Abstrak — Pedestal Crane yang beroperasi di anjungan lepas pantai berfungsi sebagai alat pemindah benda secara vertikal maupun horizontal dengan ketinggian tertentu dikenai berbagai jenis beban baik dari operasi maupun lingkungan akan diperpanjang masa operasinya untuk 20 tahun mendatang. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis kelelahan operasi selama 20 tahun terakhir yang menghasilkan siklus 72000 kali. Kemudian dari technical drawing dibuat permodelan menggunakan AUTOCAD 2010 dan dilakukan simulasi dengan software FEMAP with NASTRAN SIEMENS. Dengan simulasi permodelan, diketahui distribusi konsentrasi tegangan terbesar terletak pada tumpuan boom feet pin Pengolahan data dengan mengacu ke standar API dan DNV menghasilkan pengaruh tegangan bending sebesar 99%, tegangan geser sebesar 0,1 %, dan beban akibat gaya angin. Perhitungan fatigue life menggunakan persamaan Palmgren-Miner didapatkan umur lelah mula sebesar 141 tahun untuk kondisi operasi normal dan 66 tahun untuk kondisi operasi workover. Sehingga Pedestal Crane masih layak untuk digunakan 20 tahun mendatang
Kata Kunci— Fatigue, Palmgren-Miner, Pedestal Crane
I. PENDAHULUAN
il platform adalah bangunan struktur yang digunakan untuk tempat pijakan pekerja dan mengoperasikan peralatan mengebor dan mengambil minyak serta gas melalui sumur buatan ditengah lautan. Bangunan Platform sendiri terdiri dari beberapa bagian yakni bagian struktur atas (dek) dan struktur bawah (jacket dan pondasi).
Salah satu anjungan lepas pantai yang memperpanjang umur operasinya yaitu Platform jenis fixed platform yang dioperasikan oleh PT. Kondur Petroleum S.A. yang merupakan anak perusahaan dari Energi Mega Persada yang beroperasi di perairan laut selat malaka. Platform ini didesain untuk umur operasi selama 20 tahun, akan tetapi untuk memenuhi permintaan eksplorasi dan eksploitasi, PT. Kondur Petroleum S.A.memperpanjang umur operasi platform (Service life extension) 20 tahun mendatang. Dalam rencana perpanjangan umur operasi dibutuhkan studi penilaian yang seksama dan teliti untuk memastikan keamanan dan keselamatan. Studi penilaian sebuah platform meliputi tiga hal, yaitu pushover analysis, fatigue analysis dan Risk-based Inspection Planning (RBI) (Chakrabarti,et al, 2005)
Pedestal Crane merupakan salah satu struktur yang ada pada fixed platform yang paling banyak mengalami beban
dinamik (siklik) secara kumulatif sehingga berpotensi mengalami kelelahan Salah satu permasalahan dari struktur bangunan tengah laut adalah gejala fenomena kelelahan (fatigue) struktur bangunan tersebut akibat adanya beban operasi yang bekerja. Terlebih kerusakan terbesar pada bangunan laut disebabkan oleh kelelahan pada struktur, baik pada komponen struktur utama maupun struktur sekundernya
II. URAIANPENELITIAN A. Observasi Lapangan dan Objek
Melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan dan mencari data primer terkait data inspeksi dan maintenance pedestal crane serta data beban operasi (statis) dan beban karena angin.
B. Permodelan dan Simulasi
Membuat model 3D dari Pedestal crane dengan AUTOCAD 2010 berdasarkan mechanical drawing maupun data pengukuran secara langsung. Selanjutnya model di generate ke dalam software SOLIDWORKS. Kemudian disimulasikan dengan menggunakan software FEMAP-NASTRAN SIEMENS untuk mengetahui titik kritis dari model yang berpotensi paling rawan terjadinya kerusakan. C. Analisis Tegangan
Perhitungan gaya yang bekerja dengan menggunakan prinsip mekanika teknik dan konsep tegangan regangan serta prinsip kelelahan pada material baja dengan melihat S-N Diagram. Gaya gaya yang diperhitungkan adalah gaya dari operasi rutin pedestal crane, momen yang terjadi pada boom pin serta gaya yang diakibatkan oleh hembusan angin dari berbagai arah mata angin
D. Perhitungan Umur Lelah
Setelah memperoleh kelelahan, dengan merujuk prinsip siklus kelelahan material maka didapatkan jumlah siklus yang sebenarnya. Dengan menggunakan persamaan Palmgrem-Miner maka diketahui total kerusakan kumulatif (hargaD total) sehingga umur kelelahan Pedestal Crane dapat diketahui .
Analisis Fatigue Life Struktur Boom Pada Pedestal
Crane Fixed Platform Offshore Daerah Selat Malaka
untuk Perpanjangan Masa Operasi
Farii Fahmiuddin Fikri1, Rochman Rochiem2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI – ITS 2
Dosen Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI – ITS
Teknik Material dan Metalurgi , Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
Gambar 1. Diagaram alir penelitian
III. HASILDANPEMBAHASAN A. Hasil Observasi Lapangan dan Objek Penelitian
Pada Inspeksi independen dan rekap data dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sejak tahun 2005 hingga 2011, tidak ditemukan adanya cacat. Fenomena korosi pada benda kerja pun tidak ditemukan terlalu banyak karena aspek perlindungan menggunakan Pengecatan dan pelumasan menggunakan oli pada bagian yang sering terjadi gesekan.
Dengan kata lain, benda kerja masih dapat dianggap tidak mengalami kerusakan sehingga untuk inisiasi retakan akibat retakan diabaikan
Gambar 2. Pedestal crane pada platform offshore jenis fixed platform di field selat malaka
B. Analisis Mekanika Teknik
Gambar 3. Ilustrasi dua dimensi (2D) Pedestal Crane
Berdasarkan standard operating procedure (SOP) dalam pengoperasian crane kondisi normal didapatkan data serta hasil kalkulasi untuk gaya berat, gaya momen serta rasio siklis operasi selama 20 tahun (7,2 x 104 kali) seperti yang tertera pada tabel berikut ini
Tabel 1.
Kapasitas berat angkat maksimum kondisi normal.
(meter) (Degree) (Ton) (kN) (kN.m) (%) (Cycle)
1 4,57 79,2 14,4 141,26 88,99 5 3600 2 6,1 75,5 14,4 141,26 88,99 5 3600 3 7,62 71,8 14,4 141,26 88,99 5 3600 4 9,15 68 12,1 118,7 74,78 5 3600 5 10,67 64,1 10,3 101,04 63,65 5 3600 6 12,2 60 8,9 87,3 54,99 5 3600 7 13,72 55,77 7,8 76,52 48,2 5 3600 8 15,24 51,33 7 68,87 43,38 5 3600 9 16,77 46,56 6,2 60,822 37,93 7,5 5400 10 18,29 41,42 5,7 55,92 35,22 8,5 6120 11 19,82 35,65 5,1 50,03 31,52 9,5 6840 12 21,34 29 4,7 46,1 29,04 10,5 7560 13 22,87 20,33 4,3 42,18 26,57 11,5 8280 14 24,39 0 4 39,24 24,72 12,5 9000 100 72000 Ratio Operation No Total
Working Radius Boom angle SWL Force on Pivot Bending Moment
Pada operasi workover , pedestal crane dapat digunakan selama 24 jam. Akan tetapi workover tidak selalu dilakukan dalam satu tahun sehingga asumsi yang digunakan adalah
- Beban yang sering digunakan adalah sebesar SWL nya yakni 14,4 ton
- Rasio penggunaan berkebalikan dengan kondisi normal
Dengan kondisi tersebut maka didapatkan operasional seperti yang tertera pada tabel berikut ini
Tabel 2.
Kapasitas berat angkat maksimum kondisi workover.
(meter) (Degree) (Ton) (kN) (kN.m) (%) (Cycle)
1 4,57 79,2 14,4 83,1 116,34 12,5 9000 2 6,1 75,5 14,4 84,17 117,838 11,5 8280 3 7,62 71,8 14,4 86,16 120,624 10,5 7560 4 9,15 68 12,1 74,48 104,272 9,5 6840 5 10,67 64,1 10,3 65,68 91,952 8,5 6120 6 12,2 60 8,9 60,53 84,742 7,5 5400 7 13,72 55,77 7,8 54,89 76,846 5 3600 8 15,24 51,33 7 52,76 73,864 5 3600 9 16,77 46,56 6,2 51,01 71,414 5 3600 10 18,29 41,42 5,7 52,59 71,626 5 3600 11 19,82 35,65 5,1 58,075 81,305 5 3600 12 21,34 29 4,7 97,26 136,164 5 3600 13 22,87 20,33 4,3 65,05 91,07 5 3600 14 24,39 0 4 149,875 209,825 5 3600 100 72000 Ratio Operation No Total
Working Radius Boom angle SWL Force on Pivot Bending Moment
Untuk perhitungan gaya yang disebabkan angin, diketahui data untuk wilayah field Lalang, Selat Malaka adalah sebagai berikut :
1. One hour operating wind (1 year) = 25 knots = 12,86 m/s 2. Wind speed tolerate = >50 knots
(no structural damage occuring)
3. Massa jenis udara (ρ) = 1,2754 kg/m3 4. Nilai Cs untuk bentuk silinder = 0.5
(ABS MODU, 2001)
5. Nilai wind pressure height = 1.1 Coefficient (Ch ) untuk
ketinggian 15,3m-30,5m (ABS MODU, 2001)
Adapun data lingkungan berupa kecepatan dan arah angin maksimum dan rata rata tahun 2012 wilayah pekanbaru, Riau terlampir sebagai berikut
Tabel 3.
Arah Angin Rata Rata Daerah pekanbaru dan sekitarnya pada tahun 2012
Tahun
2012 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kecepatan Maks 50 30 60 37 35 45 29 35 30 20 -
-Kecepatan Rata-rata 5,1 5,4 6,4 5,7 5,6 6,5 6,7 6,3 5,5 5,9 -
-Arah Maks 200 200 180 330 270 280 330 160 300 330 -
-Arah rata-rata 360 315 315 180 180 180 180 180 180 315 -
-Bulan
Catatan : Satuan arah angin = derajat (o) Satuan kecepatan angin = knot (kt)
Sedangkan untuk perubahan arah mata angin untuk 2 tahun terakhir dari tahun 2006-2007 wilayah Kepulauan Riau, Stasiun Natuna terlampir sebagai berikut :
Tabel 4.
Intensitas Kejadian Angin tahun 2006 dan 2007 wilayah Kepulauan Riau 1 m/s-3 m/s 4 m/s-6 m/s 7 m/s-9 m/s 10 m/s-12 m/s 13 m/s-15 m/s >16 m/s N 0 192 720 888 480 0 2400 NW 0 24 120 24 0 120 168 W 24 168 360 120 0 0 672 SW 72 48 312 168 48 0 648 S 0 168 624 456 72 24 1344 SE 0 72 240 72 0 0 384 E 24 312 336 24 0 0 696 NE 0 480 744 144 96 0 1464 Total 120 1464 3456 1896 696 144 7776
Arah Kecepatan Angin Jumlah
C. Permodelan dan Simulasi
Untuk mempermudah permodelan dan simulasi, terlebih dahulu menggambar pedestal crane dalam bentuk 3D dengan AUTOCAD 2011
Gambar 4. Struktur Boom Lattice Pedestal Crane
Setelah itu, gambar disimulasikan kedalam FEMAP with NASTRAN SIEMENS dengan input gaya
Gambar 5. Boom Feet Pin yang telah di input gaya
Terlihat bahwa bagian tumpuan yakni Boom Pin mengalami tegangan paling besar dibandingkan sambungan las struktur
Gambar 6. Distribusi tegangan pada boom feet pin dari perbedaan warna
D. Kalkulasi Kerusakan Total Kumulatif
Pada kondisi operasi normal, dengan berdasarkan data beban angkat crane (recommended maximum lifting capacity in normal condition) dapat diketahui jumlah siklis dan besar tegangan yang terjadi sesuai dengan tabel berikut ini :
Tabel 5.
Perhitungan siklus untuk operasi normal
(kN) (kN.m) (N/mm2) (Cycle) (Cycle) -1 83,1 116,34 335,5 3600 3,94E+05 9,14E-03 2 84,17 117,838 339,827 3600 3,70E+05 9,73E-03 3 86,16 120,624 347,86 3600 3,32E+05 1,08E-02 4 74,48 104,272 300,7 3600 6,58E+05 5,47E-03 5 65,68 91,952 265,17 3600 1,18E+06 3,05E-03 6 60,53 84,742 244,38 3600 1,75E+06 2,06E-03 7 54,89 76,846 221,6 3600 2,76E+06 1,30E-03 8 52,76 73,864 213,01 3600 3,30E+06 1,09E-03 9 51,01 71,414 205,95 5400 3,90E+06 1,38E-03 10 52,59 71,626 212,326 6120 3,38E+06 1,81E-03 11 58,075 81,305 234,5 6840 2,12E+06 3,23E-03 12 97,26 136,164 392,67 7560 1,88E+06 4,02E-03 13 65,05 91,07 262,63 8280 1,24E+06 6,68E-03 14 149,875 209,825 605,103 9000 2,48E+04 3,63E-01 72000 0,422708134 ni/Ni ni No Total Force Bending Moment Stress Ni
Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk kondisi normal sebesar 0,423
Sedankan untuk kondisi workover, diketahui jumlah siklis dan besar tegangan yang terjadi sesuai dengan tabel berikut ini :
Tabel 6.
Perhitungan siklus untuk operasi normal
(kN) (kN.m) (N/mm2) (Cycle) (Cycle) -1 83,1 116,34 335,5 9000 3,94E+05 2,28E-02 2 84,17 117,838 339,827 8280 3,70E+05 2,24E-02 3 86,16 120,624 347,86 7560 3,32E+05 2,28E-02 4 74,48 104,272 300,7 6840 6,58E+05 1,04E-02 5 65,68 91,952 265,17 6120 1,18E+06 5,19E-03 6 60,53 84,742 244,38 5400 1,75E+06 3,09E-03 7 54,89 76,846 221,6 3600 2,76E+06 1,30E-03 8 52,76 73,864 213,01 3600 3,30E+06 1,09E-03 9 51,01 71,414 205,95 3600 3,90E+06 9,23E-04 10 52,59 71,626 212,326 3600 3,38E+06 1,07E-03 11 58,075 81,305 234,5 3600 2,12E+06 1,70E-03 12 97,26 136,164 392,67 3600 1,88E+06 1,91E-03 13 65,05 91,07 262,63 3600 1,24E+06 2,90E-03 14 149,875 209,825 605,103 3600 2,48E+04 1,45E-01 72000 0,24272034 ni/Ni ni No Total Force Bending Moment Stress Ni
Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk beban statis kondisi workover sebesar 0,243 Untuk gaya yang disebabkan oleh angin, dicari kecepatan angin pada ketinggian pedestal crane (17.5 m)
V (17,5 m) = 12.86 ( 17,5 / 9,144) 1/7 = 12.86 ( 1,91382) 1/7 = 12.86 (1,0971640) = 14.11 m/s
Diketahui nilai ρ , Cs danCh dari pedestal crane maka dapat
dicari besarnya gaya oleh angin pada ketinggian tersebut F (l= 24.38 m) = ½ (1,2754)(0,5)(1,1)( 24,38)(14,11)2 = ½ (17.10) (14,11)2 = 1702.42 N or 1,70242 kN σ angin = F/ A boom = 1702.42 N / 3.29388 = 516.843 N/ m2 = 516.843 Pa Tabel 7.
Perhitungan siklus untuk berbagai arah mata angin
Stress ni Ni ni/Ni
(N/mm2) cycle cycle
-1 N 5,17E-04 24000 1,98E+22 1,22E-18
2 NW 5,17E-04 1680 1,98E+22 8,51E-20
3 W 5,17E-04 6720 1,98E+22 3,40E-19
4 SW 5,17E-04 6480 1,98E+22 3,28E-19
5 SW 5,17E-04 13440 1,98E+22 6,81E-19
6 SE 5,17E-04 3840 1,98E+22 1,94E-19
7 E 5,17E-04 6960 1,98E+22 3,52E-19
8 NE 5,17E-04 14640 1,98E+22 7,41E-19
77760 1,58E+23 3,94E-18 No
TOTAL Arah
Dari tabel diatas didapatkan rasio kerusakan kumulatif (D) untuk beban akibat gaya angin sebesar 3,94E-18
E. Penentuan Umur Lelah (Fatigue Life)
Dari data perhitungan rasio kerusakan kumulatif dapat dijadikan landasan untuk menentukan fatigue life yang tersisa. Dengan menggunakan hukum Palmgren-Miner,
∑
==
m iNi
ni
D
1/
(1)maka ketiga rasio kerusakan kumulatif yaitu beban operasi crane statis, dan beban angin dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rasio kerusakan kumulatif total (Dtotal)
setiap kondisi baik kondisi normal maupun kondisi workover. Pada kondisi normal, harga D diketahui
D crane = D operasi statis s + D angin
= (0,423)+ (3,94x10-18) = 0,423
Sedangkan formulasi umur lelah dari suatu struktur dapat dihitung melalui persamaan
D
fatigue
=
1
/
(2)formulasi umur lelah suatu material dapat dihitung dengan membagi lama operasi data beban yang diterima pedestal crane, yakni selama 20 tahun. Sehingga dengan nilai D = 0,423 maka umur kelalahan dari komponen tumpuan boom feet pin adalah
20/ 0,423 = 47,28 Tahun
Pada kondisi workover, harga D diketahui D crane = D operasi statis s + D angin
= (0,243 )+ (3,94 x 10-18) = 0,243
Sehingga dengan nilai D = 0,243maka umur kelalahan dari komponen tumpuan boom feet pin adalah
20/ 0,243 = 82 Tahun
F. Analisis Safety Factor
Pada kondisi normal, fatigue life sesungguhnya dari boom pin pedestal crane adalah 47,28 tahun. Dengan mengetahui umur lelah sesungguhnya maka dapat diketahui nilai faktor aman (Safety factor) sebesar
47,28 tahun / 20 tahun = 2,36
Jadi, Safety factor (SF) kondisi normal dari boom pin pedestal crane sebesar 2,36
Pada kondisi Workover, fatigue life sesungguhnya dari boom pin pedestal crane adalah 82 tahun. Dengan mengetahui umur lelah sesungguhnya maka dapat diketahui nilai faktor aman (Safety factor) sebesar
82 tahun / 20 tahun = 4,1
Jadi, Safety factor (SF) kondisi workover dari boom pin pedestal crane sebesar 4
Safety factor Pedestal crane senilai 2 dengan SWL maksimum sebesar 14,4 ton. Maka diketahui beban maksimum
sesungguhnya
14,4 x 2 = 28,8 ton
Dengan mengambil umur yang relatif paling singkat/kecil yakni kondisi normal, maka nilai safety factornya dapat digunakan sehingga nilai safety factor sebelumnya sebesar 2 menjadi naik sebesar 2,36. Dan SWL maksimum yang direkomendasikan untuk 20 mendatang adalah
28,8 ton / 2,36 = 12,6 ton
G. Analisis Persentase Pengaruh Jenis Beban
Dari jumlah total angka kerusakan kumulatif dapat dilihat besarnya pengaruh jenis beban terhadap fatigue life dari sebuah pedestal crane kondisi operasi normal pada tabel berikut:
Tabel 8.
Persentase pengaruh jenis beban kondisi normal
Jenis Beban D Presentase
Beban Statis 1,42E-01 1,00E+02
Beban Angin 3,94E-18 2,78E-15
1,42E-01 1,00E+02
Total
Sedangkan untuk kondisi operasi workover ditunjukan pada tabel berikut
Tabel 9.
Persentase pengaruh jenis beban kondisi workover
Jenis Beban D Presentase
Beban Statis 3,02E-01 1,00E+02
Beban Angin 3,94E-18 1,30E-15
Sehingga didapatkan persentase pengaruh untuk beban mendekati 100% baik untuk operasi normal maupun workover. Sedangkan pengaruh beban angin terhitung kecil 2,78 x10-15 % (normal) dan 1,3 x10-15 (workover) namun tetap diperhitungkan dengan standar yang ada
Karena yang paling berpengaruh adalah beban operasi, maka untuk memperpanjang umur pakai Pedestal crane maka dilakukan penurunan kapasistas maksimum berat angkat dengan cara memperbesar nilai safety factor (SF). Jadi, SWL maksimum yang dapat direkomendasikan untuk operasi pedestal crane 20 tahun mendatang adalah sekitar 12,6 ton dengan Safety factor >2,3
IV. KESIMPULAN
1. Fatigue life dari struktur pedestal crane LWA platform akibat pembebanan oleh operasi dan lingkungan adalah 47 tahun Dengan demikian pedestal crane masih dapat dioperasikan untuk 20 tahun mendatang dengan SWL yang ditentukan.
2. Besar persentase pengaruh pembebanan operasi statis untuk kondisi normal 99,999 %dan workover 99,998%, Serta pembebanan lingkungan oleh angin untuk kondisi normal 2,02x10-8 % dan workover 1,93x10-9 %.
3. Safety Factor yang disarankan untuk 20 tahun mendatang adalah 2,3 atau lebih, sedangkan beban angkat maksimum (SWL) adalah sebesar 12,6 ton atau kurang
LAMPIRAN Tabel 10.
Data Load Chart untuk Pedestal Crane LWA
(meter) (Degree) (Ton)
1 4,57 79,2 14,4 2 6,1 75,5 14,4 3 7,62 71,8 14,4 4 9,15 68 12,1 5 10,67 64,1 10,3 6 12,2 60 8,9 7 13,72 55,77 7,8 8 15,24 51,33 7 9 16,77 46,56 6,2 10 18,29 41,42 5,7 11 19,82 35,65 5,1 12 21,34 29 4,7 13 22,87 20,33 4,3 14 24,39 0 4 No Working Radius Boom angle SWL Main Hoist
Tabel 11.
Intensitas Kejadian Angin tahun 2006 dan 2007 wilayah Kepulauan Riau 1 m/s-3 m/s 4 m/s-6 m/s 7 m/s-9 m/s 10 m/s-12 m/s 13 m/s-15 m/s >16 m/s N 0 192 720 888 480 0 2400 NW 0 24 120 24 0 120 168 W 24 168 360 120 0 0 672 SW 72 48 312 168 48 0 648 S 0 168 624 456 72 24 1344 SE 0 72 240 72 0 0 384 E 24 312 336 24 0 0 696 NE 0 480 744 144 96 0 1464 Total 120 1464 3456 1896 696 144 7776
Arah Kecepatan Angin Jumlah
Tabel 12.
Arah Angin Rata-rata Daerah Pekanbaru dan sekitarnya tahun 2012
Tahun
2012 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kecepatan Maks 50 30 60 37 35 45 29 35 30 20 -
-Kecepatan Rata-rata 5,1 5,4 6,4 5,7 5,6 6,5 6,7 6,3 5,5 5,9 - -Arah Maks 200 200 180 330 270 280 330 160 300 330 - -Arah rata-rata 360 315 315 180 180 180 180 180 180 315 -
-Bulan
UCAPAN TERIMA KASIH
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta terhadap penulisan tugas akhir ini. Penulis turut mengucapkan terima kasih Ir. Kusnu Budi H selaku Manager sekaligus pembimbing di Energi Mega Persada yang memberikan kesempatan penelitian tugas akhir.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ABS Rules For Building And Classing Mobile Offshore Drilling Units, “Part 3 – Hull Construction & Equipment”, Houston (2001)
[2] Aditya Rohmani, , “Analisis Perilaku Perpecahan Crane Pedestal FPSO Belanak ”Jurusan Teknik Kelautan, ITS, Surabaya (2010)
[3] API RP 2D, “Recommended Practice for Operation and Maintenance of Offshore Cranes”, USA (1999)
[4] API Specification 2C 5th Edition, “Specification for Offshore Cranes”,USA. (1995)
[5] DNV Recommended Practice C203, “Fatigue Design of Offshore Steel Structure”, Norway (2008)
[6] E. B Djatmiko,., , “Fatigue Analysis”, Kursus Singkat Offshore Structure Design And Modelling, Surabaya (2003)
[7] H. Boonstra,., Gelder, P., dan Shabahty, N., “Reliability
Analysis of Jack-Up Platforms Based On Fatigue Degradation”, Proceedings of OMAE’02, Norway. (2002)
[8] Muammar Khadafi, “ Studi Kelelahan Crane Pedestal FPSO Belanak Akibat Interaksi Respon Dinamik Gerakan Beban Angkat Pada Crane” Jurusan Teknik Kelautan, ITS, Surabaya (2009)
[9] N. Barltrop, dan Okan, B., “FPSO Bow Damage in steep waves”, Rogue waves 2000 workshop, Brest (2000)
[10] R. L Peurifoy , “Construction Planning, Equipment, and Methods 5thEdition”, The McGraw-Hill Companies, New York. (1996)
[11] Thomas H. Dawson, , “Offshore Structural
Engineering”, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey (1983)
[12] S. K.Chakrabarti, , , “Hydrodynamics of Offshore
Structures”, Computational Mechanics Publications Southampton, Boston, USA (1987)