• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Guntar, 2013

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA

(Survei pada Pengunjung Umum di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Muhamad Guntar S 0607188

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Muhamad Guntar, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH

RANGGAWARSITA

(Survei pada Pengunjung Umum di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita)

Skripsi ini disetujui dan di sahkan oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Gitasiswhara, SE, Par, MM Bagja Waluya S,Pd NIP. 19730510 200812 1 002 NIP. 19721024 200112 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Heri Puspito Diyah Setyorini, MM. NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung jawab yuridis, Ada penulis,

(3)

Muhamad Guntar, 2013

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH

RANGGAWARSITA

Oleh

Muhamad Guntar S

Sebuah skripsi yang Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata

© Muhamad Guntar S 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

i

ABSTRAK

Muhamad Guntar,“ pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita (Survei Pada Pengunjung Umum Museum Jawa Tengah Ranggawarsita). Di bawah bimbingan Gita Siswhara SE,Par , MM dan Bagja Waluya S.Pd

Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi wisata yang cukup tinggi dan salah satu destinasi yang dapat dikunjung di Kota Semarang yaitu Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang telah memberikan kontrbusi terhadap perkembangan pariwisata Kota Semarang, namum pada tahun 2012 Museum Jawa Tengah Ranggawarsita mengalami penurunan tingkat kunjungan hingga -3 %. Hal tersebut diduga karena faktor keputusan berkunjung wisatawan. Oleh karena itu Museum Jawa Tengah Ranggawarsita perlu memperhatikan bauran produk Museum yang terdiri dari Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. dalam rangka meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggapan pengunjung mengenai bauran produk Museum yang terdiri dari Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. Serta bagaimana tanggapan pengunjung terhadap keputusan berkunjung wisatawan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah, dan bagaimana pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Populasi penelitian ini adalah Jenis Pengunjung Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Teknik pengembilan sampel adala sampling sistematis. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan explanatory survey. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis yang dugunakan adalah analisis regresi sederhana (simple regresion).

Pengujian hipotesis menunjukan bahwa bauran produk Museum berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebagai Museum Jawa Tengah.

(5)

ii

ABSTRACT

M Guntar. “effect of product mix decisions museum to tourists visiting the museum central java ranggawarsita”( a Survei on the general museum visitor ranggawwarsita central java). Under the guidance by Gita Siswhara SE,Par,MM and Bajga Waluya S.Pd

Semarang city is the one of central java’s city which have big tourism potential. The one of destination is museum. Semarang city have many museum, one of the museum is Museum Central Java’s Ranggawarsita. Museum Central Java’s Ranggawarsita gave the contribution to semarang’s tourism development.

However, in 2011 Museum Central Java’s Ranggawarsita visit rates decreased by

-3 %. It is suspected because of the decision of visiting tourist. Therefore, Museum Central Java’s Ranggawarsita need to pay attention to the product mix consisting of museum of Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. In order to improve decisions tourists visiting the Museum Central Java’s Ranggawarsita.

Related to phenomena, thus it done research about the effect of tourism product mix to travelers visiting the museum decisions in Museum Central Java’s Ranggawarsita As central java’s historical museum. The problem that thorough in this research is how the conception of museum cental java’s ranggawarsita’s visitor about tourism product mix of museum central java’s ranggawarsita which consist of Core product, facilitating product, supporting product, physical environment, customer interaction with service delivery system, customer interaction with others customer, and customer coproduction. How the conseption of museum central java’s ranggawarsita visitor to decisions visited tourist of museum central java’s rangawarsita historical museum, and how the effect of tourism product mix to decisions visited tourist of museum cental java’s ranggawarsita as central java’s ranggawarsita museum.

Tecnique of sampling that used is systematic sampling technique. The method in that used in this reseacrh is descriptive and explanatory survey. The data that used is primary data and secondary data. Technique analysis that used is simple regresion analysis. The result of hypothesis examination indicated taht there is effect of tourism product mic to decisions visited tourist of museum central java’s ranggawarsita as central java’s historical museum.

(6)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... DAFTAR PUSTAKA ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 17

1.3.1 Tujuan Penelitian... 17

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 19

2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 19

(7)

vii

2.1.3 Konsep Pemasaran Museum ... 30

2.1.4 Konsep Bauran Produk Museum ... 32

2.1.1.1 Karakteristik Jasa Pariwisata ... 36

2.1.1.2 Bauran Pemasaran Pariwisata ... 38

2.1.1.3 Konsep Bauran Produk Museum ... 42

2.1.2 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 52

2.1.2.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Berkunjung ... 53

2.1.2.2 Jenis Perilaku Berkunjung ... 58

2.1.2.3 Tipe-Tipe Wisatawan dalam mengambil Keputusan Berkunjung .. 59

2.1.2.4 Peran Wisatawan dalam Keputusan Berkunjung ... 60

2.1.3 Pengaruh Bauran Produk Museum terhadap Keputusan Berkunjung wisatawan ... 61

2.1.4 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian ... 62

2.2 Kerangka Pemikiran ... 65

2.3 Hipotesis ... 70

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 72

3.1 Objek Penelitian ... 72

3.2 Metode Penelitian... 72

3.2.1 Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan ... 72

3.3 Operasionalisasi Variabel... 73

3.4 Sumber Data dan Cara Penentuan Data ... 84

(8)

viii

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 88

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 90

3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian Validitas ... 91

3.7.2 Pengujian Reliabilitas... 98

3.8 Rancangan Analisis Data ... 100

3.8.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 100

3.8.2 Rancangan Analisis Regresi ... 101

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

4.1 Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dan Keputusan Berkunjung Di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103

4.1.1 Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103

4.1.1.1 Indentitas Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 103

4.1.1.2 Sejarah Singkat... 104

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 104

4.1.2 Profil Pengunjung Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 105

4.1.2.1 Karakteristik Pengunjung Umum ... 105

4.1.2.2 Jenis Kelamin Pengunjung Umum ... 105

4.1.2.3 Tingkat Pendidikan Pengunjung Umum ... 109

4.1.2.4 Karakteristik Pengunjung Umum berdasarkan Status Pernikahan.... 113

4.1.2.5 Tingkat Usia Pengunjung Umum ... 116

4.1.2.6 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Pekerjaan ... 120

(9)

ix

4.1.3 Gambaran Deskriptif Variabel Penelitian ... 107

4.1.3.1 Bauran Produk ... 125

4.1.3.2 Keputusan Berkunjung ... 140

4.1.4 Uji F ... 152

4.1.5 Hasil Analisis Regresi ... 153

4.1.5.1 Pengujian Hipotesis ... 155

4.1.5.2 Koefisien Determinasi ... 156

4.1.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 158

4.1.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 158

4.1.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 159

4.1.7 Pembahasan ... 160

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 164

5.1 Kesimpulan ... 164

5.2 Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Indonesia. ... 3

Tabel 1.2. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Provinsi Jawa Tengah. ... 7

