FORMALISASI
SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PENANGGULANGAN
BENCANA DAN PENGUNGSI
(SATLINMAS PBP)
2009
KELURAHAN KAMPUNG MELAYU, KECAMATAN JATINEGARA
KOTAMADYA JAKARTA TIMUR
DKI JAKARTA
Ketua SATLINMAS PBP Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur
Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur
Bencana banjir yang setiap tahunnya melanda Kota Jakarta khususnya Kelurahan Kampung Melayu tidak akan pernah luput dari bencana banjir selama manusia tidak mau peduli terhadap lingkungan sekitarnya terutama masalah sampah dan penyempitan kali/sungai Ciliwung yang semakin hari semakin menyedihkan.
Dapat kita bayangkan apabila sungai Ciliwung semakin dangkal dan penyempitan aliran sungai sehingga permukaan sunga lebih tinggi daripada daratan pasti bencana banjir akan selalu menghantui kita semua. Untuk itu, mari kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita dan bekerja lebih giat lagi dalam mengatasi bencana banjir di lingkungan kita, tentunya kita harus bekerja sama dengan pihak – pihak terkait terutama LSM ACF yang sudah sekian lama membantu kita dan mau diaja kerjasama untuk meringankan beban warga masyarakat Kelurahan Kampung Melayu.
Kami sebagai Pihak Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu mengucapkan terima kasih kepada pihak ACF yang selama ini membantu kita, baik bantuan moril maupun materiil dan mau peduli terhadap warga Kelurahan Kampung Melayu sehingga dapat terbentuknya suatu Organisasi Masyarakat Satuan Perlindungan Masyarakat Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (SATLINMAS PBP) Kelurahan Kampung Melayu.
Atas perhatian, bantuan, dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Community Organizer Kampung Melayu
Hampir lima tahun pendekatan dan pengorganisiran ini dilakukan, dan setelah melalui proses panjang akhirnya Satlinmas PBP Kampung Melayu bisa dikuatkan. Satlinmas PBP yang diharapkan oleh masayrakat adalah Satlinmas PBP yang anggotanya terdiri dari masyarakat itu sendiri sehingga mereka bisa berpartisipasi untuk wilayahnya sendiri terutama dala penanganan bencana dan segala kegiatan di lingkungannya. Melalui restrukturisasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka terjadi perubahan bentuk dan wajah Satlinmas. Dengan berbagai dukungan dari masyarakat maupun dari pemerintah lokal dalam hal ini pihak kelurahan, Satlinmas PBP bisa diformalisasikan.
Proses formalisasi Satlinmas PBP sendiri berlangsung hampir dua tahun. Selama perjalanan tersebut pergantian pengurus sering terjadi sehingga membuat Satlinmas tertatih‐tatih dalam perjalanannya baik di kegiatannya maupun di dalam organisasinya sendiri. Tidak berfungsinya orang‐ orang yang menjabat pada posisi penting membuat organisasi ini tidak berjalan dengan baik, padahal anggotanya begitu menantikan pemimpin‐pemimpin berkualitas yang bisa menjadi pengayom, pelindung, dan pembimbing mereka dalam setiap kegiatan Satlinmas. Semoga dengan diformalisasikannya Satlinmas PBP Kampung Melayu akan menjadi semangat untuk semua anggota Satlinmas PBP dalam menjalankan tugasnya untuk mengabdi kepada masyarakat dan lingkungannya. Harapan yang paling besar adalah Satlinmas PBP bisa berjalan dengan baik, secara organisasional maupun struktural. Menerapkan semua ilmu yang sudah didapatkan oleh anggota Satlinmas, baik yang difasilitasi oleh ACF maupun yang tidak difasilitasi oleh ACF.
Terima kasih kepada ACF yang telah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mendampingi Kampung Melayu dalam melaksanakan program Pengurangan Risiko Bencana, ini adalah pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi Saya. Terima kasih juga kepada warga masyarakat Kampung Melayu terutama Satlinmas PBP yang sudah mendukung segala proses kegiatan Pengurangan Risiko Bencana.
Program Pengurangan Risiko Bencana Action Contre la Faim – Indonesia Mission
Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana telah menjadi isu utama dalam pembangunan Indonesia paska ditetapkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Terbitnya kebijakan tersebut menjadi gerbang terciptanya iklim meningkatkan kesiapsiagaan di masyarakat dan struktur pemerintahan yang bertanggung jawab di kawasan rawan bencana.
Wilayah pemukiman Kampung Melayu memiliki kepadatan penduduk yang sangat padat. Padatnya wilayah pemukiman di kawasan limpasan banjir Sungai Ciliwung merupakan kerentanan yang perlu di cermati. Sejarah telah membuktikan, dalam tiap tahun di musim penghujan kawasan Kampung Melayu menghadapi ancaman banjir genangan. Pengalaman tersebut tentunya membawa kita semua sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat hendaknya bereaksi untuk bersiapsiaga menghadapi banjir tersebut, khususnya komunitas Kampung Melayu dan Pemerintahan setempat.
Terbentuknya formalisasi SATLINMAS PBP merupakan langkah kongkrit yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kampung Melayu dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Harapan kami, ACF, tatanan yang sudah terbentuk dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam mengurangi risiko banjir di kawasan Kelurahan Kampung Melayu. Dokumen formalisasi ini akan menjadi acuan dasar organisasi SATLINMAS PBP dalam menjalankan mandat pengurangan risiko bencana di Kampung Melayu. Selain itu dokumen ini hendaklah bersifat dinamis, dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan aktual masyarakat Kampung Melayu dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana pada level komunitas.
KATA PENGANTAR KETUA SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU ... i KATA PENGANTAR PEMERINTAHAN KELURAHAN KAMPUNG MELAYU ... ii KATA PENGANTAR Community Organizer KAMPUNG MELAYU ... iii KATA PENGANTAR ACTION CONTRE LA FAIM (ACF)... iv DAFTAR ISI... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1 BAB I.1. LATAR BELAKANG ... 1 BAB I.2. TUJUAN... 3 BAB I.3. KELUARAN ... 3 BAB I.4. PELAKSANAAN FORMALISASI ... 3 BAB II. MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP ... 5 BAB II.1. PROSES FORMALISASI... 5 BAB II.2. DEFINISI ORGANISASI ... 7 BAB II.3. VISI DAN MISI... 7 BAB II.4. TUGAS DAN FUNGSI ... 8 BAB III. PENUTUP... 13 LAMPIRAN 1. BAGAN STRUKTUR SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU... 14 LAMPIRAN 2. PROFIL PENGURUS SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU ... 15 LAMPIRAN 3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT... 26 LAMPIRAN 4. PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KAMPUNG MELAYU ... 36 LAMPIRAN 5. DAFTAR PERLENGKAPAN DARURAT SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU... 48 LAMPIRAN 6. PETA ADMINISTRASI KAMPUNG MELAYU... 49 LAMPIRAN 7. PETA RISIKO BANJIR KAMPUNG MELAYU ... 50 LAMPIRAN 8. PETA RISIKO KEBAKARAN KAMPUNG MELAYU ... 51 LAMPIRAN 9. PETA RISIKO DBD KAMPUNG MELAYU... 52 LAMPIRAN 10. SK. GUBERNUR NO. 96 TAHUN 2002 ... 53 LAMPIRAN 11. UU. NO.24 TAHUN 2007 – TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ... 82 LAMPIRAN 12. SK.KELURAHAN KAMPUNG MELAYU‐PEMBENTUKAN SATLINMAS PBP... 109 LAMPIRAN 13. KARAKTER ANCAMAN DAN PENILAIAN RISIKO OLEH KOMUNITAS... 114 LAMPIRAN 14. RENCANA AKSI KOMUNITAS KAMPUNG MELAYU ... 129
1
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pengenalan Wilayah Kampung Melayu
Kelurahan Kampung Melayu terletak di Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta dan termasuk wilayah berpenduduk padat dengan estimasi kepadatan 47.000 orang/km2. Luas wilayah Kampung Melayu 47.83 hektar dengan ketinggian 7 sampai 18 mdpl (meter diatas permukaan laut). Memiliki populasi 12.829 KK dan jumlah penduduk 23.788 jiwa. Kampung Melayu memiliki 8 RW dan 112 RT. Kelurahan Kampung Melayu dilalui oleh sungai Ciliwung dan merupakan wilayah rawan banjir dengan ketinggian genangan bisa mencapai 6 meter. Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, antara lain: MCK, tempat pembuangan sampah, dan beberapa juga menggunakan air sungai untuk keperluan memasak.
