Nama :Qonita Chasanah
NPM : 133110037
Bidang Skripsi : Farmasetika Kosmetik
Rencana Judul : Formulasi Gel Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Uji SPF menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis.
Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terluar tubuh yang mudah terpapar lingkungan yang prooksidatif seperti sinar matahari. Paparan sinar UV menjadi perhatian khusus karena dapat berinteraksi dengan sel kulit dan menyebabkan berbagai efek kerusakan seperti terjadinya pembakaran pada kulit, penuaan dini, atau kerusakan kulit lainnya termasuk kanker. Oleh karena itu, diperlukan sediaan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari.
Tabir surya (Sunscreen) merupakan bahan kosmetik yang secara fisik atau kimia memberikan perlindungan terhadap efek perubahan dari sinar matahari terutama radiasi ultraviolet. Tabir surya fisik misalnya titanium dioksida, seng oksida yang dapat memantulkan sinar. Tabir surya fisik dapat menahan UV A maupun UV B. Satu diantara tabir surya alami adalah senyawa fenolik yang terdapat dalam tumbuhan dan berfungsi melindungi jaringan tanaman terhadap kerusakan akibat radiasi sinar matahari. Senyawa fenolik khususnya golongan flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya karena adanya gugus kromofor (ikatan rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar UV baik UV A maupun UV B sehingga mengurangi intensitasnya pada kulit. Efektivitas sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan harga SPF (Sun Protected Factor) yang menggambarkan kemampuan produk tabir surya dalam melindungi kulit dari eritema.
sebagai limbah, meskipun kulit papaya ini mempunyai kegunaan yang sangat tinggi. Pada penelitian Santos dkk, (2014) analisis kandungan senyawa fenolik dan Vitamin C kulit papaya lebih tinggi dibandingkan biji papaya. Penelitian Lia Marliani dkk (2015) Aktivitas Antioksidan dan Tabir surya alami pada ekstrak kulit buah papaya menghasilkan antioksidan yang kuat dan aktivitas daya proteksi terhadap sinar UV.
Inovasi dalam pembuatan sediaan obat dan kosmetik selalu dilakukan, agar obat yang dibuat sesuai dengan target yang dikehendaki secara farmasetis maupun farmakologis. Penggunaan ekstrak kulit buah pepaya menjadi sediaan krim tabir surya telah dilakukan (Rahmadiningsih 2016), maka perlu adanya penelitian menjadi sediaan yang lain. Gel merupakan sistem semipadat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Keuntungan sediaan gel yaitu tidak lengket, kemudahan pencucian dengan air yang baik, kemampuan penyebaran yang baik pada kulit karena kadar air gel tinggi, sehingga jumlah air yang banyak dalam gel akan menghidrasi stratum corneum dan terjadi perubahan permeabilitas stratum corneum menjadi lebih permeabel terhadap zat aktif yang dapat meningkatkan permeasi zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi gel tabir surya dari kulit buah papaya serta menguji sifat fisik dan nilai SPF dari sediaan gel dan mengubah pandangan masyarakat tentang pemanfaatan kulit buah papaya yang awalnya tidak dimanfaatkan.
Rumusan Masalah
Apakah ekstrak etanol kulit buah papaya (Carica papaya L.) dapat di formulasikan menjadi sediaan gel tabir surya?
Tujuan Penelitian
Memanfaatkan penggunaan ekstrak etanol kulit buah papaya (Carica papaya L.) dalam formulasi sediaan gel tabir surya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai penggunaan ekstak etanol kulit buah papaya (Carica papaya L.) dalam formulasi sediaan gel tabir surya .
Hipotesis
Ekstrak etanol kulit buah papaya (Carica papaya L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel tabir surya.
