Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1. Laporan Keuangan
Stakeholder dalam melakukan investasi ataupun dalam membuat
keputusan membutuhkan informasi yang lengkap mengenai kondisi suatu
perusahaan. Informasi tersebut disusun dan disajikan oleh perusahaan dalam
bentuk neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal dan
laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Informasi tersebut sangat
diperlukan oleh perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek
dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu
syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan
keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan
publik. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menyusun laporang
keuangan yang baik dan benar apabila suatu perusahaan ingin go public.
Kemampuan perusahaan-perusahaan dalam memberikan informasi keuangan
yang akurat dan tepat waktu memiliki dampak terhadap stakeholder bisnis itu
sendiri. Penyusunan laporan keuangan yang baik memerlukan pengetahuan
dan ketrampilan akuntansi yang baik. Laporan keuangan adalah catatan
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2010:2), Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahaan harga.
Menurut PSAK no.1 (2009), laporan keuangan adalah suau penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Harahap (2007:19), laporan keuangan dalam suatu
perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi
dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana, proses akuntansi meliputi
kegiatan-kegiatan :
1. Mengumpulkan bukti-bukti transaksi
2. Mencatat transaksi dalam jurnal
3. Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2011), akuntansi adalah
sebuah sistem informasi yang dapat mengindentifikasiakan, mencatat, dan
mengkomunikasikan transaksi-transaksi ekonomi dari suatu organisasi kepada
pihak-pihak yang berkenptingan
Menurut IAI (2007:4) laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan , yang meliputi laporan neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir
(2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan
perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan
dan menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu, Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban
yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas
menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan ekuitas perusahaan.Menurut Subramanyam dan Wild (2012:18)
laporan keuangan perusahaan juga menginformasikan empat aktivitas utama
perusahaan yaitu perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi. Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil
akhir dari akuntansi yang didalamnya terdiri dari laporan neraca yang
mengambarkan jumlah aset beserta kewajiban dan ekuitas , laporan laba rugi
beban-beban yang terjadi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan lain
yang mengambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan serta
menginformasikan empat aktivitas utama perusahaan yaitu
perencanaan,pendanaan, investasi dan operasi dalam jangka waktu tertentu.
2.1.2. Tujuan laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan output atau hasil akhir dari sebuah
proses akuntansi. Penyajian laporan keuangan dimaksudkan untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi keuangan perusahaan
pada periode waktu tertentu. Dalam mengambil keputusan ataupun membuat
suatu kebijakan pihak manajemen internal maupun eksternal menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar mereka untuk membuat keputusan . secara
umum tujuan laporan keuangan adalah :
• Untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha,
aliran keluar masuknya kas, serta perubahan posisi keuangan
• Untuk memberikna informasi yang dapat digunakan sebagai alat estimasi
prospek dan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba atau
keuntungan
• Untung mengungkapkan sejauh mungkin informasi yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan bagi pemakai laporan keuangan,
misalnya kebijakan akutansi yang digunakan perusahaan dalam penyajian
Menurut IAI (2007 : 3) , Tujuan akuntansi dan laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan
Menurut Financial Accounting standard Board (FASB) tahun 2009,
untuk tujuan bisnis, laporan keuangan memiliki tujuan :
a. Untuk menyediakan informasi keuangan yang berfungsi untuk membuat keputusan investasi dan kredit
b. Untuk menyediakan informasi keuangan yang dapat dimengerti dan dapat digunakan untuk menilai arus kas di masa yang akan datang
c. Untuk menyedakan informasi keuangan yang berhubungan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan perubahan yang terjadi di dalamnya
menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam
Harahap (2000 : 6), merumuskan empat tujuan laporan keuangan sebagai
berikut :
• Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan
• Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan • Membantu fungsi dan pengawasan sosial
Dalam SAK No. 1 dituliskan bahwa ltujuan laporan keuangan adalah
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan, sedangkan menurut APB
Statement no.4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
a. Tujuan Khusus
Tujuanya untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP
b. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan:
memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba; menaksir informasi
keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba, mengungkapkan informasi relevan lainnya yang
dibutuhkan para pemakai laporan.
c. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif menurut APB Statement No.4 adalah sebagai berikut :
Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai
laporan dalam proses pengambilan keputusan
• Understandability
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting
tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya
• Verifiability
Hasil akuntasi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama
• Neutrality
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan
• Timeliness
Laporan akuntasi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat
• Comparability
Informasi akuntasi harus dapat saling dibandingkan, artinya
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu
perusahaan maupun perusahaan lain
• Completeness
informasi akuntasi yang dilaporkan harus mencakup semua
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;4) tujuan dari laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebahagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan
c. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya
Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung
jawaban manajemen, berbuat demikian agar mereka dapat membaut
keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya
keputusan untuk menahan atua menjual investasi mereka dalam
perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
2.1.3. Manfaat laporan keuangan
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang didalamnya berisi
informasi kualitatif tentang kondisi keuangan perusahan. Dikarenakan laporan
keuangan berisi informasi ini, maka pihak eksternal maupun
pihak-pihak internal perusahan sering menggunakan laporan keuangan sebagai dasar
bagi mereka untuk mengambil keputusan. Beberapa pihak yang
berkepentingan atau memanfaatkan laporan keuangan antara lain adalah
sebagai berikut :
• Pihak Manajemen
Bagi pihak manajemen, laporan keuangan merupakan saran untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam hal ini , dapat dikatakan
bahwa manajer adalah orang yang sangat berperan dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan. selain itu melalui laporan
keuangan maka manajer juga dapat menetapkan rencana , target
serta anggaran untuk periode yang akan datang, pengambilan
keputusan, dan untuk mengendalikan perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan. Selain sebagai alat untuk mengambil
keputusan laporan keuangan juga menjadi dasar yang digunakan
bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama periode waktu
tertentu.
• Pemegang saham atau pemilik perusahaan
Bagi pemegang saham, laporan keuangan merupakan alat untuk
mengetahui kinerja perusahaan. Dengan mengetahui kinerja dari
suatu perusahaan maka para pemegang saham dapat yakin dengan
kemampuan manajemen dalam mengelola perusahan dan sekaligus
menilai kemampuan manajemen serta dapat menjadi acuan untuk
mengambil keputusan investasi-investasi dimasa yang akan datang.
Tentunya pemegang saham berharap agar laporan keuangan
menunjukan hasil yang positif sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang sepadan dengan nilai yang telah mereka
invetasikan dan sekaligus menilai apakah aman untuk berinvestasi
di suatu perusahaan
• Kreditor
Bagi pihak kreditor , laporan keuangan mempunyai arti penting
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban-kewajibannya beserta bunga. Dalam memberikan kredit,
kreditor juga perlu melakukan analisis dan mempelajari
kemampuan keuangan perusahaan pemohon kredit diperiode yang
boleh secara mudah memberikan kredit pinjaman kepada perusahan
pemohon tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Bagi kreditor
NPL (non-performing Loan) adalah yang tidak baik oleh karena itu
mereka harus berhati-hati dalam memberikan kredit. Itulah
mengapa kreditor harus melihat kinerja keuangan suatu perusahaan
dan untuk melakukan itu mereka memerlukan laporan keuangan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan apakah akan
memberikan kredit atau menolak untuk memberikan kredit.
• Calon investor
Bagi para calon investor, laporan keuangan dapat digunakan untuk
mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan mereka yaitu
mencari keuntungan dari dana yang akan mereka tanamkan dalam
rangka investasi, apabila perusahan dapat memberikan harapan
yang menarik, maka kemungkinan besar investor akan
menanamkan modalnya. Selain itu melalui laporan keuangan para
calon investor juga dapat melihat apakah suatu perusahaan
memiliki prospek yang bagus dan dapat bertahan untuk jangka
waktu yang lama
• Pemerintah
Bagi pihak pemerintah, laporan keuangan penting dalam rangka
berdasarkan jumlah laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam laporan keuanganya. Melalui laporan keuangan maka
perusahaan dapat mengetahui besarnya pajak yang harus disetorkan
oleh perusahaan ke kas negara. Selain itu bagi
perusahaan-perusahaan yang ingin go public, laporan keuangan harus diajukan
kepada BAPEPAM (badan pengawas pasar modal) untuk
mendapatkan persetujuan
• Karyawan & serikat pekerja
Bagi karyawan, laporan keuangan yang bernilai positif akan
menjamin penghasilan yang memadai, jaminan kesehatan dan
jaminan kesehatan yang baik. untuk itu karyawan akan semakin
termotivasi untuk memberikan kontribusi yang tinggi kepada
perusahaan. Sedangkan untuk pihak serikat pekerja, melalui laporan
keuangan mereka dapat menuntut hak-hak para pekerja apabila
perusahaan mendapatkan keuntungan sehingga hal ini akan
semakin membuat karyawan untuk memberikan kontribusi yang
lebih baik lagi.
2.1.4 karakteristik laporan keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang
berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntasi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
3. Keandalan
Informasi juga hars andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaaan infromasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara perisode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan bersangkutan, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.1.5. keterbatasan laporan keuangan
Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan antara
lain:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu
2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatanya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu
dimana daya beli uang tersebut menurun, dibanding dengan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga knaikan volume penjualan yang
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan atau mencerminkan
unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan
naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan
harga-harga
4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang
2.1.6 Komponen laporan keuangan
Laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen seperti
neraca , laporan laba rugi , laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,
laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Berikut
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai komponen-komponen yang telah
disebutkan diatas.
Neraca atau laporan posisi keuangan (balance sheet atau statement
of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas pada akhir periode tersebut.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas
(Wikipedia).
Aset / aktiva
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan atau nilai
dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aset sendiri
terbagi kedalam beberapa beberapa kategori antara lain
seperti :
aset lancar yaitu aset yang manfaatnya
ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam
waktu satu atau kurang seperti kas , setara kas ,
piutang , persediaan, investasi jangka pendek ,
beban dibayar dimuka)
aset tetap yaitu aset yang memiliki substansi
(wujud) fisik dan digunakan untuk operasi
normal perusahaan ( bukan untuk dijual) dan
memberikan manfaat ekonomi lebihd ari satu
tahun. seperti bangunan, kendaraan bermotor,
aset tidak berwujud yaitu aset yang tidak
memiliki substansi fisik dan biasanya dalam
bentuk hak istimewa yang memberikan manfaat
ekonomi bagi perusahaan biasanya lebih dari
satu tahun seperti hak paten , goodwill dan
royalti.
aset lain-lain yaitu aktiva yang tidak dimasukan
ke dalam salah satu dari pembagian aset diatas
seperti biaya pra-operasi, pabrik yang sedang
dibangun dll.
Liabilitas / Kewajiban adalah
atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang
pada pihak lain. Liabilitas dapat diklasifikasikan lagi
menjadi 2 yaitu :
Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek
Yaitu kewajiban yang jatuh temponya atau
pelunasannya dalam krun waktu kurang dari
satu tahun. Yang termasuk kedalam htang
lancar adalah hutang dagang, hutang wesel,
hutang pajajak, hutang biaya ( biaya yang masih
harus dibayar).
Adalah kewajiban yang akan dilunasi dalam
jangka waktu lebihd ari satu tahun. Yang
termasuk dalam liabilitas jangka panjang adalah
hutang obligasi, pinjaman jangka panjang dll.
Ekuitas
Ekuitas / modal adalah hak pemilik atas aktiva
perusahaan yang merupakan kekayaan bersih ( jumlah
aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran
pemilik dan sisa laba yang ditahan ( retained earnings)
• Laporan laba rugi komprehensif
Menurut Munawir (2010:26) laporan laba-rugi merupakan
suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi
yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang
diperoleh dari usaha pokok perusahaan ( penjualan barang
dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga
pokok dari barang yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukan beban-beban operasional yang
3. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh di luar
operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban
yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan
4. Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil
( Extraordinary) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih
sebelum pajak pendapatan
Tujuan pokok laporan laba rugi komphrehensif adalah
melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian
rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar. Menurut IAI (2009),
laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup pos-pos berikut
dalam satu periode :
a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint venture yang
dicatat dengan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari laba rugi setelah
pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan setelah pajak
menjual atau dari pelepasan aset dalam rangka operasi yang
dihentikan
f. Laba rugi
g. Total laba rugi komprhensif
Laporan laba rugi pada umumnya terdiri dari 2 bentuk yaitu
a. Bentuk single step
Bentuk laporan keuangan ini menggabungkan semua
penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya menjadi
satu kelompok sehingga untuk menghitung laba rugi bersih
hanya memerlukan satu langkah saja
b. Bentuk multiple step
Komponen-komponen perhitungan laba rugi disajikan secara
lebih terperinci sesuai dengan prinsip penyusunan laba rugi
sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap untuk
kepentingan analisis laporan keuangan
• Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih dari kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahaan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan. Menurut IAI
a. Total laba atau rugi bersih selama suatu peride yang
menunjukan secara terpisah total jumlah yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada
kepentingan pengendali
b. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan
retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang
diakui oleh PSAK 25
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah
tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari
Laba rugi
Masing-masing pendapatan komprehensif lain, dan
Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, yang menunjukan secara terpisah kontribusi
dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang
tidak menyebabkan hilangnya pengendalian
• Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu
menunjukan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Aktivitas operasi, berupa penerimaan / pengeluaran uang yang
didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga pembayaran kas
untuk pemasok, karyawan, dll.
b. Aktivitas investasi, berupa penerimaan / pengeluaran uang dari
komponen yang dianggap sebagai unsur investas. Unsur yang
dianggap investasi biasanya kegiatan keuangan lain guna
mendapatkan imbal balik baik langsung atau tidak langsung.
Kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, pembangunan
pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain
c. Aktivitas pendanaa, berupa penerimaan / pengeluaran uang dari
komponen yang dianggap sebagai pendanaan ( financing)
Manfaat laporan arus kas antara lain adalah :
a. Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang,
serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas
yang telah dibuat sebelumnya
b. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus
kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan
c. Laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi
bersih / ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah ( termasuk likuiditas dan solvabilitas)
• Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan
komprehensif, laporan laba rugi terpisah ( apabila disajikan).
Laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas
laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi
mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2009) :
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan dan
diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan yang tidak disajikan dibagian manapun
dalam laporan keuangan
c. Memberikan informasi yang tidak disajikan dibagian manapun
dalam laporan keuangan keuangan, tetapi informasi tersebut
2.1.7 Analisis laporan keuangan
Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah
analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari
daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkuat.
Menurut Harahap (2009:190), analisis lapoaran keuangan berarti menguraikan
akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebihd alam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat,
Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian ( 2001:37), analisis laporan
keuangan perusahaan pada dasarkan merupakan perhitungan rasio-rasio untuk
menilai keadaan keuangan perusahaan disama lalu, saat ini, dan
kemungkinannya di masa depan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan proses menelaah informasi-informasi keuangan
untuk memahami posisi serta kondisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan antara
data-data keuangan dalam suatu laporan keuangan, dengan kata lain analisis
laporan keuangan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bagi
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil
keputusan-keputusan manajemen, seperti :
• Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau
bagian dari suatu usaha
• Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses
produksi
• Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
• Melakukan penerbutan saham atau melakukan negosiasi untuk
memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja
perseroan
• Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen
melakukan pilihan yang tepat terhadap berbaga alternatif yang ada
dalam mengelola perusahaan
Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein
(1983) adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan
dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
2. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
3. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi , keuangan atau
masalah lain
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajeme, operasional, efisiensi
dan lain-lain.
5. Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam
Ada beberapa jenis analisa yang dapat digunakan dalam melakukan
analisis terhadap laporan keuangan, (Supardi dan Mastuti, 2003 :78) yaitu :
1. Analisis Internal
Analisis internal merupakan analisis yang dilakukan oleh pihak
manajemen untuk mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan
yang terjadi dalam kondisi keuangan perusahaan. Selain menghasilkan
laporan yang baisa diumumkan pada pihak diluar perusahaan, analisa ini
juga menghasilkan laporan yang tidak untuk diumumkan atau
dipublikasikan tetapi hanya dipakai untuk maksud-maksud internal saja.
2. Analisa eksternal
Analisa eksternal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak-pihak
calon kreditur lain yang mana dalam melakukan analisa mereka tidak bisa
memperoleh data secara terperinci, hanya informasi yang sifatnya
diterbitkan untuk umum. Analisa ini juga ditujukan untuk menilai kinerja
perusahaan sebelum pihak eksternal melakukan kerjasama finansial
dengan perusahaan tersebut
3. Analisis horizontal ( analisis dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisa perkembangan data keuangan dan
data operasi perusahaan dari tahun ke tahun atua dengan kata lain
mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode
waktu tertentu dengan menetapkan salah satu periode sebagai periode
dasar pembanding. Dari analisa ini akan dapat terlihat perkembangan
maupun penurunan operasional perusahaan
4. Analisis vertikal ( Analisis statis)
Analisis vertikal merupakan analisis laporan keuangan yang terbata pada
satu periode akuntansi saja, sehingga hanya membandingkan antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut untuk
mengetahui keadaan keuangan atau hasil usaha pada periode itu saja
2.1.8 manfaat analisis laporan keuangan
Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini
1. Dapat memberika informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dair laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan
(implicit)
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisiten dalam
hubunganya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi
peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan kata lain yang dimaksudkan dari suatu laporan
keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain :
• Dapat menilai prestasi perusahaan
• Dapat memproyeksi laporan perusahaan
• Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekaran dari
aspek waktu tertentu :
Hasil usaha perusahaan
Likuiditas
Solvabilitas
Aktivitas
Rentabilitas atau profitabilitas
Indikator pasar modal
• Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
• Menilai komposisi struktur keuangan arus dana
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis
2.1.9 Tujuan analisis laporan keuangan
Menurut kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan
adalah :
• Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu peridoe
tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode
• Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan
• Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat
ini
• Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
• Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai
Menurut munawir (2010 :31), tujuan analisis laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak
yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode
atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat dipeoleh data yang
akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
2.1.10 Alat-alat analisis laporan keuangan
Menurut Subramanyam dan wild ( 2012 : 34), terdapat 5 (lima) alat
penting untuk melakukan analisis keuangan :
1. Analisis laporan keuangan komparatif
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi,
atau laporan arus yang berurutan dari satu peridoe ke periode berikutnya.
ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat
dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren.
Perbandingan laporan selama beberapa peridoe dapat menunjukan arah,
kecepatan, dan jangakuan jarak sebuah tren. Analisis komparatif juga
membandingkan tren-tren pos-pos yang berkaitan.analisis komparatif juga
sering disebut analisis horizontal karena saat kita menelaah laporan
komparatif kita menganalisis saldo akun dengan anlisis dari kiri ke kanan
( atau kanan ke kiri). Terdapat dua teknik analisis komparatif yang populer,
yaitu :
• Analisis perubahan tahun ke tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif
pendek ( 2-3 tahun) biasanya dilakukan dengan analisis perubahan
tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis perubahan tahun ke
tahun untuk jangka pendek ini dapat ditangani dan dipahami.
Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam
angka absolut maupun persentase.
• Analisis tren angka indeks
Analisis tren angka indeks dilakukan dengan pemilihan tahun dasar
untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena
tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan
tren angka indeks, kita tidak perlu menganalisis setiap pos dalam
laporan keuangan, karena kita ingin befokus pada pos yang
signifikan. Kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan
perbandingan tren angka indeks dimana perubahan mungkin
disebabkan oleh faktor ekonomi atau industri. Terlebih lagi,
interpretasi persentase perubahan, termasuk yang menggunakan
serial tren angka indeks, harus dilakukand engan hati-hati terhadap
potensi penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten
sepanjang waktu.
2. Analisis laporan keuangan Common-size
Analisis Common-size sering juga disebut analisis vertikal karena evaluasi
pos dari atas ke bawah ( atau bawah ke atas) dalam laporan common size.
Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami
pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam analisis
neraca, analisis common size menekankan pada dua faktor :
• Sumber pendanaan yang termasuk didalamnya distribusi
pendanaan antara kewajiban lancar , kewajiban tidak lancar, dan
ekuitas
• Komposisi aset termasuk jumlah untuk masing-masing aset lancar
Perbandingan waktu atas laporan keuangan common-size perusahaan
bermanfaat untuk mengungkapkan perubahaan proporsional pos dalam
kelompok aset, kewajiban, beban dan kategori lainnya. Laporan
common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan
keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.
3. Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis keuangan yang
paling populer dan banyak digunakan. Menurut Harahap (2009:297), rasio
keuangan merupakan angka yang diperolah dari hasil perbandingan dari
satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Simamora (2002:357),
analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan
hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari
laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada
penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.
Menurut Riyanto (2010: 329), dalam mengadakan analisis rasio
keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 maca cara
• Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio
dari waktu-waktu yang lalu atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan
yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui
perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil
kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan
keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.
• Membandingkan rasio dari suatu perusahaan dengan
rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang
sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan
yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas
rata industri, berada pada rata atau terletak dibawah
rata-rata industri.
Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil
perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya
ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio keuangan
perusahaan yaitu:
• Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi
dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lainya yang sejenis pada saat
• Time series analysis, merupakan suatu cara dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu
periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai
saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan
apakah perusahaan mengalmai kemajuan atau kemunduran.
Menurut Riyanto (2010 :330), apabila dilihat dari sumber darimana
rasio ni dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu :
• Rasio neraca (Balance sheet ratios), yang digolongkan dalam
kategori adalah semua data yang diambil dari atau bersumber dari
neraca, misalnya : current ratio, acid test ratio,dll
• Rasio laporan laba-rugi (income statement ratios), yang tergolong
dalam kategori ini adalahsemau data yang diambil dari laba-rugi,
misalnya Gross profit margin, net operating margin, dll
• Rasio antar laporan (Interstatement ratios), yang tergolong dalam
kategori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan
laporan laba rugi, misalnya inventory turnover, account
receiveable turnover,dll
Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat
• Rasio likuditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
Yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain adalah :
Rasio lancar ( Current Ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya dennga menggunakan aktiva lancar
Rasio Lancar = Aktiva lancar / kewajiban lancar
Rasio cepat (Quick ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mememhui hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang
likuid, yaitu aktiva lancar diluar persediaan.
Rasio cepat = (aktiva lancar – persediaan) / kewajiban
lancar
Rasio modal kerja terhadap total aktiva ( working capital to
total assets ratio) menunjukan potensi cadangan kas yang
ada akibat selisih yang terjadi antar aktiva lancar dengan
hutan lancar
Rasio modal kerja terhadap total aktiva = (akitva
• Rasio aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber dananya. Yang termasuk
kedalam rasio aktivitas antara lain adalah :
Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk
mengetahui berapa waktu yang dieprlukan untuk mengubah
piutang menjadi uang tunai
Rasio periode pengumpulan piutang = ( piutang x 360 hari) /
penjualan kredit
Rasio tingkat perputaran piutang digunakan untuk
mengukur berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu
tahunnya
Rasio tingkat perputaran piutang = penjualan kredit /
piutang
Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukan tingkat
efektifitas manajemen persediaan, yaitu menunjukan
lamanya dana tertanam dalam persediaan
Rasio tingkat perputaran persediaan = harga pokok
penjualan / rata-rata persediaan
Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukan sejauh
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif penggunaan
aktiva tetapnya
Rasio tingkat perputaran aktiva tetap = penjualan / aktiva
tetap
• Rasio Leverage, rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan
menggunakan utang untuk menjalani kegiataan operasinya. Yang
termasuk dalam rasio leverage antara lain adalah :
Rasio hutang ( debt ratio) mengukur sejauhmana
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya
Rasio hutang = total hutang / total aktiva
Rasio kewajiban terhadap modal ( debt to equity ratio)
menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua total kewajibannya dengan menggunakan modal
sendiri
Rasio kewajiban terhadap modal = total hutang / total modal
sendiri
Time interest earned ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang dengan laba sebelum
Time interest earned ratio = laba operasi / beban bunga per
tahun
Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur
berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan
kewajiban lancar
Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva = hutang lancar
/ total aktiva
Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur
berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan
kewajiban tidak lancar
Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva = hutang
tidak lancar / total aktiva
• Rasio rentabilitas/ profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Yang
termasuk dalam rasio rentabilitas adalah :
Margin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga
pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan
manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan
dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan
perusahaan
Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha
dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan
penjualan yang dilakukan
Marjin laba usaha = laba usaha / penjualan bersih
Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan,
beban operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak
dalam hubungannya dengan penjualan
Marjin laba bersih = laba bersih setelah pajak / penjualan
bersih
Return on investment mencerminkan kemampuan
manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan
ROI = EBIT / total aktiva
Return on assets mencerminkan kemampuan manajemen
dalam menggunakan aset yang tersedia seoptimal mungkin
sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan
Laba bersih setelah pajak / total aktiva ) x 100%
Return on equity digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian kepada pemegang saham biasa. Rasio ini
menghasilkan laba dari modal yang telah diberikan atau
diinvetasikan para pemegang saham.
ROE = laba bersih setelah pajak / rata-rata ekuitas
2.1.11 analisis potensi kebangkrutan
Kebangkrutan adalah sebuah status hukum dari seseorang atau
organisasi yang tidak mampu membayar hutangnya pada kreditor. Pada
umumnya kebangkrutan diputuskan dengan putusan hakim dan biasanya
dilaporkan oleh debitor. ketika hutang yang dimiliki oleh sebuah organisasi
lebih tinggi dibandingkan nilai asetnya maka kebangkrutan terjadi
( Gitman,1996) . Kesulitan usaha merupakan kondisi kontinum mulai dari
kesulitan keuangan yang ringan (seperti masalah likuiditas), sampai pada
kesulitan yang lebih serius, yaitu tidak solvabel (utang lebih besar
dibandingkan dengan aset). Pada kondisi ini perusahaan praktis bisa
diakatakan sudah bangkrut” (Hanafi, 2010:638).
Definisi kebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Weston & Copeland
(1997:510), bahwa kebangkrutan adalah sebagai suatu kegagalan yang terjadi
dalam perusahaan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomis bahwa pendapatan perusahaan tidak
mampu lagi menutup biayanya yang berarti bahwa tingkat labanya masih
bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan itu lebih kecil dari
kewajibannya
2. Kegagalan keuangan (financial distressed)
Insolvensi memiliki dua bentuk yakni default teknis yang terjadi bila suatu
perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi di dalam
ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva lancar dengan hutang lancar
yang ditetapkan, serta kegagalan keuangan atau ketidakmampuan teknik
yang terjadi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya
pada waktu yang telah ditentukan walaupun harta totalnya melebihi
hutangnya
Menurut Hanafi (2003:264) kebangkrutan yang terjadi sebenarnya
dapat diprediksi dengan melihat beberapa indikator-indikator sebagai
berikut :
1. Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang
2. Analisis strategi perusahaan
3. Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya
4. Kualitas manajemen
5. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya
Menurut Suwarsono (1995), ada beberapa tanda atau indikator
manajerial dan operasional yang muncul ketika perusahaan akan
mengalami kebangkrutan antara lain :
Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadikan indikator yang cukup
penting pada lemahnya peluang bisnis,apalagi jika disaat yang sama
banyak perusahaan baru yang memasuki pasar, besarnya perusahaan
tertentu menjadi sebab mengecilnya perusahaan lain
2. Indikator internal
Man manajemen tidak mampu melakukan perkiraan bisnis dengan alat
analisa apapun yang digunakan, sehingga manajemen kesulitan
mengembangkan sikap proaktif, lebih cenderung bersikpa reaktif, dan
oleh karena itu baisanya terlambat mengantisipasi perubahan
3. Indikator kombinasi
Seringkali perusahaan yang sakit disesbakan oleh interaksi ancaman
yang datang dari lingkungan bisnis dan kelemahan yang berasal dari
lingkungan perusahaan itu sendiri. Jika disebabkan oleh keduanya,
biasanya membawa akibat yang lebih kompleks dibanding yang
disesbakan oleh salah satu saja
Menurut Jauch dan Glueck , faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah :
a. Faktor umum
Sektor ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi
adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa
revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta
neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubunganya
dengan perdagangan luar negeri
Sektor sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan
cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang
mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa
ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan.
Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang
terjadi di masyarakat
Teknologi
Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya
yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk
pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika
penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana
oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para
manajer pengguna kurang profesional
Sektor pemerintah
Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan
pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahan dan
kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga
kerja dan lain-lain
b. Faktor eksternal perusahaan
Faktor pelanggan
Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen,
karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen,
juga untuk menciptakan peluang untuk menemukan
konsume baru dan menghindari menurutnya hasil penjualan
dan mencegah konsumen berpaling ke pesaing lain
Faktor pemasok
Kekuatan terletak pada pemberian pinjaman dan
mendapatkan jangka waktu pengembalian hutang yang
tergantung kepercayaan kreditor terhadap kelikuiditasan
suatu bank
Faktor pesaing
Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena
menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada
pelanggang, perusahaan juga jangan melupakan pesaingnya
karena jika produk saingan lebih diterima oleh masyarakat
maka perusahaan tersebut akan kehilangan nasabah dan
informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi beberapa kalangan. Menurut hanafi ( 2000 :261)
informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk :
• Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk pengambilan
keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian
bermanfaat untuk mengambil kebijakan memonitor pinjaman yang
ada
• Investor
Saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan
sangat berkepentingan melihat adanya kemungiinan bangkrut atau
tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor
yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi
kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal
mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut
• Pemerintah
Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai
tanggung jawab untuk mengatasi jalannya usaha
tersebut.pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat
tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu
• Akuntans
mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu
usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern
suatu perusahaan
• Manajemen
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan
langkah-langkah preventif sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari atau
dapat diminimalisir
2.1.13. Analisis Altman Z-Score
Altman Z-Score merupakan model yang dbuat oleh altman
pada tahun 1968 yang dapat digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan suatu perusahaan sampai dua tahun sebelumnya saatnya
tiba. Model ini menggunakan metode multiple discriminant analysis
(MDA) dengan menghitung rasio keuangan yang mencakup rasio
likuiditas perusahaan seperti rasio lancar, rasio leverage perusahaan
seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio profitabilitas seperti
rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan, rasio uji
pasar dan aktivitas. Model altman Z-score dapat mengklasifikasikan
perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai kemungkinan yang
tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang memiliki
mengalami beberapa perubahaan yang pertama adalah rumus yang
digunakan untuk perusahaan manufaktur yang telah go public yaitu Z
= 1.2T1 + 1.4T2 + 3.3T3 + 0.6T4 + 0.999T5. Kemudian untuk
perusahaan pribadi, terdapat perubahan pada nilai X4 di mana X4 =
book value of equity/liabilities sehingga rumusnya menjadi Z' =
0.717T1 + 0.847T2 + 3.107T3 + 0.420T4 + 0.998T5 dan untuk
perusahaan non-manufaktur rumusnya menjadi Z = 6.56T1 + 3.26T2 +
6.72T3 + 1.05T4.
Dikarenakan pada penelitian ini perusahaan yang digunakan adalah
perusahaan non-manufaktur maka rumus yang akan digunakan adalah :
Z = 6.56T1 + 3.26T2 + 6.72T3 + 1.05T4.
Keterangan :
T1 = (Current assets – Current liabilities) / total assets
T2 = Retained earning / total assets
T3 = Earning before interest and taxes / total assets
T4 = Market value of equity / total liabilites
Penafsiran dari hasil perhitungan altman Z-score :
Z > 2.9 -“Safe” Zone
1.22 < Z < 2.9 -“Grey” Zone
Dalam model analisis Altman Z-score untuk perusahaan
non-manufaktur variabel yang digunakan ada sebanyak 4 buah yaitu :
• Working capital to total assets
Rasio pertama yang digunakan adalah rasio modal kerja
terhadap total aktiva, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar
perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah
selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karakteristik
likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas karena biasanya
sebuah perusahaan yang mengalamikerugian operasi yang terus
menerus akan meyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total
aktiva. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah
T1 = (Current assets – Current liabilities) / total assets
• Retained earning to total assets
Rasio ini berguna untuk mengukur profitabilitas suatu bisnis
tanpa memandang seberapa besar utang dari perusahaan. Usia
perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini, sebagai
contoh , sebuah perusahaan baru relatif mungkin akan menunjukan
rasio laba kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa
perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan
untuk diklasifikasikan dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi
T2 = Retained earning / total assets
• Earning Before Interest and Taxes To Total Assets
Rasio ini dihitung dangan membagi total aktiva perusahaan
dengan penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak. Rasio ini
merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahaan yang
benar-benar terlepas dari pajak atau faktor leverage. Keadaan bangkrut
terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar terhadap aktiva
perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan aktiva dalam
menghasilkan laba. Rumus untuk menghitung rasio ini yaitu :
T3 = Earning before interest and taxes / total assets
• Market Value of Equity to Total Liabilities
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage dari
suatu perusahaan. Utang yang terlalu besar akan berbahaya bagi
kelangsungan perusahaan, terutama apabila terdapat bunga yang
harus dibayar. Dalam rasio ini, modal diukur melalui gabungan
nilai pasar dan keseluruhan lembar saham preferen dan biasa.
Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka
panjang. Ukuran tersebut menunjukan seberapa banyak aktiva
perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal
perusahaan menjadi bangkrut. Rumus untuk menghitung rasio ini
adalah :
T4 = Market value of equity / total liabilites
2.1.14 Analisis O-Score
Model yang diciptakan dan dikembangkan oleh James Ohlson
pada tahun 1980 ini merupakan salah satu model yang masih digunakan
oleh para analis. O-Score masih sering dibahas pada beberapa literatur
dan merupakan salah satu model yang dikembangkan dengan
menggunakan metode regresi Logistik, sebuah metode statistik yang
digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan
mencocokan dengan data pada fungsi kurva logistik. Model O-Score ini
memiliki kesamaan dengan Z-Score yang menggunakan berbagai
macam rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan. Dalam
pengembanganya, Ohslon menggunakan sampel yang jauh lebih banyak
dibandingkan yang digunakan oleh Altman. Ohlson menggunakan
hampir 2000 sampel dan menghasilkan 9 variabel yang digunakan untuk
meningkatan keakuratan model ini untuk memprediksi kebangkrutan
dari suatu perusahaan. 9 variabel yang dihasilkan antara lain adalah
Ukuran perusahaan ( Size), Levergae measure, Working Capital, Inverse
current ratio, discontinuity correction for leverage measure, return on
change in net income ( Sumber :
adalah rumus yang dikembangkan oleh Ohlson :
O = -1.32 - 0.407x1 - 6.03x2 - 1.43x3 - 0.0757x4
- 2.37x5 - 1.83x6 - 0.285x7 - 1.72x8 - 0.521x9
Keterangan :
X1 = Size
X2 = Leverage Measure
X3 = Working capital measure
X4 = Inverse current ratio
X5 = discontinuity correctionfor leverage measure
X6 = return on assets
X7 = fund to debt ratio
X8 = Discontinuity correction for return on assets
X9 = Change in net income
Hasil dari perhitungan model itu kemudian diubah kedalam bentuk
probabilitas untuk menunjukan tingkat kemungkinan kebangkrutan itu
terjadi. Berbeda dengan dengan altman yang terus mengembangkan
modelnya, model ohslon dapat digunakan dalam bentuk perusahaan
apapun. 9 variabel yang digunakan dalam model ohslon adalah sebagai
berikut :
Ohlson mengukur ukuran perusahaan dari nilai total aset yang
disesuikan dengan tingkat inflasi. Menurut ohlson perusahaan yang
lebih kecil akan lebih mudah terkena resiko kebangkrutan
X1 = log (Total assets / GNP Price level index)
Untuk menghitung GNP Price level index digunakan rumus sebagai
berikut :
GNP price level index = (Nominal GNP / Real GNP)*100
• Leverage Measure
Dirancang oleh ohlson untuk melihat tingkat hutang suatu
perusahaan. Menurut ohslon semakin tinggi tingkat hutangnya
maka akan semakin tinggi potensi kebangkrutanya
X2 = Total liabilities / Total assets
• Working capital measure
Menurut ohslon, meskipun perusahaan memiliki aset dan
profitabilitas yang tinggi. Perusahaan juga harus memiliki tingkat
likuiditas yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dan beban operasional yang akan datang untuk menghindari
kebangkrutan
X3 = working capital / total assets
Inverse current ratio membandingkan kewajiban lancar dengan aset
lancar. Ratio ini adalah adalah salah satu ratio yang digunakan
untuk mengukur tingkat likuiditas
X4 = Current liabilities / current assets
• discontinuity correctionfor leverage measure
dummy variabel yang dibuat Ohlson. Dummy variabel ini = 1
apabila total liabilitas melewati total asset, dan dummy variabel = 0
apabila terjadi sebaliknya.
X5 = 1 ( If total liabilitas > Total assets)
X5 = 0 ( if total liabilitas < total assets)
• return on assets
indikator yang digunakan untuk melihat seberapa tinggi tingkat
profit sebuah perusahaan.apabila negatif maka perusahaan akan
semakin tinggi resiko kebangkrutan
X6 = Net income / total assets
• Fund to debt ratio
Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membiayai
utangnya menggunakan pendapatan operasional saja. Ratio yang
jarang digunakan karena hanya memperkirakan kas dan tidak
terhadap liabilitas lebih kecil maka perusahaan berada dalam
masalah
X7= Funds from operation / total liabilities
Fund From operation dihitung dengan rumus : Pretax income +
depreciation
• Discontinuity correction for return on assets
Dummy variabel yang bernilai satu apabila pedapatan negatif
selama 2 tahun terakhir dan bernilai nol apabil sebaliknya.
• Change in net income
X9 = [(Net income (t) – net income (t-1) / (net income (t) + net
income (t-1)]
3.1Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan analisis prediksi
kebangkrutan perusahaan yaitu :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
1 Lalith P.
distress : evidence from
the emergin sri lankan
model altman z-score memiliki
tingkat keakuratan hingga 80%
bila digunakan untuk memprediki
stock market
tingkat keakuratan yang lebih
baik daripada model O-score
3 Sanobar
anjum
(2012)
Business bankruptcy
prediction model : a
significant study of the
altman’s Z-Score
model
Beberapa perubahan yang
telah dilakukan oleh altman
telah meningkatkan tingkat