• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN NUMERIK PENGAMANAN SUNGAI SADDANG DENGAN PEMASANGAN KRIB NUMERICAL MODELING OF SADDANG RIVER PROTECTION BY USING GROYNE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN NUMERIK PENGAMANAN SUNGAI SADDANG DENGAN PEMASANGAN KRIB NUMERICAL MODELING OF SADDANG RIVER PROTECTION BY USING GROYNE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN NUMERIK PENGAMANAN SUNGAI SADDANG

DENGAN PEMASANGAN KRIB

NUMERICAL MODELING OF SADDANG RIVER PROTECTION

BY USING GROYNE

James Zulfan1), Dery Indrawan2) ,F.Yiniarti3)

1,2,3)Peneliti Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Jl. Ir.H.Juanda no.193, Bandung

email : jameszulfan@gmail.com

Diterima: 03 Februari 2013; Disetujui: 27 September 2013 ABSTRAK

Sungai Saddang merupakan salah satu sungai utama di Sulawesi Selatan yang melintasi beberapa desa dengan panjang sungai kurang lebih 181,5 km. Salah satu permasalahan yang ada pada sungai ini adalah adanya gerusan yang mengancam wilayah sungai tersebut terutama di sekitar dusun Bakoko. Hal tersebut terjadi di tikungan luar sungai karena aliran yang cukup deras dimana ruas sungai Saddang yang bermasalah merupakan ruas sungai yang berliku sehingga memicu terjadinya gerusan di tikungan luar sungai. Salah satu upaya pengendalian dan pengamanan sungai ini yaitu dengan perkuatan tebing dengan memasang krib untuk melindungi tebing sungai. Hal ini dilakukan agar kecepatan aliran di tikungan luar sungai bisa diperlambat sehingga tidak semakin menggerus tepi sungai, karena pada umumnya kecepatan aliran di tikungan terluar sungai lebih besar daripada kecepatan di sisi lainnya. Penelitian dilakukan dengan pemodelan numerik dari sungai Saddang khususnya di daerah Bakoko dengan menggunakan software MIKE 11 dan MIKE 21C untuk membantu simulasinya. Simulasi pemodelan dilakukan dengan 2 skenario yaitu skenario eksisting dan skenario dengan pemasangan krib. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasangan krib di tikungan sungai Saddang khususnya di dusun Bakoko dalam rangka pengamanan sungai.

Kata kunci: Gerusan, krib, pemodelan numerik, sungai Saddang, tikungan sungai

ABSTRACT

Saddang River is one of the main rivers in South Sulawesi which the length of the river is approximately 181,5 km. One of the problem that happened in this river is the scouring problem that threaten the river, especially in Bakoko village. This phenomenon occur in the outer bend of the river because the high velocity of the flow which trigger the scouring. One of the solution to overcome this problem is to protect the river bank using groyne. This condition needs to be done to decrease the velocity on the outer bend of the river to reduce the scouring because generally the velocity in the outer bend is higher than other sides. This study is conducted by using numerical modeling of Saddang river especially in Bakoko areas and also using MIKE 11 and MIKE 21C software to help the simulation. The model simulation is divided into 2 scenarios which are existing scenario and modification scenario using groyne. The objective of this study is to analyze the effect of groyne construction on the outer bend of the Saddang river especially in Bakoko village in order to protect the river bank.

Keywords: Scouring, groyne, numerical modelling, Saddang river, river bend

PENDAHULUAN

Sungai Saddang merupakan salah satu sungai utama di Sulawesi Selatan dengan panjang sekitar ±181,5 km yang melintasi beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas DAS ± 5.453 km2 seperti terlihat pada

Gambar 1. Secara administratif wilayah DAS Saddang meliputi kabupaten Pinrang, Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara di Provinsi Sulawesi Selatan. Sungai Saddang bermuara di Selat Makasar dengan dua outlet yaitu di muara Babana dan

(2)

muara Paria. Pemanfaatan aliran sungai Saddang sangatlah besar baik untuk irigasi, PLTA dan air baku.

Salah satu permasalahan yang ada di daerah ini adalah perubahan penggunaan lahan di bagian hulu sungai yang berperan dalam meningkatnya erosivitas lahan, sehingga di beberapa daerah di sepanjang sungai Saddang terdapat area kritis yang berpotensi mengalami gerusan dan memerlukan penanganan. Salah satu daerah yang mengalami permasalahan gerusan ini adalah di dusun Bakoko. Di daerah ini terjadi gerusan yang terus menerus sehingga apabila tidak segera dilakukan tindakan pengamanan akan menjadi semakin berbahaya, apalagi di daerah ini terdapat pemukiman dan infrastruktur lainnya yang lokasinya dekat dengan tepi sungai.

Masalah gerusan ini membahayakan sungai dan bangunan air disekitarnya sehingga kondisi semacam ini perlu mendapatkan perhatian agar potensi sumber air yang ada bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Upaya pengendalian dan pengamanan sungai dapat dilakukan di sepanjang sungai dengan berbagai cara, antara lain dengan perkuatan tebing dengan pemasangan krib yang ditempatkan di tikungan luar sungai.

Pengamanan diperlukan bilamana terjadi kerusakan tebing akibat benturan langsung ke tebing atau rusaknya fondasi kaki tebing atau tanggul akibat pusaran aliran air sungai. Untuk sungai-sungai yang lebar kerusakan tebing tak langsung terkena benturan arus air tetapi secara tak langsung, karena arus yang tercepat tidak terjadi di tengah alur sungai maka untuk

mengatur/mengarahkan arus aliran sungai ini diperlukan krib (Yuliman, 2010).

Hal tersebut akan mengurangi kecepatan aliran di tikungan luar sungai dan mengarahkannya kebagian tengah sungai sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya gerusan di tepi sungai. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi pemodelan numerik sungai untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan krib untuk pengamanan di tikungan luar sungai. Data-data yang diperlukan didapatkan dari hasil penyelidikan lapangan dan dilengkapi oleh data-data teknis dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.

KAJIAN PUSTAKA

1 Perilaku Aliran di Tikungan

Gaya sentrifugal yang terjadi pada belokan atau tikungan dapat menimbulkan arus aliran melintang bersama aliran utama sungai. Hal ini banyak terjadi pada sungai yang berliku dimana gerusan akan tampak pada sisi luar belokan atau tikungan dan pengendapan akan terjadi pada sisi dalam belokan atau tikungan. Pada daerah tikungan pengikisan terjadi diawal tikungan dan pengendapan terjadi di akhir tikungan dan dan pengikisan paling banyak di bagian luar tikungan dan pengendapan di bagian dalam tikungan. (Darwizal, dkk 2006) Pengaruh kemiringan (superelevasi tikungan) memperbesar pengikisan bila superelevasi miring ke arah dalam tikungan, dan akan berkurang bila kemiringan sebaliknya. Tetapi pengerusan masih besar akibat aliran yang terpuntir (turbulensi) di tikungan (Darwizal, dkk 2009).