Tabel 1.3. Data Kunjungan Wisatawan Kota Semarang Tahun 2012... 10

Tabel 1.4. Data Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Kota Semarang 2012 ... 12

Tabel 1.5. Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 14

Tabel 1.6 Strategi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita ... 15

Tabel 2.1. Teori Para Ahli Bauran Pemasaran. ... 40

Tabel 2.2. Pengertian Museum Menurut Ahli ... 43

Tabel 2.3. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Core product. ... 44

Tabel 2.4. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Facilitating product. ... 45

Tabel 2.5. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Supporting product. ... 46

Tabel 2.6. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Physical Environment. ... 47

Tabel 2.7. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Customer Interaction With Service Delivery System. ... 48

(11)

xi

With Others Customer ... 49

Tabel 2.9. Pengertian Beberapa Para Ahli Mengenai Customer Coproduction. ... 50

Tabel 2.8. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh bauran produk terhadap keputusan berkunjung. ... 63

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel ... 74

Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data ... 85

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 90

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas ... 92

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Variabel X dan Y ... 100

Tabel 4.1 Case Processing Summary ... 106

Tabel 4.2 Jeniskelamin * Pendidikan Crosstabulation ... 107

Tabel 4.3 Chi-Square Tests ... 108

Tabel 4.4 Case Processing Summary ... 110

Tabel 4.5 PENDIDIKAN * STATUS Crosstabulation ... 111

Tabel 4.6 Chi-Square Tests ... 112

Tabel 4.7 Case Processing Summary ... 114

Tabel 4.8 STATUS * UMUR Crosstabulation ... 115

Tabel 4.9 Chi-Square Tests ... 116

Tabel 4.10 Case Processing Summary ... 117

Tabel 4.11 UMUR * PEKERJAAN Crosstabulation ... 118

Tabel 4.12 Chi-Square Tests ... 119

(12)

xii

Tabel 4.14 PEKERJAAN * PENDAPATAN Crosstabulation ... 122

Tabel 4.15 Chi-Square Tests ... 123

Tabel 4.16 Frekuensi Jawaban Core Product ... 125

Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Facilitating Product ... 126

Tabel 4.18 Frekuensi Jawaban Supporting Product ... 127

Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Physical environment ... 132

Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban Customer interaction with delivery system... 134

Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Customer interaction with others customer ... 136

Tabel 4.22 Frekuensi Jawaban Customer coproduction ... 138

Tabel 4.23 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Produk... 140

Tabel 4.24 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Merek ... 143

Tabel 4.25 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Penyalur ... 145

Tabel 4.26 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Jumlah ... 148

Tabel 4.27 Frekuensi Jawaban Keputusan Berkunjung Berdasarkan Waktu Berkunjung ... 150

Tabel 4.28 ANOVAb ... 152

Tabel 4.29 Analisis Regresi ... 153

Tabel 4.30 Hasil Uji Signifikansi ... 155

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Core Marketing Concepts ... 32

Gambar 2.2. Kontinium untuk Setiap Karakteristik Jasa ... 37

Gambar 2.3. Tingkat Produk. ... 51

Gambar 2.4. Model Perilaku Konsumen. ... 57

Gambar 2.5. Kerangka pemikiran pengaruh bauran produk museum terhadap keputusan berkunjung. ... 69

Gambar 2.6. Paragidma penelitian ... 70

Gambar 4.1 Jenis Kelamin Pengunjung Umum ... 103

Gambar 4.2 Tingkat Pendidikan Pengunjung Umum ... 109

Gambar 4.3 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Status Pernikahan ... 113

Gambar 4.4 Tingkat Usia Pengunjung Umum ... 116

Gambar 4.5 Karakteristik Pengunjung Umum Berdasarkan Pekerjaan ... 120

(14)
(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian.

Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik

perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan

perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata

merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi

yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam

mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks meliputi industri-industri seperti

industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan dan transportasi.

Sebagai industri jasa yang digolongkan sebagai industri ketiga, pariwisata cukup

berperan penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja,

dengan alasan semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap

sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang.

Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Selain itu berkembangnya sektor

pariwisata di suatu wilayah dapat memicu perkembangan pada sektor-sektor

(16)

Hal ini tidaklah berlebihan mengingat potensi kepariwisataan yang dimiliki

Indonesia cukup besar, bahkan banyak diantaranya belum dimanfatkan secara

optimal terutama menyangkut wisata alam, wisata minat khusus dan wisata

budaya.

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 pasal 1

ayat 9, Industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling

terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, sekaligus suatu bisnis yang

menjadi sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa

kepada wisatawan.

Industri pariwisata terdiri dari beberapa industri yang mendukung, salah

satunya industri jasa. Industri jasa berkaitan dengan tujuan destinasi yang dituju

oleh wisatawan. Sifat jasa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu

Intangible (tidak berwujud), Tangible ( berwujud). Menurut Kotler and Keller

(2008), jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Hal ini terjadi dalam indutri jasa, yang

prosesnya berhubungan antara kedua belah pihak yang saling menguntungkan

antara pihak konsumen dan pihak pemberi jasa yang dituju oleh wisatawan.

Kebutuhan wisatawan terhadap suatu daya tarik wisata, meningkat seiring

dengan keinginantahuan akan suatu destiansi yang dituju, dengan masuknya

wisatawan mancanegara, maka destinasi yang dituju oleh suatu wisatawan akan

(17)

yang cukup signifikan, ini menunjukan bahwa minat wisatawan untuk berkunjung

ke Indonesia cukup besar. Hal ini didukung berdasarkan Undang-Undang

Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara

serta interaksi antara wisatawan, masyarakat setempat, sesama wisatawan,

pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

Pola kunjungan yang berubah sesuai dengan kebutuhan wisatawan

terhadap suatu destinasi, akan memberikan dampak yang berpengaruh terhadap

tingkat keputusan berkunjung ke suatu negara yang menjadi tujuan wisatawan,

dari tahun ke tahun. ini terlihat dari Tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Indonesia.

Tahun Wisman (%) Wisnus (%)

2007 5.505.759 5.158.441

2008 6.234.497 11,6 % 4.996.594 -3,2 %

2009 6.323.730 1,41 % 5.053.269 1,12 %

2010 7.002.944 9,6 % 6.235.606 18,9 %

2011 7.649.731 8,4 % 6.750.416 7,6 %

2012 8.044.462 4,9 % 4.814.587 -40 %

45.632.474 27.396.913

Sumber :Pusdatin Kemenparekraf & Badan Pusat Statistik 2013.

