PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SPK (SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN) UNTUK SELEKSI CALON
KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN SOLOK DENGAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
Irzal Arief Wisky, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
e-mail : wisky_iz@yahoo.com
Abstrak - Seperti yang kita ketahui, dalam suatu organisasi peran kepala atau pimpinan yang utama adalah pada pengambilan keputusan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan pengambilan keputusan juga dilakukan oleh setiap level yang ada pada struktur organisasi. Untuk membantu kepala atau pimpinan di dalam mengambil suatu keputusan, komputer memiliki suatu aplikasi yaitu Sistem Pendukung Keputusan.
Melihat hal inilah maka diangkat pembahasan skripsi ini difokuskan pada Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok.Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kecurangan dalam pemilihan calon kepala sekolah menengah atas dan dapat mengoptimalkan proses pengambilan keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan nantinya tepat, cepat dan berkualitas.
.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Visual Basic 6.0 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada fungsi pengelolaan sumber daya manusia, SPK dapat dimanfaatkan untuk membantu proses manajemen sumber daya manusia (SDM) agar lebih mudah dan efektif. Penerapan pada bidang ini misalnya meliputi pengelolaan jenjang karir dan kepangkatan, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lain–lain.
Salah satu karakteristik keputusan yang dapat didukung oleh SPK antara lain yaitu keputusan tersebut bersifat terstruktur atau semi terstruktur. Terstruktur dalam artian untuk memperoleh satu keputusan, terdapat serangkaian prosedur yang harus diikuti dan kriteria untuk masing–masing prosedur bersifat jelas dan kuantitatif, kadang–kadang pihak pembuat keputusan berhak memasukkan pertimbangan–pertimbangan tertentu yang bersifat subyektif, tetapi tetap berdasarkan alasan yang diturunkan dari data–data kuantitatif.Dalam bidang pengelolaan SDM misalnya, proses seleksi dapat dibuat terstruktur, tetapi ketika sampai pada keputusan akhir, ada kemungkinan keputusan tersebut diambil dengan didasari oleh pertimbangan tertentu, selain data kuantitatif.
Salah satu proses pengelolaan SDM yang berpeluang untuk dibantu oleh SPK adalah proses seleksi. Biasanya proses seleksi yang sudah distandarisasi dengan baik akan terdiri atas serangkaian prosedur dimana para calon peserta harus melewati sekian lapis tahapan dan memennuhi kriteria tertentu. Pada akhir seleksi, pihak penentu keputusan berhak memutuskan untuk menerima atau menolak calon peserta berdasarkan pertimbangan hasil seleksi secara kuantitatif maupun kualitatif dan subyektif.
Pada penelitian ini, akan dicoba merancang sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu proses seleksi calon kepala sekolah menengah atas (SMA) di Dinas Pendidikan Kab. Solok yang sudah memiliki serangkaian prosedur seleksi yang terstruktur dan jelas, tetapi belum didukung oleh serangkaian sistem informasi yang memadai.
.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan keterangan yang penulis peroleh mengenai pengolahan data seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kab. Solok maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan :
1. Bagaimanakah mengoptimalkan proses pengambilan keputusan untuk seleksi calon kepala sekolah
menengah atas agar informasi yang dihasilkan cepat, tepat, dan berkualitas ?
2. Apakah dengan adanya sistem pendukung keputusan ini mampu meminimalisir terjadinya kecurangan dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk membantu Dinas Pendidikan Kab. Solok dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas dengan mengembangkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan.
2. Menganalisa sistem yang lama, agar diketahui kelemahan–kelemahan yang ada pada sistem tersebut khususnya dalam hal pengambilan keputusan dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas yang akan menjadi dasar perancangan sistem yang baru. 3. Membantu Dinas Pendidikan Kab.
Solok untuk menghasilkan keputusan yang bekualitas, cepat dan transparan. 2. Landasan Teori
Dalam landasan teori ini, penulis akan membahas mengenai konsep dasar Sistem Pendukung Keputusan, dan konsep dasar bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
2.1. Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta– fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang paling tepat. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)adalah sebuah sistem yangdimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusansemi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alatbantu bagi para pengambil keputusan untukmemperluas kapabilitas mereka, namun tidak untukmenggantikan penilaian mereka.
2.2. Konsep Dasar Bahasa Pemograman Visual Basic
Visual Basic adalah salah suatu developement tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun para developer. Visual Basic merupakan bahasa pemograman yang populer dan mudah dioperasikan dan banyak menarik pemakai program komputer.Banyaknya objek-objek yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic membuat pemakai mudah dalam mendesain tampilan programnya.
