• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL ANAK KOTA SEMARANG TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL ANAK KOTA SEMARANG TAHUN 2021"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROFIL ANAK KOTA SEMARANG

TAHUN 2021

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KOTA SEMARANG

Jl. Prof. Soedarto, Sumurboto, Kec. Banyumanik, Kota Semarang

Jawa Tengah 50269

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya dalam penyusunan buku Profil Anak Kota Semarang tahun 2021 hingga selesai. Profil Anak Kota Semarang tahun 2021 ini disusun dalam rangka memberikan gambaran situasi anak di Kota Semarang. Dari gambaran tersebut diharapkan menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan dan program khususnya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Semarang untuk menyusun program pemenuhan hak anak.

Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya buku ini. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya OPD terkait, lembaga swadaya masyarakat, forum anak dan organisasi masyarakat yang berperan dalam penyusunan buku Profil Anak Kota Semarang 2021 ini.

Buku ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya. Terimakasih

Semarang,28 Januari 2021

KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KOTA SEMARANG

Drs. MUKHAMAD KHADHIK, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19660421 198702 1 003

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

BAB I : PENDAHULUAN 1

1. LATAR BELAKANG 1

2. MAKSUD DAN TUJUAN 3

3. RUANG LINGKUP 3

4. KERANGKA BERPIKIR 5

5. METODE PENELITIAN 5

6. SISTEMATIKA PENULISAN 5

BAB II : LANDASAN TEORI 7

1. UNDANG-UNDANG INTERNASIONAL 7

2. UNDANG-UNDANG NASIONAL 7

3. TEORI INDIKATOR HAK ANAK 8

BAB III : GAMBARAN UMUM 15

1. KOTA SEMARANG 15

2. KEPENDUDUKAN 17

BAB IV : PROFIL ANAK 19

1. KELEMBAGAAN 19

2. HAK SIPIL DAN KEBEBASAN 22

3. HAK LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN ALTERNATIF 27

4. HAK KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN 30

5. HAK PENDIDIKAN, PEMANFAATAN WAKTU LUANG DAN KEGIATAN SENI BUDAYA 34

6. HAK PERLINDUNGAN KHUSUS 40

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 45

(4)

iv

DAFTAR TABEL

3.1 Jumlah Penduduk di Kota Semarang per Kecamatan Per Juni 2020

3.2 Jumlah Penduduk Usia Anak (0-18th) di Kota Semarang Per Kecamatan Per Juni 2020 4.1 Peraturan Daerah di Kota Semarang

4.2 Kepemilikan Akta Lahir di Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2020 4.3 Penerbitan Kartu Identitas Anak Kota Semarang

4.4 ILA Tahun 2020

4.5 Kegiatan Inovasi Kluster Hak Sipil dan Kebebasan

4.6 Jumlah Pernikahan Anak per Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2020 4.7 Data PMKS Anak Tahun 2020

4.8 Kegiatan Inovasi Kluster Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 4.9 Puskesmas Ramah Anak di Kota Semarang Tahun 2020

4.10 Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak Tahun 2020 4.11 Pasien Anak yang Terpapar Covid 19 Sepanjang Tahun 2020 4.12 Kegiatan Inovasi Kluster Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan 4.13 APK PAUD Tahun Ajaran 2019/2020

4.14 APK SD/MI/Paket A Tahun Ajaran 2019/2020 4.15 APK SMP/MTs/Paket B Tahun Ajaran 2019/2020 4.16 APM SD/MI/Paket A Tahun Ajaran 2019/2020 4.17 APM SMP/MTs/Paket B Tahun Ajaran 2019/2020

4.18 Surat Keputusan Pembentukan Sekolah Ramah Anak Tahun 2020 4.19 Kegiatan Inovasi Kluster Hak Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang

4.20 Jumlah Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan di Kota Semarang 2020 4.21 Jumlah Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan di Kota Semarang

Menurut Tingkat Pendidikan 2020 4.22 Program BNN Jawa Tengah

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dunia telah mengalami perubahan dratis karena adanya covid-19. Perubahan terjadi di berbagai aspek seperti pendidikan yang menggunakan system daring, kesehatan yang memerlukan protocol kesehatan dalam beraktivitas di luar rumah, kegiatan yang dibatasi atas kesadaran sendiri maupun pemaksaan dari pemerintah. Semua serba berubah.