Letak Kelurahan Kampung Melayu sangat strategis karena berdekatan dengan satu terminal bus yaitu terminal bus Kampung Melayu, dan tiga stasiun kereta api yaitu stasiun kereta api Jatinegara yang melayani rute antar kota di Pulau Jawa, stasiun kereta api Manggarai, dan Tebet yang melayani rute Jakarta dan sekitarnya. Selain kereta api dan bis, akses transjakarta dan kendaraan umum lainnya cukup mudah. Letaknya yang strategis ini mengakibatkan penduduk wilayah ini tetap bertahan untuk tinggal meskipun sering kebanjiran.
Kelurahan Kampung Melayu terdiri dari delapan rukun warga (RW), dengan gambaran sebagai berikut: • RW 01: Penduduk tidak sepadat daerah lain, pemukiman lebih tertata rapi, dekat dengan
terminal bis. Dampak banjir pada RW 01 tidak separah RW lainnya, sehingga bisa dijadikan tempat evakuasi. Daerah ini rawan penggusuran.
• RW 02 dan 03: Area ini disebut juga Kampung Pulo. Kampung Pulo dekat dengan sungai Ciliwung dan topografinya sangat rendah sehingga merupakan area dengan dampak banjir paling parah, apalagi mengingat area ini sangat kumuh dan berpenduduk sangat padat. Selain karena banjir kiriman dan banjir tahunan, sanitasi dan penanganan sampah yang buruk adalah salah satu hal yang memperparah keadaan area ini. Hal lainnya yang menjadi masalah serius adalah narkoba.
2 topografi yang lebih tinggi dibanding dengan RW lainnya di Kampung Melayu, hanya beberapa RT saja yang rawan banjir. Daerah ini adalah daerah bisnis dimana terdapat pertokoan dan pasar. Kantor Kelurahan, Puskesmas, dan kantor Dewan Kelurahan berada di wilayah ini. Jalanan diwilayah Kebon Pala cukup lebar sehingga bisa dimasuki mobil. Di daerah ini terdapat perumahan mewah, tetapi juga terdapat daerah‐daerah kumuh yang rawan banjir. Di samping banjir, masalah serius lainnya di daerah ini adalah maraknya perjudian.
• RW 07 dan 08: Area ini disebut juga Tanah Rendah. Sebagaimana namanya, Tanah Rendah memiliki topografi tanah yang rendah dan sangat dekat dengan sungai Ciliwung. Tanah Rendah merupakan area yang rawan banjir, kumuh dan berpenduduk padat, sebagian besar penduduknya adalah perempuan yang rentan.
SATLINMAS PBP Kampung Melayu
Satuan Perlindungan Masyarakat Penanganan Banjir dan Pengungsi (SATLINMAS PBP) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 96 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan Bab V SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta tersebut, Satlinmas PBP adalah unsur pelaksana penanggulangan bencana pada tingkat kelurahan. Unsur pelaksana ini merupakan gabungan antara masyarakat dan pemerintah sehingga penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat.
Sebagai wilayah yang rawan bencana banjir, keberadaan SATLINMAS PBP di Kelurahan Kampung Melayu perlu dimaksimalkan fungsinya dengan melibatkan partisipasi masyarakat. SATLINMAS PBP Kampung Melayu saat ini belum berjalan dengan optimal dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
• Pemahaman yang keliru mengenai SATLIMAS PBP
• Penanggulangan banjir di Kampung Melayu selama ini terfokus pada pemerintah dan ketua‐ ketua RW
• Masyarakat Kampung Melayu belum dilibatkan dengan maksimal
3 Kelurahan Kampung Melayu.
I.2. TUJUAN
Tujuan diadakannya formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Kampung Melayu adalah:
• Menentapkan struktur fungsional SATLINMAS PBP Kelurahan Kampung Melayu dan perannya dengan memperhatikan sumber daya manusia yang ada
• Melegitimasi masyarakat dalam melakukan kerja‐kerja penanggulangan bencana • Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan kerja SATLINMAS PBP
• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab bersama terhadap lingkungan tempat tinggalnya I.3. KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari proses formalisasi SATLINMAS PBP Kampung Melayu adalah: • Draft struktur yang lebih rinci • Tugas dan fungsi yang jelas dan rinci pada tiap tingkatnya • Draft SK lurah • Draft SOP Peringatan Dini dan Tanggap Darurat • Rekomendasi peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat I.4. PELAKSANAAN FORMALISASI Waktu : Kamis dan Jumat 30 April dan 1 Mei 2009 Tempat : Sari Idaman Cipinang Jaya Agenda formalisasi : ‐ Merevisi draft SOP Peringatan Dini dan SOP Tanggap darurat ‐ Merevisi Struktur Organisasi Satlinmas dan orang‐orang yang duduk di dalam struktur ‐ Merevisi Tugas dan Fungsi masing‐masing unit di Satlinmas
‐ Agenda tambahan yaitu daftar stok darurat, pembaharuan peta risiko, dan evaluasi pasca banjir
4 ‐ Sekretaris dan bendahara Satlinmas
‐ Koordinator masing‐masing unit di Satlinmas ‐ Beberapa anggota yang aktif di Satlinmas
5
MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP
II.1. PROSES FORMALISASI Penjelasan Proses Formalisasi SATLINMAS PBP Formalisasi SATLINMAS PBP telah melalui beberapa tahapan yang bertujuan untuk memperkuat keberadaan SATLINMAS PBP itu sendiri. Tahapan ini terdiri dari serangkaian lokakarya, sebagai berikut: 1. Lokakarya SATLINMAS PBP 2. Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP 3. Formalisasi SATLINMAS PBP
Lokakarya SATLINMAS PBP telah dilaksanakan pada tahun 2008 dan memunculkan struktur SATLINMAS PBP yang baru. Struktur ini merupakan penyederhanaan dari struktur SATLINMAS PBP yang ada pada SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta. Struktur baru tersebut diputuskan melalui Surat Keputusan Lurah Kampung Melayu. Pelaksanaan SK Lurah Kampung Melayu di atas belum berjalan dengan baik karena tidak semua orang yang ada dalam struktur SATLINMAS PBP paham akan tugas dan fungsinya. Untuk itu diadakanlah Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Pembahasan lokakarya ini meliputi definisi organisasi, tugas, dan fungsi SATLINMAS PBP. Perubahan pada struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dari bentuk SATLINMAS PBP yang diharapkan dan komitmen setiap orang yang berada dalam struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Dalam Lokakarya ini juga dilakukan analisa kekuatan dan kelemahan SATLINMAS PBP Kampung Melayu, Berikut hasilnya :
6
Kekuatan Kelemahan Tantangan Pemangku Kepentingan
