakan tersebut masyarakat dan bangsa Nabi Sulaiman terangkat dan menjadi bangsa maju dan disegani oleh bangsa lain. Nampaknya ketika perhatian terhadap pendidikan menjadi fokus utama kebijakan penguasa telah terbukti memberikan dampak positif. Hasilnya pun cukup signifikan dan berhasil mengantarkan suatu bangsa menjadi sebuah bangsa yang berdaulat penuh serta disegani oleh kawan dan lawan. Artinya pada tataran ini, bahwa pendidikan menjadi gerbang kemajuan serta sudah terbukti memberikan peran yang berarti.

(2)

menyatakan bahwa urusan pendidikan menjadi tanggung jawab utama Negara, di samping tanggung jawab lainnya. Sebagai turunan dari UUD 1945 di atas, lahir beberapa regulasi dan system serta bagian penting lainnya yang pada dasarnya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Setelah kecerdasan anak bangsa dapat direalisasikan, dengan sendirinya dapat melahirkan generasi yang dapat memajukan bangsa. Artinya ketika perhatian terhadap pendidikan cukup signifikan harapan mewujudkan kemajuan bangsa semakin terbuka.

Tetapi dengan beberapa kasus yang melanda dunia pendidikan Indonesia belakangan ini, harapan terhadap kiprah dan peran dunia pendidikan memajukan martabat bangsa mulai terganggu. Beberapa perilaku yang bertentangan dengan dunia pendidikan secara perlahan mulai terkuak, mengemuka dan bermunculan. Belum lagi persoalan yang tidak terungkap karena masih mengendap dalam problem pendidikan. Ditinjau dari istilah yang sering digunakan tentang pendidikan, seperti dalam Islam, terambil dari tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib (Hery Noer Aly:1999, 3 dan Azyumardi Azra: 1999, 4). Pada konteks ini kata tersebut memiliki arti tumbuh, berkembang, memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Ditegaskan lagi oleh Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, kata tarbiyah dikonotasikan pada usaha menghasilkan, mengembangkan dari keperibadian yang tersembunyi atau potensial, yang di dalamnya terdapat proses menghasilkan dan mengembangkan. Dalam bentuk lain konsep pendidikan juga dirujuk dari kata ta'lim, yaitu proses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati. Beranjak dari tinjauan beberapa istilah yang disebutkan, nampaknya proses pendidikan tidak hanya sebatas wilayah kognitif saja, tetapi juga mencakup aspek psikomotorik dan afektif. Seiring dengan itu komentar beberapa ahli, seperti Azra dan Husni Rahim juga menyinggung masalah pendidikan. Perhatian terhadap pendidikan selama ini masih dalam tataran kognitif dan cenderung mengabaikan aspek psikomotorik dan afektif. Dalam bentuk lainnya, juga bersandar pada istilah ta'dib. Tokoh setingkat Naquib al-Attas juga menyebutkan bahwa kata ini mengandung usaha pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hirarkis sesuai dengan tingkatan dan derajatnya, serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Secara spesifik Al-Attas lebih tertarik dengan istilah ini untuk merujuk makna pendidikan Islam, sekaligus ia menolak penggunaan istilah tarbiyah dan

ta'lim. Alasan Al-Attas dengan argumen di atas melihat pada arti dasar istilah tersebut. Istilah tarbiyah contohnya. Dalam pandangan Al-Attas hanya berkaitan dengan pengembangan fisikal dan emosional, sementara istilah ta'lim hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif. Pada konteks ini menurut Al-Attas, konsep ta'dib

telah mencakup tarbiyah dan ta'lim.

(3)

ayat 1 mengamanatkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Hal ini mengisyaratkan, bahwa setiap penyelenggara pendidikan berkewajiban memberikan dan menyiapkan materi pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianut peserta didik, dan diajarkan oleh pengajar yang seagama pula. Berangkat dari penjelasan di atas, juga beralasan dunia pendidikan dapat mewujudkan cita-cita memajukan bangsa. Hal tersebut dapat tercapai apabila perhatian terhadap dunia pendidikan secara serius dan komprehensif. Sekaligus pada konteks ini ditegaskan bahwa tidak ada ruang toleransi sedikitpun terjadinya kekerasan di lingkungan dunia pendidikan. Baik dalam skala kecil apalagi dalam skala besar. Harapan besar yang ditumpangkan pada dunia pendidikan melahirkan generasi yang berkualitas yang dapat mengangkat martabat bangsa, mulai tercoreng dengan munculnya berbagai tindak kejahatan seksual di lingkungan dunia pendidikan dan terjadinya tindak kekerasan fisik. Menyimak dari beberapa kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan terdapat berbagai model. Pelakunya juga datang dari berbagai lapisan, sehingga semua bentuk tindak kejahatan dan kekerasan pada umumnya mencederai dunia pendidikan. Kasus pelecehan seksual terhadap salah seorang murid TK di JIS oleh petugas kebersihan contohnya, telah memupuskan harapan dan kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan. Begitu juga dengan kasus tewasnya Dimas Dikita Handoko salah seorang taruna STIP baru-baru ini serta terdapatnya luka-luka rekan-rekan satu kelas Dimas oleh tangan seniornya. Baru saja kita jeda dari berita duka atas tewasnya salah seorang mahasiswa IPDN Clif Muntu oleh kakak tingkat kuliah dalam dasawarsa ini. Sekarang mulai muncul kembali berita yang sama. Semua itu nampaknya tidak berhenti sampai di sana, melainkan ia bergulir hingga sekarang.