3. Hasil Dan Pembahasan
3.1. Proses Pengambilan Keputusan Seleksi Calon Kepala Sekolah
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Proses pengambilan keputusan adalah tindakan memilih serangkaian alternatif atau kemungkinan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengambilan keputusan tidak hanya sekedar kegiatan memilih satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada, tetapi merupakan proses menyeluruh yang sistematis dari apa yang akan dilakukan untuk pengambilan keputusan sehingga dihasilkan suatu keputusan yang merupakan pilihan terbaik.
Proses pengambilan keputusan berawal dari kegiatan mengidentifikasi suatu masalah, menetapkan kebutuhan untuk suatu kebutuhan, menganalisis dan memilih alternatif yang dapat memecahkan masalah itu, serta melaksanakan alternatif itu, dan berakhir dengan mengevaluasi efektivitas keputusan tersebut. Adapun tahapan yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Tujuan (kebutuhan) Pengambilan Keputusan dan Mengidentifikasi Masalah
Perancangan sistem pendukung keputusan berawal dari adanya suatu masalah atau adanya kesenjangan keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Sebelum dilakukan perancangan sistem pendukung keputusan pada sebuah perusahaan/instansi, harus ditentukan terlebih dahulu masalah apa yang sedang dihapapi dan tujuan apa yang dicapai oleh
perusahaan atau instansi tersebut. Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyeleksi peserta calon kepala sekolah menengah atas sehingga layak diangkat sebagai kepala sekolah menengah atas. Setelah diketahui permasalahan yang dihadapi, ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai.Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan yang dihadapi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok ini adalah untuk menghasilkan keputusan yang tepat, cepat dan berkualitas.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan maka perlu dilakukan identifikasi serangkaian kriteria keputusan. Kriteria keputusan yang dicari adalah apa yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Kriteria dalam pengambilan keputusan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas adalah sebagai berikut :
a. Karya Tulis / Makalah b. Tes Tertulis / Akademik c. Tes Wawancara d. Kepangkatan e. Umur f. Masa Kerja g. Pendidikan
h. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS (DP3 PNS) tahun pertama
i. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS (DP3 PNS) tahun kedua
j. Kediplisinan
3. Memberi Bobot Pada Kriteria Keputusan Pemberian bobot pada setiap kriteria keputusan bertujuan untuk menentukan bagaimana standar kelulusan dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas tersebut. Perhitungannya berdasarkan suatu nilai atau range pada tiap–tiap kriteria. Pada masalah yang tersebut diatas terdiri dari dua nilai keputusan yaitu lulus dan tidak lulus.
4. Menyusun dan Mengembangkan Alternatif
Dari kriteria di atas, maka perlu disusun beberapa alternatif yang menentukan seorang calon kepala sekolah dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Tetapi sebelumnya perlu diketahui data dari calon kepala sekolah yang akan mengikuti seleksi calon kepala sekolah. Data–data tersebut seperti Nomor Induk Pengawai (NIP), nama, tempat / tanggal lahir, jenis kelamin dan alamat. Dari data tersebut didapat beberapa alternatif pilihan, yaitu :
a. Nilai yang dimiliki calon kepala sekolah harus sesuai dengan standar minimum dari tiap–tiap kriteria keputusan.
b. Bobot akhir dari keseluruhan seleksi berasal dari akumulasi nilai dari setiap kriteria keputusan. Keputusan didapat dari hasil perengkingan total nilai yang diperoleh peserta seleksi dari yang tertinggi sampai yang terendah. Jumlahnya sesuai dengan lowongan yang tersedia untuk satu periode seleksi. 5. Mengevaluasi Alternatif
Setelah menentukan dan menyusun alternatif, maka alternatif tersebut di evaluasi, apakah alternatif tersebut memenuhi nilai lebih besar atau sama (≥) dengan standar minimum dari serangkaian keputusan lulus dan tidak lulus yang telah ditetapkan.