Gambar 1 Peta lokasi studi sungai saddang di dusun bakoko

Lokasi studi Sungai Saddang (Bakoko)

(3)

2 Bangunan Pengatur Sungai

Menurut Sidharta dalam buku “Irigasi dan

Bangunan Air” bangunan pengatur sungai adalah

suatu bangunan air yang dibangun pada sungai dan berfungsi untuk mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendali banjir. Jenis-jenis bangunan pengatur sungai antara lain perkuatan lereng, pengatur arus (krib), tanggul, dam penanahan sedimen (check dam) dan ground sill. Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Krib dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah:

a Mengatur arah arus sungai,

b Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,

c Mempercepat sedimentasi,

d Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,

e Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,

f Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :

1 Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir dengan cepat dan aman,

2 Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan dan pengangkutan sedimen dengan baik,

3 Mengarahkan aliran ketengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis.

Klasifikasi Krib

1 Krib tipe permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energi yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu mengndapkan sendimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid, dan jenis rangka kotak. Krib

permeable disebut juga dengan krib lolos air.

Krib lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.

2 Krib tipe impermeable

Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, dipertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu. 3 Krib tipe semi permeable

Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib lolos air dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang

permeable disesuaikan dengan fungsi dan

kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.

4 Krib Silang dan Memanjang

Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus sungai dapat merintangi arus dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang formasinya hampir sejajar arah arus sungai disebut krib memanjang.

Konstruksi Krib

a Krib tiang pancang: contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak deras arusnya.

b Krib rangka: krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari lapisan batuatau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang. c Krib blok beton: krib blok beton mempunyai

kekuatan yang baik dan awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau

(4)

pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.

3 Blok Beton Kubus Kaki Enam

Blok beton kubus kaki enam dapat dilihat pada Gambar 2 (Pusair, 2003). Bentuk ini dipilih karena lengan momen guling blok beton kubus kaki enam relatif sama panjang pada semua kemungkinan titik guling sehingga memberikan karakteristik sebagai berikut :

a Blok beton kubus kaki enam dapat dijatuhkan secara acak dan terkait dengan baik dengan jalan dijatuhkan dengan bantuan alat pengangkut mekanik (crane), sehingga dapat diterapkan dalam kondisi kedalaman air yang besar.

b Blok beton berfungsi sebagai lapisan perisai yang tahan terhadap gerusan aliran sungai sehingga dapat memperkuat stabilitas tebing.

Gambar 2 Blok Beton Kubus Kaki

Enam

4 Korelasi Muka Air Dan Debit

Korelasi ini dibuat berdasarkan dari data pengukuran besar aliran pada suatu tempat. Untuk hasil yang baik, diperlukan adanya data pengukuran besar aliran pada saat muka air rendah, sedang sampai tinggi. Pembuatan grafik korelasi ini sendiri dengan menggunakan cara logaritmik. Pada umumnya grafik korelasinya berbentuk parabolik dan dapat dinyatakan dalam bentuk rumus:

1) Keterangan:

Q, debit (m3/s)

H, tinggi muka air (m) p, n, konstanta

Apabila persamaan tersebut dilogaritmakan maka persamaan akan berbentuk linier:

2)

Keterangan:

n adalah kemiringan dari grafik persamaan tersebut dan adalah debit pada perpotongan grafik persamaan tadi dengan sumbu.

5 Analisis Debit Aliran Sesaat Sungai (Q)

Perhitungan nilai debit aliran (Q) terdiri atas beberapa metode, salah satunya adalah Cara Irisan Tengah (Mid Section Method) seperti ilustrasi yang terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Gambar melintang sungai untuk

menghitung debit sesuai mid

section method

Cara menghitung debit (Q) dan debit seksi (q) :

Keterangan:

Qn: debit seksi ke-n (m3/s)

qi: debit tiap seksi ke-i (m3/s)

an: luas seksi ke-n(m2 )

Vn:kecepatan air rata-rata pada seksi yang

bersangkutan ke-n (m2/s)

Vn+1:kecepatan rata- rata di kedalaman dn+1

(m2/s)

Q: debit sungai (m3/s)

METODOLOGI

Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer meliputi pengukuran kecepatan aliran dan debit sesaat di sungai Saddang. Tujuan pengukuran kecepatan aliran adalah untuk mendapatkan besaran kecepatan dan arah aliran yang akan berguna dalam penentuan sifat dinamika perairan lokal.

(5)

Data ini akan digunakan sebagai data kalibrasi model dan data untuk perhitungan debit sungai. Alat yang digunakan pada kegiatan pengukuran kecepatan aliran ini adalah currentmeter tipe baling-baling sehingga pengukuran kecepatan aliran tidak hanya di permukaan saja tetapi pada kedalaman yang dikehendaki pada penampang sungai. Alat currentmeter dapat dilihat pada

Gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4 Currentmeter Tipe Baling-Baling

2 Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder meliputi peta data bathymetri, data debit banjir, dan data cross section dari lokasi studi.

Pemodelan Hidraulik

Pemodelan hidraulik ini meliputi pemodelan 1D dan 2D aliran sungai dengan menggunakan MIKE 11 dan MIKE 21C. Model ini dipilih karena dirancang untuk mampu dapat menganalisis perubahan morfologi di tikungan sungai. Namun demikian, sebagaimana biasa dalam simulasi pemodelan secara umum, hasil yang diperoleh tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan (error). Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor keterbatasan atau sensitivitas peralatan, pemakai atau manusia (human error) dan lain-lain. Untuk meminimalisasi kesalahan dalam simulasi pemodelan ini adalah dengan melaksanakan proses kalibrasi.

Hasil simulasi pemodelan yang baik dari suatu parameter hidrodinamik (kecepatan aliran, muka air), dapat dilihat berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil simulasi dengan nilai parameter di lapangan sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, dimana

prediksi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah.

Bagan alir pemodelan numerik yang dilakukandapat dilihat pada Gambar 5.