Begitu pula yang dialami dalam dunia anak. Perubahan mempengaruhi pertumbuhan anak. Perkembangan kesehatan, pengetahuan maupun spiritual anak dapat terhambat dengan adanya virus covid-19. Sedangkan kita tahu bahwa anak adalah masa depan bangsa. Makin sehat, beraklak baik, kreatif dan pintar anak maka di masa depan anak yang menjadi tongkat estafet pembangunan negara akan membawa kebaikan, kemajuan dan kesejahteraan bagi negara. Untuk itulah semua negara termasuk Indonesia berusaha mendidik anak-anaknya menjadi penerus bangsa yang baik. Indonesia menjamin hak anak terlindungi dengan mengeluarkan UU No. 23 Tahun 2002. Menurut undang-undang tersebut, perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sedangkan tujuan dari Perlindungan anak sebagaimana pasal 3 UU No. 23 Tahun 2002 sebagaimana diperbaharui dengan UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Terkait dengan penerapan Undang-undang tersebut, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan banyak program agar anak Indonesia tumbuh dan berkembang

(7)

2 dengan baik sehingga Indonesia layak untuk anak. Seperti : gratis untuk biaya pendidikan wajib 9 tahun, melindungi kekerasan pada anak, jemput bola dalam pengadaan akta lahir agar semua anak memiliki identitas diri, menekan angka pernikahan anak dan lainnya. Walaupun saat ini keadaan di Indonesia masih terkena pandemic yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan tetapi pemerintah tetap berusaha untuk menciptakan program yang aman bagi anak, seperti sekolah daring (dengan barbagai kebaikan dan kelemahannya), tetap memantau kesehatan anak melalui puskesmas di setiap daerah.

Program pemerintah pusat tersebut diselenggarakan hingga tingkat daerah termasuk di Kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah. Pemerintah Kota Semarang berusaha beradaptasi terhadap perubahan di masa pandemic. Hal utama adalah mempertahankan ekonomi dan kesehatan masyarakat termasuk anak sebagai bagian dari masyarakat. Tidak tertutupjuga terjadinya dampak negative pandemic terhadap anak. Pendidikan yang dijalankan secara online mempengaruhi karakter anak. Anak cenderung tidak perhatian dengan lingkungan sekitar. Kesehatan anak terganggu, tingkat kekerasan pada anak disinyalir meningkat.

Pemerintah Daerah Kota Semarang telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan yang menjadi bukti bentuk keseriusan Pemda Kota Semarang dalam melindungi anak-anak di Kota Semarang. Program lainnya seperti : mensosialisasikan program yang melindungi hak anak; melaksanakan berbagai kegiatan terkait dengan hak anak dan melibatkan anak melalui Forum Anak Kota Semarang dalam memberikan pendapat untuk kebijakan di Kota Semarang.

Untuk itu agar program tersebut dapat bekerja secara maksimal maka diperlukan pemantauan dan pendataan secara teratur dan tercatat secara berkala untuk menciptakan program-program yang tepat bagi perlindungan hak anak. Program yang dilaksanakan adalah pembuatan Profil Anak Kota Semarang Tahun 2021 sebagai bentuk pemantauan berkala akan kondisi anak di Kota Semarang.

(8)

3

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Profil Anak Kota Semarang tahun 2021 adalah :

1. untuk melihat realita kondisi anak Kota Semarang dilihat dari indikator hak anak

2. untuk melihat sejauh mana peran pemerintah daerah, lingkungan masyarakat, media massa dan dunia usaha bagi tercapainya perlindungan hak anak di Kota Semarang

3. untuk peng-update-an data mengenai keadaan anak di Kota Semarang dilihat dari kluster hak anak.

Sedangkan maksud diterbitkannya Profil Anak Semarang Tahun 2021 ini adalah agar Pemerintah Kota Semarang dan OPD memiliki alat kerja yang :

1. dapat dipakai sebagai bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah, penentuan target kinerja pembangunan, dan perencanaan tolok ukur kinerja pembangunan daerah yang memiliki keberpihakan pada anak melalui Rencana Aksi Daerah dan Rancangan Program Kota Layak Anak tahun 2019 - 2023.

2. dapat dipakai sebagai referensi untuk mendorong pemerintah daerah, lingkungan masyarakat, media massa dan dunia usaha melakukan peran mereka agar makin terarah dalam melindungi hak anak.

3. dapat dipakai sebagai referensi utama dalam pengambilan kebijakan pembangunan yang berspektif pada anak di Kota Semarang

3. RUANG LINGKUP

1. Pemilihan indikator yang akan diteliti adalah : a. Kelembagaan

1) Tersedia peraturan/kebijakan daerah terkait dengan pemenuhan hak anak

2) Adanya gugus tugas KLA; ada Rencana Aksi Daerah KLA yang masih berlaku; Profil Anak yang ter-update setiap tahun; prosentasi Kecamatan Layak Anak

(9)

4 3) Keterlibatan lembaga masyarakat, dunia usaha dan media massa dalam membantu pemenuhan hak anak sehingga terwujud kota yang layak untuk anak.

b. Hak Sipil dan Kebebasan

1) Persentase anak yang memiliki akte kelahiran dan KIA 2) Tersedia fasilitas informasi layak anak