6. Memilih Alternatif
Berdasarkan hasil dari evaluasi alternatif, yang akan dipilih adalah penetapan calon kepala sekolah yang sesuai dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan sehingga layak dinyatakan lulus sebagai kepala sekolah Menengah Atas
7. Mengimplementasikan Alternatif Pilihan Walaupun proses pemilihan alternatif yang terbaik telah selesai, keputusan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk mengalami kegagalan jika keputusan itu tidak sesuai dengan semestinya. Oleh karena itu, langkah ke tujuh ini digunakan untuk melaksanakan keputusan menjadi tindakan nyata. Bagaimana pihak instansi Dinas Pendidikan Kabupaten Solok dapat menentukan kepala sekolah menengah atas yang sesuai dengan kriteria keputusan yang sudah ditetapkan.
8. Mengevaluasi Efektivitas Keputusan Dan langkah yang terakhir dalam proses pengambilan keputusan menilai hasil keputusan tersebut untuk mengetahui apakah masalah yang dihadapi untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok telah terpecahkan atau belum. Apakahkeputusan yang dipilih dalam pemilihan peserta seleksi dan pengimplementasian alternatif sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila pengambilan keputusan yang telah dilakukan belum dapat memberikan manfaat maksimum bagi pihak instansi, maka perlu ditinjau kembali proses pengambilan keputusan mulai dari awal dan mencari alternatif yang lain
3.2. Perancangan Subsistem Manajemen Model
Perancangan subsistem manajemen basis model bertujuan untuk menentukan model yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan pengambilan keputusan dengan menetapkan struktur model untuk mengasumsikan masukan yang benar dan keluaran yang tepat. Tujuan dari manajemen basis model adalah untuk menciptakan model yang relevan dengan masalah yang dihadapi.
Pada perancangan sistem pendukung keputusan untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten solok ini dibangun dengan menggunakan model matematika.Model matematika yang digunakan adalah model matematika sederhana dengan metode program linier. Program linier akan memberikan gambaran bahwa fungsi dari model matematika adalah linier dan teknik pemecahan masalah yang terdiri dari langkah–langkah matematika yang telah ditetapkan disebut program.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok dengan menjabarkan tahapan dalam model matematika dengan program linier.
3.3. Program Linear
Program linier merupakan model yang terdiri dari hubungan linier yang menggambarkan keputusan perusahaan dengan suatu tujuan dan batasan sumber daya tertentu. Menurut Levin et. Al (1995) menyatakan bahwa program linier merupakan teknik matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik (optimum) atas sumber– sumber organisasi.Kata sifat linier digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Program linier yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
1. Variabel Keputusan
Proses seleksi calon kepala sekolahmenengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok terdiri dari beberapa tahapan seleksi yaitu cek kelengkapan administrasi, dimana peserta yang bisa melanjutkan pada tahapan seleksi berikut apabila telah lulus dalam persyaratan administrasi atau melengkapi persyaratan administrasi yang ditentukan, dilanjut dengan tes tertulis / akademik, tes wawancara dan penilaian
makalah. Adapun syarat administrasi untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas ini adalah sebagai berikut :
a) SK pertama b) SK terakhir
c) Daftar riwayat hidup
d) Surat keterangan aktif mengajar e) Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai
(DP3) dua terakhir f) Ijazah
g) Makalah atau karya tulis
Dan berikut ini akan dijelaskan kriteria atau variabel untuk masing– masing tahapan seleksi dan variabel lain yang mendukung proses pengambilan keputusan seleksi calon kepala sekolah menengah atas yaitu sebagai berikut : 1) Tes Tertulis / Akademik (X1)
Bobot nilai dari tes tertulis didapat dari jumlah jawaban benar yang dapat dijawab oleh peserta seleksi dari soal yang diberikan bobot tes tertulis seperti Tabel 1 :
Tabel 1 Bobot Tes Tertulis
No. Range Test tertulis Bobot 1. ≥ 80 10 2. <80 - ≥ 50 5 3. ≤ 50 0 2) Tes wawancara (X2)
Begitu juga halnya dengan bobot nilai untuk tes wawancara didapat dari wawancara yang dilakukan tim penguji dengan peserta seleksi calon kepala sekolah menengah atas seperti Tabel 2 :
Tabel 2 Bobot Tes Wawancara No . Range Test Wawancar a Bobo t 1. Lulus 10 2. Tidak lulus 0 3) Penilaian Makalah / Karya Tulis (X3)
Bobot nilai diberikan berdasarkan pertimbangan tim penguji terhadap makalah / karya tulis yang diajukan peserta seleksi, seperti Tabel3 :
Tabel 3 Bobot Tes Karya Tulis No. Range Test
karya tulis Bobot 1. Memiliki Makalah 10 2. Tidak Memiliki Makalah 0 4) Kepangkatan (X4)
Data pangkat yang digunakan dalam seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan kabupaten solok dapat dilihat pada Tabel4 :
Tabel4 Bobot Pangkat / Golongan No. Pangkat / Golongan Ruang Bobot 1. Pembina Utama Muda (IV/c) 10 2. Pembina Tk.I (IV/b) 9 3. Pembina (IV/a) 8 4. Penata Tk.I (III/d) 7 5. Penata (III/c) 6 6. Penata Muda Tk.I (III/b) 5 7. Penata Muda (III/a) 4 8. Pengatur Tk.I (II/d) 3 5) Umur (X5)
Range nilai untuk variabel umur yang digunakan dapat dilihat pada Tabel5 :
Tabel 5 Bobot Umur
No. Range Umur Bobot
1. ≥ 25 tahun < 41 tahun 7 2. ≥ 41 tahun < 57 tahun 10
3. ≥ 57 tahun 4
6) Masa Kerja (X6)
Range nilai untuk variabel masa kerja dapat dilihat pada Tabel 6 :
Tabel 6 Bobot Masa Kerja
No. Range Masa Kerja Bobot
1. ≥ 20 tahun 10 2. ≥ 15 tahun < 20 tahun 8 3. ≥ 10 tahun < 15 tahun 6 4. ≥ 5 tahun < 10 tahun 4 5. ≥ 1 tahun < 5 tahun 2 6. < 1 tahun 0 Pendidikan (X7)
Bobot nilai untuk variabel pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7 :
Tabel 7 Bobot Pendidikan
No. Ijazah Bobot
1. Doktor (S3) 10
2. Magister (S2) 8
3. Sarjana (S1) / D-IV Kependidikan
6 4. Sarjana Muda /DIII 4
5. SLTA/D1/D2 2
7) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil / DP3 PNS 1(X8) dan DP3 PNS 2 (X9)
Adapaun unsur–unsur yang dinilai dalam DP3 PNS ini adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan dimana bobot penilaiannya seperti Tabel 8 :
Tabel 8 Bobot DP3
No. Penilaian Pegawai Bobot
1. Memiliki DP3 10
2. Tidak Memiliki DP3 0 8) Kedisiplinan (X10)
Bobot nilai untu kriteria kedisiplinan seperti terlihat pada Tabel 9 :
Tabel 9 Bobot Kedisiplinan No. Penjatuhan
Hukuman Disiplin
Bobot 1. Tidak pernah dijatuhi
hukuman disiplin 10 2. Pernah dijatuhi hukuman disiplin ringan 7 3. Pernah dijatuhi hukuman disiplin sedang 4 4. Pernah dijatuhi hukuman disiplin berat 1
9) Asumsi Bobot Nilai untuk Keputusan Seleksi (Y)
Asumsi nilai keputusan dari hasil seleksi dapat dilihat pada Tabel 10 :
Tabel 10 Bobot Keputusan
No. Keterangan Bobot 1. Lulus seleksi (Xi) Max 2. Tidak Lulus (Xi)
Min Walaupun asumsi nilai untuk keputusan lulus dan tidak lulus berdasarkan perankingan total nilai yang didapat peserta seleksi tetapi ada beberapa variabel keputusan yang memiliki standar minimum yang harus dipenuhi yang ditetapkan Dinas Pendidikan Kabupaten Solok sehingga peserta tersebut layak untuk dinyatakan lulus atau tidak. Untuk lebih jelasnya mengenai variabel apa saja yang memiliki standar minimum dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini
Tabel 11 Asumsi Bobot Minimum Beberapa Variabel Seleksi
Y (Kepu tusan)
Standar Kriteria Yang Diharapkan (Bobot) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 Lulus 5 1 0 1 0 7 1 0 6 6 1 0 1 0 7 2. Fungsi Tujuan
Tujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Solok adalah mendapatkan kepala sekolah yang sesuai dengan standar keputusan dari masing– masing variabel yang telah ditetapkan.Fungsi tujuan dinyatakan dalam notasi matematika berupa suatu persamaan. Fungsi tujuan dari masalah seleksi calon kepala sekolah menengah atas ini adalah :
Y (Keputusan) = (Xi)
Y = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 +
X8 + X9 + X10
Keterangan :
Y = Tujuan yang akan dicapai (Keputusan) X1 = Nilai Tes tertulis
X2 = Nilai Wanwancara
X3 = Nilai Makalah / Karya Tulis
X4 = Kapangkatan X5 = Umur X6 = Masa Kerja X7 = Pendidikan X8 = DP3 PNS 1 X9 = DP3 PNS 2 X10 = Disiplin 3. Batasan Model
Batasan model merupakan hubungan linier dari batasan atas pengambilan keputusan.Bobot yang telah ditetapkan mempunyai batasan untuk mendapatkan yang diinginkan.Batasan model pada sistem pendukung keputusan untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Solok ini merupakan berapa lowongan / orang yang dibutuhkan untuk menjadi kepala sekolah menengah atas di Kabupaten solok. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Banyak (Yi max) <= Z Keterangan :
Z = Batasan yang ingin dicapai / lowongan yang ada
Yi = Total nilai peserta 1,2,3, . . ., dan seterusnya
Berdasarkan batasan model di atas dapat dilihat bahwa total nilai maksimum yang didapatkan oleh beberapa peserta dibatasi dengan lowongan yang dibutuhkan untuk satu periode seleksi sehingga peserta yang berada dalam batasan model yang ditetapkan dinyatakan lulus sedangkan yang diluar batasan model dinyatakan tidak lulus seleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjabaran dibawah ini : Misalnya : Batasan model untuk periode seleksi tahun 2011 (Z) = 1 Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 + X9 + X10 = 10 + 10 + 10 + 8 +10 + 6 + 6 + 10 + 10 +7 = 87 Y2 = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 + X9 + X10 = 10 + 10 + 10 + 6 + 10 + 6 + 6 + 10 + 0 + 7 = 65
Dari penjabaran batasan model di atas, diambil sampel dua peserta seleksi yang memperoleh total nilai masing–masing 87 dan 65. Dilihat dari total nilai yang didapat dan jika diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah maka peseta pertama yang dinyatakan lulus seleksi. Dari kondisi diatas dengan lulusnya peserta petama maka batasan model terpenuhi yaitu = 1.
3.4. Implementasi Sistem 1. Menu Utama
Menu utama merupakan tampilan dari hasil eksekusi program yang memberi kemudahan bagi user untuk berintegrasi dalam mengolah data seperti Proses entri, pelaporan dan setting, apabila telah mengisikan username dan password yang benar, lalu klik tombol
login maka akan tampil menu utama seperti Gambar 1:
Gambar 1 Menu Utama 2. Input Data Sekolah
Input data sekolah merupakan proses penginputan data sekolah yang langsung terekam kedalam database agar kita dapat mengetahui dimana calon kepala sekolah tersebut aktif mengajar, dengan mengklik entry data yang ada pada menu utama dan pilih input data sekolah sehingga tampil seperti Gambar 2:
Gambar 2 Form Input Data Sekolah 3. Input Data Peserta
Input data peserta yang berfungsi untuk memasukkan data–data peserta yang mengikuti seleksi calon kepala sekolah menengah atas pada Dinas Pendidikan Kabupaten solok, dengan mengklik entry data yang ada pada menu utama dan pilih input data peserta sehingga tampil seperti Gambar 3:
Gambar 3 Form Input Data Peserta 4. Input Validasi Nilai Akhir
Input validasi nilai akhirmerupakan form yang digunakan untuk melakukan cek kelengkapan administrasi dan penilaian terhadap peserta seleksi sehingga didapatkan total nilai untuk masing–masing peserta sebagai dasar pengambilan keputusan, dengan mengklik entry data yang ada pada menu utama dan pilih input validasi nilai akhir sehingga tampil seperti gambar 4 :
Gambar 4 Form Input Validasi Nilai Akhir Laporan
5. Form Cetak Laporan Surat Pemberitahuan
Form cetak laporan surat pemberitahuan digunakan untuk mencetak laporan peserta yang lulus seleksi calon kepala sekolah menengah atas, dengan mengklik tampilan laporan yang ada pada menu utama dan pilih laporan surat pemberitahuan sehingga tampil seperti Gambar 5 :
Gambar 5 Form Cetak Laporan Surat pemberitahuan
6. Laporan Surat Pemberitahuan
Laporan surat pemberitahuan peserta seleksi calon kepala sekolah menengah atas dengan menekan tombol Preview maka akan tampil laporan Surat pemberitahuan seperti yang terlihat pada gambar 6:
Gambar 6 Laporan Surat Pemberitahuan 7. Form Laporan Peserta Seleksi
Form cetak laporan peserta seleksi ini digunakan untuk mencetak laporan peserta seleksi calon kepala sekolah menengah atas dengan mengklik tampilan laporan yang ada pada menu utama dan pilih laporan peserta seleksi sehingga tampil seperti Gambar 7 :
Gambar 7 Form Laporan Peserta Seleksi
8. Laporan Peserta Seleksi
Laporan peserta seleksi calon kepala sekolah menengah atas dengan menekan tombol preview pada form laporan peserta seleksi maka akan tampil laporan peserta seleksi seperti yang terlihat pada gambar 8:
Gambar 8 Laporan Data Peserta 9. Form Laporan Kelengkapan
Administrasi
Form laporan kelengkapan administrasi yang digunakan untuk untuk mencetak laporan kelengkapan administrasi yang telah dilengkapi peserta dengan mengklik tampilan laporan yang ada pada menu utama dan pilih laporan kelengkapan administrasi sehingga tampil seperti Gambar 9 :
Gambar 9 Form Laporan Kelengkapan Administrasi
10. Laporan Kelengkapan Administrasi Apabila tombol preview pada form laporan kelengkapan administrasi di klik maka akan dapat dilihat laporan kelengkapan administrasi tersebut yang menginformasikan siapa saja peserta yang dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Seperti pada gambar 10 :
Gambar 10 Laporan KelengkapanAdministrasi
11. Form Laporan Keputusan Seleksi Per Peserta
Form laporan keputusan seleksi per peserta yang berfungsi untuk mencetak laporan keputusan dengan rincian nilai yang didapat per peserta, dengan mengklik tampilan laporan yang ada pada menu utama dan pilih laporan keputusan seleksi per peserta sehingga tampil seperti Gambar 11:
Gambar 11 Form Laporan Keputusan Seleksi Per Peserta
12. Laporan Keputusan Seleksi Per Peserta Untuk mencetak laporan keputusan per peserta yaitu dengan menekan tombol preview pada form laporan keputusan seleksi per peserta sehingga akan tampil informasi nilai– nilai yang diperoleh peserta beserta keputusan, seperti yang terlihat pada Gambar 12 :
Gambar 12 Laporan Keputusan Seleksi Per Peserta
13. Form Laporan Keputusan Seleksi Keseluruhan
Merupakan form yang menbantu dalam mencetak laporan keputusan keseluruhan, dengan mengklik tampilan laporan yang ada pada menu utama dan pilih laporan keputusan seleksi keseluruhan sehingga tampil seperti Gambar 13:
Gambar 13 Form Laporan Keputusan Seleksi Keseluruhan
14. Laporan Keputusan Seleksi Keseluruhan
Untuk mencetak laporan keputusan seleksi keseluruhan yaitu dengan menekan tombol preview pada form laporan keputusan seleksi keseluruhan sehingga akan tampil informasi nilai–nilai yang diperoleh seluruh peserta beserta keputusan, seperti yang terlihat pada Gambar 14 :
Gambar 14 Laporan Keputusan Keseluruhan
4. Kesimpulan
setelah menganalisa permasalahan yang ada serta mencoba untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk seleksi calon kepala sekolah menengah atas ini diharapkan
dapat mendukung proses seleksi yang lebih berkualitas, transparan, cepat dan tepat waktu serta tersedianya basis data sumber daya manusia bagi Dinas pendidikan Kabupaten Solok.
2. Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini diharapkan mampu meminimalisir kecurangan, karena data diolah secara komputerisasi dan terstruktur sesuai program aplikasinya. Dengan Demikian keputusan yang dihasilkan untuk menentukan calon kepala sekolah menengah atas dapat meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan selaku pihak yang ditunjuk sebagai penyeleksi agar didapatkan kepala sekolah menengah atas yang berkualitas dan memiliki kemampuan manajemen untuk mengelola sekolah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Community, eWolf. 2010. Tips dan Trik
Visual Basic 6.0, PT. Buku Seru,
Jakarta. http://google.com
http://lissoi.multiply.com/journal/item/35 - Sistem Pendukung Keputusan. Ilmawati, S.Kom, M.kom Modul Sistem
Pendukung Keputusan
Jogiyanto H.M. 2001. Analisis dan Desain
Sistem Informasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem
Informasi.Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
Madcoms. 2008. Student Book Microsoft
Visual Basic 6.0. Yogyakarta:
Andi Offset
Supranto,J. 2005. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Syuhadi, S.Kom, M.kom Modul Microsoft Visual Basic 6.0