MULAI

PENGUMPULAN DATA

INPUT

(Penentuan kondisi batas, skematisasi, skenario

pemodelan)

SIMULASI MODEL

OUTPUT

(Muka air sungai, Debit dan kecepatan aliran sungai yang

dimodelkan)

EVALUASI DAN PEMBAHASAN

SELESAI KALIBRASI MODEL

Gambar 5 Bagan Alir Pemodelan

Numerik HASIL DAN PEMBAHASAN

Survei Lapangan

Survei lapangan seperti terlihat pada Gambar 6 dilaksanakan untuk mengidentifikasi lokasi beserta permasalahan yang ada. Kondisi morfologi, kondisi geologi, kondisi klimatologi (curah hujan sehingga tanah jenuh), kondisi lingkungan/tata guna lahan (hidrologi, vegetasi), dan aktivitas manusia (pertanian, pertambakan, irigasi) menjadi faktor penyebab terjadinya gangguan pada sungai Saddang. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi penanganan sungai dengan mempertimbangkan analisis hidraulik seperti model numerik 2D untuk memprediksi potensi gerusan di tikungan luar dengan melihat kecepatan aliran sungai tersebut. Survei

(6)

hidrometri dilaksanakan dengan pengamatan fluktuasi muka air, dan pengukuran kecepatan aliran sungai yang dilaksanakan sebanyak 2 kali di daerah jembatan sungai Saddang. Berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui bahwa sungai pada ruas ini tidak dipengaruhi lagi oleh pasang surut dan arus kecepatan aliran yang terjadi adalah aliran satu arah yaitu aliran dari hulu ke hilir. Kemudian berdasarkan dari pengukuran tersebut diketahui bahwa debit aliran (Q) pada saat penyelidikan adalah 1.788,462 m3/s dan 1.725,34

m3/s. Debit tersebut akan digunakan untuk

kalibrasi model sungai Saddang dengan menggunakan software.

Gambar 6 Pengukuran Debit Di Sungai Saddang Pemodelan Hydrodynamic 1D

Setelah data lapangan telah terkumpul melalui kegiatan survei dan pengukuran maka dilanjutkan dengan pemodelan sungai dengan bantuan software MIKE 11 dan MIKE 21C untuk respon morfologi sungai. Pemodelan numerik dimaksudkan untuk mengetahui:

a. karakteristik sistem sungai dan respon sungai terhadap skenario pengendalian/pengamanan sungai,

b. ruas-ruas sungai yang mempunyai kecenderungan terjadinya gerusan,

c. usulan bangunan pengaman sungai.

Pemodelan hydrodynamic 1D ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik sungai Saddang dan kemampuan kapasitas sungai untuk mengalirkan debit banjir dengan periode ulang tertentu seperti tercantum dalam buku “MIKE 11 A Modelling System for Rivers and Chanels

User Guide”. Dalam simulasi ini dilakukan

pemodelan 1D Sungai Saddang sepanjang 50 km mulai dari daerah Pekabatta sampai ke muara sungai Saddang. Langkah awal dalam simulasi model numerik yaitu pengumpulan data input, baik data primer maupun data sekunder. Data-data dalam pemodelan ini didapatkan dari hasil

pengukuran yang dilengkapi dengan data sekunder dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang seperti data geometri sungai berupa data potongan melintang (cross section) dan potongan memanjang (long section) mulai dari batas hulu (A1) sampai ke hilir muara sungai Saddang (C197).

Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan jaringan sungai (river network) dengan menghubungkan potongan penampang melintang (cross section) dengan potongan penampang memanjang (long section) sungai sehingga menjadi satu kesatuan. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan parameter batas (boundary) sebagai masukan dalam pemodelan dengan menggunakan

software MIKE 11.

Pemodelan menggunakan data topografi tahun 2010 yang digunakan untuk meninjau sistem sungai secara keseluruhan dan digunakan juga sebagai masukan (input) dalam analisis berikutnya. Namun hal yang pertama dilakukan adalah mengkalibrasi terlebih dahulu model sungai.

Kalibrasi model numerik di sungai Saddang dilakukan berdasarkan data pengukuran debit dan tinggi muka air di lapangan. Dimana hasil kalibrasi menunjukkan kemiripan antara kedalaman air di lokasi pengukuran debit model dengan kondisi lapangan. Dalam proses kalibrasi ini, perbedaan tinggi muka air yang terjadi antara di model dan di lapangan hanya ±0,02 m sehingga hasilnya dapat diterima. Oleh karena itu data yang digunakan dapat digunakan untuk pemodelan selanjutnya. Rekapitulasi hasil kalibrasi model dengan kondisi lapangan dapat dilihat lebih detail dalam Tabel 1.

Tabel 1 Perbandingan Kedalaman Sungai Saddang

Hasil Pemodelan Dan Hasil Pengukuran Lapangan Lokasi Q (m3/s) Kedalaman di model (m) Kedalaman di lapangan (m) Jembatan sungai Saddang 1.788,46 6,278 m 6,255 m 1.725,34 6,157 m 6,143 m

Sebagai langkah awal dalam analisis model numerik adalah penentuan parameter sebagai masukan dalam pemodelan. Dalam analisis di Sungai Saddang ini ada 2 parameter masukan utama yang diperlukan, yaitu besar debit sebagai batas udik, dan tinggi muka air laut sebagai batas hilir. Debit dominan yang biasa digunakan dalam analisis morfologi sungai adalah debit Q 2 sampai 5 tahun, namun dalam tulisan ini debit dominan menggunakan debit banjir 5 tahunanya itu 2695,01 m3/s untuk mengakomodasi debit kecil dengan

(7)

0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 [m] -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 [meter] 1-1-1990 18:52:30 SADANG 39557 - 0

pertimbangan banyak terdapat infrastruktur dan pemukiman di sekitar sungai.

Dalam simulasi ini terdapat dua parameter masukan utama yang diperlukan, yaitu besar debit sebagai batas udik, dan tinggi muka air laut sebagai batas hilir. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari BBWS Pompengan Jeneberang didapatkan tabel debit banjir rencana seperti pada Tabel 2.

Simulasi pemodelan ini menggunakan debit banjir periode ulang 5 tahunan dimana pemodelan juga menggunakan software MIKE 11 dengan periode simulasi 1 tahun pada sepanjang alur sungai Saddang dengan simulasi aliran tidak tetap (unsteady flow).

Berdasarkan hasil pemodelan diketahui bahwa di beberapa lokasi sungai Saddang seperti di daerah Bakoko tinggi muka air banjirnya (garis yang berwarna merah) telah melebihi dari tanggul kanan dan kirinya sehingga hal ini menyebabkan banjir pada area tersebut seperti terlihat pada Gambar 7.

Hasil keluaran (output) tinggi muka air dari pemodelan 1D ini akan dijadikan masukan (input) untuk batas dalam pemodelan 2D selanjutnya.

