PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS
ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN
MEDIA TANAH LEMPUNG
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl.
Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada
Program Studi PG-PAUD FIP UPI
Oleh
Renni Rohaeni (0904027)
PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG
( Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)
Oleh :
RENNI ROHAENI
0904027
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
© Renni Rohaeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Renni Rohaeni
(0904027)
Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak Melalui
Pemanfaatan Media Tanah Lempung
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl.
Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I
Yeni Rachmawati, M.Pd NIP. 19730308 200003 2 001
Pembimbing II
Ira Rengganis, M.Sn NIP. 19800214 200812 2 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Kreativitas
Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung” ini
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari
karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,
PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS
ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)
Renni Rohaeni 0904027
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini. Kreativitas merupakan salah satu perkembangan yang harus dikuasai oleh anak. Kerap kali kreativitas dianggap hal yang biasa oleh orang tua. Pengembangan kreativitas sekarang ini semakin berkurang, hal ini disebabkan karena banyak fakta-fakta di lapangan yang masih menggunakan cara-cara yang lebih menekankan pada pengembangan kecerdasan akademik sehingga pengembangan kreativitas anak terabaikan dan kurang diperhatikan. Proses pengembangan kreativitas anak tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran yang mendukung dalam mewujudkan suasana pembelajaran diantaranya: guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus diberikan dua tindakan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam peningkatan kreativitas, berbagai penyebab munculnya permasalahan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian pendahuluan, dilakukan serangkaian tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan peneitian ini terdiri dari dua siklus dengan prosedur penelitian meliputi: penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan kreativitas anak melalui pemanfaatan tanah lempung/ tanah liat, merupakan kegiatan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan di luar ruang sekolah dan secara berkelompok, sehingga anak antusias dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan ini. Pada kegiatan ini anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dan berkarya sehingga anak dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk hasil karya. Dalam kegiatan kreativitas anak melalui media tanah lempung/ tanah liat ini guru berperan memberikan stimulus, bimbingan, serta motivasi yang berkelanjutan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak terhadap hasil karyanya agar anak dapat mencipta bentuk hasil karya secara terarah. Hal ini bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH………iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN KREATIVITAS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DAN MEDIA TANAH LEMPUNG ... 6
A.Pengembangan Kreativitas pada Anak Taman Kanak-Kanak ... 6
1. Definisi Kreativitas ... 6
2. Perkembangan Kreativitas pada Anak Taman Kanak-Kanak ... 8
3. Ciri-ciri Kreativitas ... 8
4. Variasi Kreativitas ... 9
5. Bentuk-bentuk Kreativitas ... 11
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas………12
B. Konsep Media Tanah Lempung ... 16
1. Pengertian Tanah Lempung ... 16
2. Jenis-jenis Tanah Lempung ... 17
3. Sifat-sifat dan Kandungan Tanah Lempung ... 19
4. Macam-macam Tanah Lempung (bahan plastis)……….22
5. Media Tanah Lempung untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak………...25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
D. Sumber Data ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 37
F. Metode Pengumpulan Data ... 45
G. Analisis Data ... 49
H. Validasi Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51
B. Deskripsi Setiap Siklus ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke-1 ... 30
3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke-2 ... 33
3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Pemanfaatan Media Tanah lempung ... 37
3.5 Pedoman Lembar Observasi Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah Lempung/ Tanah Liat ... 39
3.6 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Di Lakukan Tindakan ... 40
3.7 Pedoman Wawancara Guru Setelah Di Lakukan Tindakan ... 41
3.8 Pedoman Catatn Lapangan ... 42
3.9 Lembar Observasi Aktivitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………43
3.10 Lembar Observasi Guru Pada Kegiatan Pemanfaatan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………..44
4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek………...52
4.2 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek ... 53
4.3 Daftar Peserta Didik Kelompok B Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek Tahun Ajaran 2013/ 2014 ... 54
4.4 Pedoman Kegiatan Kreativitas Anak Pra Siklus... 58
4.5 Data Kreativitas Anak Pra Siklus ... 59
4.6 Grafik Kreativitas Anak Pra Siklus……….61
4.7 Foto Kegiatan Pra Siklus……….63
4.8 Foto Kegiatan Kreativitas Anak Dengan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………..66
4.9 Pedoman Observasi Kegiatan Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah lempung/ Tanah Liat ... 67
4.12 Foto Kegiatan Kreativitas Anak Dengan Media Tanah Lempung/
Tanah Liat Siklus I………...74 4.13 Pedoman Observasi Kegiatan Peningkatan Kreativitas Anak Melalui
Media Tanah Lempung/ Tanah Liat……….76 4.14 Data Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah lempung/
Tanah Liat Siklus II………..78 4.15 Grafik Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan individu
lain. Salah satu kemampuan yang dimilikinya adalah kemampuan kreativitas.
Kreativitas perlu dipupuk sejak dini sampai dewasa baik di sekolah, dalam
keluarga, maupun di dalam masyarakat.
Kreativitas perlu di rangsang sejak dini karena usia dini merupakan awal
dari kehidupan dan usia dini juga individu sedang menjalani suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Munandar (1985) mengatakan
bahwa kreativitas perlu di pupuk sejak dini, karena (1) dengan berkreasi orang
dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan
pokok dalam hidup manusia, (2) kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai
kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap
suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang
mendapat perhatian dalam pendidikan formal, (3) bersibuk diri secara kreatif tidak
hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, (4)
kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Untuk mencapai hal ini maka perlu sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini
agar mampu menghasilkan pengetahuan baru.
