• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN

Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana

Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa diharuskan menguasai empat keterampilan berbahasa seperti Hörverstehen, Leseverstehen, Schreibfertigkeit dan Sprechfertigkeit. Akan tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya strategi yang diberikan pengajar kurang tepat atau tidak menarik, sedangkan faktor internal dapat berasal dari diri sendiri, yaitu rendahnya minat membaca. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) hubungan minat membaca teks bahasa Jerman dengan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman, (2) Kontribusi minat membaca teks bahasa Jerman terhadap keterampilan memaham isi teks bahasa Jerman. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA 4 SMA Negeri 1 Sumber pada tahun ajaran 2015/2016. Sebagai sampel dipilih sebanyak 27 siswa. Data penelitian ini diperoleh dari hasil angket minat membaca dan tes keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Tidak terdapat hubungan yang positif antara minat membaca dan keterampilan memahami isi teks pada siswa. Hal ini ditunjukkan melalui hasil penghitungan koefisien korelasi hanya sebesar r = 0,22. Hubungan antara minat membaca dan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman dapat dilihat melalui persamaan regresi Y= 42,89 + 0,44X. (2) Minat membaca tidak memberikan kontribusi yang positif terhadap keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan koefisien determinasi (kd) hanya sebesar 5%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan: (1) siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan meningkatkan penguasaan tata bahasa dan (2) dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman.

(2)

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LESEINTERESSE UND DEM LESEVERSTEHEN DER DEUTSCHEN TEXTE

Widya Astuti, Lucky Herliawan Y. A., Pepen Permana

Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Literatur der Indonesischen Pädagogischen Universität

ABSTRAKT

Im Deutschunterricht müssen die Schüler die vier Sprachfertigkeiten, nämlich Hörverstehen, Leseverstehen, Schreibfertigkeit und Sprechfertigkeit beherrschen. Aber in der Tat gibt es noch viele Schüler, die beim Leseverstehen noch Schwierigkeiten haben. Diese Tatsachen wird von den internen und externen Faktoren verursacht. Zu den externen Faktoren gehören zum Beispiel die Strategien von den Lehrern, die für die Schüler nicht interessant sind. Interne Faktoren können von den Schülern selbst kommen, zum Beispiel niedriges Leseinteresse. Diese Untersuchung hat folgende Ziele herauszufinden: (1) die Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte. (2) den Beitrag des Leseinteresses zum Leseverstehen der deutschen Texte. Die Population dieser Untersuchung waren die Schüler der Klasse XII MIA 4 SMAN 1 Sumber Jahrgangs 2015/2016. Als Sample wurden 27 Schüler ausgewählt. Die Daten dieser Untersuchung wurden durch den Fragebogen zum Leseinteresse und durch den Test zum Leseverstehen genommen. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode mit der Technik der Korrelations-und Regressionsanalyse verwendet. Aufgrund des Untersuchungergebnisses kann die Verfasserin folgendes zusammenfassen: (1) Es gibt keine positive Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte. Dies wurde durch den bewussten Korrelationkoeffizienten, nämlich nur r = 0,22. Die Beziehung zwischen dem Leseinteresse und dem Leseverstehen der deutschen Texte kann man durch die Regressiongleichung Y= 42,89 + 0,44X sehen. (2) Das Leseinteresse der deutschen Texte leistet keinen Beitrag zum Leseverstehen. Dies wurde durch die Berechnung des Determinationskoeffizienten (kd) mit dem Wert, nämlich nur 5%, bewiesen. Nach den Untersuchungsergebnissen wird folgendes vorgeschlagen: (1) Die Schüler müssen sich daran gewöhnen, deutsche Texte zu lesen. Diese Gewohnheit kann der Wortschatz der Schüler vervielfältigen und die Beherrschung der Grammatik steigern. (2) Weitere Forschungen können möglich ausgefùhrt werden, so dass andere Faktoren, die das Leseverstehen der deutschen Texte von dem Schülern beeinflussen, gefunden werden.

(3)

Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Terdapat empat keterampilan bahasa dalam proses pembelajaran bahasa Jerman yang harus dipelajari, yaitu

keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara

(Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Leseverstehen) dan

keterampilan menulis (Schreibfertigkeit).

Keterampilan membaca (Lesefertigkeit) erat kaitannya dengan

kemampuan memahami teks. Kegiatan membaca bertujuan agar pembaca memperoleh informasi dari teks. Proses membaca dapat dipandang sebagai interaksi antara penulis dengan pembaca. Pembaca menyusun kembali makna dari teks dengan menggunakan

strategi-strategi pemahaman. Pemahaman sebuah teks merupakan

keterampilan yang harus dikuasai dan ditingkatkan, karena akan sering dijumpai dalam pembelajaran berbahasa Jerman.

Berdasarkan pengamatan masih ada siswa yang memiliki kemampuan pemahaman yang rendah. Mereka cenderung merasa kesulitan dalam memahami sebuah teks. Diduga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami teks disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya strategi yang diberikan pengajar kurang tepat atau tidak menarik, sehingga siswa menganggap jika pembelajaran membaca merupakan kegiatan yang membosankan. Faktor internal bisa berasal dari diri sendiri, misalnya kurangnya daya konsentrasi, daya nalar dan penguasaan kosakata

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks.

Faktor internal lain yang diduga tidak kalah penting mempengaruhi siswa merasa kesulitan dalam pemahaman teks adalah minat membaca teks pada siswa masih rendah. Kemungkinan penyebab rendahnya minat membaca siswa SMA antara lain: kurangnya dorongan dari para guru agar para siswa mau membaca secara rutin. Jika semua guru memberikan dorongan secara bersama dengan selalu mengaitkan kegiatan membaca dengan proses pembelajaran dan memberikan penilaian maka peserta didik dipastikan akan memaksakan dirinya untuk secara rutin membaca.

Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) siswa mengalami kesulitan dalam memahami teks bahasa Jerman. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal seperti sulitnya menguasai kosakata bahasa Jerman, mengidentifikasi struktur kalimat dan faktor yang tidak kalah penting mempengaruhi adalah minat.

Atas dasar permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah kesulitan siswa dalam memahami isi sebuah teks bahasa Jerman dipengaruhi oleh minat membaca siswa tersebut? Oleh karena itu, judul yang diajukan penulis untuk diteliti adalah Hubungan Minat Membaca dengan Keterampilan Memahami Isi Teks Bahasa Jerman.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat minat membaca dan keterampilan siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman. Selain itu, untuk mengetahui hubungan dan

(4)

kontribusi minat terhadap membaca pemahaman.

LANDASAN TEORETIS

Menurut Sardiman (2011:76) minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat sesuatu ciri atau arti yang memiliki hubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Individu dapat dikatakan menaruh minat terhadap suatu objek ditandai dengan:

a. Kecenderungan untuk memikirkan objek yang diminati.

b. Keinginan untuk memperhatikan objek yang diminati.

c. Rasa senang terhadap objek yang diminati.

d. Keinginan untuk mengetahui atau mengikuti objek yang diminati.

Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang, baik dalam studi, kerja ataupun kegiatan lain, termasuk hasil belajar yang dipengaruhi oleh minat belajar.

Seseorang yang berminat pada suatu aktivitas misalnya membaca, maka saat dihadapkan pada buku, individu yang memiliki minat lebih besar maka segala perhatian, pengenalan dan ingatan mereka diarahkan pada aktivitas membaca.

Membaca secara umum menurut Tarigan (2008:7) diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Membaca adalah salah satu kegiatan

keterampilan berbahasa yang memiliki peranan penting dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Membaca dapat disimpulkan sebagai kegiatan keterampilan berbahasa untuk memahami pola-pola dari gambar tertulis yang didalamnya terkandung suatu makna yang dapat diperoleh informasi untuk menambah pengetahuan. Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

Membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian atau mengorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.

Ehlers (2010:4) mengungkapkan pendapatnya tentang pemahaman membaca

Lesen ist eine Verstehenstӓtigkeit, die darauf

zielt, sinnvolle Zusammenhӓnge zu bilden.

Sie wird auf der einen Seite gesteuert von dem Text und seiner Struktur, auf der anderen Seite von dem Leser, der sein Vorwissen, seine Erfahrung, seine Neigungen und sein Interesse an einen Text herantrӓgt.

Maksud dari pernyataan di atas adalah membaca merupakan kegiatan

(5)

pemahaman yang bertujuan membentuk sebuah keterkaitan yang penuh dengan makna. Membaca dipengaruhi oleh beberapa unsur yang berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut terdiri dari teks bacaan dan struktur teks tersebut, di sisi lain unsur tersebut adalah pengetahuan, pengalaman dan minat membacanya.

Dalam membaca sebuah teks, seseorang berusaha memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam teks. Pemahaman ini merupakan prasyarat bagi berlangsungnya tindakan membaca. Membaca dikatakan tidak berlangsung apabila tidak ada pemahaman pada diri pembaca. Pemahaman terhadap isi bacaan tersebut memiliki beberapa tingkatan.

Kemampuan seseorang dalam membaca pemahaman memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada yang harus membaca secara keseluruhan isi dari sebuah teks untuk menangkap informasi yang tersurat di dalam teks, ada juga yang memahami makna antar kalimat untuk menangkap informasi yang tersirat di dalam teks dan menarik kesimpulan tentang gagasan utama dari suatu teks, selain dua tingkatan yang telah disebutkan ada jenis pemahaman yang pembacanya mampu membandingkan gagasan yang telah ditemukan untuk menilai atau mengevaluasi suatu teks.

Mengukur pemahaman bacaan siswa tidak terlepas dari kecepatan atau waktu membacanya, dalam membaca sebuah teks, siswa dituntut untuk memahami apa yang terkandung dalam isi teks agar informasi dapat dipahami dengan jelas. Setiap pengukuran yang berkaitan dengan

kemampuan membaca tentu mencakup kecepatan dan pemahaman isi bacaan.

Menurut Tampubolon (1987), cara mengukur kemampuan membaca adalah jumlah kata yang dapat dibaca per menit dikalikan dengan persentase pemahaman isi bacaan. Pemahaman bacaan dapat diukur melalui pertanyaan yang menanyakan tentang apa yang dimaksud pengarang, apa yang akan dikatakan pengarang, dan hal-hal apa saja yang tersirat dalam bacaan tersebut.

Berkaitan dengan penilaian pemahaman dalam membaca Gick (2000:9) menjelaskan “Beim Detailverstehen geht es ums genaue Verstehen. Hier reicht es nicht, wenn Sie nur erkennen, wo ungefähr etwas im Text steht. Hier müssen Sie prüfen, was genau im Text steht”. Maksud dari yang dijelaskan oleh Gick adalah untuk dapat memahami sebuah teks, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan secara global mengenai teks atau mengira-ngira isi dari sebuah teks tersebut, tetapi harus diuji apa yang benar benar terkandung dalam teks.

Duxa, Hu dan Schmenk (2005:255) mengemukakan tiga jenis pemahaman membaca yaitu:

a. Global verstehen (erfassen, was insgesamt gemeint ist)

Seseorang cukup memahami teks secara umum.

b. Selektiv verstehen (eine ganz bestimmte Informationen erhalten) Seseorang memahami informasi-informasi tertentu yang terkandung di dalam teks.

c. Detailiert verstehen (das Gesagte in seinen Einzelhelten verstehen) Seseorang memahami keseluruhan isi teks secara akurat, lengkap dan kritis terhadap fakta, konsep,

(6)

gagasan, pendapat, pengalaman, pesan dan perasaan yang terdapat dalam teks tersebut.

Membaca merupakan salah satu aktifitas yang membutuhkan unsur minat di dalamnya. Tanpa adanya minat, membaca akan sulit dilakukan oleh siapapun juga. Menumbuhkan minat membaca bukanlah hal yang mudah, perlu dilakukan sejak dini dan memerlukan waktu dan upaya-upaya tertentu. Anak yang sudah timbul minat bacanya dapat dilihat dari aspek kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat

membaca. Semakin dini menumbuhkan minat membaca pada anak, maka akan semakin mudah membentuk sikap untuk gemar membaca.

Orang yang mempunyai minat membaca memiliki kesadaran sendiri untuk membaca tanpa adanya paksaan atau perintah dari orang lain. Motivasi untuk membaca sudah terbentuk di dalam dirinya. Minat menduduki peringkat teratas bila seseorang akan melakukan sesuatu hal. Seseorang akan menikmati berbagai upaya karena melakukan sesuatu hal atas kesadaran sendiri, tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Metode Deskriptif Analitis adalah suatu proses pengumpulan, penyusunan dan pendeskripsian data untuk memperoleh gambaran dari rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat korelasi variabel yang diteliti, sehingga data yang

diperoleh dapat disimpulkan kebenarannya dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut.

Penelitian dalam upaya mengetahui hubungan antara minat membaca siswa SMA Negeri 1 Sumber dan kemampuan memahami isi sebuah teks bahasa Jerman dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sumber.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 1 Sumber yang belajar bahasa Jerman. Sampel yang akan diambil merupakan wakil atau sebagian dari populasi, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA di SMA Negeri 1 Sumber sebanyak 27 orang tahun ajaran 2015/2016 yang mempelajari bahasa Jerman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penghitungan hasil angket tentang minat membaca diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber adalah 88 dan skor terendah adalah 58 dengan skor rata-rata 69,70. Berdasarkan hasil yang diperoleh, minat membaca siswa tergolong rendah. Hasil tes keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan skor terendah 27,5 dengan nilai rata-rata 73,3. Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh, maka dapat diasumsikan bahwa keterampilan siswa dalam memahami teks cukup rendah.

(7)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, telah diketahui bahwa minat membaca siswa dengan pemahaman isi teks bahasa Jerman tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai kontribusi yang rendah, yaitu sebesar 5%. Nilai rata-rata minat membaca dan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman yang diperoleh siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber tergolong rendah.

Di samping itu berdasarkan hasil penghitungan persamaan regresi linear sederhana diperoleh nilai b sebesar 0,44, yang artinya adalah apabila nilai rata-rata minat membaca naik 1 poin maka nilai rata-rata kemampuan memahami teks hanya meningkat sebesar 0,44 poin. Berdasarkan hal tersebut diduga minat membaca bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman.

Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi rendahnya kontribusi minat membaca terhadap keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman adalah keterbatasan kosakata, struktur kalimat, tata bahasa, performansi dan kompetensi.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari data yang diolah, dianalisis, serta pengujian hipotesis penelitian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penghitungan hasil angket tentang minat membaca siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Sumber menunjukkan bahwa minat membaca di kelas tersebut tergolong rendah.

2. Hasil tes keterampilan memahami teks pada siswa kelas XII MIPA 4

SMA Negeri 1 Sumber termasuk dalam kategori cukup rendah. 3. Berdasarkan hasil penelitian tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dengan keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman.

4. Besarnya kontribusi minat membaca terhadap keterampilan dalam memahami isi teks bahasa Jerman yaitu hanya sebesar 5%. Oleh karena itu, diduga minat membaca bukan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi keterampilan memahami teks. Faktor lain yang diduga mempengaruhi keterampilan memahami isi teks bahasa Jerman adalah pembendaharaan kosakata, struktur kalimat, performansi dan kompetensi.

Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut

dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan

meningkatkan penguasaan tata bahasa. Semakin sering siswa membaca, maka akan semakin banyak juga kosakata yang diketahui, sehingga dapat menunjang siswa untuk dapat memahami teks bahasa Jerman dengan baik.

2. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat membaca bukan faktor dominan dari keberhasilan memahami isi teks bahasa Jerman, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor

(8)

dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman.

Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

3. Sebaiknya siswa harus lebih sering membiasakan diri untuk membaca teks bahasa Jerman. Hal tersebut

dapat memperbanyak pembendaharaan kosakata dan

meningkatkan penguasaan tata bahasa. Semakin sering siswa membaca, maka akan semakin banyak juga kosakata yang diketahui, sehingga dapat menunjang siswa untuk dapat memahami teks bahasa Jerman dengan baik.

4. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minat membaca bukan faktor dominan dari keberhasilan memahami isi teks bahasa Jerman, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang mempengaruhi siswa dalam memahami isi teks bahasa Jerman.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodologi Penelitian.

Yogyakarta: Bina Aksara.

Duxa, S., Hu, A., Schmenk, B. (2005).

Grenzen überschreiten: Menschen, Sprachen, Kulturen.

Tübingen: Gunter Narr Verlag.

Ehlers, Swantje. (2010). Lesen als Verstehen. Berlin: Langenscheidt.

Gick, Cornelia. (2004). Zertifikat Deutsch Der schnelle Weg. Berlin: Langenscheidt.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan

Membaca. Bandung: Angkasa Bandung

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma kriptografi Rijndael bersifat simetris itu artinya kunci yang digunakan pada saat enkripsi dan dekripsi sama, oleh sebab itu pengguna harus terlebih dahulu menyepakati

Neste caso o Virgílio é um prestador de serviços abrangido pelas provisões do imposto de retenção, uma vez que serviços de gestão de projecto são serviços de consultoria

Tabel 4.3 Kategori Data Kualitas Geometri Produk Hasil Kerja Setiap Tipe Proses .....

“ Analisis Hasil Kerja pada Uji Kompetensi Praktik Kejuruan Teknik Pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung”. Identifikasi

Todas as pessoas que conduzam actividades de serviços em Timor-Leste são obrigadas a preencher três (3) cópias da declaração fiscal de rendimentos anuais relativamente a cada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Ikrim

Martubung merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan dengan penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut yang tinggi yakni mencapai 57,90% atau 10.735 kasus dan sebanyak

kosakata, teknik permainan Index Card Match dapat digunakan dalam penguasaan. pembelajaran