• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

(2)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

EFEK ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL SARANG

SEMUT (Myrmecodia pendans) TERHADAP TIKUS PUTIH

JANTAN (Rattus novergicus)

Rahayu D.A Igirisa1,Teti S. Tuloli2, Hamsidar Hasan2 1

Mahasiswa Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG 2, 3

Dosen Jurusan Farmasi, FIKK, UNG E-mail : ayuigirisa@yahoo.com

ABSTRAK

Sarang semut merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Sarang semut mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat kerja enzim xanthine oxidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak etanol sarang semut (Myrmecodia

pendans) pada tikus putih jantan yang diberi kalium bromat dan konsentrasi

optimal yang dapat memberikan efek menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium, dimana hewan dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang masing- masing kelompok terdiri dari 3 ekor tikus putih jantan. Masing-masing kelompok diinduksi kalium bromat (KBrO3) 138,75 mg/kg BB dan dibiarkan selama 72 jam kemudian dilakukan pengambilan darah setelah 1 jam, 2 jam dan 3 jam perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan Na-CMC, kelompok II diberikan suspensi allopurinol, kelompok III diberikan infus sarang semut 5% b/v, kelompok IV diberikan infus sarang semut 10% b/v dan kelompok V diberikan ekstrak sarang semut 15% b/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) dapat menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi dengan Kalium bromat, dan ekstrak sarang semut (Myrmecodia

pendans) 15% b/v memberikan efek yang optimal menurunkan kadar asam urat

darah pada tikus sebesar 75.56%.

Kata Kunci : Sarang semut (Myrmecodia pendans), ekstrak, asam urat

Asam urat merupakan produk akhir katabolisme senyawa purin dalam tubuh yang tidak memiliki fungsi fisiologis sehingga dapat dianggap sebagai produk buangan (Katzung dkk, 2009). Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama dengan urin, jika terjadi gangguan eliminasi asam urat melalui ginjal yang disebabkan oleh menurunnya sekresi asam urat kedalam tubuli ginjal, akan menyebabkan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah, hal ini merupakan suatu kondisi yang disebut hiperurisemia (Syukri, 2007).

(3)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

Hiperurisemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Konsentrasi asam urat yang lebih besar atau sama dengan 6,8 mg/dL pada pria dan 6,8 mg/dL pada wanita adalah tidak normal dan berkaitan dengan peningkatan resiko gout. Gout atau pirai adalah sindrom klinis yang ditandai dengan adanya serangan berulang dari peradangan sendi akut, dapat disertai dengan pembentukkan tofi, kerusakan sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal (Hawkins dan Rahn, 2005).

Tanaman Sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) yang berasal dari Papua dan Papua Nugini secara empiris ataupun ilmiah telah dibuktikan mampu menurunkan respon inflamasi (Kristina, 2008), dan meningkatkan sistem imun (Hendarsula, 2011). Masyarakat pedalaman bagian barat Wamena Papua (suku-suku di Bogondini dan Tolikara) secara turun-temurun menggunakan sarang semut sebagai bahan obat untuk mengatasi reumatik dan asam urat (Simanjuntak dan Subroto, 2010), dan dilaporkan bahwa tumbuhan Myrmecodia sebagai rumah semut, sehingga tumbuhan ini dipopulerkan dengan nama sarang semut. Kemampuan tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit diduga terkait dengan kandungan senyawa flavonoid yang berada di dalamnnya (Subroto dan Saputro, 2008), yaitu aktivitas flavonoid sebagai penurun kadar asam urat melalui penghambatan kerja enzim xantin oksida. Beberapa flavonoid selain dapat menghambat enzim xantin oksidase juga bersifat sebagai antioksidan (Retnowati, 2009). Penelitian farmakologi dari sarang semut oleh Tayeb dkk pada tahun 2012 diperoleh bahwa pemberian infus sarang semut memiliki efek menurunkan kadar asam urat.