(4)

ini tidak terhimpun dan tersalurkan melalui kekuatan berkelompok mulai menyadari ternyata sebuah kekuatan hanya terbangun melalui kebersamaan. Pada tataran inilah muncul beberapa organisasi yang berusaha melepaskan Indonesia dari segala bentuk tekanan dan jajahan bangsa asing. Dan terakhir munculnya pihak yang tidak puas dengan metode tradisional dalam mempelajari Al-Qur'an dan studi agama. Secara internal, muncul pemikiran-pemikiran yang ingin memberikan pendekatan baru dalam mengembangkan sumber daya manusia. Adakalanya meninggalkan cara yang lama secara total, ada juga dengan cara tetap mempertahankan cara yang lama dengan mengintegrasikannya dengan yang baru.

Keempat gagasan di atas pada ujungnya bertujuan memodernkan bidang pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Hal demikian ditandai dengan direalisasikannya lembaga pendidikan modern yang diadopsi dari sistem pendidikan kolonial. Para pencetus berawal dari individu dan sekelompok masyarakat (ormas). Di antara adalah organisasi-organisasi reformis seperti Jami'at Kheir, Al-Irsyad, Muhammadiyah, dan sebagainya. Mereka memasukkan unsur-unsur pendidikan umum ke dalam sekolah-sekolah yang mereka dirikan. Selain itu, munculnya istilah madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam juga menandai dimulainya modernisme pendidikan Islam di Indonesia, meskipun sejatinya istilah ini sudah dikenal di dunia Islam sejak abad ke-5 H, seperti Madrasah Nizamiyah yang didirikan Nizam al-Mulk pada tahun 457 H. Sejak itu, muncullah banyak madrasah yang tidak hanya memberikan pengajaran agama, tetapi juga materi-materi umum, seperti ilmu hitung, ilmu alam, bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah Sekolah Adabiyah yang didirikan oleh Zainuddin Labay Sanusi pada tahun 1915, Madrasah Diniyah Putri oleh Rangkayo Rahmah el-Yunusiah tahun 1923, keduanya di Padang Panjang. Di Jawa, tahun 1914 KH A. Wahab Hasbullah dan KH Mas Mansyur mendirikan Madrasah Taswirul Afkar. Tahun 1917, melalui organisasi Perhimpunan Umat Islam (PUI), KH A. Halim mendirikan Madrasah Diniyah (6 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun), dan Madrasah Pertanian (4 tahun). Sedangkan KH Hasyim Asy'ari mendirikan Madrasah Salafiyah pada tahun 1919. Dan masih banyak lagi madrasah-madrasah yang lain.

Beberapa lembaga pendidikan Islam modernis inipun berevolusi dan meninggalkan sistem pendidikan tradisionalnya yang lama. Sistem nonklasikal berubah menjadi sistem klasikal. Metode pengajarannya pun tidak hanya berpatokan pada sorogan, hafalan dan muzakarah, tetapi lebih bervariasi. Dan terpenting, memasukkan mata pelajaran umum disamping pelajaran agama, serta memperbaiki sistem administrasi dan manajemen pendidikan. Pada giliriannya, modernisasi pendidikan Islam akan terus berlangsung, dan inilah salah satu prasyarat pendidikan Islam bisa tetap survive, demi tercapainya tujuan mulia pendidikan Islam, yaitu menciptakan muslim paripurna atau insan kamil.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jenis perangsang tumbuh berbahan alami dengan asal setek batang pada semua

Menimbang, bahwa penggugat menuntut uang TASPEN sebesar Rp 46.894.200,- (empat puluh enam juta delapan ratus Sembilan puluh empat ribu dua ratus rupiah) dan tiga bulan gaji

ƒ Perencanaan energi- climate change harus berubah, yaitu mulai mempertimbangkan keterkaitan sektor energi- climate change dengan berbagai sektor lainnya. ƒ Di dalam

Berbagai masalah dalam kegiatan pembelajaran PKn di kelas, tentu akan berpengaruh pada hasil belajar siswa, dengan strategi ysng digunakan guru kurang tepat hal

While the layering principle facilitates well the development of the TCP/IP protocol stack as well as simple communication services such as email, news group, World Wide Web pages

• Untuk mengetahui nilai tegangan output optocoupler dari sensor arus pada saat motor berputar, , seperti tampak pada gambar 4.4. • Untuk mengetahui nilai arus yang dihasilkan oleh

Selain, guru menegaskan kepada siswa untuk tidak membicarakan hal lain selain materi yang yang dibahas, guru juga menggunakan sistem pengurangan nilai kepada siswa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik sarang dan pendugaan populasi orangutan di Cagar Alam Sipirok, Sumatera UtaraI. Penelitian dilakukan