Lampiran 1. Data Ketidaksamaan 30 tebu dengan materi genetik yang berasal dari varietas, klon dan kultivar di Sumatera Utara
Units 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Lampiran 2. Deskripsi pembuatan larutan stok
a. CTAB 5 %
Larutan terdiri dari :
NaCl : 2.0 g
CTAB : 5.0 g
Aquades : 100 ml
b. Tris HCl 1 M pH 8.0 (100 ml)
Bahan terdiri dari :
Tris : 12.114 g
HCl p.a. : 4.2 ml
Aquades : 80 ml
Larutan dibuat dengan mencampurkan bahan kimia di dalam gelas
beaker yang diaduk dengan batang pengaduk magnetik (stirer) di atas
hot plate
Volume larutan ditambahkan dengan aquades sampai mencapai 100
ml.
Larutan disterilisasi dengan autoclave
c. Tris HCl 1 M pH 7.4 (50 ml)
Bahan yang digunakan terdiri dari :
Tris : 6.057 g
Aquades ditambahkan sampai volume larutan mendekati 50 ml
Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan NaOH 2.5 M hingga
pH 7.4
Volume ditepatkan sampai 50 ml
d. EDTA 0.5 M pH 8.0 (100 ml)
Bahan terdiri dari :
NaEDTA : 18.612 g
NaOH : 2.0 g
Aquades : 80 ml
Larutan dibuat dengan mencampurkan bahan kimia dalam gelas
beaker dan diaduk dengan batang pengaduk magnetik (stirer)
Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan HCl hingga pH 8.0
Volume ditepatkan dengan aquades sampai 100 ml
Larutan disterilisasi dengan autoclave
e. NaCl 5 M pH 7.7 (100 ml)
Bahan terdiri dari :
NaCl : 29.22 g
Aquades ditambahkan hingga larutan mendekati 100 ml dan diaduk
dengan batang pengaduk magnetik (stirer) hingga larut
Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan NaOH hingga pH 7.7
Volume ditepatkan dengan aquades sampai 100 ml
Larutan disterilisasi dengan autoclave
f. Buffer Ekstraksi/ CTAB ((100 ml)
Bahan terdiri dari :
CTAB 2 % : 40 ml CTAB 5 %
NaCl 1.26 M : 25.1 ml NaCl 5 M
EDTA 20 mM : 4 ml EDTA 0.5 M pH 8.0
Tris HCl ph 8.0 100 mM : 10 ml Tris HCl 1 M pH 8.0
Aquades streril : 20.8 ml
g. Buffer TAE 50 x (100 ml)
Bahan terdiri dari :
Tris : 24.2 ml
EDTA 0.5 M pH 8.0 : 10 ml
Ditambahkan aquades sampai volume larutan 100 ml
h. Buffer TAE 1x (500 ml)
Bahan terdiri dari :
Buffer TAE 50 x : 10 ml
Aquades : 490 ml
i. Buffer TE (50 ml)
Bahan terdiri dari :
Tris HCl : 1 M pH 8.0 : 0.5 ml
EDTA 0.5 M pH 8.0 : 0.1 ml
Aquades : 49.4 ml
Semua bahan kimia dimasukkan ke dalam gelas beaker dan diaduk
sampai merata
j. Kloroform Isoamilalkohol 24 : 1 (50 ml)
Bahan terdiri dari :
Kloroform : 48 ml
Isoamilalkohol : 2 ml
Dicampur sampai merata
k. Etanol 100 % (100 ml)
l. Etanol 70 % (100 ml)
Etanol : 70 ml
Lampiran 3. Deskripsi varietas tebu
1. Deskripsi Tebu Varietas R 579 / Bululawang
SK Pelepasan
Nomor : 322/kpts/SR.120/5/2004
Tanggal : 12 Mei 2004
Asal persilangan : Varietas lokal dari Bululawang-Malang Selatan.