Berdasarkan Tabel 1.1. diketahui bahwa pada tahun 2007 sampai 2008

kunjungan wisman mengalami peningkatan sebesar 11,6 %, karena pemerintah

Indonesia mulai mengadakan event-event pariwisata untuk menarik wisatawan

(18)

meningkatkan pariwisatanya di daerah, Salah satunya dengan memperbaiki sarana

dan prasarana maupun menambah sarana penunjang pariwisata. Sumber:

(kementrian pariwisata). Sedangkan tahun 2008 sampai 2009, mengalami

peningkatan sebesar 1,41 %, dikarenakan pemerintah ingin meningkatkan kembali

pariwisata Indonesia melalui program visit Indonesia 2009 yang merupakan

program promosi pariwisata yang diharapkan mendatangkan wisatawan luar

negeri untuk berkunjung ke Indonesia. Sumber: ( kementrian pariwisata). Tahun

2010 wisman yang berkunjung mengalami peningkatan sebesar 9,6 %, kerjasama

sinergis antara Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan masyarakat dalam

mengembangkan sektor pariwisata di daerah, agar dapat terwujud manajemen

kepariwisataan yang baik pada seluruh bidang pendukung, sehingga dapat

memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tarik wisatawan, yang pada

gilirannya akan meningkatkan pendapatan asli daerah, pendapatan masyarakat,

dan berkontribusi pula terhadap peningkatan devisa negara. Sumber:

(www.djkd.kemendagri.go.id). Tahun 2011 wisman yang berkunjung mengalami

peningkatan sebesar 8,4 %, hal ini dikarenakan stabilitas politik, penawaran

wisata yang menarik, dan keindahan alam Indonesia merupakan faktor utama

wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Sumber: (kementrian pariwisata dan

ekonomi kreatif). Ketiga faktor utama ini menjadi penilaian dan informasi yang

dicari wisatawan jika ingin melakukan kunjungan destinasi ke suatu Negara yang

dituju. Dan tahun 2012 wisman yang berkunjung mengalami peningkatan ke

Indonesia sebesar 4,9 %. Menurut Wakil Menteri Kemenparekraf Sapta

(19)

disebabkan oleh strategi promosi pemerintah dengan meningkatkan koordinasi

dengan kementerian lain, pemerintah daerah, serta stakeholder terkait untuk

memperbaiki aspek infrastruktur, konektivitas dan pelayanan. Sebab, lanjutnya,

tiga aspek ini berperan penting untuk meningkatkan kedatangan dan pergerakan

wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sumber:

(kompas kadek). Hal tersebut diiringi oleh kunjungan wisnus yang pada tahun

2007 sampai 2008 mengalami penurunan sebesar -3,2 %, sedangkan pada tahun

2008 sampai 2009, wisnus mengalami peningkatan sebesar 1,12 %, tahun 2010,

wisnus mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 18,9 %, tahun 2011

wisnus mengalami penurunan sebesar -7,6 %, dan pada tahun 2012 wisnus

mengalami penurunan sebesar -40 %. Menurut roomysyahputra terjadinya

penurunan ini disebabkan terkait kasus-kasus bernuansa SARA yang banyak

mempengaruhi pariwisata di Indonesia karena tujuan atau destinasi daya wisata

menjadi lebih terbatas serta kurangnya ketersediaan infrastruktur yang

mendukung. Para wisatawan mancanegara akan cenderung membatalkan rencana

kedatangan mereka ke daerah konflik termasuk daerah di sekitarnya.

(Sumber:artikel rommysyahputar)

Salah satu usaha pengembangan industri pariwisata di Indonesia yang

sesuai adalah destinasi. Destinasi yang berada di Indonesia memiliki potensi yang

dapat dikembangkan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke suatu daerah.

Pola kunjungan wisatawan yang mengalami perubahan setiap tahun, akan diikuti

(20)

satu potensi tersebut adalah dengan mengembangkan destinasi, akses, dan

akomondasi yang diperlukan oleh wisatawan.

Jawa Tengah memiliki potensi pariwisata yang berbeda dan unik serta

memiliki aspek ketersediaan, baik dalam sarana dan prasarana wisata yang

diharapkan tersedia di sekitar kawasan wisata diantaranya prasarana umum,

sarana prasarana wisata. Sarana transportasi, serta sarana pelengkap lainnya.

Sementara itu, masing-masing daya tarik wisata di Jawa Tengah, saat ini belum

memiliki sarana prasarana penunjang yang lengkap. Hal ini menjadi salah satu

alasan sulit berkembangnya kegiatan wisata di daya tarik wisata tersebut. Sarana

dan prasarana yang diharapkan adalah memiliki ketersediaan di sekitar daya tarik

wisata. Dalam pengembangan pariwisata Jawa Tengah, tidak lepas dari peran

berbagai sektor, dan instansi pendukung lainnya, sehingga peran dari seluruh

sektor pendukung perlu dioptimalkan.

Konsep pengembangan pariwisata di Jawa Tengah dapat dilaksanakan

dengan tetap memperhatikan aspek konservasi, ekonomi, pendidikan, pelatihan,

partisipasi masyarakat dan rekreasi. Potensi daya tarik wisata yang terdapat di

Jawa Tengah sesuai dengan daya tarik sumber daya alam dan budaya lokalnya

(masyarakat setempat), sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai

kawasan wisata alam dan sejarah budaya di masa yang akan datang. Kegiatan

wisata yang dikembangkan dapat diarahkan pada wisata minat khusus (special

interest) yang cenderung lebih memanfaatkan alam sebagai setting. kegiatannya

(resource-based recreation), sehingga pengembangan wisata dapat berlanjut

(21)

dikembangkan, yaitu wisata sejarah, wisata edukatif, wisata tirta, wisata budaya,

wisata petualangan, agrowisata serta wisata harian (piknik).

Pada beberapa tahun yang lalu, keputusan wisman untuk berkunjung ke

Jawa Tengah mengalami peningkatan, sebagai contoh data kunjungan wisata dari

tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan, tahun 2010

mengalami penurunan, serta pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan

yang signifikan. Hal ini secara dapat dilihat dari Tabel 1.2.

Tabel 1.2.

Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Provinsi Jawa Tengah.

Tahun Wisman (%) Wisnus (%)

2006 290.217 15.023.901

2007 302.116 3,9 % 15.762.394 4,6 %

2008 302.977 0,2 % 16.253.107 3,0 %

2009 308.519 1,7 % 21.515.598 24 %

2010 146.969 -109 % 2.018.666 -965 %

2011 381.514 61 % 21.838.351 90.7 %

2012 372.463 -2,4 % 25.240.021 13,4 %

1.732.312 92.412.017

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013.

