• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

2.1 Hakikat Media Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Bergambar

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari medium yang secara harfiah berarti perantara atas pengantar. Selain itu Heyd dalam Fitriani (2010:7) menyatakan “ Medien oder Unterrichtsmittel sind alle gegenständlichen Mittel, die dem Lehrer dazu dienen, etwas darzutellen, zu veranschaulichen, bestimmte Lehr und Lernprozese zu üntersutzen oder überhaupt erst zu ermöglichen.” Uraian di atas menyatakan bahwa media atau alat bantu pengajaran adalah alat pengajaran yang berfungsi untuk membantu dalam menyampaikan, menerangkan sesuatu untuk mendukung proses pembelajaran dan pengajaran. Pendapat tersebut sama dengan pemikiran Lautheru dalam Fitriani (2010: 7) yang menyatakan bahwa “ media pembelajaran adalah alat yang penggunaanya untuk mendefinisikan atau menjabarkan sesuatu kepada pembelajar dan dapat mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan dan media pembelajaran, di antaranya Rossi dan Briedle dalam Sanjaya (2006: 136) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

(2)

mencapai tujuan pendidikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian media kartu bergambar adalah alat bantu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

2.1.2 Nilai dan Manfaat Media Kartu Bergambar

Kartu bergambar sebagai salah satu alat media visual yang memiliki manfaat dalam pembelajaran bahasa asing, seperti penuturan Shannon (1949: 31) sebagai berikut:

“Medien haben ihren funktionalen Ort demnach innrehalb von Kommunikationsprozessen, die auch im Deutschunterricht häufig anhand eines populären Modells erläutert werden, das in zahlreichen Varianten mit unterschiedlichen Komplexitätsgraden existiert. Gemeint ist das Sender-Empfänger-Modells, in dem das Medium lediglich eine Art Kommunikationskanal darstellt”.

Dapat diartikan bahwa media memiliki tempat fungsional dalam proses komunikasi yang juga dalam pelajaran bahasa Jerman sering dijelaskan berdasarkan model populer yang ada di beberapa versi dengan berbagai tingkat kompleksitas. Hal ini mengacu pada model pengirim-penerima dimana media hanya se macam saluran komunikasi.

Penuturan di atas menjelaskan bahwa media mempunyai fungsi untuk mempermudah komunikasi dalam proses pembelajaran. Karena media pada zaman sekarang senantiasa dituntut untuk menciptakan inovasi pembaharuan khususnya pendidikan.

(3)

2.1.3 Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran

Dalam bentuknya media diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung dari mana melihatnya seperti Sanjaya (2006: 172) menyebutkan sebagai berikut: a. Dilihat dari sifat, media dapat dibagi ke dalam:

1. Media auditif, yaitu media yang dapat didengar saja dan hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan rekaman suara.

2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak ada unsur suara. Media ini hanya menggandalkan mata sebagai alat penginderanya. Yang termasuk ke dalam media ini adalah gambar dan berbagai bentuk yang dicetak seperti media grafis dan yang lainya.

3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mempunyai unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dillihat, misalnya rekaman, video, berbagai film dan lain sebagainya.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauan, media dapat pula dibagi ke dalam.

1. Media yang kemampuanya memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik akan lebih dipermudah dalam mempelajari hal-hal atau kejadian yang aktual, tanpa harus mempergunakan ruangan khusus.

2. Media yang mempunyai daya liput sempit dibatasi oleh ruang dan waktu seperti film slide film, video, dan lain sebagainya.

(4)

1. Media yang proyeksikan seperti film, slide, filmstrip, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat bantu khusus seperti proyektor untuk memproyeksikannya.

2. Media yang hanya tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, dan lainya. Dari pemaparan klasifikasi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa media gambar yang paling mudah digunakan dan dipilih sebagai media pembelajaran dalam penelitian kali ini.

2.1.4 Prinsip Penggunaan Media Kartu Bergambar

Dalam penggunaannya, media pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mempergunakannya Sanjaya (2006: 173) memberikan penjelasannya sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya menyesuaikan media dengan materi pembelajaran terlebih dahulu.

2. Media gambar disesuaikan dengan tingkat kematangan daya serap peserta didik, artinya guru harus memperhatikan tingkat daya tangkap peserta didik.