Atas dasar tersebut dilakukan penelitian ini, untuk mengetahui konsentrasi ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) yang memberikan efek penurunan kadar asam urat sehingga dapat dibuktikan sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) dalam pengobatan asam urat secara ilmiah.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei yang dilaksanakan di Laboratorium Farmasi FIKK UNG. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratorium

Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan antara lain Alu, batang pengaduk, bejana maserasi (Pyrex), blender (Miyako), cawan porselin, gelas kimia (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), pengecek asam urat (Easy Touch GCU : NESCO multicheck), lumpang,

rotary evaporator (Heidolf®), sendok tanduk, timbangan analitik (Precisa®), timbangan gram (Ohaus®), timbangan hewan (Ohaus®).

Bahan-bahan yang digunakan Alkohol, allopurinol, aluminium foil, aquadest, etanol (Pelarut) 96%, Kalium bromat, serbuk sarang semut

(4)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

(Myrmecodia pendans), kapas, kertas perkamen, Na-CMC, tissu dan tikus putih jantan (Rattus novergicus).

Pengambilan dan Pengolahan Sarang Semut

Sarang semut diambil di Biak-Papua, kemudian dibersihkan dan diblender sampai diperoleh serbuk sarang semut yang halus.

Pembuatan Ekstrak Sarang Semut

Sampel sarang semut dibersihkan terlebih dahulu dengan cara mengupas kulit terluar dan di belah menjadi beberapa bagian, lalu dibersihkan dari kotoran dan semut yang masih menempel di dalamnya. Sarang semut kemudian dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Sarang semut yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan blender sehingga menjadi serbuk.

Pembuatan Suspensi Na-CMC 1% b/v

Untuk membuat larutan Na-CMC 1%, ditimbng Na-CMC sebesar 1g yang kemudian dimasukkan sedikit-demi sedikit kedalam 50 ml aquades panas (suhu 70oC) sambil diaduk dengan pengaduk hingga terbentuk larutan koloidal dan dicukupkan volumenya hingga 100 ml dengan aquades.

Pembuatan Suspensi Allopurinol 0,018% b/v

Allopurinol sebanyak 10 tablet ditimbang dan dihitung bobot rata-rata. Setelah itu, semua Allupurinol tablet dimasukkan kedalam lumpang dan digerus sampai menjadi serbuk. Ditimbang 0,18 mg serbuk Allupurinol kemudian disuspensikan dalam Na-CMC 1% sedikit demi sedikit sambil diaduk, dicukupkan volumenya sampai 100 ml.

Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Sarang Semut

Konsentrasi Ekstrak kental Sarang Semut (Myrmecodia pendans) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% b/v, 10% b/v, dan 15% b/v. Untuk membuat suspensi ekstrak kental sarang semut dengan konsentrasi 5% b/v, ditimbang ekstrak kental sarang semut sebanyak 5 g dan dimasukkan kedalam lumpang kemudian digerus dan ditambahkan larutan koloidal Na-CMC 1% b/v sedikit demi sedikit hingga homogen. Setelah homogen, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan larutan koloidal Na-CMC 1% b/v hingga 100 ml. Untuk membuat suspensi ekstrak kental sarang semut dengan konsentrasi 10% b/v dan 15% b/v dalam hal ini menggunakan cara yang sama seperti cara pembuatan suspensi ekstrak kental sarang semut dengan konsentrasi 5% b/v.

Pembuatan kalium bromat 0,2775 %

Serbuk Kalium bromat ditimbang Sebanyak 0,002775g dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah dikalibrasi 100 ml lalu diaduk hingga larut.

(5)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

Rancangan Percobaan

Tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 ekor dengan bobot badan 100-200 gram. Tikus diadaptasikan terlebih dahulu di Laboratorium Fitokimia Farmasi UNG. Tikus sebanyak 15 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor.