‐ Teknologi informasi sudah lancar ‐ Komunikasi tidak lancar ‐ Belum ada gambaran kerja/tugas dan tanggung jawab ‐ Tidak anggaran dana ‐ Tidak punya misi/visi ‐ Tidak punya program kerja ‐ Banjir ‐ Kebakaran ‐ Penyakit DBD ‐ Flu Burung ‐ Cikungunya ‐ PMI ‐ DepSos ‐ DAMKAR ‐ POL/TNI ‐ KESEHATAN ‐ TIM SAR ‐ Petugas Pintu Air ‐ Petugas Kebersihan ‐ Dinas PU ‐ PLN ‐ Telkom ‐ PDAM ‐ LSM ‐ Ormas ‐ Perusahaan ‐ Pengusaha ‐ Dermawan ‐ Partai politik ‐ BMG ‐ SD/SMP/UN ‐ Media ‐ Dinas Perhubungan
Rekomendasi yang dihasilkan dalam Lokakarya Perencanaan Strategis adalah diperlukan pertemuan kembali untuk membahas dan membenahi struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu serta sumber daya manusianya. Pertemuan tersebut dilakukan dengan penekanan pada penjelasan tugas dan pelibatan kaum muda sebagai garda depan dalam menghadapi bencana, terutama pada bagian evakuasi. Dua puluh sembilan pemuda mendapatkan pelatihan SAR selama dua hari oleh Jakarta Rescue dan dikerahkan dalam simulasi bencana dengan merujuk pada penjelasan tugas, SOP Sistem Peringatan Dini, dan SOP Tanggap Darurat. Kegiatan simulasi bencana melibatkan semua anggota SATLINMAS PBP Kampung Melayu.
7 SATLINMAS PBP dengan topik bahasan:
‐ Pembahasan struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu dengan memperhatikan bentuk, garis koordinasi, garis instruksi, dan sumber daya manusia didalamnya ‐ Pemutakhiran SOP Sistem Peringatan DIni ‐ Pemutakhiran SOP Tanggap Darurat ‐ Penjelasan tugas dan fungsi tiap unit di satlinmas ‐ Daftar manajemen stok ‐ Pemutakhiran peta bahaya ‐ Evaluasi pasca banjir Diharapkan pembahasan tersebut mendapatkan legitimasi berupa keputusan lurah Kampung Melayu. II.2. DEFINISI ORGANISASI SATLINMAS PBP Kampung Melayu adalah organisasi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kelurahan Kampung Melayu yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan dan berkoordinasi dalam menjalankan organisasi. II.3. VISI DAN MISI Visi Penanggulangan bencana secara terpadu di kelurahan Kampung Melayu Misi a. Penyelamatan masyarakat dari bencana b. Meminimalisir resiko bencana c. Peduli terhadap warga dan lingkungan d. Mengelola bencana e. Menyelamatkan pengungsi
8 A. Ketua B. Sekretaris C. Bendahara D. Penginderaan Dini E. Evakuasi F. PPK G. Pengungsi H. Dapur Umum I. Caraka/Humas J. Logistik K. Pencari Dana L. Perencanaan dan Pembinaan M. PAM Tugas dan Fungsi A. Ketua Harian 1. Mengkoordinasikan semua unit SATLINMAS PBP 2. Menjadi penghubung antara SATLINMAS PB, kelurahan/Lurah dan pihak luar 3. Mengambil keputusan dalam keadaan darurat 4. Menyelenggarakan rapat bulanan SATLINMAS PBP
5. Membuat laporan di bantu bendahara dan sekretaris (Laporan 1 bulan sekali untuk dibawa ke regular meeting) B. Sekretaris 1. Membuat notulensi rapat 6. Membantu ketua SATLINMAS PBP membuat laporan 2. Pengarsipan dan dokumentasi
9 2. Membuat laporan keuangan bulanan 3. Mengatur pemasukan dan pengeluaran atas persetujuan ketua D. Penginderaan Dini 1. Menginformasikan banjir 2. Menginformasikan proses evakuasi 3. Mengidentifikasi dan menganalisa bencana a. Mendata jumlah korban b. Mendata kebutuhan logistik c. Mendata tempat pengungsian d. Mendata kerugian bencana 4. Memetakan wilayah bencana (database) 5. Mendata warga yang perlu dievakuasi dahulu 6. Membuat rencana kegiatan 7. Membuat laporan kegiatan dan laporan diserahkan kepada ketua dan sekretaris E. Evakuasi 1. Melakukan koordinasi dengan unit lain 2. Menyiapkan peralatan unit evakuasi 3. Membuat jalur evakuasi 4. Mengkoordinir relawan luar 5. Membuat buku panduan evakuasi 6. Membuat Rencana kegiatan bulanan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris F. PPK 1. Pengobatan/pertolongan pertama 2. Merujuk korban ke rumah sakit
10 5. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris G. Pengungsi 1. Mendata jumlah pengungsi 2. Menyediakan tempat pengungsian dan fasilitasnya 3. Membagikan makanan dan minuman 4. Membuat data kebutuhan pengungsi 5. Mengidentifikasi kondisi pengungsi 6. Merencanakan kegiatan bulanan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris H. Dapur Umum 1. Menyediakan peralatan dapur umum 2. Berkoordinasi dengan unit logistik dan pengungsian 3. Menyelenggarakan dapur umum disetiap penangana bencana 4. Membuat rencana kegiatan bulanan 5. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan ke ketua dan sekretaris I. Caraka/Humas 1. Memberikan informasi ke masyarakat bahaya banjir sebelum, saat, sesudah banjir 2. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait 3. Memelihara komunikasi antar unit 4. Mewakili Satlinmas untuk hubungan dengan instansi lain (Juru bicara) 5. Jubir : Ketua Harian 6. Membuat rencana kegiatan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris 8. Dokumentasi seluruh kegiatan 9. Menyampaikan surat maupun undangan
11 1. Koordinasi dengan unit lain 2. Menyediakan sarana dan prasarana masing‐masing unit 3. Mendata sarana dan prasarana yang dimiliki 4. Mengecek kondisi sarana dan prasarana 5. Merawat sarana dan prasarana 6. Mendata kebutuhan sarana prasarana 7. Menyusun rencana kegiatan 8. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris 9. Dokumentasi sarana dan prasarana 10. Mengontrol masuk keluar barang 11. RW menunjuk petugas pendata barang di RW K. Pencari Dana 1. Mendata jumlah kebutuhan SATLINMAS PBP 2. Mendata calon donator perusahan dan perorangan 3. Membangun hubungan personal dengan perusahaan 4. Membuat proposal 5. Mencari dana 6. Membuat laporan hasil penggalangan dana 7. Laporan penggunaan dana (satu bulan rapat) L. Perencanaan dan Pembinaan 1. Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan tiap unit 2. Membuat anggaran kegiatan 3. Membuat program kegiatan selama 1 tahun 4. Meningkatkan kualitas SDM satlinmas 5. Membuat laporan kegiatan
12 2. Pengamanan • Korban • Tempat pengungsian • Logistik • Tim penanggulangan banjir • Sukarelawan • Media 3. Rencana kegiatan 4. Membuat laporan dan menyerahkan ke ketua dan sekretaris 5. Mendokumentasikan
Pembina hanya memberi nasehat dan pembinaan serta perlindungan kepada Satlinmas. Ketua Harian I hanya berhubungan dengan pemerintahan dan kelurahan. Sedangkan untuk kegiatan sehari‐ hari maupun rapat bulanan Ketua Harian II yang memimpin kegiatan Satlinmas. Sekretaris dan bendahara membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan. Setiap unit ada koordinatornya dan mereka yang berkoordinasi dengan unit lain, ketua, sekretaris, dan bendahara. Setiap kegiatan masing‐masing unit harus membuat laporan dan melaporkan di setiap rapat bulanan.