Pertumbuhan ini menjelaskan bahwa pariwisata memiliki potensi

untuk terus dikembangkan khususnya di Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan

persentase kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah meningkat dari tahun 2006

sampai tahun 2009, walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan, dan pada

tahun 2011 mengalami peningkatan serta tahun 2012 mengalami peningkatan

yang signifikan.

Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui wisman yang berkunjung ke Jawa

Tengah pada tahun 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 3,9 %, dan

(22)

Pada tahun 2008 sampai 2009 terjadi penurunan wisman sebesar 1,7 %, lalu pada

tahun 2009 sampai 2010 terjadi penurunan wisman sebesar -109 %, pada tahun

2011 terjadi peningkatan sebesar 61 %, tetapi pada tahun 2012 mengalami

penurunan signifikan sebesar -2,4 %. Hal ini pun sejalan dengan perkembangan

wisnus yang pada tahun 2006 sampai pada 2007wisnus mengalami peningkatan

sebesar 4,6 %, dan pada tahun 2007 sampai 2008 wisnus mengalami peningkatan

sebesar 3,0 %, serta pada tahun 2008 sampai 2009, wisnus mengalami

peningkatan sebesar 24 %, tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan kunjungan

wisnus yang signifikan yaitu sebesar -965 %, pada tahun 2011 terjadi peningkatan

sebesar 90,7 %, tetapi tahun 2012 mengalami peningkatan signifikan sebesar 13,4

%. Menurut pendapat staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah

Penurunan wisatawan tahun 2010 disebabkan kurangnya minat wisatawan yang

berkunjung ke Jawa Tengah serta kurangnya pengembangan dan perawatan daya

tarik wisata Jawa Tengah.

Pertumbuhan jumlah wisatawan yang memberikan kontribusi

perekonomian suatu daerah dan masyrakat, dapat didukung oleh produk

kebudayaan sebagai warisan leluhur, baik yang Tangible maupun Ingtangible. Ini

dikarenakan produk kebudayaan tersebut sarat dengan nilai-nilai spiritual,

religius, etika, dan moral. Hal ini sangat diperlukan, karena sejalan dengan

meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur juga

meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan tentang tujuan daya

tarik wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk

(23)

Kota Semarang banyak memiliki daya tarik wisata dan aktivitas menarik

lainnya, serta hal ini menjadi gaya tersendiri di masyarakat Kota Semarang.

Keadaan ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat Semarang dalam menjadikan

pariwisata Kota Semarang menjadi lebih baik lagi. Dalam upaya pengembangan

pariwisata Kota Semarang, saat ini banyak potensi wisata yang ada di beberapa

Kota Semarang mulai dibenahi baik dalam penataan insfrastruktur, akomondasi,

dan transportasi. Hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan industri jasa

yang tengah dirintis di Kota tersebut. Langkah ini juga sekaligus sebagai

pengembangan kawasan destinasi di Semarang.

Pengembangan destinasi saat ini, memerlukan keterpaduan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mempromosikan daya tarik wisata. Untuk

itu, dibutuhkan keterbukaan dalam koordinasi dan keahlian promosi secara

terpadu. Di mana hal ini, dapat membawa dampak positif terhadap jumlah

kunjungan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kesempatan bekerja,

kesempatan berusaha, menjalin hubungan budaya, dan persahabatan. Untuk

mewujudkan hal itu, maka dibutuhkan persiapan sumber daya manusia pariwisata

yang sesuai standar internasional, sehingga bisa menyatukan semua kekuatan

dalam mengembangkan pariwisata. Hal ini pun harus mendapat dukungan dan

strategi pembinaan serta kebijakan dari Pemerintah, sehingga bisa menciptakan

kenyamanan, kebersihan, kesehatan, kewajaran, kelancaran, serta keunikan yang

berbeda yang bisa dirasakan oleh wisatawan.

Minat wisatawan mengunjungi Kota Semarang sampai saat ini tetap tinggi,

(24)

walaupun banyak kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam

pengembangan daya tarik wisata, ternyata tidak mengubah minat kunjungan

wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Kota Semarang. Adapun

kunjungan wisatawan ke Kota Semarang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3.

Data Kunjungan Wisatawan Kota Semarang Tahun 2012.

Tahun Wisman (%) Wisnus (%)

2006 5.706 605.359

2007 13.035 56 % 1.373.275 55 %

2008 7.240 -80 % 1.157.273 -18 %

2009 7.527 3.8 % 1.234.566 6.2 %

2010 3.627 -107 % 1.099.225 -12 %

2011 5.015 27 % 1.157.590 5,04 %

2012 3.778 -32% 4.226.852 72 %

45.928 10.854.140

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2013.

Berdasarkan Tabel 1.3. dapat diketahui bahwa wisman yang berkunjung ke

Kota Semarang dari tahun 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 56

%, sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar -80 % , dan pada

tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 3,8 %, serta tahun 2010 mengalami

penurunan yang signifikan sebesar -107 %, dan pada tahun 2011 mengalami

peningkatan sebesar 27 %, tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan

signifikan sebesar-32 %. Hal ini diikuti oleh kunjungan wisnus yang pada tahun

2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar 55 %, sedangkan pada tahun

2008 wisnus mengalami penurunan sebesar -18 %, dan pada tahun 2009

mengalami peningkatan sebesar 6,2 %, serta pada tahun 2010 mengalami

penurunan lagi sebesar -12 %, dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan

(25)

Pola kunjungan yang berubah sesuai dengan kebutuhan wisatawan

terhadap suatu destinasi, akan memberikan dampak yang berpengaruh terhadap

perekonomian suatu daerah dan masyarakat setempat, dari tahun ke tahun.

Menurut pendapat staf pemerintah Kota Semarang terjadinya peningkatan dan

penurunan wisatawan disebabkan oleh kurangnya pengembangan potensi di

beberapa daya tarik wisata Kota Semarang. Adapun jumlah kunjungan wisatawan

ke daya tarik wisata Kota Semarang adalah sebagaimana berikut :

Tabel 1.4.

Data Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Kota Semarang 2012 Tahun

2011 2012 2011 2012

(26)

n n

1. Goa Kreo 516 27 -1,8 % 11.900 5.981 -98 %

2 Taman Rekreasi Tanjung Mas - - - 58.767 16.985 -245 %

3. Taman Margasatwa Semarang - 5 289.94

3

250.001 -15 %

4. Kampoeng Wisata Taman Lele 64 6 -96 % 30.151 26.846 -12,3 %

5. Taman Rusa dan Hutan Wisata Tinjomoyo

- - - 2.316 2.368 2 %

6. Museum Jamu Ny. Meneer 1.956 4 -48 % 19.561 12.768 -53 %

7. Taman Budaya Raden Saleh - 2 17.546 25.524 31 %

8. Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

932 182 -412 39.814 38.562 -3 %

9. Museum Mandala Bhakti 107 - 8.113 -

10. Museum Rekor Indonesia 1.956 7 -27,8% 9.341 13.572 31 %

Total 5.288 252 4.87.45

2

3.97.767

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2013.