Kemudian tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari : Kelompok I diberikan suspensi Na CMC sebagai kelompok negatif. Kelompok II diberikan suspensi allopurinol yang merupakan kontrol positif. Kelompok III, IV dan V merupakan kelompok perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak etanol sarang semut (Myrmecodia pendans) terhadap tikus putih jantan (Rattus

novergicus). Sarang semut diambil sebagai sampel karena berdasarkan penelitian

(Subroto dan Saputro, 2008) tentang aktivitas sarang semut dibuktikan bahwa ekstrak tumbuhan sarang semut mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat aktivitas enzim xanthine oxidase dengan aktivitas yang setara dengan allopurinol. Enzim xanthine oksidase merupakan enzim yang bertanggung jawab dalam pemecahan protein dari degradasi nukleotida purin menjadi asam urat. Xanthine oksidase mengkatalisis hypoxanthine menjadi xanthine yang selanjutnya menjadi asam urat.

Pada umumnya, penggunaan sarang semut oleh masyarakat dilakukan dengan cara direbus dengan air. Ekstraksi dengan pelarut organik dilakukan karena penguapan pelarut organik lebih mudah dibandingkan pelarut air. Etanol 96% dipilih sebagai pelarut ekstraksi karena pelarut ini bersifat polar dan dapat menarik senyawa flavonoid yang terkandung didalam umbi sarang semut. Pengekstraksian menggunakan pelarut etanol 96% juga didasarkan pada keamanan, kemudahan menguap dari pelarut, kapang sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas (Sharon, 2013 : 116). Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi (cara dingin) untuk mencegah pengrusakan senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan (Gupita, 2012 dalam Putri, dkk., 2013 : 58). Perubahan warna yang terjadi dapat menjadi indikator telah tertariknya senyawa-senyawa berbobot molekul rendah sepeti saponin, tannin, terpenoid dan flavonoid pada proses ekstraksi (Harborne, 1996).

Ekstrak sarang semut diuji skrining fitokimia untuk memastikan adanya senyawa flavonoid yang dapat menghambat aktivitas xantin oxidase. Uji skrining fitokimia pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa ekstrak etanol sarang semut positif mengandung senyawa flavonoid yang menghasilkan warna merah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faujia dkk (2008) hal ini menunjukkan terjadi reaksi oksidasi reduksi antara logam Mg sebagai pereduksi, dengan sampel

(6)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

flavonoid. Reaksi oksidasi reduksi antara logam Mg dan flavonoid, menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks yang menimbulkan warna merah pada sampel. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasha (2012) yang melakukan identifikasi terhadap beberapa kandungan senyawa salah satunya senyawa flavonoid pada sarang semut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sarang semut memiliki kadar senyawa flavonoid.

Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia

Senyawa Pereaksi Hasil Uji Keterangan

Flavonoid HCL + Mg Merah Positif

Penelitian efek antihiperurisemia ekstrak etanol sarang semut terhadap hewan coba dilakukan dengan menggunakan hewan coba tikus putih jantan (Rattus

novergicus) yang berumur 3-4 bulan dengan berat 100-200 gram. Tikus yang

digunakan sebanyak 15 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok. Penggunaan variasi dosis ditujukan untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar asam uratnya. Menurut Lidinilla (2014) digunakan tikus putih jantan berumur 3-4 bulan karena rentang umur tersebut telah mewakili usia dewasa pada tikus sehingga diharapkan proses absorbsi, metabolisme dan ekskresi sedang berjalan normal. Pemilihan tikus jantan untuk menghindari pengaruh hormonal yang umumnya terjadi pada tikus betina yang dapat mempengaruhi kadar asam urat sebenarnya dalam darah (Lidinilla, 2014).

Allopurinol digunakan sebagai pembanding dengan maksud untuk membandingkan efektivitas ekstrak sarang semut dari berbagai konsentrasi. Allopurinol secara struktur kimia merupakan analog struktur dari hypoxanthine, maka allopurinol adalah analog substrat untuk enzim xantin oxidase. Alloprinol menghambat aktivitas enzim secara irreversible dengan mengurangi bentuk xanthin oxidase sehingga menghambat pembentukkan asam urat (Lelyana, 2012).

Penelitian dilakukan selama 3 hari yang sebelumnya tikus telah diaklimatisasi selama 1 minggu dengan pemberian pakan standar untuk mengadaptasikan tikus dengan lingkungan sekitarnya. Dilanjutkan dengan pengukuran kadar asam urat awal pada masing-masing hewan coba. Kemudian hewan coba dibuat dalam kondisi hiperurisemia dengan menggunakan Kalium Bromat (KBrO3) secara oral dengan dosis 0,2775% yang diperoleh dari konversi dosis kelinci 111mg/1,5 kgBB (Speicher dan Smith, 1996). Dipilih Kalium Bromat sebagai penginduksi karena kalium bromat bekerja dengan cara merusak ginjal dan mengakibatkan gangguan ekskresi asam urat sehingga kadar asam urat dalam darah akan meningkat (Astuti, 2011). Setelah 72 jam diukur kembali kadar asam urat tikus kemudian masing-masing kelompok diberi perlakuan peroral, kelompok 1 sebagai

(7)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

kontrol negatif diberikan NaCMC, kelompok 2 sebagai kontrol positif diberikan allopurinol, kelompok III, IV, V sebagai kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak etanol sarang semut 5%, 10% dan 15%. Selanjutnya diukur kembali kadar asam uratnya 2 jam dan 3 jam setelah perlakuan.

Hasil pengukuran masing-masing kadar asam urat darah tikus dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil tersebut kemudian dirata-ratakan dan dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 4.1 Grafik rata-rata penurunan Kadar Asam Urat darah

Gambar 4.1 menggambarkan hasil rata-rata kadar asam urat darah setiap kelompok setelah diinduksi dengan kalium bromat. Pada grafik tersebut dapat dilihat pada waktu-0 (72 jam setelah induksi) tikus telah dikatakan hiperurisemia karena kadar asam urat darahnya tidak masuk dalam range kadar asam urat tikus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lidinilla (2014) kadar asam urat normal tikus berkisar antara 1,5 mg/dl-1,6 md/dl dan menurut penelitian Artini dkk (2012) kadar asam urat normal tikus adalah berkisar antara 1,6 mg/dl-1,8 mg/dl.

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa masing-masing kelompok terjadi penurunan kadar asam urat yang berbeda-beda. Namun, pada kelompok 1 (kontrol negatif) yang diberi suspensi Na-CMC hanya terjadi sedikit penurunan kadar asam urat darah dibandingkan dengan kelompok II (kontrol positif) yang diberi suspensi allopurinol, sehingga Na-CMC tidak begitu berpengaruh dalam penurunan kadar asam urat darah. Pada grafik 4.2 juga dapat dilihat pada kelompok II (kontrol positif) yang diberi suspensi allopurinol dan kelompok V yang diberi ekstrak sarang semut 15% memiliki kemampuan yang baik dalam menurunkan kadar asam urat darah.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Awal 0 2 3 K a da r a sa m ura t (m g /dl ) Waktu (jam)

Penurunan Kadar Asam Urat Darah

Na-CMC Allopurinol Ekstrak 5% Ekstrak 10% Ekstrak 15%

(8)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

Dari Gambar 4.1 diplot diagram sehingga diperoleh histogram presentasi penurunan kadar asam urat darah berikut ini.

.

Gambar 4.2 Histogram presentasi penurunan kadar asam urat darah setelah perlakuan

Berdasarkan Gambar 4.2 histogram persentase penurunan kadar asam urat darah dari yang paling besar memiliki efek penurunan berturut-turut yaitu kelompok V (ekstrak sarang semut 15% b/v), kelompok II (kontrol positif) yang diberi suspensi allopurinol, kelompok IV (ekstrak sarang semut 10% b/v), kelompok III (ektrak etanol 5% b/v) dan kelompok I kontrol negatif) yang diberi suspensi Na-CMC.

Penurunan kadar asam urat darah pada kelompok III, IV dan V (ekstrak sarang semut 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v) disebabkan karena adanya senyawa flavonoid pada sarang semut yang menghambat aktivitas enzim xanthine oksidase. Enzim xanthine oksidase merupakan enzim yang bertanggung jawab dalam pemecahan protein melalui degradasi purin menjadi asam urat. Xanthine oksidasi mengkatalis hipoxantine menjadi xantine, dan xanthine menjadi asam urat (Natasha, 2012). Menurut pengujian sebelumnya, umbi sarang semut (Mymecodia

pendens) terbukti secara in vitro memiliki aktivitas penghambatan xanthine

oksidase.

Hasil dari pengukuran kadar asam urat pada penelitian ini kemudian diuji secara statistik. Uji normalitas data diuji dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas diuji dengan menggunakan uji Levene. Pengujian ini perlu dilakukan karena akan menentukan penggunaan uji statistik lanjutan. Apabila data tersebut berdistribusi normal dan memiliki variasi yang homogen maka pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan model statistik parametrik (Abdurrahmat, 2009). Berdasarkan kedua uji tersebut didapatkan data pengukuran kadar asam urat terdistribusi normal dan bervariansi homogen (α 0.01), sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA untuk melihat perbedaan bermakna tiap kelompok. Hasil dari

0 20 40 60 80 75.56 71.21% 67.37% 53.14% 50.57% Perlakuan

Presentase penurunan kadar Asam Urat darah

(9)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

uji ANOVA adalah nilai P < 0.01 yaitu 0.000 Hal ini menunjukkan bahwa H0 (tidak ada perbedaan) ditolak. Pada uji ANOVA bila nilai P < 0.01 maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan berdasarkan uji Duncan untuk melihat perbedaan signifikan penurunan berdasarkan masing-masing kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (kontrol positif) dan kelompok III, IV, V (ekstrak sarang semut dengan masing-masing konsentrasi 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v).

Berdasarkan uji lanjutan tersebut, hasil analisis dari uji beda rata-rata Duncan menunjukkan bahwa pada kelompok 1 (kontrol negatif) yang diinduksi suspensi Na-CMC dan kelompok III (ekstrak sarang semut 5% b/v) terdapat perbedaan yang sangat nyata terhadap kelompok II (kontrol positif) yang diinduksi suspensi allopurinol dan kelompok III, IV, V (ekstrak sarang semut 10% b/v, 15% b/v). Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata ketiga kelompok tersebut terletak pada 1 subset yang sama yaitu subset 2 yang memiliki penurunan yang sangat besar dibandingkan kelompok 1 (kontrol negatif) dan kelompok III (ekstrak sarang semut 5% b/v).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tayeb dkk (2012) bahwa infus sarang semut (Myrmecodia pendans) pada konsentrasi 5-20% b/v memiliki efek menurunkan kadar asam urat kelinci yang diinduksi kalium bromat. Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasha (2012) bahwa ekstrak etanol sarang semut dari jenis Hydnophytum moseleyanum dengan dosis 119 dan 179 mg/200 g BB dapat menurunkan kadar asam urat tikus.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) dapat menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi dengan Kalium bromat.

2. Ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) 15% b/v memberikan efek yang optimal menurunkan kadar asam urat darah pada tikus sebesar 75.56%.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian isolasi senyawa flavonoid yang ada pada sarang semut (Myrmecodia pendans).

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya terhadap efek hepatotoksik dari ekstrak sarang semut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat, A.S. 2009. Bahan Ajar Biostatistika. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan MIPA Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo

(10)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

Fauzia., Astari Larasati. 2008. Uji Efek Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea gratissima) terhadap Streptococcus Mutans dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) dan Konsentrasi Hambat Minimum (MIC). Majalah

Kedokteran Nusantara Volume 41.No. 3. September 2008. Departemen

Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara modern Menganalisis

Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang hlm 6-17. ITB.Bandung Harmita. Radji, M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi 3. Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta

Hawkins, D.W, Rahn, D.W. 2005. Gout and Hyperurisemia. Dalam Natasha,Y. 2012. Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Umbi Sarang Semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) Terhadap Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan yang di Induksi Kalium Oksonat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi. Universitas Indonesia Hendarsula, R.A. 2011. Efek Immunostimulan Ekstrak Umbi Sarang Semut

(Myrmecodia archboldiana) Pada Tikus Putih Jantan. Skripsi. Departemen Farmasi FMIPA. Universitas Indonesia

Katzung, B.G, Masters, S.B, Trevor, A.J. 2009. Basic and Clinical Pharmacology

(11th.Ed). New York. Mc-Grow-Hill, 818-826.

Kristina, D. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendans Merr. & Perry) pada Tikus (Rattus novergicus L.).

Skripsi. Jurusan BIologi FMIPA. Universitas Surakarta

Lelyana, R. 2008. Pengaruh Kopi Terhadap Kadar Asam Urat Darah studi Eksperimen Pada Tikus Rattus Norwegicus galur Wistar. Tesis. Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik universitas Diponegoro. Semarang Lidinilla, G.N. 2014 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam

Darah Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Kafeina. Skripsi. Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Natasha,Y. 2012. Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Umbi Sarang Semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) Terhadap Kadar Asam Urat Tikus Putih

(11)

1

Rahayu D.A Igirisa. 821410046. 2Dr. Teti S. Tuloli, M.Si., Apt. 3Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt. Program Studi S1. Jurusan Farmasi.FIKK. UNG

Jantan yang di Induksi Kalium Oksonat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi. Universitas Indonesia Putri, W. S. Warditiani, N. K. Larasanty, L. P. F. 2013. Skrining Fitokimia

Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Manggis (Garnicia mangostana L.).

E-journal Universitas Udayana

Retnowati, K. 2009, Pengaruh Infus Akar Tempuyung (Sonchus arvensis)

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Univ. Muhammadiyah. Surakarta

Sharon, N. Anam, S. Yuliet. 2013. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol

Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Online Jurnal of Natural

Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950 Desember 2013

Simanjuntak, F, Subroto M.A., 2010, Isolasi Senyawa Aktif dari Ekstrak Hipokotil Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) sebagai Penghambat Xantin oksidase. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol.8 No.1. April 2010. Hal 49-54

Speicher. Smitd, J. 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. EGC. Jakarta Subroto, M.A, Saputro, H., 2008, Gempur Penyakit dengan Sarang Semut.

Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 27

Syukri, M., 2007, Asam Urat dan Hiperurisemia. Majalah Kedokteran Nusantara, Vol.40 No.1. Maret 2007. Hal 52

Tayeb R, Amelia V, Usmar. 2012. Pengaruh Pemberian Infus Sarang Semut

(Myrmecodia pendans) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No. 1,

hlm 31-36. Maret. 2012. Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin. Makasar Weaver, A. L., Edwards, N. L, Simon, L. S. (2010). The gout clinical

companion:The latest evidence and patient support tools for the primary care physician. The France Foundation: an educational grant fromTakeda Pharmaceuticals North America, Inc

Gambar

Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia
Gambar 4.1 Grafik rata-rata penurunan Kadar Asam Urat darah
Gambar  4.2  Histogram  presentasi  penurunan  kadar  asam  urat  darah  setelah perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

sumber: Data yang diolah peneliti,2013 Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana yang dihitung menggunakan SPSS 14.0 dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

Sistem pengendalian persediaan (Y1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Y2) karena apabila sistem pengendalian persediaan seperti safety stock dapat

Likuiditas sangat penting bagi suatu lembaga koperasi syariah dalam mengelola operasional keuangan karena likuiditas merupakan suatu cara yang digunakan

Penelitian bertujuan mempelajari waktu pengeringan untuk memperoleh manisan kering buah carica berkualitas baik berdasarkan uji fisik (kekerasan dan rendemen), kimia (serat

Berdasarkan gambaran di atas, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran pemerintah daerah dalam relasinya dengan kerangka besar diplomasi ekonomi Indonesia dengan

Keluaran : Tersedianya makan minum rapat, makan tamu dalam mendukung program Pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan pemberdayaan masyarakat Kota Medan.. Target :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang makna pesan Instagram Ani Yudhoyono dan viewernya yang mengundang kontroversi dengan menggunakan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas X MAN 1 Semarang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe PQ4R dengan pendekatan problem