1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi (sumber daya alam hayati) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara terbesar yang memiliki keanekaragaman floran dan fauna. Satwa Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area, zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang. Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan, sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu and Sumatera Selatan.Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Lampung juga terkenal dengan
2 Taman Nasional Way Kambas ini identik dengan konservasi gajah, walaupun sebetulnya taman nasional itu juga tempat hidup satwa langka seperti badak, harimau sumatera serta hewan langka lainnya. Selain itu Lampung juga memiliki taman konservasi Kupu-kupu yaitu Taman Kupu-kupu Gita Persada.
Menurut Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., ahli kupu-kupu dari Lampung ini, kupu-kupu bagi kehidupan manusia sangatlah banyak manfaatnya yaitu kupu kupu dapat menambah keindahan dunia ini. Kupu-kupu yang bertebangan di udara terlihat cantik dan menawan, warna tubuhnya yang indah bagaikan pelangi, sungguh menyejukkan hati. Peran utama kupu-kupu dalam ekosistem adalah sebagai makanan dari rantai makanan makhluk hidup lainnya. Kupu-kupu juga membantu dalam penyerbukan tanaman dan merupakan salah satu indikator perubahan kondisi lingkungan. Beliau juga mengatakan kepunahan suatu spesies akan mempengaruhi keseimbangan terhadap habitat dan ekosistem di sekitarnya. Indonesia dikenal sebagai negara mega biodiversity, memiliki lebih dari 6.000 spesies kupu-kupu. Banyak dari spesies kupu-kupu ini berada di ambang kepunahan.
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Populasi Kupu-kupu (Sumber : BPPLH Bandar Lampung)
Dari grafik 1.1, terlihat menurunnya populasi kupu-kupu di Bandar Lampung. Hal ini terjadi karena tidak ada pakan untuk larvanya serta lahan hidupnya yang habis terpakai oleh manusia sehingga habitatnya hilang.
3 Menurut Pak Martinus, sebagai pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup. Beliau juga mengatakan ada faktor penting agar kupu-kupu dapat di lestarikan kembali, yaitu dalam kesadaran masyarakat yang harus dirubah dan kebiasaan tersebut akan lebih baiknya bila di tanamkan kepada anak-anak sejak dini. Kemudian menurut hasil dari wawancara dengan anak-anak dan guru-guru SD di Bandar Lampung, pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam khususnya metamorphosis pada kupu-kupu diajarkan pada kelas 3-6 SD atau berumur 8-11 tahun.
Menurut Jean Piaget (Rini Utami Aziz, 2006 : 14) seorang anak pada tahap operasi konkret tahap ini berlangsung di usia 6-11 tahun. Tahap pengertian anak mulai berkembang menjadi lebih konkret dan spesifik. Dalam tingkat pengertiannya, mulai memahami hubungan sebab-akibat, namun bernalar terbatas pada peristiwa yang dialami, dirasakan, dan dilihatnya.
Berdasarkan data diatas, diperlukan perancangan sebuah kampanye pelestarian kupu-kupu untuk mengenalkan pelestarian kupu-kupu kepada anak-anak kelas 3-6 SD berumur 8-11 tahun dengan bidang keilmuan DKV khususnya di Bandar lampung. Dengan bidang keilmuan DKV penulis dapat menyampaikan pesan dengan bahasa visual yang mudah dicerna maksud dan tujuannya dengan indera penglihatan manusia.Penulis juga berharap dengan kampanye pelestarian kupu-kupu ini, anak-anak SD di Bandar Lampung kedepannya dapat ikut melestarikan dan mencegah kepunahan kupu-kupu.
1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam uraian diatas dapat di identifikasikan masalah yang ada, yaitu : 1. Menurunnya populasi kupu-kupu di Bandar Lampung dan
masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup.
2. Diperlukan adanya kampanye mengenai ajakan pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup.
4
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah sementara yang ditemukan adalah:
1. Bagaimanakah strategi kampanye pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung?
2. Bagaimana perancangan yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD di Bandar Lampung?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam Tugas Akhir ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas.
1. Apa
Kupu-kupu sudah diambang kepunahan dan masyarakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi lingkungan hidup.
2. Siapa
Perancangan kampanye pelestarian kupu-kupu ini ditujukan untuk anak-anak SD usia 8-11 tahun.
3. Dimana
Area tempat pelaksanaan kampanye adalah di kota Bandar Lampung.
4. Kapan
Waktu pelaksanaan kampanye akan dilakukan pada tahun Maret – Juni 2016.
5. Mengapa
Kepunahan kupu-kupu terjadi dikarenakan tidak ada orang yang mau peduli dan kupu-kupu akan terancam punah bila tidak ada orang yang mencatat, dan tidak ada yang ingin tahu tentang spesiesnya.
6. Bagaimana
Konsep perancangan kampanye ini akan menggunakan media komunikasi visual yang menarik dan dekat dengan target audiens agar mudah dimengerti masyarakat.
5
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan adalah :
1. Membuat strategi kampanye yang tepat untuk pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung.
2. Membuat kampanye perancangan dengan strategi visual dan media dengan tepat yang bertujuan mengajak anak-anak SD di Bandar Lampung untuk pelestarian kupu-kupu.
1.5 Maanfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berharap informasi ini dapat memberikan manfaat positif untuk berbagai pihak,seperti :
1. Bagi Keilmuan
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berguna baik berupa buah pikiran, sumbang saran untuk menyempurnakan dalam penyampaian pesan dan informasi kepada khalayak luas serta dapat dijadikan salah satu sumber atau referensi informasi khususnya dalam bidang keilmuan desain komunikasi visual. 2. Bagi Khalayak
Dapat mengetahuipentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD di Bandar Lampung.Memberitahu wisata cagar alam Taman Kupu-kupu Gita Persada sebagai alternatif berwisata sembari belajar tentang pembudidayaan kupu-kupu disaat jenuh dalam menjalani rutinitas. 3. Bagi Penulis
Meningkatkan dan melatih kemampuan/keahlian dan kreatifitas di bidang advertising, sehingga penulis diharapkan menjadi seorang
advertising designer yang profesional dalam melakukan pekerjaannya
menjadi pelakuindustri kreatif.
1.6 Metode Pemgumpulan Data 1.6.1 Metode Penelitian
Dalam rangka membuat perancangan ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif yang diperlukan dalam perancangan. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
6 berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan data hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2013:7)
Dalam penenelitian ini pengambilan sampling menggunakan purposive sampling, purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2013:218)
Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah, pada usia 8-11 tahun. Tahap pengertian anak mulai berkembang menjadi lebih konkret dan spesifik. Dalam tingkat pengertiannya, mulai memahami hubungan sebab-akibat, namun bernalar terbatas pada peristiwa yang dialami, dirasakan, dan dilihatnya. Pemilihan Sekolah Dasar diatas berdasarkan khalayak sasaran yang sudah mempelajari metamorfosis, yaitu metamorfosis kupu-kupu. Selain itu, SD – SD merupakan target sasaran dalam kampanye pelestarian kupu-kupu di kota Bandar Lampung.
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2013:231). Penulis melakukan wawancara yang berkaitan dengan permaslahan seperti kepada ahli kupu-kupu Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Bapak Martinus dan Ibu Fusi, Guru-guru SD, dan anak-anak SD berumur 8-11 di Bandar Lampung untuk mendapatkan data kampanye pelestarian kupu-kupu di Bandar Lampung.
2. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau
7 komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, 2006 dikutip dari Sangadji 2010: 26). Penulis melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat kebiasaan khalayak yaitu anak-anak SD berumur 8-11 tahun di Bandar Lampung.
3. Studi literatur
Data yang didapat dan dikumpulkan dengan cara melakukan kajian teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat oleh peneliti. Teori tersebut didapat peneliti dari kepustakaan yang yang berkaitan seperti buku, jurnal, brosur, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat (internet dan lain-lain).
8
1.7 Kerangka Perancangan
Bagan 1.1 Kerangka Perancangan (Sumber : Penulis)
OBJEK (TOPIK BAHASAN) Kampanye Pelestarian Kupu-kupu
Di Bandar Lampung
FENOMENA Menurunnya populasi kupu-kupu
di Bandar Lampung
ISU
Banyak masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya kupu-kupu
bagi lingkungan
OPINI Menurut Ibu Dra Herawati Soekardi A. Djausal, Msi., ahli kupu-kupu dari Lampung ini,
Peran utama kupu-kupu dalam ekosistem adalah sebagai makanan dari rantai makanan makhluk hidup lainnya. Kupu-kupu juga membantu dalam penyerbukan tanaman dan
merupakan salah satu indikator perubahan kondisi lingkungan. Kepunahan suatu spesies akan mempengaruhi keseimbangan terhadap habitat dan ekosistem
di sekitarnya. MASALAH
Kupu-kupu sudah diambang kepunahan
Masyrakat kurang mengetahui pentingnya kupu-kupu bagi
lingkungan hidup.
HIPOTESA Dibutuhkan kampanye untuk
mengenalkan pelestarian kupu-kupu khusunya anak-anak SD di Bandar Lampung. TUJUAN Agar menginformasikan pencegahan kepunahan kupu-kupu
dan pentingnya pelestarian kupu-kupu ke anak-anak SD
di Bandar Lampung. Untuk mengetahui cara memanfaatkan media yang tepat yang bertujuan mengajak anak-anak SD di Bandar Lampung
untuk pelestarian kupu-kupu.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini, menggunakan metode kualitatif.
Metode pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan
studi literatur dan observasi wawancara ke lapangan. ANALISIS DATA STRATEGI KOMUNIKASI Persuasif Komunikatif Edukatif Fun TARGET AUDIENCE Anak-anak SD di Bandar Lampung Kelas : 3 - 6 SD Umur : 8 - 11 tahun Gender : Laki-laki & Perempuan
9
1.8 Pembabakan
Dalam penulisan ini, dibutuhkan gambaran singkat tiap babagar kampanye pelestarian kupu-kupu sumatera yang ditulis lebih terperinci dan memudahkan dalam menguraikan masing-masing bab. Bab – bab tersebut adalah :
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup.tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode penelitian, cara pengumpulan data, kerangka perancangan serta sistematika penulisan.
BAB II Dasar Pemikiran
Bab ini berisikan tentang teori kampanye, Komunikasi, Psikologi Anak, Media dan teori DKV.
BAB III Data dan Analisis Masalah
Dinas Terkait pelestarian kupu-kupu , data Taman Kupu-kupu Gita Persada, analisa data, analisa SWOT dan AIDA.
BAB 1V Konsep dan Hasil Perancangan pelestarian kupu-kupu sumatera di
Bandar Lampung.
BAB V Penutup