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk batang : silindris dengan penampang bulat
Warna batang : coklat kemerahan
Lapisan lilin : sedang – kuat
Retakan batang : tidak ada
Cincin tumbuh : melingkar datar di atas pucuk mata
Teras dan lubang : masif
2. Daun
Warna daun : hijau kekuningan
Ukuran daun : panjang melebar
Lengkung daun : kurang dari ½ daun cenderung tegak
Telinga daun : pertumbuhan lemah sampai sedang, kedudukan
serong
Bulu punggung : ada, lebat, condong membentuk jalur lebar
3. Mata
Letak mata : pada bekas pangkal pelepah daun
Bentuk mata : segitiga dengan bagian terlebar di bawah
tengah-tengah mata
Sayap mata : tepi sayap mata rata
Rambut basal : ada
Rambut jambul : ada
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : lambat
Diameter batang : sedang sampai besar
Pembungaan : berbunga sedikit sampai banyak
Kemasakan : tengah sampai lambat
Kadar sabut : 13-14 %
Koefisien daya tahan : tengah - panjang tengah - panjang
2. Potensi Hasil
Rendemen (%) : 7,51
Hablur gula (ton/ha) : 6,90
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Penggerek batang : peka
Penggerek pucuk : peka
Blendok : peka
Pokahbung : moderat
Luka api : tahan
Mosaik tahan
Perilaku Varietas
Varietas BULULAWANG merupakan hasil pemutihan varietas yang ditemukan pertama kali di wilayah Kecamatan Bululawang, Malang Selatan. Melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2004, maka varietas ini dilepas resmi untuk digunakan sebagai benih bina. BL lebih cocok pada lahan-lahan ringan (geluhan/liat berpasir) dengan sistem drainase yang baik dan pemupukan N yang cukup. Sementara itu pada lahan berat dengan drainase terganggu tampak keragaan pertumbuhan tanaman sangat tertekan. BL tampaknya memerlukan lahan dengan kondisi kecukupan air pada kondisi drainase yang baik. Khususnya lahan ringan sampai geluhan lebih disukai varietas ini dari pada pada lahan berat.
2. Deskripsi Tebu Varietas PS 861
SK Pelepasan
Nomor : 685.a/Kpts-IX/98
Tanggal : 9 Oktober 1998
Asal persilangan
: Antara BR 1039 x BQ 33 pada tahun 1986 dari
nomor seleksi PS 86-6481
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk batang : Tersusun agak berbiku, berbentuk konis dengan
penampang melintang bulat sampai agak pipih
Warna batang : Hijau kekuningan sedikit kecoklatan
Lapisan lilin : Sedang dan mempengaruhi warna ruas
Noda gabus : Jarang ada, retak gabus dan retakan tumbuh tidak
ada
Alur mata : Tidak ada
Buku ruas : Berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri dari
2-3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata
Teras dan lubang : ada
2. Daun
Warna daun : Hijau kekuningan
Ukuran daun : Sempit
Lengkung daun : Melengkung kurang dari ½ panjang helai daun
Telinga daun : Tidak ada
Rambut pelepah : Lebat, rebah, panjang ± 2 mm, membentuk jalur
sempit dan tidak mencapai ujung pelepah daun 3. Mata
Letak mata : Terletak pada bekas pangkal pelepah daun
Bentuk mata : Bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata
Pusat tumbuh : Terletak diatas tengah mata
Tepi sayap mata : Rata, pangkal sayap diatas tengah tepi mata
Rambut basal : Tidak ada
Rambut jambul : Tidak ada
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Sedang
Diameter batang : Sedang
Pembungaan : Berbunga jarang (sporadis)
2. Poten asil tebu (ton
ndemen (% ablur gula (t n Tegalan asil tebu (ton
ndemen (% ablur gula (t hanan Ham akit
ama
nyakit
Varietas
ocok untuk l ahan kepras suai untuk riklim C3 d
Pusat Penel di Jengkol da
litian Perkeb
an dan dapa
vial beriklim an tanah me
bunan Gula an peka terh
at diusahaka riklim D2 di
i penggerek
k tahan te hbong.
sawah
oto, tanah r i Camming
k pucuk
erhadap
3. Deskripsi Tebu Varietas PS 863
SK Pelepasan
Nomor : 685.c/Kpts-IX/1998
Tanggal : 9 Oktober 1998
Asal persilangan
: Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari
nomor seleksi PS 86 - 17538
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk batang : Ruas-ruas tersusun berbiku, berbentuk konis
dengan penampang bulat.
Warna batang : hijau kekuningan
Lapisan lilin : sedang, mempengaruhi warna ruas
Noda gabus, retakan
gabus dan retakan tumbuh
: tidak ada
Alur mata : tidak ada
Buku ruas : berbentuk konis sampai silindris, mata akar terdiri
dari 2 - 3 baris
Teras berlobang kecil
2. Daun
Warna daun : hijau kekuningan
Ukuran daun : sedang
Lengkung daun : kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : Telinga daun ada dengan pertumbuhan lemah dan
kedudukan tegak
Rambut pelepah : jarang, condong, panjang ± 2 mm, membentuk
jalur sempit tidak mencapai puncak pelepah daun 3. Mata
Letak mata : Terletak pada bekas pangkal pelepah daun
Bentuk mata : Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada
tengah mata
Sayap mata : rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh : terletak di atas tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : sedang
Diameter batang : sedang
Kerapatan batang : sedang 2. Potensi Hasil di lokasi unggulan
a. Lahan Sawah :
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk
dan penggerek batang
Penyakit : tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap
pokahboeng
Perilaku Varietas
PS 863 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-17538 merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 863 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas relatif serempak, diameter besar, lubang sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 13%. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal dan cenderung cepat.
Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh terhadap kerobohan karena cepatnya pertumbuhan. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini.
4. Deskripsi Tebu Varietas PS 921
SK Pelepasan
Nomor : 53/Kpts/SR.120/1/2004
Tanggal : 16 Januari 2004
Asal persilangan : BU 1007 Polycross pada tahun 1992
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : silindris, susunan antar ruas berbiku, dengan
penampang melintang bulat.
Warna batang : coklat kehijauan
Lapisan lilin : tipis
Retakan tumbuh : tidak ada
Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata,
dengan warna kuning kecoklatan
Teras dan lubang : masif, kadang berlubang kecil
Bentuk buku ruas : silindris, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling
atas tidak melewati puncak mata.
Alur mata : tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau
Ukuran daun : 4-6 cm
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : tidak ada
Bulu bidang
punggung :
sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah, pertumbuhan condong
Sifat lepas pelepah : sukar
3. Mata
Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di atas tengah-tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : baik
Kerapatan Batang : rapat (8 - 10 batang/meter)
Diameter batang : sedang
Kemasakan : tengahan
Daya Kepras : baik
2. Potensi Hasil di Lahan Sawah
Hasil tebu (ku/ha) : 1391±101
Rendemen (%) : 8,53 ± 119,0
Hablur gula (ku/ha) : 119,0 ± 15,0
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Tahan penggerak pucuk batang
Tahan terhadap penyakit-penyakit pokkahbung, blendok dan mosaik namun
agak peka luka api
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk dikembangkan di daerah yang memiliki masalah drainase yang
kurang baik, dengan jenis tanah aluvial bertipe iklim C2.
Perilaku Varietas
PS 921 sebelumnya dikenal sebagai seri PS 92-3092, merupakan keturunan dari PS 80-1007 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian pada tahun 2004. PS 921 merupakan varietas yang pertumbuhannya relatif cepat, dengan perkecambahan sedang, jumlah anakan cukup. Varietas ini lebih cocok untuk lahan dengan air cukup memadai. Pada kondisi drainase terganggu tampaknya PS 921 lebih toleran dibandingkan PS 851. Karena kekerasan kulit yang lebih tinggi dibanding varietas PS 851, maka varietas tersebut dikenal pertama kali tidak diminati hama tikus (karena masih tersedia varietas lain yang lebih lunak) walaupun di beberapa tempat juga masih terserang tikus tetapi tidak parah. Kletekan pelepah daun agak sulit, dengan potensi kadar sabut sekitar 16%. Kemasakan mempunyai tipe seperti PS 851 yaitu cenderung tengahan. Varietas ini rentan terhadap penyakit luka api, oleh karena itu untuk daerah endemik dan kekurangan air, maka perlu secara hati-hati mengembangkan varietas ini.
5. Deskripsi Tebu Varietas PS 881
SK Pelepasan
Nomor : 1368/kpts/SR.120/10/2008
Tanggal : 8 Oktober 2008
Asal persilangan : persilangan dari BQ 33 polycross
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : tersusun lurus, berbentuk konis sampai silindris
Warna batang : hijau kecoklatan
Lapisan lilin : tebal mempengaruhi warn ruas
Teras dan lubang : kecil
Alur mata : tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau kecoklatan
Ukuran daun : lebar dengan helaian tegak
Telinga daun : ada, tinggi, kedudukan serong
Bulu bidang
punggung : ada jarang, kedudukan rebah
Sifat lepas pelepah : daun tua mudah lepas
3. Mata
Letak mata : pada pangkal pelepah daun
Bentuk mata : bulat, melebar pada tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di atas tengah-tengah mata
Ukuran : sedang sampai besar
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : sedang
Kerapatan Batang : sedang
Diameter batang : sedang
Pembungaan : sedang
Kemasakan : awal
Kadar sabut : 13,47 %
2. Potensi Hasil
Hasil tebu (ku/ha) : 949 + 241
Rendemen (%) : 10,22 + 1,64
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Penggerek batang : toleran
Penggerek pucuk : toleran
Blendok : tahan
Leaf scorch : tahan
Luka api : toleran
Mosaik : tahan
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk tipologi lahan tegalan beriklim C2 (Oldeman) dengan jenis
tanah Inceptisol, Vertisol dan Ultisol
Perilaku Varietas
Varietas PS 881 sebelumnya dengan nama seri PSBM 88-113, merupakan keturunan hasil persilangan polycross BQ 33 pada tahun 1988. Setelah diseleksi sejak dini di wilayah Bungamayang, dan diuji adaptasi di wilayah Jawa Timur ternyata cocok dikembangkan pada lahan dengan spesifik lokasi Inceptisol, Vertisol dan Ultisol dengan tipe iklim C2 (Oldeman).
Potensi rendemen yang tinggi dengan kategori kemasakan awal giling, dengan pertumbuhan cepat dengan kadar sabut sekitar 13-14%. Secara nyata kemasakan varietas PS 881 lebih cepat dari pada PS 851, dan sedikit lebih awal dari PS 862. Sebagai varietas masak awal,yang penting bahwa selama tanaman telah berumur 8 bulan atau lebih, maka pada bulan Mei-Juni harus sudah ditebang. Sifat pembungaan adalah sedang, oleh karena itu jadwal tebang terhadap varietas ini harus lebih pasti.
6. Deskripsi Tebu Varietas PS 951
SK Pelepasan
Nomor : 52/Kpts/SR.120/1/2004
Tanggal : 16 Januari 2004
Asal persilangan : Antara BR 913 x PS 60 pada tahun 1995
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : silindris sampai konis, susunan ruas agak berbiku,
dengan penampang melintang bulat
Warna batang : hijau kekuningan
Lapisan lilin : sedang
Retakan tumbuh : jarang
Cincin tumbuh : melingkar datar di atas puncak mata
kadang-kadang menyinggung puncak mata, dengan warna kuning
Teras dan lubang : berlubang kecil - sedang
Bentuk buku ruas : silindris, dengan 2-3 baris mata akar, baris
paling atas melewati puncak mata.
Alur mata : tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau
Ukuran daun : 4-6 cm
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : ada pertumbuhan lemah, dengan kedudukan tegak
Bulu bidang
punggung :
sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah.
Pertumbuhan rebah
Sifat lepas pelepah : sedang
3. Mata
Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : sedang
Diameter batang : sedang besar
Pembungaan : tidak berbunga
Kemasakan : lamabt
2. Potensi Hasil di Lahan Sawah
Hasil tebu (ku/ha) : 1461 + 304
Rendemen (%) : 9.87 + 0.86
Hablur gula (ku/ha) : 145.1 + 37.4
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang
Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; dan mosaik.
Terhadap luka api agak tahan.
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk dikembangkan pada tanah tanah sawah berat jenis tanah
aluvial bertipe iklim E..
7. Deskripsi Tebu Varietas GMP 1
SK Pelepasan
Nomor : 1366/Kpts/SR.120/10/2008
Tanggal : 8 Oktober 2008
Asal persilangan
: Keturunan dari persilangan biparental PSBM
88-113 x ROC 1
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : Konis, susunan antar ruas afak zig-zag dengan
penampang melintang bulat
Warna batang : Kuning kehijauan (belum terpengaruh sinar
matahari)
Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna batang
Alur mata : Tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau tua
Warna pelapah : Hijau – kuning- kemerahan
Ukuran daun : Sedang
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ helai panjang daun
Telinga daun : Tidak ada
Bulu bidang
punggung :
Tidak ada
Sendi segitiga daun Berwarna hijau
Sifat lepas pelepah : Tidak mudah lepas
3. Mata
Letak mata : Diatas bekas pangkal pelepah daun
Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di atas tengah –
tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh : di atas tengah mata
Ukuran : Sedang
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Cepat
Diameter batang : 25 ± 1,63 mm
Pembungaan : tidak berbunga
Daya kepras : Baik
Jumlah batang/meter : 10,46 ± 0,92
Tinggi batang (cm) : 269 ± 39,60
Kadar serat (%) 15,52
2. Potensi Hasil di Lahan Sawah
Hasil tebu (ku/ha) : 931 ± 130
Rendemen (%) : 8,29 ± 1,3
Hablur gula (ku/ha) : 77,10 ± 17
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Penggerek batang : Tahan/toleran
Penggerek pucuk : Tahan/toleran
Blendok : Tahan
Leaf scorch : Tahan
Karat daun : Tahan
Noda cincin : Tahan
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk lahan kering beriklim basah di Lampung dengan jenis tanah
Ultisol dengan tipe iklim C2
8. Deskripsi Tebu Varietas Cenning
SK Pelepasan
Nomor : 3679/Kpts/SR.120/11/2010
Tanggal : 12 Nopember 2010
Asal Usul
: Diperoleh tahun 2000 dari Proyek PG. Lembuya
Sulawesi Tenggara dengan nama asal SM 86
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : Lurus, silindris
Warna batang : Ungu kecoklatan
Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna ruas
Retakan tumbuh : jarang
Cincin tumbuh : melingkar datar, menyinggung puncak mata
Teras dan lubang : Masif
Bentuk buku ruas : silindris
Alur mata : Sempit, tidak mencapai tengah ruas, dangkal
2. Daun
Warna daun : Hijau
Ukuran daun : 4,5 – 5,5 cm
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : Ada, tinggi > 1- < 3 kali lebarnya dan kedudukan
tegak
Bulu bidang
punggung : Ada, condong, lebat, rambut bidang tepi tidak ada
Sifat lepas pelepah : Mudah
3. Mata
Letak mata : Pada bekas pangkal pelepah daun
Bentuk mata : Bulat
Sayap mata : Berukuran sempit, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : Ada
Rambut jambul : Tidak ada
Pusat tumbuh Di atas tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Sedang
Awal pertunasan : Sedang
Kerapatan Batang : 10 – 12 batang/meter juring
Pe aya kepras nsi Hasil di asil tebu (ku ndemen (% ablur gula (k
hanan Ham
suai untuk kup
9. Deskripsi Tebu Varietas Kentung
SK Pelepasan
Nomor : 1365/kpts/SR.120/10/2008
Tanggal : 8 Oktober 2008
Asal Usul
:
Pertama kali ditemukan di lahan petani di Dukuh Kentung, Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : Tersusun lurus, bentuk silindris
Warna batang : Hijau kekuningan
Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna batang
Teras dan lubang : Masif
Alur mata : Tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau muda
Ukuran daun : lebar
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : ada dengan kedudukan serong
Bulu bidang
punggung : Jarang dan kedudukan rebah
3. Mata
Letak mata : pada bekas pelepah daun
Bentuk mata : Bulat telur
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di atas tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Cukup (70-80%)
Kerapatan Batang : Sedang (8-10 batang/meter)
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Penggerek batang : Toleran
Penggerek pucuk : Toleran
Mosaik : Tahan
Luka api : Tahan
Pokahbung : Tahan
Blendok : Tahan
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk lahan tegalan dan regosol yang tersedia cukup air
Perilaku Varietas
Varietas Kentung (KT) sebelumnya banyak dikenal sebagai PL 54 di wilayah PTPN X, atau SS 57 di Lampung, dan beberapa wilayah lainnya pada awalnya beradaptasi baik di Kediri dan sekitarnya. Khususnya pada lahan bertekstur ringan (geluh-pasiran), dengan tipologi kelengasan lahan cucukp, tampaknya KT berkembang baik. Pada kondisi lahan terganggu drainasenya dan pada lahan kering tanpa pengairan kurang memuaskan pertumbuhannya.
Potensi rendemen tinggi dengan tipe kemasakan awal, berbunga sporadis, kadar sabut sekitar 12-13%.
10. Deskripsi Tebu Varietas PSBM 901
SK Pelepasan
Nomor : 54/Kpts/SR.120/1/2004
Tanggal : 16 Januari 2004
Asal persilangan : PS 78-127 polycross pada tahun 1990
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : konis, susunan antar ruas lurus, dengan
penampang melintang bulat.
Warna batang : hijau kekuningan
Lapisan lilin : tipis, sehingga tidak mempengaruhi warna ruas,
dan ada di sepanjang ruas
Retakan tumbuh : Tidak ada
Cincin tumbuh : melingkar datar di belakang puncak mata, dengan
warna kuning kecoklatan
Teras dan lubang : Masif
Bentuk buku ruas : konis terbalik, dengan 2-3 baris mata akar, baris
paling atas melewati puncak mata.
Alur mata : tidak ada
2. Daun
Warna daun : hijau kekuningan
Ukuran daun : 4-6 cm
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : Tidak ada kalau ada kedudukan lemah
Bulu bidang
punggung : Tidak ada
Sifat lepas pelepah : Agak Mudah
3. Mata
Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Baik dan serempak
Kerapatan Batang : Rapat
Diameter batang : sedang
Kemasakan : Awal – tengah
Daya kepras : Baik
2. Potensi Hasil di Lahan Sawah
Hasil tebu (ku/ha) : 704±162(Lampung dan Sumatera Selatan)
Rendemen (%) : 9.93± 1.02 (Lampung dan Sumatera Selatan)
Hablur gula (ku/ha) : 69.5 ±16.3 (Lampung dan Sumatera Selatan)
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang
Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; mosaik dan
leafscorch.
Agak tahan terhadap luka api.
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk dikembangkan di lahan tegalan wilayah Lampung dan
Sumatera Selatan. Perilaku Varietas
PSBM 901 secara resmi dilepas tahun 2004 dari nama seri PSBM 90-44. PSBM 901 merupakan keturunan persilangan polycross yang dipanen dari tetua betina (induk) PS 78-127. Keunggulan utama varietas ini adalah cocok untuk tipe lahan Podsolik Merah Kuning, dengan iklim yang relatif basah. Untuk adaptasi di Jawa Timur lebih diarahkan pada lahan geluh pasiran dengan kecukupan air sejak awal pertumbuhan.
Perkecambahan cepat dan baik, jumlah batang rapat, diameter batang sedang sampai besar (2,5 - 3,0 cm), tidak berbunga atau sporadis, serangan penggerek batang dan penggerek pucuk kurang dari 5%, relatif tahan penyakit leaf scorch, sedikit tampak serangan karat daun tetapi lebih rendah dari pada Q 90. Batang umumnya masif dan kadang-kadang ditemukan lubang kecil di tengah batang, kadar sabut 13%, kemasakan awal sampai tengahan.
11. Deskripsi Tebu Varietas PSCO 902
SK Pelepasan
Nomor : 376/Kpts/SR.120/7/2007
Tanggal : 5 Juli 2007
Asal persilangan : Persilangan POJ 2722 Polycross tahun 1990
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : Silindris, susunan antar ruas lurus, dengan
penampang melintang bulat
Warna batang : Hijau kuning kecoklatan
Lapisan lilin : ada di sepanjang ruas dan tebal sehingga
mempengaruhi warna ruas
Retakan tumbuh : Tidak ada
Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata,
dengan warna kuning kehijauan
Teras dan lubang : Masif
Bentuk buku ruas : konis, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling
atas tidak melewati puncak mata
Alur mata : sempit dan dangkal, mencapai pertengahan ruas
2. Daun
Warna daun : hijau
Ukuran daun : < 4 cm
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : ada, berukuran lebih dari 3 kali lebarnya, dengan
kedudukan tegak
Bulu bidang
punggung :
lebih dari ¼ lebar pelepahnya, namun tidak mencapai puncak pelepah, pertumbuhan jarang dengan posisi rebah
Sifat lepas pelepah : Agak mudah
3. Mata
Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
Bentuk mata : Bulat telur, dengan bagian terlebar di bawah
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
Rambut basal : tidak ada
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di atas tengah mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : cepat
Kerapatan Batang : sedang (8 – 10 batang/meter)
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang
Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; dan mosaik.
Terhadap luka api agak tahan.
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok untuk lahan sawah dan tegalan di Jawa khususnya untuk jenis tanah
Aluvial bertipe iklim C2, Mediteran C3 dan Grumusol C2. Perilaku Varietas
PSCO 902 sebelumnya merupakan seri seleksi PSCO 90-2411, merupakan hasil persilangan polycross varietas POJ 2722 pada tahun 1990. Biji hasil persilangan disemaikan dan diseleksi di lahan tegalan wilayah Comal, Jawa Tengah. Sifat perkecambahan dan pertunasannya tergolong sedang dengan diameter berukuran sedang. PSCO 902 cocok dikembangkan pada lahan geluh berpasir (ringan) yang relatif cukup air. Namun demikian tolerasi kekeringannya cukup tinggi. Meskipun sifat pembungaannya tergolong sedang dan sifat kemasakannya tergolong sangat awal dengan potensi rendemen yang tinggi (12%), namun KDT relatif pendek, kadar sabut sekitar 14%. Varietas ini nampaknya sangat cocok untuk dikembangkan di lahan tegalan dan sawah di Jawa dengan daya kepras yang cukup baik.
12. Deskripsi Tebu Varietas VMC 76 - 16
SK Pelepasan
Nomor : - Tanggal : -
Asal persilangan
: VMC 76-16 berasal dari Philippina hasil
pertukaran varietas pada CFC/ISO/20Project
Sifat-sifat morfologis
1. Batang
Bentuk ruas batang : Ruas tersusun agak berbiku dan silindris
Warna batang : kuning keunguan bila terlindung matahari, dan
menjadi merah keunguan setelah terpapar matahari
Lapisan lilin : ada, tipis tidak mempengaruhi warna
Teras dan lubang : Masif, berlubang kecil
Alur mata : sempit tidak sampai tengah ruas
2. Daun
Warna daun : hijau
Ukuran daun : sedang
Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun
Telinga daun : ada, sedang, kedudukan serong
Bulu bidang
punggung :
ada, sedikit, kurang dari ¼ lebar pelepah, kedudukan rebah
Segitiga daun : berwarna hijau keunguan
3. Mata
Letak mata : pada pangkal pelepah
Bentuk mata : bulat telur, bagian terlebar pada tengah mata
Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi
Ukuran mata : besar
Rambut jambul : tidak ada
Pusat tumbuh di puncak mata
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
Perkecambahan : Cepat
Kerapatan Batang : sedang
Diameter batang : sedang
Pembungaan : tidak berbunga - sporadis
Kemasakan : Awal - tengah
2. Potensi Hasil
Hasil tebu (ku/ha) : 1.105 ± 182
Rendemen (%) : 10,02 ± 0,52
Hablur gula (ku/ha) : 89,27 ± 19,90
3. Ketahanan Hama dan Penyakit
Toleran hama penggerek pucuk dan penggerek batang.
Tahan terhadap penyakit-penyakit mosaik, blendok dan pokkahboeng
Tahan terhadap penyakit luka api.
4. Kesesuaian Lokasi
Cocok dikembangkan pada tipologi lahan sawah dan tegalan beriklim C2
dan D3(Oldeman) dengan jenis tanah Aluvial dan Grumosol..
13. Deskripsi Tebu Varietas BZ 134
1. SIFAT-SIFAT MORFOLOGIS
1.1Daun
Helai daun : Warna daun hijau-kuning dengan ukuran sedang.
Kedudukan daun hampir tegak dengan ujung-ujung
daun melengkung kurang dari ¼ panjang helai
daunnya
Pelepah
Daun
: Telinga daun, telinga daun sebelah dalam ada
dengan pertumbuhan yang kuat dan berkedudukan
tegak hampir serong. Telinga daun sebelah luar
terdapat pula dengan pertumbuhan yang lemah serta
tegak.
Bidang punggung, terdapat bulu-bulu bidang
punggung pelepah daun yang panjangnya lebih
kurang 3 mm, pertumbuhannya lebar, lebat dan tidak
sampai ke puncak pelepah daun. Bulu-bulu tersebut
berdiri
1.2Batang
Ruas : Sifat-sifat umum, ruas-ruas tersusun lurus, bentuk
kelos hampir konis dengan penampang melintang
ruas yang bulat. Warna ruas hijau ungu agak
kemerahan, dengan lapisan lilin yang tebal. Besar
ruas termasuk sedang dengan panjang ruas yang
sedang pula.
Alur mata, tidak terdapat dan kalau ada
pertumbuhannya sempit, pendek dan dangkal.
Retakan tumbuh, kadang-kadang ada
Noda gabus, kadang-kadang ada
Teras, terdapat lobang kecil ditengah-tengah ruas
puncak mata, kadang-kadang melingkar mendatar
diatas puncak mata.
Cincin akar, berwarna hijau kekuningan, berbentuk
konis terbalik sampai silindris. Mata akar terdiri dari
2-3 baris, barisan atas tidak melampaui puncak mata.
1.3 Mata : Sifat-sifat umum, mata duduk pada bekas pangkal
pelepah daun, bentuk mata pada umumnya belah
ketupat dengan bagian terlebar ditengah-tengah
mata. Pusat tumbuh terletak diatas tengah-tengah
mata.
Sayap mata, berpangkal dibawah tengah samping
mata, ukuran sayap sama lebarnya dengan tepi sayap
mata rata
Rambut mata, terdapat rambut tepi basal-mata
berupa pita yang lebarnya kurang dari 1 mm, sedang
rambut jambul tidak ada
2. SIFAT-SIFAT AGRONOMIS
2.1Pertumbuhan
2.1.1 Kecepatan Tumbuh
Jenis ini mempunyai kecepatan pertumbuhan sejak awal hingga
akhir lebih baik dari POJ 3016 dan POJ 3067
Pengukuran tinggi batang yang dilakukan menjelang tebang
menunjukkan bahwa F 156 mencapai 3.96 m, sedang POJ
2.1.2 Jumlah batang
Hitungan batang yang dapat dihimpun, tercatat F 156
mempunyai batang sebanyak ± 48.986 batang/ha, sedang POJ
3016: ± 55.199 batang/ha dan POJ 3067: ± 58.812 batang/ha
2.1.3 Berat per meter
Tercatat ± 0.64 kg, sedang POJ 3016: 0.67 kg, POJ 3067: 0.53
kg
2.1.4 Pembungaan
F 156 termasuk jenis yang berbunga lebat dengan persentase
78.2% sedang POJ 3067: 10.6%
2.2Produksi
2.2.1 Berat Tebu
Jenis ini menghasilkan tebu kurang lebih sama dengan POJ
3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ 3067. Dalam
percobaan, jenis ini menghasilkan tebu 761 kw/ha, sedangkan
POJ 3016: 686 kw/ha dan POJ 3067: 919 kw/ha
2.2.2 Rendemen
Jenis ini mempunyai rendemen mungkin lebih rendah dari pada
POJ 3016 dan kurang lebih sama dengan POJ 3067. Dalam
percobaan, rendemen jenis ini tercatat 11.90, sedang POJ 3016
: 13.44 dan POJ 3067: 12.85
2.2.3 Hablur
Jenis ini menghasilkan hablur kurang lebih sama dengan POJ
3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ 3067. Dalam
percobaan, jenis ini menghasilkan hablur 90.56 kw/ha,sedang
3. DATA DARI NEGERI ASALNYA
Kekhususan jenis ini adalah baik untuk tanah yang beririgasi
4. RESISTENSINYA TERHADAP PENYAKIT
4.1Mosaik
Dari hasil pengujian resistensi terhadap mosaik yang diselenggarakan
di BP3G , ternyata F 156 tergolong resisten dengan persentase 0%,
sedang POJ 3016: 5% dan POJ 3067: 45%
4.2Blendok
Terhadap penyakit blendok tercatat F 156 sebesar 0%, sedang POJ
3016: 0% dan POJ 3067: 22%