Berdasarkan Tabel 1.4. diketahui kunjungan wisman di beberapa daya

tarik wisata tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama

pada daya tarik wisata Taman Margasatwa Semarang, Taman Reakreasi Tanjung

Mas, Kampung Wisata Lele, Museum Jamu Ny. Meneer, Museum Mandala

Bhakti, Goa Kreo, serta Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sebesar -3 %. Hal

ini diikuti oleh wisnus yang berkunjung ke Taman Rusa dan Hutan Wisata

Tinjomoyo yang mengalami peningkatan sebesar 2 %. Peningkatan pada daya

tarik wisata juga terjadi Museum Rekor Indonesia sebesar 31 %, dan Taman

Budaya Raden Saleh sebesar 31 %.

Penurunan wisatawan ke beberapa daya tarik wisata dinilai oleh staf

(27)

berkunjung ke beberapa daya tarik wisata tersebut, sehingga berakibat pada

kurang tersedianya akses yang representatif, baik transportasi maupun

akomondasi. Termasuk Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita adalah salah satu daya tarik wisata

sejarah dan budaya, selain Museum Rekor Indonesia, Museum Nyonya Meneer,

serta Museum Mandala Bhakti yang memiliki sejarah serta budaya. Museum

Jawa Tengah Ranggawarsita memiliki sejarah yang memikat tentang kisah

perjuangan di masa lampau, Museum ini memiliki kisah perjuangan zaman dulu.

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita juga memiliki benda-benda peninggalan di

masa lampau, sehingga daya tarik wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Perubahan tersebut, diikuti oleh wisatawan Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan yang berbeda antara

tahun 2011 dan 2012. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 1.5.

Tabel 1.5.

Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

(28)

2006 38 48.512

2007 37 -2 % 53.895 9 %

2008 13 -18 % 41.092 -31 %

2009 415 96 % 41.182 0,2 %

2010 165 -15 % 46.769 11 %

2011 932 82 % 39.814 -17 %

2012 182 -412 % 38.562 -3 %

1782 309.826

Sumber :Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, 2013.

Berdasarkan Tabel 1.5. diketahui bahwa pada tahun 2011 wisnus

mengalami penurunan sebesar 17 % dan 2012 terjadi penurunan wisnus sebesar

-3 %. Menurut staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita terjadinya penurunan

pengunjung disebabkan kurangnya pengembangan dan pendekatan persuasif yang

dilakukan oleh pihak Museum. Maka diperlukan beberapa strategi dan program

yang bisa meningkatkan pengunjung umum. Hal tersebut, diikuti oleh beberapa

strategi. Strategi tersebut adalah Strategi Product dengan membuat produk baru,

yang disempurnakan maupun dimodifikasi serta merek Museum melalui usaha

penelitian dan pengembangan. Strategi harga fleksibel yang bertujuan

memberikan fleksibilitas harga dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian

harga baik lebih tinggi atau lebih rendah saat ini, guna meraih keuntungan jangka

panjang. Strategi Place dengan memberikan saluran distribusi yang dibutuhkan

atau dinginkan oleh pengunjung untuk digunakan. serta Strategi Promotion

dengan memanfaatkan media brosur, ruang publik seperti poster, dan media

online seperti facebook, twitter, maupun blog, sebagaimana penjelasan Tabel 1.6

berikut ini.

Tabel 1.6

Strategi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

(29)

kepada

pengunjung yang datang ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Memberikan pelayanan kepada Pengunjung secara baik.

Strategi Price Memberikan diskon kepada

kelompok

yang berkunjung ke Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita Harga Anak Rp.2000 Dewasa Rp.4000

Strategi Place Menjadikan gedung pertemuan atau aula

Ranggawarsita untuk berbagai acara Maupun seminar

Strategi Promotion Melakukan kerjasama dengan pihak traveldi Kota Semarang.

mengikuti acara pameran yang digelar di

berbagai Daerah. Sumber : Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, 2012.

Seiring perkembangan kebutuhan wisatawan terhadap Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita, maka Museum Jawa Tengah Ranggawarsita terus

berinovasi dengan mengembangkan produk dan pelayanannya. Termasuk bauran

produk Museum secara tidak langsung mempengaruhi terhadap keputusan

pembelian, dalam hal ini keputusan wisatawan untuk berkunjung.

Keputusan pembelian merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang

konsumen untuk melakukan keputusan yang berupa pemilihan produk, pemilihan

merek, kondisi (discount), dan jumlah pembelian (Lin dan Lin, 2007) dalam

proses pengambilan keputusan ada tiga tahap proses yang dilakukan yakni tahap

pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan), usaha

(30)

tersebut dipengaruhi oleh usaha-usaha dari pemasaran perusahaan dan lingkungan

sosio-kultural serta kondisi psikologis konsumen. Pengambilan keputusan

pembelian sebagai proses penting yang mempengaruhi perilaku konsumen sangat

penting untuk dipahami pemasar. Menurut Trapero et.al. (2010) terdiri dari input,

proses dan ouput. Yang dimaksud output disini adalah percobaan pembelian,

pembelian ulang dan evaluasi pasca beli. Perilaku pembelian seseorang dapat

dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap

orang berbeda. Selain itu, konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa

yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku

konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu

dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang

dihasilkan. Dalam suatu keputusan untuk melakukan pembelian, biasanya

konsumen memutuskan mengenai produk dan jasa apa yang akan dibeli, tempat

dilakukan pembelian, harga yang sesuai dan sebagainya.

Keputusan wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata pada saat ini,

sangat dipengaruhi oleh bauran produk dari Museum itu sendiri temasuk

pelayanan yang disediakan oleh Museum kepada wisatawan. Dengan demikian,

maka wisatawan tidak secara langsung memutuskan untuk berkunjung pada daya

tarik wisata dikarenakan ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam kenyataannya kebanyakan wisatawan yang berkunjung tidak menyukai

untuk berkunjung pada Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Berdasarkan

(31)

terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

1.2Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh beberapa

identifisikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bauran produk Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Semarang.

2. Bagaimana keputusan berkunjung Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita Semarang.

3. Bagaimana pengaruh bauran produk terhadap keputusan berkunjung

wisatawan ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1.3.1 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan permasalahan yang

dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui gambaran bauran produk Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

b. Mengetahui gambaran keputusan berkunjung wisatawan Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita.

c. Mengetahui gambaran pengaruh bauran produk terhadap keputusan

berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

1.3.2 Kegunaan Penelitian.

(32)

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperluas kajian ilmu pemasaran,

khususnya mengenai pengaruh bauran produk Museum terhadap

keputusan berkunjung wisatawan, serta dapat memberi masukan bagi

peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.

2. Kegunaan Praktis.

Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan

bagi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dalam upaya mempertahankan

keputusan berkunjung wisatawan melalui bauran produk Museum,

sehingga dapat memberikan masukan dalam upaya mempertahankan

keputusan berkunjung wisatawan pada Museum Jawa Tengah

(33)

72

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian.

Objek yang diteliti adalah Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, yang

dilakukan oleh peneliti, di Kota Semarang pada tanggal 25 febuari.

Penelitian ini menganalisis variabel bebas yaitu, Bauran produk Museum (X)

Sedangkan keputusan berkunjung wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki

indikator berdasarkan pilihan produk, merek, penyalur, jumlah berkunjung, dan

waktu berkunjung. Berdasarkan objek diatas, maka akan di analisis mengenai

pengaruh bauran produk Museum terhadap keputusan berkunjung wisatawan di

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

3.2. Metode Penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan.

Jenis penelitian terbagi menjadi 2 jenis penelitian yaitu Penelitian

descriptive dan verifikatif. menurut (Sukmadinata 2007), penelitian kuantitatif

merupakan “penelitian yang mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang

diteliti dan menggunakan instrumen-instrumen formal standar, dan bersifat

mengukur”. Jadi penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh pengaruh

tentang bauran produk Museum (X). Sedangkan keputusan berkunjung

wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki indikator berdasarkan pilihan

(34)

Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode Descriptive Survey dan Explanatory Survey. Menurut Kerlinger

dalam Sugiyono (2008:7) bahwa metode Descriptive Survey dan Explanatory

Survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil

dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan

antar variabel. Biasanya metode penelitian ini, menggunakan informasi dari

populasi langsung di tempat kejadian dengan tujuan mengetahui pendapat

wisatawan dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, maka

pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2002:45) adalah Cross

Sectional, yaitu “metode penelitian dengan cara mempelajari objek, dalam kurun

waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam waktu jangka panjang“

3.3. Operasionalisasi variabel.

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini, merupakan variabel terikat

yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas), bauran

produk Museum (X) sebagai sub variabel. Sedangkan keputusan berkunjung

wisatawan (Y) sebagai variabel terikat memiliki indikator berdasarkan pilihan

produk, merek, penyalur, jumlah berkunjung, dan waktu berkunjung.

Pengoperasi dari kedua variabel yang dijadikan objek penelitian ini

[image:34.595.113.515.243.654.2]

menggunakan skala ordinal, secara lebih rinci dapat digambarkan oleh Tabel 3.1.

(35)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item Bauran produk Museum (X) Kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. (Kotler and Keller, 2012)

Core product Manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan di konsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. (Kotler2000: 428) Manfaat adanya kegiatan pameran di berbagai daerah Tingkat manfaat adanya kegiatan pameran di berbagai daerah.

Ordinal B.1.1

Manfaat menyaksikan barang

koleksi perhiasan emas di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Tingkat manfaat dalam

menyaksikan barang

Koleksi perhiasan emas di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 1.2

Facilitating product Segala sesuatu yang dapat mempermudah

upaya dan

memperlancar kerja dalam rangka memberikan suatu kenyamanan serta nilai Kemenarikan adanya ruang apresiasi Tingkat Kemenarikan adanya ruang apresiasi

(36)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item kepada pengunjung. (Zakiah drajat, 2008). Kemenarikan ruang audiovisual di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan ruang audiovisual di

Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita

Ordinal B 2.2

Kemenarikan adanya ruang istrirahat Tingkat Kemenarikan adanya ruang istrirahat

Ordinal B 2.3

Kemenarikan adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 2.4

Kesesuaian lahan Parkir yang luas

Tingkat

Kesesuaian lahan Parkir yang luas

Ordinal B 2.5

Kemenarikan menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat Tingkat Kemenarikan menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat

(37)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item Supporting product kumpulan dari elemen- elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogianto, 2005) Kesesuaian penataan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kesesuaian Penataan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 3.1

Kesesuaian papan informasi yang diberikan di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

Tingkat

Kesesuaian papan informasi yang diberikan

di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

Ordinal B 3.2

Kemenarikan souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kemenarikan souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 3.3

Kesesuaian pencahayaan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan Tingkat Kesesuaian pencahayaan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan

Ordinal B 3.4

Physical

environment

Salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi, Pelayanan keamanan tempat penyimpanan barang. Tingkat Pelayanan keamanan tempat penyimpanan

(38)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item sehingga menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan dan dapat meningkatkan yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut. (Sihombing, 2004) barang. Kenyamanan AC pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu

Tingkat

Kenyamanan AC pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu

Ordinal B 4.2

Kebersihan ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kebersihan ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 4.3

Kesesuaian pelayanan informasi yang diberikan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Kesesuaian pelayanan informasi yang diberikan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 4.4

Customer Interaction with Service delivery system Interaksi dinamis mempengaruhi kognisi,

perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium Tingkat Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium

(39)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item aspek

pertukaran kehidupan mereka

(Peter & Olson, 2010) Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal B 5.2

Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apresiasi untuk kegiatan kesenian Tingkat Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apresiasi untuk kegiatan kesenian

Ordinal B 5.3

Ketertarikan pengunjung dalam menggunakan ruang audiovisual Tingkat Ketertarikan pengunjung dalam menggunakan ruang audiovisual

Ordinal B 5.4

Customer Interaction With Others customers Semua kegiatan konsumen yang berhubungan dengan pembelian, penggunaan, pembuangan, barang dan jasa termasuk emosi konsumen, Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui koleksi ruang pengkajian dan pelestarian Tingkat Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui koleksi ruang pengkajian dan pelestarian

(40)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item mental, dan respon perilaku yang mendahului, menentukan atau mengikuti kegiatan ini. (Kardes, Maria L Cronley, 2011) Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui cerita maupun sejarah dari koleksi benda bersejarah Tingkat Ketertarikan pelanggan dalam mengetahui cerita maupun sejarah dari koleksi benda bersejarah

Ordinal B 6.2

Customer coproduction suatu proses bahwa pelanggan tidak hanya membeli dan menggunakan jasa, mereka memainkan peran aktif dalam penghan taran jasa itu pada setiap langkah.

