• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Daya Tarik Personal doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Daya Tarik Personal doc"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA TARIK INDIVIDU

Makalah

Psikologi Sosial

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Kelompok 3

Semester Genap T.A. 2017/2018

DISUSUN OLEH :

1. AMMARSAN F. MS (1611320015)

2. DIAN AGUSTINI

(1611320020)

3. YOSI DAVISTA

(1611320012)

PEMBIMBING :

SUGENG SEJATI, S.Psi., M.M

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’amin puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Daya Tarik Individu ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Sosial Bapak Sugeng Sejatai, S.Psi., M.M yang telah memberikan tugas ini kepada kami yang pada akhirnya memberikan pengetahuan baru kepada kami yang sebelumnya belum kami dapatkan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Daya Tarik Individu dan dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Asal Mula Daya Tarik ... 3

B. Karakteristik Pribadi ... 5

C. Kesamaan (Similarity) ... 6

D. Keakraban (Familiarity) ... 9

E. Proximity ... 10

F. Hubungan timbal balik ... 12

G. Prinsip-Prinsip daya tarik individu ... 14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 16

B. Saran... 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di kehidupan sehari – hari kita tidak dapat lepas dari dunia atau lingkungan sosial yang sangat berperan bagi kehidupan kita yang akan datang. Untuk itu, kita perlu memahami dan memiliki kemampuan tentang interaksi antar individu (personal) serta memahami kejadian atau peristiwa di sekeliling kita agar kita terbantu dalam hal beradaptasi di lingkungan sosial.

Mahluk sosial yang mempunyai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain di sebut manusia. Dan menjadi salah satu anggota suatu kelompok akan membantu orang untuk bertahan hidup secara fisik maupun psikologis. Adanya hubungan dengan orang lain, itu karena adanya kesukaan pada orang lain (daya tarik interpersonal). Daya tarik interpersonal adalah sikap atau sifat yang membentuk seseorang menimbulkan rasa suka. Dengan adanya daya tarik interpersonal itu individu akan lebih bersemangat hidup, dan dapat mmenyalurkan atau berbagi cerita dengan relasinya, sehingga dapat mengurangi beban individunya.

Dalam kesempatan ini, pemakalah tertarik membahas Daya Tarik Individu.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas permasalahan yang perlu dibahas adalah: A. Bagaimana asal mula daya tarik interpersonal?

B. Bagaimana karakteristik pribadi? C. Apa yang dimaksut kesamaan? D. Apa yang dimaksut keakraban? E. Apa yang dimaksut Proximity?

(5)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah : A. Mengetahui asal mula daya tarik interpersonal. B. Mengetahui karakteristik pribadi.

C. Mengetahui apa yang dimaksut kesamaan. D. Mengetahui apa yang dimaksut keakraban. E. Mengetahui apa yang dimaksut proximity F. Mengetahui proses timbal balik?

G. Mengetahui prinsip-prinsip daya tarik individu?

D. Manfaat

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Asal Mula Daya Tarik Interpersonal

Menurut Sears, Freedman dan Peplau (1988:2004) asal mula daya tarik interpersonal ada dua yaitu, dari masa kanak-kanak dan dari kenyataan bahwa hubungan sosial itu merupakan kebutuhan dasar dari setiap orang. Masa kanak-kanak itu merupakan cikal bakal bagi tumbuhnya daya tarik interpersonal ini karena sejak usia dini anak-anak sudah belajar untuk berintteraksi dengan orang lain. Indikatornya adalah bahwa selalu ingin dekat dengan orang tertentu (ibu, pengasuh dan sebagainya). Hal ini Nampak ketika anak-anak menangis karena dipangku oleh orang yang belum dikenalnya.

Ketiga peneliti itu selanjutnya menjelaskan bahwa terjadinya hal-hal tersebut dapat diterangkan dari dua hal. Pertama melalui alasan biologis, artinya perilaku dan tanggapan tertentu dari bayi dan orang tua telah tertanam secara genetik, dan ini menyebabkan terbentuknya rasa kasih sayang. Faktor kedua yang menyebabkan masa kanak-kanak merupakan cikal bakal bagi adanya daya tarik interpersonal yaitu proses belajar (learning process) dan proses penguatan (reinforcement) berdasarkan hal ini orang tua dan anak-anak sama-sama saling tertarik karena adanya pertukaran reward (ganjaran). Contohnya yaitu bila anak menagis maka orangtua dating dengan memberi keamanan. Artinya anak belajar bahwa orang tua itu sama maknanya dengan rasa nyaman.

Sebaliknya bentuk reward bagi orang tua yaitu berupa tangisan anak (suara bising) menjadi berhenti, dan itu diganti dengan senyuman anak. Jadi anak telah belajar untuk mencintai orang tuanya bila orang tua mau member perhatian dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Sebaliknya orang tua juga belajar mencintai anaknya bila anak mau menanggapi (member respon), dengan senyuman, pelukan, tidak rewel, dan sebagainya. Ini disebut dengan pertukaran positif.

(7)

orang membutuhkan NAFF (need for affiliation). Itu adalah kebutuhan untuk berafiliasi atau berhubungan dengan orang lain. Menurut Weiss, ada enam dasar ketentuan dalam hubugan sosial yaitu :

Pertama, tumbuhnya rasa kasih saying merupakan bukti adanya rasa aman dan ketenagan dalam suatu hubungan sosial. Hal itu merupakan hasil dari hubungan yang sangat erat sifatnya. Contohnya yaitu hubungan timbal balik antara orangtua-anak, antara suami-istri, dan sebagainya.

Kedua, adanya integrasi sosial dalam suatu hubungan sosial pada sekelompok orang-orang tentu timbul berbagai perassan tentang minat dan sikap terhadap orang lain. Hal ini menumbuhkan rasa persahabatan dan rasa memiliki (sense of belongingness) inilah dasar dari integrasi sosial.

Ketiga, adanya perasaan harga diri. Dalam suatu hubungan sosial,bila seseorang mendukung pendapat dan sikap kita, maka hal itu akan menumbuhkan adanya perasaan harga diri pada kita. Akan tumbuh perasaan bahwa sebenrnya kita itu mampu dan cukup berharga.

Keempat, adanya rasa persatuan yang dapat diandalkan. Dalam suatu hubungan sosial sering timbul perasaan bahwa orang lain akan membantu pada saat kita membutuhkannya (saling tolong menolong). Inilah yang dapat memperkuat, hubungan sosial antar individu.

Kelima, adanya pembimbingan. Dalam relasi sosial sering ada orang-orang tertentu yang berperan sebagai pembimbing kita. Mereka melakukan hal ini karena memang nasehat dan informasi-informasi yang dimilikinya itu sangat kita butuhkan. Mereka itu antara lain guru, teman, konselor, pendeta, dan sebagainya.

Keenam, adanya kesempatan untuk mengasuh. Dalam relasi sosial sering timbul pperasaan bahwa kita dibutuhkan dan bahwa kehadiran kita itu penting. Agar hal itu terlaksana maka kita harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap kesehjahteraan orang lain. Adanya rasa tanggung jawab (care) terhadap orang. Disinilah yang ddapat membuat hubungan sosial menjadi semakin bermakna.1

(8)

B. Karakteristik Pribadi

Hal-hal yang termasuk dalam karakteristik pribadi ini ialah kepribadian, kompetensi, dan penampilan fisik.2 Ketiga unsur tersebut sebagai berikut : 1. Kepribadian

Hasil penelitian dari Norman Anderson pada tshun 1968 ternyata dari 555 kata sifat yang menggambarkan hubungan antar individu ada enam kata sifat yang dianggap paling menyenangkan yaitu tutur, jujur, pengertian, setia, terus terang, dan terbuka. Sedangkan dua kata yang paling tidak disukai yaitu dusta dan bohong.

Menurut hasil penelitian Folkes dan Sear pada tahun 1977 kata sifat hangat ternyata penting dalam hubungan interpersonal. Kehangatan muncul pada saat kesan pertama terutama pada lima menit pertama pertemuan. Orang yang dianggap hangat apabila orang tersebut menyukai hal-hal yang sedang dibicarakan, memujinya, dan menyetujuinya. Sebaliknya, orang dikatakan dingin apabila tidak menyukai hal-hal yang dibicarakan, meremehkan, mencela, dan bahkan mengatakan hal-hal yang buruk.

2. Kompetensi

Kompetensi adalah keahlian atau keterampilan tertentu yang dimiliki seseorang. Kompetensi penting dalam melaksanakan proses interaksi sosial. Lalu, bagaimana kalau seseorang tidak memiliki kompetensi terntentu? Apakah dia akan diasingkan?

Seseorang yang memiliki kompetensi dalam bidang tertentu akan lebih mudah dalam berinteraksi dan biasanya lebih dihargai dalah suatu hubungan interpersonal. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki kompetensi dalam bidang tertentu, maka akan sulit dihargai dan menjalin relasi sosial.

Orang yang pandai memang lebih disukai daripada orang yang biasa-biasa saja kemmpuannya. Orang yang sangat pandai dan diiringi dengan

(9)

blunder lebih disukai orang lain karena kesalahan-kesalahan yang ia perbuat justru membuat dia seperti orang kebanyakan. Ia justru tampak sangat manusiawi. Sedangkan orang yang pandai tanpa diiringi dengan blunder (cacat) justru dinilai dingin dan terlalu pandai, sehingga kurang menggambarkan kehidupan orang awam pada umumnya. Bahkan, mungkin ia dianggap tidak wajar.3

3. Penampilan Fisik

Penampilan fisik (physical appearence) mudah dipahami bahwa penampilan fisik seseorang yang menarik lebih disukai dan disanjung daripada orang yang beruk fisiknya.

Mengapa penampilan fisik ini bisa menarik perhatian orang-orang? Untuk menjawab pertanyaan itu mungkin pendapat dari Sear, Freedman & Peplau (1985) ada manfaatnya. Menurut ketiga peneliti itu penampilan fisik mempunyai pengaruh kuat karena dua hal. Pertama yaitu fenomena Hallo Effect. Kedua, efek pancaran kecantikan.4

C. Kesamaan (Similarity)

Seseorang tertarik pada orang lain karena pengaruh faktor kesamaan. Jadi sebagian besar teman teman paling baik di sekeliling anda pada umumnya mempunyai persamaan karakteristik dalam hal jenis kelamin, status sosial di dalam masyarakat, usia, suku, bangsa dan sikap.5 Jadi daya tarik interpersonal adalah kesamaan, yang mana kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita.6

Sears, freedman dan paplau (1988) kembali menyebutkan tentang penelitian-penelitian pada pasangan kencana. Ternyata pasanngan-pasangan itu cenderung mirip satu sama lain dalam hal usia, intelegensi, rencana

3Sugeng, Sejati. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. (Yogyakarta: Teras, 2012), Hlm. 156.

4Sugeng, Sejati. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. (Yogyakarta: Teras, 2012), Hlm. 159.

5 Sugeng, Sejati. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. (Yogyakarta: Teras, 2012), Hlm.

168.

(10)

pendidikan, agama dan daya tarik fisik, latar belakang sosial, sikap, dan bahakan termasuk tinggi badannya. Penelitian-penelitian, yang melibatkann ratusan pasangan suami istri tersebutt mengatakan bahwa persamaan merupakan unsure pokok bagi seseoang untuk memutuskan apakah ia akan menyukai temannya atau tidak. Persamaani, agama, pendidikan, itu meliputi karakteristik sosiologi (kepercayaan, sikap, nilai-nilai, status sosial ekonomi); karakteristik fisik (tinggi bdan, warna mata dan umur); karakteristik fsikhis (tingkat IQ). Meskipun demikian Sears, freedman dan paplau (1988) perlu menambahkan dengan pendapat bahwa pemilihan pandangan berdasarkan faktor kesamaan ini ada batasnya. Artinya seseorang akan senang dengan teman kencannya (yang segala sesuatunya sudah lulus daam seleksi similarity), namun dengan syarat orang ini tidak mengalami sakit jantung dan sebagainya.

Compatibility, complementary

Setelah panjang lebar membahas tentang kesamaan sebagai faktor yang meneybabkan dua individu slaing tertarik, maka kemudian timbul pertanyaan bagaiman dengan faktor yang berlawanan ( opposite ) ? apakah hal itu tidak cukup kuat untuk membuat dua individu saling tertarik ? ini misalnyya seseorang ynag bertemperamen dominan saling tertarik dengan orang yang submissive ( serba patu, pasif dan agak dependen ).

(11)

istri Karen pesta perkawinannya bersifat tradisional. Itu adalah faktor similarity nya.

Menurut fisher ( 1982) suatu kelanggengan ikatan perkawinan tidak hanya karena faktor compability nya saja tetapi lebih didasarkan pada adanya faktor kesamaan( similarity ) pada pasangan tersebut. Menurut Kerckhoff dan Davis (1962) Hubungan lain antara faktor similarity dan complamentary menerangkan bahwa pada pasangan yang membina hubungan kurang dari 18 bulan dan ketika mereka menemukan banyak persamaan, makan mereka berniat untuk membuat hubungan menjadi permanen ( sah ). Dalam situasi ini, penemuan karakter pada pasangannya yang ternyata bersifat saling melengkapi, maka justru hal itu membuat pasangan tersebut ingin membuat hubungan yang lebih permanen.

Sebaliknya para pasangan yang membina hubungan lebih dari 18 bulan, faktor kesmaan justru membuat pasangan itu menunda pernikahan. Kemudian justru faktor saling melengkapai yang membuat pasangan itu ingin menikah dengan resmi.

Bagaimana hal itu bisa di terangkan dengan mudah ? menurut kerckhoff dan davis pada stiap hubungan sosial ternyata ada serangkaian filter (penyarigan). Pada filter pertama masing-masing pihak dalam pasangan itu melakukan seleksi pemilihan berdasrakan persamaan pada basis sosiologi. Hal itu antara lain meliputi persamaan dalam bidang agama dan status sosial ekonomi.

Bila dalam tahap ini faktor complement muncul, mungkin hubungan menjadi bubar. Misalnya serli miskin dan angga itu kaya. Dalam relasi sosial pada tahap ini, mungkin timbul perasaan bahwa dirinya di maafkan secara tidak adil dmi keunyungan pihak lain. Istilahnya ekspoitasi ini menyebabkan hubungan menjadi pecah.

(12)

Kemudian filter ketiga terbentuk ketika pasangan itu berkencan lebih lama lagi, dan pasangan itu mensyaratkan adanya faktor complementary . Artinya dua orang itu sudah saling melihat kekurangan dan kelebihan pasangannya. Mereka berusaha untuk memaafkan kekurangan dan kelebihan pasangannya agar kerja sama antar keduanya dapat berjalan dengan harmonis serta dapat bertahan lama.

D. Keakraban (Familiarity)

Faktor selanjutnya yang sangat berpengaruh terhadap daya tarik individu adalah kemapuan seseorang untuk membuat hubungan sosil menjadi akrab. Hal ini memang mudah dipahami bahwa seseorang menyukai orang lain karena ia pun merasa akrab dengannya. Ini mungkin terjadi karena kedua orang tersebut sering berjumpa. Istilah yang populer yaitu tresno margokulino atau cinta karena sudah terbiasa bertemu.

Meskipun demikian Sers, Freedmen dan Peplau (1988), menyatakan banwa paktor keakraban atau seringnya bertemu ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Hal ini terbukti dari beberapa penelitian yang di kutip oleh Sers, Pridmen dan Peplau (1988) dan kawan-kawannya itu. Pada suatu penelitian ketika gambar-gambar yang sifatnya fositif dan netral sering diperhatikan pada subyek, maka hal itu akan memperbesar rasa sukanya terhadap gambar-gambar tersebut. Sebaliknya ketika gambar-gambar-gambar-gambar yang sifatnya negatif sering diperlihatkan maka hal itu ternyata tidak mempebgaruhi subyek.

(13)

Keterbatasan ketiga dari faktor keakraban yaitu pengulangan akan membuat jenuh. Artinya seseorang yang bertemu dengan orang lain mungkin pada mulanya hubungannya akrab. Tetapi karena terlalu sering bertemu maka masing-masing pihak menjadi jenuh atau bosan. 7

E. Proximity

Faktor proximity atau kedektan ternyata juga berpengaruh terhadap daya tarik interpersonal. Artinya dua orang yang tinggalnya berdekatan tentu akan sering bertemu. Hal ini akan memacu vtimbulnya rasa ketertarikan antara keduanya. Mereka berdua tinggal berdekatan menunjukkan bahwa jarak fisik atau jarak fungsionalnya berdekatan. Jarak fisik mencerminkan jarak sebenarnya (dalam ukuran meter) yaitu individu tinggal secara bertetangga. Jarak pungsional yaitu kemungkinan orang berjumpa di tentukan oleh desain bangunan apartemen ditambah dengan jarak sebenarnya (jarak fisik).

Mengapa faktor proximity ini memacu timbulnya rasa suka antara dua individu? Sers, Pridmen dan Peplau (1988), mengajukan tiga alasan. Pertama tinggal berdekatan berarti kesempatan untuk saling bertemu tinggi dan frekuensi pertemuan menjadi sering terjadi. Hal ini member peluang bagi keduanya untuk membina hubungan yang akrab, sehingga timbul perasaan saling menyukai.

Alasan kedua yaitu tinggal berdekatan sering dihubungkan dengan prinsip kesamaan. Misalnya kompleks perumahan yang penghuninya sama-sama bekerja di suatu perusahaan atau penghuni yang mempunyai tingkat status sosial ekonomi yang sama. Alasan ketiga yaitu tinggal berdekatan akan memudahkan seseorang member rewards atau punishment dalam interaksi sosial dengan orang lain.

Untuk menjelaskan faktor proximity ini Fisher (1982) telah mengutup suatu percobaan yang dilakukan oleh Thodore Newcomb Pacia (1956 dan 1961). Percobaan itu melibatkan sejumlah mahasiswa tingkat pertama dari universitas berbeda dan tempat tinggal yang saling berjauhan. Mereka

(14)

kemudian diminta untuk tinggal dalam satu rumah sewaan selama 4 bulan. Apa yang terjadi dengan mereka?

Hasil percobaan menunjukkan bahwa seseorang akan merasa lebih dekat dengan teman sekamarnya dari pada teman lain yang berbeda kamar. Ini membuktiakn berlakunya prinsip kedekatan (proximity). Dua individu yang merasa saling dekat itu kemudian membuat interaksi yang lebih mendalam, sehingga terjadi persamaan sikap. Ini telah mendukung prinsip kesamaaan (similarity).

Jadi secara ringkas percobaan inni telah menjelaskan bahwa prinsip proximity telah membuat prekuensi interaksi sosial menjadi meningkat. Hal ini telah menyebabkan terjadinya hubungan timbale balik yang pada tahap berikutnya terjadi pengungkapan ekspresi yang nyaman karena prinsip similarity telah terpenuhi. Jadi pesan dari percobaan ini adalah janganlah bergaul hanya dengan kawan yang dekat saja, karena hal itu akan menghilangkan potensi-potensi hubungan yang lain yang mungkin ada.

Selanjutnya Fisher juga member komentar bahwa faktor proximity ini bisa untuk menerangkan suatu hubbugan atara dua orang yang bersifat pertemanan biasa sampai hubungan perkawinan. Sebaliknya faktor inipun juga berperan sebagai pemicu dalam hubungan yang sifatnya bermusuhan (hostile). Misalnya peristiwa pembunuhan perkosaan dan pencurian biasanya di rencanakan oleh orang yang dekat dengan korban.8

F. Hubungan Timbal Balik

Faktor terakhir dari daya tarik individu adalah reciprocity. Artinya individu menyukai orang lain, karena orang ian itu juga menyukai individu tersebut Sebaliknya individu menolak orang lain, karena orang lain itu juga menolak berhubungan dengan individu tersebut. Hal ini Nampak terutama pada saat seseorang sedang mempunyai kebutuhan untuk di senangi dan di hormati oleh orang lain.

(15)

Prinsip proximity ini nampaknya sesuai dengan petuah-petuah orang tua bahwa bila seseorang ingin di senangi dan di hormati oleh temannya maka ia harus menyenangi dan menghormatinya terlebih dahulu. Sebaliknya bila kita tidak ingin di benci oleh orang lain, maka janganlah kita membenci orang lain tersebut.

Fisher (1982) menyatakan bahwa faktor reciprocity dapat di terima dengan positif ( di sukai) oleh orang lain itu merupakan suatu hal yang menyenangkan (reward). Segala prilaku individu selalu tertuju untuk mendapatkan reward tersebut. Karena itu ia selalu memancarkan daya tariknya agar orang lain mendekat padanya. Caranya yaitu dengan berusaha mendekati orang ian itu terlebih dahulu. Keterbatasan faktor reciprocity ini yaitu hanya dapat berlaku dalam kondisi individu bebas mennetukan pilihannya, termasuk meninggalkan kelomponya. Artinya bila individu merasa terpaksa untuk tetap berada dengan orang lain dengan tujuan agar di sukai, makn perilaku yang muncul bersifat artificial (tidak murni, dibuat-buat). Akibatnya orang lain pun juga akan menampilkan priaku serupa, sehingga reward penerimaan positif tidak akan di peroleh dalam relasi sosial ini.

Keterbatasan kedua dari faktor ini yaitu sangat erat dengan hubungannya dengan tingkta kita menyenangi diri sendiri (bila seseorang merasa rendah diri, tentu ia sulit untuk menyukai dirinya sendiri). Sesuai dengan teori kosistensi kognitif, bila orang lain menyukai diri kita padahal kita adalah oarng yang rendah diri maka orang lain itu selanjutnya juga tidak akan menyukai diri kita. Hal ini mendapatkan keseimbangan kognitif.

(16)

yang menyebabkan wanita-wanita itu merasa positif atau negative terhadap diri sendiri. Dengan kata lain mereka mendapat pujian atau kritikan. Sesudah eksperimen, setiap wanita itu di beri angket sejumlah orang, termasuk laki-laki yang tampan tadi.

Hasil dari angket itu ialah wanita yang memperoleh informasi negative tentang dirinya (di kritik oleh laki-laki tampan tadi), menyatakan bahwa ia sangat menyukai laki-laki tampan tadi. Sebaliknya wanita yang mendapat informasi positif tentang dirnya (di puji oleh laki-laki tampan tadi), menyatakan bahwa ia mempunyai perasan yang biasa-biasa saja terhadap laki-laki tampan tadi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun orang itu senang degan penerimaan sosial yang positif, namun ternyata mereka juga menyukai orang-orang yang dapat memberikan kritik yang akurat daripada pujian yang palsu. Hal ini menunjukkan bahwa teori konsistensi kognitif dan teori reinforcement (memperkuat) berguna untuk menerangkan pristiwa reciprocity ini.

Dengan perkataan lain, adanya informasi yang negatif tentang diri kita sendiri tentunya akan membuat kita tidak nyaman. Namun ternyata informasi itu ada benarnya juga bahkan lebih berharga daripada pujian yang sifatnya palsu. Bila kita kemudian tidak menyukai si pemberi informasi negatif tadi, maka kita menjadi tidak nyaman. Agar keadaan kognisi menjadi nyaman makan kita akan mneyatakan bahwa si pemberi informasi itu menyenangkan.9 G. Prinsip-Prinsip Daya Tarik Individu

Menurut Fisher (1982) serta Sears, Fredman dan Puplau (1988), prinsip-ptinsip dasar daya tarik individu ada dua yaitu :

1. Prinsip berdasarkan teori Reinforcement (penguatan)

Prinsip ini juga di sebut sebagai teori belajar. Berdasarkan prinsip ini, individu akan menyukai orang yang member reward dan individu akan menghindari orang yang memberikan punishment. Reward ini merupakan penguatan terhadap segala tindakan yang di lakukan individu. Bentuk

(17)

ganjaran yaitu persetujuan sosial, artinya individu cenderung menyukai orang yang menilainya dengan positif.

2. Penilaian

Prinsip kedua yaitu bahwa dalam semua interaksi sosial, individu cenderung melakukan penilaian, tentang sikap orang lain cara positif atau negatif. Bila penilaiannya positif berarti ia menyukai sikap orang tersebut. Begitu juga sebaliknya.

3. Sesuai dengan teori Adjustive function.

Artinya individu cenderung memaksimalkan reward yang akan di perolehnya dan meminimalkan punishment. Contohnya yaitu guru yang selalu mengkritik murid cenderung untuk di hindari oleh murid-murid lainnya.

4. Sesuai dengan teori pertukaran, sosial dan Thibaut dan Kelley (1956) Prinsip ini merupakan kelajutan dari prinsip ketiga yaitu Adjustive puncition. Berdasarkan dari pendapat kedua peneliti tersebut, individu selalu menimbang-menimbang hubungan sosialnya dengan orang lain. Bila hasil yang diperoleh dari situ hubungan sosial ternyata lebih buruk dari pada alternatif-alternatif di luar, maka individu cenderung mengakhiri hubungan sosialnya, begitu juga sebaliknya.

5. Asosiasi

Hal ini sesuai dengan situasi Classical conditioning. Artinya individu akana menyukai orang lain yang di asosiasikan (di hubungkan) dengan pengalaman-pengalaman yang menyengkan. Ini terjadi karena rasa suka terhadap seseorang dapat di pengaruhi oleh reaksi emosional yang di kondisikan pada kejadian-kejadian yang di hubugkan dengan orang tersebut. Misalnya sekelopok mahasiswa di minta melihat poto-poto sambil di iringi dengan alunan musik tertentu bila musik tersebut di sukai oleh mahasiwa, maka ia pun menyukai poto itu.

(18)

berlalu, anda tetap berteman baik dnegan orang tersebut. Dalam hal ini keadaa yang sengsara telah membentuk rasa solidaritas yang tinggi.10

(19)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tarik individu terhadap individu lain asal mulanya ada dua hal yaitu pertama dari masa kanak-kanak yang didalamnya terdapat proses belajar dan proses penguatan terhadap apa yang diyakininya. Kedua, dari kenyataan bahwa hubungan sosial itu merupakan kebutuhan yang mendasar dari setiap individu.

Selain itu, terdapat lima penentu dari daya tarik interpersonal yaitu karakteristik pribadi, similarity (kesamaan), familiarity (keakraban), proximity (kedekatan), dan reciprocity (timbal balik).

B. Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Sears, David O, dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

UNAIR NEWS – Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, para mahasiswa program studi Profesi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga melakukan

Selain memenuhi asupan tubuh dengan vitamin neurotropik, penting pula dilakukan pemeriksaan kondisi secara berkala sehingga dapat mendeteksi gejala neuropati secara dini dan

Hasil penelitian yang dilakukan penulis juga dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling pada Dinas Kabupaten/ Kota

Penelitian tersebut mangkaji ganti rugi pembatalan khitbah dengan menggunakan tinjauan sosiologis sedangkan dalam skripsi ini mengkaji status harta pemberian pasca

Pengaruh penambahan fraksi etanol terhadap efektivitas oktil metoksisinamat dilihat berdasarkan peru- bahan nilai persen transmisi eritema dan pigmentasi antara formula I dan II

Penulis membatasi permasalahan yaitu hubungan penyakit Dermatitis dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas pemelihara ternak, hal ini

Oleh karena keberadaan penelitian mengenai suporter sepakbola yang masih terhitung minim, juga karena ketertarikan saya mengenai dunia suporter sepakbola dan keinginan

Terus gunakan kaedah lama yang sangat-sangat menyusahkan dan melambatkan proses urusan jual beli sekaligus melambatkan masa untuk close order. Anda masih ingin kekalkan