Pemodelan Hydrodynamic 2D

Pemodelan hydrodynamic 2D ini dilakukan dengan menggunakan software MIKE 21C yang bertujuan untuk mengetahui respon morfologi sungai terhadap beberapa skenario yang diterapkan di sungai tersebut seperti tercantum dalam buku “MIKE 21C Training”. Dalam hal ini yang akan dibandingkan adalah kecepatan aliran yang berpotensi mengakibatkan gerusan di tepi tikungan luar sungai Saddang. Pemodelan ini akan mensimulasikan sungai Saddang khususnya daerah Bakoko sepanjang 3 kilometer dan nantinya akan dilihat bagaimana pengaruhnya dengan membandingkan kecepatan pada titik tinjau, dimana titik tinjau ini merupakan daerah kritis berdasarkan hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam simulasi ini adalah data topografi sungai Saddang tahun 2010 khususnya area sungai Saddang di sekitar dusun Bakoko seperti yang terlihat pada Gambar 8 dan Gambar

9. Data ini yang menunjukkan kontur dan

kedalaman dari sungai Saddang yang telah dikalibrasi pada pemodelan sebelumnya yaitu pemodelan 1D dengan menggunakan software

MIKE 11.

Tabel 2 Debit banjir rencana sungai Saddang

PeriodeUlang Debit (m3/s)

Q2 2.487,91

Q5 2.695,01

Q25 3.701,57

Sumber : BBWS Pompengan-Jeneberang, tahun 2010

Gambar 7 Hasil Pemodelan 1D Sungai Saddang

Lokasi studi Sungai Saddang (Bakoko) Jarak (m) El ev as i (m )

(8)

BM .1 CP.1 L.2 L.5 P.4 19.695 19.641 16.211 19.574 19.355 19.533 19.241 18.27318.30419.09418.97118.08718.17918.81318.98519.05921.48321.56418.74118.86517.672 18.022 18.836 18.805 18.684 18.702 19.707 19.654 16.546 19.662 19.426 19.301 18.368 18.45219.25119.25318.30518.19518.845 19.298 21.410 21.701 18.784 18.497 18.171 18.796 18.780 18.699 18.633 19.473 19.709 16.877 19.342 19.533 19.431 18.486 18.479 19.534 19.435 18.221 18.070 18.987 19.386 21.66621.725 19.075 18.958 18.296 18.252 19.527 18.681 18.651 19.480 18.804 19.509 19.471 16.998 19.465 19.391 18.292 19.404 21.447 21.519 19.053 18.487 17.848 17.768 19.121 19.130 18.391 18.223 19.311 19.393 18.742 18.733 19.518 19.540 16.554 19.471 18.498 18.698 21.541 21.611 19.373 19.160 18.501 18.228 19.293 19.273 18.277 18.355 19.270 19.497 18.710 18.215 16.734 15.703 21.473 19.447 18.65216.881 21.491 19.114 18.623 18.205 18.031 19.102 19.146 18.270 18.176 19.209 19.277 18.735 17.416 17.384 17.304 21.29221.24819.58819.75821.710 18.992 18.680 18.336 18.187 18.548 18.510 18.325 18.337 17.734 17.378 21.504 19.339 19.277 16.953 21.10320.62019.21019.05817.188 18.635 18.450 18.141 18.319 18.391 18.502 18.126 17.786 17.831 18.626 18.638 20.936 21.012 17.224 18.699 18.603 18.206 18.082 18.407 18.412 18.162 18.125 18.184 18.121 17.622 17.465 20.358 20.527 20.704 17.282 18.525 18.457 18.172 18.212 18.662 18.610 18.272 18.186 18.218 18.575 18.032 18.875 20.71518.47117.97018.97216.359 20.6 83 18.405 18.423 18.0 32 18.081 18.375 18.370 18.084 18.215 18.425 17.808 18.800 20.98320.85118.36518.43521.34318.754 18.8 04 18.640 18.092 17.962 18.1 50 18.0 55 17.8 75 18.035 18.344 17.736 17.7 11 21.89821.69619.47919.29316.556 19.028 18.174 18.442 18.737 17.939 18.884 18.734 18.096 18.082 18.139 17.335 16.762 21.472 18.881 18.534 18.653 18.980 17.993 19.042 19.101 18.414 18.296 16.773 14.986 21.46319.07318.77818.93517.782 21.638 21.096 19.391 19.331 18.305 18.150 18.965 18.764 18.718 17.834 18.684 19.440 18.136 18.037 18.136 18.581 19.17218.61217.64417.81518.96119.14418.136 21.447 18.710 18.653 18.466 18.782 18.705 18.010 18.507 18.523 17.836 19.214 21.56719.54319.12417.98617.91219.26319.45217.441 21.606 18.403 18.312 19.411 19.819 18.918 18.899 17.960 18.964 18.455 18.343 17.669 16.742 21.69319.30318.51919.59218.056 21.398 20.220 17.969 17.916 19.374 19.293 18.640 18.651 17.403 18.490 18.140 18.174 18.160 17.074 21.42519.20519.30517.967 21.51019.02118.88018.345 21.276 20.870 18.138 18.031 19.659 19.586 18.719 18.706 17.824 18.653 18.829 17.975 19.181 21.273 21.10219.22319.24718.31918.35219.56519.60618.662 18.971 17.634 17.772 18.989 18.944 17.710 18.749 18.571 18.428 17.702 18.495 18.307 18.116 18.058 21.27318.77818.51019.40419.38519.75119.792 21.151 18.627 18.681 18.901 18.888 17.739 17.936 17.918 18.171 18.048 18.138 P.0L.1 19.335 19.178 18.15718.28518.68318.88717.231 18.488 18.316 18.273 18.778 18.689 18.719 18.011 18.713 18.911 19.591 18.958 17.107 19.335 18.766 18.467 18.104 18.098 18.559 18.544 18.304 18.196 18.750 18.235 18.233 18.162 19.335- 0.896 18.952 18.163 P0 L1 CP1 1 18.346 19.22819.17319.64319.5371938919.228 19.47319.673 19.34919.50919.021 19384 18.237 18.93719.48319.55019.38919.628 19.779 19.69219.779 17.62818.66219.409 19.628 19.882 19.836 19.935 19.837 17.46219.70619.38819.65719.75819.58219.60819.886 19.867 19.734 17.26618.61418.97319.77319.93919.834 19.992 19.706 19.946 17.26618.13419.652 20.134 19.76619.629 19.38819.509 17.449 18.50318.44718.69218.86418.59218.93719.66220.168 19.268 19.83420.361 17.83117.53817.88218.562 19.884 20.20819.668 19.69219.683 17.63817.99418.37618.49318.65718.83919.46719.839 20.143 20.26719.537 19.448 17.63817.95318.30818.537 18.792 17.831 19.552 19.682 17.529 17.938 18.552 19.709 20.311 20.484 20.142 20.224 20.308 20.561 17.649 18.405 20.629 20.342 20.638 20.186 20.348 20.299 17.438 18.564 18.622 18.409 20.183 20.266 20.187 20.438 17.488 18.309 18.291 20.551 20.194 20.083 20.249 20.538 17.335 18.439 18.408 19.628 20.562 20.544 20.138 20.298 17.628 18.608 19.773 20.492 20.138 20.094 20.221 20.362 17.261 18.349 19.086 19.264 20.138 20.270 20.266 20.448 17.800 18.243 18.861 19.208 18.693 18.339 18.549 20.776 20.438 20.50220.462 17.855 18.62818.663 18.608 18.592 18.761 18.868 20.238 20.199 20.308 20.439 17.64218.44918.17218.24312.408 18.728 18.664 18.739 20.26720.49320.399 16.928 18.139 18.528 18.766 18.492 18.229 20.394 20.492 16.88517.94918.264 18.637 18.40918.391 19.082 20.289 20.408 17.269 17.964 18.399 18.649 17.985 18.928 19.60819.882 16.359 17.3 66 20.6 49 20.683 18.398 18.402 17.997 17.982 18.2 98 18.3 14 18.128 18.195 18.364 18.297 18.291 18.746 17.5 94 18.673 18.032 18.3 35 18.491 18.267 19.483 20.344 18.471 20.6 94 20.606 BM CP P10 16.211 14.628 13.708 13.482 15.739 16.388 16.508 16.594 16.387 15.839 14.695 13.794 13.799 14.569 14.399 13.384 13.608 15.449 14608 15.739 15.861 16.538 16.386 15.509 14.772 13.628 14.539 14.557 13.492 13.537 14.708 14.667 15.691 16.086 16.439 16.175 16.839 16.559 15.273 14.739 14.728 13.691 13.882 13.968 14.38414.39213.735 14.32814.389 14.772 14.694 15.839 16.508 16.439 14.88914.592 14.189 14.539 14.973 16.384 16.538 14.02814.26114.186 14.186 14.177 15.389 15.207 16.438 16.379 13.99714.23414.283 14.39114.279 14.379 15.691 15.486 16.279 16.482 14.269 14.387 14.65114.218 14.53814.366 14.289 14.508 15.628 15.566 16.409 16.204 15.68915.70814.552 14.138 15.397 15.468 16.228 16.481 14.169 15.307 14.29714.566 14.137 14.865 15.294 15.6 27 16.539 16.452 13.547 14.227 15.244 15.379 16.384 14.4 08 13.4 62 13.5 29 14.0 73 14.0 83 15.294 16.449 16.395 16.492 14.83714.59713.652. 13.688 15.492 16.39716.482 16.681 13.86413.67313.708 13.679 14.662 16.439 16.452 13.24813.59413.68213.652 14.93615.708 16.43916.492 14.53813.39513.488 13.681 15.29316.382 16.339 14.46214.38914.53814.189 14.986 15.073 15.17315.428 14.62814.73914.529 14.862 15.089 15.42815.789 14.26114.03714.26814.738 14.959 15.384 15.499 15.489 13.42913.27714.628 15.589 15.273 15.149 13.34613.56214.862 15.739 15.623 15.27715.439 TANGGUL D ARURAT                                                                              T IT IK POLYGON GAR IS GR EET KONT OUR LEGENDA U JAL AN SUNGAI 20.00 15.00 15.00 20.00 20.00 L.1 L.2 L.3 L.4 L.5 L.6 L.7 L.8 L.9 L.10 P.1 P.1A P.2 P.3 P.5 P.6 P.7 P8 P.9 P.10 P.11 P.1 2 P.13 S KALA 1 : 1000 020406080100m L10 L11 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 L20 L21 L22 L23 L24 L25 L26 L27 L28 L29 L30 L31 L33 17 .596 19.249 19.279 19.495 19.315 19.255 18.797 19.541 19.595 19.296 22.475 22.318 19.771 19.566 18.828 19.210 19.685 19.654 20.063 19.676 19.865 17.175 19.933 18.875 18.772 19.753 20.237 20.147 20.008 19.848 16.94619.930 19.080 19.063 19.079 18.532 18.651 19.122 22.059 22.249 19.628 19.425 18.827 19.050 19.746 19.890 19.961 20.196 17.148 20.085 19.094 19.132 19.264 19.072 19.104 18.878 22.415 22.111 19.493 19.518 18.836 18.875 19.786 19.679 19.762 20.028 19.215 19.041 16.70019.111 19.730 19.598 19.188 18.930 19.827 22.678 21.838 19.747 19.726 18.914 19.202 19.974 19.780 19.907 20.154 19.498 18.666 17.793 17.539 18.908 19.582 19.627 18.879 19.238 19.471 19.597 22.689 22.337 19.857 19.811 19.060 19.067 20.034 19.965 19.688 19.745 19.846 20.023 19.055 17.865 17.975 19.138 19.170 17.783 19.567 20.140 20.040 20.223 20.081 20 .409 19.041 18.535 17.858 19.262 18.882 18.540 18.033 17.852 18.343 19.106 18.912 17.085 19.400 20.256 20.209 20.235 20.308 20.350 18.629 18.707 19.539 19.486 18.837 17.866 18.652 19.128 19.433 17.378 19.341 20.176 19.191 18 .889 19.555 19 .466 19.002 17.549 17.979 18.430 19.422 16.908 19.243 19.40519.575 19 .331 19.263 19.527 19.84319.499 18 .441 18.197 18.864 19.552 19.499 18.840 17.34019.689 19.193 19 .709 19.615 19.857 19.931 19.876 19.995 17.892 18.154 18.413 19.547 19 .417 18.536 17.26219.593 19 19.664 19.600 .919 19.878 19.883 19.328 18.357 17.441 19.367 19.836 17.365 19 .703 19.607 20.035 19. 599 19.534 19.630 19.346 17.889 19.133 18.819 17.186 19 .418 20.149 19. 599 19.798 19.205 19.793 19.757 18.922 18.397 18.046 18.387 18.943 19.321 17.385 19.310 19.835 18.952 19.639 19.731 18.169 17.990 18 .406 19 .012 19 .028 19.050 17.463 19 .344 19.027 19.557 19.434 19.347 18.754 18.493 18.602 19.272 19.480 19.913 19.262 19.783 18.011 19.509 18.97718.523 19.197 19.306 19.644 19.304 19.657 19.724 18.378 18.146 19.616 19.989 19.755 19 .707 19 .490 19.622 19.220 19.589 19.658 19 .731 19 .416 17 .798 19.537 18.543 19.386 20.538 20.429 20.422 20.356 20.753 20.372 20.428 20.392 20.621 19.653 18.036 19.582 18.658 20.538 20.462 20.531 20.642 20.392 20.662 20.482 20.662 20.438 20.364 20.538 18.426 20.394 20.694 20.369 20.471 20.439 20.361 17.622 20.537 20.439 20.538 20.637 19.664 19.438 18.355 20.538 20.592 20.4351 20.469 19.862 19.648 19.538 20.538 20.492 20.488 20.372 20 .538 20.394 20.346 18.269 20.496 20.394 20.462 20.438 20.508 20.522 20.473 17.682 20.492 20.382 20.428 20.292 19.628 19.738 19.648 20.47320.40817.268 20 .407 20.569 20.342 20.388 20.395 19 .682 18.429 20 .439 20.377 20 .408 20.366 20.439 20.508 20.183 20 .409 17.422 20.189 20.372 20.462 20.409 20.438 20.492 20.184 19.682 17.528 20.395 20 .488 20.483 20.508 20.468 20.539 20.348 19.682 19.643 18.276 20.394 20.367 20.183 19 .682 19 .346 18 .772 17.682 18.928 19.682 18 .027 19 .734 20 .184 19.834 19.884 19.735 19.805 19.907 17.245 19.824 19.952 19.827 19.648 19 .738 19 .864 19.652 17.608 19.964 19.864 19.735 19.839 19.837 19.927 19.905 16.138 14.159 14.537 13.886 13 .429 13.067 15.559 15 .346 15 .267 15.063 13.692 14.067 16.538 15.668 15 .592 14 .729 13 .682 16.381 15.729 15.643 15 .243 14.382 14.628 14.735 16.354 15 .772 15 .034 15.167 14.294 14.392 14.509 15.637 15 .449 15.264 15.043 15.273 14 .593 14.662 15 .429 15.372 15.592 15.472 15.208 14.628 14 .937 15.261 15.473 15.273 14.937 14.738 14.738 15.628 15.429 15.394 14.864 14.538 14 .628 15.839 15.738 15.438 15.662 14.734 14.386 14.383 15.394 16.283 15.643 15.703 14.228 14.538 14.608 15.834 15 .437 15.739 14.238 14.139 14.867 15.029 16.137 15.835 15.364 15.227 15.062 14.262 14.639 15.389 16.549 15.739 15.244 15.138 14.17214.538 15.288 16.146 15.822 15.437 15.277 14.208 15.629 14.683 15.534 15.706 15.288 15.376 14.392 14.682 15.592 15.224 15.493 14.083 14.628 16.428 16.684 14.409 13.538 15.682 16.766 17.829 P3 8 P37 P36 P3 5 P3 4 P3 3 P3 2 P31 P3 0 P29 P 28 P27 P26 P25 P24 P23 P22 P21 P20 P19 P18 P17 P16 P15 P14 P13 P.38 19.271 18.75819.084 19.25619.06919.048 18.993 18.70518.96017.20219.077 18 .718 17.97517.96418.29918.11818.00719.05518.81220.82720.82720.88619.54519.02918.23517.99619.30019.26519.336 19.76016.446 17 .6361718.820.29217.73617.63017.42516.16218.72317.44217.56217.88520.94321 .008 21 .00818 .68118.35717.68817.78418.79619.23319.324 19 .36819.38516.482 19 .371 20.565 18 .073 18 .467 18 .565 18 .152 18 .33118.15518.06017.85518.247.06821.06821.9511821.08119.35118.80818.35618 .02718 .77819.07719 .16219.790 19.62117 .213 19 .266 17.56118 .028 18 .309 17 .800 18 .34818.44020.89920.50718.78018.837.5391717.4441818.989.989 19 .155 19 .1551919.371.371 19 .72019 .760 16 .554 19 .586 17.87718.03918.53118 .395 18 .26618.9772121.335.33520.98817 .79717.74718.7491818.853.853 19 .133 19 .279 19 .27919.20919 .307 16 .083 19 .286 18.54118.39917.9201718.960.47018 .61721 .38421.46821.468 22 .431 19.661 18.87617.86218 .113 19.0341919.299.299 19.41219.34819.348 19 .511 16 .922 19 .299 18 .125 18.24018.21518.1502121.302.30221.03118.88618 .238 17 .912 17 .918 18 .49818.1261919.021.02118.99518.99518.995 19.04019.35019.67817.079 18.40118 .429 17 .6531718.892.07218.89021 .100 21 .10021.11918.19718.10317.09317 .722 18 .864 18.960 19.068 19 .131 19.32018.69715.912 19.187 16.671 18.332 17.52217 .57521.0742121.101.00118 .451 18 .310 17.51217.02718.425 18.862 18.770 19 .006 19 .374 17.551 19 .317 18 .28018 .330 17 .415 17.59718.3182121.076.07621 .108 18.49917.86117.32717.34118 .646 18 .920 18 .920 18.973 18.973 19 .170 19 .170 19 .485 16 .595 19 .140 18.983 18.98117.82917.82918.47921.21.21.06334434418.82817.17.69485618.06018.86418.86418.18.64564518.528 18.395 18.395 19.07819.40019.400 18.16.506793 19.294 18.77119.17217.70718.92518.61521.21.44444421.02118.72717.81917.83218.01718.92318.92319.32518.45617.767 19.342 19.342 19.561 19.561 18.83216.212 19.452 19.13619.205 19.05619.079 18.80819.005 16.703 19.545 19.316 19.010 19.048 18.59718.65418.695 19.048 16.618 19.358 18.978 19.187 19.38719.309 19.185 18.92218.989 17.260 18.800 19.379 19.063 18.720 19.05218.87119.393 19.146 16.714 18.636 19.175 19.278 19.338 19.473 19.540 18.964 18.79417.07418.284 19.619 13 .197 14.538 15.637 14.832 15.228 15.37218.43719.408 19.572 19.846 19.839 19.766 13 .562 14.729 15.264 15.384 12 .173 18.40819.55719.294 19 .30719.764 19.862 19.561 19.655 14 .386 13.389 15 .143 15.36218 .66219.53119.472 19 .483 19 .62219.407 19.537 19 .762 14 .62813 .756 13 .927 14.53814.69217.42918 .39219.428 19 .528 19 .608 19.438 19.766 13.428 14.095 15 .382 15 .33716.39418 .662 19.117 19.095 19.643 18 .667 18.538 13.83613.556 13.628 13 .872 14.77316.80918.734 18.937 18.794 18 .773 18 .54918.709 14.68213826 12 .827 13 .728 14 .64516.92418.33718 .537 18 .409 18.637 18 .407 18 .362 14 .289 14.073 13 .582 13.559 14.43917 .386 18.67219.134 19.07218.839 18 .461 18.229 14.739 13.942 13.682 14 .509 14.782 15.39217.24618.62818.77318.43918.292 18.146 18.392 15 .43814.608 14.722 14 .273 13.538 13.628 15.92617 .862 18 .169 18.373 18 .395 15.569 15.24315.392 14.682 13.671 13.046 15.66217.862 18.562 18.169 18.073 15.552 15.138 13.628 13.077 12.384 15.77217.389 18.069 18.164 18.439 15.739 15.117 14.294 13.694 11.667 16.38918.739 18.928 18.462 18.379 15.722 14.967 13.964 12.571 11.662 15.73917.69219.064 18.739 18.692 18.592 16.438 15.577 15.492 13.928 12.482 16.83718.46919.273 18.864 18.369 18.866 18.942 18.349 16.07315.834 15.261 13.467 11.53816.928 18.65919.34719.308 18.672 18.462 18.639 18.759 16.552 15.429 13.728 13.864 11.2194 16.72918.62818.91118.643 18.722 18.739 18.642 18.384 18.99316.73816.804 14.928 13.927 11.308 17.328 18.69218.88518.642 18.73518.722 18.561 18.417 19.907 20.00322.42622.35919.084 18.564 19.319 19.219 19.204 20.538 20.462 20.443 20.519 20.473 20.349 15.029 20.394 14 .448 15.539                                                                            +15.00 +15.00 +17.00 +1 9.00 +15.00 +16.00 +17.00 +18.00 +16.00 +15.00 +14.00 +14.00

PETA SITUASI SUNGAI SADDANG / BAKOKO

BM.1 CP.1 L.2 21.10320.62019.210 19.05817.188 18.635 18.450 18.141 18.319 18.391 18.502 18.126 20.93621.01217.224 18.699 18.603 18.206 18.082 18.407 18.412 18.162 20.527 20.70417.282 18.525 18.457 18.172 18.212 18.662 18.610 18.272 18.186 18.218 18.575 20.71518.471 17.970 20.683 18.405 18.423 18.032 18.081 18.375 18.370 18.084 18.215 18.425 17.808 18.092 17.962 18.150 18.055 17.875 18.035 18.344 17.736 P.0 L.1 19.33519.17818.15718.28518.68318.88717.231 18.488 18.316 18.273 18.778 18.689 18.719 19.59118.95817.107 19.335 18.766 18.467 18.104 18.098 18.559 18.544 18.304 18.196 19.335 -0.896 18.952 18.163 L1 CP1 1 16.359 17.366 20.649 20.683 18.398 18.402 17.997 17.982 18.298 18.314 18.128 18.195 18.364 18.297 18.291 18.471 20.694 20.606 BM CP 14.889 14.592 14.189 14.539 14.02814.261 14.186 14.186 14.177 13.99714.234 14.283 14.391 14.279 14.379 14.26914.38714.651 14.21814.538 14.366 14.289 15.68915.708 14.552 14.29714.566 TANGG UL DARURAT

Kemudian dilanjutkan dengan penentuan parameter batas (boundary) dalam hal ini parameter dan kondisi batas hulu debit Q 5 tahunan dan tinggi muka air hilir+19 m dengan periode simulasi 1 tahun. Di dalam pemodelan ini dilakukan 2 skenario yaitu skenario 1 yaitu kondisi eksisting dan skenario 2 yaitu kondisi dengan pemasangan krib.

a. Skenario 1 Kondisi Eksisting

Skenario kondisi eksisting merupakan skenario untuk melakukan pemodelan

hydrodynamic dan morfologi sungai dengan kondisi

sungai sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan tanpa dilakukan perubahan apapun. Parameter dan kondisi batas yang digunakan didapatkan dari data lapangan yang dilengkapi dengan data sekunder dari BBWS Pompengan Jeneberang.

Sumber : BBWS Pompengan-Jeneberang, tahun 2010

Gambar 8 Topografi Sungai Saddang (Bakoko)

(9)

Gambar 10 Kecepatan Aliran Sungai Saddang Di Dusun Bakoko Dengan Skenario 1

Gambar 11 Lokasi Tikungan Luar Sungai Saddang (Bakoko)

Yang Telah Mengalami Gerusan

Selain melihat kontur dan kedalaman sungai dalam skenario ini juga dapat dilihat kondisi kecepatan aliran sungainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa besaran kecepatan pada sungai Saddang yang nantinya akan berkaitan dengan potensi terjadinya gerusan di tepi sungai khususnya di tikungan luar sungai. Berdasarkan hasil pemodelan morfologi sungai seperti yang terlihat pada Gambar 10 untuk kondisi eksisting pada 3 titik tinjau, didapatkan kecepatan aliran di tikungan luar bakoko (V1) = 1,20 m/s, kemudian pada bagian tengah sungai (V2) kecepatan aliran = 0,85 m/s sementara pada bagian tikungan dalam sungai (V3) kecepatannya = 0,53 m/s. Berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa kecepatan air paling tinggi berada di titik tinjau V1 dan berpotensi terjadi gerusan di tikungan luar sungai, hal ini sejalan dengan kondisi di lapangan dimana terlihat

tepi tikungan luar sungai Saddang yang mulai tergerus seperti pada Gambar 11.

b. Skenario 2 Kondisi Dengan Pemasangan Krib

Pada skenario 2 ini pemodelan yang dilakukan pengembangan dari skenario 1 yaitu pada ruas sungai khususnya di tepi tikungan luar sungai akandipasang krib untuk melindungi tepi sungai dari gerusan.

Krib ini akan berfungsi untuk mengatur arus sungai, mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, mempercepat sedimentasi, menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan, mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai, dan akan mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan. Sedangkan turap akan

(10)

berfungsi sebagai perkuatan lereng (revetments) untuk melindungi tebing sungai atau permukaan lereng tanggul dari gerusan arus sungai, mencegah proses meander pada alur sungai dan secara keseluruhan akan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya (Sidharta, 1997).

Krib yang akan digunakan dalam skenario 2 ini merupakan krib impermeable yang tersusun dari blok beton kubus kaki 6 seperti terlihat pada Gambar 12. Pertimbangan pemilihan krib dengan menggunakan blok beton kubus kaki 6 ini adalah karena di di lokasi sulit untuk mendapatkan material batu kali, sehingga akan sulit jika memilih krib dengan material batu kali seperti bronjong. Selain itu blok beton dipilih karena mempunyai kekuatan yang lebih baik dan mampu mengurangi turbulensi aliran serta umumnya pemasangannya dilapangan pun cukup fleksibel.

Gambar 12 Gambar Tampak Atas Krib

Gambar 13 Potongan Melintang Krib

Krib yang dipasang berjumlah 10 dengan panjang 8 meter tegak lurus tepi sungai dan jarak antar krib bervariasi kurang lebih 50 meter. Disekitar krib juga dipancang mini pile Ø 0,35 meter dengan kedalaman 4 meter untuk menjaga kestabilan krib dan supaya krib tidak berpencar. Untuk dimensi turap yang digunakan yaitu turap dengan panjang minimal (Lmin) 15 meter yang dipasang sepanjang 248,629 meter. Gambar desain turap dan krib dapat dilihat pada Gambar 13.

