• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tipe dan Sifat Penelitian. Sifat penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. 3.1 Tipe dan Sifat Penelitian. Sifat penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tipe dan Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.32

Penelitian ini juga memiliki tujuan melihat gambaran kecenderungan nilai – nilai reigius film 3 Doa 3 Cinta. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha melukiskan secara sistematis nilai – nilai religius yang terdapat dalam film 3 Doa 3 Cinta.

Metode penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri umum, antara lain : 33 1. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

2. Metode deskriptif mencari teori, bukan menguji teori.

3. Metode deskriptif bertitik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya.

32 Ronny Kountur, D.M.S. Ph.D : Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, PPM, Jakarta. 2003, hal105

(2)

Jadi, penelitian deskriptif hanya melaporkan situasi atau peristiwa dan tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis ataupun membuat prediksi.34

Pendekatan kuantitatif yakni, merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka-angka. Pendekatan kuantitatif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.35

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Tujuan dari analisi isi adalah memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta dan panduan praktis pelaksanaannya.36

Analisis isi ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis isi manifest dari siaran media.

Analisis isi juga digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambing. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi.

34Ibid. 24. 35Ibid 114

36Klaus Kippendorf, Analisis isi Pengantar dan Metodologi, Citra Niaga Rajawali Pers, Jakarta 1993

(3)

Sebuah penelitian analisis isi memenuhi persyaratan apabila sifat – sifatnya terpenuhi yakni obyektif, sistematik, serta kuantitatif. Obyektif mempunyai pengertian apabila kategori – kategori yang dianalisa didefinisikan secara tepat, sehingga orang lain dapat menganalisa isi yang sama dengan mempergunakan definisi tadi dan memperoleh hasil yang sama pula. Sistematis maksudnya pilihan pesan yang dianalisa harus berdasarkan perencanaan dan tidak mengandung bias, prosedur yang dipakai dalam analisa isi ditetapkan pada isi yang dianalisa, dan dikategorisasi dibuat sedemikian rupa sehingga semua isi yang relevan dapat dianalisa. Analisa dirancang untuk memperoleh data yang relevan dangan masalah penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data Primer didapat dengan mengumpulkan data-data dalam bentuk dokumentasi yang terdiri:

1. Menonton film 3 Doa 3 Cinta

2. Mencatat gambar dan suara yang menggambarkan Nilai – nilai religius yang terkandung dalam film 3 Doa 3 Cinta.

(4)

3.3.2 Data Sekunder

1. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak Sutradara dan Script Writer ( Penulis Skenario) dari film 3 Doa 3 Cinta.

2. Studi Kepustakaan

Peneliti mempergunakan buku – buku sebagai bahan referensi untuk menunjang penelitian.

3.4 Populasi dan Sample

3.4.1 Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda – benda, sistem, prosedur dan fenomena.37

Populasi juga bisa dikatakan wilayah generalisasai yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi dengan demikian populasi bukan merupakan orang saja tetapi juga benda alam yang lain. Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada subyek/ obyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh

(5)

karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut. Populasi penelitian dari penelitian ini adalah film 3 Doa 3 Cinta.

3.4.2 Sample

Sample adalah bagian yang diamati atau proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi dan melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan.38

Suatu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat – sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sample.39

Teknik penarikan sample yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling.

3.5 Unit Analisis

Unit adalah fungsi dari fakta empiris, tujuan penelitian dan tuntutan yang dibuat oleh merbagai teknik yang ada. Dalam analisis isi unit analisis isi muncul dalam interaksi antara realitas dan pengamat.40

38Consuelo G. Sevilla, et all: Pengantar Metode Penelitian, Universitas Indonesia, Jakarta, 1993. Hal 160

39Jalaludin Rakhmat. Op Cit. hal 78 40Klauss Kippendorf, Op.Cit hal 75

(6)

Berdasarkan pokok permasalahan yang diteliti yaitu menyangkut kategori suara/sound, visualisasi adegan, setting lokasi, wardrobe dan dialog dalam menerapkan sejauh mana kecenderungan religius film 3 Doa 3 Cinta, maka penulis menggunakan kedua unit yaitu sintaksis dan tematik. Unit sintaksis yaitu unit yang berkaitan dengan tata bahasa suatu medium komunikasi dan tidak memerlukan makna, penulis menganalis gaya bahasa atau dialog yang terdapat dalam film 3 Doa 3 Cinta yang mengandung muatan – muatan religius. Unit tematik yaitu unit yang diidentifikasi dengan definisi struckural tentang isi cerita, penjelasan dan interpretasi menurut adanya pemahaman yang mendalam tentang bahasa sumber dengan semua corak dan nuansa makna dan isinya.

3.6. Kategori dan Operasionalisasi Kategori

3.6.1. Kategorisasi

3.6.1.1. Film Religius

Dalam penelitian ini sinetron religius adalah uraian tentang fakta/peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilai – nilai religius pada film 3 Doa 3 Cinta.

Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi hiburan dibanding radio siaran dan televisi.

(7)

Religi atau agama merupakan satu sistem kompleks dari kepercayaan, keyakinan, sikap – sikap dan upacara – upacara yang menghubungkan individu dengan tuhan. Dengan begitu, film religi dapat diartikan sebagai film cerita yang mengandung unsur – unsur agama di dalamnya.

Film religius adalah film yang memakai simbol-simbol religius dalam pencitraan ceritanya. Bahkan, film - film religius, yang pada tahun-tahun silam hanya laku saat momen-monen tertentu, seperti bulan ramadhan, mulai menguat posisinya dalam arus pusaran perfilman. Pergeseran ini tidak berarti bahwa penonton film Indonesia lebih religius dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab bila jeli melihat film religius yang lalu-lalang dalam lalu-lintas perfilman Indonesia, maka tampak bahwa kecenderungan pemirsa itu adalah pelampiasan ketidakpuasan terhadap kondisi sosio-politik-ekonomi dan kultural kita. Masyarakat jenuh dengan arah perahu besar negara Indonesia yang terus gonjang-ganjing. Banyak ketidakpuasan yang mengendap dan menumpuk dalam alam bawah sadar kita. Untuk mengendorkan kepenatan serta kesumpekkan tersebut butuh media yang jadi “kran” penyalur gairah masyarakat akan keadilan, keamanan, dan idealisme. Ini yang disajikan dalam menu-menu film - film religius.

Film 3 Doa 3 Cinta yang bersifat religious menceritakan tentang kisah 3 orang sahabat yang menimba ilmu agama di sebuah pesantren, mereka punya rencana dalam hidup mereka masing-masing setelah lulus

(8)

dari pesantren, mereka memiliki sebuah lokasi rahasia, sebuah dinding tua di belakang pesantren, di mana mereka menulis harapan-harapan mereka di dinding. Hingga sebuah situasi merubah hidup mereka masing – masing.

Film 3 Doa 3 Cinta, merupakan sebuah film yang bertema religi yang diharapkan dapat memberikan tayangan yang menghibur, mendidik juga mengukuhkan pemahaman tentang nilai – nilai positif dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Film 3 Doa 3 Cinta banyak menuai pujian dari para kritikus film dan seni di Indonesia, film ini juga banyak meraih banyak penghargaan baik dari dalam ataupun luar negeri seperti Pusan Internasional Film Festival – Korea, Festival Film Indonesia (mendapatkan tujuh nominasi dan penghargaan pembantu pria terbaik), Dubai Internasional Film Festival, Goteborg International Film Festival – Sweden, Vesoul International Film Festival – France (memenangkan International Jury Prize), Madrid International Film Festival – Spain dan Film From The South Film Festival – Norwegia.

Film 3 Doa 3 Cinta dikatakan film religius karena kemasannya yang sarat akan nilai – nilai keagamaan/religius khususnya agama islam, menyangkan sinetron yang mampu diterima khalayak dengan cara penyampaian yang terkesan ringan sehingga mudah diterima.

Film 3 Doa 3 Cinta walaupun bersifat film religi namun dikemas dengan gaya penyampaian cerita yang tidak terlalu berat sehingga dapat

(9)

dengan mudah dicerna den diterima oleh khalayak dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan tidak hanya bagi yang beragama islam saja tetepi juga bagi agama lain dapat menyaksikan film 3 Doa 3 Cinta.

Nilai – nilai religius yang dimaksud yaitu hal – hal yang mengandung unsur – unsur agama di dalamnya. Film – Film yang bertemakan religius menjadi menarik dan penting dibahas karena dapat menarik jumlah penonton film yang sangat besar hingga dapat membuktikan bahwa sangat diminatinya film – film yang bertemakan religius di Indonesia.

3.6.2. Operasionalisasi Kategorisasi

Karakteristik Program Acara

1. Nama Production House Triximages Production dan Investasi Film Indonesia (IFI)

2. Jenis Acara Film

3. Produsen Lokal

4. Nama film / acara / judul 3 Doa 3 Cinta

(10)

7. Durasi Lebih dari 120 menit

Kandungan Religius dalam Program Acara

8. Suara / Sound 1. Lantunan ayat – ayat suci Al-quran 2. Musik Islami

3. Kumandang Adzan

4. Suara orang sedang bershalawat 5. Suara orang sedang berzikir 6. Lagu – lagu marawis 7. Musik qasidah

(11)

9. Visualisasi adegan religius Cinta kepada Allah swt: 1. Sholat 2. Membaca Al-quran 3. Tadarus 4. Berzikir 5. Shalawat 6. Puasa

7. Membaca tafsir Al-quran 8. berdoa

9. Berjihad

Cinta kepada sesama manusia: 1. Sedekah

2. Berzakat

3. Menolong orang lain 4. Taat pada orang tua 5. Ziarah ke makam/kuburan 6. Menikah

7. Ta’ruf

10. Durasi muatan religius 1. Singkat (0-10 detik)

2. Panjang (lebih dari 10 detik) 11. Setting lokasi religius 3. Masjid

(12)

5. Pesantren 6. Madrasah 7. Makam 12. Wardrobe 1. Peci 2. Baju koko 3. Baju gamis 4. Kerudung 5. Sorban 6. Tasbih

13. Dialog 1. Perintah untuk menjalankan sholat 2. Perintah untuk bershalawat

3. Perintah untuk membaca Al-quran 4. Ajakan untuk mengaji

5. Ajakan untuk berbuat baik

6. Ajakan untuk menolong orang lain 7. Ajakan untuk berjihad

14. Sholat 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali

(13)

5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….) 15. Membaca Al-quran 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

Tadarus 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(14)

16. Berzikir 1. Satu kali 2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

17. Shalawat 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

18. Puasa 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali

(15)

6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….) 19. Membaca Tafsir Al-quran 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

20. Berdoa 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(16)

21. Berjihad 1. Satu kali 2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

22. Bersedekah 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

23. Berzakat 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali

(17)

6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….) 24. Menolong orang lain 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….) 25. Taat pada orang tua 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(18)

26. Berziarah ke makam/kuburan 1. Satu kali 2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

27. Menikah 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali 6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

28. Ta’ruf 1. Satu kali

2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali 5. Lima kali

(19)

6. Enam kali 7. Tujuh kali 8. Lebih dari 7 kali

(sebutkan……….)

3.7 Realibilitas dan Validitas

Realibilitas menurut Buud, Thorp, dan Donohew adalah suatu hasil perhitungan yang dilakukan berulang kali oleh para peneliti, dimana dicari suatu hasil tingkat konsistensi tinggi. Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan untuk sejauh mana suatu alat pengukur (kategorisasi) dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk gejala yang sama.41

Syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah realibilitas. Realibilitas sama dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai realibilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Menurut Krippendorf tujuan pengujian kehandalan (reabilitas) adalah memantapkan apakah data yang diperoleh dalam penelitian dapat memberikan

(20)

suatu dasar yang dapat dipercaya untuk menarik interfensi, membuat rekomendasi, mendukung keputusan atau menerima suatu fakta.42

Realibilitas merupakan hal yang penting dalam analisis isi untuk menguji kategori yang telah dibuat, sehingga kategori yang dibuat harus tepat, benar dan mudah dipahami oleh pelaku koding (koder) untuk memberi penilaian. Realibilitas berarti konsistensi klasifikasi, konsistensi dalam mengklasifikasikan dapat diketahui dengan meminta bantuan penilaian pada koder.

Untuk kehandalan peneliti terlebih dahulu meminta orang lain dengan cara mengkode item – item yang kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diberikan kepada tiga orang koder yaitu Feni Fasta (akademisi), Dicky Andika (Praktisi), Rizki Briandana (dosen komunikasi).

Cara yang digunakan untuk menghitung hasil penelitian para koder, dalam Wimmer dan Dominick untuk menemukan koefisien kehandalan antar koder,dengan rumus holsty:

M Coefisien Reliability = 2M N1 + N2 Keterangan :

M : Jumlah kasus (dimana/jika) kedua koder setuju pada penggolongan mereka.

(21)

N1 dan N2 : banyaknya koder yang dinilai (coding) oleh coder 1,2 dan 3. Besarnya penilaian koder tersebut dapat menunjukkan kesepakatan antar juri dalam menentukan apakah kategori yang disusun dapat dipergunakan.

Uji kategori yang dilakukan oleh tiga koder dipadukan dan dibandingkan terhadap isi film 3 Doa 3 Cinta. Hasil perhitungannya sebagai berikut:

a. Hasil penghitungan berdasarkan suara/sound: CR = 3M = 3 (21) = 63 = 0,84

N1+N2+N3 15+11+49 75

b. Hasil penghitungan berdasarkan visualisasi adegan religius cinta kepada Allah SWT:

CR = 3M = 3 (29) = 87 = 0,91 N1+N2+N3 27+43+25 95

c. Hasil penghitungan berdasarkan visualisasi adegan religius cinta kepada sesama manusia:

CR = 3M = 3 (19) = 57 = 0,91 N1+N2+N3 20+15+24 59

d. Hasil penghitungan berdasarkan setting lokasi: CR = 3M = 3 (33) = 99 = 0,98

(22)

N1+N2+N3 27+32+42 101 Total = 0,84+0,91+0,96+0,98 = 0,92

4

Dari penghitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesepakatan antar ketiga koder mencapai 0,92 atau 92%, menunjukkan kategori nilai – nilai religius tersebut reliabel.

3.8 Analisa Data

Dalam penelitian ini, hasil analisis yang telah dilakukan dengan berpedoman pada lembar kerja (kategorisasi) selanjutnya akan disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpertasikan.

Setelah data disusun secara sistematis, kemudian dianalisa secara deskriptif. Dalam hal ini kajian akan dianalisa secara univariat atau deskripsi single variable.

Referensi

Dokumen terkait

Lima faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk menetapkan komunikasi berjalan dengan efektif adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh penerima pesan, (2)

Khidmat Sokongan dan Sistem Penyampaian Bersandarkan kepada tugas yang diamanahkan dan teras pembangunan yang telah ditetapkan, salah satu komoditi yang menjadi

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

Secara umum sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah sistem untuk menentukan nilai akhir huruf mahasiswa dengan menggunakan perhitungan Fuzzy clustering

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Selain komponen konsumsi rumah tangga, komponen PDRB Penggunaan yang mengalami peningkatan peranan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan II

menjelaskan keadaan erapan di mana pada tahap awal padatan memiliki afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut. Apabila tapak-tapak erapan tersebut telah ditempati,