3. Tentukan teknik penggunaan kartu bergambar yang tepat.

4. Menepatkan gambar pada waktu yang tepat. Artinya kapan, di mana, dan situasi pada waktu menggunakan media.

Hal di atas menjadi acuan dalam penelitian penggunaan media kartu bergambar, seperti langkah pertama yang telah diuraikan, bahwa pada prakteknya

(5)

media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, yang kedua media pembelajaran harus sesuaikan dengan tingkat kematangan daya tangkap peserta didik berarti guru harus memilih media yang tepat untuk peserta didik, yang terakhir memilih teknis dan waktu penggunaan media yang tepat, sehingga diharapkan penggunaan media pembelajaran akan lebih efektif.

2.2 Hakikat Menulis Karangan Serderhana bahasa Jerman 2.2.1 Pengertian Menulis Karangan

Menulis karangan merupakan kegiatan menyusun atau menggorganisasikan pikiran, ide, atau gagasan dengan menggunakan rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis. Dalam situs http://www.uni-due-de. Menyatakan pengertian menulis “Schreiben bedeutet, die Regeln der Schriftsprache, Rechtschreibregeln, Regeln der Gramatik und Zeichensetzungsregeln sowie DIN-Normen, die das Layout betreffen, zu beachten”. Artinya menulis memperhatikan aturan penulisan, aturan tata tulis (ejaan), aturan tata bahasa dan aturan pemakaian tanda baca seperti ada DIN-Normen (Jawatan Standarisasi Jerman), yang berhubungan dengan “Layout” (tampilan pada tulisan). Pendapat lain menggenai menulis diungkapkan Rampillon dalam Dewi (2010: 7) yaitu:

“Bei der schriftlichen Formulierung wird der Schϋler dazu angehalten, seine Gedanken zu ordnen, zu strukturieren und nach bestimmten Kompositionprinzipien aufzubauen”.

(6)

Dijelaskan bahwa menuyusun tulisan siswa diarahkan untuk menyusun pikirannya, menatanya dan membangunnya berdasarkan prinsip-prinsip komposisi tertentu.

Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan menyusun suatu ide atau pemikiran dalam sebuah kalimat yang di tuangkan ke dalam bahasa tulis yang memperhatikan aturan-aturan dan kaidah penulisan.

2.2.2 Manfaat Menulis

Kegiatan menulis mempunyai manfaat yang sangat besar, khususnya dalam proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Kast (1999: 20) sebagai berikut: 1. Schreiben aufgrund kommunikativer Bedϋrfnisse. Menulis sebagai suatu

kebutuhan berkomunikasi.

2. Schreiben aufgrund unterrichtspraktischer Bedϋrfnisse. Menulis karena kebutuhan pembelajaran.

3. Schreiben aufgrund lernpsychologiescher Überlegungen. Menulis atas dasar pertimbangan psikologi pembelajaran.

4. Schreiben als hilfe bei der Strukturierung geistiger Handlungen. Menulis sebagai alat bantu penyusunan tindakan keilmuan.

(7)

2.2.3 Fungsi Menulis

Fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi secara tertulis, Rusyana dalam Hapsari (2006: 22) menyebutkan bahwa fungsi menulis dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi kegunaannya dan dari segi perannya dalam mengarang. Dari kegunaannya menulis mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Melukiskan, dalam hal ini penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu. Baik menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang di deskripsikan penulis. b. Memberi petunjuk, dalam tulisan, penulis memberikan petunjuk tentang cara

melaksanakan sesuatu, pembaca dapat mengikuti petunjuk apabila ingin berhasil seperti yang diharapkan penulis.

c. Memerintahkan, penulis karangan ini memberikan perintah, permintaan, anjuran, nasihat agar pembaca memenuhi keinginan penulis, sebaliknya penulis juga melarang meminta, menganjurkan untuk tidak berbuat sesuatu dengan memberi alasan, mengapa hal ini harus dilakukan atau dilarang. Fungsi tulisan ini terdapat dalam Undang-Undang dan peraturan.

d. Mengingat, penulis karangan ini mencatat peristiwa, keadaan, keterangan dengan tujuan mengingat atau hal-hal penting itu tidak terlupakan.

e. Berkorespondensi, dalam karangan ini, penulis melakukan surat-menyurat dengan orang lain, memberitahukan, menanyakan, memerintahkan orang itu memenuhinya, fungsi tersebut terdapat pada surat.

(8)

Dari uraian tujuan menulis di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mendeskripsikan sesuatu, memberikan informasi, gagasan, ide dan pemikiran seseorang ke dalam bahasa tulis sehingga diharapkan pembaca mendapat informasi.

2.2.4 Karakteristik Manulis Karangan

Karangan mengandung makna susunan. Karangan adalah isi yang diutarakan dan bahasa untuk mengutarakan isi itu. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pemikiran melalui gaya bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Menulis mempunyai karakteristik yang dilihatnya dari tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Karangan Narasi

Karangan yang berisikan penjelasan suatu wacana dan menjelaskan secara mendetail. Dalam karangan ini setiap cerita mempunyai arahan yang jelas. Tujuan dari menulis karangan narasi adalah menjelaskan, dengan begitu karangan ini mempunyai kesatuan yang memperjelas isi cerita tersebut.

2. Karangan Argumentasi

Karangan yang mengutarakan alasan dan pendapat penulisnya sendiri, alasan dan pendapat tersebut harus didukung oleh alasan dan pendapat yang kuat. Tujuan dari karangan ini adalah untuk memaparkan pendapat dan alasan.

(9)

Karangan ini mempunyai isi yang tujuannya untuk mengajak dan sifatnya ajakan, karangan ini disajikan dengan bahasa santun, hal tersebut bertujuan untuk mengajak setiap orang yang membacanya.

4. Karangan Deskripsi

Karangan yang menggambarkan fakta dan objek secara terperinci. Tujuan dari karangan ini adalah menggambarkan sesuatu dengan bahasa tertulis, sehingga pembaca memiliki gambaran yang jelas setelah membacanya

Menurut pendapat Rusyana dalam Rasibuan (2008: 13) bentuk dan fungsinya karangan dapat dibedakan atas karangan eksposisi (bahasan), karangan narasi (kisahan), karangan argumentasi (hujah) terhadap suatu pendapat yang kuat, karangan persuasi (ajakan), dan deskripsi (menggambarkan). Kelima jenis karangan tersebut mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda, karangan eksposisi memiliki tujuan untuk memperluas pengalaman pembaca, karangan argumentasi bertujuan memberikan pandangan dan alasan pembaca, diharapkan mempunyai pandangan yang baru sesuai dengan tujuan penulisan karangan. Karangan persuasi bertujuan untuk menciptakan daya khayal atau imajinasi pada pembaca.

Dalam penelitian ini, jenis karangan yang diplih adalah deskripsi. Karangan ini bertujuan untuk menggambarkan suatu objek, karangan deskripsi ini sejalan dengan tujuan penelitian yang menjadikan kartu bergambar sebagai alat bantu untuk menggambarkan jati diri peserta didik yang di tuangkan ke dalam sebuah karangan.

(10)

2.2.5 Prosedur Kegiatan Mengarang

Menulis karangan memerlukan langkah-langkah yang harus diperhatikan sehingga kegiatan menulis akan lebih terarah, seperti yang diungkapkan oleh Hapsari (2006: 24) menyebutkan hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema dan tujuan, tema tulisan adalah gagasan atau ide yang akan dikemukan dalam tulisan, yang kedua adalah menyiapkan kerangka tulisan, kerangka tulisan disusun berdasarkan informasi yang telah terkumpul, dan yang terakhir adalah menuyusun informasi yang telah terkumpul secara terperinci, lalu ditata secara kronologis dengan memperhatikan kesatuan gagasan, kemudian menuliskannya ke dalam sebuah karangan.

Langkah-langkah menulis di atas menjadi standar acuan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu dengan menentukan tema tulisan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang dijadikan sasaran pada penelitian ini. Selanjutnya menentukan tujuan, dalam penelitian ini tujuan menulis karangan adalah untuk menggambarkan jati diri peserta didik dan melalui media kartu bergambar ini juga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menyiapkan kerangka tulisan yang telah terkumpul dan tersusun lalu menuliskannya ke dalam sebuah karangan.

(11)

2.2.6 Model Pembelajaran Menulis Melalui Media Kartu Bergambar

Model pembelajaran menulis melalui media kartu bergambar adalah model pemprosesan informasi yang menggunakan kartu bergambar sebagai media (information Processing Models) yang menjelaskan bagaimana peserta didik memberikan respon yang datang dari media pembelajaran dengan cara mengorganisasikan dan memformalisasikan data tersebut ke dalam sebuah karangan. Model pembelajaran melalui kartu bergambar ini memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif peserta didik, sehingga diharapkan melalui penggunaan media ini mampu merangsang potensi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006: 173) menuturkan model pembelajaran melalui kartu bergambar ini adalah ceramah interaktif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tahapan-tahapan Pembelajaran melalui penggunaan media kartu bergambar

No Kegiatan Alokasi waktu Teknik dan

Media

Pembelajaran

1 Kegiatan Awal

a. Guru melakukan apersepsi.

b. Guru melakukan tanya jawab

menggulang materi yang lalu

(12)

2 Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi jati

diri.

b. Guru melakukan tanya jawab

kepada peserta didik secara lisan, dan tulisan.

c. Guru menjelaskan materi jati

diri dengan menggunakan kartu

bergambar dan memberikan

penjelasan menggenai

langkah-langkah menulis karangan

dengan menggunakan kartu

bergambar.

60 menit Ceramah interaktif,

tanya jawab, dan kartu bergambar

3 Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya.

b. Guru melakukan tes menulis

karangan sederhana bahasa Jerman

dengan menggunakan kartu

bergambar.

c. Guru menutup pertemuan

45 menit Lembar tes dan kartu

(13)

2.3 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan Kurniawati tentang Keefektifan Media Komik terhadap Kemampuan Manulis Karangan Narasi Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2002-2003. Menyatakan hasil dari penelitian penggunaan media komik/ bergambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menulis karangan. Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan Nurjanah tentang Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X SMKN 12 Bandung Tahun /ajaran 2004-2005. Pada siklus 1 rata-rata kemampuan peserta didik dalam menulis karangan menyatakan kualifikasi sangat bagus ada 41%, kualifikasi bagus ada 27%, kualifikasi cukup bagus ada 25%, kualifikasi kurang bagus ada 6%, sedangkan pada siklus 2. Rata-rata hasil kemampuan peserta didik menunjukan kualifikasi sangat bagus ada 85%, kualifikasi bagus 15%, dan tidak ada satupun karangan siswa yang menunjukan kualifikasi cukup, dan kurang bagus. Dari hasil peneltian di atas mengatakan bahwa media gambar dapat meningkatkan hasil belajar menulis peserta didik. Dengan alasan demikianlah kartu gambar dijadikan media pembelajaran dalam penelitian ini.

2.4 Kerangka Berpikir

Media pembelajaran dengan kartu gambar adalah pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai komposisi informasi yang diberikan kepada peserta didik sebagai tugas menulis. Informasi dalam gambar tersebut berfungsi untuk merangsang dan menstimulus kognitif peserta didik untuk mengembangkan ide

(14)

gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam bahasa tulis. Dengan media tersebut peserta didik akan menangkap setiap informasi yang ada dalam gambar dan menuliskannya ke dalam sebuah karangan. Jadi media kartu bergambar ini secara tidak langsung menyuruh peserta didik untuk mengaktifkan otak kiri dan kanannya untuk berfikir kritis pada setiap informasi yang ada dalam gambar dan menuliskannya ke dalam sebuah karangan.

Penelitian pada pembelajaran menulis karangan bahasa Jerman dengan menggunakan kartu bergambar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik ini memerlukan suatu kerangka pemikiran yang akan menuntun dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas seperti yang digambarkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Tujuan

Pembelajaran

Kinerja Guru Aktivitas

Peserta didik Memiliki Menulis Karangan

dengan Media Metode , Pendekatan Pembelajaran Menulis Karangan Media , Sumber Pembelajaran 1 2, dst

(15)

Sebagai penelitian kualitatif dengan latar alamiah, Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam proses pembelajaran Menulis Karangan bahasa Jerman. Upaya-upaya perbaikan dari pihak guru, peserta didik, sumber belajar dan metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk memiliki kemampuan menulis karangan bahasa Jerman maka peranan guru dalam proses pembelajaran, yaitu menerapkan media kartu bergambar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan metode belajar yang bervariasi.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa di program keahlian teknik

Karena jangkauannya yang luas, internet sangat ideal bila digunakan sebagai sarana informasi dan pendidikan Konsep dasar dari penulisan ini adalah menerangkan bagaimana cara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran personal hygiene dan sanitasi lingkungan pada pasien dengan kejadian keluhan gangguan kulit di Rumah Sakit Jiwa

Official Methods of Analysis of Association of Official Analytical Chemist International Edisi XVII.. Maryland USA: AOAC international

ZAIDA AHMAD. MAS

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Melalu lesson Study (Studi Kasus Pada MGMP PKn SMP Kabupaten Ogan

Ayam bakar kalasan sambal merah Sayur campur cendawan hitam lemak putih bersama tempe. Ulam-ulaman dan sambal belacan Asam cuka Mumbai ikan tenggiri bersama pajeri nenas dengan

Dengan menyadari keterbatasan kemampuan penulis, aplikasi ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu dalam penulisan ilmiah ini penulis mencoba mengembangkan kemampuan