Mengingat pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini
maka dibutuhkan dukungan dari para pendidik anak usia dini untuk
memperhatikan perkembangan kreativitas anak sejak dini, dengan banyak
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba sesuatu yang baru dan
memberikan kesempatan untuk bermain.
Anak usia dini dapat menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya. Anak
dapat menciptakan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan menuangkannya
ke dalam benda-benda yang ada di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa anak
pada dasarnya telah memiliki jiwa kreatif (Kurniati dan Rachmawati, 2005).
Berkaitan dengan pernyataan di atas maka perlu adanya upaya yang dapat
meningkatkan kreativitas anak. Hurlock (1987) mengatakan bahwa faktor-faktor
yang dapat meningkatkan kreativitas anak atau kondisi-kondisi yang dapat
meningkatkan kreativitas anak yaitu waktu, kesempatan menyendiri, dorongan,
sarana, lingkungan yang merangsang, hubungan orangtua-anak yang tidak posesif,
cara mendidik anak dan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.
Proses perkembangan kreativitas anak tidak terlepas dari
komponen-komponen pembelajaran yang mendukung dalam mewujudkan suasana
pembelajaran diantaranya seperti guru, media pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya.
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kreativitas anak menurut
Hurlock (1987) yaitu kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Anak dapat
memperoleh pengetahuan salah satunya melalui bermain sambil belajar, sebab
bermain merupakan sifat alami anak. Bermain adalah awal timbulnya kreativitas
karena dalam bermain anak dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya secara
bebas.
Guru sebagai fasilitator sebaiknya menyediakan media-media
pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas anak. Media yang dapat
merangsang kreativitas anak salah satunya adalah dengan media tanah lempung.
Permasalahan yang terjadi di TK Sandhy Putra, proses pembelajaran
dalam peningkatan kemampuan kreativitas untuk Taman Kanak-Kanak masih
merujuk pada lembar kerja atau buku aktivitas kegiatan. Selain itu, guru terkadang
mengalami kesulitan dalam memilih media untuk peningkatan kemampuan
kreativitas pada anak. Media yang sering digunakan oleh guru dalam menerapkan
peningkatan kreativitas adalah plastisin dan guru kurang mengeksplorasi
penggunaan plastisin tersebut, padahal jika ditelusuri lebih dalam lagi plastisin
tersebut memiliki banyak kegunaan atau manfaat dalam kegiatan pembelajaran,
misalnya kemampuan dalam membentuk, memilin dan menggulung. Kreasi dari
media plastisin tersebut juga sangat beragam, namun guru seringkali hanya
mengajarkan beberapa variasi bentuk seperti bentuk ular, lingkaran, potongan
3
mengajarkan kemampuan dalam peningkatan kreativitas pada anak sehingga
kemampuan peningkatan kreativitas anak di TK Sandhy Putra masih perlu
ditingkatkan. Selain itu, respon anak saat mengikuti kegiatan masih banyak yang
merasa jenuh dan bosan sehingga seringkali anak tidak ingin mengikuti kegiatan
hingga selesai. Kondisi yang sering terlihat pada anak adalah seringkali anak pergi
keluar kelas, tidak menyelesaikan tugasnya hingga selesai, bahkan ada yang
secara jelas memilih kegiatan lain. Maka dari itu, penulis ingin mencoba
melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan kreativitas anak TK
Sandhy Putra dengan menggunakan media tanah lempung. Selain bermanfaat bagi
anak dalam menemukan media yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat
terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga
sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam kegiatan peningkatan kreativitas
pada anak Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan kreativitas anak dilihat dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran sebelum digunakannya media tanah lempung di TK Sandhy
Putra Rancaekek?
2. Bagaimana penggunaan media tanah lempung dalam meningkatkan
kemampuan kreativitas anak di TK Sandhy Putra Rancaekek?
3. Bagaimana kemampuan kreativitas anak TK Sandhy Putra Rancaekek setelah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan kondisi objektif kemampuan kreativitas anak dilihat dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran sebelum digunakan media tanah lempung di TK Sandhy Putra
Telkom Kecamatan Rancaekek.
2. Mendeskripsikan penerapan penggunaan media tanah lempung dalam
meningkatkan kemampuan kreativitas anak di TK Sandhy Putra Telkom
Kecamatan Rancaekek.
3. Mendeskripsikan peningkatan kemampun kreativitas anak TK Sandhy Putra
Telkom Kecamatan Rancaekek setelah menggunakan media tanah lempung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami peningkatan
kemampuan kreativitas di Taman Kanak-Kanak melalui media tanah
lempung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam
meningkatkan kemampuan kreativitas.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih media yang tepat dan
menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak Taman
Kanak-Kanak.
c. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta rujukan dalam
menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas
5
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan, yaitu latar belakang, identifikasi
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
Bab II membahas kajian pustaka tentang kemampuan kreativitas pada anak
TK dan media tanah lempung.
Bab III berisi penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian, yaitu
lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.
Bab IV membahas hasil penelitian dan pembahasan, yaitu data hasil
penelitian yang terdiri dari gambaran umum kondisi lapangan, tahap implementasi
kegiatan, dan pembahasan yang terdiri dari kondisi objektif pembelajaran dan
kemampuan kreativitas menggunakan media tanah lempung di TK Sandhy Putra,
penerapan pembelajaran kreativitas menggunakan media tanah lempung di TK
Sandhy Putra serta kemampuan kreativitas pada anak TK Sandhy Putra setelah
diterapkan media tanah lempung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini peneliti akan meneliti kelompok belajar kelas B TK
Sandhy Putra Rancaekek tahun pelajaran 2013/2014 dengan desain penelitian
adalah dengan menggunakan bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang
maksudnya penelitian ini dilakukan dalam satu kelas.
Dalam Suharsimi (2006) PTK menurut model Kurt Lewin konsep inti
PTK nya dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: 1. Perencanaan/
planning, 2. Aksi / tindakan / acting, 3. Observasi / observing, 4. Refleksi /
reflecting (Lewin 1990).
Menurut Tukiran (2010) PTK model Kemmis dan Mc Taggart adalah
pengembangan dari PTK model Kurt Lewin, yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus
(Depdiknas, 1999)
Selain itu ada lagi PTK model John Elliott yang juga mengembangkan
PTK model Kurt Lewin, akan tetapi lebih detail, karena dalam model ini satu
tindakan terdiri dari beberapa step / langkah tindakan yaitu, langkah tindakan
1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3 (Depdiknas, 1999)
Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2008) PTK dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Classroom Action Recearch (CAR). Membentuk
pengertian yaitu: Penelitian, Tindakan, Kelas. Maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut Suharsimi (2008) ada beberapa ahli yang mengemukakan
model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, akan tetapi garis
besarnya sama, antara lain; perencanaan tindakan (planning) penerapan
tindakan/pelaksanaan (action) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan
kegiatan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan peningkatan
yang diharapkan tercapai kriteria keberhasilan.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahap dalam penelitian
(Suharsimi, 2008)
Pada hakekatnya penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang
meliputi:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan
pengamatan guru pelaksana mencatat semua yang terjadi sehingga
30
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah melakukan tindakan. Kemudian didiskusikan dengan
peneliti.
Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang ada dalam
memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
B. Prosedur Penelitian
Dari berbagai desain penelitian yang ada peneliti menggunakan
prosedur penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2008).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 siklus dengan kegiatan
masing masing siklus adalah sebagai berikut :
1. SIKLUS I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menentukan langkah-langkah pengembangan
seperti :
1) Bekerjasama bersama observer menetapkan urutan materi
pembelajaran dan cakupannya. Adapun rencana siklus I adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke – 1
No Waktu Kegiatan
1 Kegiatan Awal
(30enit)
1. Peneliti mengkondisikan anak sebelum
kegiatan pembelajaran.
2. Peneliti memimpin doa dan membuka
kegiatan pembelajaran dengan salam.
sarana belajar.
4. Peneliti memotifasi kebutuhan belajar
5. Peneliti mengajak anak-anak untuk mengikuti
kegiatan di halaman sekolah
2 Kegiatan Inti
(60 menit)
1. Peneliti mengenalkan nama dan
memperlihatkan tanah lempung/ tanah liat
2. Peneliti mengajak anak-anak untuk menyentuh
dan memegang tanah lempung/ tanah liat
3. Peneliti mengajak anak untuk membentuk
sesuai dengan keinginan anak-anak dengan
media tanah lempung/ tanah liat
3 Kegiatan Akhir
(30 menit)
1. Peneliti mengajak anak untuk menyanyikan lagu “ Rumahku”
2. Peneliti mengulas dan menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan dalam sehari
2) Membuat dan melengkapi alat peraga
3) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan
dari tanah lempung/ tanah liat
4) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik,
aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran
5) Mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
6) Mengubah letak pembelajaran yang tadinya di kelas menjadi di ruang
terbuka.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang telah
ditetapkan bersama pengembang.
32
Pada tahap ini tim observasi/pengamat melakukan observasi
terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
kreativitas anak. Disamping observasi kreativitas anak, peneliti
menggunakan observasi keterlibatan anak yang digunakan kepada anak
didik untuk mengetahui hambatan yang dialami anak didik selama proses
pembelajaran berlangsung, dan untuk mengetahui kemampuan anak dalam
membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan keinginan anak.
d. Tahap Refleksi
Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, tim
observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik
dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil tersebut digunakan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Adapun langkah-langkah dalam refleksi tindakan yaitu diantaranya
langkah pertama merinci dan menganalisis efektivitas pembelajaran yang
didasarkan pada hasil diskusi antara tim observer terhadap hasil observasi
aktivitas anak didik, data hasil observasi guru, serta hambatan yang
dihadapi guru, minat/ketertarikan belajar anak terhadap media tanah
lempung/ tanah liat dalam membuat macam bentuk yang digemari anak, dan
catatan kelas.
Langkah kedua mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan
belum terpecahkan atau yang muncul selama pembelajaran berlangsung,
dengan mengajukan pertanyaan refleksi terhadap komponen Kegiatan
Belajar Mengajar/KBM seperti :
1) Apakah anak didik sudah memahami macam-macam bentuk. Misalkan
bentuk peralatan rumah tangga yang sering dijumpai anak didik ?
2) Apakah guru sudah berperan sesuai dengan yang telah direncanakan,
Langkah ketiga yaitu menentukan tindak lanjut dengan cara
merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi yang
direncanakan secara kolaborasi antara guru dan tim observer.
2. SIKLUS II
a. Tahap perencanaan
Diskusi dengan observer tentang permasalahan baru yang timbul pada
siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana
perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II. Adapun rencana siklus II
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke – 2
No Waktu Kegiatan
1 Kegiatan Awal
(30 menit)
1. Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan
pembelajaran.
2. Peneliti memimpin doa dan membuka pelajaran
dengan salam.
3. Peneliti mengajak anak mengikuti kegiatan
dihalaman sekolah dan membagi menjadi 2
kelompok
4. Peneliti melakukan apersepsi penyampaian
sarana belajar.
5. Peneliti memotifasi kebutuhan belajar
2 Kegiatan Inti
(60 menit)
1. Peneliti memberikan motivasi dan arahan untuk
kegiatan hari ini
2. Peneliti memberikan pesan agar anak suka
bermain tanah lempung/ tanah liat
34
lempung sesuai dengan yang diperlukan anak
4. Peneliti mengajak anak untuk membentuk dari
tanah lempung/ tanah liat.
5. Peneliti memberikan reward berupa stiker bintang
untuk anak yang sudah selesai mengikuti
kegiatan membentuk
3 Kegiatan Akhir
(30 menit)
1. Peneliti mengulas dan menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan.
2. Peneliti bersama anak-anak menyanyikan lagu
yang sudah dihafal anak-anak
3. Peneliti mengevaluasi anak didik dari kegiatan
sehari.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan dengan
media sama dengan siklus I bedanya pada siklus I anak mengerjakan tugas
secara individu pada siklus II anak melakukan kegiatan secara
berkelompok.
c. Tahap Pengamatan / Observasi
Penilaian yang di observasi adalah tentang kreativitas anak dan
keterlibatan anak pada saat pembelajaran. Pada penilaian ini dilihat
perubahan yang terjadi pada anak saat siklus I dan pada siklus II. Cara
penilaian berdasarkan kemampuan anak masing-masing pada siklus I dan
siklus II bukan pada kemampuan kelompoknya.
d. Tahap Refleksi
Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri
tim observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak
didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil
tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya
apakah perlu melakukan siklus III atau cukup berhenti pada siklus II saja.
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah anak didik di kelompok
B TK Sandhy Putra Rancaekek, yang berjumlah 10 anak
didik, dengan rincian anak laki-laki sejumlah 5 orang dan anak
perempuan sejumlah 5 orang.dan rentang usia berkisar antara 5 -6 tahun.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun 2013/2014
semester genap , dengan rincian :
Siklus I : Senin, 27 Agustus 2013
Siklus II : Selasa, 28 Agustus 2013
b. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Sandhy Putra
Rancaekek, pada kelompok B. TK kami berdiri pada tahun 1973, di
bawah naungan Yayasan Sandhy Kara Putra TELKOM kota
Bandung.
D. Sumber Data
1. Pengertian Sumber Data Penelitian
Menurut Suharsimi (2006) sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh.
Menurut Sanapiah Faisal (1982) sumber data merupakan data
sejarah, data terpercaya yang dapat digunakan dalam penelitian disebut
36
Menurut Hadeli ( 2006) Sumber data berasal dari pengumpulan
data atau istilah lain instrumen / alat pengumpul data.
2. Jenis-jenis sumber data penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2008) Untuk mempermudah
penelitian sumber data yang dapat diperoleh adalah langsung wawancara
atau 36irri36 angket kepada siswa atau dari sumber data lain yaitu buku
harian, dokumen, laporan pengamatan, tes hasil belajar, dll.
Menurut Sanapiah Faisal (1982) sumber data penelitian
diklasifikasikan menjadi dua kategori antara lain :
a. Sumber data primer, yakni cerita atau penuturan atau catatan para saksi
mata yang benar-benar menyaksikan peristiwa tersebut.
b. Sumber data sekunder, yakni cerita atau penuturan atau catatan suatu
peristiwa yang tidak disaksikan sendiri oleh pelapor, pelapor mungkin
telah bicara pada saksi mata yang sebenarnya.
Arikunto (2006) berpendapat untuk mempermudah
mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan huruf “P” dari bahasa inggris antara lain:
P : Person/ sumber data berupa orang,
P : Place/ sumber data berupa tempat
P : Paper/ sumber data berupa symbol
Apabila sehubungan dengan wilayah maka sumber data yang jadi subjek
penelitian menjadi :
a. Penelitian populasi
b. Penelitian Sampel
c. Penelitian Kasus
3. Sumber Data yang Digunakan Dalam Penelitian Ini
Sumber data yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sumber
data menurut Suharsimi Arikunto (2008) yaitu sumber data langsung
melalui wawancara kepada siswa dan sumber data tidak langsung, yang
didapat dari observasi / pengamatan kepada siswa / dokumen hasil karya
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006), merupakan alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik., cermat, lengkap dan
sistematis sehingga mudah diolah. Proses pengembangan instrumen dilakukan
dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pengembangan kreativitas
sehingga instrumen yang digunakan adalah tes kreativitas berupa angket yang
dikembangkan oleh peneliti sendiri. Namun, instrumen tersebut tetap
berpedoman pada Munandar (1985) yang mengatakan bahwa ciri-ciri
kreativitas diantaranya kelancaran, fleksibilitas, orsinalitas, elaborasi atau
perincian. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri kreativitas yang berhubungan
dengan kemampuan berfikir seseorang dengan kemampuan berfikir kreatif.
Makin kreatif seseorang cirri-ciri tersebut makin dimiliki.
Berikut ini adalah kisi-kisi intrumen penelitian yang disiapkan sebagai
pedoman penelitian:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Peningkatan Kemampuan Kreativitas
Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung
No. Sub Variabel Indikator Pernyataan
1 Original
(Keaslian)
Kemampuan
untuk
menghasilkan
gagasan atau
ide asli dari
sebuah
pemikiran
Anak mampu menciptakan/ membuat karya yang berbeda
dengan tidak meniru karya
temannya
Anak mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orsinil
38
2 Fleksibilitas
(Keluwesan) Kemampuan untuk menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan suatu permasalahan
Anak mampu mencipta/
membentuk dengan menggunakan
media tanah lempung
Anak mampu menjawab berbagai pertanyaan baik diungkapkan
melalui verbal atau hasil karya nya
3 Fluency
(Kelancaran) Kemampuan untuk mengemukakan ide-ide untuk memecahkan suatu masalah
Anak mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan media tanah
lempung sesuai dengan ide dan
imajinasinya secara bebas
Anak dapat menciptakan/ membuat hasil karya kreatif tanpa hambatan
dan tidak banyak bertanya
4 Elaboration
(Keterperincian) Kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan
Anak mampu mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung sesuai
Tabel 3.5
Pedoman Lembar Observasi
Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media
Tanah Lempung/ Tanah Liat
No. Pernyataan
Penilaian
Ket B C K
(3) (2) (1)
1. Anak mamapu menciptakan/ membuat
karya yang berbeda dengan tidak meniru
karya temanya
2. Anak mampu menggunakan bahan dan ide
dengan cara yang orisinil tanpa bantuan
guru
3. Anak mampu mencipta/ membentuk
dengan menggunakan media tanah lempung
4. Anak mampu menjawab berbagai
pertanyaan baik diungkapkan melalui
verbal atau hasil karya nya
5. Anak mampu menciptakan hasil karya
kreatif dengan media tanah lempung sesuai
dengan ide dan imajinasinya secara bebas
6. Anak dapat menciptakan/ membuat hasil
karya kreatif tanpa hambatan dan tidak
banyak bertanya
7. Anak mampu mencipta bentuk kreatif dari
tanah lempung sesuai dengan ide/ gagasan
yang berbeda
8. Anak mampu menceritakan hasil karya
40
Keterangan:
Baik : Apabila anak dapat menciptakan hasil karya tanpa bantuan
guru/ temannya, maka anak diberi skor 3
Cukup : Apabila anak menciptakan hasil karya dengan bantuan guru/
temannya, maka anak diberi skor 2
Kurang : Apabila anak dapat menciptakan hasil karya, maka anak diberi
skor 1
Berdasarkan pada kisi-kisi diatas, maka instrumen yang dibuat
adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk guru dan anak
yang dikembangkan dalam format-format sebagai berikut:
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Guru Sebelum Di Lakukan Tindakan
No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi
1. Bagaimana persepsi ibu mengenai kegiatan
mencipta bentuk kreatif di TK?
2. Bagaimana proses kegiatan mencipta bentuk
kreatif di TK?
3. Bagaimana kondisi kemampuan kreatifitas
anak terkait dengan kegiatan mencipta bentuk
di sekolah?
4. Apakah semua keterampilan anak dalam
mencipta bentuk kreatif sudah sesuai dengan
harapan?
5. Media apa saja yang biasa digunakan oleg
guru disekolah dalam mencipta bentuk
kreatif?
kegiatan mencipta bentuk kreatif dikelas
selama ini?
[image:30.595.108.519.228.661.2]Berikut dibawah ini pedoman wawancara setelah dilakukan tindakan:
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara Guru Setelah Di Lakukan Tindakan
No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi
1. Apaka ibu pernah mendengar kreasi dari media tanah
lempung/ tanah liat?
2. Apakah pendapat ibu mengenai kegiatan membentuk
dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat?
3. Bagaimana perasaan ibu ketika mengajar kegiatan
kreativitas dengan menggunakan tanah lempung/ tanah
liat di kelas B?
4. Apakah ada kesulitan yang dihadapi guru ketika
menggunakan tanah lempung/ tanah liat dalam kegiatan
mencipta bentuk kreatif setelah penelitian tindakan kelas
dilakukan?
5. Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil kegiatan kreativitas
anak dengan menggunakan tanah lempung/ tanah liat?
6. Bagaimana kondisi/ kemampuan dalam mencipta bentuk
kreatif anak dengan tanah lempung/ tanah liat?
7. Menurut pengamatan ibu, apakah anak terlihat senang
dengan kegiatan mencipta bentuk kreatif dengan tanah
42
Berikut dibawah ini adalah pedoman catatan lapangan pada saat kegiatan
berlangsung:
Tabel 3.8
Pedoman Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Tempat penelitian/ Sekolah :
Tanggal/ waktu :
Siklus :
Observasi :
Hasil Catatan lapangan :
Adapun pedoman observasi anak selama kegiatan pembelajaran
[image:31.595.109.518.210.660.2]berlangsung adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS ANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA
TANAH LEMPUNG/ TANAH LIAT
Nama Anak : Hari/ Tanggal :
Siklus : Tema/ Sub Tema :
No. Pernyataan Ya Tidak Ket
1. Anak mendengarkan penjelasan guru
2. Anak merespon pertanyaan yang
diberikan guru
3. Anak mendengarkan dan
memperhatikan guru pada saat
menjelaskan materi yang akan
disampaikan
4. Perhatian anak tertuju pada proses
pembelajaran
5. Anak aktif terlibat dalam kegiatan
6. Anak mendengarkan dan
memperhatikan guru menyebutkan
alat-alat media yang akan digunakan
7. Anak antusias ketika menjawab
pertanyaan guru
8. Anak berani bertanya kepada guru
9. Anak berani menceritakan kegiatan
yang telah dilakukan
10. Anak dapat berinteraksi dengan guru
11. Anak terlihat senang pada saat kegiatan
berlangsung
Adapun pedoman observasi guru selama pelaksanaan kegiatan
44
Tabel 3.10
LEMBAR OBSERVASI GURU
PADA KEGIATAN PEMANFAATAN
MEDIA TANAH LEMPUNG/ TANAH LIAT
Nama Guru : Hari/ Tanggal :
Siklus : Tema/ Sub Tema :
Petunjuk : Berilah tanda ceklist (√) pada peristiwa/ kegiatan yang diamati!
No. Pertanyaan Ya Tidak Ket
1. Guru mengkondisikan anak didik pada
suasana pembelajaran yang tenang
2. Guru memberikan apersepsi melalui
Tanya Jawab
3. Guru mempersiapkan media yang
dibutuhkan pada saat kegiatan
pembelajaran
4. Guru menjelaskan tentang
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan
5. Guru menguasai tema yang
disampaikan
6. Guru memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum dipahami
7. Guru dapat membaca situasi dan
kondisi anak
8. Intonasi suara yang diucapkan jelas
9. Guru memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
10. Pandangan guru tertuju kepada semua
11. Guru membangkitkan perhatian dan
semangat belajar anak pada saat Susana
kelas tidak menyenangkan
12. Guru melakukan penilaian ketika proses
pembelajaran berlangsung
13. Guru mengkondisikan anak didik pada
suasana pembelajaran yang tenang
14. Pelaksanaan evaluasi
F. Metode Pengumpulan Data
1. Pengertian Metode Pengumpulan Data Penelitian
Menurut Suharsimi (2006) metode pengumpulan data adalah cara
memperoleh data, menentukan cara bagaimana dapat diperoleh data
mengenai variabel-variabel tersebut.
Hadeli (2006) berpendapat istilah lain untuk pengumpulan data
adalah instrument atau alat pengumpulan data.
Menurut Sanapiah Faisal (1982) data diperlukan untuk menjawab
masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan.
Membicarakan pengumpulan data akan berarti membicarakan alat yang
digunakan dalam pengumpulan data.
2. Jenis - jenis Metode Pengumpulan Data
Menurut Sanapiah (1982) ada banyak ragam alat pengumpulan data
ada angket, wawancara, tes psikologi, observasi dan sebagainya.
Menurut Hadeli (2006) jenis-jenis metode pengumpulan data yaitu
angket/questionnaire, wawancara/interview, dan pengamatan/observation.
Arikunto (2006) berpendapat, wawancara, observasi, kuesioner,
dan dokumentasi, kesemuanya merupakan bagian dari metode
46
a. Observasi
Menurut Sanapiah Faisal (1982) observasi adalah pengamatan
langsung yang akan memberikan sumbangan yang amat penting dalam
penelitian deskriptif. Catatan anekdot anak didik dapat dijadikan criteria
pembanding lainnya, di samping kondisi, perbuatan atau performan yang
ada.
Kerlinger dalam Arikunto (2006) mengatakan bahwa
mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua
bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian,
menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya. Metode observasi adalah
suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis dengan prosedur yang terstandar.
Suharsimi Arikunto (2006) berpendapat dalam observasi
dibutuhkan pengamatan yang objektif, dalam pengamatan atau observasi
melalui 2 tahap antara lain :
1) Tahap pertama yaitu mendiskusikan format observasi,apa yang harus
diamati dan bagaimana cara membuat catatan apa dibuat dalam lembar
observasi atau booklet terpisah.
2) Tahap kedua yaitu latihan mengamati dan sekaligus mencatat.
Hadeli (2006) berpendapat pengamatan atau observasi adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
objek baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan ini
menempuh tiga cara utama antara lain:
1) Pengamatan langsung
2) Pengamatan tidak langsung, bisa dengan perantara suatu alat atau cara.
3) Pengamatan partisipatif, yaitu pengamatan dengan cara ikut ambil
bagian atau melibatkan diri dalam suatu objek yang diteliti.
Lembar observasi keterlibatan anak di atas menurut Nana Sudjana
(2010) untuk kriteria dalam proses belajar mengajar diperlukan untuk tolak
dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi, produktivitas proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
b. Wawancara
Menurut Muslihuddin (2009) wawancara dapat dilakukan secara
bebas atau terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan
peneliti agar memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian secara
lebih lengkap dan jelas. Alasan dengan teknik wawancara karena dengan
mendapatkan jawaban dari narasumber langsung akan memperjelas hasil
penelitian yang disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang judul
yang akan diteliti.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hasil temuan atau
kejadian penting selama pelaksanaan pembelajaran kosa kata bahasa
Indonesia. Dalam kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan
setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan
didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait persepsi yang
dilakukan oleh peneliti, aktivitas dan sikap anak dalam peningkatan
kemampuan kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/
tanah liat, serta tentang evaluasi pembelajaran. Hasil diskusi antara peneliti
dan guru kemudian dibuat kesimpulannya.
d. Dokumentasi
Yaitu berupa alat yang dapat mendukung data yang dibutuhkan,
peneliti menggunakan beberapa alat dokumentasi antara lain: portofolio
anak, catatan anecdot record anak didik. Catatan anekdot anak didik dapat
dijadikan kriteria pembanding lainnya, di samping kondisi, perbuatan atau
performan yang ada.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
portofolio, majalah, agenda dan sebagainya.
Sanapiah Faisal (1982) berpendapat analisis dokumen adalah telaah
48
data. Analisis dokumen sangat berguna dalam menambah pengetahuan
penting mengenai suatu bidang studi.
Menurut IGAK Wardhani (2008) dokumen / catatan harian tentang
guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung, atau segera setelah
pembelajaran selesai. Catatan ini dapat berisi pendapat, reaksi, atau saran
tentang pembelajaran yang telah berjalan.
G. Analisis Data
Menurut arikunto (2006) yang dilakukan dalam langkah
persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga
hanya data yang terpakai saja yang tertinggal. Dalam buku lain sering
disebut pengolahan data, ada yang menyebut data preparation, ada pula
data analisis.
Menurut Mills 2008 dalam IGAK Wardhani (2008) analisis data
adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti
untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang dapat dipercaya dan benar.
Suharsimi (2008) berpendapat analisis data merupakan suatu usaha
untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun
dalam kategori untuk menjawab pertanyaan pokok tentang tema apa yang
dapat ditemakan pada data dan seberapa jauh data dapat mendukung tema.
Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara
kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang
sejak proses pengambilan data dilakukan. Analisis data biasanya dilakukan
pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis datapun
dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya
satu tahap tindakan atau siklus tindakan pembelajaran. Secara umum
kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini
B (Baik) : Skor 3
C (Cukup) : Skor 2
K (Kurang) : Skor 1
Dengan menggunakan rumus untuk menghitung presentase dan
penafsiran data berdasarkan pendapat Ali (1985), yaitu:
P = (�
�)x 100%
Dimana : % = Persentase (jumlah persentase yang dicari)
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
100 = Bilangan tetap
Nasution (1992) mengklasifikasikan tahapan-tahapan tersebut,
sebagai berikut:
1. Reduksi data dimulai dari merangkum setiap data yang ada agar
lebih mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, mempermudah mencarinya
bila diperlukan. Adapun data-data yang dimaksud untuk direduksi
adalah data-data dari hasil observasi dan wawancara mengenai
peningkatan kreativitas melalui pemanfaatan media tanah lempung/
tanah liat.
2. Mendeskripsikan Data/ Display Data
Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang
menyeluruh pada setiap aspek kegiatan mencipta bentuk kreatif dari
tanah lempung/ tanah liat di TK sandhy Putra Rancaekek Kabupaten
Bandung yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Data yang sudah diperoleh, dianalisis dan disimpulkan kemudian
50
tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara
bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir
siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua.
H. VALIDASI DATA
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan terpercaya
penelitian ini dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah alamiah dan
metodologi yang sesuai dengan standar ilmiah. Validitas dan
keobjektifan merupakan persoalan penting dalam kegiatan ilmiah.
Kunandar dalam Yuliartien (2011) mengemukakan bahwa validitas
menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK,
sedangkan reliabilitas menunjuk pada sejauh mana kajian dapat
direplikasi.
Untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran
penelitian ini, ada beberapa bentuk validasi yang dilakukan Kunandar
dalam Yuliartien (2011), diantaranya:
1. Member check
Yaitu memeriksa kembali kebenaran dari informasi atau
data hasil temuan yang diperoleh dari narasumber yaitu, kepala
sekolah, guru ataupun anak selama observasi atau wawancara
dari narasumber yang relevan dengan PTK. Dalam hal ini,
dilakukan guna menguji seberapa besar kebenaran yang ada di
dalam data penelitian dan guru di TK tersebut untuk
mendiskusikan setiap akhir pelaksanaan.
2. Triangulasi
Yaitu memeriksa kebenaran data yang di analisis oleh
peneliti dengan membandingkan hasil dari guru pendamping
berupa temuan-temuan yang baru, sebagaimana penelitian
penyusunan laporan.
Kegiatan memeriksa kesalahan-kesalahan dalam proses
yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil kesimpulan.
4. Exper Opinion
Yaitu dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli
atau pakar penelitian tindakan kelas, dalam hal ini pakar bidang
kreativitas mencipta bentuk kreatif, untuk memeriksa semua
tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan
terhadap masalah penelitian yang dikaji.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kreativitas anak
melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat di kelas B TK sandhy
Puta Rancaekek Kabupaten Bandung, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/
2014. Kondisi kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/
tanah liat TK Sandhy Putra, menunjukkan peningkatan yang baik. Secara
umum yaitu terlihat dari berkurangnya jumlah anak pada penilaian pada
kategori kurang (K), yaitu pada indikator tidak meniru temannya tanpa
bantuan guru, atau temannya, kurang mampu mencipta bentuk sesuai tema,
kurang mampu menceritakan hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak
bertanya pada guru, kurang mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan
menggunakan media tanahl lempung/ tanah liat sesuai dengan ide yang
orisinil tanpa bantuan guru, kurang mampu menceritakan hasil karya yang
dibuatnya secara jelas, kurang mampu mencipta bentuk dengan pemanfaatan
media tanah lempung/ tanah liat tanpa bantuan guru.
Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat
sebagai upaya meningkatkan kreativitas anak dilakukan dengan dua siklus.
Siklus I dan siklus II dengan sub indikator yang berbeda dan dilaksanakan
adalah anak mampu menciptakan bentuk kreatif yang berbeda, anak mampu
mencipta bentuk dengan menggunakan bahan dan ide dengan cara yang
orisinil, anak mampu mencipta bentuk dengan menggunakan media tanah
lempung/ tanah liat, anak mampu menjawab berbagai pertanyaan baik
diungkap melalui verbal atau hasil karya, anak mampu menciptakan hasil
karya kreatif dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat sesuai
dengan ide dan imajinasinya secara bebas, anak dapat menciptakan/ membuat
hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak banyak bertanya, anak mampu
mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung/ tanah liat sesuai dengan tema,
lempung/ tanah liat sesuai dengan tema, anak mampu menceritakan hasil
karyanya secara jelas.
Kegiatan kreativitas anak melalui pemanfaatan tanah lempung/ tanah liat,
merupakan kegiatan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan di
luar ruang sekolah dan secara berkelompok, sehingga anak antusias dalam
mengikuti kegiatan yang diselenggarakan ini. Pada kegiatan ini anak
diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dan berkarya sehingga anak
dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk hasil karya.
Dalam kegiatan kreativitas anak melalui media tanah lempung/ tanah liat ini
guru berperan memberikan stimulus, bimbingan, serta motivasi yang
berkelanjutan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak terhadap hasil
karyanya agar anak dapat mencipta bentuk hasil karya secara terarah. Hal ini
bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui kegiatan pemanfaatan
media tanah lempung/ tanah liat.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas terhadap hasil tindakan penelitian kelas
tersebut ada beberapa hal yang penting untuk dapat ditindak lanjuti yaitu:
1. Saran untuk guru
a. Penggunaan media pembelajaran yang mudah didapat dan guru ikut
berperan aktif dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan
kreativitas anak.
b. Sebelum digunakan, tanah lempung/ tanah liat sebaiknya
diremas-remas terlebih dahulu agar hasilnya terlihat lebih halus teksturnya.
c. Sebaiknya setelah tanah lempung/ tanah liat diambil dan digunakan,
segera bungkus dengan plastik agar kondisi tanah lempung/ tanah liat
tidak cepat mengeras saat akan digunakan kembali.
d. Hasil dari penelitian ini mampu mendeskripsikan kemampuan
kreativitas anak melalui kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan
media tanah lempung/ tanah liat atau dengan bahan alam yang lain
84
e. Pembelajaran dengan adanya benda yang konkrit dapat mempermudah
anak didik dalam membangun imajinasi pada siswa.
f. Ciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik untuk anak
tanpa harus menghilangkan esensi bermain tidak hanya di dalam kelas
saja.
g. Berikanlah kasih sayang serta motivasi dengan pujian, hargai hasil
karya yang sudah dibuat oleh anak dengan memberikan reward pada
saat guru membimbing anak.
2. Saran untuk sekolah
Implementasi peningkatan kemampuan kreativitas melalui
pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat dapat meningkatkan hasil
belajar anak dan juga sebagai dasar seni keterampilan yang akan berguna
dikehidupan anak nanti, dan tida ada salahnya pula apabila model kegiatan
pembelajaran ini dicoba pada aktivitas lain dengan bahan dan dengan
metode atau teknik yang lain.
3. Saran untuk orang tua
Orang tua hendaklah lebih memperhatikan setiap potensi yang
dimiliki oleh setiap anaknya yang tidak hanya mengacu pada potensi
akademik semata tetapi jua pada potensi kreativitas dengan stimulus diri
termasuk yang diterapkan pada kegiatan kreativitas di rumah dengan
suasana yang menyenangkan.
C. Tindak Lanjut
Supaya peningkatan kemampuan kreativitas melalui pemanfaatn media
tanah lempung/ tanah liat di TK Sandhy Putra Kecamatan Rancaekek
Kabupaten Bandung dapat terus menerus meningkat, perbaikan konsep
kegiatan pembeajaran sebaiknya padat diterapkan terus menerus secara
signifikan pada umumnya dan khususnya bagi anak yang belum tuntas
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Ambar. (1997). Pengetahuan Keramik. Yogjakarta : Gajah Mada University Press
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa
Ayan, Jordan. (2002). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers
BB Clay Designs. (2011). [online]. Tersedia:
http://sitirochayahroin.files.wordpress.com [1 Desember 2012]
Chaplin, J.P. (1989). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers
Darmadi, Hamid. (2007). Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: CV Alfabeta
Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Depdiknas Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Depdiknas. (2007). Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD
Faisal, Sanapiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Gallagher, James J (1985). [online]. Tersedia :
http://yeyenpristina.blogspot.com/2012 _04_01_archive.html (1 Desember 2012)
Hadeli (2006). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyitoh 02 [online]. Tersedia :
http//sitirochiyahroin.files.wordpress.com/2012/12/1-siti-r.pdf (1 Desember 2012)
Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa.
Jumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS.
Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2004). Jakarta: Pusat KurikulumBalitbangDepdiknas
Kurniati, Euis&Rachmawati, Yeni. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Bandung: PGTK FIP UPI.
Montolalu, B.E.F. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Munandar, Utami. (1985). Mengembangkan Bakat Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.
Munandar, Utami. (1995). Mengembangkan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Munandar, Utami S.C. (2012), cet. Ke-3. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar, Utami S.C (1992). Mengembangkan Bakat Anak dan Kreativitas Anak Sekolah. Cet. Ke-4. Jakarta: Gramedia.
Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rizki Press
Rockhiyah, Siti. (2012). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin .Skripsi Sarjana pada Universitas Muhamadiyah Purwokerta. Tidak Diterbitkan
Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana
Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, A. (2002). Tujuan dan Manfaat dan Persyaratan Penelitian Tindakan
Kelas. [online]. Tersedia di :
http://www.docstoc.com/docs/16966196/penelitian-tindakan-kelas [28 oktober 2010]
Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA.
Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : PT Grasindo
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta
Susmiyati, dkk. (2010). Memahami Pentingnya Media dan Sumber Belajar bagi Anak Usia Dini. [online]. Tersedia: http://zona.uimadura.ac.id/memahami-pentingnya-media-dan-sumber-belajar-bagi-anak-usia-dini/ [25 November 2010]
Taniredja, Tukiran. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
Tim Redaksi Fokusmedia (Eds). (2006). Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 SISDIKNAS. Jakarta : FOKUSMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yuliartien (2011). [online]. Tersedia di :
http//repository.upi.edu/109/6/S_PAUD_0703282_CHAPTER.pdf (4 Desember 2012)