• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PRINSIP SYARIAH HOTEL SOFYAN INN BANDUNG (Analisis terhadap penerapan prinsip syariah di hotel Sofyan Inn Specia Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI PRINSIP SYARIAH HOTEL SOFYAN INN BANDUNG (Analisis terhadap penerapan prinsip syariah di hotel Sofyan Inn Specia Bandung)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI PRINSIP SYARIAH HOTEL SOFYAN INN BANDUNG

(Analisis terhadap penerapan prinsip syariah

di hotel Sofyan Inn Specia Bandung)

Irfan Setia Permana W Politeknik TEDC Bandung

Abstract: This paper is expected to know about the principles of sharia business that is the principle of monotheism, balance, caliph (leadership), and justice, and know how the application of sharia principles in aspects of product, service, and management at Hotel Sofyan Inn Specia. This research uses field research type with qualitative research approach, data collection with library research, interview and observation. Data analysis using descriptive analysis with the aim of describing the data that the author collects about the application of sharia principles. This study concludes that Sofyan Inn Specia Hotel applies the principles of Tawheed, balance (tawazun), khilafah (leadership), and al-'adl (justice) in hotel operations. Nevertheless, there are still some absolute criteria of sharia hotels that have not been met by Sofyan Inn Specia Hotel in terms of product, service and management

Key Words: analysis, sharia principles, hotel Sofyan Inn Specia Bandung

Abstrak: Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui tentang prinsip-prinsip bisnis syariah yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, khilafah (kepemimpinan), dan keadilan, dan mengetahui bagaimana aplikasi prinsip syariah tersebut dalam aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan pada Hotel Sofyan Inn Specia Bandung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field reseach) dengan pendekatan penelitian kualitatif, pengumpulan data dengan studi kepustakaan (library research), wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan data-data yang penulis kumpulkan tentang aplikasi prinsip syariah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Hotel Sofyan Inn Specia menerapkan prinsip Tauhid, keseimbangan (tawazun), khilafah (kepemimpinan), dan al-‘adl (keadilan) dalam operasional hotel. Namun demikian, masih terdapat beberapa kriteria mutlak usaha hotel syariah yang belum terpenuhi oleh Hotel Sofyan Inn Specia baik dalam aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan.

Kata kunci: analisis, prinsip syariah, hotel Sofyan Inn Specia Bandung .

PENDAHULUAN

Bisnis pariwisata syariah terutama hotel syariah menjadi salah satu sektor bisnis yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Dimana semua masyarakat modern yang pergi ke luar kota dengan urusan pekerjaan atau sekedar berlibur sangat memerlukan jasa penginapan atau hotel. Hal ini di satu sisi memberikan keuntungan ekonomis yang terbilang cukup tinggi dan membawa pengaruh terhadap penda-patan negara dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Akan tetapi akan sangat disayangkan apabila ada alasan tuntutan untuk hanya mencari keuntungan ekonomi saja, tetapi nilai luhur agama dan adat terabaikan.

Berbeda dengan industri perbankan syariah, Standar Operasional Prosedure hotel secara baku belum ada, tapi tidak menjadi suatu yang sangat sulit untuk membuat suatu bisnis hotel sesuai dengan syariah. Karena bisnis hotel adalah satu dari sekian banyak bisnis yang ada, dimana dalam kaidah fiqih, bisnis dalam Islam diboleh-kan selama tidak ada dalil (nash) yang melarang-nya.

Hotel sebenarnya adalah sebuah usaha netral yang memiliki pengertian bisa menjadi usaha yang halal, tetapi bisa juga sebaliknya menjadi usaha yang minimal syubhat tergantung dibawa kemana arah usahanya oleh pengusaha hotel dan digunakan untuk apa oleh tamu. Maka

(2)

jika diibaratkan seperti memperjualbelikan pisau yang oleh pembeli bisa digunakan untuk kemaslahatan dan bisa juga dipergunakan untuk kejahatan. Yang terjadi sekarang ini adalah telah diadopsinya konsep syariah dalam dunia per-hotelan seperti yang dilakukan PT. Sofyan Hotels Tbk yang mendeklarasikan diri sebagai lembaga bisnis syariah dan telah mendapatkan sertifikat lembaga bisnis syariah dari dewan syariah nasional MUI No. 001/VIII/I.BS/DSN-MUI/2003 sebagai sebuah usaha untuk menyajikan jasa perhotelan yang bermoral.

Berdirinya hotel syariah diharapkan dapat membersihkan usaha perhotelan dari berbagai kesan negatif, sehingga masyarakat yang akan menginap di hotel dapat merasa nyaman dan terhindar dari adanya fitnah, gharar, dan nuansa maksiat lainnya. Hotel syariah juga menjadi tawaran yang menarik dalam rangka meningkatkan kualitas moral dan nilai luhur bangsa Indonesia. Salah satu hotel yang berbasis syariah di kota Bandung adalah hotel Sofyan Inn Specia yaitu hotel yang berupaya menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap operasionalnya.

Berkembangnya bisnis pariwisata syariah di Indonesia saat ini, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai syariah seperti prinsip ketuhanan (tauhid), keseimbangan (at tawazun), kepemimpinan (khilafah), dan keadilan (al adl) serta pada aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan hotel syariah, dan agar penelitian ini lebih efisien maka penulis memfokuskan penelitian pada hotel Sofyan Inn Specia sebagai salah satu hotel yang berbasis syariah di kota Bandung.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan ini ada-lah bagaimana penerapan prinsip syariah di hotel Sofyan Inn Specia Bandung?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis penerapan prinsip syariah di hotel Sofyan Inn Specia Ban-dung.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini bisa digunakan untuk referensi atau kajian alternatif bagi penge-lola hotel syariah, dan juga bisa ditindaklanjuti oleh peneliti yang lain.

LANDASAN TEORI

Banyak prinsip dan kaidah syariah Islam yang dapat dijadikan pedoman dalam mengelola Hotel Syariah (Sofyan,2010) antara lain:

1. Memuliakan tamu (fal yukrim dhaifahu) 2. Tenteram, damai dan selamat (as-salam) 3. Terbuka untuk semua kalangan, artinya

universal (Kaffatan lin-naas)

4. Rahmat bagi semua kalangan dan lingkungan (Rahmatan lil ‟aalamin)

5. Jujur (Shiddiq) 6. Dipercaya (Amanah) 7. Konsisten (Istiqomah)

8. Tolong menolong dalam kebaikan (Ta‟awun alal birri wat taqwa).

Dengan mendasarkan analisis pada sejumlah kategori, dan prinsip-prinsip ekonomi Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat empat prinsip dasar ekonomi Islam yaitu prinsip Tauhid, prinsip keseimbangan, prinsip Khilafah, dan prinsip keadilan, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Prinsip Ketuhanan (Tauhid)

Prinsip ini merupakan yang paling fundamental dalam ajaran Islam, sekaligus sebagai misi utama Rasulullah Muhammad SAW yang harus disampaikan kepada seluruh manusia di bumi. Masudul Alam Choudhury dalam pemaparannya mengenai Endogenecity of Ethichs in Islamic: Socio-Scientific Order menyatakan bahwa Ibnu Arabi dan para filsuf antomism dari Asharites meyakini bahwa mancermati segala keberaturan segala sesuatu di alam semesta ini satu cara untuk memahami esensi dari keesaan Tuhan (the essence of God). Prinsip tauhid dalam ekonomi Islam begitu esensial karena mengandung ajaran kepada manusia agar dalam hubungannya dengan Allah (ibadah) dan hubungannya dengan manusia (muamalah) sama pentingnya dan harus diseimbangkan.

2. Prinsip Keseimbangan

Islam sebagai the way of life menawarkan ajaran keseimbangan yang tidak menentang keberadaan harta dan tidak pula menempatkan harta benda diatas segalanya. Namun lebih memposisikan harta benda itu secara fungsional dan proposional. Artinya, harta benda tidak mungkin diabaikan karena merupakan sarana utama dalam menopang kehidupan dunia, bahkan sebagai sarana utama dalam mende-katkan diri kepada Allah SWT, bukan sebaliknya. Dengan harta akan membuat wajah berpaling

(3)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan) Vol. 4. No. 1 Februari 2019 – ISSN 2528-3650

http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

dari ke Mahakuasaan Allah, disinilah esensi nilai pertengahan (al-wustha)

Setiap proses dalam kegiatan ekonomi Islam, harus didasarkan pada prinsip keseimbangan. Maksud dari keseimbangan disini bukan hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan duniawi dan ukhrawi, tetapi juga berkaitan dengan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kolektif (umum) serta keseimbangan antara lahir dan batin. 3. Prinsip Kepemimpinan (Khilafah)

Keberadaaan manusia sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi, harus menjalankan aturan-aturan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh pemberi mandat kekhalifahan. Eksistensi manusia adalah sebagai pemegang amanah dan pemimpin. Keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya terletak pada status kekhalifahannya. Dengan nilai khalifah tersebut maka status kepemim-pinan dalam diri manusia menjadikannya me-lampaui seluruh makhluk lainnya. Implementasi makna kepemimpinan yang otomatis menempat-kannya sebagai manajer untuk mengendalikan seluruh isi alam menunjukkan eksistensi manu-sia sebagai wakil dari dan perpanjangan tangan Tuhan di bumi.

4. Prinsip Keadilan (al-adl)

Adil merupakan norma yang paling utama dalam seluruh aspek perekonomian. (Yusuf Qardhawi, 1997:182). Dengan demikian kebeba-san yang tidak terbatas akan mengakibatkan ketidakadilan antara perkembangan produksi dengan hak-hak istimewa sekelompok kecil golongan untuk mengumpulkan kekayaan secara melimpah. Keadilan harus diterapkan dalam semua sektor kegiatan ekonomi, terutama dalam sektor produksi dan konsumsi sebagai alat efisiensi dan memberantas pemborosan. Meru-pakan suatu perbuatan yang dzalim jika seseorang dibiarkan sesuka hatinya melampaui batas yang telah ditetapkan terhadap hartanya dan bahkan sampai merampas hak orang lain. METODOLOGI PENELITIAN

Langkah-langkah penelitian yaitu merupa-kan tahapan proses pada penelitian yang meliputi: metode penelitian, jenis data, sumber data, pengolahan data, dan analisis data.

a. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Yuridis Empiris. Yaitu metode yang digunakan untuk meme-cahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemu-dian dilanjutkan dengan mengadakan peneli-tian di lapangan.

b. Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Data kuali-tatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengamati bagaimana aplikasi prinsip syariah di Hotel Sofyan Inn Specia Bandung.

c. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Data primer ini diperoleh dengan cara mengadakan penelitian lapangan dengan mengadakan wawancara, yaitu cara untuk memperoleh dengan cara bertanya secara langsung kepada responden yang telah ditetapkan sebelumnya. Perolehan data primer pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan pihak Hotel Sofyan Inn Specia Bandung yang meliputi manager dan staf.

2) Data Sekunder

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. Sumber data sekunder diperoleh dari bacaan, literatur dan dokumentasi dari Hotel Sofyan Inn Specia Bandung yang relevan dengan penelitian ini.

d. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini untuk membantu dalam menganalisis data-data yang diperoleh selama penelitian ini, peneliti melakukan beberapa langkah, yaitu:

1) Kategorisasi 2) Reduksi data 3) Verifikasi 4) Kesimpulan

(4)

PEMBAHASAN

Aplikasi Penerapan Prinsip Syariah di Hotel Sofyan Inn Specia Bandung

Hotel Sofyan Inn Specia

Hotel ini berdiri pada bulan Februari 2012 dengan nama Specia Hotel and Resto. Karena tertarik dengan penerapan prinsip syariah dan dinilai memiliki potensi pasar yang menjanjikan di Bandung, PT. Specia Berkah jaya sebagai pemilik Hotel Specia tersebut memutuskan untuk bergabung dengan Sofyan Hospitality, yang dikenal sebagai pelopor hotel syariah yang telah memiliki banyak cabang di beberapa provinsi. Meskipun tergolong masih baru menjadi hotel berlebel syariah, Hotel Sofyan Inn Specia berusaha untuk selalu konsisten menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam setiap aktivitas bisnisnya.

Sesuai yang tercatat dalam visi dan misi hotel untuk menerapkan prinsip syariah dalam segala aspek, hotel ini sangat selektif dalam menerima tamu yang akan menginap, khususnya tamu yang datang membawa pasangan. Hal ini dapat terlihat dari adanya larangan bagi pasangan tamu yang belum menikah. Seleksi tamu dimulai dari Front Office dengan meminta identitas para tamu yang akan menginap dan menyesuaikannya dengan pasangan apabila telah menikah.

Hotel berlantai tiga ini berlokasi di Jl. Buah Batu No. 31, dengan tempat yang srategis dan dekat dengan berbagai destinasi pariwisata, tempat belanja, dan stasiun, terminal, serta bandara yang terdapat di Bandung, seperti Trans Studio Mall, stasiun Bandung, terminal leuwi Panjang, dan bandara Husein Sastranegara.

Hotel berbintang dua atau hilal 1 ini memiliki 28 buah kamar yang terdiri dari 18 Standard Room, 8 Superior Room, dan 2 Suite Room. Karena sudah bergabung dengan hotel syariah, hotel yang sebelumnya merupakan hotel konvensional ini tidak terlalu menonjolkan simbol-simbol keagamaan pada muka hotel, terlihat pada halaman hotel atau papan nama hotel yang tidak bertuliskan ‘syariah’ hal itu dilakukan agar tidak terjadi spesialisasi pasar, sehingga tamu yang non Muslim pun dapat menginap atau berkunjung ke restoran hotel dengan syarat menaati semua peraturan yang ditetapkan hotel.

Hotel yang tergolong masih baru dalam bisnis perhotelan syariah ini menyediakan berbagai fasilitas, pelayanan, dan pengelolaan

dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, seperti contohnya terdapat larangan bagi tamu yang bukan mahram, penyediaan alat shalat, Al-Qur’an dan arah kiblat pada setiap kamar, toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, serta restoran yang menyediakan berbagai makanan dan minuman yang berser-tifikat halal.

Dari aspek pengelolaan, hotel ini menun-jukkan aplikasi syariah dalam manajemen usaha dan sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari karyawan dan karyawati hotel tersebut yang memakai pakaian syar’i yang tidak memperli-hatkan aurat dan memakai pakaian longgar dan jilbab bagi karyawati.

Penerapan Prinsip Syariah

Perbedaan antara hotel konvensional dengan hotel syariah adalah pada prinsip yang dipakai dalam setiap aktifitas bisnis pada hotel tersebut. Sofyan Hotel dalam corporate profile nya menyatakan bahwa Hotel syariah adalah hotel yang menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, industri dan syariah.

Menjalankan sebuah bisnis berlabel syariah menjadikan hotel Sofyan Inn Specia memiliki konsekuensi untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Terdapat beberapa pendapat dari para ulama tentang prinsip-prinsip Islam dalam ekonomi. Dari banyak pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 prinsip dasar dalam ekonomi Islam, yaitu prinsip tauhid, prinsip keseimbangan, prinsip kepemimpinan (khilafah), dan prinsip keadilan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian tentang aplikasi 4 prinsip ekonomi Islam pada hotel Sofyan Inn Specia tersebut, sebagai berikut: 1. Prinsip Ketuhanan (Tauhid)

Sebagai ekonomi yang ber-Tuhan maka Ekonomi Islam mempunyai sumber “nilai-nilai normatif-imperatif”, sebagai acuan yang mengi-kat.. Dengan mengakses kepada aturan Ilahiah, setiap perbuatan manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Setiap tindakan manusia tidak boleh lepas dari nilai, yang secara vertikal merefleksikan moral yang baik, dan secara horizontal memberi manfaat bagi manusia dan makhluk lainnya. Nilai moral “samahah” (lapang dada, lebar tangan dan murah hati) ditegaskan dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, sebagai prasyarat bagi pelaku ekonomi untuk

(5)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan) Vol. 4. No. 1 Februari 2019 – ISSN 2528-3650

http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

mendapatkan rahmat Ilahi, baik selaku pedagang, konsumen, debitor maupun kreditor.

Bentuk aplikasi prinsip tauhid dalam bisnis Islam diantaranya adalah menjauhi segala sesuatu yang haram baik dari segi produk, pelayanan, dan pengelolaan. Dalam sebuah produk makanan dan minuman yang disajikan harus berasal dari bahan-bahan yang sudah mendapatkan label halal dari Majelis Ulama Indonesia, tentunya tidak ada makanan yang mengandung unsur daging anjing atau babi, dan bahan makanan lain yang diharamkan. Tidak ada bar yang menyediakan minuman haram seperti minuman yang mengandung alkohol.

Dalam pelayanan, aplikasi prinsip tauhid tercermin dari pelaksanaan seleksi tamu. Dengan adanya seleksi tamu ini, pihak hotel berusaha menaati perintah Allah untuk menjauhi zina. Oleh karena itu, pasangan tamu yang menginap harus bisa membuktikan bahwa mereka adalah pasangan yang sudah menikah atau muhrim.

Dalam pengelolaan, prinsip tauhid di aplikasikan oleh hotel ini dengan memakai system manajemen usaha syariah, dengan menjauhi riba, gharar, dan maishir. Selain itu dari pengelolaan sumber daya manusia, pengelola hotel mewajibkan seluruh karyawannya memakai seragam yang sesuai dengan syariat. Bagi karyawan, harus memakai baju sopan yang menutup aurat, dan bagi karyawati memakai pakaian muslimah dan memakai hijab.

2. Prinsip Keseimbangan (Tawazun)

Setiap proses dalam kegiatan ekonomi Islam harus didasarkan pada prinsip keseimbangan. Maksud dari keseimbangan disini bukan hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan duniawi dan ukhrawi, tetapi juga berkaitan dengan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kolektif (umum) serta keseimbangan antara lahir dan batin. Salah satu konsep yang paling relevan dengan nilai keseimbangan adalah “syukur”.

3. Prinsip Kepemimpinan (Khilafah)

Keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya terletak pada status kekhalifahannya. Dengan nilai khalifah tersebut, maka manusia melampaui seluruh makhluk lain-nya. Implementasi makna kepemimpinan yang otomatis menempatkannya sebagai manajer un-tuk mengendalikan seluruh isi alam menunjuk-kan eksistensi manusia sebagai wakil dari dan

perpanjangan tangan Tuhan di mukabumi. Oleh karena itu, manusia tidak akan luput dari kedaulatan Allah SWT.

Implikasi dari prinsip khilāfah dalam akti-vitas ekonomi dan bisnis adalah: persaudaraan universal, kepercayaan bahwa sumber daya adalah amanah, kewajiban agar berpola hidup hemat dan sederhana, dan setiap individu memiliki kebebasan yang dapat dipertanggung-jawabkan dan kebebasan tersebut dibatasi dengan kebebasan antar sesama manusia sebagai wujud dari hablum minannas. Semua itu dalam rangka untuk mencapai tujuan syariah (maqāshid as-syariah), yang mana maqāshid as-syariah dalam perspektif Al-Ghazali adalah untuk menciptakan kemaslahatan dan kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan menjaga atau melindungi agama (hifzu ad-din), jiwa (hifzu nafs), akal (hifzu al-’aql), keturunan (hifzu an-nasl), dan harta manusia (hifzu al-māl).

4. Prinsip Keadilan (al-adl)

Aplikasi dari prinsip keadilan dalam ber-muamalah dalam Islam yang dilaksanakan hotel Sofyan Inn Specia adalah diterapkannya 4 sifat Rasulullah Muhammad SAW, yaitu sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyam-paikan), dan fathanah (cerdas), begitu pula dengan bisnis hotel syariah.

a.

Shidiq (jujur)

Bisnis dengan sifat shidiq adalah bisnis yang dijalankan secara jujur, adil, bersaing sehat dan tidak sampai merugikan pelanggan. Kejujuran dalam bisnis hotel ini diwujudkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan, misalnya tepat waktu, menepati janji, tidak menutupi keburukan, melayani dengan tota-litas, dan pelaporan yang sesuai fakta.

b.

Amanah (dapat dipercaya)

Amanah, kaitannya dalam sebuah bisnis, sifat amanah adalah salah satu “alat” untuk menjalin komunikasi bisnis dan mendapatkan kepercayaan dari rekan bisnis. Pada dasarnya hal terpenting dalam urusan bisnis dan peradagangan adalah trust, yang mencermin-kan integritas seseorang dalam bekerja. Integ-ritas seseorang akan terbentuk dari sejauh mana orang tersebut dapat memelihara amanah yang diberikan kepadanya. Pebisnis yang baik adalah yang mampu memelihara integritasnya. Integritas yang terpelihara akan menimbulkan kepercayaan (trust) bagi

(6)

pengunjung, mitra bisnis, dan bahkan semua stakeholder dalam suatu bisnis. Integritas akan menjadi sebuah “jaminan mutu” dalam berbisnis.

c.

Tabligh (menyampaikan)

Apabila sifat tabligh diterapkan dalam berbisnis, bisa di derivasikan menjadi kemam-puan komunikasi dan argumentasi dalam menyampaikan sesuatu. Namun dalam pene-rapannya, menyampaikan bukan berarti asal menyampaikan, namun dikemas dengan cara yang komunikatif dan argumentatif sehingga inti dari pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan. Apapun yang menjadi keung-gulan dan kelemahan produk misalnya, harus disampaikan pada pelanggan atau konsumen. Begitu juga dalam pelaporan dan presentasi, semua dilakukan dengan teknik yang benar-benar bertujuan agar maksud dan tujuan serta segala sesuatu tersampaikan dengan benar, bukan hanya sekedar tersampaikan.

d.

Fathanah (cerdas)

Sifat fathanah dalam berbisnis, jika mengacu bagaimana cerdasnya Rasulullah mengatur bangsa arab yang pada saat itu dalam keadaan bodoh dan terpecah belah kemudian menyatukannya dalam satu bangsa yang besar yang berbudaya, maka kemam-puan dalam analisa, manajemen, dan evaluasi serta komunikasi yang ‘cerdas’ harusnya dilakukan dengan totalitas dalam bisnis. Cerdas dalam melakukan perencanaan, meng-organisir, menerapkan strategi-strategi bisnis, dan cerdas dalam semua hal. Dengan memiliki sifat fathonah seseoranag akan menguasai bidangnya, menjadi seorang profesional, dan mampu menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Hotel Sofyan Inn Specia Bandung, analisis data dan pengecekan keabsahan data yang diperoleh di lapangan, maka terdapat kesimpulan sebagai berikut:

Penelitian ini menyimpulkan bahwa hotel Sofyan Inn Specia Bandung menerapkan prinsip ketuhanan (Tauhid), kepemimpinan (khilafah), keseimbangan (tawazun), dan keadilan (al-adl) dalam operasional hotel. Hotel Sofyan Inn Specia sudah mulai menerapkan prinsip-prinsip syariah ini dalam setiap kegiatan bisnisnya. Meskipun

merupakan hotel yang kecil dan tergolong masih baru dalam usaha bisnis hotel syariah, akan tetapi hotel tersebut berkomitmen untuk men-jalankan bisnis secara syariah. Dalam menjalan-kan bisnis yang berbasis syariah pihak hotel sudah memperhitungkan semua resiko yang terjadi dengan menerapkan prinsip syariah. Pihak hotel meyakini bahwa bisnis yang sesuai dengan aturan Islam akan membawa kebaikan serta mendatangkan keberkahan. Namun demikian, masih terdapat beberapa kriteria mutlak usaha hotel syariah yang belum terpenuhi oleh Hotel Sofyan Inn Specia baik dalam aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan.

DAFTAR PUSTAKA

A.A. GP. Widana Putra. 2009. Akutansi Perho-telan: Pendekatan Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agus Sulastio. 2006. Manajemen Penyeleng-garaan Hotel. Bandung:Alfabeta.

Amir Syarifuddin. 2009. Ushul Fiqh II. Cetakan ke-5. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Jafril Khalil. 2011. Jihad Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata.

Lukman Hakim. 2002. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga.

Muhammad Sharif Chaudrhy. 2011. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar (Fundamental of Islamic Economic System). Jakarta: Prenada Media Group.

Muhammad Syafii Antonio. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Pers.

Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2011. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia . Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Rajawali Press.

Riyanto Sofyan. 2010. Bisnis Syariah, Mengapa tidak! Pengalaman Penerapan Pada Bisnis Hotel. Jakarta.

Veithzal Rivai. 2011. Islamic Ekonomi dan Keuangan Islam bukan Alternatif tetapi Solusi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Veitzhal Rivai. 2012.Islamic Transaction Law in Business. Jakarta: PT. bumi Aksara.

Yusuf Qardhawi. 1997. Peran dan Nilai Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Robbani Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian variabel kepuasan kerja di atas maka dapat disimpulkan kepuasan kerja adalah keadaan emosional untuk mengungkapkan pekerjaan yang dilakukan

Kriteria Pemberian Tambahan Penghasilan Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Pembinaan Kepegawaian Kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Calon Pegawai Negeri

Untuk mencapai ketuntasan belajar dalam diri peserta didik, banyak faktor yang mesti dipertimbangkan dalam belajar, baik yang bersifat internal maupun yang eksternal. Di antara sekian

Bisa nulis sajak ngunakeun gaya basa, irama jeung purwakanti dina macana.. Media jeung

Inhibitor korosi adalah suatu senyawa organik atau anorganik yang apabila ditambahkan dalam jumlah relatif sedikit ke dalam sistem logam-media elektrolit akan menurunkan laju

Dari beberapa penelitian yang telah dilaporkan, dengan adanya senyawa organotimah(IV) dalam baja atau logam lain, akan meningkatkan ketahanan material tersebut terhadap

Perlakuan pada larutan ditizon yaitu disaring terlebih dahulu dengan menggunakan membrane PTFE adalah untuk mengurangi pengotor yang terdapat dalam ditizon sedangkan

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang