• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LKS IPA TERPADU BERBASIS WEB DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI KARAKTER PADA MATERI GLSTSGPS TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS VIII SMPN 8 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LKS IPA TERPADU BERBASIS WEB DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI KARAKTER PADA MATERI GLSTSGPS TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS VIII SMPN 8 PADANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 7. April 2016, 193-200

193

PENGARUH LKS IPA TERPADU BERBASIS WEB DENGAN

MENGINTEGRASIKAN NILAI KARAKTER PADA MATERI GLSTSGPS

TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS VIII SMPN 8 PADANG

Ayu Triana

1)

Asrizal

2)

Zulhendri Kamus

2)

1)

Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

2)

Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

ayuutriana@gmail.com

ABSTRACT

Integrating Science, ICT, and character values in learning are important in education. The fact of this integration is not done optimal in school. Alternative solution of this problem is use of student worksheet based web by integrating character values in the learning of natural science. The purpose of this research is determine the competence of students in learning by using of student worksheet based web by integrating character values in the learning of natural science in materials linear motion, structure of plan, motion system, simple machine and investigate the impact of student worksheet based web by integrating character values in the learning of natural science in materials linear motion, structure of plan, motion system, simple machine the competence of students class VIII SMPN 8 Padang. The kind of this reseach is the quasi experiment research. The population of this research were all of the students of SMPN 8 Padang of academic year 2014/2015. Sampling technique was purposive sampling. The data of the research were the competence of students on aspects of knowledge, attitudes, and skills. Research instrument in the form of sheets of learning outcomes assessment, observation sheets, and performance assessment sheet. Based on data analysis of research that has been done can be stated that the results of this study are: competence of students in learning by use of student worksheet based web by integrating character values in the learning of natural science on aspects of knowledge, attitudes, and skills respectly 76.17, 81.60, and 89.84. Second, the use of student worksheet based web by integrating character values in the learning of natural science in materials linear motion, structure of plan, motion system, simple machine give effect to the competence of students class VIII SMPN 8 Padang.

Keywords : Student worksheet, Web, Character values, Competence PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai arti penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Pelaksanaan pendi-dikan perlu diciptakan agar mampu bersaing dalam menghadapi globalisasi. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan menghasilkan lulusan yang kompetitif. Berdasar-kan hal ini, peningkatan-peningkatan dalam bidang pendidikan perlu terus dibangun dan dikembangkan.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia telah dirintis dan diwujudkan. Salah satu-nya adalah evaluasi pelaksanaan kurikulum yang diikuti dengan penyempurnaan kurikulum. Pada saat ini kurikulum di Indonesia bernama kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, ber-bangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Pada Kurikulum 2013 dituntut pengintegra-sian nilai karakter dalam mata pelajaran. Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran atau nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui semua mata pelajaran[1]. Pendidikan bukan hanya peningkatan pengetahuan semata, namun juga bertanggung jawab dalam

mem-bentuk karakter siswa. Karakter merupakan keselu-ruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan dan perilaku atau perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Karakter dapat disebut sebagai jati diri seseorang yang telah terbentuk dalam proses kehidupan oleh sejumlah nilai-nilai etis dimilikinya, berupa pola pikir, sikap dan perilakunya[2]. Pengintegrasian nilai karakter dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam sumber belajar yang digunakan.

Penerapan kurikulum 2013 pada tingkat SMP mengikuti struktur kurikulum. Materi pembelajaran IPA disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi. IPA Terpadu merupakan ga-bungan antar bidang kajian IPA, yaitu Fisika, Bumi Antariksa, Kimia dan Biologi yang disajikan secara utuh[3]. Materi dalam IPA terpadu diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian Biologi, Fisika, dan Kimia sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian Biologi, Fisika, dan Kimia sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya.

Tujuan pembelajaran IPA Terpadu, yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembe-lajaran, meningkatkan minat dan motivasi, dan beberapa kompetensi dasar yang dapat dicapai

(2)

194

sekaligus[4]. Ada sepuluh pola pengintegrasian pem-belajaran terpadu. Salah satunya adalah model pembelajaran terpadu tipe terhubung. Pembelajaran terpadu tipe terhubung adalah pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi[5].

Pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran IPA terpadu adalah LKS. LKS yaitu materi pembelajaran yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri[6].

Penggunaan TIK dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. TIK mempunyai fungsi sebagai gudang ilmu pengetahuan. TIK juga berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran bagi guru, siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa. Selain itu, TIK dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan di sekolah yang dapat berupa internet, perpustakaan digital, papan elektronik, lab multime-dia, dan kelas virtual[7].

Web merupakan contoh konkret dalam penda-yagunaan TIK dalam pembelajaran. Penggunaan TIK dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kuri-kulum 2013, dimana penggunaan TIK merupakan sarana pembelajaran dan dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Web adalah program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya dengan membentuk jaringan[8].

LKS berbasis web merupakan salah satu bentuk bahan ajar multimedia interaktif menggu-nakan koneksi internet dalam pembelajaran. LKS berbasis web adalah LKS yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. LKS berbasis web merupakan suatu bahan ajar yang memanfaatkan media situs website yang bisa diakses melalui jaringan internet[9]. LKS berbasis web memberi kemudahan bagi siswa untuk mengakses multimedia, memperoleh informasi serta kemudahan mengakses dari satu halaman web ke halaman web yang lain.

Berdasarkan hasil wawancara di SMP Negeri 8 Padang, kenyataan menunjukkan bahwa pelak-sanaan pembelajaran IPA terpadu masih dilakukan oleh guru berbeda. Setiap materi diajarkan oleh guru yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Materi fisika diajarkan oleh guru Fisika, begitu pun Biologi dan Kimia yang seharusnya diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian IPA. Bahan ajar yang tersedia juga belum menggambarkan keterkaitan antara Fisika, Biologi, dan Kimia. Hal ini menggambarkan pembe-lajaran IPA belum terpadu sebagaimana tuntutan kurikulum 2013.

Penggunaan TIK belum optimal digunakan pada pembelajaran IPA yang seharusnya merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran semua mata pelajaran. Beberapa mata pelajaran bahkan ada yang sama sekali belum meng-gunakan perangkat TIK dalam pembelajaran. Hal tersebut menggambarkan penggunaan TIK belum optimal dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini tergambar bahwa penggunaan web sebagai contoh konkret dalam pendayagunaan TIK dalam pembela-jaran belum terselenggara dalam pembelapembela-jaran IPA.

Nilai-nilai karakter belum terintegrasi pada bahan ajar yang digunakan. Penanaman nilai-nilai karakter yang harus dibentuk pada diri siswa belum dimuat dalam bahan ajar yang tersedia di sekolah. Penanaman karakter hanya dalam proses pembelaja-ran saja. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dika-takan bahwa penanaman karakter dalam bahan ajar belum terlihat.

Berdasarkan masalah yang telah dikemu-kakan, salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui LKS IPA terpadu dengan mengintegrasikan nilai karakter dan memanfaatkan penggunaan web. Hal itu sesuai dengan rancangan pembelajaran pada kurikulum 2013, dimana materi pembelajaran IPA diajarkan secara terpadu dan menekankan penggunaan TIK dengan cara menggu-nakan web dalam pembelajaran IPA. Kurikulum 2013 juga menuntut penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa yang dapat dilakukan dengan meng-integrasikan nilai karakter dalam LKS. Penelitian ini dilakukan pada materi gerak lurus dan penerapannya, struktur jaringan tumbuhan dan pemanfaatanya, struktur rangka otot manusia, dan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan. Keempat materi ini disingkat dengan GLSTSGPS.

Keunggulan dari LKS IPA terpadu berbasis web adalah siswa dapat mengakses informasi kapan saja dan dimana saja, penggunaan multimedia dalam web seperti video, animasi, dan gambar akan menam-bah motivasi siswa dalam belajar. Siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran karena LKS IPA terpadu berbasis web ini memuat materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas. Pada LKS IPA terpadu berbasis web terdapat soal-soal yang harus dikerjakan dalam rentang waktu tertentu, siswa dapat mengetahui skor yang mereka dapatkan sehingga mereka tahu sejauh mana pencapaian kompetensi yang telah dicapai, dan terdapat forum diskusi serta

chatting sehingga siswa masih dapat berkomunikasi

dengan guru di luar proses pembelajaran. Pada LKS IPA terpadu berbasis web diintegrasikan nilai-nilai karakter yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi siswa.