Alasan pemilihan judul 1. Pemilihan kulit pepaya
Tumbuhan Pepaya ( Carica papaya L.) merupakan tanaman lokal yang secara empiris digunakan untuk menanggulangi ruam kulit dan kulit terbakar. Berbagai bahan tanaman alam dapat digunakan sebagai sumber tabir surya seperti buah, daun, biji, bunga, batang dan rimpang. Penelitian penggunaan buah papaya sebagai sedian tabir surya pun telah dilakukan oleh Sachin dkk (2013). Namun, penggunaan kulit buah sangat jarang digunakan karena kulit buah dianggap sebagai limbah, meskipun kulit buah papaya ini mempunyai kegunaan yang sangat tinggi. Pada penelitian Santos dkk, (2014) analisis kandungan senyawa fenolik dan Vitamin C kulit papaya lebih tinggi dibandingkan biji papaya. Senyawa fenolik khususnya flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya karena adanya gugus kromofor (ikatan rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar UV. Penelitian Ang Yee dkk (2012) kandungan antioksidan kulit buah papaya lebih tinggi dibandingkan biji papaya. Penggunaan antioksidan pada sedian tabir surya dapat meningkatkan aktivitas fotoprotektif dan dapat mencegah berbagai macam penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi ultraviolet. Penelitian Lia Marliani dkk (2015) Aktivitas Antioksidan dan Tabir surya alami pada ekstrak kulit buah papaya menghasilkan antioksidan yang kuat dan aktivitas daya proteksi terhadap sinar UV. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut penggunaan ekstrak kulit buah papaya menjadi sediaan tabir surya.
Paparan sinar UV menjadi perhatian khusus karena dapat berinteraksi dengan sel kulit dan menyebabkan berbagai efek kerusakan seperti terjadinya pembakaran pada kulit, penuaan dini, atau kerusakan kulit lainnya termasuk kanker. Tabir surya (Sunscreen) merupakan bahan kosmetik yang secara fisik atau kimia memberikan perlindungan terhadap efek perubahan dari sinar matahari terutama radiasi UV. Oleh karena itu perlu adanya inovasi peningkatan penelitian tabir surya alami sebagai alternatif yang aman dari zat kimia berbahaya dalam sediaan tabir surya.
3. Pemilihan sediaan gel
Metode Kerja Alat dan Bahan
Bahan : 1. Kulit papaya 2. Etanol 96 % 3. HPMC 4. Gliserin 5. Propilenglikol 6. Metil parabel 7. Akuades 8. n-hexane
Alat :
• Spektrofotometer UV • Neraca analitik • Moisture Balance • Viscotester
• Almari pengering • Blender
• Alat ukur daya sebar • pH universal
• alat alat gelas
• Tube
Uji Determinasi
Tujuan dilakukan determinasi adalah untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang digunakan. Determinasi dilakukan dengan mencocokan ciri-ciri morfologi yang ada pada kulit papaya.
Pembuatan Ekstrak Kulit Pepaya Proses pembuatan ekstrak kulit pepaya:
Pembuatan ekstrak kulit papaya dilakukan dengan menimbang kulit papaya. Buah ini dicuci dan dipotong secara melintang menggunakan pisau stainless steel dengan ketebalan ± 3mm dan dikeringkan dengan diangin -anginkan selama 24 jam. Kulit papaya yang sudah diangin-anginkan kemudian dioven dengan suhu 50 ºC hingga kering. Kulit papaya yang sudah kering kemudian diblender dan diayak hingga berbentuk serbuk. Hasil ayakan ditimbang dimaserasi dengan etanol 96% selama 5x24 jam. Hasil maserasi kemudian disaring menggunakan kertas saring dan dipekatkan dengan menggunakan rotaryevaporator hingga didapatkan ekstrak etanol kental .
Formulasi Sediaan Gel Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit Papaya Dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak
Komposisi F1 F2 F3 F4
Konsentrasi ekstrak etanol kulit papaya
0,5 % 2% 4% 6%
Propilenglikol 4,5 % 4,5 % 4,5 % 4,5 %
Gliserin 10 % 10 % 10 % 10 %
Metil paraben 0,2 % 0,2 % 0,2 % 0,2 %
Aquadest Ad 100% Ad 100% Ad 100% Ad 100%
Pembuatan Sediaan Gel
Semua bahan disiapkan dan ditimbang/diukur sesuai dengan komposisi yang akan dibuat dalam sediaan. HPMC dimasukkan kedalam air dan diaduk dengan kecepatan 400 rpm selama 10 menit (campran 1). Ditempat yang berbeda campur humectant yang digunakan menggunkan mixer dengan kecepatan 200 rpm selama 5 menit ( campuran 2). Masukkan campuran 2 kedalam campuran 1 sambil diaduk-aduk hingga homogen dengan kecepatan 400 rpm. Tambahkan eksrak dan bahan lain hingga homogen.
Pengamatan Organoleptis 1. Warna
Pengamatan warna dilakukan secara visual dengan mata biasa terhadap sediaan.
2. Aroma
Aroma diuji dengan cara mencium aroma dari sediaan yang dihasilkan.
Uji Homogenitas
Gel yang akan diuji dioleskan pada gelas obyek untuk diamati homogenitasnya pada mikroskop. Apabila tidak terdapat butiran butiran kasar di atas gelas obyek tersebut. Maka gel yang diuji dinyatakan homogen.
Sediaan diukur viskositasnya dengan mrnggunakan Viskometer brookfield tipe RV dengan spindle TC dan putaran 5 rpm. Pengukuran viskositas dilakukakan pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28.
Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkan alat pH meter ke dalam sediaan gel sampai menunjukkan angka yang konstan setelah beberapa saat. Nilai pH didapatkan dari angka tersebut. Kesesuaian pH gel dengan pH kulit, yang berada pada rentang 4-6,5.
Uji Daya Sebar
Gel ditimbang 0,5 g, diletakkan ditengah kaca bulat berskala, diatas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125g. didiamkan 1 menit, kemudian catat diameter penyeberannya (dilakukan 2 hari steelah gel dibuat).
Uji Stabililitas
Gel disimpan pada suhu 4 C selama 24 jam lalu dipindahkan kedalam oven bersuhu ͦ 40ͦ C selama 24 jam, waktu selama penyimpanan dua suhu tersebut dianggap 1 siklu, dilakukan sebanyak 6 sikus lalu diamati parameter kestabilannya seperti bau, warna dan pH. Atau dengan disimpan pada suhu 4 C, suhu kamar dan suhu ͦ 40 C lalu diamati parameter kestabilannya sepertiͦ bau, warna dan pH selama 30 hari.
Uji Kesukaan
Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya menggnakan respon senang atau tidak senang terhadap sediaan yang akan diuji. Pada penelitian ini dilakukan uji hedonis terhadap 10 sukarelawan dengan parameter yang diuji meliputi rasa. Syarat syarat panelis adalah sebagai berikut:
1) Berbadan sehat
Uji nilai SPF gel
Penentuan efektifitas sediaan sunscreen dilakukan dengan menentukan nilai SPF dengan metode spektrofotometer Uv-vis.
- Spektrofotometer Uv-vis dikalibrasi dengan etanol 96 %
- Gel diencerkan menjadi masing-masing 1000mg/L diambil 0,01 gram dan dilarutkan dalam 10 mL etanol 96%. Gel yang telah di encerkan dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 2 ml.
- Dilakukan serapan uji dengan panjang gelombang antara 290- 320 nm. Etanol 96 % sebagai blanko.
- Pengukuran nilai SPF dilakukan dengan mengukur serapan sediaan gel pada sepektrofotometer setiap 5 nm
- Nilai SPF dihitung dengan persamaan matematis sebagai berikut :
1. AUC
[AUC] = A ( p - a) + A ( p) { λ p - λ(p-a) } 2
A(p) : Absorbansi pada panjang gelombang yang lebih tinggi diantara dua panjang gelombang. A(p-a) : Absorbansi pada panjang gelombang yang lebih rendah diantara dua panjang
gelombang yang berurutan
λ p : panjang gelombang yang lebih tinggi diantara dua panjang gelombang.
λ(p-a) : panjang gelombang yang lebih rendah diantara dua panjang gelombang yang berurutan.
2. SPF
Log SPF = ∑ AUC (λn) - (λ1)
(λn) : panjang gelombang terbesar (320 nm) diantara panjang gelombang 290 nm hingga 320 nm;