13
PENUTUP
Demikianlah proses formalisasi SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Beberapa data pendukung tertera pada halaman lampiran. Terima kasih.
1. Lurah 2. Bimaspol 3. Babinsa PEMBINA LAMPIRAN 1. Bagan Organisasi SATLINMAS PBP Kampung Melayu Garis Koordinasi : Garis Instruksi : 1. Sutrisno 7. Yanuar hadi 2. Jumiran 8. Rusli 3. Zainal Abidin 9. Lutti 4. Saitudin 10. Edy S. 5. Firmansyah 6. Ali Tamim PAM 1. Ade 2. Ali Sodikin 3. Agus Mustofa 4. Ketua RW 01 – 08 5. Ketua RT PENGINDERAAN DINI 1. M. Alfan 7. Mulyadi 2. Simon 8. Nur Rohman 3. Hasanuddin 9. Ade 4. Idrus 10. Tommy 5. A. Baihaki 6. Andri Lesmana EVAKUASI 1. Bahrudin 2. Hendrik 3. Rachmawati 4. Sirajuddin 5. Fansisco 6. Nuraini PPK 1. Likha 2. Endang Mulyana 3. Etty PENCARI DANA 1. Sekretaris Lurah 2. Hafidz 3. Sunjaya SEKRETARIS 1. Tamzis BA 2. Alwi 3. Yusnia BENDAHARA 1. Wakil Lurah 2. Harris ( Ketua RW 01) KETUA HARIAN
1. Awang Sanwani 2. Haryanto 3. Anis CARAKA/HUMAS 1. Eddy Pattinama 2. Idris 3. Selamet PENGUNGSI 1. A. Rosyid 2. Agustine 3. Aida LOGISTIK 1. Ahmad Payumi 2. Hassan Basri 3. M. Nur PERENCANAAN DAN PEMBINAAN 1. Ummamah 8. Darsih 2. Apong 9. Devi Yana Haris 3. Neny 10. Siti Astrid. A DAPUR UMUM
FOTO NAMA DAN JABATAN LATAR BELAKANG ALAMAT DAN NO
KONTAK Zainal Abidin Ssos Pembina I Lurah Kampung Melayu 08121836707 Anton Wibisono Pembina II Bimaspol Kampung Melayu Sunarto Pembina III Babinsa Kampung Melayu H. Nazimudin SE Ketua Harian I Wakil Lurah Kampung Melayu 085759816506
Suganda Sekretaris I Sekretaris Lurah 021‐32636660 Hafidz Sekretaris II Anggota FKP Pubers dan Karang Taruna 021‐99072987 RT 08 RW 02 Kampung Pulo Sunjaya Sekretaris III Anggota IRKP 021‐94365469 RW 04 Kebon Pala Tamzis BA Bendahara I Ketua RW 08 08161429918 RW 08 Tanah Rendah H. Alwi Nawawi Bendahara II Ketua RW 06 081318623767
Likha Koordinator Pencari Dana Sekretaris PKK Kelurahan, Posyandu, dan Jumantik 08158081706 RW 08 Tanah Rendah Endang Mulyana Pencari Dana Etty Pencari Dana Anggota PKK Kelurahan RW 05 Kebon Pala Bahrudin Koordinator PPK Ketua RT RW 02 08128727260 08179106570 021‐85903382 Rahmawati PPK Anggota Jakarta Rescue RT 11 RW 03 Kampung Pulo
Sirajuddin PPK Anggota IRKP dan Jakarta Resque RW 04 Kebon Pala Fransisco PPK Anggota IRKP dan Jakarta Rescue 021‐99126627 RW 04 Kebon Pala Nuraini PPK Anggota Jakarta Rescue RW 03 Kampung Pulo M Alfan Koordinator Evakuasi Anggota Hipperpala 08159891585 RW 02 Kampung Pulo Simon Evakuasi Anggota IRKP dan Jakarta Rescue 081383394804 RW 04 Kebon Pala
Idrus Evakuasi A Baihaki Evakuasi RW 03 Kampung Pulo Andri Lesmana Evakuasi Anggota IRKP dan Jakarta Rescue 021‐97340308 RW 04 Kebon Pala Mulyadi Evakuasi Nur Rohman Evakuasi RW 04 Kebon Pala Tommy RW 03 Kampung Pulo
Ade Evakuasi Ade Koordinator Peringatan Dini Staff RW 02 081218273182 RW 02 Kampung Pulo Ali Sodikin Peringatan Dini Staff RW 01 RW 01 Agus Mustofa Peringatan Dini Anggota Hipperpala, Kertakayu, FKP Pubers 021‐91512190 021‐8584460 Jl Jatinegara Barat I RT 03 RW 02 No 24 Kampung Pulo Sutrisno Koordinator PAM Ketua RW 04 081386985780 RW 04 Kebon Pala Jumiran PAM Zainal Abidin PAM
Firmansyah PAM Ali Tamim S Sos PAM Karang Taruna, Angkatan Muda Kabah, dan Gerakan Pemuda Kabah 021‐85908478 Jl Jatnegara Barat Kebon Pala II RT 14 RW 04 No 23 Yanuar Hadi PAM Rusli PAM Lutfi PAM Edy S PAM Awang Sanwani Koordinator Humas Ketua RW 02 08128478088 RW 02 Kampung Pulo Haryanto Caraka/Humas
M Yuli Jayadi Caraka/Humas Linmas/Banpol Eddy Pattinama Koordinator Pengungsi Formapel 081574743773 RW 06 Kampung Melayu Idris Pengungsi Selamet Pengungsi Udin Pengungsi Husein Pengungsi Rudi Pengungsi Endang Pengungsi A Rosyid Koordinator Logistik FKP Pubers RT 08 RW 02 Kampung Pulo
Aida Logistik PKK Kelurahan 081905933719 RW 06 Kampung Melayu Widiastuti Logistik Ketua RT 09 RW 01 Ahmad Payumi Koordinator Perencanaan dan Pembinaan Staff RW 07 RW 07 Tanah Rendah Hasan Basri Perencaan dan Pembinaan RW 08 Tanah Rendah M Nur Perencanaan dan Pembinaan Sutihat Perencanaan dan Pembinaan Nurul Hidayat Perencanaan dan Pembinaan
Umum BRT 09 RW 2 Kampung Pulo Apong Hamidah Dapur Umum PKK Kelurahan 085213051052 RW 05 Kebon Pala Neny Dapur Umum RT 08 RW 02 Kampung Pulo Reza Dapur Umum 081384434327 RT 09 RW 02 Kampung Pulo Nurhayati Dapur Umum RT 09 RW 08 Kampung Pulo Marzuki Dapur Umum Ketua RT 12 RW 02 Kampung Pulo
Darsih Dapur Umum Devi Yana Haris Dapur Umum RT 09 RW 03 Kampung Pulo Siti Astrid Agustina Dapur Umum PKK Kelurahan RW 07 Tanah Rendah
LAMPIRAN 3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BANJIR
KELURAHAN KAMPUNG MELAYU
Disusun oleh : Warga Kelurahan Kampung Melayu Difasilitasi oleh : Action Contre la Faim Dimusyawarahkan pada: Workshop Penyusunan Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bahaya Banjir Kelurahan Kampung Melayu di Hotel Alia‐Matraman, 18 Januari 2008 DRAFT Prosedur Tetap Tanggap Darurat Banjir Kelurahan Kampung Melayu Kec. Jatinegara Jakarta TimurBAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kampung Melayu, sebagai daerah yang berada di tepi Kali Ciliwung memiliki sejarah panjang terkait dengan bencana banjir yang melanda setiap tahun, khususnya pada musim penghujan. Bahkan di saat siklus banjir 5 tahunan, banjir datang dengan skala lebih besar. Hal tersebut tentu saja menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di area yang rentan terhadap kedatangan banjir. Saat banjir datang, menjadi pengungsi untuk beberapa waktu seakan telah menjadi kegiatan rutin bagi masyarakat Kampung Melayu.