Berdasarkan uraian dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Apakah terdapat pengaruh penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLST-SGPS terhadap kompetensi siswa kelas VIII SMPN 8

(3)

195

Padang?”. Tujuan penelitian adalah untuk menentu-kan kompetensi siswa dalam pembelajaran menggu-nakan LKS IPA terpadu berbasis web dengan meng-integrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS dan menyelidiki pengaruh penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS terhadap kom-petensi siswa kelas VIII SMPN 8 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini adalah Quasi

Experiment Research (penelitian eksperimen semu).

Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan yang diberikan pada subjek atau sampel penelitian.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Kontrol Group Only Design. Dalam Penelitian dibutuhkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS, sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Langkah selanjutnya di akhir penelitian kedua kelas diberi tes untuk meli-hat perbedaan kompetensi siswa. Bentuk rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen X T

Kontrol - T

Keterangan:

X = LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS

T = Tes akhir yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/2015. Kelas VIII terdiri dari 7 kelas dengan 32 orang siswa per kelas. Jumlah populasi sebanyak 224 orang siswa. Populasi yang ada di-ambil dua kelompok yang homogen sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dengan menggunakan teknik

Purposive Sampling (teknik sampling bertujuan).

Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas kelas sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Kemu-dian dilaksanakan uji kesamaan dua rata-rata melalui uji t didapatkan bahwa kedua kelas mempunyai rata-rata kemampuan yang sama sebelum diberikan perla-kuan. Dari 2 kelas sampel yang telah diuji kesamaan dua rata-rata tersebut, maka ditentukan secara acak kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol adalah VIII D.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas adalah LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter. Varibel terikat ada-lah kompetensi siswa kelas VIII SMPN 8 Padang yang diperoleh siswa setelah diberi perlakuan. Variabel kontrol dalam penelitian adalah materi pembelajaran, pendekatan, alokasi waktu, jumlah soal yang akan diujikan pada kedua kelas sama. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi siswa. Kompetensi siswa diperoleh sete-lah diberi perlakuan yang meliputi aspek penge-tahuan, sikap, dan keterampilan.

Prosedur penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan hal-hal yang dila-kukan adalah menetapkan jadwal penelitian, menen-tukan populasi dan sampel penelitian, menetapkan kelas kontrol dan kelas eksperimen, mempersiapkan LKS berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter, mempersiapkan rencana pelaksanaan pem-belajaran untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol, menyusun instrumen penelitian seperti soal-soal tes akhir untuk aspek pengetahuan, lembar observasi aspek sikap dan lembar penilaian kinerja untuk aspek keterampilan.

Pada tahap pelaksanaan terdapat perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas sampel. Kelas eksperimen menggunakan buku siswa kurikulum 2013 ditambah dengan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter, sedangkan untuk kelas kontrol hanya menggunakan buku siswa kurikulum 2013. Tahap akhir berupa mengadakan tes akhir, mengumpulkan data kompetensi aspek penge-tahuan berbentuk lembar jawaban tes akhir yang diperoleh dari kedua sampel, mengumpulkan data kompetensi aspek sikap dan keterampilan siswa, menganalisis kompetensi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui uji statistik, menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

Instrumen adalah alat pengambil data dalam penelitian. Instrumen penilaian aspek pengetahuan yaitu berupa tes objektif yang dilaksanakan diakhir penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan adalah membuat kisi-kisi soal tes uji coba, menyusun soal tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, melakukan uji coba soal di SMPN 1 Padang. Berda-sarkan hasil uji coba dilakukan analisis soal untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya beda soal, dan reliabilitas. Berdasarkan hasil analisis soal diperoleh soal-soal yang akan digunakan sebagai soal tes akhir. Instrumen penilaian aspek sikap adalah peni-laian aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian yang dilakukan dalam aspek ini dalam bentuk lembar observasi. Dalam format penilaian terdapat penilaian sikap siswa dengan beberapa indikator penilaian sikap. Instrumen penilaian aspek keterampilan mengacu pada rubrik penskoran. Rubrik penskoran berisi

(4)

196

kriteria penilaian kerja. Hasil perolehan nilai sikap dan keterampilan akan dirata-ratakan tiap kelas eks-perimen dan kelas kontrol. Rata-rata nilai sikap dan keterampilan akan dibandingkan melalui grafik pen-capaian kompetensi aspek sikap dan keterampilan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Analisis data bertujuan untuk menguji hipote-sis yang dikemukakan dalam penelitian diterima atau ditolak. Analisis data yang dilakukan dalam pene-litian ini adalah analisis statistik deskriptif, teknik presentase dan grafik, dan uji kesamaan dua rata-rata. Analisis deskriptif adalah proses untuk mengetahui dan menggambarkan informasi yang telah diperoleh seperti data kompetensi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesim-pulan yang didukung data tersebut. Analisis kompe-tensi pada aspek pengetahuan, sikap, dan keteram-pilan dilakukan dengan cara mendistribusikan data nilai kompetensi setiap aspek pada kedua kelas.

Teknik presentase merupakan perhitungan skor keseluruhan dari tiap indikator setiap aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran. Skor total yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai. Pada grafik ditampilkan proporsi skor rata-rata dan kriteria setiap aspek sikap atau keterampilan setiap kali pertemuan pada kedua kelas sampel. Analisis penilaian kompe-tensi sikap dan keterampilan dari grafik dapat dike-tahui seberapa jauh perkembangan nilai sikap dan keterampilan siswa.

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menyelidiki apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kedua kelas sampel atau tidak. Dalam menguji hipotesis menggunakan uji statistik, yaitu uji t untuk data terdistribusi normal dan mempunai varians yang homogen, uji t’ untuk data yang terdistribusi normal dan mempunyai varians yang tidak homogen, Uji t dengan rumus : 2 n 1 1 n 1 S 2 X 1 X t   

Harga thitung dibandingkan dengan harga tyang terdapat dalam tabel distribusi t. Kriteria pengujian penerimaan Ho jika nilai -t1-1/2α<

t

t

11/2 pada taraf kepercayaan 0,05, sedangkan untuk harga lainnya Ho ditolak. Jika Ho ditolak berarti hipotesis kerja (H1) diterima.

Syarat digunakan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.Uji normalitas bertujuan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji norma-litas digunakan uji Liliefors. Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas dilakukan dengan uji F[10].

Jika sampel dari populasi terdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak homogen digunakan uji t’, menggunakan rumus

2 2 2 1 2 1 2 1 ' n s n s s X X t   

Kriteria pengujian terima Ho jika,

2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 W W t W t W t' W W t W t W        dimana : 2 2 2 2 1 2 1 1 n s W ; n s W   t1 = t(1-1/2α).(n1-1) dan t2 = t(1-1/2α).(n2-1)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Peni-laian kompetensi dilakukan pada aspek penge-tahuan, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum 2013. Data dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh langsung dari kelas sampel.

Data penilaian kompetensi pada aspek pengetahuan diperoleh dari tes akhir berbentuk soal objektif sebanyak 40 buah soal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata (X ),varians (S2), dan simpangan baku (S) kedua kelas sampel seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel

Kelas N

X

S2 S

Eksperimen 32 76.17 63.30 7.95 Kontrol 32 71.72 69.93 8.36

Tabel 2 menampilkan nilai rata-rata hasil kompetensi siswa pada aspek pengetahuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan kompetensi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk me-ngetahui terdapat pengaruh atau tidak terhadap per-lakuan yang diberikan, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum menguji kesamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homoge-nitas pada kedua kelas.

Analisis hasil uji normalitas aspek penge-tahuan dilakukan untuk mengetahui data pada kelas sampel terdistribusi normal. Pada uji normalitas, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes pada kedua kelas sampel. Berdasarkan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga Lo dan Lt pada taraf nyata 0,05. Hasil dari uji normalitas

kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 3.

…….…………...….(4)

……….………...(1)

………...(3) ……….…..………...(2)

(5)

197

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel pada Aspek Pengetahuan

Kelas N  Lo Lt Ket

Eksperimen 32 0,05 0.126 0.156 Normal

Kontrol 32 0,05 0.100 0.156 Normal

Data pada Tabel 3menunjukkan bahwa Lo<Lt pada taraf nyata 0,05. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pada kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pada uji homogenitas digunakan uji F. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel pada Aspek Pengetahuan

Kelas  Fhitung FTabel Kesimpulan Eksperimen

0.05 1.104 1,825 Homogen Kontrol

Data pada Tabel 4 untuk kedua kelas dengan taraf nyata 0,05 tampak bahwa Fhitung <FTabel. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

Pengujian kesamaan dua rata-rata pada aspek pengetahuan dalam penelitian ini digunakan uji-t. Pengujian ini didasarkan pada data perolehan skor aspek pengetahuan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata disajikan Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelas Sampel pada Aspek Pengetahuan

Kelas N X S th tt

Eksperimen 32 76.17

8.161 2.18 2,00

Kontrol 32 71.72

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk aspek pengetahuan adalah 2,18. Untuk menentukan harga ttabel dapat dilihat pada tabel distribusi t. Data yang dibutuhkan untuk melihat ttabel yaitu nilai derajat kebebasan. Nilai derajat kebebasan ditentukan dari jumlah siswa pada kedua kelas sampel. Jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kontrol masing-masing adalah sebanyak 32orang. Harga ttabel pada taraf nyata 0,05 adalah 2,00.

Berdasarkan data yang diperoleh th yang didapatkan 2.18. Nilai th berada diluar penerimaan Ho, sehingga Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa Hi diterima. Dengan keadaan awal yang sama, dimana keadaan awal menyatakan bahwa kedua kelas setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan antara kedua kelas. Data ini memperlihatkan keberartian perbedaan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Perbedaan kompetensi kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disebabkan oleh perbedaan perla-kuan pada kedua kelas sampel. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS terhadap kompetensi aspek pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 8 Padang.

Aspek sikap adalah penilaian aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran ber-langsung. Penilaian yang dilakukan dalam aspek ini dalam bentuk format penilaian sikap. Dalam format penilaian terdapat penilaian sikap siswa dengan beberapa indikator penilaian sikap. Hasil perolehan nilai akan dirata-ratakan tiap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian nilai karakter yang diintegrasikan pada LKS IPA Terpadu berbasis web adalah religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, santun, percaya diri, dan bersahabat. Nilai karakter yang diintegrasikan berdasarkan kompe-tensi inti yaitu KI-1 dan KI-2.

Hasil kompetensi aspek sikap didapatkan berdasarkan penilaian sikap melalui lembar observasi penilaian sikap. Hasil perolehan skor pada setiap aspek sikap yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pengamatan Aspek Sikap Kedua Kelas Sampel

Nilai rata-rata, simpangan baku, dan varians dari kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel

Kelas N X S S2

Eksperimen 32 81.63 0.886 0.785 Kontrol 32 77.74 2.691 7.243

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa nilai rata-rata aspek sikap kelas eksperimen lebih tinggi diban-dingkan dengan kelas kontrol. Untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak terhadap perlakuan yang diberikan, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum menguji kesamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Analisis hasil uji normalitas aspek sikap dilakukan untuk mengetahui data pada kelas sampel terdistribusi normal. Pada uji normalitas, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes pada kedua kelas sampel. Berdasarkan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga Lo dan Lt pada taraf nyata 0,05. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat diperhatikan pada Tabel 7.

(6)

198

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel pada Aspek Sikap

Kelas N  L0 Lt Ket

Eksperimen 32 0,05 0.082 0.156 Normal

Kontrol 32 0,05 0.100 0.156 Normal

Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa L0 <Lt. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pada kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas dapat diperhatikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel pada Aspek Sikap

Kelas  Fhitung FTabel Kesimpulan Eksperimen

0.05 9.22 1,825 Homogen Kontrol

Data pada Tabel 8 untuk kedua kelas dengan taraf nyata 0.05 tampak bahwa Fhitung > FTabel. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t’, hal ini didasarkan bahwa kedua kelas berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki varians yang tidak homogen. Hasil perhitungan untuk uji kesamaan dua rata-rata disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelas Sampel pada Aspek Sikap

Kelas N X S t’ tt

Eksperimen 32 81.632

2.003 3.86 2,00

Kontrol 32 77.748

Nilai thitung untuk aspek sikap adalah 3.86. Untuk menentukan harga ttabel, dapat dilihat pada tabel distribusi t. Data yang dibutuhkan untuk melihat ttabel yaitu nilai derajat kebebasan. Nilai derajat kebebasan ditentukan dari jumlah siswa pada kedua kelas sampel. Jumlah siswa pada kelas eksperimendan kontrol masing-masing adalah sebanyak 32.

Kriteria penerimaan Ho dapat dilihat pada rumus (3), (4) dan (5) pada taraf signifikan 0.05, dimana t’ yang diperoleh sebesar 3.86 yang berarti nilai t’ berada di luar penerimaan Ho sehingga Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa Hi diterima. Data ini memperlihatkan keberartian perbedaan bahwa terda-pat perbedaan yang signifikan antara kelas ekspe-rimen dengan kelas kontrol.

Perbedaan kompetensi kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan oleh perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti dalam penggu-naan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegra-sikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS terhadap kompetensi sikap siswa kelas VIII SMPN 8 Padang.

Data kompetensi aspek keterampilan dipero-leh selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar penilaian kinerja. Hasil

perole-han skor pada setiap aspek keterampilan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengamatan Aspek Keterampilan Kedua Kelas Sampel

Dari kompetensi aspek keterampilan dilakukan perhitungan terhadap nilai rata-rata X, dan simpangan baku (s) dan Varians ( ) kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai rata-rata, Simpangan Baku, dan Varians Keterampilan Kelas Sampel

Kelas N X S S2

Eksperimen 32 89.844 1.310 1.717 Kontrol 32 86.403 3.338 11.144

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa nilai rata-rata aspek keterampilan kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk menge-tahui terdapat pengaruh atau tidak terhadap perlakuan yang diberikan, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum menguji kesamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Analisis hasil uji normalitas aspek keteram-pilan dilakukan untuk mengetahui data pada kelas sampel terdistribusi normal. Pada uji normalitas, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes pada kedua kelas sampel. Berdasarkan uji normalitas kelas eks-perimen dan kelas kontrol diperoleh harga Lo dan Lt pada taraf nyata 0,05.

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel Pada Aspek Keterampilan

Kelas N  L0 Lt Ket

Eksperimen 32 0,05 0.080 0.156 Normal

Kontrol 32 0,05 0.129 0.156 Normal

Data pada Tabel 11 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh L0 <Lt. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas digunakan uji F. Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kompetensi Aspek Keterampilan Kelas Sampel

Kelas N

Fh Ft Ket Eksperimen 32

0,05 6.489 1,825 Homogen Kontrol 32

(7)

199

Data pada Tabel 12 untuk kedua kelas dengan taraf nyata 0.05 tampak bahwa Fhitung > FTabel. Berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas, diperoleh bahwa data pada kedua kelas berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki varians yang tidak homogen, maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata tersebut digunakan uji t’.Untuk uji kesamaan dua rata-rata disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel Pada Aspek Keterampilan

Kelas N X S th tt

Eksperimen 32 89.844

2.535 2.14 2,00

Kontrol 32 86.403

Nilai thitung untuk aspek keterampilan adalah 2.14. Untuk menentukan harga ttabel, dapat dilihat pada tabel distribusi t. Data yang dibutuhkan untuk melihat ttabel yaitu nilai derajat kebebasan. Nilai derajat kebebasan ditentukan dari jumlah siswa pada kedua kelas sam-pel. Jumlah siswa padakelas eksperimen dan kontrol masing-masing adalah sebanyak 32 orang.

Kriteria penerimaan Ho dapat dilihat pada rumus (3), (4) dan (5) pada taraf signifikan 0.05, berdasarkan data yang diperoleh nilai t’ sebesar 2.14. Nilai t’ berada di luar penerimaan Ho sehingga Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa Hi diterima. Data ini memperlihatkan keberartian perbedaan, bahwa terda-pat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperi-men dengan kelas kontrol. Perbedaan kompetensi kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disebabkan oleh perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti dalam penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS terhadap kompetensi aspek keterampilan siswa kelas VIII SMPN 8 Padang.

2. Pembahasan

Berdasarkan analisis data kompetensi pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan pengujian kesamaan dua rata-rata yang telah dila-kukan, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa untuk kompetensi siswa pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan hipotesis kerja diterima. Berarti ini menunjukkan terdapat perbedaan antara siswa yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web meng-integrasikan nilai karakter dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang berarti dalam penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS terhadap kompetensi siswa kelas VIII SMPN 8 Padang.

Perbedaan ini dikarenakan selama proses pembelajaran di kelas yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karak-ter, siswa mengaktifkan dirinya sendiri dalam belajar.

Selain itu siswa cenderung aktif dan mandiri dalam belajar, mengerjakan tugas, dan latihan selama pem-belajaran. Sesuai dengan pernyataan yang menya-takan bahwa bahwa LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih[5]. Pengintegrasian karakter dalam LKS membantu siswa menemukan sisi-sisi tertentu dalam sebuah materi pembelajaran.

Penggunaan web dalam pembelajaran juga membantu siswa dalam belajar. Motivasi siswa untuk menemukan sendiri materi pembelajaran tampak dalam keantusiasan mereka dalam mencari informasi di website jika ada soal-soal yang materinya tidak terdapat dalam LKS. Sejalan dengan pendapat bahwa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran niscaya mempunyai kelebihan, yakni mempermudah dan mempercepat kerja siswa, juga menyenangkan karena siswa berinteraksi dengan warna-warna, gambar, suara, video, dan sesuatu yang instan. Situasi dan kondisi yang menyenangkan ini sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar[11]. Di sini tek-nologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar.

Pada kelas yang tidak menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karak-ter, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 yakninya terdapat pende-katan saintifik selama proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar sesuai kuriku-lum 2013 yakni buku siswa. Penggunaan TIK juga diterapkan seperti penggunaan labtop, infokus dalam pembelajaran. Siswa tidak menggunakan LKS IPA Terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karak-ter. Perbedaan perlakuan yang diberikan membuat nilai siswa yang tidak menggunakan LKS IPA terpa-du berbasis web mengintegrasikan nilai karakter le-bih rendah dibandingkan kelas yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter.

Pada aspek sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas yang menggu-nakan LKS IPA terpadu berbasis web menginteg-rasikan nilai karakter lebih tinggi dari kelas yang tidak menggunakannya. Ini disebabkan karena perbe-daan perlakuan yang diberikan. Penanaman nilai ka-rakter dalam LKS berpengaruh terhadap sikap siswa yang ditandai dengan kemajuan-kemajuan yang di-tunjukkan selama proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Artinya, pengintegrasian nilai karakter dalam pembelajaran penting untuk memben-tuk karakter siswa. Sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa, pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikait-kan dengan konteks kehidupan sehari-hari[12]. Jadi

(8)

200

dapat dikatakan setelah adanya penanaman nilai karakter pada LKS siswa dapat mengilhami dan memberikan pengalaman nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Pada aspek keterampilan melalui lembar penilaian kinerja. Siswa dinilai pada saat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan sesuai kurikulum 2013, didapatkan hasil analisis data bahwa rata-rata nilai keterampilan kelas yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web mengintegrasikan nilai karakter lebih tinggi dari kelas yang tidak menggunakannya.

Ini menunjukkan adanya perbedaan antara siswa yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web meng-integrasikan nilai karakter dibandingkan siswa yang tidak menggunakannya.

Pada saat melaksanaan penelitian ini, peneliti terdapat beberapa kendala. Kendala pertama tidak memungkinkan jika siswa melakukan praktikum di laboratorium komputer, karena keterbatasan ruang dan keterbatasan cahaya di laboratorium komputer, sehingga praktikum dengan menggunakan alat yang membutuhkan cahaya seperti mikroskop tidak dapat dilakukan di laboratorium komputer. Solusi untuk pelaksanaan tugas di moodle adalah dengan cara mengkomunikasikan kepada siswa bahwa pada saat praktikum siswa membaca LKS di rumah dan mendownload serta mencetak LKS agar pada saat praktikum mereka telah mengerti apa yang akan dilaksanakan di laboratorium IPA dan setelah itu baru mengisi tugas berkaitan dengan materi pada LKS berbasis web di laboratorium komputer.

Kendala yang kedua, tidak semua siswa dapat mengakses internet di rumah. Ada beberapa siswa yang tidak dapat mengakses dan mempelajari LKS sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru meminta siswa yang bersangkutan untuk mendownload LKS pada saat pelaksanaan pembelajaran di laboratorium komputer dan menyim-pannya di dalam media penyimpanan misalnya flash

disk dan siswa dapat membaca LKS di rumah.

Kendala yang ketiga, pada penilaian aspek sikap dan keterampilan. Penilaian ini memiliki kesulitan yang rumit dibandingkan penilaian aspek pengetahuan yang menggunakan tes akhir yang dikerjakan oleh siswa. Dalam penilaian sikap dan keterampilan, peneliti harus memahami betul setiap indikator yang dinilai terhadap setiap siswa.Peni-laian sikap dan keterampilan dilakukan setiap pertemuan. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah menambah jumlah observer.

Kendala yang keempat, keterlambatan distri-busi buku atau bahan ajar ke sekolah juga membuat minimnya bahan ajar yang dimiliki oleh siswa. Solusi untuk menghadapi hal ini adalah meminta siswa untuk mencetak buku siswa sesuai kurikulum 2013 dan menggunakan LKS IPA Terpadu berbasis web sebagai pendukung proses pembelajaran. Namun,

materi dalam penelitian hanya dibatasi pada 4 materi saja, rekomendasi untuk penerapan LKS berbasis web ini adalah mengembangkan bahan ajar untuk seluruh materi pembelajaran.

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLST-SGPS terhadap kompetensi siswa kelas VIII SMPN 8 Padang dan juga melakukan analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan. Pertama, kompe-tensi siswa yang menggunakan LKS IPA terpadu berbasis web dengan mengintegrasikan nilai karakter pada materi GLSTSGPS pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan masing-masing 76.17, 81.60, dan 89.84. Kedua, penggunaan LKS IPA terpadu berbasis web memberikan pengaruh terha-dap kompetensi siswa kelas VIII SMPN 8 Padang pada taraf kepercayaan 0.05.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mansyur Ramli. 2011. Panduan Pelaksanaan

Pendidikan Karakter. Jakarta : Pusat Kurikulum

[2] Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. [3] Oni Arlitasari. 2013. Pengembangan Bahan Ajar

IPA Terpadu berbasis Saling Temas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Surakarta : Univ Sebelas Maret.

[4] Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Ja-karta : Bumi Aksara.

[5] Nuruddin Hidayat. 2009. Pengembangan

Pem-belajaran Terpadu Model Connected untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal

Pendidikan Inovasi Kurikulum, Februari 2009, Thn.4 Vol.1 No:4

[6] Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat

Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : DIVA Press.

[7] Cepi Riana. 2009. Teknologi Informasi dan

Komunikasi (ICT) Dalam Pendidikan. http://

klubgurusmi.files.wordpress.com/2009/04/makal ah-ict-cepi.pdf

[8] Darmansyah. 2010. Pembelajaran Berbasis Web,

Teori, Konsep dan Aplikasi. Padang: UNP Press.

[9] Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran

Me-ngembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

[10] Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito : Ban-dung.

[11] Ace Suryadi. 2007. Pemanfaatan ICT dalam

Pembelajaran. Jakarta : Universitas

Krisnadipa-yana.

[12] Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter:

Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.

Gambar

Tabel 2.  Nilai  Rata-Rata,  Simpangan  Baku,  dan  Varians Kelas Sampel
Tabel 3.  Hasil  Uji  Normalitas  Kelas  Sampel  pada  Aspek Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Olahraga pernafasan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah energi dalam tubuh dengan mengatur pernafasan disertai gerakan tertentu secara khusus, untuk kemudian energi

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan bayi umur 0-4 bulan dari ibu yang mendapat suplementasi vitamin A

Aktivitas peserta didik dikatakan terlaksana dengan baik dan mendukung dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis, jika persentase aktivitas yang relevan lebih besar

Pada gambar 18 terlihat tiga scripts berbeda yang diterapkan pada sprite batu. Script pertama digunakan untuk mengatur kemunculan batu di latar2 secara acak. Script kedua

Dalam kaitan adanya kolinear yang tinggi sehingga menimbulkan tidak terpenuhinya asumsi terbatas dari masalah multikolinearitas, dengan mempertimbangkan sifat data dari

Dari hasil simulasi deployment untuk kasus indoor office environment, apabila setiap ruangan ditempatkan Indoor Hotspot (InH), lebih efektif jika menggunakan frekuensi

In order to do these things, we must first analyze postmodern film (we can see many elements of postmodernism in all films made by Tarantino) and independent film,

Tingginya partisipasi masyarakat tersebut agak berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Nuryanti dkk (2015) dimana karena kecilnya tingkat partisipasi masyarakat