Posisi susunan blok beton kubus kaki enam yang dipasang dapat dilihat pada Gambar 14(b). Pemasangan krib pengarah aliran direncanakan berada di lokasi tikungan luar sungai di dekat gerusan tebing sungai yang mengancam tanggul sungai untuk melindungi kaki tanggul dari kemungkinan gerusan lokal yang terjadi akibat dari kecepatan aliran yang tinggi di depan tanggul. Hasil simulasi dengan pemasangan krib di lokasi tikungan luar sungai menunjukkan terjadinya pengurangan kecepatan yang signifikan dengan mendorong kecepatan aliran kearah tengah sungai sehingga kecepatan di tikungan luar menjadi lebih lambat.

Dari hasil pemodelan morfologi sungai untuk kondisi setelah dipasang krib di cross section titik tinjau terjadi penurunan kecepatan aliran di tikungan luar bakoko (V1) dari 1,20 m/s menjadi sekitar 0,56 m/s, kemudian pada bagian tengah sungai (V2) kecepatan aliran meningkat dari 0,85 m/s menjadi 1,12 m/s, sementara pada bagian tikungan dalam sungai (V3) kecepatannya turun dari 0,53 m/s menjadi 0,49 m/s.

Hasil pemodelan hydrodynamic untuk kondisi setelah dipasang krib dapat dilihat pada Gambar 14 (a). Berdasarkan hasil pemodelan tersebut didapat tersebut maka dengan pemasangan krib yang tersusun dari blok beton kubus kaki enam maka krib tersebut mampu menahan laju aliran yang tinggi di tikungan luar sungai yang dapat menyebabkan gerusan tebing sungai yang mengancam tanggul sungai. Perbandingan kecepatan aliran sungai sebelum dan sesudah dipasang krib bisa dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3 Perbandingan kecepatan sebelum dan

sesudah dipasang krib

Kecepatan Skenario 1 Skenario 2

v1 (tikungan luar) 1,20 m/s 0,56 m/s

v2 (tengah) 0,85 m/s 1,12 m/s

(11)

Gambar 14 (a) Kecepatan Aliran Sungai Saddang (Bakoko) Dengan Skenario 2, (b) Tata Letak Krib Di

Tikungan Luar Sungai

Berdasarkan hasil survei dan dokumentasi lapangan dapat kita lihat bahwa kondisi sungai Saddang khususnya di daerah dusun Bakoko memang mengalami gerusan di tepi sungainya. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pemodelan numerik 1D yang menunjukkan bahwa banjir di dusun Bakoko telah melimpas dari saluran, kemudian hasil pemodelan numerik 2D yang menunjukkan bahwa kecepatan aliran di tikungan luar sungai lebih besar dari pada sisi yang lain. Namun dengan skenario pemasangan krib pada tikungan luar sungai dapat membantu mengurangi kecepatan aliran sungai.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah bahwa gerusan yang terjadi di tikungan luar sungai Saddang salah satunya disebabkan karena morfologi sungai yang berliku-liku yang menyebabkan kecepatan aliran yang dominan di tikungan luar sungai dimana dalam jangka waktu

yang panjang kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya gerusan. Oleh karena itu dengan pemasangan krib di lokasi yang berpotensi terkena gerusan, maka aliran deras yang biasanya dominan di tikungan luar sungai akan diarahkan ke tengah sungai, dalam hal ini kecepatan aliran di tikungan luar sungai yang biasanya deras menjadi tertahan dan berkurang dari kecepatan semula sehingga aliran menjadi lebih stabil dan tidak mengancam area di sekitar sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Laporan Hidrologi SID

Pengendalian Banjir S.Saddang

Hilir/Babana Kab.Pinrang, 2010.

DHI Water & Environment, MIKE 11 A Modelling

System for Rivers and Chanels User Guide,

June 2002. (a)

(12)

Daoed, Darwizal; M. Subhi NH; Junaidi, Pengaruh

Variasi Geometri Tikungan Terhadap Karakteristik Penyebaran Sedimen dan Pembentukan Lapisan Armouring di Dasar

Saluran, Laporan Hasil Penelitian

Fundamental, Dikti, Dep. Diknas. 2006. Daoed, Darwizal, Februarman, M. Subhi NH.,

Pengaruh Bentuk dan Superelevasi Tikungan Terhadap Pola Penyebaran Sedimen, Laporan

Hasil Penelitian Fundamental, Dikti Dep. Diknas. 2009.

PT Trisnawati M, DHI Konsult Sdn. Bhd., MIKE 21C

Training, 2008.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Laporan Akhir Penelitian Karakteristik

Blok Beton Berkaki Dan Uji Model Bangunan

Untuk Pengendalian Gerusan Lokal,

Desember 2003.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Laporan Advis Teknik Pengamanan

Sungai Saddang Provinsi Sulawesi Selatan,

Agustus 2012.

Sidharta. dkk. Irigasi dan Bangunan Air, Universitas Gunadharma. Jakarta.1997

Zilliwu, Yuliman. Peranan Konstruksi Pelindung

Tebing dan Dasar Sungai Pada Perbaikan Alur Sungai, Jurnal Teknik Sipil dan

Arsitektur, Vol.7, No.11, ISSN 0852-2561. UTP Surakarta, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Puslitbang Sumber Daya Air atas masukan dan sarannya sehingga tulisan ini dapat terwujud.

Gambar

Gambar 1  Peta lokasi studi sungai saddang di dusun bakoko
Gambar  3  Gambar  melintang  sungai  untuk  menghitung  debit  sesuai  mid  section method
Gambar 4 Currentmeter Tipe Baling-Baling  2  Pengumpulan data sekunder
Tabel  1    Perbandingan  Kedalaman  Sungai  Saddang  Hasil  Pemodelan  Dan  Hasil  Pengukuran  Lapangan  Lokasi  Q  (m3/s)  Kedalaman  di model  (m)  Kedalaman  di lapangan (m)  Jembatan  sungai  Saddang  1.788,46  6,278 m  6,255 m 1.725,34 6,157 m 6,143
+6

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, apabila di kemudian hari temyata terbukti bahwa karya ilmiah tensebut merupakan karya llmiah Pl4iat, maka akan menjadi tanggung jawab mutlak penulis

Kemunduran dinasti Fatimiyah dimulai dari masa pemerintahan al-Hakim ((996-1021) yang membuat kebijakan kontroversial dalam bidang agama dan terus merosot pasca

Jamur Aspergillus niger dan Rhisophus stolonifer bukan merupakan jamur penyebab layu batang dan busuk akar pada tanaman pisang kepok sehingga uji ekstrak daun

Mengingat sifat penyakit pada usia lanjut yang sangat khusus tersebut, maka dalam ilmu geriatri terdapat beberapa tatacara khusus yang merupakan keharusan

Namun, struktur perkerasan kaku memiliki keunggulan yang lebih baik dalam hal melindungi lapisan subgrade karena gaya dalam maksimal terjadi pada lapis

Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare yang dapat menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan diare yang dapat menghilangkan cairan dan elektrolit

[r]

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan Program SPSS, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari