• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PEMILIHAN PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN IBU HAMIL SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN AMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PEMILIHAN PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN IBU HAMIL SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN AMAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMILIHAN PENOLONG DAN TEMPAT PERSALINAN IBU HAMIL SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PERSIAPAN PERSALINAN AMAN

Aira Putri Mardela1 Restuning Widiasih1 Mira Trisyani1

1

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

ABSTRAK

Persalinan yang tidak aman merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Melalui edukasi tentang persiapan persalinan aman diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan nonrandomized pretest and posttest control group design. Sampel diambil dengan purposive sampling sebanyak 32 responden. Pada 16 orang di kelompok intervensi diberikan edukasi persiapan persalinan aman, sedangkan pada 16 orang di kelompok kontrol sebelumnya sudah pernah terpapar informasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2012. Hasil penelitian dengan fisher exact test didapatkan p=0.05 untuk pemilihan penolong persalinan dan p=0.0003 untuk tempat persalinan yang berarti memiliki pengaruh bermakna. Oleh karena itu edukasi tentang perencanaan penolong dan tempat persalinan yang aman perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

Kata kunci: edukasi, penolong persalinan, tempat persalinan

ABSTRACT

Unsafe delivery is one of the caused of maternal mortality in Indonesia. Health education about safe delivery preparation are expected to increase the utilization of health facilities. This research aimed to know the effect of education about safe delivery preparation to the selection of delivery attendant and delivery place among pregnant women at Puskesmas Melong Tengah. Quasi experiment with nonrandomized pretest and posttest control group design was used. 32 respondents were chosen by purposive sampling. 16 respondents in experimental group had got the education about safe delivery preparation and 16 respondents in control group previously got information from health workers). Data was collected on May 2012. The result by fisher exact test obtained p=0.05 for the selection of delivery attendant and p=0.0003 for delivery place which’s meant significant. Furthermore, education about safe delivery attendant and delivery place planning need to be socialized for the communities.

(2)

PENDAHULUAN

Kematian ibu sebagian besarnya terjadi pada saat persalinan, dimana 9 dari 10 kematian ibu terjadi saat persalinan dan diseputarnya (Depkes RI, 2009). Salah satu faktor yang melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga terlambat, yakni terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi (Kemenkes RI, 2011). Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan angka tertinggi di kawasan Asia Tenggara. AKI di provinsi Jawa Barat sendiri mencapai 724 kasus pada tahun 2008. Untuk kasus kematian bayi, pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 41 kasus di Jawa Barat dari 165 kasus di seluruh Indonesia, dimana 60,98 % persalinannya ditangani oleh dukun bersalin (Depkes RI, 2009).

Target cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah sebesar 90% (Depkes RI, 2003). Namun, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 mencatat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih baru mencapai 82,3% (Depkes RI, 2010). Dari data Riskesdas tersebut, sebanyak 43,2 % ibu hamil melahirkan di rumahnya sendiri, dimana hanya 2,1 % yang mendapat pertolongan oleh dokter, 5,9 % oleh bidan dan 1,4 % oleh tenaga medis lainnya, sisanya sebesar 4 % ditolong keluarga dan yang paling banyak 40,2 % ditolong dukun beranak (Pramudiarja, 2011). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, persalinan bukan di fasilitas kesehatan di Jawa Barat mencapai 41,5%, dan persalinan oleh dukun

(3)

mencapai 21,5% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan data Riskesdas tersebut, berarti cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih secara nasional belum memenuhi target.

Berdasarkan data laporan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Melong Tengah Kecamatan Cimahi Selatan, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sampai bulan Desember 2011 adalah 48,83 %. Cakupan ini belum memenuhi target dimana untuk bulan April hingga Desember 2011 target persalinan nakes adalah 60%. Disini masih terdapat kekurangan sebesar 11,17%.

Menurut Depkes RI (2009), tujuan persiapan persalinan aman adalah agar ibu hamil dan keluarga tergerak merencanakan tempat dan penolong persalinan yang aman, yang mana menurut Kemenkes RI (2011) persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Sementara menurut Manuaba (1999), penyebab terbatasnya akses perempuan terutama untuk pertolongan persalinan dikarenakan kemiskinan serta kurangnya pengetahuan dan keterpaparan infomasi, sedangkan pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan (coercion). Perubahan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (Notoatmodjo, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Suharni (2012) tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di

(4)

Kecamatan Mantingan, didapatkan kesimpulan pendidikan kesehatan kehamilan mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil menjadi lebih baik dan berpengaruh teradap sikap ibu hamil menjadi lebih positif dalam menyikapi kehamilannya. Sehubungan dengan pendahuluan tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah?”

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengetahui rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil kelompok kontrol dan kelompok intervensi, serta untuk mengetahui perbedaan antara ibu hamil kelompok kontrol dan intervensi dalam memilih penolong dan tempat persalinan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Quasi Experiment dengan Non Randomized Pretest Postest with Control Group Design. Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi persiapan persalinan aman dan variabel dependennya adalah pemilihan penolong dan tempat persalinan. Subvariabel dalam penelitian ini adalah pemilihan penolong persalinan dan pemilihan tempat persalinan.

(5)

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil pada RW 1, 2, 5 dan 21 di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 32 orang responden (16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi), yang didasarkan pada kriteria inklusi antara lain: bersedia menjadi responden serta belum mendapat edukasi berupa penyuluhan tentang persiapan persalinan aman dari petugas kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah. Disini peneliti menentukan RW 2 dan RW 21 sebagai kelompok intervensi dan RW 5 dan 1 sebagai kelompok kontrol.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pretest yang berisi karakteristik responden dalam bentuk pertanyaan terbuka dan tertutup, pemilihan penolong persalinan dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan tertutup, serta alasan pemilihan penolong dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan terbuka, dan kuesioner posttest yang berisi pilihan penolong dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan tertutup, serta alasan pemilihan penolong dan tempat persalinan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Pertanyaan pemilihan penolong persalinan terdiri dari empat pilihan yakni paraji, bidan, perawat, dan dokter kandungan. Sementara pilihan tempat persalinan terdiri dari enam pilihan yakni rumah sendiri, rumah paraji, puskesmas, praktek bidan, klinik bersalin, dan rumah sakit.

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan persentase distribusi frekuensi. Sedangkan analisa bivarat yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu Fisher Exact Probability Test. Pengujian fisher exact dapat dilakukan dengan

(6)

tabel kontingensi sampai 2x5. Ketentuan pengujiannya adalah jika p hitung lebih besar dari taraf kesalahan yang ditetapkan, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Kontrol Intervensi

F % F % Paritas Nulipara 4 25.00% 8 50.00% Primipara 3 18.75% 1 6.25% Multipara 8 50.00% 7 43.75% Grande Multipara 1 6.25% 0 0.00%

Riwayat Penolong Persalinan

Paraji 6 50.00% 5 62.50%

Bidan 3 25.00% 3 37.50%

Perawat 0 0.00% 0 0.00%

Dokter 3 25.00% 0 0.00%

Riwayat Tempat Persalinan

Rumah sendiri 7 58.33% 6 75.00%

Praktik Bidan 2 16.67% 1 12.50%

Puskesmas 0 0.00% 1 12.50%

Rumah Sakit 3 25.00% 0 0.00%

Berdasarkan tabel 1. pada kelompok kontrol setengah dari responden merupakan multipara, yakni sebanyak 9 orang (50.00%), sedangkan pada kelompok intervensi hampir setengah dari responden merupakan mult ipara, yakni sebanyak 7 orang (43.75%). Selain itu, lebih dari sebagian besar responden memiliki riwayat persalinan dengan paraji, yakni sebanyak 6 orang (50%) pada kelompok kontrol dan sebanyak 5 orang (62.50%) pada kelompok intervensi. Sedangkan berdasarkan tempat persalinan terakhir, lebih dari sebagian besar responden pada kelompok kontrol melahirkan di rumah sendiri yakni sebanyak 7 orang (58.33%) dan pada kelompok intervensi hampir seluruh responden

(7)

melahirkan di rumah sendiri pada persalinan terakhirnya, yakni sebanyak 6 orang (75%).

Pemilihan Penolong Persalinan Pretest dan Posttest Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Tabel 2. Pemilihan Penolong Persalinan Pada Kelompok Kontrol dan

Intervensi Rencana Penolong

Persalinan

Kontrol Intervensi

Pretest Posttest Pretest Posttest

F % F % F % F % Paraji 2 12.50% 2 12.50% 1 6.25% 0 0.00% Bidan 12 75.00% 12 75.00% 14 87.50% 13 81.25% Perawat 0 0.00% 0 0.00% 1 6.25% 1 6.25% Dokter 2 12.50% 2 12.50% 0 0.00% 2 12.50% Jumlah 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00%

Berdasarkan tabel 2. dapat diinterpretasikan bahwa dari hasil pretest dan posttest pemilihan penolong persalinan pada kelompok kontrol tidak terlihat perbedaan, dimana sebagian kecil dari responden yakni 2 orang (12.50%) memilih paraji. Sementara pada kelompok intervensi, sebelum diberikan edukasi (pada pretest), terdapat 1 orang (6.25%) yang memilih paraji. Setelah diberikan tidak ada lagi yang memilih paraji.

Pemilihan Tempat Persalinan Pretest dan Postest Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Tabel 3. Pemilihan Tempat Persalinan Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi Rencana Tempat

Persalinan

Kontrol Intervensi

Pretest Posttest Pretest Posttest

F % F % F % F % Rumah Sendiri 2 12.50% 2 12.50% 3 18.75% 0 0.00% Puskesmas 2 12.50% 2 12.50% 7 43.75% 5 31.25% Praktik Bidan 7 43.75% 7 43.75% 6 37.50% 10 62.50% Klinik Bersalin 3 18.75% 3 18.75% 0 0.00% 1 6.25% Rumah Sakit 2 12.50% 2 12.50% 0 0.00% 0 0.00% Jumlah 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00% 16 100.00%

(8)

Berdasarkan tabel 3. tersebut dapat dinterpretasikan bahwa ibu hamil pada kelompok kontrol memiliki pemilihan tempat persalinan yang sama baik pada pretest maupun posttest. Dimana terdapat sebagian kecil dari responden yang memililih bersalin di rumah sendiri, yakni sebanyak 2 orang (12.50%). Sedangkan pada kelompok intervensi, sebelum diberikan edukasi, terdapat sebagian kecil yang memilih bersalin di rumah sendiri, yakni sebanyak 3 orang (18.75%). Setelah diberikan edukasi tidak ada lagi yang memilih bersalin rumah sendiri.

Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Penolong Persalinan

Tabel 4. Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Penolong Persalinan (N=32)

Kategori

Pemilihan Penolong

Paraji Bidan Perawat Dokter

F % F % F % F % Total p-value Intervensi 0 0.00% 13 40.63% 1 3.13% 2 6.25% 16 Kontrol 2 6.25% 12 37.50% 0 0.00% 2 6.25% 16 Jumlah 2 6.25% 25 78.13% 1 3.13% 4 12.50% 32 0.05

Berdasarkan tabel 4. tersebut, dapat dilihat bahwa dari perhitungan uji statistik perbedaan antara kelompok kontrol dan intervensi dalam memilih penolong persalinan, didapatkan p-value 0.05. Sementara batas taraf kesalahan α yang ditetapkan adalah 5% (0.05). Oleh karena itu maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam memilih penolong persalinan. Dengan demikian terdapat pengaruh dari edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.

(9)

Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Tempat Persalinan

Tabel 5. Perbedaan antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi dalam Memilih Tempat Persalinan (N=32)

Kategori Rumah Sendiri Pemilihan Tempat Puskesmas Praktik Bidan Klinik Bersalin Rumah Sakit Total p- value F % F % F % F % F % Intervensi 0 0.00% 10 31.25% 5 15.63% 1 3.13% 0 0.00% 16 0.0003 Kontrol 2 6.25% 2 6.25% 7 21.88% 3 9.38% 2 6.25% 16 Jumlah 2 6.25% 12 37.50% 12 37.50% 4 12.50% 2 6.25% 32

Berdasarkan tabel 5. tersebut dapat dilihat bahwa dari perhitungan uji statistik didapatkan p-value 0.0003. Sementara taraf kesalahan α yang ditetapkan adalah 5% (0.05). Oleh karena p hitung 0.0003 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam memilih tempat persalinan. Dengan demikian terdapat pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.

Pengaruh Edukasi Persiapan Persalinan Aman Terhadap Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian masih terdapat sebagian kecil ibu hamil yang memilih bersalin di rumah sendiri dan ditolong oleh paraji. Hal ini perlu diwaspadai karena persalinan tersebut tidak aman dan dapat membahayakan ibu dan bayi. Persalinan hendaknya dilakukan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dalam kebidanan.

Dari hasil penelitian, berdasarkan riwayat pertolongan persalinan sebelumnya, lebih dari sebagian besar ibu memiliki riwayat persalinan di rumah

(10)

dan ditolong oleh paraji. Sebagian besar ibu hamil yang memilih bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji dikarenakan pada persalinan sebelumnya selalu melahirkan di rumah dengan paraji. Menurut Bangsu (1995) dalam Widawati (2008), pengalaman persalinan dan kehamilan terdahulu akan sangat mempengaruhi terhadap pemilihan penolong persalinan, dimana ibu yang sebelumnya persalinan ditolong oleh dukun dan tidak memiliki masalah saat proses persalinan akan mempunyai peluang lebih besar untuk memilih dukun untuk persalinan berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat juga ibu hamil yang memiliki riwayat pertolongan persalinan di rumah dan ditolong o leh paraji, namun untuk persalinan yang sekarang ibu hamil tersebut sudah berencana untuk bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti pengaruh dari orang terdekat maupun pihak profesional kesehatan, serta perasaan tentang nilai risiko kehamilan. Menurut Reeder (2010), saat ini pemilihan layanan maternal semakin sering dibuat berdasarkan saran dari pihak profesional. Selain itu, output dari pengalaman seseorang dapat berbeda- beda sehingga ibu hamil akan memiliki kecenderungan yang berbeda pula terhadap pengalamannya pertolongan persalinan tersebut.

Jika dikaitkan dengan teori Health Belief Model dari Rosenstock (1966) dalam Bensley (2008) bahwa melalui pengalaman dapat timbul persepsi yang positif tentang ancaman persalinan dengan dukun dan persepsi yang positif tentang manfaat persalinan dengan tenaga kesehatan. Sehingga bila ibu telah mempunyai persepsi yang positif, maka ibu akan memilih tenaga kesehatan.

(11)

Dimana berdasarkan hasil penelitian pada saat pretest menunjukkan bahwa sebagian besar ibu sudah memilih bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini merupakan pilihan yang baik bagi ibu hamil dimana sudah memilih pertolongan persalinan yang aman.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu hamil yang memilih bersalin di tenaga kesehatan lebih memilih bidan dari pada tenaga kesehatan yang lain, seperti perawat dan dokter kandungan. Hal ini bisa disebabkan karena mudahnya memperoleh akses pelayanan kesehatan seperti praktik bidan sehingga mudah mendapatkan pertolongan persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Abbas dan Kristiani (2006), bahwa motivasi ibu hamil dan ibu meneteki yang memanfaatkan untuk mau memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan, sebagian besar menyatakan masing-masing atas kemauan sendiri, dan sebagian lainnya untuk yang memanfaatkan pelayanan menyebutkan karena ikut-ikutan.

Pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan dapat terlihat pada hasil posttest. Dari hasil uji statistik statistik disimpulkan bahwa terdapat pengaruh edukasi terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan. Pada kelompok intervensi terdapat perbedaan pemilihan penolong dan tempat persalinan pada pretest dengan posttest, dimana hasil posttest pada kelompok intervensi menunjukkan data bahwa tidak ada lagi ibu hamil yang memilih bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji. Sementara pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan ibu hamil yang awalnya memilih bersalin di rumah sendiri dan memilih paraji. Hal ini disebabkan oleh

(12)

keterpaparan ibu hamil pada kelompok intervensi terhadap edukasi persiapan persalinan aman sehingga ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang pemilihan penolong dan tempat persalinan yang aman.

Menurut Bobak, Lowdermilk and Jensen (2005), tugas perkembangan ibu terhadap kehamilan yakni persiapan persalinan merupakan proses social dan kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari. Sementara edukasi sendiri dimaksudkan untuk mengubah perilaku individu, kelompok, dan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Dimana menurut Notoatmodjo (2011), pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan (coercion). Hal ini dikarenakan perubahan atau tindakan pemeliharaan kesehatan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suharni (2012) bahwa pendidikan kesehatan kehamilan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil menjadi lebih baik dan sikap ibu hamil menjadi lebih positif dalam menyikapi kehamilannya.

Melihat pembahasan tersebut di atas, maka harus ada solusi dari permasalahan ini khususnya yang berkaitan dengan persiapan persalinan aman yakni dalam pemilihan penolong dan tempat persalinan. Untuk itu, karena masih adanya ibu hamil yang memilih bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji, maka yang perlu dilakukan petugas kesehatan disini adalah meningkatkan upaya

(13)

edukasi yang lebih intensif dan menjangkau kepada seluruh ibu hamil sehingga ibu hamil dapat memilih penolong persalinan yang aman, tepat dan sesuai. Dalam hal ini, keterlibatan perawat juga sangat penting, dimana khususnya perawat maternitas yang dapat bertindak sebagai educator bagi ibu hamil untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rencana pemilihan penolong dan tempat persalinan kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada pretest terdapat sebagian kecil yang memilih ditolong oleh paraji dan bersalin di rumah sendiri. Sedangkan pada posttest kelompok kontrol sebagian kecil tetap memilih ditolong oleh paraji dan di rumah sendiri. Sementara pada kelompok intervensi tidak ada lagi yang memilih ditolong oleh paraji dan di rumah sendiri, dimana sebagian besar memilih bidan sebagai penolong persalinan dan puskesmas sebagai tempat persalinan. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Tengah.

(14)

SARAN

1. Bagi Institusi Puskesmas Melong Tengah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi, rekomendasi dan evaluasi bagi puskesmas dalam memberikan pendidikan kesehatan yang optimal kepada ibu hamil sehingga diharapkan pihak puskesmas dapat terus memberikan edukasi yang lebih intensif dan lebih menjangkau seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas.

2. Bagi Ibu hamil

Dari hasil penelitian yang didapatkan diharapkan bisa menambah pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan aman sehingga ibu hamil dapat memilih pertolongan persalinan yang aman.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh edukasi terhadap keputusan pemilihan penolong dan tempat persalinan sewaktu melahirkan pada ibu hamil. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas dan Kristiani.2006. Pemanfaatan pelayanan bidan di desa Kabupaten Muaro Jambi. Working Paper Series No.20 Juli 2006, First Draft KMPK Universitas Gadjah Mada.

Bensley, R.J. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Alih bahasa: Apriningsih, Nova S. Indah Hippy. Jakarta: EGC.

Bobak, Lowdermilk, and Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta : EGC.

Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi dan Kabupaten/Kota Sehat: Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003. Jakarta : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

. 2009. Menuju Persalinan yang Aman dan Selamat Agar Ibu dan Bayi Lahir Sehat. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010.

Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/Menkes/Per/Xii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan PWS KIA Puskesmas Melong Tengah Desember 2011: Puskesmas

Melong Tengah Cimahi Selatan.

Manuaba, I.B.G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : ARCAN.

Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Pramudiarja, U. 2011. 43 persen perempuan Indonesia masih melahirkan di

rumah. Available online at

http://health.detik.com/read/2011/06/30/140321/1671755/764/43-persen- perempuan-indonesia-masih-melahirkan-di-rumah// (diakses Januari 2012) Reeder, S.J. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi &

Keluarga. Alih bahasa: Yati Afiyanti, Imami Nur Rachmawati, Sri Djuwitaningsih. Jakarta : EGC.

Suharni, S. 2012. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di Kecamatan Mantingan. Tesis : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.Tidak dipublikasikan.

Widawati. 2008. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kopo, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung Tahun 2008. Tesis : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapatkan dari partisipan dan didukung dengan laporan petugas Puskesmas didapatkan beberapa pengalaman penderita HIV/AIDS yang menjalani

Debit yang tersedia sebesar 3,5 liter/detik nantinya akan digunakan untuk melayani kebutuhan warga RW 05 sebanyak 290 Kepala Keluarga (KK). Setelah dilakukan analisa, didapatkan

Selanjutnya kurva estimasi model kuantil spline kuadratik dengan satu titik knot yang menunjukkan pola perubahan di setiap kuantil disajikan pada Gambar 2.. Pola perubahan

Mata kuliah ini memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang Dasar-dasar organisasi berkas; Organisasi berkas pada magnetic tape; Organisasi berkas pada

Rebang tangkas bripka iwan laks giat sambang dan menyampaikan tentang pesan - pesan kamtibmas kepada warga agar terciptanya situasi kamtibmas yang.. kondusif

Tabel 2 menunjukkan rata-rata diameter zona hambat fraksi etil asetat pada tiga kali pengulangan didapatkan bahwa konsentrasi 100%, 80 %, 60 % fraksi n -heksan dengan

anggah-ungguh kruna bahasa Bali dalam bahasa pergaulan masyarakat suku Bali dapat disimpulkan sebagai berikut. Sebagai konsekuensi adanya stratifiksi masyarakat suku

Merujuk kepada Pengumuman Ketua Panitia Seleksi Pengadaan CASN BRIN Tahun 2021 Nomor 04/A/KP.02.01/2021 tanggal 15 Agustus 2021 tentang Hasil Sanggahan Pelamar Seleksi