• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keragaman Beberapa Genotipe Tanaman Tebu (Saccharum spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Keragaman Beberapa Genotipe Tanaman Tebu (Saccharum spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Data Ketidaksamaan 30 tebu dengan materi genetik yang berasal dari varietas, klon dan kultivar di Sumatera Utara

Units 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

(2)

Lampiran 2. Deskripsi pembuatan larutan stok

a. CTAB 5 %

Larutan terdiri dari :

 NaCl : 2.0 g

 CTAB : 5.0 g

 Aquades : 100 ml

b. Tris HCl 1 M pH 8.0 (100 ml)

Bahan terdiri dari :

 Tris : 12.114 g

 HCl p.a. : 4.2 ml

 Aquades : 80 ml

 Larutan dibuat dengan mencampurkan bahan kimia di dalam gelas

beaker yang diaduk dengan batang pengaduk magnetik (stirer) di atas

hot plate

 Volume larutan ditambahkan dengan aquades sampai mencapai 100

ml.

 Larutan disterilisasi dengan autoclave

c. Tris HCl 1 M pH 7.4 (50 ml)

Bahan yang digunakan terdiri dari :

 Tris : 6.057 g

 Aquades ditambahkan sampai volume larutan mendekati 50 ml

 Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan NaOH 2.5 M hingga

pH 7.4

 Volume ditepatkan sampai 50 ml

(3)

d. EDTA 0.5 M pH 8.0 (100 ml)

Bahan terdiri dari :

 NaEDTA : 18.612 g

 NaOH : 2.0 g

 Aquades : 80 ml

 Larutan dibuat dengan mencampurkan bahan kimia dalam gelas

beaker dan diaduk dengan batang pengaduk magnetik (stirer)

 Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan HCl hingga pH 8.0

 Volume ditepatkan dengan aquades sampai 100 ml

 Larutan disterilisasi dengan autoclave

e. NaCl 5 M pH 7.7 (100 ml)

Bahan terdiri dari :

 NaCl : 29.22 g

 Aquades ditambahkan hingga larutan mendekati 100 ml dan diaduk

dengan batang pengaduk magnetik (stirer) hingga larut

 Pengaturan pH dilakukan dengan menambahkan NaOH hingga pH 7.7

 Volume ditepatkan dengan aquades sampai 100 ml

 Larutan disterilisasi dengan autoclave

f. Buffer Ekstraksi/ CTAB ((100 ml)

Bahan terdiri dari :

 CTAB 2 % : 40 ml CTAB 5 %

 NaCl 1.26 M : 25.1 ml NaCl 5 M

 EDTA 20 mM : 4 ml EDTA 0.5 M pH 8.0

 Tris HCl ph 8.0 100 mM : 10 ml Tris HCl 1 M pH 8.0

 Aquades streril : 20.8 ml

g. Buffer TAE 50 x (100 ml)

Bahan terdiri dari :

 Tris : 24.2 ml

(4)

 EDTA 0.5 M pH 8.0 : 10 ml

 Ditambahkan aquades sampai volume larutan 100 ml

h. Buffer TAE 1x (500 ml)

Bahan terdiri dari :

 Buffer TAE 50 x : 10 ml

 Aquades : 490 ml

i. Buffer TE (50 ml)

Bahan terdiri dari :

 Tris HCl : 1 M pH 8.0 : 0.5 ml

 EDTA 0.5 M pH 8.0 : 0.1 ml

 Aquades : 49.4 ml

 Semua bahan kimia dimasukkan ke dalam gelas beaker dan diaduk

sampai merata

j. Kloroform Isoamilalkohol 24 : 1 (50 ml)

Bahan terdiri dari :

 Kloroform : 48 ml

 Isoamilalkohol : 2 ml

 Dicampur sampai merata

k. Etanol 100 % (100 ml)

l. Etanol 70 % (100 ml)

 Etanol : 70 ml

(5)

Lampiran 3. Deskripsi varietas tebu

1. Deskripsi Tebu Varietas R 579 / Bululawang

SK Pelepasan

Nomor : 322/kpts/SR.120/5/2004

Tanggal : 12 Mei 2004

Asal persilangan : Varietas lokal dari Bululawang-Malang Selatan.

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk batang : silindris dengan penampang bulat

 Warna batang : coklat kemerahan

 Lapisan lilin : sedang – kuat

 Retakan batang : tidak ada

 Cincin tumbuh : melingkar datar di atas pucuk mata

 Teras dan lubang : masif

2. Daun

 Warna daun : hijau kekuningan

 Ukuran daun : panjang melebar

 Lengkung daun : kurang dari ½ daun cenderung tegak

 Telinga daun : pertumbuhan lemah sampai sedang, kedudukan

serong

 Bulu punggung : ada, lebat, condong membentuk jalur lebar

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : segitiga dengan bagian terlebar di bawah

tengah-tengah mata

 Sayap mata : tepi sayap mata rata

 Rambut basal : ada

 Rambut jambul : ada

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : lambat

 Diameter batang : sedang sampai besar

 Pembungaan : berbunga sedikit sampai banyak

 Kemasakan : tengah sampai lambat

 Kadar sabut : 13-14 %

 Koefisien daya tahan : tengah - panjang tengah - panjang

2. Potensi Hasil

(6)

 Rendemen (%) : 7,51

 Hablur gula (ton/ha) : 6,90

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Penggerek batang : peka

 Penggerek pucuk : peka

 Blendok : peka

 Pokahbung : moderat

 Luka api : tahan

 Mosaik tahan

Perilaku Varietas

Varietas BULULAWANG merupakan hasil pemutihan varietas yang ditemukan pertama kali di wilayah Kecamatan Bululawang, Malang Selatan. Melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2004, maka varietas ini dilepas resmi untuk digunakan sebagai benih bina. BL lebih cocok pada lahan-lahan ringan (geluhan/liat berpasir) dengan sistem drainase yang baik dan pemupukan N yang cukup. Sementara itu pada lahan berat dengan drainase terganggu tampak keragaan pertumbuhan tanaman sangat tertekan. BL tampaknya memerlukan lahan dengan kondisi kecukupan air pada kondisi drainase yang baik. Khususnya lahan ringan sampai geluhan lebih disukai varietas ini dari pada pada lahan berat.

(7)

2. Deskripsi Tebu Varietas PS 861

SK Pelepasan

Nomor : 685.a/Kpts-IX/98

Tanggal : 9 Oktober 1998

Asal persilangan

: Antara BR 1039 x BQ 33 pada tahun 1986 dari

nomor seleksi PS 86-6481

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk batang : Tersusun agak berbiku, berbentuk konis dengan

penampang melintang bulat sampai agak pipih

 Warna batang : Hijau kekuningan sedikit kecoklatan

 Lapisan lilin : Sedang dan mempengaruhi warna ruas

 Noda gabus : Jarang ada, retak gabus dan retakan tumbuh tidak

ada

 Alur mata : Tidak ada

 Buku ruas : Berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri dari

2-3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata

 Teras dan lubang : ada

2. Daun

 Warna daun : Hijau kekuningan

 Ukuran daun : Sempit

 Lengkung daun : Melengkung kurang dari ½ panjang helai daun

 Telinga daun : Tidak ada

 Rambut pelepah : Lebat, rebah, panjang ± 2 mm, membentuk jalur

sempit dan tidak mencapai ujung pelepah daun 3. Mata

 Letak mata : Terletak pada bekas pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : Bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata

 Pusat tumbuh : Terletak diatas tengah mata

 Tepi sayap mata : Rata, pangkal sayap diatas tengah tepi mata

 Rambut basal : Tidak ada

 Rambut jambul : Tidak ada

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Sedang

 Diameter batang : Sedang

 Pembungaan : Berbunga jarang (sporadis)

(8)

2. Poten asil tebu (ton

ndemen (% ablur gula (t n Tegalan asil tebu (ton

ndemen (% ablur gula (t hanan Ham akit

ama

nyakit

Varietas

ocok untuk l ahan kepras suai untuk riklim C3 d

Pusat Penel di Jengkol da

litian Perkeb

an dan dapa

vial beriklim an tanah me

bunan Gula an peka terh

at diusahaka riklim D2 di

i penggerek

k tahan te hbong.

sawah

oto, tanah r i Camming

k pucuk

erhadap

(9)

3. Deskripsi Tebu Varietas PS 863

SK Pelepasan

Nomor : 685.c/Kpts-IX/1998

Tanggal : 9 Oktober 1998

Asal persilangan

: Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari

nomor seleksi PS 86 - 17538

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk batang : Ruas-ruas tersusun berbiku, berbentuk konis

dengan penampang bulat.

 Warna batang : hijau kekuningan

 Lapisan lilin : sedang, mempengaruhi warna ruas

 Noda gabus, retakan

gabus dan retakan tumbuh

: tidak ada

 Alur mata : tidak ada

 Buku ruas : berbentuk konis sampai silindris, mata akar terdiri

dari 2 - 3 baris

 Teras berlobang kecil

2. Daun

 Warna daun : hijau kekuningan

 Ukuran daun : sedang

 Lengkung daun : kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : Telinga daun ada dengan pertumbuhan lemah dan

kedudukan tegak

 Rambut pelepah : jarang, condong, panjang ± 2 mm, membentuk

jalur sempit tidak mencapai puncak pelepah daun 3. Mata

 Letak mata : Terletak pada bekas pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada

tengah mata

 Sayap mata : rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh : terletak di atas tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : sedang

 Diameter batang : sedang

(10)

 Kerapatan batang : sedang 2. Potensi Hasil di lokasi unggulan

a. Lahan Sawah :

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk

dan penggerek batang

 Penyakit : tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap

pokahboeng

Perilaku Varietas

PS 863 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-17538 merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 863 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas relatif serempak, diameter besar, lubang sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 13%. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal dan cenderung cepat.

Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh terhadap kerobohan karena cepatnya pertumbuhan. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini.

(11)
(12)

4. Deskripsi Tebu Varietas PS 921

SK Pelepasan

Nomor : 53/Kpts/SR.120/1/2004

Tanggal : 16 Januari 2004

Asal persilangan : BU 1007 Polycross pada tahun 1992

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : silindris, susunan antar ruas berbiku, dengan

penampang melintang bulat.

 Warna batang : coklat kehijauan

 Lapisan lilin : tipis

 Retakan tumbuh : tidak ada

 Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata,

dengan warna kuning kecoklatan

 Teras dan lubang : masif, kadang berlubang kecil

 Bentuk buku ruas : silindris, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling

atas tidak melewati puncak mata.

 Alur mata : tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau

 Ukuran daun : 4-6 cm

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : tidak ada

 Bulu bidang

punggung :

sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah, pertumbuhan condong

 Sifat lepas pelepah : sukar

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pangkal pelepah

 Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di atas tengah-tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : baik

 Kerapatan Batang : rapat (8 - 10 batang/meter)

 Diameter batang : sedang

(13)

 Kemasakan : tengahan

 Daya Kepras : baik

2. Potensi Hasil di Lahan Sawah

 Hasil tebu (ku/ha) : 1391±101

 Rendemen (%) : 8,53 ± 119,0

 Hablur gula (ku/ha) : 119,0 ± 15,0

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Tahan penggerak pucuk batang

 Tahan terhadap penyakit-penyakit pokkahbung, blendok dan mosaik namun

agak peka luka api

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk dikembangkan di daerah yang memiliki masalah drainase yang

kurang baik, dengan jenis tanah aluvial bertipe iklim C2.

Perilaku Varietas

PS 921 sebelumnya dikenal sebagai seri PS 92-3092, merupakan keturunan dari PS 80-1007 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian pada tahun 2004. PS 921 merupakan varietas yang pertumbuhannya relatif cepat, dengan perkecambahan sedang, jumlah anakan cukup. Varietas ini lebih cocok untuk lahan dengan air cukup memadai. Pada kondisi drainase terganggu tampaknya PS 921 lebih toleran dibandingkan PS 851. Karena kekerasan kulit yang lebih tinggi dibanding varietas PS 851, maka varietas tersebut dikenal pertama kali tidak diminati hama tikus (karena masih tersedia varietas lain yang lebih lunak) walaupun di beberapa tempat juga masih terserang tikus tetapi tidak parah. Kletekan pelepah daun agak sulit, dengan potensi kadar sabut sekitar 16%. Kemasakan mempunyai tipe seperti PS 851 yaitu cenderung tengahan. Varietas ini rentan terhadap penyakit luka api, oleh karena itu untuk daerah endemik dan kekurangan air, maka perlu secara hati-hati mengembangkan varietas ini.

(14)

5. Deskripsi Tebu Varietas PS 881

SK Pelepasan

Nomor : 1368/kpts/SR.120/10/2008

Tanggal : 8 Oktober 2008

Asal persilangan : persilangan dari BQ 33 polycross

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : tersusun lurus, berbentuk konis sampai silindris

 Warna batang : hijau kecoklatan

 Lapisan lilin : tebal mempengaruhi warn ruas

 Teras dan lubang : kecil

 Alur mata : tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau kecoklatan

 Ukuran daun : lebar dengan helaian tegak

 Telinga daun : ada, tinggi, kedudukan serong

 Bulu bidang

punggung : ada jarang, kedudukan rebah

 Sifat lepas pelepah : daun tua mudah lepas

3. Mata

 Letak mata : pada pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : bulat, melebar pada tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di atas tengah-tengah mata

 Ukuran : sedang sampai besar

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : sedang

 Kerapatan Batang : sedang

 Diameter batang : sedang

 Pembungaan : sedang

 Kemasakan : awal

 Kadar sabut : 13,47 %

2. Potensi Hasil

 Hasil tebu (ku/ha) : 949 + 241

 Rendemen (%) : 10,22 + 1,64

(15)

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Penggerek batang : toleran

 Penggerek pucuk : toleran

 Blendok : tahan

 Leaf scorch : tahan

 Luka api : toleran

 Mosaik : tahan

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk tipologi lahan tegalan beriklim C2 (Oldeman) dengan jenis

tanah Inceptisol, Vertisol dan Ultisol

Perilaku Varietas

Varietas PS 881 sebelumnya dengan nama seri PSBM 88-113, merupakan keturunan hasil persilangan polycross BQ 33 pada tahun 1988. Setelah diseleksi sejak dini di wilayah Bungamayang, dan diuji adaptasi di wilayah Jawa Timur ternyata cocok dikembangkan pada lahan dengan spesifik lokasi Inceptisol, Vertisol dan Ultisol dengan tipe iklim C2 (Oldeman).

Potensi rendemen yang tinggi dengan kategori kemasakan awal giling, dengan pertumbuhan cepat dengan kadar sabut sekitar 13-14%. Secara nyata kemasakan varietas PS 881 lebih cepat dari pada PS 851, dan sedikit lebih awal dari PS 862. Sebagai varietas masak awal,yang penting bahwa selama tanaman telah berumur 8 bulan atau lebih, maka pada bulan Mei-Juni harus sudah ditebang. Sifat pembungaan adalah sedang, oleh karena itu jadwal tebang terhadap varietas ini harus lebih pasti.

(16)

6. Deskripsi Tebu Varietas PS 951

SK Pelepasan

Nomor : 52/Kpts/SR.120/1/2004

Tanggal : 16 Januari 2004

Asal persilangan : Antara BR 913 x PS 60 pada tahun 1995

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : silindris sampai konis, susunan ruas agak berbiku,

dengan penampang melintang bulat

 Warna batang : hijau kekuningan

 Lapisan lilin : sedang

 Retakan tumbuh : jarang

 Cincin tumbuh : melingkar datar di atas puncak mata

kadang-kadang menyinggung puncak mata, dengan warna kuning

 Teras dan lubang : berlubang kecil - sedang

 Bentuk buku ruas : silindris, dengan 2-3 baris mata akar, baris

paling atas melewati puncak mata.

 Alur mata : tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau

 Ukuran daun : 4-6 cm

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : ada pertumbuhan lemah, dengan kedudukan tegak

 Bulu bidang

punggung :

sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah.

 Pertumbuhan rebah

 Sifat lepas pelepah : sedang

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pangkal pelepah

 Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : sedang

(17)

 Diameter batang : sedang besar

 Pembungaan : tidak berbunga

 Kemasakan : lamabt

2. Potensi Hasil di Lahan Sawah

 Hasil tebu (ku/ha) : 1461 + 304

 Rendemen (%) : 9.87 + 0.86

 Hablur gula (ku/ha) : 145.1 + 37.4

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang

 Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; dan mosaik.

Terhadap luka api agak tahan.

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk dikembangkan pada tanah tanah sawah berat jenis tanah

aluvial bertipe iklim E..

(18)

7. Deskripsi Tebu Varietas GMP 1

SK Pelepasan

Nomor : 1366/Kpts/SR.120/10/2008

Tanggal : 8 Oktober 2008

Asal persilangan

: Keturunan dari persilangan biparental PSBM

88-113 x ROC 1

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : Konis, susunan antar ruas afak zig-zag dengan

penampang melintang bulat

 Warna batang : Kuning kehijauan (belum terpengaruh sinar

matahari)

 Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna batang

 Alur mata : Tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau tua

 Warna pelapah : Hijau – kuning- kemerahan

 Ukuran daun : Sedang

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ helai panjang daun

 Telinga daun : Tidak ada

 Bulu bidang

punggung :

Tidak ada

 Sendi segitiga daun Berwarna hijau

 Sifat lepas pelepah : Tidak mudah lepas

3. Mata

 Letak mata : Diatas bekas pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di atas tengah –

tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh : di atas tengah mata

 Ukuran : Sedang

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Cepat

 Diameter batang : 25 ± 1,63 mm

 Pembungaan : tidak berbunga

(19)

 Daya kepras : Baik

 Jumlah batang/meter : 10,46 ± 0,92

 Tinggi batang (cm) : 269 ± 39,60

 Kadar serat (%) 15,52

2. Potensi Hasil di Lahan Sawah

 Hasil tebu (ku/ha) : 931 ± 130

 Rendemen (%) : 8,29 ± 1,3

 Hablur gula (ku/ha) : 77,10 ± 17

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Penggerek batang : Tahan/toleran

 Penggerek pucuk : Tahan/toleran

 Blendok : Tahan

 Leaf scorch : Tahan

 Karat daun : Tahan

 Noda cincin : Tahan

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk lahan kering beriklim basah di Lampung dengan jenis tanah

Ultisol dengan tipe iklim C2

(20)

8. Deskripsi Tebu Varietas Cenning

SK Pelepasan

Nomor : 3679/Kpts/SR.120/11/2010

Tanggal : 12 Nopember 2010

Asal Usul

: Diperoleh tahun 2000 dari Proyek PG. Lembuya

Sulawesi Tenggara dengan nama asal SM 86

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : Lurus, silindris

 Warna batang : Ungu kecoklatan

 Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna ruas

 Retakan tumbuh : jarang

 Cincin tumbuh : melingkar datar, menyinggung puncak mata

 Teras dan lubang : Masif

 Bentuk buku ruas : silindris

 Alur mata : Sempit, tidak mencapai tengah ruas, dangkal

2. Daun

 Warna daun : Hijau

 Ukuran daun : 4,5 – 5,5 cm

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : Ada, tinggi > 1- < 3 kali lebarnya dan kedudukan

tegak

 Bulu bidang

punggung : Ada, condong, lebat, rambut bidang tepi tidak ada

 Sifat lepas pelepah : Mudah

3. Mata

 Letak mata : Pada bekas pangkal pelepah daun

 Bentuk mata : Bulat

 Sayap mata : Berukuran sempit, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : Ada

 Rambut jambul : Tidak ada

 Pusat tumbuh Di atas tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Sedang

 Awal pertunasan : Sedang

 Kerapatan Batang : 10 – 12 batang/meter juring

(21)

 Pe aya kepras nsi Hasil di asil tebu (ku ndemen (% ablur gula (k

hanan Ham

suai untuk kup

(22)

9. Deskripsi Tebu Varietas Kentung

SK Pelepasan

Nomor : 1365/kpts/SR.120/10/2008

Tanggal : 8 Oktober 2008

Asal Usul

:

Pertama kali ditemukan di lahan petani di Dukuh Kentung, Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : Tersusun lurus, bentuk silindris

 Warna batang : Hijau kekuningan

 Lapisan lilin : Tebal dan mempengaruhi warna batang

 Teras dan lubang : Masif

 Alur mata : Tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau muda

 Ukuran daun : lebar

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : ada dengan kedudukan serong

 Bulu bidang

punggung : Jarang dan kedudukan rebah

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pelepah daun

 Bentuk mata : Bulat telur

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di atas tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Cukup (70-80%)

 Kerapatan Batang : Sedang (8-10 batang/meter)

(23)

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Penggerek batang : Toleran

 Penggerek pucuk : Toleran

 Mosaik : Tahan

 Luka api : Tahan

 Pokahbung : Tahan

 Blendok : Tahan

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk lahan tegalan dan regosol yang tersedia cukup air

Perilaku Varietas

Varietas Kentung (KT) sebelumnya banyak dikenal sebagai PL 54 di wilayah PTPN X, atau SS 57 di Lampung, dan beberapa wilayah lainnya pada awalnya beradaptasi baik di Kediri dan sekitarnya. Khususnya pada lahan bertekstur ringan (geluh-pasiran), dengan tipologi kelengasan lahan cucukp, tampaknya KT berkembang baik. Pada kondisi lahan terganggu drainasenya dan pada lahan kering tanpa pengairan kurang memuaskan pertumbuhannya.

Potensi rendemen tinggi dengan tipe kemasakan awal, berbunga sporadis, kadar sabut sekitar 12-13%.

(24)

10. Deskripsi Tebu Varietas PSBM 901

SK Pelepasan

Nomor : 54/Kpts/SR.120/1/2004

Tanggal : 16 Januari 2004

Asal persilangan : PS 78-127 polycross pada tahun 1990

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : konis, susunan antar ruas lurus, dengan

penampang melintang bulat.

 Warna batang : hijau kekuningan

 Lapisan lilin : tipis, sehingga tidak mempengaruhi warna ruas,

dan ada di sepanjang ruas

 Retakan tumbuh : Tidak ada

 Cincin tumbuh : melingkar datar di belakang puncak mata, dengan

warna kuning kecoklatan

 Teras dan lubang : Masif

 Bentuk buku ruas : konis terbalik, dengan 2-3 baris mata akar, baris

paling atas melewati puncak mata.

 Alur mata : tidak ada

2. Daun

 Warna daun : hijau kekuningan

 Ukuran daun : 4-6 cm

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : Tidak ada kalau ada kedudukan lemah

 Bulu bidang

punggung : Tidak ada

 Sifat lepas pelepah : Agak Mudah

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pangkal pelepah

 Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Baik dan serempak

 Kerapatan Batang : Rapat

 Diameter batang : sedang

(25)

 Kemasakan : Awal – tengah

 Daya kepras : Baik

2. Potensi Hasil di Lahan Sawah

 Hasil tebu (ku/ha) : 704±162(Lampung dan Sumatera Selatan)

 Rendemen (%) : 9.93± 1.02 (Lampung dan Sumatera Selatan)

 Hablur gula (ku/ha) : 69.5 ±16.3 (Lampung dan Sumatera Selatan)

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang

 Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; mosaik dan

leafscorch.

 Agak tahan terhadap luka api.

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk dikembangkan di lahan tegalan wilayah Lampung dan

Sumatera Selatan. Perilaku Varietas

PSBM 901 secara resmi dilepas tahun 2004 dari nama seri PSBM 90-44. PSBM 901 merupakan keturunan persilangan polycross yang dipanen dari tetua betina (induk) PS 78-127. Keunggulan utama varietas ini adalah cocok untuk tipe lahan Podsolik Merah Kuning, dengan iklim yang relatif basah. Untuk adaptasi di Jawa Timur lebih diarahkan pada lahan geluh pasiran dengan kecukupan air sejak awal pertumbuhan.

Perkecambahan cepat dan baik, jumlah batang rapat, diameter batang sedang sampai besar (2,5 - 3,0 cm), tidak berbunga atau sporadis, serangan penggerek batang dan penggerek pucuk kurang dari 5%, relatif tahan penyakit leaf scorch, sedikit tampak serangan karat daun tetapi lebih rendah dari pada Q 90. Batang umumnya masif dan kadang-kadang ditemukan lubang kecil di tengah batang, kadar sabut 13%, kemasakan awal sampai tengahan.

(26)

11. Deskripsi Tebu Varietas PSCO 902

SK Pelepasan

Nomor : 376/Kpts/SR.120/7/2007

Tanggal : 5 Juli 2007

Asal persilangan : Persilangan POJ 2722 Polycross tahun 1990

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : Silindris, susunan antar ruas lurus, dengan

penampang melintang bulat

 Warna batang : Hijau kuning kecoklatan

 Lapisan lilin : ada di sepanjang ruas dan tebal sehingga

mempengaruhi warna ruas

 Retakan tumbuh : Tidak ada

 Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata,

dengan warna kuning kehijauan

 Teras dan lubang : Masif

 Bentuk buku ruas : konis, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling

atas tidak melewati puncak mata

 Alur mata : sempit dan dangkal, mencapai pertengahan ruas

2. Daun

 Warna daun : hijau

 Ukuran daun : < 4 cm

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : ada, berukuran lebih dari 3 kali lebarnya, dengan

kedudukan tegak

 Bulu bidang

punggung :

lebih dari ¼ lebar pelepahnya, namun tidak mencapai puncak pelepah, pertumbuhan jarang dengan posisi rebah

 Sifat lepas pelepah : Agak mudah

3. Mata

 Letak mata : pada bekas pangkal pelepah

 Bentuk mata : Bulat telur, dengan bagian terlebar di bawah

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata

 Rambut basal : tidak ada

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di atas tengah mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : cepat

(27)

 Kerapatan Batang : sedang (8 – 10 batang/meter)

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Tahan terhadap penggerek pucuk dan batang

 Tahan terhadap penyakit-penyakit blendok; pokkahbung; dan mosaik.

Terhadap luka api agak tahan.

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok untuk lahan sawah dan tegalan di Jawa khususnya untuk jenis tanah

Aluvial bertipe iklim C2, Mediteran C3 dan Grumusol C2. Perilaku Varietas

PSCO 902 sebelumnya merupakan seri seleksi PSCO 90-2411, merupakan hasil persilangan polycross varietas POJ 2722 pada tahun 1990. Biji hasil persilangan disemaikan dan diseleksi di lahan tegalan wilayah Comal, Jawa Tengah. Sifat perkecambahan dan pertunasannya tergolong sedang dengan diameter berukuran sedang. PSCO 902 cocok dikembangkan pada lahan geluh berpasir (ringan) yang relatif cukup air. Namun demikian tolerasi kekeringannya cukup tinggi. Meskipun sifat pembungaannya tergolong sedang dan sifat kemasakannya tergolong sangat awal dengan potensi rendemen yang tinggi (12%), namun KDT relatif pendek, kadar sabut sekitar 14%. Varietas ini nampaknya sangat cocok untuk dikembangkan di lahan tegalan dan sawah di Jawa dengan daya kepras yang cukup baik.

(28)
(29)

12. Deskripsi Tebu Varietas VMC 76 - 16

SK Pelepasan

Nomor : - Tanggal : -

Asal persilangan

: VMC 76-16 berasal dari Philippina hasil

pertukaran varietas pada CFC/ISO/20Project

Sifat-sifat morfologis

1. Batang

 Bentuk ruas batang : Ruas tersusun agak berbiku dan silindris

 Warna batang : kuning keunguan bila terlindung matahari, dan

menjadi merah keunguan setelah terpapar matahari

 Lapisan lilin : ada, tipis tidak mempengaruhi warna

 Teras dan lubang : Masif, berlubang kecil

 Alur mata : sempit tidak sampai tengah ruas

2. Daun

 Warna daun : hijau

 Ukuran daun : sedang

 Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daun

 Telinga daun : ada, sedang, kedudukan serong

 Bulu bidang

punggung :

ada, sedikit, kurang dari ¼ lebar pelepah, kedudukan rebah

 Segitiga daun : berwarna hijau keunguan

3. Mata

 Letak mata : pada pangkal pelepah

 Bentuk mata : bulat telur, bagian terlebar pada tengah mata

 Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi

 Ukuran mata : besar

 Rambut jambul : tidak ada

 Pusat tumbuh di puncak mata

Sifat-sifat agronomis

1. Pertumbuhan

 Perkecambahan : Cepat

 Kerapatan Batang : sedang

 Diameter batang : sedang

 Pembungaan : tidak berbunga - sporadis

 Kemasakan : Awal - tengah

(30)

2. Potensi Hasil

 Hasil tebu (ku/ha) : 1.105 ± 182

 Rendemen (%) : 10,02 ± 0,52

 Hablur gula (ku/ha) : 89,27 ± 19,90

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Toleran hama penggerek pucuk dan penggerek batang.

 Tahan terhadap penyakit-penyakit mosaik, blendok dan pokkahboeng

 Tahan terhadap penyakit luka api.

4. Kesesuaian Lokasi

 Cocok dikembangkan pada tipologi lahan sawah dan tegalan beriklim C2

dan D3(Oldeman) dengan jenis tanah Aluvial dan Grumosol..

(31)

13. Deskripsi Tebu Varietas BZ 134

1. SIFAT-SIFAT MORFOLOGIS

1.1Daun

Helai daun : Warna daun hijau-kuning dengan ukuran sedang.

Kedudukan daun hampir tegak dengan ujung-ujung

daun melengkung kurang dari ¼ panjang helai

daunnya

Pelepah

Daun

: Telinga daun, telinga daun sebelah dalam ada

dengan pertumbuhan yang kuat dan berkedudukan

tegak hampir serong. Telinga daun sebelah luar

terdapat pula dengan pertumbuhan yang lemah serta

tegak.

Bidang punggung, terdapat bulu-bulu bidang

punggung pelepah daun yang panjangnya lebih

kurang 3 mm, pertumbuhannya lebar, lebat dan tidak

sampai ke puncak pelepah daun. Bulu-bulu tersebut

berdiri

1.2Batang

Ruas : Sifat-sifat umum, ruas-ruas tersusun lurus, bentuk

kelos hampir konis dengan penampang melintang

ruas yang bulat. Warna ruas hijau ungu agak

kemerahan, dengan lapisan lilin yang tebal. Besar

ruas termasuk sedang dengan panjang ruas yang

sedang pula.

Alur mata, tidak terdapat dan kalau ada

pertumbuhannya sempit, pendek dan dangkal.

Retakan tumbuh, kadang-kadang ada

Noda gabus, kadang-kadang ada

Teras, terdapat lobang kecil ditengah-tengah ruas

(32)

puncak mata, kadang-kadang melingkar mendatar

diatas puncak mata.

Cincin akar, berwarna hijau kekuningan, berbentuk

konis terbalik sampai silindris. Mata akar terdiri dari

2-3 baris, barisan atas tidak melampaui puncak mata.

1.3 Mata : Sifat-sifat umum, mata duduk pada bekas pangkal

pelepah daun, bentuk mata pada umumnya belah

ketupat dengan bagian terlebar ditengah-tengah

mata. Pusat tumbuh terletak diatas tengah-tengah

mata.

Sayap mata, berpangkal dibawah tengah samping

mata, ukuran sayap sama lebarnya dengan tepi sayap

mata rata

Rambut mata, terdapat rambut tepi basal-mata

berupa pita yang lebarnya kurang dari 1 mm, sedang

rambut jambul tidak ada

2. SIFAT-SIFAT AGRONOMIS

2.1Pertumbuhan

2.1.1 Kecepatan Tumbuh

Jenis ini mempunyai kecepatan pertumbuhan sejak awal hingga

akhir lebih baik dari POJ 3016 dan POJ 3067

Pengukuran tinggi batang yang dilakukan menjelang tebang

menunjukkan bahwa F 156 mencapai 3.96 m, sedang POJ

(33)

2.1.2 Jumlah batang

Hitungan batang yang dapat dihimpun, tercatat F 156

mempunyai batang sebanyak ± 48.986 batang/ha, sedang POJ

3016: ± 55.199 batang/ha dan POJ 3067: ± 58.812 batang/ha

2.1.3 Berat per meter

Tercatat ± 0.64 kg, sedang POJ 3016: 0.67 kg, POJ 3067: 0.53

kg

2.1.4 Pembungaan

F 156 termasuk jenis yang berbunga lebat dengan persentase

78.2% sedang POJ 3067: 10.6%

2.2Produksi

2.2.1 Berat Tebu

Jenis ini menghasilkan tebu kurang lebih sama dengan POJ

3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ 3067. Dalam

percobaan, jenis ini menghasilkan tebu 761 kw/ha, sedangkan

POJ 3016: 686 kw/ha dan POJ 3067: 919 kw/ha

2.2.2 Rendemen

Jenis ini mempunyai rendemen mungkin lebih rendah dari pada

POJ 3016 dan kurang lebih sama dengan POJ 3067. Dalam

percobaan, rendemen jenis ini tercatat 11.90, sedang POJ 3016

: 13.44 dan POJ 3067: 12.85

2.2.3 Hablur

Jenis ini menghasilkan hablur kurang lebih sama dengan POJ

3016, tetapi mungkin lebih rendah dari pada POJ 3067. Dalam

percobaan, jenis ini menghasilkan hablur 90.56 kw/ha,sedang

(34)

3. DATA DARI NEGERI ASALNYA

Kekhususan jenis ini adalah baik untuk tanah yang beririgasi

4. RESISTENSINYA TERHADAP PENYAKIT

4.1Mosaik

Dari hasil pengujian resistensi terhadap mosaik yang diselenggarakan

di BP3G , ternyata F 156 tergolong resisten dengan persentase 0%,

sedang POJ 3016: 5% dan POJ 3067: 45%

4.2Blendok

Terhadap penyakit blendok tercatat F 156 sebesar 0%, sedang POJ

3016: 0% dan POJ 3067: 22%

Referensi

Dokumen terkait

Sampai dengan batas akhir pemberian penjelasan dokumen pengadaan, dari 3 (tiga) calon penyedia yang lulus masuk daftar pendek dan diundang untuk memasukkan

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Selatan akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru hampir semua dilakukan, hal ini menunjukkan bahwa guru telah memahami dengan sangat baik bagaimana

Spearman’s rho, hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan antara pola asuh otoriter ibu dengan perilaku agresif remaja di SMK Negeri 11 Medan” diterima.. Remaja yang

paparan sulfur dioksida terhadap nilai kadar Protein C-Reaktif, Volume Ekspirasi. Paru Detik Pertama (VEP 1 ), Kapasitas Vital Paksa (KVP), rasio VEP 1

Hasil penelitian dengan memberikan ekstrak terong belanda terhadap tikus putih obesitas yang diinduksi diet tinggi lemak menyebabkan penurunan kadar kolesterol

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 8 September 2014 didapatkan data dari 80 lanjut usia terdapat 36 (45%) lanjut usia mengalami hipertensi, sehingga peneliti

Pada metode disc diffusion yang dilakukan oleh Omodamiro dan Amechi pada tahun 2013 terhadap bakteri Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus, menunjukkan