Selain karena letak yang kurang menguntungkan secara geografis, tepat di bantaran Kali Ciliwung, hal ini diperparah oleh kondisi pengelolaan sungai yang kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan. Buktinya, Kali Ciliwung seakan menjadi tempat sampah terpanjang di Jakarta. Namun, di luar kondisi penyebabnya, yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah meningkatkan kemampuan untuk mengurangi dampak serta kerugian, setiap banjir datang melanda. Salah satunya adalah dengan menyusun suatu komitmen bersama mengenai tindakan bersama yang dilakukan oleh setiap unsur masyarakat. Ini akan dituangkan dalam sebuah Prosedur Tetap Penanganan Banjir yang disusun bersama dan disepakati oleh masyarakat Kampung Melayu, dan disahkan oleh pihak Lurah Kampung Melayu. I.1.1. Dasar Hukum 1. UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana 2. Prosedur Tetap Penanganan Bencana Provinsi DKI I.2. Maksud & Tujuan 1. Protap ini bermaksud memberikan pedoman yang disepakati bersama untuk cara keseragaman bertindak, keterpaduan, dan saling dukung dalam penanganan bencana banjir serta penanganan pengungsian
2. Agar penanganaan bencana banjir bisa berjalan efektif dan maksimal sehingga dapat mengurangi resiko kerugian baik lahir maupun batin dari para korban banjir
I.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah dari prosedur tetap ini adalah seluruh wilayah administratif Kelurahan Kampung Melayu. I.4. Para Pihak 1. Internal 1. Kelurahan/Lurah 2. SATLINMAS 3. Dewan Kelurahan 4. RW 5. RT 6. PKK 7. Posyandu 8. FK Pubbers 9. Puskesmas 10. Organisasi Pemuda 11. Hiperpala 12. Sekolah Santa Maria 13. Pihak Lain Terkait 2. Eksternal 1. Petugas Pintu Air 2. Satlak Jakarta Timur 3. PMI Cabang Jakarta Timur 4. Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur 5. Suku Dinas Kebakaran Jakarta Timur 6. TNI/Polri 7. Suku Dinas Bintal Kesos Jakarta Timur 8. Sudin Yankes dan Sudin Kesmas Jakarta Timur 9. Pihak lain Terkait
BAB II PROSEDUR KERJA II.1. Prosedur Kerja SEBELUM Banjir 1. Mengikuti Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini yang sudah disusun dan dikoordinasikan oleh pihak Kelurahan/Satlinmas Kampung Melayu. SKEMA ALUR KERJA SEBELUM BANJIR Sistem INFO SIAGA BANJIR II.1.1. Persiapan Sebelum Banjir • Lokasi RAWAN BANJIR 1. RW 01 : RT 09, RT 12,RT 13,RT10, RT 11,RT 7 2. RW 02 : RT 01 s/d RT 16 3. RW 03 : RT 01 s/d RT 16 4. RW 04 : RT 01 s/d RT 10 5. RW 05 : RT 06,RT 09, RT 10,RT 11 6. RW 06 : ‐ 7. RW 07 : RT 01, RT 06, RT 09, RT 14, RT 15, RT 16, RT 17 KELURAHAN/ Keputusan Evakuasi/Tidak ‐Kontak Tim SAR ‐Persiapan Alat dll ‐Persiapan personil Perintah Evakuasi ‐Sirene ‐RT ‐SMS ‐dll ‐Mushola RW ‐Tim SAR ‐Satlinmas ‐Kel. Pemuda ‐RT RAWAN ‐WARGA EVAKUASI
8. RW 08 : RT 04, RT 05, RT 06, RT 09, RT 10, RT 12, RT 13, RT 14, RT 15
Data kelompok rentan ( ibu hamil, anak‐anak, manula, orang sakit dan cacat ada di masing‐masing RT/RW ) • Lokasi AMAN BANJIR 1. RW 02 : 1 RT dari 17 RT yaitu RT 17 2. RW 04 : 3 RT dari 13 RT yaitu RT 11, RT 12 dan RT 13 3. RW 05 : RT 01, RT 02, RT, 04, RT 05, RT 07 dan RT 08 4. RW 06 : RT 01, s/d RT 12 5. RW 07 : RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 07, RT 08, RT 11, RT 12 dan RT 13 6. RW 08 : RT 01, RT 02, RT 03, RT07, RT 08 • JALUR EVAKUASI
1. RW 01 melalui Gang Anwar menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara
2. RW 02 melalui Gang II menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara
3. RW 03 melalui Gang II menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara
4. RW 05 melalui bioskop Nusantara menuju bioskop Nusantara
5. RW 07 melalui Pasar Kebon Pala menuju Kantor Kelurahan Kampung Melayu 6. RW 08 melalui MHT RW 05 menuju Kantor Kelurahan Kampung Melayu
Untuk semua RW yang terkena banjir sebagian warganya yang tinggal di pinggir kali, jalur evakuasinya melalui menyebrang ke bukit duri baru ke posko utama bekas Bioskop Nusantara • LOKASI PENGUNGSIAN 1. Posko Utama bekas Bioskop Nusantara 2. Posko Darurat di Santa Maria ( selama 2 hari) 3. Posko halaman kantor DPU 4. Posko RS Hermina
5. Masjid At Tawabin ( RW 02 & RW 03 ) 6. Masjid Jami Itihadul Ikhwan ( RW 08 ) 7. Lantai 2 Pos RW 07 ( RW 07 ) 8. Madrasah Baitul Khoir 9. SD 01/02 Kampung Melayu 10. SMP N 26 Kebon Pala 11. Halaman PT Buana Wira Indonesia 12. Lapangan Jendral Utama 13. Puskesmas Kampung Melayu 14. Gereja Koinonia II.1.2. PERLENGKAPAN • SATLINMAS/Kelurahan a. Pelampung : 15 unit b. Ban Dalam : 20 unit c. Tenda : 7 unit d. Tali Tambang : 2 roll @ 100 m e. Generator : 1 unit f. HT : Tiap RW 1 Unit g. Megaphone : Tiap RW 1 Unit • FKP PUBERS ( RW 03 & RW 03 ) a. Perahu Karet : 4 unit b. Pelampung : 12 unit c. Ban Dalam : 4 unit d. Tenda Ganti : 2 unit e. Tenda Bazar : 2 unit f. Perlengkapan Dapur Umum : 1 set • PKK a. Perlengkapan Dapur Umum : 1 set ( di kelurahan )
• SATLINMAS a. Perahu Karet : 1 Unit Ditambah dengan perlengkapan individu yang dimiliki oleh masing‐masing penduduk II.2. PROSEDUR KERJA SAAT BANJIR II.2.1. Peran setiap pihak saat terjadi banjir 1. Internal • Kelurahan o Memerintahkan evakuasi, menghubungi pihak luar untuk permintaan bantuan, membuka posko utama di bekas bioskop Nusantara, dan mengkoordinasikan penerimaan bantuan.
• Satlinmas
o Menyediakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan evakuasi warga bersama relawan setempat, menyiapkan lokasi pengungsian dan dapur umum
• RW/RT
o Menyampaikan perintah evakuasi dan semua informasi ke warganya masing‐ masing sesuai kebutuhan
• PKK
o Menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan dapur umum, serta mengkoordinasikan pelaksanaan dapur umum • Puskesmas o Siaga 24 jam • Santa Maria o Menyediakan tempat pengungsian darurat paling lama selama 2 hari Catatan: Proses evakuasi warga dengan oleh tetap mendahulukan kelompok rentan ( orang hamil, cacat, anak‐anak, dan manula ) 2. Eksternal
• Tim SAR Satlak Jakarta Timur o Membantu evakuasi • PMI Cabang Jakarta Timur o Evakuasi & logistik • Pintu Air o Memberikan informasi ke Satlinmas/Kelurahan • Pihak Lain o Memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan • Aparat Keamanan, Bimaspol, Babinsa, TNI, dan Polri o Memberi bantuan keamanan II.3. PROSEDUR KERJA SETELAH BANJIR II.3.1. Penanganan pasca banjir 1. Kelurahan/Satlinmas • Mendata pengungsi, logistik, korban menghubungi media dan bantuan medis • Memberikan informasi kepada warga terkait dengan bantuan dan distribusinya • Menjadi penghubung kepada pihak luar 2. RW, RT, dan Kelompok Pemuda • Membantu Satlinmas mendistribusikan bantuan kepada masyarakat • Kebersihan lingkungan pasca banjir 3. Puskesmas • Pengobatan pasca banjir • Fogging/penyemprotan 4. PKK • Terlibat dalam pembersihan lingkungan dan bakti sosial II.3.2. Keamanan 1. Keamanan lokasi pengungsian di koordinir oleh : Satpol PP, Kepolisian, dan Satlinmas 2. Keamanan lokasi yang ditinggalkan berkoordinasi dengan RT dan RW setempat
BAB III SARANA PENDUKUNG III.1. Jaringan Komunikasi • HT • Handphone • Pengeras suara masjid • Sirene • Sensor Air • Megaphone III.2. Kontak Penting • PMI Jakarta Timur • Sudin Bintal Kesos • Penjaga Pintu Air • Satlak Jakarta Timur • Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) • SAR • Rumah Sakit Hermina • LSM • Telkom • Dinas Pekerjaan Umum • Dll III.3. Organisasi Tanggap Darurat • Satlinmas Kelurahan Kampung Melayu • Satpol PP • Hiperpala • PKK
BAB IV PENUTUP
Demikianlah Prosedur Tetap Penanganan Banjir ini disusun secara bersama‐sama, dengan harapan akan menjadi panduan bagi seluruh pihak yang ada di Kelurahan Kampung Melayu untuk melakukan perannya masing‐masing dalam rangka proses tanggap darurat terhadap bencana banjir. Semoga bermanfaat. Disahkan : Jakarta,_____________2009 ( Satlinmas) ( Perwakilan Dekel ) ( Perwakilan RW) ( Perwakilan RT ) ( Perwakilan Kel. Pemuda ) ( Perwakilan PKK) Mengetahui ( Lurah Kampung Melayu )
PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KELURAHAN KAMPUNG MELAYU Disusun oleh : Warga Kelurahan Kampung Melayu Difasilitasi oleh : Action Contre la Faim Dimusyawarahkan pada: Workshop Penyusunan Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini Bahaya Banjir Kelurahan Kampung Melayu di Hotel Alia‐Matraman, 4 Februari 2008
I.1. Latar Belakang
Bencana banjir setiap tahun tepatnya pada musim penghujan selalu melanda Propinsi DKI Jakarta pada umumnya dan khususnya wilayah Kelurahan Kampung Melayu pada khususnya. Bencana ini telah menelan korban jiwa dan kerugian harta benda yang cukup besar. Ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Kampung Melayu, antara lain : letak atau kondisi topografis Kampung Melayu yang merupakan daerah rendah dan memiliki wilayah cekungan di daerah tertentu terutama yang berbatasan dengan sungai. Seperti diketahui bahwa wilayah Kelurahan Kampung Melayu dilewati Sungai Ciliwung yang terletak di sebelah barat yang juga merupakan batas wilayah Kelurahan Kampung Melayu dengan Kelurahan Bukit Duri.
Selain kondisi topografis juga masalah lingkungan seperti sampah yang menyumbat sungai maupun selokan dan pemukiman yang tumbuh liar di sepanjang bantaran sungai yang seharusnya selebar kurang lebih 15 meter harus dibebaskan menjadi wilayah sempadan sungai. Di samping masalah lingkungan juga masalah kondisi cuaca yaitu curah hujan yang sangat tinggi dan terus‐menerus terjadi selama beberapa hari yang menyebabkan kelembaban air di wilayah Jakarta pada umumnya menjadi jenuh. Curah hujan yang tinggi tersebut membuat beberapa pintu air sungai di hulu maupun di hilir menjadi naik permukaan airnya. Permukaan air pada beberapa pintu air di hulu naik sebelum terjadi banjir di wilayah hilir.
Pemerintah melalui SATKORLAK PBP Propinsi DKI Jakarta telah memanfaatkan informasi pintu air sebagai salah satu informasi peringatan dini banjir disamping ramalan cuaca dari BMG. Informasi ketinggian pintu air dan ramalan cuaca menjadi Sistem Peringatan Dini yang ada di SATKORLAK.
Gambar 1.1. Sistem Peringatan Dini Banjir di Propinsi DKI Jakara.
Pada penerapannya, sistem ini perlu pembenahan terutama pada aliran informasi. Sistem Peringatan Dini mempunyai prinsip kecepatan dan keakuratan informasi. Jika oleh suatu sebab kelambatan penyampaian informasi ini tidak sampai ke pengguna atau penerima terakhir yaitu masyarakat, maka masyarakat tidak siap siaga mengantisipasi datangnya ancaman bahaya banjir. Jika hal ini terjadi maka korban tidak terelakkan. Oleh karena itu pentingnya kecepatan aliran informasi penting untuk dibenahi. Sedangkan keakuratan informasi sebenarnya terletak pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh stasiun pengamatan di pintu air.
Action Contre la Faim (ACF) telah memfasilitasi Kelurahan Kampung Melayu dalam membangun Sistem Peringatan Dini di tingkat kelurahan dengan beberapa kegiatan diantaranya melalui Pembuatan
modeling diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat dijadikan masukan untuk penentuan tingkat siaga dan wilayah yang terpengaruh oleh tingkat siaga. Selain itu juga dalam fasilitasi langsung dengan masyarakat telah dilakukan kegiatan workshop dan kunjugan ke beberapa pintu air terkait. Dari kegiatan‐kegiatan di atas diharapkan dapat membuat suatu panduan berupa Prosedur Tetap yang dapat dipakai untuk kegiatan antisipasi datangnya bahaya banjir atau Prosedur Tetap (ProTap) Sistem Peringatan Dini (EWS). ProTap EWS ini nantinya akan menjadi bagian Protap Penangulangan Banjir yang akan difasilitasi juga oleh ACF.
Protap merupakan dokumen resmi berisikan suatu tindakan‐tindakan atau langkah‐langkah sistematis yang disepakati bersama antara instansi atau kelompok‐kelompok terkait mengenai tanggung jawab masing‐masing dalam suatu kegiatan yang terpadu. Jadi ruang lingkup ProTap EWS berisikan tentang langkah‐langkah dalam hal penyebaran informasi peringatan dini dan juga respon setelah informasi tersebut diperoleh.
I.2. Tujuan
1. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahaya banjir dengan membenahi sistem peringatan dini yang ada
2. Membuat suatu pedoman atau langkah‐langkah sistematis dalam mengantisipasi datangnya bahaya banjir
3. Menentukan srategi dalam pengambilan keputusan kegiatan peringatan dini banjir
I.3. Sasaran
1. Menentukan Tingkat Siaga Bahaya Banjir berdasarkan referensi yang ada maupun kondisi di lapangan.
2. Menentukan alur atau rantai informasi EWS pada tingkat Kelurahan 3. Menentukan media komunikasi serta penyebaran alatnya
4. Menentukan koordinasi tindakan respon yang diambil masing‐masing instansi terkait atau kelompok terkait setelah informasi peringatan diperoleh
II.1. Dasar Operasional
Berisikan langkah‐langkah atau tindakan masing‐masing pihak dari waktu ke waktu secara berurutan dari awal data atau informasi diperoleh sampai informasi diterima terakhir oleh masyarakat berserta respon atau tindakan‐tindakan yang diambil oleh masing‐masing pihak dan koordinasinya.
1. Berdasarkan informasi ketinggian muka air pada pintu air di bawah ini maka diperoleh tingkat siaga:
Tingkat Siaga pada beberapa pintu air untuk Sungai Ciliwung
Kampung Melayu Tingkat Siaga
PA Katulampa PA Depok PA Manggarai
IV (Normal) < 170 cm < 200 cm < 750 pp III 170 – 240 cm 270 – 350 cm 850 – 625 pp II 240 – 310 cm 350 cm 900 – 700 pp I > 310 cm > 350 cm > 900 pp Sumber : Satkorlak PBP DKI Jakarta dengan perubahan Kampung Melayu Tingkat Siaga
PA Katulampa PA Depok PA Manggarai
IV (Normal) < 80 cm < 145 cm < 680 pp III 80 – 170 cm 145 – 225 cm 680 – 750 pp II 170 – 220 cm 275 ‐ 300 cm 750 – 875 pp I > 300 cm > 350 cm > 950 pp Sumber : Perkiraan masyarakat Kampung Melayu berdasarkan 2. Berdasarkan cuaca relatif
Cuaca relatif adalah pengamatan langsung yang dapat ditentukan oleh pengamat baik di Hulu maupun di Hilir (Kampung Melayu). Cuaca relatif ini sangat berpengaruh terhadap total volume
Tingkat Siaga Hulu (PA Katulampa) Hilir (PA Depok + PA Manggarai)
Normal (IV) Cerah ‐ Berawan Cerah – Berawan III Gerimis – Hujan Sedang Gerimis – Hujan Sedang
II Hujan Sedang – Agak Lebat Hujan Sedang – Agak Lebat
I Hujan Lebat Hujan Lebat
Sumber : Asumsi 3. Status Gabungan:
Tingkat siaga gabungan adalah tingkat siaga yang diambil berdasarkan 2 informasi di atas (ketinggian pintu air dan cuaca relatif). Dengan asumsi bahwa faktor ketinggian pintu air memiliki pengaruh 2x dari kondisi cuaca.
Misalkan jika pintu air pada siaga 2 namun cuaca hulu hujan lebat (siaga 1) tapi hilir cerah berawan, maka dapat dihitung status gabungannya : Status Gabungan = (Status Pintu Air Terbalik x 4) + (Status Cuaca Hulu) + Hilir 6 = (3 x 4) + 4 + 1 6 = 13 6 = 2,13 = Dibulatkan menjadi 2 (jadi siaga gabungan adalah Siaga 2) II.2. Pihak‐Pihak yang terlibat 1. Eksternal Adalah pihak‐pihak atau instansi diluar dari warga Kelurahan Kampung Melayu, antara lain: 1. Petugas Pintu Air Katulampa 2. Petugas Pintu Air Depok 3. Petugas Pintu Air Manggarai
2. Internal
Adalah pihak‐pihak atau kelompok‐kelompok yang ada di dalam masyarakat Kelurahan Kampung Melayu, antara lain: 1. Lurah 2. Satlinmas 3. RW 4. RT 5. Siskomas (Sistem Komunikasi Masyarakat) 6. Tulip II.3. Alur Rantai Sistem Peringatan Dini
Pada workshop Sistem Peringatan Dini yang diadakan sebelumnya yang difasilitasi oleh ACF maka diperoleh hasil berupa identifikasi elemen‐elemen dalan Sistem Peringatan Dini dan Rantai Peringatan yang berupa jaring‐jaring rantai informasi peringatan dini di tingkat Kelurahan Kampung Melayu.
Keterangan : Lurah Satlinmas Ketua RW Bimaspol dan Ketua RT Mesjid Relawan Ormas Karang Taruna PMI M a s y a r a k a t Media telepon/HP Media lain (HT dan lain‐lain) Pengeras suara (TOA, megaphone, dll) Validasi oleh masyarakat Gambar 2.1. Jaring‐jaring rantai informasi peringatan dini di Kelurahan Kampung Melayu
II.4.Media Komunikasi
Media komunikasi telah diidentifikasi dalam workshop sistem peringatan dini sebelumnya, antara lain: 1. Telepon 2. Handphone 3. Handy Talkie 4. Sirine 5. Megaphone 6. Signboard 7. Sensor Air II.5. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Berisikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing‐masing pihak yang terlibat di atas. 1. Lurah • Sebagai penanggung jawab terhadap informasi yang masuk dari petugas pintu air 2. Satlinmas • Menyebarkan informasi ke RW dan pihak kecamatan 3. RW • Bertugas meneruskan informasi dari satlinmas ke RT dan masyarakat/warga • Mencatat informasi ketinggian air di pintu air dan kondisi cuaca di signboard • Membunyikan sirine sesuai dengan tingkat siaganya 4. RT • Membantu bertugas menyebarluaskan informasi peringatan dini ke masyarakat II.6. Tahap Operasional Siaga 1. Pada saat kondisi normal atau siaga IV
o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 1x sehari • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari satlinmas 2. Pada saat kondisi siaga III • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 2x sehari • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas 3. Pada saat kondisi siaga II • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal tiap jam sekali • RW
o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas dan membunyikan sirine dan pengeras suara masjid o Sirine berbunyi: OOOoooOOOoooOOOooo (pengulangan panjang) 4. Pada saat kondisi siaga I • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 30 menit sekali • RW
o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas dan membunyikan sirine dan pengeras suara masjid o Sirine berbunyi: OoOoOoOoOoOoOo (pengulangan pendek) Keterlibatan semua unsur internal di atas disesuaikan dengan tugas dan wewenang masing‐masing.
Demikianlah Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini ini disusun secara bersama‐sama, dengan harapan akan menjadi panduan bagi seluruh pihak yang ada di Kelurahan Kampung Melayu untuk melakukan perannya masing‐masing dalam rangka proses tanggap darurat terhadap bencana banjir. Semoga bermanfaat. Disahkan ; Jakarta,…..Mei 2009 ( Satlinmas) ( Perwakilan Dekel ) ( Perwakilan RW) ( Perwakilan RT ) ( Perwakilan Kel. Pemuda ) ( Perwakilan PKK) Mengetahui ( Lurah Kampung Melayu )
LAMPIRAN 5. DAFTAR PERLENGKAPAN DARURAT SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU
No Barang Yang
sudah ada Jml Barang Yang Belum ada Jml
Prioritas Barang yang
Akan dibeli Jml
1 Perahu karet, masih
bagus 1 Velbed/pallet Pelampung 20
2 Pelampung, rusak
10, layak 5 15 Lampu senter besar Pallet size 1x1 m 50
3 Tenda besar 5 Tempat Nasi besar Lampu emergency, energi
listrik/battery 10
4 Tali tambang, tiap RW punya
5
roll Baskom besar Selang standar kran 0,5 inci 20
5 Kompor gas besar 2 Bak air yang ada tutupnya Terpal 20
6 Rice cooker besar 2 Kompor gas kecil 2 Tempat nasi besar 3
7 Rice cooker kecil 2 Termos nasi besar Panci sedang 5
8 Wajan besar 5 Tikar/terpal Kompor gas dua tungku dan
tabung 3 kg 1
9 Generator 1 Selang air Sepatu boot 10
10 HT, tiap RW dan staf
kel 14 Kursi roda P3K kecil 2
11 Megaphone, tiap
RW 1 8 Panci tanggung 36 cm Teko air besar 2
12 P3K, kotak kecil 1 Lampu emergency Bak air besar dan tutup 2
13 Ban dalam, tiap RT
2 224 Sepatu boot Tandu 9
14 Tandu 1 Jas hujan Dayung kayu 1 set (4 buah) 1
15 Tiang pancang dan
tambang 16 Senter jumbo 5
16 Sirine 2 jan hujan 10
17 Alat sensor air 2 Food stock
18 Papan pengumuman 6
19 Pompa air tiap RW 10
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN
Kelurahan : Kampung Melayu, RW 01 Ancaman : Banjir
1 Jenis/Bentuk Alam + Manusia : Banjir Genangan saat musim penghujan dan buang sampah sembarangan, membangun rumah untuk pemukiman yang tidak teratur
2 Asal Curah Hujan Tinggi, tempat tinggal di bantaran sungai sehingga sungai menyempit 3 Tenaga Kekuatan air yang sangat deras
4 Tanda Peringatan Cuaca buruk (mendung berat), Binatang di bawah tanah kelaur, warna air berubah, sampah yang hanyut di sungai lebih banyak dari biasanya
5 Sela Waktu 1 – 2 jam setelah tanda‐tanda
6 Kecepatan Hadir 6 – 9 jam air tiba di Gg. Anwar / RS. Hermina kalau ada informasi dari Pintu air Katu Lampa
7 Frekwensi Tidak menentu tergantung curah hujan saat musim penghujan 8 Perioda Setiap Musim Penghujan
9 Durasi 1 jam ‐ 1 bulan paling lama
10 Intensitas Anak Kecil tenggelam, Setinggi leher orang dewasa di RT 012/01. Tinggi air di Pintu air Katu Lampa 100 cm, depok 245 cm dan Manggarai 700 cm.
11 Posisi 2 m – 30 m
Kelurahan : Kampung Melayu, RW 02 Ancaman : Banjir 1 Jenis/Bentuk Banjir genangan 2 Asal Kiriman dari Bogor 3 Tenaga Air, lumpur, sampah 4 Tanda Peringatan Hujan terus menerus di bogor 5 Sela Waktu 8 jam dari hujan lebat dibogor air baru sampai ke jakarta 6 Kecepatan Hadir Tidak menentu 7 Frekwensi Tidak dapat diprediksi 8 Perioda Biasanya pada bulan September ‐ Pebruari 9 Durasi 1jam – 1 bulan air menggenangi pemukiman 10 Intensitas Banyak lumpur, got mampet, becek, banyak nyamuk 11 Posisi Diatas kali dan bantaran kali (0‐30 m)
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN
Kelurahan : Kampung Melayu, RW 03 Ancaman : Banjir
1 Jenis/Bentuk Manusia dan Alam (banjir genangan)
2 Asal Curah Hujan yang tinggi di bogor – depok, peyempitan sungai akibat
pembangunan pemukiman 3 Tenaga Kecepatan arus air 4 Tanda Peringatan Bunyui serine, Pengumuman RT/RW, Mesjid dan Mushola 5 Sela Waktu 8 jam setelah pemberitaan dari pintu air Katulampa 6 Kecepatan Hadir 8 jam / 60 km 7 Frekwensi Tidak menentu, tergantung curah hujan 8 Perioda Setiap tahun, terutama Desember ‐ Januari 9 Durasi 1jam – 1 bulan air menggenangi pemukiman
10 Intensitas Tinggi air 7 m, rumah terendam hamper seluruh wilayah kelurahan
kampung melayu
Kelurahan : Kampung Melayu, RW 04 & RW 05 Ancaman : Banjir
1 Jenis/Bentuk Banjir Genangan
2 Asal Curah hujan tinggi di Bogor, kurang darah resapan air karena banyak
bangunan pemukiman dan gedung‐gedung, masih membuang sampah di kali
3 Tenaga Arus air yang deras, Lumpur, batang pohon yang terbawa arus
4 Tanda Peringatan Banyak kecoa dari selokan keluar, informasi dari pintu air katulampa, informasi dari kelurahan 5 Sela Waktu 5 ‐ 6 jam air tiba di pemukiman 6 Kecepatan Hadir 18 km/jam 7 Frekwensi 4 ‐5 kali/bulan selama musim hujan 8 Perioda Selama Musim Hujan 9 Durasi 1 – 2 minggu paling cepat, paling lambat 1 bulan
10 Intensitas Menghanyutkan rumah dan harta benda, merusak lingkungan, penyakit
gatal‐gatal, 11 Posisi Sepanjang bantaran kali