• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARA MANAJER YANG MENGGUNAKAN HUKUMAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PARA MANAJER YANG MENGGUNAKAN HUKUMAN (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PERILAKU ORGANISASI STUDI KASUS

“PARA MANAJER YANG MENGGUNAKAN HUKUMAN”

OLEH :

ANDI FARHAN AKBAR : I2A014054

ARIF RAHMAN : 12A014056 KHAERUL AMRI : I2A014078 KURNIA KHAIRANY : I2A014080

RAPIIN : I2A014100

PROGRAM MEGISTER MANAJEMEN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MATARAM

(2)

Studi Kasus : PARA MANAJER YANG MENGGUNAKAN HUKUMAN

(3)

mendapati satu dari perkawilan penjualnnya datang padanya dan mengatakan, “Saya merasa malu untuk datang ke pertemuan karena saya selalu berada di paling bawah. “ Karyawan mengajukan diri bahwa ia akan bekerja ekstra keras untuk memperbaiki rankingnya. Ia pun berhasil.

Pertanyaan :

1. Kondisi-kondisi apakah, jika ada, yang menurut Anda membenarkan penggunaan hukuman?

2. Apakah menurut Anda kebanyakan manajer menggunakan hukuman? Jika ya, mengapa?

3. Apakah aspek negatif dari penggunaan hukuman? Dari penggunaan penegasan positif?

4. Pernahkah Anda bekerja untuk seorang atasan yang menggunakan hukuman ? apakah respons perilaku Anda?

Jawab :

1. Penggunaan hukuman bagi para karyawan tepat digunakan sebagai alat pengendali agar kinerja pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Selain itu hukuman juga memotivasi para karyawan agar meningkatkan kinerjanya dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan, mendapat keuntungan semaksimal mungkin atau pun mencapai target penjualan yang diinginkan perusahaan. Penggunaan hukuman juga dapat dijadikan teladan kedisiplinan. Jika aturan dan hukum dalam suatu perusahaan tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu maupun antar perusahaan. Pada kasus di atas, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah perilaku pegawai. Seperti pada studi kasus yang karyawan dari dealer tersebut tidak mencapai target sehingga manajer memberikan sebuah hukuman agar kinerja karyawan lebih baik, dan terbukti target yang diinginkan terjadi peningkatan setelah manajer bersikap keras kepada karyawannya.

(4)

tercapai. Punishment dilakukan untuk memperkecil kesalahan dan pengulangan kesalahan yang dilakukan pekerja serta sebagai motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan.

3. Aspek negatif dari penggunaan hukuman :

 Memicu adanya konflik pribadi antara manager dengan karyawan yang diberi hukuman.

 Karyawan yang kepribadiannya tidak mudah menerima hukuman atau teguran akan tersinggung, yang dikhawatirkan adalah karyawan tersebut justru tidak termotivasi dan kinerjanya semakin turun.

 Melanggar HAM, maksudnya tidak semua manager yang menggunakan hukuman berkenan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menjelaskan alasan mengapa kinerjanya turun atau pun hanya untuk sekedar menyampaikan pendapatnya.

 Melanggar UU Ketenagakerjaan apabila penggunaan hukuman berupa hukuman fisik

Skinner (Skinner, 1953) dalam banyak hal lebih menyukai penggunaan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang baik dan menggunakan hukuman sosial. Sebuah penguat negatif adalah stimulus untuk menghindari, dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku positif yang dikehendaki. Suatu tindakan agar melarikan diri atau menghindari penguat negatif disebut sebagai Reinforcement Negatif. Disinsentif yang punishers. Kekurangan dalam penggunaan hukuman dari penegasan positif adalah apabila respon atau perilaku yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak ada efek pembelajaran atau efek jera terhadap hukuman yang telah diberkan kepada pekerja. Untuk meminimalisir adanya efek negatif manajer dapat melakukan beberapa hal dibawah ini :

(5)

dan informasi terhadap status ketidaksesuaian pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.

b. Proses pemberian sanksi. Banyak jenis sanksi yang dapat diberikan oleh karyawan. Ada beberapa perusahaan yang memberikan sanksi dalam bentuk penetapan denda karena kesalahan karyawan. Contoh kasus adalah dengan memotong gaji karyawan yang menghilangkan material atau membuat reject terhadap suatu kegiatan proses, dimana pemotongan gaji ini tidak mengikat pada status pemotongan gaji pokok melainkan hanya pada insentif yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada yang memberikan sanksi berupa administratif dimana individu yang bersangkutan diminta dalam jangka waktu tertentu berada dalam sistem pengawasan khusus dan diminta untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam jangka waktu tertentu.

c. Proses coaching dan counseling. Kegiatan coaching dan counselling ini memberikan informasi terhadap karyawan yang bersangkutan untuk melakukan proses pengubahan pola berpikir/ mindset sehingga melihat dari arah lain untuk dapat memposisikan bagaimana melakukan proses pengerjaan dari jenis pekerjaannya secara tepat. Banyak hal yang dapat dikembangkan dari proses pengawasan terhadap karyawan, namun secara khusus sebaiknya dipahami bahwa proses pemberian punishment bukanlah sanksi yang menurunkan aspek performa karyawan melainkan untuk meningkatkan prestasi dari karyawan yang bersangkutan tersebut.

Penggunaan penegasan positif dari manager seringkali diabaikan oleh para karyawan, karena dianggap sebagai upaya yang kurang memberikan efek jera untuk memotivasi karyawan. Namun sebagian karyawan lebih menyukai penegasan positif dari manager karena menganggap kinerja karyawan masih dihargai. Penggunaan penegasan positif dimaksudkan untuk mendorong karyawan memantau perilaku-perilaku mereka sendiri dan memikul tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka. Penegasan positif bertumpukan pada konsep bahwa para karyawan harus memikul tanggung jawab atas tingkah laku pribadi mereka dan persyaratan-persyaratan pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait