PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA
(Survei pada Pengunjung Umum di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh
Muhamad Guntar S 0607188
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH
RANGGAWARSITA
(Survei pada Pengunjung Umum di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)
Skripsi ini disetujui dan di sahkan oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Gitasiswhara, SE, Par, MM Bagja Waluya S,Pd NIP. 19730510 200812 1 002 NIP. 19721024 200112 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Heri Puspito Diyah Setyorini, MM. NIP. 19761031 200812 2 001
Tanggung jawab yuridis, Ada penulis,
PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH
RANGGAWARSITA
Oleh
Muhamad Guntar S
Sebuah skripsi yang Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata
© Muhamad Guntar S 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Muhamad Guntar,“ pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita (Survei Pada Pengunjung Umum Museum Jawa Tengah Ranggawarsita). Di bawah bimbingan Gita Siswhara SE,Par , MM dan Bagja Waluya S.Pd
Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi wisata yang cukup tinggi dan salah satu destinasi yang dapat dikunjung di Kota Semarang yaitu Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang telah memberikan kontrbusi terhadap perkembangan pariwisata Kota Semarang, namum pada tahun 2012 Museum Jawa Tengah Ranggawarsita mengalami penurunan tingkat kunjungan hingga -3 %. Hal tersebut diduga karena faktor keputusan berkunjung wisatawan. Oleh karena itu Museum Jawa Tengah Ranggawarsita perlu memperhatikan bauran produk Museum yang terdiri dari
Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. dalam rangka meningkatkan
keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggapan pengunjung mengenai bauran produk Museum yang terdiri dari Core
product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. Serta bagaimana tanggapan pengunjung
terhadap keputusan berkunjung wisatawan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah, dan bagaimana pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Populasi penelitian ini adalah Jenis Pengunjung Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Teknik pengembilan sampel adala sampling sistematis. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan explanatory survey. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis yang dugunakan adalah analisis regresi sederhana (simple regresion).
Pengujian hipotesis menunjukan bahwa bauran produk Museum berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah.
ABSTRACT
M Guntar. “effect of product mix decisions museum to tourists visiting the museum central java ranggawarsita”( a Survei on the general museum visitor
ranggawwarsita central java). Under the guidance by Gita Siswhara SE,Par,MM and Bajga Waluya S.Pd
Semarang city is the one of central java’s city which have big tourism
potential. The one of destination is museum. Semarang city have many museum,
one of the museum is Museum Central Java’s Ranggawarsita. Museum Central Java’s Ranggawarsita gave the contribution to semarang’s tourism development. However, in 2011 Museum Central Java’s Ranggawarsita visit rates decreased by -3 %. It is suspected because of the decision of visiting tourist. Therefore,
Museum Central Java’s Ranggawarsita need to pay attention to the product mix consisting of museum of Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. In order to improve
decisions tourists visiting the Museum Central Java’s Ranggawarsita.
Related to phenomena, thus it done research about the effect of tourism
product mix to travelers visiting the museum decisions in Museum Central Java’s
Ranggawarsita As central java’s historical museum. The problem that thorough in this research is how the conception of museum cental java’s ranggawarsita’s visitor about tourism product mix of museum central java’s ranggawarsita which
consist of Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. How the conseption
of museum central java’s ranggawarsita visitor to decisions visited tourist of
museum central java’s rangawarsita historical museum, and how the effect of tourism product mix to decisions visited tourist of museum cental java’s ranggawarsita as central java’s ranggawarsita museum.
Tecnique of sampling that used is systematic sampling technique. The method in that used in this reseacrh is descriptive and explanatory survey. The data that used is primary data and secondary data. Technique analysis that used is simple regresion analysis. The result of hypothesis examination indicated taht there is effect of tourism product mic to decisions visited tourist of museum
central java’s ranggawarsita as central java’s historical museum.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... DAFTAR PUSTAKA ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 17
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 17
1.3.1 Tujuan Penelitian... 17
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 19
2.1 Kajian Pustaka ... 19
2.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 19
2.1.2 Konsep Pemasaran Destinasi ... 25
2.1.4 Konsep Bauran Produk Museum ... 32
2.1.1.1 Karakteristik Jasa Pariwisata ... 36
2.1.1.2 Bauran Pemasaran Pariwisata ... 38
2.1.1.3 Konsep Bauran Produk Museum ... 42
2.1.2 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 52
2.1.2.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Berkunjung ... 53
2.1.2.2 Jenis Perilaku Berkunjung ... 58
2.1.2.3 Tipe-Tipe Wisatawan dalam mengambil Keputusan Berkunjung .. 59
2.1.2.4 Peran Wisatawan dalam Keputusan Berkunjung ... 60
2.1.3 Pengaruh Bauran Produk Museum terhadap Keputusan Berkunjung wisatawan ... 61
2.1.4 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian ... 62
2.2 Kerangka Pemikiran ... 65
2.3 Hipotesis ... 70
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 72
3.1 Objek Penelitian ... 72
3.2 Metode Penelitian... 72
3.2.1 Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan ... 72
3.3 Operasionalisasi Variabel... 73
3.4 Sumber Data dan Cara Penentuan Data ... 84
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 86
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 88
3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian Validitas ... 91
3.7.2 Pengujian Reliabilitas... 98
3.8 Rancangan Analisis Data ... 100
3.8.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 100
3.8.2 Rancangan Analisis Regresi ... 101
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95
4.1 Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dan Keputusan Berkunjung Di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103
4.1.1 Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103
4.1.1.1 Indentitas Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103
4.1.1.2 Sejarah Singkat... 104
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 104
4.1.2 Profil Pengunjung Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 105
4.1.2.1 Karakteristik Pengunjung Umum ... 105
4.1.2.2 Jenis Kelamin Pengunjung Umum ... 105
4.1.2.3 Tingkat Pendidikan Pengunjung Umum ... 109
4.1.2.4 Karakteristik Pengunjung Umum berdasarkan Status Pernikahan.... 113
4.1.2.5 Tingkat Usia Pengunjung Umum ... 116
4.1.2.6 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Pekerjaan ... 120
4.1.2.7 Tingkat Pendapatan Pengunjung Umum ... 124
4.1.3 Gambaran Deskriptif Variabel Penelitian ... 107
4.1.3.1 Bauran Produk ... 125
4.1.4 Uji F ... 152
4.1.5 Hasil Analisis Regresi ... 153
4.1.5.1 Pengujian Hipotesis ... 155
4.1.5.2 Koefisien Determinasi ... 156
4.1.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 158
4.1.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 158
4.1.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 159
4.1.7 Pembahasan ... 160
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 164
5.1 Kesimpulan ... 164
5.2 Saran ... 165
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Indonesia. ... 3
Tabel 1.2. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Provinsi Jawa Tengah. ... 7
Tabel 1.3. Data Kunjungan Wisatawan Kota Semarang Tahun 2012... 10
Tabel 1.4. Data Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Kota Semarang 2012 ... 12
Tabel 1.5. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 14
Tabel 1.6 Strategi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 15
Tabel 2.1. Teori Para Ahli Bauran Pemasaran. ... 40
Tabel 2.2. Pengertian Museum Menurut Ahli ... 43
Tabel 2.3. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Core product. ... 44
Tabel 2.4. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Facilitating product. ... 45
Tabel 2.5. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Supporting product. ... 46
Tabel 2.6. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Physical Environment. ... 47
Tabel 2.7. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Customer Interaction With Service Delivery System. ... 48
Tabel 2.8. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Customer Interaction With Others Customer ... 49
Tabel 2.9. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Customer Coproduction. ... 50
Tabel 2.8. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh bauran produk terhadap keputusan berkunjung. ... 63
Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data ... 85
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 90
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas ... 92
Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Variabel X dan Y ... 100
Tabel 4.1 Case Processing Summary ... 106
Tabel 4.2 Jeniskelamin * Pendidikan Crosstabulation ... 107
Tabel 4.3 Chi-Square Tests ... 108
Tabel 4.4 Case Processing Summary ... 110
Tabel 4.5 PENDIDIKAN * STATUS Crosstabulation ... 111
Tabel 4.6 Chi-Square Tests ... 112
Tabel 4.7 Case Processing Summary ... 114
Tabel 4.8 STATUS * UMUR Crosstabulation ... 115
Tabel 4.9 Chi-Square Tests ... 116
Tabel 4.10 Case Processing Summary ... 117
Tabel 4.11 UMUR * PEKERJAAN Crosstabulation ... 118
Tabel 4.12 Chi-Square Tests ... 119
Tabel 4.13 Case Processing Summary ... 121
Tabel 4.14 PEKERJAAN * PENDAPATAN Crosstabulation ... 122
Tabel 4.15 Chi-Square Tests ... 123
Tabel 4.16 Frekuensi Jawaban Core Product ... 125
Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Facilitating Product ... 126
Tabel 4.18 Frekuensi Jawaban Supporting Product ... 127
Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban Customer interaction with delivery system... 134
Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Customer interaction with others customer ... 136
Tabel 4.22 Frekuensi Jawaban Customer coproduction ... 138
Tabel 4.23 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Produk... 140
Tabel 4.24 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Merek ... 143
Tabel 4.25 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Penyalur ... 145
Tabel 4.26 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Jumlah ... 148
Tabel 4.27 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Waktu Berkunjung ... 150
Tabel 4.28 ANOVAb ... 152
Tabel 4.29 Analisis Regresi ... 153
Tabel 4.30 Hasil Uji Signifikansi ... 155
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Core Marketing Concepts ... 32
Gambar 2.2. Kontinium untuk Setiap Karakteristik Jasa ... 37
Gambar 2.3. Tingkat Produk. ... 51
Gambar 2.4. Model Perilaku Konsumen. ... 57
Gambar 2.5. Kerangka pemikiran pengaruh bauran produk museum terhadap keputusan berkunjung. ... 69
Gambar 2.6. Paragidma penelitian ... 70
Gambar 4.1 Jenis Kelamin Pengunjung Umum ... 103
Gambar 4.2 Tingkat Pendidikan Pengunjung Umum ... 109
Gambar 4.3 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Status Pernikahan ... 113
Gambar 4.4 Tingkat Usia Pengunjung Umum ... 116
Gambar 4.5 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Pekerjaan ... 120
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian.
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan
perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata
merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi
yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam
mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,
pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks meliputi industri-industri seperti
industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan dan transportasi.
Sebagai industri jasa yang digolongkan sebagai industri ketiga, pariwisata cukup
berperan penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja,
dengan alasan semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap
sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang.
Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian
Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Selain itu berkembangnya sektor
pariwisata di suatu wilayah dapat memicu perkembangan pada sektor-sektor
lainnya, seperti bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan dan lainnya.
Indonesia cukup besar, bahkan banyak diantaranya belum dimanfatkan secara
optimal terutama menyangkut wisata alam, wisata minat khusus dan wisata
budaya.
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 pasal 1
ayat 9, Industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, sekaligus suatu bisnis yang
menjadi sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa
kepada wisatawan.
Industri pariwisata terdiri dari beberapa industri yang mendukung, salah
satunya industri jasa. Industri jasa berkaitan dengan tujuan destinasi yang dituju
oleh wisatawan. Sifat jasa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu
Intangible (tidak berwujud), Tangible ( berwujud). Menurut Kotler and Keller
(2008), jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Hal ini terjadi dalam indutri jasa, yang
prosesnya berhubungan antara kedua belah pihak yang saling menguntungkan
antara pihak konsumen dan pihak pemberi jasa yang dituju oleh wisatawan.
Kebutuhan wisatawan terhadap suatu daya tarik wisata, meningkat seiring
dengan keinginantahuan akan suatu destiansi yang dituju, dengan masuknya
wisatawan mancanegara, maka destinasi yang dituju oleh suatu wisatawan akan
semakin banyak. Keberadaan wisatawan mancanegara mengalami perkembangan
ke Indonesia cukup besar. Hal ini didukung berdasarkan Undang-Undang
Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan, masyarakat setempat, sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.
Pola kunjungan yang berubah sesuai dengan kebutuhan wisatawan
terhadap suatu destinasi, akan memberikan dampak yang berpengaruh terhadap
tingkat keputusan berkunjung ke suatu negara yang menjadi tujuan wisatawan,
dari tahun ke tahun. ini terlihat dari Tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Indonesia.
Tahun Wisman (%) Wisnus (%)
2007 5.505.759 5.158.441
2008 6.234.497 11,6 % 4.996.594 -3,2 %
2009 6.323.730 1,41 % 5.053.269 1,12 %
2010 7.002.944 9,6 % 6.235.606 18,9 %
2011 7.649.731 8,4 % 6.750.416 7,6 %
2012 8.044.462 4,9 % 4.814.587 -40 %
45.632.474 27.396.913
Sumber :Pusdatin Kemenparekraf & Badan Pusat Statistik 2013.
Berdasarkan Tabel 1.1. diketahui bahwa pada tahun 2007 sampai 2008
kunjungan wisman mengalami peningkatan sebesar 11,6 %, karena pemerintah
Indonesia mulai mengadakan event-event pariwisata untuk menarik wisatawan
asing, selain itu pemerintah daerah di Indonesia turut berperan aktif dalam
meningkatkan pariwisatanya di daerah, Salah satunya dengan memperbaiki sarana
(kementrian pariwisata). Sedangkan tahun 2008 sampai 2009, mengalami
peningkatan sebesar 1,41 %, dikarenakan pemerintah ingin meningkatkan kembali
pariwisata Indonesia melalui program visit Indonesia 2009 yang merupakan
program promosi pariwisata yang diharapkan mendatangkan wisatawan luar
negeri untuk berkunjung ke Indonesia. Sumber: ( kementrian pariwisata). Tahun
2010 wisman yang berkunjung mengalami peningkatan sebesar 9,6 %, kerjasama
sinergis antara Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan masyarakat dalam
mengembangkan sektor pariwisata di daerah, agar dapat terwujud manajemen
kepariwisataan yang baik pada seluruh bidang pendukung, sehingga dapat
memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tarik wisatawan, yang pada
gilirannya akan meningkatkan pendapatan asli daerah, pendapatan masyarakat,
dan berkontribusi pula terhadap peningkatan devisa negara. Sumber:
(www.djkd.kemendagri.go.id). Tahun 2011 wisman yang berkunjung mengalami
peningkatan sebesar 8,4 %, hal ini dikarenakan stabilitas politik, penawaran
wisata yang menarik, dan keindahan alam Indonesia merupakan faktor utama
wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Sumber: (kementrian pariwisata dan
ekonomi kreatif). Ketiga faktor utama ini menjadi penilaian dan informasi yang
dicari wisatawan jika ingin melakukan kunjungan destinasi ke suatu Negara yang
dituju. Dan tahun 2012 wisman yang berkunjung mengalami peningkatan ke
Indonesia sebesar 4,9 %. Menurut Wakil Menteri Kemenparekraf Sapta
Nirwandar mengatakan bahwa terjadinya peningkatan wisatawan tahun 2012
disebabkan oleh strategi promosi pemerintah dengan meningkatkan koordinasi
memperbaiki aspek infrastruktur, konektivitas dan pelayanan. Sebab, lanjutnya,
tiga aspek ini berperan penting untuk meningkatkan kedatangan dan pergerakan
wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sumber:
(kompas kadek). Hal tersebut diiringi oleh kunjungan wisnus yang pada tahun
2007 sampai 2008 mengalami penurunan sebesar -3,2 %, sedangkan pada tahun
2008 sampai 2009, wisnus mengalami peningkatan sebesar 1,12 %, tahun 2010,
wisnus mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 18,9 %, tahun 2011
wisnus mengalami penurunan sebesar -7,6 %, dan pada tahun 2012 wisnus
mengalami penurunan sebesar -40 %. Menurut roomysyahputra terjadinya
penurunan ini disebabkan terkait kasus-kasus bernuansa SARA yang banyak
mempengaruhi pariwisata di Indonesia karena tujuan atau destinasi daya wisata
menjadi lebih terbatas serta kurangnya ketersediaan infrastruktur yang
mendukung. Para wisatawan mancanegara akan cenderung membatalkan rencana
kedatangan mereka ke daerah konflik termasuk daerah di sekitarnya.
(Sumber:artikel rommysyahputar)
Salah satu usaha pengembangan industri pariwisata di Indonesia yang
sesuai adalah destinasi. Destinasi yang berada di Indonesia memiliki potensi yang
dapat dikembangkan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke suatu daerah.
Pola kunjungan wisatawan yang mengalami perubahan setiap tahun, akan diikuti
industri jasa yang mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Salah
satu potensi tersebut adalah dengan mengembangkan destinasi, akses, dan
Jawa Tengah memiliki potensi pariwisata yang berbeda dan unik serta
memiliki aspek ketersediaan, baik dalam sarana dan prasarana wisata yang
diharapkan tersedia di sekitar kawasan wisata diantaranya prasarana umum,
sarana prasarana wisata. Sarana transportasi, serta sarana pelengkap lainnya.
Sementara itu, masing-masing daya tarik wisata di Jawa Tengah, saat ini belum
memiliki sarana prasarana penunjang yang lengkap. Hal ini menjadi salah satu
alasan sulit berkembangnya kegiatan wisata di daya tarik wisata tersebut. Sarana
dan prasarana yang diharapkan adalah memiliki ketersediaan di sekitar daya tarik
wisata. Dalam pengembangan pariwisata Jawa Tengah, tidak lepas dari peran
berbagai sektor, dan instansi pendukung lainnya, sehingga peran dari seluruh
sektor pendukung perlu dioptimalkan.
Konsep pengembangan pariwisata di Jawa Tengah dapat dilaksanakan
dengan tetap memperhatikan aspek konservasi, ekonomi, pendidikan, pelatihan,
partisipasi masyarakat dan rekreasi. Potensi daya tarik wisata yang terdapat di
Jawa Tengah sesuai dengan daya tarik sumber daya alam dan budaya lokalnya
(masyarakat setempat), sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai
kawasan wisata alam dan sejarah budaya di masa yang akan datang. Kegiatan
wisata yang dikembangkan dapat diarahkan pada wisata minat khusus (special
interest) yang cenderung lebih memanfaatkan alam sebagai setting. kegiatannya
(resource-based recreation), sehingga pengembangan wisata dapat berlanjut
secara lestari (sustainability). Bentuk wisata minat khusus yang dapat
dikembangkan, yaitu wisata sejarah, wisata edukatif, wisata tirta, wisata budaya,
Pada beberapa tahun yang lalu, keputusan wisman untuk berkunjung ke
Jawa Tengah mengalami peningkatan, sebagai contoh data kunjungan wisata dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan, tahun 2010
mengalami penurunan, serta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan
yang signifikan. Hal ini secara dapat dilihat dari Tabel 1.2.
Tabel 1.2.
Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Provinsi Jawa Tengah.
Tahun Wisman (%) Wisnus (%)
2006 290.217 15.023.901
2007 302.116 3,9 % 15.762.394 4,6 %
2008 302.977 0,2 % 16.253.107 3,0 %
2009 308.519 1,7 % 21.515.598 24 %
2010 146.969 -109 % 2.018.666 -965 %
2011 381.514 61 % 21.838.351 90.7 %
2012 372.463 -2,4 % 25.240.021 13,4 %
1.732.312 92.412.017
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013.
Pertumbuhan ini menjelaskan bahwa pariwisata memiliki potensi
untuk terus dikembangkan khususnya di Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan
persentase kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah meningkat dari tahun 2006
sampai tahun 2009, walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan, dan pada
tahun 2011 mengalami peningkatan serta tahun 2012 mengalami peningkatan
yang signifikan.
Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui wisman yang berkunjung ke Jawa
Tengah pada tahun 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 3,9 %, dan
pada tahun 2007 sampai 2008 wisman mengalami peningkatan sebesar 0,2 %.
Pada tahun 2008 sampai 2009 terjadi penurunan wisman sebesar 1,7 %, lalu pada
2011 terjadi peningkatan sebesar 61 %, tetapi pada tahun 2012 mengalami
penurunan signifikan sebesar -2,4 %. Hal ini pun sejalan dengan perkembangan
wisnus yang pada tahun 2006 sampai pada 2007wisnus mengalami peningkatan
sebesar 4,6 %, dan pada tahun 2007 sampai 2008 wisnus mengalami peningkatan
sebesar 3,0 %, serta pada tahun 2008 sampai 2009, wisnus mengalami
peningkatan sebesar 24 %, tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan kunjungan
wisnus yang signifikan yaitu sebesar -965 %, pada tahun 2011 terjadi peningkatan
sebesar 90,7 %, tetapi tahun 2012 mengalami peningkatan signifikan sebesar 13,4
%. Menurut pendapat staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah
Penurunan wisatawan tahun 2010 disebabkan kurangnya minat wisatawan yang
berkunjung ke Jawa Tengah serta kurangnya pengembangan dan perawatan daya
tarik wisata Jawa Tengah.
Pertumbuhan jumlah wisatawan yang memberikan kontribusi
perekonomian suatu daerah dan masyrakat, dapat didukung oleh produk
kebudayaan sebagai warisan leluhur, baik yang Tangible maupun Ingtangible. Ini
dikarenakan produk kebudayaan tersebut sarat dengan nilai-nilai spiritual,
religius, etika, dan moral. Hal ini sangat diperlukan, karena sejalan dengan
meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur juga
meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan tentang tujuan daya
tarik wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk
mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya.
Kota Semarang banyak memiliki daya tarik wisata dan aktivitas menarik
Keadaan ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat Semarang dalam menjadikan
pariwisata Kota Semarang menjadi lebih baik lagi. Dalam upaya pengembangan
pariwisata Kota Semarang, saat ini banyak potensi wisata yang ada di beberapa
Kota Semarang mulai dibenahi baik dalam penataan insfrastruktur, akomondasi,
dan transportasi. Hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan industri jasa
yang tengah dirintis di Kota tersebut. Langkah ini juga sekaligus sebagai
pengembangan kawasan destinasi di Semarang.
Pengembangan destinasi saat ini, memerlukan keterpaduan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mempromosikan daya tarik wisata. Untuk
itu, dibutuhkan keterbukaan dalam koordinasi dan keahlian promosi secara
terpadu. Di mana hal ini, dapat membawa dampak positif terhadap jumlah
kunjungan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kesempatan bekerja,
kesempatan berusaha, menjalin hubungan budaya, dan persahabatan. Untuk
mewujudkan hal itu, maka dibutuhkan persiapan sumber daya manusia pariwisata
yang sesuai standar internasional, sehingga bisa menyatukan semua kekuatan
dalam mengembangkan pariwisata. Hal ini pun harus mendapat dukungan dan
strategi pembinaan serta kebijakan dari Pemerintah, sehingga bisa menciptakan
kenyamanan, kebersihan, kesehatan, kewajaran, kelancaran, serta keunikan yang
berbeda yang bisa dirasakan oleh wisatawan.
Minat wisatawan mengunjungi Kota Semarang sampai saat ini tetap tinggi,
hal ini bisa ditunjukan dari data di bawah ini (Tabel 1.3 dan Tabel 1.4). Jadi
walaupun banyak kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam
wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Kota Semarang. Adapun
kunjungan wisatawan ke Kota Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3.
Data Kunjungan Wisatawan Kota Semarang Tahun 2012.
Tahun Wisman (%) Wisnus (%)
2006 5.706 605.359
2007 13.035 56 % 1.373.275 55 %
2008 7.240 -80 % 1.157.273 -18 %
2009 7.527 3.8 % 1.234.566 6.2 %
2010 3.627 -107 % 1.099.225 -12 %
2011 5.015 27 % 1.157.590 5,04 %
2012 3.778 -32% 4.226.852 72 %
45.928 10.854.140
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2013.
Berdasarkan Tabel 1.3. dapat diketahui bahwa wisman yang berkunjung ke
Kota Semarang dari tahun 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 56
%, sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar -80 % , dan pada
tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 3,8 %, serta tahun 2010 mengalami
penurunan yang signifikan sebesar -107 %, dan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 27 %, tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan
signifikan sebesar-32 %. Hal ini diikuti oleh kunjungan wisnus yang pada tahun
2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 55 %, sedangkan pada tahun
2008 wisnus mengalami penurunan sebesar -18 %, dan pada tahun 2009
mengalami peningkatan sebesar 6,2 %, serta pada tahun 2010 mengalami
penurunan lagi sebesar -12 %, dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 5,04 %, serta tahun 2012 mengalami peningkatan signifikan sebesar 72 %.
Pola kunjungan yang berubah sesuai dengan kebutuhan wisatawan
perekonomian suatu daerah dan masyarakat setempat, dari tahun ke tahun.
Menurut pendapat staf pemerintah Kota Semarang terjadinya peningkatan dan
penurunan wisatawan disebabkan oleh kurangnya pengembangan potensi di
beberapa daya tarik wisata Kota Semarang. Adapun jumlah kunjungan wisatawan
ke daya tarik wisata Kota Semarang adalah sebagaimana berikut :
Tabel 1.4.
Data Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Kota Semarang 2012 Tahun
2011 2012 2011 2012
No Nama Daya Tarik Wisata Wisma
n
Wisma
n
(%) Wisnus Wisnus (%)
1. Goa Kreo 516 27 -1,8 % 11.900 5.981 -98 %
2 Taman Rekreasi Tanjung Mas - - - 58.767 16.985 -245 %
3
4. Kampoeng Wisata Taman Lele 64 6 -96 % 30.151 26.846 -12,3 %
5. Taman Rusa dan Hutan Wisata Tinjomoyo
- - - 2.316 2.368 2 %
6. Museum Jamu Ny. Meneer 1.956 4 -48 % 19.561 12.768 -53 %
7. Taman Budaya Raden Saleh - 2 17.546 25.524 31 %
8. Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
932 182 -412 39.814 38.562 -3 %
9. Museum Mandala Bhakti 107 - 8.113 -
10. Museum Rekor Indonesia 1.956 7 -27,8% 9.341 13.572 31 %
Total 5.288 252 4.87.45
2
3.97.767
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2013.
Berdasarkan Tabel 1.4. diketahui kunjungan wisman di beberapa daya
tarik wisata tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama
pada daya tarik wisata Taman Margasatwa Semarang, Taman Reakreasi Tanjung
Mas, Kampung Wisata Lele, Museum Jamu Ny. Meneer, Museum Mandala
Bhakti, Goa Kreo, serta Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebesar -3 %. Hal
ini diikuti oleh wisnus yang berkunjung ke Taman Rusa dan Hutan Wisata
Tinjomoyo yang mengalami peningkatan sebesar 2 %. Peningkatan pada daya
tarik wisata juga terjadi Museum Rekor Indonesia sebesar 31 %, dan Taman
Budaya Raden Saleh sebesar 31 %.
Penurunan wisatawan ke beberapa daya tarik wisata dinilai oleh staf
pemerintah Kota Semarang, disebabkan oleh jarangnya pengunjung yang
berkunjung ke beberapa daya tarik wisata tersebut, sehingga berakibat pada
kurang tersedianya akses yang representatif, baik transportasi maupun
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita adalah salah satu daya tarik wisata
sejarah dan budaya, selain Museum Rekor Indonesia, Museum Nyonya Meneer,
serta Museum Mandala Bhakti yang memiliki sejarah serta budaya. Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita memiliki sejarah yang memikat tentang kisah
perjuangan di masa lampau, Museum ini memiliki kisah perjuangan zaman dulu.
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita juga memiliki benda-benda peninggalan di
masa lampau, sehingga daya tarik wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Perubahan tersebut, diikuti oleh wisatawan Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan yang berbeda antara
tahun 2011 dan 2012. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 1.5.
Tabel 1.5.
Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Tahun Wisman (%) Wisnus (%)
2006 38 48.512
2007 37 -2 % 53.895 9 %
2008 13 -18 % 41.092 -31 %
2009 415 96 % 41.182 0,2 %
2010 165 -15 % 46.769 11 %
2011 932 82 % 39.814 -17 %
1782 309.826
Sumber :Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, 2013.
Berdasarkan Tabel 1.5. diketahui bahwa pada tahun 2011 wisnus
mengalami penurunan sebesar 17 % dan 2012 terjadi penurunan wisnus sebesar
-3 %. Menurut staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita terjadinya penurunan
pengunjung disebabkan kurangnya pengembangan dan pendekatan persuasif yang
dilakukan oleh pihak Museum. Maka diperlukan beberapa strategi dan program
yang bisa meningkatkan pengunjung umum. Hal tersebut, diikuti oleh beberapa
strategi. Strategi tersebut adalah Strategi Product dengan membuat produk baru,
yang disempurnakan maupun dimodifikasi serta merek Museum melalui usaha
penelitian dan pengembangan. Strategi harga fleksibel yang bertujuan
memberikan fleksibilitas harga dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian
harga baik lebih tinggi atau lebih rendah saat ini, guna meraih keuntungan jangka
panjang. Strategi Place dengan memberikan saluran distribusi yang dibutuhkan
atau dinginkan oleh pengunjung untuk digunakan. serta Strategi Promotion
dengan memanfaatkan media brosur, ruang publik seperti poster, dan media
online seperti facebook, twitter, maupun blog, sebagaimana penjelasan Tabel 1.6
berikut ini.
Tabel 1.6
Strategi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Strategi Product Mengajarkan pembuatan batik kepada
pengunjung yang datang ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Memberikan pelayanan kepada Pengunjung secara baik.
Strategi Price Memberikan diskon kepada kelompok
Tengah
Ranggawarsita Harga Anak Rp.2000 Dewasa Rp.4000
Strategi Place Menjadikan gedung pertemuan atau aula
Ranggawarsita untuk berbagai acara Maupun seminar
Strategi Promotion Melakukan kerjasama dengan pihak traveldi Kota Semarang.
mengikuti acara pameran yang digelar di
berbagai Daerah.
Sumber : Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, 2012.
Seiring perkembangan kebutuhan wisatawan terhadap Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita, maka Museum Jawa Tengah Ranggawarsita terus
berinovasi dengan mengembangkan produk dan pelayanannya. Termasuk bauran
produk Museum secara tidak langsung mempengaruhi terhadap keputusan
pembelian, dalam hal ini keputusan wisatawan untuk berkunjung.
Keputusan pembelian merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang
konsumen untuk melakukan keputusan yang berupa pemilihan produk, pemilihan
merek, kondisi (discount), dan jumlah pembelian (Lin dan Lin, 2007) dalam
proses pengambilan keputusan ada tiga tahap proses yang dilakukan yakni tahap
pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan), usaha
pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternatif. Proses
tersebut dipengaruhi oleh usaha-usaha dari pemasaran perusahaan dan lingkungan
sosio-kultural serta kondisi psikologis konsumen. Pengambilan keputusan
pembelian sebagai proses penting yang mempengaruhi perilaku konsumen sangat
proses dan ouput. Yang dimaksud output disini adalah percobaan pembelian,
pembelian ulang dan evaluasi pasca beli. Perilaku pembelian seseorang dapat
dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap
orang berbeda. Selain itu, konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa
yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku
konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu
dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang
dihasilkan. Dalam suatu keputusan untuk melakukan pembelian, biasanya
konsumen memutuskan mengenai produk dan jasa apa yang akan dibeli, tempat
dilakukan pembelian, harga yang sesuai dan sebagainya.
Keputusan wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata pada saat ini,
sangat dipengaruhi oleh bauran produk dari Museum itu sendiri temasuk
pelayanan yang disediakan oleh Museum kepada wisatawan. Dengan demikian,
maka wisatawan tidak secara langsung memutuskan untuk berkunjung pada daya
tarik wisata dikarenakan ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam kenyataannya kebanyakan wisatawan yang berkunjung tidak menyukai
untuk berkunjung pada Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Berdasarkan
fenomena tersebut, dapat diperoleh tentang pengaruh bauran produk Museum
terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
1.2Rumusan Masalah.
1. Bagaimana bauran produk Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Semarang.
2. Bagaimana keputusan berkunjung Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita Semarang.
3. Bagaimana pengaruh bauran produk terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1.3.1 Tujuan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan permasalahan yang
dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui gambaran bauran produk Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
b. Mengetahui gambaran keputusan berkunjung wisatawan Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita.
c. Mengetahui gambaran pengaruh bauran produk terhadap keputusan
berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
1.3.2 Kegunaan Penelitian.
1. Kegunaan Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperluas kajian ilmu pemasaran,
khususnya mengenai pengaruh bauran produk Museum terhadap
keputusan berkunjung wisatawan, serta dapat memberi masukan bagi
peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.
Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan
bagi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dalam upaya mempertahankan
keputusan berkunjung wisatawan melalui bauran produk Museum,
sehingga dapat memberikan masukan dalam upaya mempertahankan
keputusan berkunjung wisatawan pada Museum Jawa Tengah
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian.
Objek yang diteliti adalah Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, yang
dilakukan oleh peneliti, di Kota Semarang pada tanggal 25 febuari.
Penelitian ini menganalisis variabel bebas yaitu, Bauran produk Museum (X)
Sedangkan keputusan berkunjung wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki
indikator berdasarkan pilihan produk, merek, penyalur, jumlah berkunjung, dan
waktu berkunjung. Berdasarkan objek diatas, maka akan di analisis mengenai
pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
3.2. Metode Penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan.
Jenis penelitian terbagi menjadi 2 jenis penelitian yaitu Penelitian
descriptive dan verifikatif. menurut (Sukmadinata 2007), penelitian kuantitatif
merupakan “penelitian yang mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang
diteliti dan menggunakan instrumen-instrumen formal standar, dan bersifat
mengukur”. Jadi penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh pengaruh
tentang bauran produk Museum (X). Sedangkan keputusan berkunjung
wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki indikator berdasarkan pilihan
Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode Descriptive Survey dan Explanatory Survey. Menurut Kerlinger
dalam Sugiyono (2008:7) bahwa metode Descriptive Survey dan Explanatory
Survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan
antar variabel. Biasanya metode penelitian ini, menggunakan informasi dari
populasi langsung di tempat kejadian dengan tujuan mengetahui pendapat
wisatawan dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, maka
pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2002:45) adalah Cross
Sectional, yaitu “metode penelitian dengan cara mempelajari objek, dalam kurun
waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam waktu jangka panjang“
3.3. Operasionalisasi variabel.
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini, merupakan variabel terikat
yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas), bauran
produk Museum (X) sebagai sub variabel. Sedangkan keputusan berkunjung
wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki indikator berdasarkan pilihan
produk, merek, penyalur, jumlah berkunjung, dan waktu berkunjung.
Pengoperasi dari kedua variabel yang dijadikan objek penelitian ini
[image:33.595.113.515.245.649.2]menggunakan skala ordinal, secara lebih rinci dapat digambarkan oleh Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item Bauran produk Museum (X) Kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. (Kotler and Keller, 2012)
Core product Manfaat yang
sebenarnya dibutuhkan dan akan di konsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. (Kotler2000: 428) Manfaat adanya kegiatan pameran di berbagai daerah Tingkat manfaat adanya kegiatan pameran di berbagai daerah.
Ordinal B.1.1
Manfaat menyaksikan barang
koleksi perhiasan emas di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Tingkat manfaat dalam
menyaksikan barang
Koleksi perhiasan emas di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 1.2
Facilitating product Segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka memberikan suatu kenyamanan serta nilai kepada pengunjung. Kemenarikan adanya ruang apresiasi Tingkat Kemenarikan adanya ruang apresiasi
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item (Zakiah drajat, 2008). Kemenarikan ruang audiovisual di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan ruang audiovisual di
Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita
Ordinal B 2.2
Kemenarikan adanya ruang istrirahat Tingkat Kemenarikan adanya ruang istrirahat
Ordinal B 2.3
Kemenarikan adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 2.4
Kesesuaian lahan Parkir yang luas
Tingkat
Kesesuaian lahan Parkir yang luas
Ordinal B 2.5
Kemenarikan menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat Tingkat Kemenarikan menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item Supporting product kumpulan dari elemen- elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogianto, 2005) Kesesuaian penataan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kesesuaian Penataan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 3.1
Kesesuaian papan informasi yang diberikan di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
Tingkat
Kesesuaian papan informasi yang diberikan
di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
Ordinal B 3.2
Kemenarikan souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 3.3
Kesesuaian pencahayaan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan Tingkat Kesesuaian pencahayaan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan
Ordinal B 3.4
Physical
environment
Salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi, sehingga menimbulkan Pelayanan keamanan tempat penyimpanan barang. Tingkat Pelayanan keamanan tempat penyimpanan barang.
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item rasa nyaman, tentram, dan dan dapat meningkatkan yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut. (Sihombing, 2004) Kenyamanan AC pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu
Tingkat
Kenyamanan AC pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu
Ordinal B 4.2
Kebersihan ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kebersihan ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 4.3
Kesesuaian pelayanan informasi yang diberikan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kesesuaian pelayanan informasi yang diberikan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 4.4
Customer Interaction with Service delivery system Interaksi dinamis mempengaruhi kognisi,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan aspek pertukaran kehidupan Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium Tingkat Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item (Peter & Olson,
2010) Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal B 5.2
Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apresiasi untuk kegiatan kesenian Tingkat Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apresiasi untuk kegiatan kesenian
Ordinal B 5.3
Ketertarikan pengunjung dalam menggunakan ruang audiovisual Tingkat Ketertarikan pengunjung dalam menggunakan ruang audiovisual
Ordinal B 5.4
Customer Interaction With Others customers Semua kegiatan konsumen yang berhubungan dengan pembelian, penggunaan, pembuangan, barang dan jasa termasuk emosi konsumen, mental, dan respon perilaku yang mendahului, menentukan Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui koleksi ruang pengkajian dan pelestarian Tingkat Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui koleksi ruang pengkajian dan pelestarian
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item atau
mengikuti kegiatan ini. (Kardes, Maria
L Cronley,
2011) Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui cerita maupun sejarah dari koleksi benda bersejarah Tingkat Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui cerita maupun sejarah dari koleksi benda bersejarah
Ordinal B 6.2
Customer coproduction suatu proses bahwa pelanggan tidak hanya membeli dan menggunakan jasa, mereka memainkan peran aktif dalam penghan taran jasa itu pada setiap langkah.
(Kotler & Keller, 2013:47) Kesesuaian penataan dan informasi benda koleksi Museum sesuai dengan harapan Tingkat Kesesuaian penataan dan informasi benda koleksi Museum sesuai dengan harapan
Ordinal B 7.1
Kualitas penyampaian koleksi benda Museum sesuai dengan harapan Tingkat kualitas penyampaian koleksi benda Museum sesuai dengan harapan
Ordinal B 7.2
Kualitas diberikannya buku Souvenir tentang Tingkat kualitas diberikannya buku
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item bersejarah Koleksi benda
bersejarah Keputusan berkunjung (Y) Tahap keputusan di mana wisatawan secara aktual melakukan pembelian produk wisata (diadopsi dari Kotler & Amstrong, 2008:199) Pilihan produk Pemilihan
produk adalah pengunjung dapat mengambil keputusan membeli sebuah produk wisata atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kualitas pelayanan yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal C1.1
Kenyamanan pengunjung dalam menggunakan ruang istrirahat Tingkat kenyamanan pengunjung dalam menggunakan ruang istrirahat
Ordinal C1.2
Keamanan pengunjung dalam menggunakan perpustakaan untuk mengetahui Tingkat keamanan pengunjung dalam menggunakan perpustakaan untuk mengetahui
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item sejarah sejarah.
Kenyamanan pengunjung dalam menggunakan taman bermain Tingkat kenyamanan pengunjung dalam menggunakan taman bermain
Ordinal C1.4
Kelengkapan fasilitas berupa masjid dan toilet
Tingkat kelengkapan fasilitas berupa masjid dan toilet
Ordinal C1.5
Pilihan merek Pengunjung harus Mengambil keputusan tentang merek tentang akan dibeli. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kemudahan pengunjung mengenali logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat kemudahan Pengunjung Mengenali logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal C2.1
Pengalaman pengunjung yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat pengalaman pengunjung yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal C2.2
Citra Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang dipopulerkan oleh pengunjung Tingkat Citra Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang dipopulerkan oleh pengunjung
Ordinal C.2.3
Kemudahan Mengingat merek Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat kemudahan dalam mengingat merek Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Ordinal C2.2
Pilihan penyalur Pengunjung harus
Kemudahan mengunjungi
Tingkat kemudahan
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item keputusan
berkunjung ke daya tarik wisata
melalui
agen atau
travel. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui agen atau travel Kenyamanan berwisata ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Tingkat kenyamanan berwisata Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui agen atau
travel
Ordinal C3.2
Keamanan berwisata ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Tingkat keamanan berwisata Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Melalui agen atau
Travel
Ordinal C3.3
Kemudahan lokasi yang strategis Tingkat kemudahan Lokasi yang Strategis
Ordinal C3.4
Kemudahan transportasi yang digunakan Tingkat kemudahan transportasi yang digunakan
Ordinal C3.5
Pilihan Jumlah berkunjung Seberapa banyak pengunjung mengunjungi sebuah destinasi wisata. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kesesuaian pengunjung yang berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai dengan kebutuhannya Tingkat kesesuain pengunjung yang berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai dengan kebutuhannya
Sub variabel/ Variabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No.
Item Frekuensi
berwisata
di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita
Tingkat berwisata di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita
Ordinal C4.2
Pemilihan Waktu berkunjung Pengunjung dapat memilih waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Berkunjung pada saat weekkend (sabtu-minggu) Tingkat kesukaan berkunjung pada weekkend
Ordinal C5.1
Berkunjung pada saat
libur nasional
Tingkat kesukaan berkunjung pada saat libur nasional
Ordinal C5.2
Berkunjung pada waktu-waktu khusus (misalnya merayakan ulang tahun sekolah )
Tingkat kesukaan berkunjung pada saat merayakan ulang tahun.
Ordinal C5.3
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
3.4. Sumber Data Dan Cara Penentuan Data.
Dalam suatu penelitian, data apa saja yang akan dikumpulkan sudah tentu
sesuai dengan tujuannya. Dimana tujuan penelitian pada umumnya dirumuskan
atas dasar permasalahan yang hendak dicarikan solusinya. Banyak cara yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu data, bisa melakukan dengan pengukuran
langsung pada objek pengamatan baik dilakukan oleh peneliti atau menggunakan
jasa pihak lain. Data pada umumnya dibedakan menjadi 2 macam :
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
sendiri baik perorangan maupun organisasi, baik dari publikasi seperti
laporan maupun dari lembaga-lembaga yang terkait. (Sumber: Sugiyono,
2012). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah seluruh data
yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait atau berhubungan dengan
objek yang diteliti.
2) Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
berupa publikasi atau data penelitian di mana subjeknya tidak berhubungan
langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dalam memberikan
informasi untuk bahan penelitian. (Sumber: Sugiyono, 2012). Di dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, jurnal, serta
[image:44.595.108.550.241.748.2]situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Kategori Data Sumber Data
1. Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Sekunder Buku Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita.. 2. Struktur organisasi dan fasilitas Sekunder Buku Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita. 3. Tingkat kunjungan wisatawan
ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Sekunder Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah. 4. Tingkat kunjungan wisatawan
ke Kota Semarang.
Sekunder Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah. 5. Tingkat kunjungan wisatawan
ke Provinsi Jawa Tengah
Sekunder Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah. 6. Data kunjungan wisatawan
Ke Indonesia
Sekunder www.bps.com
8. Tanggapan pengunjung
Mengenai bauran produk Museum Yang dilakukan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Primer Pengunjung
9. Tanggapan pengunjung Mengenai keputusan berkunjung di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Primer Pengunjung
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.
A. Populasi
merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau
keseluruhan objek yang akan diamati. Objek yang diamati dapat berupa
benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada dalam objek
tersebut dapat diukur atau diamati. Populasi terdapat dua bagian yaitu ada
populasi yang tak terbatas dan populasi yang dapat diketahui jumlahnya.
Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut “parameter”
yaitu harga rata-rata hitung (mean) dan simpangan baku (standard
deviasi). (Sumber: Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.
Penjelasan di atas, menyimpulkan bahwa populasi diteliti harus
dimensi waktu dan tempat, salah satunya adalah wisatawan Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita tahun 2012 sebesar 38.562.
B. Sampel
Dalam populasi tidak semua anggota populasi harus diukur, tetapi
sebagian saja. Oleh karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penulis serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti seperti
apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:73), yaitu:
Dalam populasi besar peneliti tidak mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti, dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulanya akan diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
benar-benar representatif (mewakili). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:73)
yang dimaksud dengan sampel adalah“bagian dari wilayah, jumlah, dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau bagian dari populasi yang
menjadi objek penelitian”. Setiap sampel diteliti, kesimpulan dari hasil
tersebut akan diberlakukan untuk daerah sampel. Untuk itu sampel yang
diambil harus benar-benar representatif. Dalam menentukan hasil
pengukuran dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane (Riduwan,
2008:65) sebagai berikut:
n =
) ( 1 Nd2
N
N = ukuran populasi
d = tingkat presisi yang ditetapkan (10%)
Berdasarkan rumus dan asumsi di atas, diperoleh sampel minimal
sebagai berikut:
n = 2
) 1 , 0 ( ) 562 . 38 ( 1
562 . 38
= 99,99 dibulatkan jadi 100 orang
C. Teknik sampling
Teknik sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel, yang
digunakan dalam penelitian atau teknik yang akan dipakai dalam
pengambilan sampel yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:77)
mengemukakan bahwa “ Teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel”. Menurut Sugiyono Sampling sistematis merupakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Langkah-langkah dalam mendapatkan data, yaitu
sebagai berikut:
1. Menentukan populasi, dalam penelitian ini yang menjadi tempat
populasi adalah Pengunjung umum Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
2. Menentukan ukuran sampel, rumus yang digunakan untuk mencari
sampel dalam penelitian ini adalah rumus Taro Yamane.
3.6. Teknik pengumpulan data.
a. Kuesioner
Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya
serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes.
b. Wawancara
Dalam teknik komunikasi langsung dengan Ibu Supriyatin selaku Staff
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kegiatan yang ada di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
c. Observasi
Observasi di lakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan
langsung terhadap destinasi yang diteliti, yaitu Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita, khususnya mengenai bauran produk Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
d. Studiliteratur
Studi literatur merupakan suatu cara maupun usaha pengumpulan berbagai
informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang kaitannya dengan
masalah variabel yang diteliti, yaitu bauran produk Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita dan Keputusan berkunjung. Teknik pengumpulan data dapat
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
No Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
1. Kuesioner Wisatawan Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita
2. Wawancara Staff Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita
3. Observasi Pengamatan Kegiatan
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
4. Studi Literatur Teori mengenai
bauran produk Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Sumber: Moditifisikasi dari berbagai literatur, 2012
3.7 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas.
Setelah data yang didapat dari responden melalui kuesioner terkumpul,
yang selanjutnya adalah mengolah data dan menafsirkan data, sehingga dari
hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel Bauran produk Museum
(X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keputusan berkunjung (Y).
validitas dan uji reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas
data yang diperoleh.
3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan
dari suatu intrumnen pertanyaan per variabel untuk menunjukkan sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur untuk melakukan fungsinya. Semakin
tinggi validitas alat ukur maka semakin kecil varian kesalahannya. Dengan
demikian uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus kolerasi Product Moment
Pearson, yaitu : (Arikunto, 2009:146)
n (Σxy)-Σx.Σy
rxy = √ {nΣx2-(Σx)2 n Σy2-(Σy)2}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi Product Moment Pearson
Dengan kriteria, jika diperoleh r hitung >r tabel, butir pertanyaan tersebut
valid, tetapi jika rhitung <r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor
item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.
Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang
ingin diungkap. Selanjutnya uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
[image:51.595.110.518.248.762.2]Program SPSS ver 15 for windows.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas No.
Item
Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Core Product
1. Manfaat adanya kegiatan pameran di
berbagai daerah
0,446 0,3 Valid
2. Manfaat menyaksikan barang
koleksi perhiasan emas di Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita
0,399 0,3 Valid
Facilitating product
1. Kemenarikan adanya ruang apresiasi
0,668 0,3 Valid
2. Kemenarikan ruang audiovisual di Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita
0,563 0,3 Valid
istrirahat 4. Kemenarikan
adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
0,563 0,3 Valid
5. Kesesuaian lahan Parkir yang luas
0,679 0,3 Valid
6. Kemenarikan menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat
0,581 0,3 Valid
Supporting product
1. Kesesuaian penataan koleksi Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita
0,537 0,3 Valid
2. Kesesuaian
papan informasi yang diberikan di
Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita.
0,598 0,3 Valid
3. Kemenarikan souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
0,636 0,3 Valid
4. Kesesuaian
pencahayaan koleksi Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan
0,654 0,3 Valid
Physical environment
1. Pelayanan keamanan tempat penyimpanan barang.
2. Kenyamanan AC pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu
0,669 0,3 Valid
3. Kebersihan ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
0,738 0,3 Valid
4. Kesesuaian pelayanan informasi yang
diberikan Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita
0,713 0,3 Valid
Customer interaction With service delivery System
1. Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium
0,623 0,3 Valid
2. Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
0,794 0,3 Valid
3. Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apresiasi untuk kegiatan kesenian
0,673 0,3 Valid
4. Ketertarikan pengunjung
dalam menggunakan ruang audiovisual