(Kotler & Keller, 2013:47) Kesesuaian penataan dan informasi benda koleksi Museum sesuai dengan harapan Tingkat Kesesuaian penataan dan informasi benda koleksi Museum sesuai dengan harapan

Ordinal B 7.1

Kualitas penyampaian koleksi benda Tingkat kualitas penyampaian koleksi benda

(41)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item Museum sesuai dengan harapan Museum sesuai dengan harapan Kualitas diberikannya buku Souvenir tentang Koleksi benda bersejarah Tingkat kualitas diberikannya buku Souvenir tentang Koleksi benda bersejarah

Ordinal B 7.3

Keputusan berkunjung (Y) Tahap keputusan di mana wisatawan secara aktual melakukan pembelian produk wisata (diadopsi dari Kotler & Amstrong, 2008:199) Pilihan produk Pemilihan

produk adalah pengunjung dapat mengambil keputusan membeli sebuah produk wisata atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kualitas pelayanan yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal C1.1

Kenyamanan pengunjung dalam menggunakan Tingkat kenyamanan pengunjung dalam

(42)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item ruang istrirahat menggunakan ruang istrirahat Keamanan pengunjung dalam menggunakan perpustakaan untuk mengetahui sejarah Tingkat keamanan pengunjung dalam menggunakan perpustakaan untuk mengetahui sejarah.

Ordinal C1.3

Kenyamanan pengunjung dalam menggunakan taman bermain Tingkat kenyamanan pengunjung dalam menggunakan taman bermain

Ordinal C1.4

Kelengkapan fasilitas berupa masjid dan toilet

Tingkat kelengkapan fasilitas berupa masjid dan toilet

Ordinal C1.5

Pilihan merek Pengunjung harus Mengambil keputusan tentang merek tentang akan dibeli. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kemudahan pengunjung mengenali logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat kemudahan Pengunjung Mengenali logo Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal C2.1

Pengalaman pengunjung yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat pengalaman pengunjung yang diberikan oleh staf Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal C2.2

Citra Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang dipopulerkan Tingkat Citra Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yang

(43)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item oleh pengunjung dipopulerkan oleh pengunjung Kemudahan Mengingat merek Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tingkat kemudahan dalam mengingat merek Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Ordinal C2.2

Pilihan penyalur Pengunjung harus

mengambil keputusan berkunjung ke daya tarik wisata

melalui

agen atau

travel. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kemudahan mengunjungi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Tingkat kemudahan mengunjungi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui agen atau travel

Ordinal C3.1

Kenyamanan berwisata ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Tingkat kenyamanan berwisata Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui agen atau travel

Ordinal C3.2

Keamanan berwisata ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita melalui travel Tingkat keamanan berwisata Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Melalui agen atau Travel

Ordinal C3.3

Kemudahan lokasi yang strategis Tingkat kemudahan Lokasi yang Strategis

Ordinal C3.4

(44)

Sub variabel/ Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No.

Item transportasi yang digunakan kemudahan transportasi yang digunakan Pilihan Jumlah berkunjung Seberapa banyak pengunjung mengunjungi sebuah destinasi wisata. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Kesesuaian pengunjung yang berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai dengan kebutuhannya Tingkat kesesuain pengunjung yang berkunjung ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai dengan kebutuhannya

Ordinal C4.1

Frekuensi berwisata

di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita

Tingkat berwisata di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita

Ordinal C4.2

Pemilihan Waktu berkunjung Pengunjung dapat memilih waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan. (Kotler & Amstrong, 2008:199) Berkunjung pada saat weekkend (sabtu-minggu) Tingkat kesukaan berkunjung pada weekkend

Ordinal C5.1

Berkunjung pada saat

libur nasional

Tingkat kesukaan berkunjung pada saat libur nasional

Ordinal C5.2

Berkunjung pada waktu-waktu khusus (misalnya merayakan ulang tahun sekolah )

Tingkat kesukaan berkunjung pada saat merayakan ulang tahun.

Ordinal C5.3

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

(45)

Dalam suatu penelitian, data apa saja yang akan dikumpulkan sudah tentu

sesuai dengan tujuannya. Dimana tujuan penelitian pada umumnya dirumuskan

atas dasar permasalahan yang hendak dicarikan solusinya. Banyak cara yang

dilakukan untuk mendapatkan suatu data, bisa melakukan dengan pengukuran

langsung pada objek pengamatan baik dilakukan oleh peneliti atau menggunakan

jasa pihak lain. Data pada umumnya dibedakan menjadi 2 macam :

1) Data Primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

sendiri baik perorangan maupun organisasi, baik dari publikasi seperti

laporan maupun dari lembaga-lembaga yang terkait. (Sumber: Sugiyono,

2012). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah seluruh data

yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait atau berhubungan dengan

objek yang diteliti.

2) Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

berupa publikasi atau data penelitian di mana subjeknya tidak berhubungan

langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dalam memberikan

informasi untuk bahan penelitian. (Sumber: Sugiyono, 2012). Di dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, jurnal, serta

[image:45.595.113.514.247.608.2]

situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Kategori Data Sumber Data

1. Profil Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Sekunder Buku Museum

(46)

2. Struktur organisasi dan fasilitas Sekunder Buku Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. 3. Tingkat kunjungan wisatawan

ke Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Sekunder Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 4. Tingkat kunjungan wisatawan

ke Kota Semarang.

Sekunder Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 5. Tingkat kunjungan wisatawan

ke Provinsi Jawa Tengah

Sekunder Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 6. Data kunjungan wisatawan

Ke Indonesia

Sekunder www.bps.com

7. Karakteristik Pengunjung Primer Pengunjung

8. Tanggapan pengunjung

Mengenai bauran produk Museum Yang dilakukan di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

Primer Pengunjung

9. Tanggapan pengunjung Mengenai keputusan berkunjung di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

Primer Pengunjung

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

A. Populasi

merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau

keseluruhan objek yang akan diamati. Objek yang diamati dapat berupa

(47)

tersebut dapat diukur atau diamati. Populasi terdapat dua bagian yaitu ada

populasi yang tak terbatas dan populasi yang dapat diketahui jumlahnya.

Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut “parameter”

yaitu harga rata-rata hitung (mean) dan simpangan baku (standard

deviasi). (Sumber: Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif,

kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.

Penjelasan di atas, menyimpulkan bahwa populasi diteliti harus

didefenisikan secara jelas dan nyata, serta didalamnya terdapat ciri-ciri

dimensi waktu dan tempat, salah satunya adalah wisatawan Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita tahun 2012 sebesar 38.562.

B. Sampel

Dalam populasi tidak semua anggota populasi harus diukur, tetapi

sebagian saja. Oleh karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki

penulis serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti seperti

apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:73), yaitu:

Dalam populasi besar peneliti tidak mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti, dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulanya akan diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

benar-benar representatif (mewakili). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:73)

yang dimaksud dengan sampel adalah“bagian dari wilayah, jumlah, dan

(48)

menjadi objek penelitian”. Setiap sampel diteliti, kesimpulan dari hasil

tersebut akan diberlakukan untuk daerah sampel. Untuk itu sampel yang

diambil harus benar-benar representatif. Dalam menentukan hasil

pengukuran dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane (Riduwan,

2008:65) sebagai berikut:

n =

) ( 1 Nd2

N

dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

d = tingkat presisi yang ditetapkan (10%)

Berdasarkan rumus dan asumsi di atas, diperoleh sampel minimal

sebagai berikut:

n = 2

) 1 , 0 ( ) 562 . 38 ( 1

562 . 38 

= 99,99 dibulatkan jadi 100 orang

C. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel, yang

digunakan dalam penelitian atau teknik yang akan dipakai dalam

pengambilan sampel yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:77)

mengemukakan bahwa “ Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel”. Menurut Sugiyono Sampling sistematis merupakan teknik

(49)

diberi nomor urut. Langkah-langkah dalam mendapatkan data, yaitu

sebagai berikut:

1. Menentukan populasi, dalam penelitian ini yang menjadi tempat

populasi adalah Pengunjung umum Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

2. Menentukan ukuran sampel, rumus yang digunakan untuk mencari

sampel dalam penelitian ini adalah rumus Taro Yamane.

3.6. Teknik pengumpulan data.

Data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti. Ada empat

jenis teknik pengumpulan data.

a. Kuesioner

Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis,

yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya

serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes.

b. Wawancara

Dalam teknik komunikasi langsung dengan Ibu Supriyatin selaku Staff

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Wawancara ini dilakukan untuk

memperoleh data mengenai kegiatan yang ada di Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

c. Observasi

Observasi di lakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan

(50)

Ranggawarsita, khususnya mengenai bauran produk Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

d. Studiliteratur

Studi literatur merupakan suatu cara maupun usaha pengumpulan berbagai

informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang kaitannya dengan

masalah variabel yang diteliti, yaitu bauran produk Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita dan Keputusan berkunjung. Teknik pengumpulan data dapat

[image:50.595.116.517.219.759.2]

dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

1. Kuesioner Wisatawan Museum

Jawa Tengah Ranggawarsita

2. Wawancara Staff Museum

(51)

Ranggawarsita

3. Observasi Pengamatan Kegiatan

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

4. Studi Literatur Teori mengenai

bauran produk Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Sumber: Moditifisikasi dari berbagai literatur, 2012

3.7 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas.

Setelah data yang didapat dari responden melalui kuesioner terkumpul,

yang selanjutnya adalah mengolah data dan menafsirkan data, sehingga dari

hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel Bauran produk Museum

(X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keputusan berkunjung (Y).

Sebelum melakukan analisis data, juga untuk menguji layak atau tidaknya

kuesioner yang disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas

data yang diperoleh.

3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan

dari suatu intrumnen pertanyaan per variabel untuk menunjukkan sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur untuk melakukan fungsinya. Semakin

(52)

demikian uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus kolerasi Product Moment

Pearson, yaitu : (Arikunto, 2009:146)

n (Σxy)-Σx.Σy

rxy = √ {nΣx2-(Σx)2 n Σy2-(Σy)2}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi Product Moment Pearson y = skor item total

x = skor pertanyaan n = jumlah pertanyaan

Dengan kriteria, jika diperoleh r hitung >r tabel, butir pertanyaan tersebut

valid, tetapi jika rhitung <r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor

item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.

Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan

item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang

ingin diungkap. Selanjutnya uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

[image:52.595.116.511.226.625.2]

Program SPSS ver 15 for windows.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas No.

Item

(53)

Core Product

1. Manfaat adanya

kegiatan pameran di

berbagai daerah

0,446 0,3 Valid

2. Manfaat menyaksikan barang

koleksi perhiasan emas di Museum

Jawa Tengah Ranggawarsita

0,399 0,3 Valid

Facilitating product

1. Kemenarikan

adanya ruang apresiasi

0,668 0,3 Valid

2. Kemenarikan

ruang audiovisual di Museum Jawa

Tengah Ranggawarsita

0,563 0,3 Valid

3. Kemenarikan

adanya ruang istrirahat

0,539 0,3 Valid

4. Kemenarikan

adanya taman bermain di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

0,563 0,3 Valid

5. Kesesuaian lahan Parkir yang luas

0,679 0,3 Valid

6. Kemenarikan

menggunakan audioturium untuk seminar maupun rapat

0,581 0,3 Valid

Supporting product

1. Kesesuaian

penataan koleksi Museum Jawa

(54)

Tengah

Ranggawarsita

2. Kesesuaian

papan informasi yang diberikan di

Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita.

0,598 0,3 Valid

3. Kemenarikan

souvenir berupa buku tentang koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

0,636 0,3 Valid

4. Kesesuaian

pencahayaan koleksi Museum

Jawa Tengah Ranggawarsita sesuai harapan

0,654 0,3 Valid

Physical environment

1. Pelayanan keamanan tempat penyimpanan barang.

0,654 0,3 Valid

2. Kenyamanan AC

pendingin di ruang koleksi dan ruang tamu

0,669 0,3 Valid

3. Kebersihan

ruangan koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

0,738 0,3 Valid

4. Kesesuaian pelayanan informasi yang

diberikan Museum Jawa Tengah

Ranggawarsita

0,713 0,3 Valid

(55)

1. Ketertarikan pengunjung dalam menyewa ruang audioturium

0,623 0,3 Valid

2. Ketertarikan adanya kegiatan pameran mahasiswa seni rupa di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita

0,794 0,3 Valid

3. Ketertarikan pengunjung menggunakan ruang apres

Gambar

Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan  Yang Berkunjung Ke Indonesia.
Tabel 1.2.          Data Kunjungan Wisatawan Yang Berkunjung Ke Provinsi Jawa
Tabel 1.3. Data Kunjungan Wisatawan Kota Semarang Tahun 2012.
Tabel 1.4. Data Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Kota Semarang 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan temuan yang peneliti kemukakan di atas maka simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi mampu meningkatkan hasil

Kode Etik dan Kode Perilaku Perencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pengurus Nasional yang ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Nasional

PENGAMATAN INSTRUKTUR PENDAMPING IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 20171. Analisis Materi dalam

If no virtual server in a heavy node can be transferred in its entirety to another node, then a possibility is to split it into smaller virtual servers and transfer a smaller vir-

kemampuan siswa pada asesmen performans tidak dilihat dari hasil tes pilihan ganda, tetapi melalui suatu kegiatan dalam mengeriakan tugas yang sedikit tehpi

Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa

Proses kerja pada sistem pakar ini adalah pemakai melakukan diagnosa berdasarkan gejala- gejala yang ditimbulkan dan nantinya pemakai akan mendapatkan hasil penyakit dan

Secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem