• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO KECAMATAN SUNGAI PANDAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO KECAMATAN SUNGAI PANDAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO KECAMATAN SUNGAI PANDAN

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Nahrawi

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA) Amuntai Nahrawi6727@gmail.com

Abstract: The purpose of this study was to determine the performance of the Head of Madrasah

Tsanawiyah Mu'allimin Muhammadiyah Alabio, Sungai Pandan District, Hulu Sungai Utara Regency which was seen from the competence of the principal/madrasah in 5 dimensions, namely (1) supervision, (2) managerial, (3) entrepreneurship. , (4) personality, and (5) social. This research was conducted with a quantitative approach. The population in this study were the head of madrasah, teachers, and administrative staff totaling 26 people consisting of the principal, teachers, and administrative staff. The data collection instrument is a questionnaire/questionnaire with a Likert scale, which has 4 alternative answers, consisting of 22 items. The same research instrument was given to school principals, teachers and administrative staff. Analysis of one variable data from two types of respondents. The condition of an aspect of the variable is aligned, compared, with the aim of seeing the stability of the data. The reliability and condition of the data were checked with cross-responders. The next analysis is to compare the values of each item with the average value of all items as a limiter. The results of the study show that the 4 dimensions of supervision, managerial, personality, and social are good at 80% and the entrepreneurial dimension is bad at 20%.

Keywords: Headmaster, Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Kepala Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Alabio Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilihat dari kompetensi Kepala sekolah/madrasah pada 5 dimensi yaitu (1) supervisi, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) kepribadian, dan (5) sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Madarasah, Guru-guru, dan Staf tata usaha berjumlah 26 orang terdiri dari Kepala madrasah, Guru-guru, dan Staf tata usaha. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner/angket dengan skala likert, yang memiliki 4 alternatif jawaban, terdiri atas 22 butir. Instrumen penelitian yang sama diberikan kepada Kepala sekolah, Guru-guru dan Staf tata usaha. Analisis data satu variabel yang berasal dari dua jenis responden. Kondisi suatu aspek dari variabel disejajarkan, dibandingkan, dengan maksud melihat kemantapan data. Reliabilitas dan kondisi data dicek dengan responden silang. Analisis selanjutnya adalah membandingkan nilai-nilai setiap butir dengan rata-rata nilai semua butir sebagai pembatas. Hasil peneltian menunjukkan bahwa 4 dimensi supervisi, manajerial, kepribadian, dan sosial baik sebesar 80% dan dimensi kewirausahaan buruk sebesar 20%.

Kata Kunci: Kinerja, Kepala Sekolah PENDAHULUAN

Pemerintah telah melakukan reorientasi pengelolaan pendidikan, yakni dari sistem manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Esensi dari manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah adalah otonomi manajemen sekolah dan pengambilan

(2)

keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Melalui sistem ini, pengelola atau manajer sekolah diberi kewenangan untuk mengatur dan meningkatkan proses pendidikan menurut prakarsa sendiri sehingga mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat. Pengertian diatas menunjukkan bahwa sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengelola sekolahnya. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. (Ditjend. Dikdasmen, 2002:5).

Pelaksanaan memajukan sekolah maka menuntut perubahan sikap dan tingkah laku dari seluruh komponen sekolah, baik Kepala sekolah, guru dan staf administrasi, termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang, memahami dan membantu sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan sekolah. Perubahan sikap dan tingkah laku tersebut akan dapat terjadi bila sumber daya sekolah yang ada dimanfaatkan dan dikelola secara optimal dan efektif oleh kepala sekolah selaku orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan disekolah.

Tuntutan akan Kepala sekolah yang memiliki kemampuan

manajemen dan kepemimpinan yang tangguh tersebut pada kenyataannya tidak terlepas dari isu-isu praksis pendidikan maupun isu-isu yang berkaitan dengan desentralisasi pendidikan, yakni:

Isu-isu yang sering muncul tersebut antara lain; keterbatasan wewenang kepala sekolah yang berimplikasi pada rendahnya efektivitas pencapaian target pendidikan disekolah. Isu ini menyangkut pula minimnya kewenangan yang diberikan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan manajemen pendidikan disekolah termasuk keterbatasan ruang geraknya dalam memanfaatkan sumber-sumber pendidikan yang dialokasikan pada sekolah. (Brotosedjati, 2002:6).

Dalam persoalan kemandirian dan kreativitas pengelolaan pendidikan di sekolah sangat tergantung kepada keandalan seorang kepala sekolah, dimana Kepala sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengambil

(3)

keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sekolah dibandingkan dengan sistem manajemen pendidikan yang dikelola oleh pemerintah pusat. Sedangkan dalam hal keterbukaan, akuntabilitas manajemen sekolah, maka

kepala sekolah selaku manajer dalam mengatur dan mengurus

sekolahnya hendaknya memperhatikan input-input manajemen sekolah.

Input manajemen yang dimaksud meliputi: tugas yang jelas, rencana rinci

dan sistematis, program yang mendukung bagi pelaksanaan warga

sekolahnya untuk bertindak, dan adanya sistem pengendalian mutu yang efektif dan efisien untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai.(Ditjen. Dikdasmen, 2002:21).

Menyadari betapa penting peningkatan mutu sekolah yang dapat dilihat dari indikator; mutu masukan, mutu proses, mutu SDM, mutu fasilitas, mutu manajemen, dan biaya, maka perlu mendukung “kemampuan manajerial

kepala sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

tersebut. ”(Mulyasa, 2002:57). Dengan demikian kepala sekolah hendaknya dapat menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya serta memainkan peran yang sesuai, yakni sebagai pemimpin sekaligus sebagai manajer. “Disamping itu sekolah sebagai agen perubahan, maka Kepala sekolah harus memahami dan mengembangkan ketrampilannya dalam melaksanakan perubahan itu, apabila Kepala sekolah ingin sekolah yang dipimpinnya menjadi lebih efektif”.(Wahjosumidjo, 2001:170-171).

Madrasah Tsanawiyah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang mempunyai potensi dan tanggung jawab untuk mengajarkan pengetahuan umum dan keagamaan kepada siswa agar menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan berakhlak mulia serta mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Kesiapan sebuah lembaga pendidikan merupakan bagian penting, oleh karena itu organisasi pendidikan harus mampu mempersiapkan cikal bakal lulusan yang bermutu. Membangun sebuah institusi pendidikan untuk sebuah lembaga pendidikan yang bertanggungjawab seperti hal tersebut tidaklah mudah, diperlukan kerja keras, disiplin institusi, mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan, tenaga profesional, budaya

(4)

organisasi pendidikan yang sehat, dan mengembangkan budaya maju.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mu’allimin Muhammadiyah Alabio adalah sebuah lembaga pendidikan Islam swasta yang dikelola oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Cabang Alabio I yang didirikan pada tanggal 01 Pebruari 1960 yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan kader-kader generasi penerus dan pelangsung serta penyempurna dari organisasi perserikatan muhammadiyah yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits (Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan ), memiliki ilmu pengetahuan, teknologi dan berakhlak mulia.

Beberapa permasalahan yang ada pada Madrasah Tsawiyah Mu'allimin Muhammadiyah Alabio, sebagai berikut:

1) Untuk kegiatan akademik yaitu: (a) pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) belum sepenuhnya dipandu dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan program semester, hanya mencapai 40,48 % dan (b) pelaksanaan PBM, praktek laboratorium IPA dan Teknologi Informasi (TI) hanya mencapai 30,14%, dan penggunaan perpustakaan hanya mencapai 10% .

2) Untuk bidang administrasi akademik yaitu: (a) perencanaan alokasi jumlah pegawai belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek keahlian yang dibutuhkan oleh madrasah sehingga arah pengembangan fungsi kepegawaian dan kompetensi staf masih dilakukan atas inisiatif sendiri, (b) penempatan tenaga pengajar yang tidak profesional untuk mengajar, dan (c) pemberian tugas dan fungsi wakil-wakil kepala madarasah hanya 25%.

3) Untuk kegiatan proses belajar mengajar (PBM) yaitu : (a) pelaksanaan jadwal mengajar yang terlihat dari pengajaran tepat waktu hanya mencapai 21,09 %, (b) fasilitas dan kenyamanan pembelajaran yang mendukung PBM masih dikeluhkan oleh peserta didik, dan (c) pemanfaatan sarana dan prasarana belajar masih kurang optimal yang hanya mencapai 42,47% .

Adapun isu-isu yang berkembang di masyarakat tentang MTs Mu’allimin Muhammadiyah Alabio adalah kebersihan halaman madrasah yang kurang, mata pelajaran banyak menghapal, pelajaran bahasa arab, jumlah mata pelajaran yang banyak, waktu belajar lama yaitu masuk 07.30 dan pulang jam 14.40.

(5)

Melihat begitu berat tuntutan dan tanggung jawab Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin muhammadiyah ini, maka harus dipimpin oleh Kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang baik. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian tentang Kinerja Kepala Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Alabio Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilihat dari 5 dimensi kompetensi Kepala sekolah/madrasah, yaitu (1) supervisi, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) kepribadian, dan (5) sosial.

KAJIAN PUSTAKA

Kinerja sumber daya manusia berasal dari istilah Job Performance atau Actual Performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Prawirosentono (Pasolong, 2008:176) merumuskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Interplan (Pasolong, 2008:175) menambahkan bahwa kinerja berkaitan dengan operasi, aktivitas, program, dan misi organisasi. Sedangkan Mangkunegara (Pasolong, 2008:176) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

”Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan”.(Dirjen PMPTK, 2008:5). Dengan demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan. Berbeda dengan penelitian yang berujung pada pemecahan masalah. Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja pengawas secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan pegawai, pemberian konpensasi dan motivasi. Setiap pegawai di lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan

(6)

deskripsi tugas yang diberikan pimpinan organisasi.

Menurut Permendiknas RI No. 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi Kepala sekolah dan buku mengenai Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB (2007: 169) menyebutkan bahwa Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin memiliki 5 kompetensi yaitu: (1) supervisi, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) kepribadian, dan (5) sosial. DESAIN PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik yang digunakan lalu diinterpretasikan. Tujuan dipilihnya pendekatan kuantitatif mengacu pada pendapat Sudarsono (1989: 9) yaitu “menggambarkan suatu gejala secara kuantitatif dengan sajian skor rerata, penyimpangan, grafik dan lain-lain, serta membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisis dan model yang telah ditetapkan”.

Lebih lanjut penelitian ini bersifat ex-post facto karena hanya mengungkapkan data peristiwa yang sudah berlangsung dan telah ada padaresponden tanpa memberikan perlakukan atau manipulasi terhadap variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2007: 3) yang menyatakan bahwa “penelitian ex-post facto dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian meruntut ke belakang melalui data tersebut untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti”. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk mengungkapkan seberapa baik kinerja kepala sekolah.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Madrasah Tsaniwiyah Mu’allimin Muhammadiyah Alabio Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2019.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

(7)

Menurut Nawawi (2003:141) populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (2005:108) populasi penelitian adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, semua guru, dan staf tata usaha madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Alabio. Dalam penelitian ini menggunakan populasi.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2005: 109) yang menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang diteliti.

INSTRUMEN PENELITIAN

“Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data”. (Arikunto, 2005: 126). Sesuai dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner/angket. Kuisioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup dan responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Riduwan (2007: 27) yang menyatakan bahwa “angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checlist (√)”.

Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan telaah pustaka yang mendukung variabel yang diungkap. Angket ini berisi instrumen yang sama, yang diberikan kepada Kepala sekolah, semua guru dan Staf.

(8)

Tabel 1

Kisi-kisi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah No

. Aspek/DimensiPenilaian Sub Aspek dan Indikator

1. Supervisi 1.1. Merencanakan program supervisi

1.2. Melaksanakan program supervisi 1.3. Menindaklanjuti program supervisi

2. Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan sekolah

2.1. Mengelola program pembelajaran 2.2. Mengelola kesiswaan

2.3. Mengelola sarana dan prasarana 2.4. Mengelola personal sekolah 2.5. Mengelola keuangan sekolah

2.6. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat 2.7. Mengelola administrasi sekolah

2.8. Mengelola sistem informasi sekolah 2.9. Mengevaluasi program sekolah 2.10. Memimpin sekolah

3. Kewirausahaan 3.1. Mengembangkan usaha sekolah 3.2. Membudayakan perilakuwirausaha 4. Kepribadian 4.1 Jujur dalam melaksanakan tugas

4.2 Terbuka dalam melaksanakan tugas 4.3 Bertanggung jawab dalam bertugas 4.4 Memiliki integritas sebagai peminpin

Sosial 5.1. Menjalin hubungan dengan pihak lain

5.2. Memberikan bantuan kepada pihak lain

Butir- butir instrumen ini bersifat non-test dan dirancang menurut skala likert dengan alternatif jawaban diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Analisis akan dilakukan secara kuantitatif.

Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam hal ini pemimpinan Kepala sekolah dan kinerja guru, disusun dalam bentuk skala likert

(9)

o Skor 4 = Sangat Sesuai (SS) o Skor 3 = Sesuai (S)

o Skor 2 = Tidak Sesuai (TS)

o Skor 1 = Sangat tidak Sesuai (STS) Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan menyederhanakan data sehingga mudah dipahami. Hasil analisis data dari proses identifikasi akan berupa tabel frekuensi disertai dengan perhitungan statistik. Data dalam penelitian ini adalah satu variabel yang berasal dari dua jenis responden. Kondisi suatu aspek dari variabel disejajarkan, dibandingkan, dengan maksud melihat kemantapan data. “Dengan kata lain, reliabilitas dan kondisi data dicek dengan responden silang”.(Arikunto, 2002:230). Analisis selanjutnya adalah membandingkan nilai-nilai setiap butir dengan rata-rata nilai-nilai semua butir sebagai pembatas.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan satu variabel, yaitu variabel kinerja kepala madrasah. Kinerja kepala madrasah ini diukur menggunakan kuesioner yang berisi instrumen yang sama, yang diberikan kepada Kepala madrasah 1 orang, guru sebanyak 24 orang, dan Staf tata usaha 1 orang.

Instrumen kuisioner kompetensi pada dimensi supervisi butir 1 sampai dengan 3, kompetensi pada dimensi manajerial butir 4 sampai dengan 14, kompetensi pada dimensi kewirausahaan butir 15 sampai dengan 16, kompetensi pada dimensi kepribadian butir 17 sampai dengan 20, dan kompetensi pada dimensi sosial butir 21 sampai dengan 22.

TABEL 2

Penilaian Kinerja Kepala Madrasah Terhadap Diri Sendiri

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

No. Hal yang dinilai Rating Nilai

Kate-gori

4 3 2 1

1. Merencanakan program supervisi V 4.00 T

(10)

3. Menindaklanjuti program supervisi V 3.00 R

4. Menyusun perencanaan sekolah V 4.00 T

5. Mengelola program pembelajaran V 4.00 T

6. Mengelola kesiswaan V 4.00 T

7. Mengelola sarana dan prasarana V 4.00 T

8. Mengelola personal sekolah V 4.00 T

9. Mengelola keuangan sekolah V 4.00 T

10. Mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat V 4.00 T

11. Mengelola administrasi sekolah V 3.00 R

12. Mengelola sistem informasi sekolah V 3.00 R

13. Mengevaluasi program sekolah V 4.00 T

14. Memimpin sekolah V 4.00 T

15. Mengembangkan usaha sekolah V 3.00 R

16. Membudayakan perilaku wirausaha V 3.00 R

17. Jujur dalam melaksanakan tugas V 4.00 T

18. Terbuka dalam melaksanakan tugas V 4.00 T

19. Bertanggung jawab dalam bertugas V 4.00 T

20. Memiliki integritas sebagai pemimpin V 4.00 T

21. Menjalin hubungan dengan pihak lain V 3.00 R

22. Memberikan bantuan kepada pihak lain V 4.00 T

- - - - 3.75

Pada tabel 2 ini menggambarkan isian Kepala madrasah yang dilanjutkan dengan pemberian nilai untuk masing-masing butir, kemudian mencari rata-rata nilai butir. Dalam tabel tersebut terlihat rata-rata nilainya adalah 3,75. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan atau mengkategorikan nilai butir-butir yang langsung menunjukkan kedudukan peringkat butir yang bersangkutan. Caranya adalah membanding nila-nilai setiap butir dengan rata-rata nilai semua butir sebagai pembatas.

(11)

* Nilai rata-rata dan lebih rendah dari rata-rata menujukkan kategori ”Rendah”, disingkat R.

Butir 1 ”Merencanakan program supervisi”, Kepala madrasah memberikan centang pada kolom dengan nilai 4, berarti nilai 4,00. Rata-rata nilai untuk semua butir adalah 3,75. Nilai 4,00 berada di atas 3,75, sehingga nilai untuk butir 1 tersebut termasuk kategori ”Tinggi”. Dalam kolom (8) tertulis T, singkatan dari ”Tinggi”.

Butir 2 ”Melaksanakan program supervisi”, nilainya 4,00. Karena 4,00 lebih tinggi dari 3,75, maka butir tersebut termasuk kategori ”Tinggi” disingkat T. Kedudukan butir 2 sama dengan butir 1.

Butir 3 ”Menindaklanjuti program supervisi”, nilainya 3,00, padahal rata-rata nilai semua butir 3,75. Nilai 3,00 lebih kecil dari 3,75 sehingga kategori untuk butir nomor 3 adalah ”Rendah”, disingkat R.

TABEL 3

Penilaian Guru Terhadap Kinerja Kepala Madrasah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

No. Hal yang dinilai

Rating Jum lah Res -pon den Rata2 Nilai Kateg ori 4 3 2 1

1. Merencanakan program supervisi 8 11 4 1 2

4 3.08 T

2. Melaksanakan program supervisi 2 12 8 2 2

4 2.58 R

3. Menindaklanjuti program supervisi 4 16 7 2 2

4 3.33 T

4. Menyusun perencanaan sekolah 8 13 2 0 2

4 3.13 T

5. Mengelola program pembelajaran 6 17 1 0 2

(12)

6. Mengelola kesiswaan 2 18 4 0 2

4 2.92 R

7. Mengelola sarana dan prasarana 3 16 5 0 2

4 2.92 R

8. Mengelola personal sekolah 3 17 4 0 2

4 2.96 R

9. Mengelola keuangan sekolah 4 16 4 0 2

4 3.00 R

10. Mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat 7 15 2 0

2

4 3.21 T

11. Mengelola administrasi sekolah 6 14 4 0 2

4 3.08 T

12. Mengelola sistem informasi sekolah 4 19 1 0 2

4 3.13 T

13. Mengevaluasi program sekolah 1

1 12 0 1 2 4 3.38 T 14. Memimpin sekolah 1 7 5 1 1 2 4 3.58 T

15. Mengembangkan usaha sekolah 2 8 6 8 2

4 2.17 R

16. Membudayakan perilaku wirausaha 2 5 11 6 2

4 2.13 R

17. Jujur dalam melaksanakan tugas 1

3 9 1 1

2

4 3.42 T

18. Terbuka dalam melaksanakan tugas 1

2 10 2 0

2

4 3.42 T

19. Bertanggung jawab dalam bertugas 1

6 8 0 0

2

4 3.67 T

20. Memiliki integritas sebagai pemimpin 1

2 12 0 0

2

4 3.50 T

(13)

4 22. Memberikan bantuan kepada pihak lain 2 11 2 0 2

4 1.88 R

608 837 138 23 - 3.04

-Pada tabel 3 menunjukkan penilaian 24 guru di madrasah yang bersangkutan terhadap diri Kepala madrasah. Hal-hal yang dinilai persis sama dengan hal-hal yang dinilai sendiri oleh Kepala madrasah, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dan disejajarkan. Bedanya dengan Kepala madrasah adalah bahwa banyaknya guru yang menjadi responden ada 24 orang, jadi nilainya perlu dirata-ratakan. Sebaran dari penilaian dapat dilihat pada kolom (3), (4), (5), dan (6), sedangkan kolom (7) adalah jumlah guru yang dijadikan responden, yaitu 24 orang. Kolom (8) menunjukkan nilai untuk butir yang sebaris, setelah dihitung dengan cara sama seperti tabel 2, yaitu mengalikan banyaknya responden atau frekuensi nilai masing-masing butir, yang dilanjutkan dengan kolom berikutnya, yaitu kolom (9) yang menunjukkan klasifikasi atau kategori “Tinggi” disingkat (T) atau “Rendah” disingkat (R).

Cara menentukan kategori sama dengan yang sudah dijelaskan dalam tabel 4.6, yaitu menggunakan rata-rata nilai untuk semua nilai butir adalah 3,04. Nilai inilah yang digunakan sebagai pembatas antara kategori “Tinggi” dengan kategori “Rendah”.

TABEL 4

Penilaian Staf Tata Usaha Terhadap Kinerja Kepala Madrasah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

No. Hal yang dinilai Rating Nilai

Kate-gori

4 3 2 1

1. Merencanakan program supervisi V 4.00 T

2. Melaksanakan program supervisi V 2.00 R

3. Menindaklanjuti program supervisi V 2.00 R

4. Menyusun perencanaan sekolah V 3.00 R

(14)

6. Mengelola kesiswaan V 3.00 R

7. Mengelola sarana dan prasarana V 4.00 T

8. Mengelola personal sekolah V 3.00 R

9. Mengelola keuangan sekolah V 3.00 R

10. Mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat V 4.00 T

11. Mengelola administrasi sekolah V 3.00 R

12. Mengelola sistem informasi sekolah V 4.00 T

13. Mengevaluasi program sekolah V 4.00 T

14. Memimpin sekolah V 4.00 T

15. Mengembangkan usaha sekolah V 1.00 R

16. Membudayakan perilaku wirausaha V 1.00 R

17. Jujur dalam melaksanakan tugas V 4.00 T

18. Terbuka dalam melaksanakan tugas V 3.00 R

19. Bertanggung jawab dalam bertugas V 4.00 T

20. Memiliki integritas sebagai pemimpin V 4.00 T

21. Menjalin hubungan dengan pihak lain V 3.00 R

22. Memberikan bantuan kepada pihak lain V 3.00 R

- - - - 3.14

Pada tabel 4 menunjukkan hasil analisis penilaian 1 staf tata usaha terhadap Kepala madrasah. Hal-hal yang dinilai sama dengan yang dinilai oleh guru maupun Kepala madrasah sendiri. Cara menghitung nilai, mencari rata-rata sama seperti pada tabel 2. Demikian seterusnya dapat ditentukan kategori untuk setiap butir. Dalam tabel 4 pada kolom (8) terlihat simbol kategori T dan R. Oleh Karena rata-rata nilai semua butir untuk angket staf tata usaha adalah 3.14, maka nilai inilah sebagai pembatas antara kategori “Tinggi” dan “Rendah”.

Dari ketiga tabel yang menunjukkan kategori setiap butir, kita dapat membandingkan dengan cara mensejajarkan ketiga kategori yang terdapat di tiga tabel tersebut.

(15)

TABEL 5

Perbandingan Ketegori Butir-Butir Penilaian Menurut Pendapat Tiga Sumber

Aspek/Dime

nsi No. Hal yang dinilai

Kategori Menurut Pendapat

KM Guru Staf TU Supervisi

1. Merencanakan program supervisi T T T

2. Melaksanakan program supervisi T R R

3. Menindaklanjuti program supervisi R T R

Manajerial

4. Menyusun perencanaan sekolah T T R

5. Mengelola program pembelajaran T T R

6. Mengelola kesiswaan T R R

7. Mengelola sarana dan prasarana T R T

8. Mengelola personal sekolah T R R

9. Mengelola keuangan sekolah T R R

10. Mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat T T T

11. Mengelola administrasi sekolah R T R

12. Mengelola sistem informasi sekolah R T T

13. Mengevaluasi program sekolah T T T

14. Memimpin sekolah T T T

Kewirausahaa n

15. Mengembangkan usaha sekolah R R R

16. Membudayakan perilaku wirausaha R R R

Kepribadian

17. Jujur dalam melaksanakan tugas T T T

18. Terbuka dalam melaksanakan tugas T T R

19. Bertanggung jawab dalam bertugas T T T

20. Memiliki integritas sebagai pemimpin T T T

Sosial 21. Menjalin hubungan dengan pihak lain R T R

22. Memberikan bantuan kepada pihak lain T R R

Dari tabel 5, rekapitulasi pendapat tiga sumber dapat diketahui bahwa terdapat variasi yang menarik. Ada yang menurut Kepala madrasah sudah tinggi,

(16)

yaitu dimensi supervisi butir 2 “melaksanakan program supervisi”, tetapi menurut dua sumber lain masih rendah, artinya mereka menghendaki agar Kepala madrasah dapat melaksanakan program supervisi untuk masa-masa yang akan datang melebihi dari yang sudah lalu. Butir 3 “menindaklanjuti program supervisi”, untuk butir ini Kepala madrasah memandang dirinya masih rendah, dan staf tata usaha juga memandangnya rendah, tetapi di mata guru dipandang sudah cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya tanda baik, karena Kepala madrasah masih perlu pengkatan diri dalam menindaklanjuti program supervisi, meskipun menurut guru sudah cukup.

Pada dimensi manajerial butir 7 “mengelola sarana dan prasarana” untuk butir ini menurut kepala sekolah dan staf tata usaha sudah tinggi, tetapi menurut guru masih rendah, artinya guru menghendaki agar Kepala madrasah dapat mengelola sarana dan prasarana untuk masa-masa yang akan datang melebihi dari yang sudah lalu.

Ada 9 butir yang menurut ketiga sumber sama penilaiannya demikian. Dua butir dinilai sama-sama rendah dan 7 butir dinilai sama-sama tinggi. Dua butir yang dinilai sama-sama rendah yaitu dimensi kewirausahaan butir 15 “mengembangkan usaha sekolah” dan butir 16 “membudayakan prilaku wirausaha”. Sedangkan 7 butir yang sama-sama dinilai tinggi adalah dimensi supervisi butir 1 “merencanakan program supervisi”, dimensi manajerial butir 10 “mengelola hubungan sekolah dan masyarakat”, butir 13 “mengevaluasi program sekolah”, dan butir 14 “memimpin sekolah”. Dan dimensi kepribadian butir 17 “jujur dalam melaksanakan tugas”, butir 19 “bertanggung jawab dalam tugas”, butir 20 “memiliki integritas sebagai pemimpin”. Untuk butir-butir pada dimensi yang lain, pendapat ketiga sumber berbeda, karena memang dimungkinkan terjadi peristiwa-peristiwa yang sifatnya unik antar Kepala madrasah dan pihak-pihak tersebut. Apabila mencermati sebaran penilaian butir seperti itu, pihak pimpinan perlu memperhatikan.

Pada tabel 5, dapat terlihat bahwa 5 dimensi kompetensi yang ada untuk mengukur kinerja Kepala madrasah ada 4 kompetensi yang baik atau 80%, yaitu dimensi supervisi, manajerial, kepribadian dan sosial, yang tiap butirnya ada yang

(17)

tinggi semua, rendah semua dan bervariasi. Dan satu dimensi kopetensi yang buruk atau 20% yaitu dimensi kewirausahaan, yang semua butirnya rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: Kinerja Kepala Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Muhammadiyah Alabio Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara diukur menggunakan 5 dimensi pada kompetensi yaitu dimensi supervisi, manajerial, , kepribadian, dan sosial. Ada 4 dimensi yaitu dimensi supervisi, manajerial, kepribadian, dan sosial baik sebesar 80% dan pada dimensi kewirausahaan buruk sebesar 20%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. PROSEDUR PENELITIAN Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: RINEKA CIPTA

Arikunto, Suharsimi. 2005. PROSEDUR PENELITIAN, suatu pendekatan praktek (ed. Revisi v). Jakarta: Rineka Cipta.

Brotosejati, Soebagyo. 2002. Kebijakan pemerintah propinsi Jawa Tengah dibidang pendidikan dalam era otonomi daerah, Makalah seminar revitalisasi pendidikan dasar dan menengah. Magelang : Univ. Muhammadiyah Magelang.

Dirjen PMPTK. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Depdiknas

Ditjend. Dikdasmen. 2002. Monitoring dan Evaluasi SLTP. Jakarta : Ditjend. Dikdasmen Depdiknas RI.

Mulyasa, E. 2003. Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Ofseet.

Nawawi , Hadari. 2003. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakara: Gadjahmada Press.

Pasalong, Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik.Bandung:Alfabeta

Permendiknas RI No. 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi Kepala sekolah dan buku mengenai Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB

(18)

Press.

Sugiono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo.2003. Kepala Sekolah:Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Perss.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan: Terapi realitas setting terapi individu dapat memperbaiki kepatuhan menelan obat dan kualitas hidup pada pasien bipolar tipe 1 di RS dr.. Arif Zainudin

Berangkat dari beberapa pandangan dan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah makna dalam penerjemahan dapat digolongkan menjadi enam, yaitu Makna leksikal, makna

Manajer Investasi wajib memastikan kesiapan sistem elektronik yang disediakan oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuk oleh Manajer

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-lmu sosial. Selain studi kasus. masih

Penulis menggunakan Pocket Expense berbayar dengan versi 4.5.1 untuk iPad dan iPhone yang penulis beli dari App Store pada April 2014 lalu. Logo dari versi berbayar Pocket

Jika kamu adalah sebagai korean drama addict tentu tau dong kata kata cinta dalam bahasa korea yang selalu muncul didalam film tersebut. kata kata cinta didalam bahasa korea sangat

"Terwujudnya Taman Nasional Perairan Laut Sawu yang dikelola secara berkelanjutan dan kolaboratif guna menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati laut, nilai

Namun pada penelitian ini, peneliti menentukan bahwa jenis air yang paling efisien digunakan pada komposisi campuran pembuatan pelet fly Ash adalah air hasil perendaman zeolit