• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM YANG MERUNTUHKAN NEGARA.docx hukum yang sebenarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM YANG MERUNTUHKAN NEGARA.docx hukum yang sebenarnya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM YANG MERUNTUHKAN NEGARA.

Dr. Agus Pandoman, SH, Mkn*1

Keruntuhan monumental yang ditinggalkan oleh negara-negara kerajaan di Pulau Jawa masa silam itu mencengkeram kita dengan daya tarik romantis. Kita terkagum-kagum sewaktu mengikuti pelajaran di sekolah dasar, bahwa nenek moyangku bangsa pelaut, gagah berani , sopan santun, adap asor, gotong royong. Terasa sekali waktu kecil itu rasa bangga pada masa silam karena terdapat ke- agungan dalam diri nenek moyang kita,yang lahir dan hidup di bumi nusantara.

Sewaktu kita dewasa , kita berada dalam Negara Republik Indonesia, dan nuansa itu digambarkan dalam bentuk filosofi bangsa kita yaitu Pancasila, yang juga diharuskan oleh Negara ini untuk mempelajari nya, bahwa kita adalah Bangsa Indonesia adalah orang yang keberadaanya memiliki jiwa Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab , Persatuan Indonesia , Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan/ perwakilan dan memiliki jiwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. itulah sebagai “ orang Indonesia “.

Namun artefak filosofis itu menopang dan sekaligus mendera bangsa ini bagaimana jika keagungan dalam diri manusia yang lahir dan hidup di Indonesia tidak memiliki hal-hal diatas , karena semua telah dilakukan dan di jalanai oleh rejim berkuasa , adalah masa silam yang suram , datang di kemudian , ketika kita sudah dewasa, merasakan semua telah menjadi monument keruntuhan rejim-rejim terdahulu , Raja-Raja dan Presiden Republik Indonesia ( Orde Lama dan Orde Baru )2 mereka telah membangun artefak-artefak kekuasaanya , kita

1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta.

2 Pecahnya kerajaan Besar Pertama Kerajaan Daha (Prasasti Pamwatan 1042 - Raja Parabu Dharma Wangsa,Prabu Airlangga), pada bulan nopember 1044 , pecah menjadi dua ( prasasti Mahaksobya 1289 ) , lahir negara baru Kerajaan Jenggala dan Panjalu ( kerajaan sebelah barat dan Timur ) batas wilayahnya sungai Lamong sebelah selatan Gresik.Tahun 1194-1222 berdiri Negara Kerajaan Kediri ( Raja Kertajaya ) , Tahun 1227 Berdiri Negara Singasari ( Raja Rajasa ) , terjadi peperangan Singasari tahun 1266 -1282 ( Raja Kertanegara wafat ) , Berdiri Dinasti Kerajaan Kediri Raya tahun 1292 – 1293 ( Raja Jaya Kartawang ). Pada tahun 1294 -1309 Lahir Negara Baru Kerajaan Majapahit ( Raden Wijaya s/d Raja Hayam Wuruk & Patih Gajah Mada ) - Pada Tahun 1478 , Negara Kerajaan Pajaphit Runtuh , dengan raja terakhir , Bhere Kertabumi ( 1474 -1478 ) sebagai raja ke - 11 . Lahir Negara Baru pada Tahun 1478 Berdiri Kerajaan Demak ( Raja Raden Patah ) , Majapahit betu-betul musnah ketika diserang oleh Kerajaan Demak pada Tahun 1517. Kerajaan Demak pada tahun 1546 Runtuh , dan kemudian berdiri Negara Baru , Kesultanan Pajang ( Sultan Hadiwijaya 1568-1582 ), berdiri Negara Mataram Islam (1584 -1601 ), pada tanggal 13 Februari tahun 1757, Kerajaan Mataram runtuh , menjadi dua berdasarkan perjanjian Giayanti, berdiri Negara Baru yaitu Kesultanan

Yogyakarta . Sementara Kerajaan Matarm sendiri beribukota di Surakarta, sedangkan Negara Baru ibukotanya di Yogya. Pada tanggal 17 Maret 1757 Kerajaan Mataram pun dipecah lagi menjadi Keraton Surakarta dan Keraton Mangkunegoro. Selanjutnya pada tanggal 28 Desember 1811 , Kerajaan

(2)

merasakan langsung peninggalan itu dalam agenda melancong ; Borobudur, Candi Prambanan, Monas , Monumen Yogya Kembali. Lubang Buaya. Keraton-Keraton, Kereta Kencana, situs majapahit dan lain-lain. Kita tertarik pada keindahan reruntuhan atau bangunan monument, yang seringkali spektakuler dan mencekam, beserta misteri-misteri yang mereka hadirkan .

Apakah keberadaan kita sekarang, adalah bagian dari runtuhan-runtuhan itu dan yang tersisa hanyalah monument-monumen kejayaan Negara masa silam yang masih terselubung rimba, ditengah pemukiman manusia pedesaan . Padahal dulu tempat-tempat itu merupakan situs-situs peradaban Negara yang paling maju di Asia, dengan naskah-naskah tertulis panjang yang telah berhasil dibaca3. Bagaimana bisa Negara-negara itu runtuh, musnah , padahal kehidupan ibukota dan warga Negara kerajaan itu bisa menyokong masyarakat perkotaan didaerah-daerah yang kini hanya ditinggali segilintir petani yang susah payah bertahan hidup.

Monument-monumen dan runtuhan kerajaan majapahit , reruntuhan candi , bangunan-bangunan candi membuat kita terkesan bukan karena peninggalan arekeologi yang ber-aura kecantikan dan penuh misteri , namun merupakan kehancuran perdaban , pusat perkotaan yang lokasinya tidak lagi bernuansa ibu kota yang tertutupi rumah-rumah bangunan para bangsawan , seperti layaknya ibu kota Negara. Kehancuran ibukota Majapahit, ibukota kerajaan Demak , ibukota Kerajaan Mataram, ibukota kerajaan Kediri , Kerajaan Singasari, Kerajaan Daha, sebagian besar situs-situs kerajaan itu dapat dikatakan bukan sebuah Negara dan bukan pemerintahan yang memiliki keagungan dan entitas politik tanpa wujud jelas .

Entitas politik Negara kerajaan Majapahit yang waktu itu membentang dari yang kini merupakan wilayah propinsi Jawa Timur membentang sampai :

- Sumatera - meliputi ; Jambi, Palembang,Dharmasaraya, Kandis, Kahwas, Siak , Rokan Mandailing , Panai, Kampe, Haru , Tamiang, Perlak, Samudra, Lamuri, Barus, Batan, Lampung.

- Kalimantan ( Tanjung Pura ) – meliputi ; Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kandngan, Singkawang, Tirem, Landa, Sedu, Barune,

Sukadana, Seludung, Selot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjung Kutei, Malano. - Semenanjung tanah melayu ( Hujung Medini ) meliputi ; Pahang, Langkasuka, Kelantan,

Saiwang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang, Kedah, Jerai

- Daerah Sebelah Timur pulau Jawa meliputi ; Bali, Badahulu, Lo Gajah, Gurun, Sukun Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, hutan Kadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi,Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Muar ( Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, atau Maluku, Wanin ,Seran ,Timor4.

Araska Yogyakarta )

3 Kisah pembangunan Majapahit banyak diuraikan dalam Pararaton,Kindung Panji Wijayakrama, dan Harsa Wijaya. Semuanya bersumber dari Piagam Kudadu ( lihat Muhammaad Muhlisin, Kudeta Majapahit )

(3)

Wilayah itu lebih luas dari negara Republik Indonesia sekarang ini , menyiratkan

pengalaman masalah yang lebih besar dari negara masa silam, pada sisi skala wilayah dan sikap pengelola negaranya yang melibatkan kerusakan yang disebabkan oleh manusia pada sistem hukum yang dibuatnya. Kerusakan tragis dari sistem hukum merupakan akibat tragis yang tidak terduga dan tidak disengaja dari upaya-upaya pengelolaan pemerintahan terbaik mereka, sulit bagi para elite menahan diri dalam memanen sumber kekuasaan bersama , yang menjadi tragedi perebutan kekuasaan terhadap Negara , bukan karena bodoh dan primitive , masyarakat yang menjadi penduduk di Negara itu , tergolong masyarakat yang paling kreatif paling maju dan berhasil pada jamannya .

Ibukota negaranya luar biasa, mengembangkan inovasi , efisiensi dan ketrampilan

arsitektur , sensasi itulah yang masih dirasakan oleh para wisatawan yang terpikat kereruntuhan kerajaan Majapahit , yang sekarang ini hanya berpenghuni para petani papa , ditengah hiruk pikuk kota modern , namun dari mana petani itu datang dan kemana para bangsawan itu hilang , dan apa yang menyebabkan hancur. Segala kontruksi dan arsitektur istana Negara , patung lukisan, segala seni yang memperindah kehidupan kota Majapahit, atau kota-kota Kerajaan lain di pulau jawa ( Mataram Hindu Singasari, Kediri, dan kerajaan-kerajaan Islam Demak dan Mataram ) yang dahulu mekar dan indah yang sekarang berada di desa-desa sunyi di pulau Jawa, lenyap bersama dengan orator kerajaan, prajurit, dan raja-rajanya , dimana kecantikan, ambisi dan kejayaan pernah meraih masa ke emasan dalam prikehidupan yang gemah rimpah loh jinawi , kini telah tiada dan kita hanya tahu bahwa hal-hal itu pernah ada , dan hanya berkisah tentang keberadaan mereka dahulu.

Semua reruntuhan kerajaan, lenyap bersama istana negaranya seperti Negara kerajaan Demak , peninggalan hanya berupa masjid agung Demak , dan hanya kita tahu itu di Demak, dimana ia dahulu berada, dan sekarang menjadi wilayah propinsi Jawa tengah . Reruntuhan majapahit adalah kondisi yang masih dikenali oleh arkeolog abad ini dari temuanya, diketahui bahwa disini terbentang sisa-sisa kejayaan Negara , sebuah bangsa yang beradab, berbudaya dan memiliki hukum yang ditulis sebagai tata atruan kehidupan bernegara yang telah melalui tahapan kehidupan bernegara dan berbangsa , yang berkenanan dengan hidup dan jatuh bangunnya pemerintahan , mencapai masa ke emasan bernegara, namun se -iring perjalanan waktu lantas negara ini lenyap.

Wisata observasi saya menjelajahi situs bekas ibu kota Negara Majapahit ,yang

(4)

Bukankah ini karena keegoisan yang buta yang disadari dan keliru secara moral menerapkan sistem hukum dalam mengelola negaranya sehingga mengalami keruntuhan.

Ditempat ini puing kerajaan hanyalah selimut belantara, yang sedang digali untuk

merekonstruksi romansah sejarah Negara besar yang pernah jaya di pulau jawa ini, tak ada yang pernah membuat saya terkesan dari pada kota yang dahulu agung dan indah ,namun kini

hanyalah sederetan tumpukan bata-bata yang dahulu menjulang tanpa batas terhempas masa , hancur , hilang , ditelan pohon-pohon dan semak-semak tanpa komunitas tanpa pemukim dan bahkan tanpa nama.

Strata masyarakat di kerajaan Majapahit adalah Raja , bangsawan-bangsawan kerajaan, prajurit satria , beserta seluruh keturunannya yang dahulu dikenal sebagai komunitas elite politik Negara , adalah cahaya keagungan kerajaan sebagai jenis manusia yang jatuh dari “taman firdaus “ , yang setibanya perjalanan di bumi , membangun Negara besar ,

dihadapkan pada alam yang memiliki daya dukung dan harmoni yang sempurna ; dibuatnya sistem sosial, diantaranya pengelompokan masyarakat , yaitu bangsawan (wong gede atau dalam litertur disebut priyayi ) dan rakyat jelata wong cilik /kawula alit5, sistem hukum , prilaku bernegara bagi penduduknya baik itu warga Negara maupun bukan warga Negara , menjalin hubungan sosial ekonomi dalam rajutan hajat hidup diseluruh aspek kehidupan Negara sehingga keberadaannya mendukung lahirnya negara yang gemah ripah loh jinawi.

Pada zaman Negara kerajaan Majapahit , sebagai arus balik peradaban yang berlangsung dari wilayah bawah angin di Selatan ke Atas Angin di utara 6, Rakyatnya bagai hidup dikapal pesiar Titanik super mewah abad 17 , seperti apa yang ia riangkan , seperti kehidupan itulah adanya . Identitas Rakyat sebagai warga Negara besar yang wilayah lautnya membentang menguasai samudra raya sampai keujung cape town benua Afrika , yang secara budaya adalah Negara maju di Asia Tenggara. Bahtera Negara ini dua ratus tahun kemudian, tenggelam bersama dengan aspek kehidupan Negara , keruntuhannya adalah resiko bagi masyarakt-masyarakat kecil yang hidup dikoloni Majapahit.

Bangsa-bangsa yang hidup pada era kerajaan di Pulau Jawa, dari Kerajaan Kertanegara, Singasari, Majapahit, Demak, Kesultanan Pajang, Kerajaan Mataram Islam masa lalu , bukanlah pengelola Negara yang payah dan bodoh yang patut runtuh dan musnah, bukanlah oleh akhli sejarah yang maha tahu yang bisa memecahkan masalah-masalah yang tidak bisa kita pecahkan kini. Mereka manusia seperti kita ,menghadapi masalah masalah yang secara umum mirip dengan yang kini kita hadapi . Mereka dapat berhasil maupun gagal tergantung keadaan , mirip dengan yang membuat kita berhasil ataupun gagal kini dengan yang dihadapi bangsa-bangsa silam, namun masih cukup ada kesamaan sehingga kita bisa belajar dari masa lalu7.

5 Muhamad Muhlisin, Kudeta Majapahit , dan Berdirinya Kerajaan-Kerajaan Islam di Bumi Jawa, 2017, Araska Yogyakarta, hal 11

6 Pramudya Ananta Toer, dipetik dari Muhamad Muhlisin , ibid hal 9

(5)

1) pertama sebagai makhluk secara biologis terdapat dua gender yaitu pria dan wanita , merupakan sumber reproduksi penerus generasi kehidupan selanjutnya

2) kedua memiliki ruang dan waktu , manusia berada pada ruang-ruang tertentu yang ditempatinya membentuk negara dan penggalan-penggalan waktu untuk menjalani, memprtahankan kehidupanya dalam putaran waktu siang dan malam.

3) ketiga tersedianya daya dukung kehidupan sebagai sumber daya alam seperti pohon-pohonan, hewan-hewan dan mineral-mineral .

4) Ke empat , Cuaca , merupakan situasional yang diperlukan untuk menghidupkan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi sumber kekayaan.

5) Ke lima penciptaan kekayaan , sebagai upaya menguasai kehidupan dan sumber daya alam yang diwujudkan dalam bentuk peradaban-peradaban dari ruang dan waktu tertentu, yang ditulis oleh para pemenangnya yang disebut “sejarah”.

Kelima katagori itu adalah realita bahwa kerajaan-kerajaan itu memiliki hukum yang mengatur kehidupan , yaitu sesuatu yang pasti , sesuatu yang adil dan sesuatu yang tertib, yang dapat diterangkan sebagai berikut ;

1) Sesuatu yang pasti bahwa kehidupan adalah secara biologis ada ruang dan waktu daya dukung kehidupan, situasi kondisi kehidupan negara , dan untuk

mempertahankan kehidupan bernegara diperlukan penciptaan kekayaan . Jadi dengan demikian Jika negara ini kaya maka kehidupan rakyat akan sejahtera ,dan negara akan mendistribusikan kekayaannya pada rakyat , secara adil.

2) Sesuatu yang adil, siapa yang bisa mengolah dan menguasai penciptaan kekayaan ia adalah pemenang ia akan mendapatkan kekayaan melebihi yang terkalahkan, sehingga si kaya akan menopang si miskin.

3) Sesuatu yang tertib, adalah pusat kekuasaanlah yang harus mengatur dan

menciptakan keamanan bagi rakyatnya, agar distribusi kebutuhan hidup terjamin dapat tersalurkan pada rakyat,

Sebagai bentuk hukum yang dilahirkan oleh kekuasaan totalitarian , maka unsur pasti, adil dan tertib , berada ditangan raja . Raja menorehkannya dalam bentuk peraturan

perundang-undangan, sebagai implementasi , kepastian , keadilan dan ketertiban . Sedangkan ciri norma yang membedakannya ialah antara peraturan perundang-undangan dengan kepentingan negara lebih diutamakan melindungi kekuasaan raja, dari pada kepentingan rakyatnya. Suksesi kepala negara berbasis pada putaran waktu se- umur usia raja , tak dibatasi periodesisi kekuasaan.

(6)

Sebagaimana dijelaskan dimuka, hukum adalah seuatu yang pasti, sesuatu yang adil, dan seuatu yang tertib , implementasi dari sesuatu yang adil , sesuatu yang pasti dan sesuatu yang tertib , dilakukan oleh raja adalah membuat peraturan perundang-undangan , nyaris dapat dikatakan legislatornya adalah raja , tidak penting apakah dibuat oleh lembaga legislatf atau perorangan , karena kedaulatan di tangan raja , maka raja dalam mempertahankan kekuasaanya menstimulasi pandangan agamanya ( Hidu , Budha atau Islam ) tentang perbuatan atau prilaku mana yang boleh atau tidak boleh , baik dan buruk, semua dituangkan dalam tata aturan berbasis pandangan agamanya , dan rakyat memiliki kesempatan yang sama, sedangkan norma-norma hanya memberikan petunjuk bagi kehidupan msyarakatnya yang mengikat baik hari ini , esok dan kemarin.

Sistem hukum kerajaan kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa dipengaruhi oleh filsafat kawula gusti ,artinya hanya rakyat lah yang menerima keadilan , sedangkan kepastian dan ketertiban ditentukan oleh kekuasaan raja , misalnya tentang pajak , yang pasti membayar pajak adalah rakyat , sedangkan para bangsawan dan keturunan raja tidak pasti membayar pajak. Demikian juga sebaliknya bila keturunan raja tidak pasti ditetapkan sebagai wajib pajak, artinya ia boleh secara suka rela atau serelanya memenuhi kewajiban mengisi pundi-pundi negara. Rakyat yang tidak membayar pajak , ber-arti ia telah mencederai keadilan , maka ketertiban harus dipulihkan maka raja akan menjatuhkan hukuman untuk memulihkan ketertiban.

Pengaruh filosofi “ kawula –gusti , pada masyarakat di negara-negara kerajaan di pulau Jawa , melahirkan legal opinion , bahwa kepastian , keadilan, dan ketertiban , hanyalah berada dalam lingkaran kehidupan rakyat, sedangkan penguasa tidak termasuk , mereka berada pada lingkaran kehidupan bebas nilai, bagi lingkaran ini sesuatu yang pasti , adil dan tertib , jika rakyat terkondisikan sebagai ‘kawula”. Dengan demikian bentuk peraturan

perundang-undangan menjadi hukum yang kemarin ( until yesterday ), mungkin kemarin dari sejuta tahun , mungkin dari dua puluh empat tahun, atau bulan atau hari bahkan mungkin juga dari dua puluh empat jam yang lalu. Kemarin , membawa efek , ke kinian yang baru yang memiliki daya dukung dan harmoni yang sempurna bagi “kawula- gusti ” . Misalnya “ kawula “…. telah …. salah, sedangkan bagi”gusti” ( pangeran ) ……..belum salah….

Jika “Gusti “ telah ……salah , maka ia ( kerajaan ) runtuh , berhenti tidak ada hari esok , maka negara akan menghadapi “armageddon “ pertarungan hidup mati ,antara kebaikan dan kejahatan ,dengan meninggalkan kesalahan dari tujuan yang salah ( go wrong from going wrong ),akibatnya bagi masyarakat kekurangan kebutuhan hidup , perang saudara , kerusuhan massa diantara orang yang berjumlah terlalu banyak dengan memperebutkan sumberdaya yang terlalu sedikit dan penggulingan elite pemerintahan oleh masa yang kecewa.

(7)

Kesalahan pengelolaan Negara adalah kondisi manusiawi dan bukan apa adanya menjadi persoalan hukum , yang menjatuhkan keabsahaan tindakan dalam perang armagedon , kebaikan dan kejahatan , oleh sebab penciptaan dari prilaku yang terkontaminasi dari penguasaan

kekayaan dan penguasa ( kawula-gusti ) , siapa yang menciptakaan kejahatan dan kebaikan adalah siapa yang berperan menegakan hukumnya go wrong from going wrong , adalah siapa-sipa yang telah menyuntikan kebaikan dan kejahatan dalam kehidupan negara dari apa –apa yang ia perbuat dalam mempertahankan dan mendapatkan kekayaan 8

Distribusi kekayaan yang di atur oleh sang Raja sebagai kepala Negara bukanlah semata pemberian yang ditentukan berdasarkan suka tidak suka sang Raja pada apa yang diberikannya baik kepada aparaturnya maupun kepada keturunannya , bangsawan atau rakyat nya. Pada era ini ,bahwa dibawah kerumitan distribusi kekayaan sumberdaya alam, seringkali membuat sistem hukum yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat , menggantungkan pada seberapa besar kontribusi rakyat terhadap raja ( kawula-gusti ), yang merupakan simpul keadilan dimana sang raja seringkali membuat keputusan berbeda dengan kenyataan hati-hati dan tidak boleh

memihak, namun tidak jarang penegakan hukum sering berdasar asumsi untuk mendukung prilaku adil terhadap rakyatnya 9.

Perhatikan ketentuan yang terdapat pada kitab Kutara Manawa pasal 259 dan 261 berbunyi " Barang siapa menelantarkan sawah dan ternaknya akan dikenakan denda atau diperlakukan sebagai pencuri dan dikenakan pidana mati “ . Konsep hukum dari peraturan itu menunjukan perlindungan terhadap harta kekayaan rakyat , menjaga stabilitas pangan sehingga , penggarapan sawah dan pemeliharaan ternak yang baik dapat mempengaruhi perekonomian rakyat dan Negara.10

8 Pasal 6 kitab perundang-undangan Kutara Manawa yang berbunyi "Hamba raja mesti ia mentri sekalipun jika menjalankan dusta, corah, dan tatayi akan dikenakan pidana pati."

9 Lihat Ensklopedia Nasional Indonesia jilid 12 , PT Delta Pamungkas ,1997- Undang yang berlaku di Kerajaan Majapahit adalah Kitab Kutara Manawa, kitab tersebut digunakan sejak jaman Pemerintahan Kerajaan Kediri. Berdasarkan Gubahan oleh Mpu Manu, Kitab tersebut adalah gabungan Kutarasastra dan Manawasastra yang kemudian digubah menjadi dengan nama kitab Darmasastra.

10 “Makatanggwan rasagama ri sang hyang Kutara Manawa adi, manganukara prawettyacara sang pandita wyawaharawiccheda ka ring malama”

(8)

Salah satu faktor adalah ide hukum tentang proliferasi ( pengembang biakan ) yang diterapkan dalam sistem hukum yang dibangunnya , misalnya kerajaan-kerajan terdahulu sangat suka mengembang biakan keturunan raja , pengembang biakan (pemekaran ) daerah-daerah kekuasaan , membuat lembaga-lembaga negara yang diberikan kekuasaan untuk mengambil kekayaan rakyatnya ( pajak ), pada akhirnya menjadikan peraturan-peraturan itu tajam kebawah tumpul keatas, dan hanyalah artefak-artefak sistim hukum, berupa norma-norma tentang kontribusi kekayaan rakyat terhadap penguasa.

Kontribusi itu adalah rakit-rakit yang membawa sang pencipta kekayaan merengkuh kesenangan melebihi penderitaan rakyatnya. Kemiskinan adalah penderitaan, dan kekalahan selalu menerpa keadaan itu meruntuhkan segalanya , hanya hakekat kejayaan masa lalu yang tersisa berupa monumen- monumen Tuhan yang mengaktualisasikan antara jagad kosmos dengan raja dan kawula gusti dalam bentuk corak asali ajaran kebenaran , berupa peninggalan Candi dan Masjid Agung .

Monumen –monumen Ketuhanan , yang berbentuk Candi dan Masjid Agung , merupakan bukti tempat ibadah yang menunjukan identitas religiusitas adalah representasi adanya “ruang antara “ yang memungkinkan interprestasi manusiawi , antara “kota Tuhan “ dan “Kota duniawi “ antara agama dan negara ,antara teks kitab suci dan konteks yang spesifik , antara lembaga-lembaga perwakilan yang menghubungkan kosmos (imanan ) pada suatu waktu ketika substansi yang mendasar diterima sebagai suatu yang normal dan alamiah, suatu keadaan dimana kita harus kembali kepadanya. Dalam konteks terakhir ini ,spiritualitas dan religiusitas para pelaku antara raja, keluarga dan individu mewarnai dalam pengelolaan dunia materi ( sumber daya alam dan sumberdaya manusia ) baik mikro maupun makro.

Ketika raja sengaja mengatur mekanisme pemungutan hasil bumi rakayat penggarap dengan regulasi ketat untuk menciptakan kemenangan agar meraih kesenangan, bergulir ditengah kalangan istana, hal ini menghilangkan dasar yuridis, rasionalitas, ataupun urgensi kebijakannya. Pasalnya banyak faktor yang menjadi diterminan , hasil panenan dikendalikan oleh pemerintah kerajaan , terutama pemungutan pajak hasil bumi yang mencekik rakyat kawula gusti 11. Dalam situasi tersebut raja secara otoriter, menerapkan proteksi negara dengan

membuat cakupan regulasi menguntungkan para elite /bangsawan12. Terciptalah bangun kelas bangsawan /priyayi yang besar dalam struktur berbelah-belah, dimana kekayaan dikuasai oleh para bangsawan , sedangkan yang miskin lebih banyak , terjadilah conflictual scenario.

sangatlah monoton yaitu hanyalah upaya untuk menghindari ketakutan miskin dari kemiskinan, ketakutan sumber kekuasaan dari kekuasaan, sehingga sistem hukum hanyalah sebagai upaya

11 Ada tiga golongan sosial utama, yaitu Sikep ( harfiah/pemakai tanah ), yang memikul beban pajak dimana bentuk pembayaran pajak tanah ( pajeg ) yang dikenakan dari desa, kedua ngindung, umumnya adalah orang-orang sikep yang punya rumah dan pekarangan sendiri, tetapi tidak tidak dapat apapun atas sawah, ketiga wong numpang, yaitu orang asing yang belum kawin dan tinggal di pekarangan atau rumah sikep dan mengerjakan berbagai hal untuk kepentingan sikep. Setidaknya ada empat pajak yaitu pajak tanah ( pajeg ), pajak pacumpleng , pajak rumah tangga, pajak kerja bakti

(9)

penangkal potensi pembangkangan ( disobedience ), yang dilaksanakan oleh apartur kerajaan dengan tindakan-tindakan represif.

Esensi hukum merupakan rotasi terhadap sesuatu yang adil , sesuatu yang pasti dan sesuatu yang tertib, yang secara mekanik adalah kerja alam yang berada pada unsur-unsur itu .

Implementasi dari unsu-unsur itu , selanjutnya kemudian diwujudkan oleh negara dalam bentuk peraturan per undang-undangan. Tata aturan ini sebagai isntrumen atau alat dari negara yang digunakan untuk mendistribusikan kekayaan Tuhan pada rakyatnya yang bertujuan untuk mencapai kehidupan dari lebih buruk menjadi lebih baik .

Mekanisme hukum tidak lain adalah untuk membentuk hubungan sosial kemitraan dan kerjasama, hal ini telah ada dalam bentuk tata aturan kerajaan, dan bukan persoalan rumit dalam kehidupan negara silam 13. Hubungan sosial dalam bentuk transaski –transaksi dagang ,

terbentang luas pada era kerajaan –kerajaan masa silam .

Kontrak dagang sebagian besar dimulai dengan pola kedekatan penguasa dan bangsawan. Tujuan utamanya adalah dalam rangka menghindari ke miskinan , kurang pangan, sandang, dan papan . Namun selalu saja ada kontrak dagang yang mendominasi , misalnya tentang monopoli rempah-rempah. Regulasi nya ditentukan oleh investor asing yaitu VOC atau Para pedagang dari Portugis, Para pedagang dari Tiongkok.

Masa lalu perdagangan rempah-rempah menjadi sumber pendapatan kerajaan –kerajaan di pulau jawa, tidak lepas dari kepentingan raja , karena disamping regulasi pengendalian harga dan penanaman di atur oleh pihak asing, disisi lain , sarana-sarana perdagangan , seperti infrasturktur jalan untuk mengangkat hasil panenan, dikuasai langsung oleh investor, sehingga praktis komoditi ini, sebagai tiang penyanggah dominasi non pribumi dalam aspek kehidupan perekonomian negara, ia menguasai area lahan perkebunan yang begitu luas, contohnya daerah parahyangan meliputi Batavia, pengusaha-pengusaha inilah yang menetukan sumber daya manusianya dan sekaligus sumber daya pertahanan ( militer ). Konsekwensi dari prilaku hukum demikian adalah sebagai berikut ;

1) digunakan sebagai model kontrak kerja sama koalisi untuk membungkam dan

menghancurkan gerakan pembangkangan terhadap raja. Proliferasi kekuasaan lahan bagi investor menjadi meluas, sebagai kompenasi dari kerjasama penegakan hukum represif dengan instrument operasi militer.

(10)

2) Kohesi sosial berpotensi meregang akibat perbedaan pilihan kekuasaan ( politik ) , bagi pemenang dan yang kalah , ketegangan mulai mendekati kekuasaan. Pendekatan kekuasaan lebih diutamakan dengan menerapkan sistem hukum represif.

Salah satu faktor adalah para raja /penguasa mungkin tidak pernah menyadari bahwa dengan tindakan koalisi itu melahirkan konsep mengembang biakan ( proliferasi ) terhadap institusi negara dan instrument hukum berkenaan dengan masalah-masalah suksesi , masalah kerjasama dengan negara tetangga , penggarapan lahan ( Investasi perkebunan ) , dan karenanya mungkin belum peka terhadap kemungkinan itu, sehingga ketika masalah itu betul-betul tiba , kepala negara ( raja ) gagal memahaminya. Kemudian ,setelah mereka memahaminya mereka mungkin gagal menjalankan pemecahannya, bisa juga mereka menggunakan kekuasaanya dengan operasi militer dan berkualisi dengan investor , untuk memulihkan ketertiban, namun justru upayanya menuai proliferasi kekuasaan . wilayah kekuasaan kerajaan semakin

menyempit dan terpecah-pecah,sedangkan investor semakin luas14

Disisi lain proliferasi terjadi, karena mengembang biakan penyedia (pengendali ) kebutuhan hidup bagi masyarakat , yang semula dikenadlikan oleh kalangan istana raja, tapi dengan kebijakan proliferasi , pola kedekatan pengusaha - penguasa menjadi sangat dominan, dengan demikian kelangkaan dan ketersediaan yang dibutuhkan untuk bisa bertahan dan menjalani kehidupan bernegara dikendalikan oleh pemilik modal , karena pemilik modal ini diberi konsesi terhadap lahan-lahan perkebunan yang wilayahnya seluas propinsi negara

sekarang , bukan hanya sekedar itu saja, ia juga diberikan kebebasan menggunakan sumber daya pertahanan yang direkutnya sendiri15. Diskriminasi, dan kediktatatoran ditanah kerajaan bagi rakyatnya melaju dengan terpksa menjalani kehidupan diatas api dan belerang .

Penerapan sistem hukum terhadap pergantian kekuasaan. Konsep hukum pergantian kekuasan yang digunakan oleh negara-negara kerajaan adalah berbasis heritage sistem yang, mendekati perekutan pimpinan ala demokrasi kita sekarang ini16 . Akan tetapi tingkat

kerumitannya adalah sama , yaitu apakah budaya siap menerima kekalahan dan siap menerima kemenangan belum sepenuhnya menjadi budaya kekuasaan 17.

14 Koalisi antara kompeni ( investor ) dengan raja-raja mengatasi pembrontakan, yang berujung pada proliferasi , adalah Kemenangan Pakubuwono I mengancurkan pembrotak dalam perebutan tahta kerjaan Mataram , harus dibayar mahal ditandatnagninya perjanjian pembagian wilayah kekuasaan, dimana wilayah kekuasaan Mataram hanya Jawa Tengah dan Jawa Timur di tambah Madura Barat. Mataram kehilahangan wilayah Priangan ( Jawa Barat ) dan peisir pantai utara Semarang, dan Otonomi perdagangan di serahkan sepenuhnya pada Investor.

15 Bandingkan dengan pola Investasi Priport di Papua 16 Model kartel politik

(11)

Pada sistem hukum suksesi kepala negara ( raja ) berbasis keturunan , meskipun kedudukan putra mahkota ini memiliki peluang utama menggantikan raja, tak luput dari perpecahan internal dan friksi-friksi politik dari anak-anak raja , karena umumnya raja-raja di jawa mempersunting lebih dari satu istri yaitu permaisuri dan selir. Intervensi kekuasaan raja pada sistem ini adalah pengganti raja diangkat oleh raja dari anak permaisurinya , faksional internal tidak secara otomatis mendapat dukungan dari putra-putra raja yang lainnya dari garis keturunan selir, sehingga dampak ikutan coattail effect atau down –ballot effect faksi-faksi pendukungnya. Efek itu menggerus kesetiaan terhadap pengganti raja , menjadi fenomena pemerintahan terbelah ketika putra mahkota terpilih tekor dukungan, sehingga optimalisasi penegakan hukum hanya dapat dimenangkan dengan menggunakan tindakan represif.

Sistem hukum pemilihan kepala negara berbasis keturunan , menjadi kunci utama suksesi kepemimpinan negara terjadi dalam pemerintahan kerajaan Majapahit, pernah juga berdampak pada kevakuman kekuasaan , dimana selama 4 tahun kerajaan Majapahit tidak memiliki raja , akibat kegagalan dalam menentukan putra mahkota, yang disebabkan raja tidak menobatkan istrinya sebagai permaisuri. sehingga membawa eskalasi konflik yang akhirnya melahirkan bibit kebencian yang paling keji dan timbul benturan terhadap sistem sosial dan kultur agama , dimana pada puncak tertinggi dari eskalasi itu adalah musnah.

Sistem hukum pemilihan kepala negara/daerah demokrasi dalam logika pemilu serentak , kerumitan penegakan hukum , selalu menghantui fenomena pemerintahan terbelah berkeping-keping , jika partai-partai identik dengan friksi –friksi faktor keturunan, menyatu dalam eskalasi identitas , sebagai modal sejarah masa lalu yang berulang. Apakah dengan satu-satunya cara bagi kita yang sekarang tinggal di pulau jawa , untuk hidup selaras kemudian , masih selalu mendirikan Negara baru seperti mengulang kontraversi keruntuhan Negara-negara di pulau Jawa sesudah hari ini , dan komplikasinya tentu secara historis memang betul , Negara di pulau jawa ditakdirkan runtuh, dan tidak ada yang sebagian utuh, selalu muncul Negara baru , dan hari ini kita dilahirkan dalam ruang Negara baru Republik Indonesia.

Keberadaan negara terkini di pulau jawa yag terbaru , masih bernama negara Republik Indonesia ( 17 agustus 1945 ) , dengan menggunakan sistem hukum berbasis konstitusi, dimana pengelolaan Negara dan penciptaan kekayaan diatur oleh undang-undang , dan tata kelola

negaranya dengan menggunakan instrument demokrasi. Instrumen demokrasi yang kini digunakan oleh negara Republik Indonesia telah memasuki tiga tahap rejim , demokrasi

terpimpin ( rejim orde lama 1945-1965 ), demokrasi pancasila ( rejim orde baru 1967 – 1998 ) dan demokrasi liberal ( rejim reformasi 1998 – jaman now ), dengan katagori-katagorinya dalam membuat kebebasan ekspresi , bukan hanya sekedar untuk kebaikan politik , melainkan juga untuk kebutuhan hukum. Tetapi ketika sistem hukum memasuki putaran terminal gagsan

(12)

proliferasi ( pengembang biakan institusi ) , tercipta berbagai kekuatan kontra yang akan dapat menghancurkan demokrasi .

Menyelamatkan keutuhan Negara dari keruntuhan di era reformasi, instrument hukum melompat ketahap proliferasi legislator , sehingga di era sekarang ini, terdapat dua legislator yaitu legislator yang melahirkan undang-undang ( DPR ) dan legislator yang membunuh ( menguji ) undang-undang ( Mahkamah Konstitusi ) , sehingga norma hukum sering jungkir balik, sementara kontruksi hukum baru, yang dikehendaki oleh putusan MK , tidak secara cepat dibuat undang-undangnya, karena penggunaan norma baru , harus diamandemen , melalui mekanisme legislator , dan proses pembuatan/amandemen undang-undang memerlukan anggaran tidak sedkit.

Gagasan pengembang biakan ( proliferasi ) menjadi pemikiran kritis dan telah mewabah dalam sistem hukum nasional , baik proliferasi pasal-pasal konstitusi ( amandemen konstitusi ) dan kemudian juga pada lembaga negara, yang di- era orde lama maupun orde baru tidak pernah terpkirkan ;

1) dibidang Pengadilan lahirlah beberapa pengadilan antara lain ; Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengeadilan Niaga, Pengadilan Agama , Pengadilan Tipikor, Pengadilan Industri , Arbitrasi, Pengadilan Militer, Pengadilan Perikanan , Pengadilan Pajak , Pengadilan Persaingan Usaha .

2) Penegak hukum - disamping telah ada Kepolisian dan Kejaksaan, , Bea Cukai .Imigrasi dan Pegawai Negeri Sipil , kemudian terbentuk institusi baru yaitu Komisi Pemberatasn Korupsi dan PPATK ( bukan dalam kopentensi penyidik perkara )

3) Pengawasan melahirkan beberapa Komisi Pengawasan, baik di institusi KePolisian, Komisi Kejaksaan, Pengadilan , Perlindungan Anak , Perlindungan Saksi, Hak azasi manusia.

4) Proliferasi ( Pemekaran ) terhadap Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah. 5) Proliferasi Institusi Pendidikan ( Dikti Riset dan Diksar )

6) Priliferasi Lembaga Moneter ( Bank Indonesia, OJK, LPS, KKSK )

7) Proliferasi lembaga pengumpul Dana dari masyarakat , lahirnya badan-usaha dibidang keuangan yang super majemuk.

Disisi lain , kita juga berprilaku saling ingin mengawasi , sehingga apapun namanya sector sector pengelolaan negara, dididirikan lembaga pengawasannya . Mungkin anda akan mempertanyakan untuk apa sesungguhnya pengembang biakan pengawasan di beberpa sector pengelolaan negara . Lembaga-lembaga ini dapat dikelompokan dengan nama institusi kelompoknya , yaitu ada yang menggunakan Komisi, Badan, Dewan,Konsili dan lain-lain yang tidak beraturan

A. Kelompok Yang diberi Nama Komisi :

(13)

2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

4) Komisi Aparatur Sipil Negara.

5) Komisi Penyiaran Indonesia.

6) Komisi Informasi Pusat.

7) Komisi Kejaksaan.

8) Komisi Kepolisian Nasional.

9) Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

10) Komisi Nasional Lanjut Usia.

11) Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia.

12) Komisi Pengawas Haji Indonesia.

13) Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

14) Komisi Penyuluhan Nasional.

15) Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

16) Komisi Pengawas Persaingan Usaha .

17) Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.

18) Komisi Nasional Disabilitas.

19) Komisi Judicial.

B. Kelompok Yang diberi Nama Badan

20) Badan ketahanan Nasional.

21) Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas batan.

22) Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan

(14)

24) Badan Nasional pengelola Perbatasan.

25) Badan Amil Zakat Nasional.

26) Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

27) Badan Olahraga Profesional Indonesia.

28) Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.

29) Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas.

30) Badan Pengembangan Wilayah Surabaya- Madura.

31) Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan.

32) Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.

33) Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang.

34) Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

35) Badan Pertimbangan Kepegawaian.

36) Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan.

37) Badan Kesehatan Nasional.

38) Badan Pertimbangan Aparatur Sipil Negara.

39) Badan Pertimbangan Telekomunikasi.

40) Badan reulasi Telekomunikasi Indonesia.

41) Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan , Perikanan dan Kehutanan.

42) Badan Otorita Danau Toba.

43) Badan Otorita Pengembangan Pariwisata Borobudur.

44) Badan Restorasi Gambut.

45) Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu.

(15)

C. Kelompok Yang di beri Nama Dewan

47) Dewan Pengupahan Nasional.

48) Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

49) Dewan Pertimbangan Presiden.

50) Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.

51) Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.

52) Dewan Riset Nasional.

53) Dewan Sumber Daya Air Nasional.

54) Dewan Pers.

55) Dewan Energi Nasional.

56) Dewan Insinyur Indonesia.

57) Dewan Jaminan Sosial Nasional.

58) Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

59) Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan.

60) Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.

61) Dewan Pertahanan Nasinal

62) Dewan Ketahanan Pangan.

63) Dewan Nasional Keuangan Inklusif.

64) Dewan Gelar , Tanda jasa dan Tanda Kehormatan.

65) Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang.

66) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.

D. Kelompok Yang Diberi Nama Komite

(16)

68) Komite Anti Dumping Indonesia.

69) Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur.

70) Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia

71) Komite Privatisasi Perusahaan Perseroan.

72) Komite Penyelamatan Transportasi Indonesia.

73) Komite Ekonomi dan Industri Nasional.

74) Komite Nasional Keaamanan Penerbangan.

75) Komite Perdagngan Nasional.

76) Komite Keuangan Syariah.

77) Komite Nasional Pelaksanaan Msyarkat Ekonomi Association of Southeast Asian Nasions.

78) Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

79) Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

80) Komite Profesi Akuntan Publik.

81) Komite Industri Nasional.

E. Kelompok Yang diberi Nama Lembaga

82) Lembaga kerjasama Triparti.

83) Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban

84) Lembaga Produktivitas Nasional.

85) Lembaga Sensor Film.

86) Lembaga Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan.

87) Lembaga Sertifikasi Industri Hijau.

F. Kelompok Yang diberi Nama Konsil

(17)

89) Konsil Keperawatan.

90) Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.

G. Kelompok Yang diberi Nama Majelis

91) Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir.

92) Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan,

H. Kelompok Yang diberi Nama Variatif

93) Unit Kerja Presiden Pembinaan Idiologi Pancasila.

94) Otoritas nasional Senjata Kimia.

95) Ombusdman Republik Indonesia.

96) Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

97) Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian.

98) Kantor Staf Presiden.

Terakhir dengan telah disahkannya amandemen Undang-Undang Terorisme, akan lahir jug lembaga pengawasnya.

Proliferasi ini menggurita negara, sehingga beban keuangan negara semakin tinggi , jumlah sumber daya hutang lebih besar dari sumber daya kekayaan negaranya. Disamping itu juga untuk mencari keadilan memerlukan stamina dan biaya , harus melalui jalan panjang. Situasi ini menjadi sesuatu yang tidak pasti dan sesuatu yang tidak tertib.

Konsep pengembang biakan /pemekaran dalam sistem hukum pemerintahan daerah , mirip dengan pola Negara kerajaan. Konsep hukum semacam ini, akan menyebarkan benih-benih kekuasan di setiap lapisan institusi di masyarakat , dan kekuasaan bisa mendapat tambahan ( reward ) daya dukung dari masyarakat atau anggota yang berada dalam institusi itu. Terciptanya daya dukung dari masyarakat , adalah suplemen informasi yang disuntikan oleh para orator di ruang terbuka atau ruang tertutup dalam alam nyata, demikian juga era informasi digital orator berjamaah dengan kata-kata ataupun oral vocal telah mendominasi kebenaran friksional yang mengakibatkan kontrak-kontrak sosial, dan hubungan warga negara terkondisi menjadi konsep unduh .

(18)

bernegara. Dampak dari sistem hukum pengembang biakan (pemekaran ) daerah , bersinergi dengan informasi tanpa awak , meng-ileminasi kekuasaan daerah terhadap ketatanegaraan dalam ber- negara. Informasi yang merasuk pada kotak-kotak telpon pintar warga negara , menjadikan satu orang pengumpul banyak info ,atau satu pembuat info mengumpulkan banyak orang. Jika satu daerah mencoba keluat dari pusat kekuasaan dan berhasil , maka

duplikasinya nya hanya hitungan detik, merontokan pusat kekuasaan. Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram rontok jauh sebelum era informasi digital , meskipun matitudenya berskala 4 , namun gelombangnya pelan dan pasti , dalam hitungan tahun kenyataanya negara-negara itu runtuh .

Runtuhnya negara-negara dalam kolaborasi proliferasi ( pemekaran daerah ) , prediksi mendatang akan di alamai oleh negara-negara pasca perang dingin ,dimana kekuasaan tidak lagi berada pada dua blok /kubu negara, yaitu antara blok komunis dan blok kapitalis. Arena politik bukan berada dipanggung-panggung tertutup, namun telah berada pada jantung kehidupan masyarakat itu sendiri, masyarakat industry, masyarakat komsumtif, masyarakat elite dan rakyat kecil, kaya miskin dan pelajar , mahasiswa , akademisi, tokoh-tokoh masyarakat, intelektual, ulama /agamawan , ormas -ormas , pengusaha, institusi global atau dan lain sebagainya .

lebih jauh pemekaran daerah , dimasa silam dan masa kini tidak lain adalah kontribusi penguasa terhadap elite politik , berupa wilayah kekuasaan di daerah dari satu wilayah dipecah menjadi dua wilayah daerah kekuasaan otonom , yang berdiri sendiri terlepas dari bentukan asalnya. Berakhirnya orde baru, pertimbangan hukumnya bervariatif, salah satunya adalah adalah pola pengembang biakan norma-norma dasar kehidupan bernegara yang sudah ter-akomudir dalam konstitusi - Proliferasi model ini, di ambil dari teori hukum murni yang digagas oleh Hans Kelsen. Salah satu ajarannya adalah tentang legislator. sebagaiam besar dianut di beberapa negara, termasuk Indonesia .

Pengaruh dari ajaran hukum ini , telah mengakibatkan terjadinya pergeseran hukum ketatanegaraan , yang semula sebagai konsep hukum diam dalam medium hak – kewajiban negara, berdasarkan konstitusi . Norma konstitusi, adalah instrument hukum yang dapat mengantarkan rakyatnya mencapai kesejahteraan , dimana dalam ruang dan waktunya di-realisasikan dalam bentuk undang-undang. Pada konsep hukum ini mengangap produk hukum dalam bentuk undang-undang adalah final dan tidak bisa di ganggu gugat. Tidak ada

tempat/dilarang untuk menafsirkan atau menyatakan bahwa norma dalam undang-undang adalah bertentangan dengan konstitusi.

Kekuasan mendatang , suplemen informasi yang terekspose oleh media online pun telah menembus jantung kehidupan , sehingga perjuangan ideology tidak lagi merupakan

(19)

Referensi

Dokumen terkait

dalam kitab tafsir ini, seperti dikemukakan penulisnya adalah: Pertama, sebelum memasuki bahasan ayat, pada setiap awal surat selalu dijelaskan tentang keutamaan dan

Jika Anda memiliki lebih dari 1 (satu) rekening yang terhubung dengan kartu ATM BCA yang Anda gunakan untuk registrasi layanan m-BCA, maka secara otomatis semua

Alat ukur ini menawarkan kemudahan untuk memahami caranya tentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi masa depan (to-be) dan memungkinkan organisasi membuat

Skripsi Viska Nurul , Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung tahun 2018 yang

Tujuan praktik pengalaman lapangan II digunakan sebagai jaringan latihan bagi mahasiswa agar memperoleh bekal dan pengalaman sejak dini untuk dapat menciptakan

Microsoft Excel 2007 merupakan software pengolah data yang diproduksi olehMicrosoft Corporation yang sangat bermanfaat dalam aplikasi perkantoran

Pembangunan KPH Tana Toraja merupakan program Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tana Toraja yang memiliki visi “terwujudnya pengelolaan kawasan hutan produksi yang

Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis tertarik untuk mengajukan proposal program kreatifitas mahasiswa tentang pengabdian masyarakat berupa kegiatan