3) Terlembaga partisipasi anak, seperti : Forum Anak c. Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

1) Prosentase perkawinan usia anak

2) Tersedia lembaga konsultasi penyedia layanan pengasuhan anak bagi orang tua dan keluarga

3) PAUD-HI

4) Tersedia infrastruktur (sarana dan prasarana ruang publik yang ramah anak)

d. Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

1) Prevalensi status gizi balita

2) Persentase cakupan pemberian makan pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun

3) Persentase fasilitas kesehatan dengan pelayanan ramah anak

4) Persentase rumah tangga dengan akses air minum dan sanitasi yang layak

5) Kawasan tanpa rokok

e. Hak Pendidikan,Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya

1) Wajib belajar 12 tahun

2) Sekolah ramah anak dan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan belajar, budaya, kreativitas dan rekreatif ramah anak; guru terlatih KHA; Fasilitas pendidikan ramah anak

3) Kegiatan inovasi dengan LSM, Dunia Usaha, Media Massa 4) Pusat Kegiatan Anak (PKA)

f. Hak Perlindungan Khusus

(10)

5 2) Kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH) khusus pelaku yang terselesaikan melalui pendekatan keadilan diversi dan restoratif; anak korban jaringan terorisme; anak terkena narkoba.

3) Penyandang disabilitas

2. Menyimpulkan dan merumuskan alternatif program yang dapat dipakai untuk merancang program 2019-2023 yang berpihak bagi kepentingan perlindungan hak anak.

4. KERANGKA PIKIR

1. Dengan penyusunan Profil Anak Kota Semarang tahun 2021 pihak yang berkepentingan dalam melindungi hak anak dapat mengetahui sejauh mana program yang dilakukan pemerintah Kota Semarang telah memenuhi hak anak 2. melihat dan memetakan masalah kondisi anak di Kota Semarang.

3. menciptakan program yang tepat bagi perlindungan hak anak untuk mencapai Kota Semarang menjadi kota yang layak untuk anak.

5. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu : a. Metode Survei data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan responden. Responden yang dimaksud adalah OPD, perangkat daerah, aktivis LSM, masyarakat, Forum Anak.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung seperti : kajian peraturan daerah, data internet, studi pustaka.

b. Metode diskusi

Adanya pertemuan yang bertujuan untuk memantapkan hasil yang dilakukan pada pencarian data dengan medote survey.

6. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara sistematis publikasi Profil Anak Kota Semarang Tahun 2021 ini disajikan dalam lima (5) bab, dengan penyusunan tulisan sebagai berikut :

(11)

6 1. Halaman Judul

2. Kata Pengantar 3. Daftar Isi

4. Daftar Tabel dan Gambar

5. Bab 1 : berisi tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Kerangka Pikir, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

6. Bab 2 : berisi tentang Undang-Undang Internasional; Undang-Undang Nasional; Teori Indikator Hak Anak

7. Bab 3 : berisi tentang gambaran umum Kota Semarang dan kependudukan. 8. Bab 4 : berisi tentang pembahasan Profil Anak dengan mengacu pada

indikator kelembagaan; hak sipil dan kebebasan; hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, hak pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya; hak perlindungan khusus.

9. Bab 5 : berisi kesimpulan dan saran 10. Lampiran

(12)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

1. UNDANG-UNDANG INTERNASIONAL

a Konvensi PBB Hak Anak Tahun 1989

Konvensi Hak Anak PBB adalah sebuah konvensi internasional yang mengatur hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan cultural anak-anak di dunia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi konvensi ini pada tanggal 20 November 1989 (pada peringatan 30 tahun Deklarasi Hak-Hak Asasi Anak) yang berlaku pada tanggal 2 September 1990 setelah sejumlah negara mencapai syarat. Di Bulan Desember 2008 193 negara telah meratifikasi KHA kecuali Amerika Serikat dan Somalia.1

Dua protocol tambahan diadopsi pada tanggal 25 Mei 2000, 1) mengenai pembatasan keterlibatan anak dalam konflik senjata, konflik militer; 2) melarang perdagangan anak, prostitusi anak dan pornografi anak. Kedua protocol tambahan ini telah diratifikasi oleh lebih dari 120 negara.

2. UNDANG-UNDANG NASIONAL

a. UUD Tahun 1945

Menurut Konvensi Hak-Hak anak menyatakan bahwa kegiatan penyelenggaraan perlindungan anak diantaranya meliputi prinsip berikut ini :

1. Non diskriminasi

2. Kepentingan yang terbaik bagi anak

3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, serta perkembangan 4. Penghargaan terhadap anak

1

(13)

8 b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak

Undang-undang ini mengatur hak dan perlindungan anak, yang mencakup hak anak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang dalam keluarga untuk mencapai tumbuh kembang anak secara optimal; pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial; pemeliharaan dan perlindungan sejak dalam kandungan sampai dilahirkan; perlindungan terhadap faktor-faktor yang membahayakan disekitar lingkungan hidup anak.

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-undang ini membahas mengenai perlindungan terhadap anak dan telah mengalami perubahan melalui Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Hal yang mengalami perubahan tersebut terkait masalah anak penyandang disabilitas, anak yang memiliki keunggulan, pengertian kekerasan, terkait kewajiban dan tanggungjawab negara, pemerintah dan pemerintah daerah, terkait pendanaan serta terkait penambahan kaidah larangan dan penambahan kaidah sanksi.

Selain Undang-undang No 35 Tahun 2014, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perubahan kedua ini lebih banyak terkait pengaturan kaidah sanksi, khususnya pada tindakan kekerasan seksual terhadap anak.

3. TEORI INDIKATOR HAK ANAK

a. Kelembagaan

Peraturan

Indikator Kelembagaan menjelaskan mengenai tersedianya peraturan/kebijakan daerah yang berfungsi untuk melindungi kepentingan anak. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 berisi tentang “Peraturan Daerah Kota/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh

(14)

9 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota”

Dalam pasal 14, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan disebutkan bahwa materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan atau penjabatan lebih lanjut dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Gugus Tugas KLA

Kegiatan pembentukan Gugus Tugas KLA adalah sistem pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan program dan kegiatan untuk pemenuhan hak anak.

Forum Anak

Forum Anak adalah wadah partisipasi anak untuk menampung aspirasi suara anak, yang di kelola oleh anak-anak berusia belum 18 tahun, bekerjasama dengan pemerintah, dan berperan memberikan masukan dalam proses perencanaan, pemantauan serta evaluasi kebijakan program dan kegiatan pembangunan daerah. Forum anak merupakan wadah partisipasi anak yang terdiri dari kelompok-kelompok dan organisasi anak yang ada di suatu wilayah.

b. Hak Sipil dan Kebebasan

Dalam materi muatan pada kluster hak sipil dan kebebasan dengan mengacu pada KHA terdapat beberapa uraian tentang :

Akta lahir

Akta kelahiran atau bisa disebut dengan akta lahir adalah tanda bukti berisi pernyataan yang teramat sangat penting dan diperlukan guna mengatur dan menyimpan bahan keterangan tentang kelahiran seorang bayi dalam bentuk selembar kertas yang sudah dicetak. Setiap kalinya, istilah seperti ini dapat mengacu kepada setiap catatan resmi berlandaskan undang-undang yang resmi menetapkan hal-hal mengenai kelahiran seorang

(15)

10 anak dan juga berlaku pada salinan lembaran pencatatan akta lahir yang dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

Kartu Induk Anak (KIA)

KIA merupakan identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang diterbitkan oleh Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil

Informasi Layak Anak (ILA)

Fasilitas informasi layak anak berupa fasilitas informasi serta ruang publik yang memudahkan bagi anak untuk beraktivitas, tumbuh dan berkembang. Ruang publik tersebut haruslah mudah diakses untuk anak serta disediakan gratis oleh pemerintah.Fasilitas publik tersebut seperti sekolah, perpustakaan, tempat bermain dan lain sebagainya. Ke semua fasilitas yang disyaratkan haruslah memenuhi keamanan dan kenyamanan seorang anak serta bebas dari unsur kekerasan, diskriminasi dan rasialisme, kevulgaran dan pencabulan serta ekspos berlebihan terhadap data diri anak.

c. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Perkawinan anak

Ketentuan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 sebagaimana diperbaharui dengan UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan berbunyi, “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”.

Lingkungan Keluarga; Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial AsuhanAnak (PSAA)

Pengasuhan terbaik untuk anak ada dalam keluarga. Konsep dasar pengasuhan anak dalam keluarga menitikberatkan pada kemampuan lingkungan untuk menjaga tumbuh kembang anak secara optimal melalui pendekatan asah, asih dan asuh. Anak yang belum berkesempatan mendapatkan haknya diasuh dalam keluarga maka harus tetap mendapatkan perlindungan melalui pengasuhan alternatif salah satunya pengasuhan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak atau Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) baik anak asuh di dalam maupun di luar Panti. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial

(16)

11 Asuhan Anak (PSAA) ialah lembaga sosial nirlaba yang menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu dan anak terlantar2.

Pengembangan anak usia dini holistik dan integratif

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013 menyatakan anak usia dini adalah bayi yang baru lahir hingga anan-anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam pemantauan tumbuh kembangnya dikelompokkan atas janin dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia 1 sampai dengan 24 bulan, dan usia 2 sampai dengan 6 tahun.

Pengembangan anak usia dini holistik-integratif adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi. Dan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. Kebijakan dalam peraturan tersebut menekankan bahwa setiap anak harus mendapatkan pelayanan kesehatan, gizi, perawatan, perlindungan, rangsangan pendidikan secara berkesinambungan sejak janin sampai usia 6 tahun dengan sistem pelayanan menyeluruh dan terintegrasi.

d. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif

ASI eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak. Oleh sebab itu sebuah deklarasi yang disahkan oleh WHO/UNICEF dan ditandatangai seluruh negara-negara anggotanya pada tahun 1990 di Italia, memuat tentang hal ini. Pada versi pertama masih disebutkan tentang jangka waktu ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Kemudian pada tahun 1999 deklarasi ini di perbarui dengan menetapkan bahwa jangka waktu minimal menjadi 6 bulan.Kini ASI Eklusif ditetapkan secara resmi menjadi 0-6 bulan wajib bagi bayi.

2

(17)

12 Kawasan Tanpa Rokok

Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau memprosikan produk tembakau. Penetapan kawasan tanpa rokok adalah upaya perlindungan untuk masyarakat (termasuk anak-anak) terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan kawasan tersebut perlu dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan, tempat belajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, kantor dan tempat lain yang ditetapkan untuk melindungi masyarakat.

Fasilitas Layanan Kesehatan Ramah Anak

Keselamatan Ibu dan Anak adalah upaya pelayanan terpadu yang bertujuan melindungi ibu dan anak mulai dari masa kehamilan sampai usia remaja berdasarkan konsep pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan, yang bukan hanya melakukan intervensi pada saat ibu sudah hamil dan bersalin, namun dimulai sejak usia bayi, anak, usia remaja, dan dewasa dalam siklus pelayanan berkesinambungan dan sedapat mungkin mengintegrasikan pelayanan dari hulu sampai hilir dari semua bentuk pelayanan atau program yang menempatkan ibu dan anak sebagai sasaran, baik lintas program maupun lintas sektor.

Air Layak Minum dan Sanitasi yang layak anak

Air layak minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air layak untuk diminum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).

Sanitasi layak merupakan salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Tindakan penyediaan sanitasi yang layak anak dapat dilakukan dengan cara penyediaan air bersih yang difasilitasi toilet yang bersih dan terawat, membuat dan mengatur pembuangan limbah rumah tangga, membuang sampah

(18)

13 pada tempatnya dan mengatur saluran drainase, pengolahan limbah atau sampah dengan baik, teratur dan berkesinambungan.

e. Pendidikan dan Pemanfaatan Waktu Luang Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang masih sekolah pada kelompok jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah keseluruhan penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tersebut, tanpa memperhatikan usia.

Angka Partisipasi Murni (APM)

APM adalah prosentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan.

Sekolah Ramah Anak (SRA)

Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan3. Terdapat sejumlah indikator sekolah ramah anak yang dikembangkan baik oleh Kemendikbud, Kemenag, ChildFund maupun NGO internasional yang lain.

f. Perlindungan Khusus Anak korban kekerasan

Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Ada empat kategori utama tindak

3

(19)

14 kekerasan terhadap anak : pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/ psikologis dan pelecehan seksual anak.

Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika

Terkait dengan perlidungan anak terhadap narkoba, BNNP Jawa Tengah dalam melakukan kegiatan untuk menekan angka korban narkoba di Jawa Tengah merujuk pada :

1. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional

3. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

Anak terlantar, jalanan dan anak yang dipekerjaan

Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus (childer in need of special protectoin). karena suatu sebab mereka tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar, baik secara rohani maupun secara jasmani.

Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah satu atau kedua orang tua, tetapi terlantar disini juga dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh berkembang secara wajar , hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai tidak terpenuhi karena kelalaian,ketidakmengertian orang tua ataupun karena kesenjangan. Padahal mereka seharusnya mendapatkan atau pemenuhan kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan makanan dengan gizi yang cukup, pemeliharaan kesehatan, pakaian, curahan kasih sayang, perlindungan, bimbingan dan pendidikan karena si anak harus mendapat perhatian khusus dan diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosialnya

(20)

15

BAB III

GAMBARAN UMUM

1. KOTA SEMARANG

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, sekaligus kota metropolitan terbesar ke lima di Indonesia. Saat ini Kota Semarang dipimpin oleh Walikota Hendrar Prihadi, S.E, M.M dan wakil wali kota Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Kota ini terletak sekitar 558 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 621 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara). Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kota Semarang di timur, Kota Semarang di selatan, dan Kota Kendal di barat.Luas Kota 373.67 km2.

Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik. Pusat pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk muncul menjadi kota kecil baru, seperti di Semarang bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi. Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada Swalayan, Perumahan

(21)

16 Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik negeri maupun swasta, seperti Unnes, Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol dan terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.

Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.

Gambar. 1 Peta Kota Semarang

(22)

17

2. KEPENDUDUKAN

Luas wilayah di Kota Semarang sebesar 373,78 km2 yang terbagi atas 16 kecamatan dengan 177 kelurahan. Tahun 2020 jumlah penduduk yang ada di Kota Semarang tercatat sebanyak 1.685.909 jiwa. Dengan rincian jumlah penduduk laki-laki di Kota Semarang sebanyak 835.138 jiwa atau sebesar 49,54% dari jumlah keseluruhan jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 850.771 jiwa atau sebesar 50,46% dari jumlah keseluruhan jiwa di Kota Semarang. Untuk lebih rinci terkait dengan data per Kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk di Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2020

No Kecamatan Nama Pria Wanita Jumlah

Jumlah % Jumlah % Kecamatan %

1 Semarang Tengah 29.345 48.1% 31.666 51,9% 61.011 3,62% 2 Semarang Utara 61.352 49.36% 62.952 50,64% 124.304 7,37% 3 Semarang Timur 35.163 48.66% 37.100 51,34% 72.263 4,29% 4 Gayamsari 36.519 49.65% 37.035 50,35% 73.554 4,36% 5 Genuk 60.105 50.21% 59.611 49,79% 119.716 7,1% 6 Pedurungan 97.055 49.62% 98.534 50,38% 195.589 11,6% 7 Semarang Selatan 33.170 48.77% 34.837 51,23% 68.007 4,03% 8 Candisari 39.219 49.29% 40.348 50,71% 79.567 4,72% 9 Gajahmungkur 29.133 49.25% 30.023 50,75% 59.156 3,51% 10 Tembalang 92.142 49.86% 92.665 50,14% 184.807 10,96% 11 Banyumanik 70.410 49.48% 71.893 50,52% 142.303 8,44% 12 Gunungpati 48.191 50.05% 48.086 49,95% 96.277 5,71% 13 Semarang Barat 77.548 49.26% 79.886 50,74% 157.434 9,34% 14 Mijen 38.397 50% 38.396 50% 76.793 4,55% 15 Ngaliyan 70.324 49.84% 70.770 50,16% 141.094 8,37% 16 Tugu 17.065 50.14% 16.969 49,86% 34.034 2,02% Jumlah 835.138 49,54% 850.771 50,46% 1.685.909 0,00 Sumber : disdukcapil

Data diatas menunjukkan jumlah penduduk yang paling banyak berada di Kecamatan Pedurungan sebanyak 195.589 jiwa, Kecamatan Tembalang sebanyak 184.807 jiwa, dan Kecamatan Semarang Barat sebanyak 157.434 jiwa.

Untuk melihat jumlah penduduk usia 0-18 tahun di Kota Semarang di tahun 2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(23)

18 Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Usia Anak (0-18th) di Kota Semarang Per Kecamatan Tahun 2020

No Kecamatan L P Jumlah 1 Semarang Tengah 7.767 7.421 15.188 2 Semarang Utara 18.694 17.662 36.356 3 Semarang Timur 10.126 9.569 19.695 4 Gayamsari 11.715 11.009 22.727 5 Genuk 20.670 19.644 40.314 6 Pedurungan 30.091 28.172 58.263 7 Semarang Selatan 9.891 9.162 19.053 8 Candisari 11.715 11.233 22.948 9 Gajahmungkur 9.000 8.318 17.318 10 Tembalang 30.547 28.468 59.015 11 Banyumanik 22.030 20.450 42.480 12 Gunungpati 15.324 14.508 29.832 13 Semarang Barat 23.598 22.478 46.076 14 Mijen 12.709 12.103 24.812 15 Ngaliyan 22.573 21.290 43.836 16 Tugu 5.367 5.040 10.407 Jumlah 261.820 246.527 508.347 Sumber : disdukcapil

Data diatas menunjukkan Kecamatan Tembalang merupakan kecamatan yang memiliki jumlah anak terbanyak, dilanjutkan Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Semarang Barat. Besaran sesuai urutannya adalah 59.015 anak; 58.263 anak dan 46.076 anak. Dengan total jumlah anak sebanyak 508.347 anak di Kota Semarang Tahun 2020.

(24)

19

BAB IV

PROFIL ANAK

1. KELEMBAGAAN

Peraturan Daerah

Kelembagaan walaupun tidak terdapat dalam Konvensi Hak Anak namun masuk dalam kluster indikator Kabupaten/Kota Layak Anak. Kelembagaan memuat peraturan-peraturan pemerintah yang terkait dengan perlindungan anak.

Beberapa Perda yang telah terbit terkait dengan Perlindungan Anak di Kota Semarang adalah :

Tabel 4.1

Peraturan Daerah di Kota Semarang

No Nomor Perda Hal Kluster

1 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 Pengendalian Lingkungan Hidup Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

2 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010

Ruang Terbuka Hijau Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

3 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2013

Kawasan Tanpa Rokok Hak Kesehatan Dasar

4 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2016

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Hak Sipil dan Kebebasan

5 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2010

Kepariwisataan Hak Perlindungan Khusus

6 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2016

Pengeleloaan Pohon Pada Ruang Terbuka Hijau Publik, Jalur Hijau Jalan dan Taman

Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

7 Perda Nomor 5 tahun 2016 Perlindungan Perempuan dan Anak di Kota Semarang

Hak Perlindungan Khusus

8 Perda Nomor 5 Tahun 2017 Ketertiban Umum Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

(25)

20

9 Peraturan Walikota Semarang Nomor 22 Tahun 2020

Unit Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif Kota Semarang

Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

10 Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 460/663 Tahun 2020

Keanggotaan Unit Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif Kota Semarang

Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

11 Perwal Kota Semarang No 20 Tahun 2010

Kota Layak Anak dengan Pendekatan Kelurahan Ramah Anak

Hak Perlindungan Khusus

12 Perda Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2015

Keselamatan Ibu dan Anak Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

13 Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2014

Penanganan Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis Kota Semarang

Hak Perlidungan Khusus

14 Perda Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2013

Penanggulangan HIV dan AIDS Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

15 Perda Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2007

Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Semarang

Hak Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya

16 Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2015

Penyediaan, Penyerahan dan Pengelolaan Prasarana dan Utilitas Kawasan Perumahan, Kawasan Pemukiman

Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

17 Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2016 Pengendalian Penyakit Demam Dengue Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Akhir tahun 2020, DPRD mendukung mengambil prakarsa untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah Perlindungan Anak dengan membuat Naskah Akademik tentang Ranperda Perlindungan Anak. Tujuannya adalah agar setiap program pemerintah daerah Kota Semarang memiliki landasan hukum dan tujuan yang searah dalam menciptakan Kota Semarang sebagai Kota Layak Anak. Hal ini juga dimaksudkan agar pembangunan layak anak memiliki strategi pembangunan yang menyeluruh, konsisten dan sinergis.

(26)

21 Gugus Tugas KLA dan Forum Anak

Selama ini kegiatan yang menyangkut tentang perlindungan anak khususnya penanganan kekerasan pada perempuan dan anak di Kota Semarang merujuk pada Perda Nomor 5 Tahun 2016 sebagai landasan hukumnya. Namun demikian dibutuhkan strategi pembangunan layak anak yang mewadahi upaya-upaya perlindungan anak. Berkenaan dengan itu, saat ini telah disusun Naskah Akademik Perlindungan Anak tahun 2020 sebagai permulaan disusunnya Raperda Perlindungan Anak.

Peraturan lainnya yang telah diterbitkan terkait dengan pencapaian KLA adalah Pembentukan Gugus Tugas Kecamatan/Kelurahan dan Forum Anak. Ini adalah upaya Pemerintah Kota Semarang menciptakan Kecamatan dan Kelurahan Ramah Anak guna mewujudkan Kota Semarang sebagai Kota Layak Anak. Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kecamatan/Kelurahan tentang Pembentukan Gugus Tugas Kecamatan/Kelurahan Ramah Anak dan Pembentukan Forum Anak hingga tingkat kelurahan. (terlampir)

Tahun 2020 seluruh Kecamatan dan sebagian besar Kelurahan di Kota Semarang telah menerbitkan surat keputusan mengenai pembentukan gugus tugas KLA dan FA. Ini menunjukkan adanya komitmen dari pemangku jabatan di wilayah Kota Semarang dalam melindungi anak Kota Semarang melalui peraturan yang dibuat dan dilaksanakan hingga ke kelurahan.

(27)

22

2. HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

Akta Lahir

Akta lahir adalah tanda bukti berisi pernyataan yang teramat sangat penting dan diperlukan guna mengatur dan menyimpan bahan keterangan tentang kelahiran seorang bayi dalam bentuk selembar kertas yang sudah dicetak.

Di tahun 2020 ini, kecamatan yang anaknya memiliki akta lahir terbanyak ada di Kecamatan Tembalang sebesar 95,07%; Kecamatan Banyumanik sebesar 94,34% dan Kecamatan Mijen sebesar 94,33%. Dan total penerbitan akta lahir sebesar 92,59% sepanjang tahun 2020. Ini menunjukkan bahwa program yang dijalankan oleh Disdukcapil Kota Semarang telah berhasil melebihi target nasional yang merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan besaran 85% di tahun 2019.

Data tentang jumlah anak yang memiliki akta lahir di tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Kepemilikan Akta Lahir di Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2020

NO KECAMATAN JUMLAH USIA 0 -18 MEMILIKI AKTA %

L P JML L P JML 1 SEMARANG TENGAH 7.767 7.421 15.188 6.934 6.596 13.530 89,08 2 SEMARANG UTARA 18.694 17.662 36.356 16.808 15.930 32.738 90,05 3 SEMARANG TIMUR 10.126 9.569 19.695 9.313 8.866 18.179 92,30 4 GAYAMSARI 11.715 11.009 22.727 10.761 10.135 20.896 91,94 5 GENUK 20.670 19.644 40.314 19.359 18.464 37.823 93,82 6 PEDURUNGAN 30.091 28.172 58.263 28.079 26.297 54.376 93,33 7 SEMARANG SELATAN 9.891 9.162 19.053 8.957 8.326 17.283 90,71 8 CANDISARI 11.715 11.233 22.948 10.807 10.354 21.161 92,21 9 GAJAHMUNGKUR 9.000 8.318 17.318 8.238 7.656 15.894 91,78 10 TEMBALANG 30.547 28.468 59.015 29.057 27.047 56.104 95,07 11 BANYUMANIK 22.030 20.450 42.480 20.812 19.264 40.076 94,34 12 GUNUNGPATI 15.324 14.508 29.832 13.837 13.171 27.008 90,53 13 SEMARANG BARAT 23.598 22.478 46.076 21.286 20.324 41.610 90,31 14 MIJEN 12.709 12.103 24.812 11.992 11.414 23.406 94,33 15 NGALIYAN 22.573 21.290 43.836 21.206 20.034 41.240 94,08 16 TUGU 5.367 5.040 10.407 4.817 4.525 9.342 89,77 JUMLAH 261.820 246.527 508.347 242.263 228.403 470.666 92,59 Sumber : disdukcapil

(28)

23 Kartu Identitas Anak (KIA)

KIA memiliki kegunaan yang sama dengan KTP. Menurut Permendagri nomor 2 tahun 2016, penerbitan KIA dapat melindungi pemenuhan hak anak, menjamin akses sarana umum, hingga untuk mencegah terjadinya perdagangan anak. Kartu ini juga dapat menjadi bukti identifikasi diri ketika sewaktu-waktu mengalami peristiwa buruk.

Disdukcapil Kota Semarang di semester I tahun 2020 juga telah menerbitkan KIA sebanyak 23,833 buah (54,52%) dan lebih tinggi dari pada tahun 2019 dengan jumlah 171,187 buah atau sebesar 40.09% dari jumlah anak usia 0-17th. Jumlah KIA yang telah diterbitkan terbanyak berada di Kecamatan Gunungpati sebesar 61,33% ; Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Pedurungan sebesar 59,88%.

Tabel 4.3

Penerbitan Kartu Identitas Anak Kota Semarang

NO KECAMATAN

KEMILIKAN KIA

JUMLAH USIA 0 -17 MEMILIKI KIA

% L P JML L P JML 1 SEMARANG TENGAH 6600 6283 12.883 3.302 3.167 6.469 50,21 2 SEMARANG UTARA 16049 15194 31.243 9.220 8.767 17.987 57,57 3 SEMARANG TIMUR 8669 8176 16.845 4.736 4.598 9.334 55,41 4 GAYAMSARI 10108 9480 19.588 5.590 5.262 10.852 55,40 5 GENUK 17730 16801 34.531 9.143 8.916 18.059 52,30 6 PEDURUNGAN 25863 24087 49.950 15.269 14.639 29.908 59,88 7 SEMARANG SELATAN 8496 7859 16.355 4.123 3.853 7.976 48,77 8 CANDISARI 10132 9664 19.796 4.395 4.387 8.782 44,36 9 GAJAHMUNGKUR 7785 7185 14.970 4.524 4.225 8.749 58,44 10 TEMBALANG 26236 24399 50.635 14.374 13.708 28.082 55,46 11 BANYUMANIK 18900 17406 36.306 9.051 8.422 17.473 48,13 12 GUNUNGPATI 13124 12415 25.539 7.987 7.677 15.664 61,33 13 SEMARANG BARAT 20217 19286 39.503 12.045 11.608 23.653 59,88 14 MIJEN 10976 10315 21.291 4.763 4.603 9.366 43,99 15 NGALIYAN 19389 18398 37.787 10.137 9.728 19.865 52,57 16 TUGU 4649 4338 8.987 2.854 2.760 5.614 62,47 JUMLAH 224.923 211.286 436.209 121.513 116.320 237.833 54,52

(29)

24 Informasi Layak Anak (ILA)

Informasi layak anak (ILA) adalah informasi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usia anak, informasi yang melindungi anak, tidak mengandung muatan pornografi, kekerasan dan sadisme, tidak menggunakan anak sebagai bahan eksploitasi, bernuansa positif dan emmberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah Kota Semarang melalui dinas Arsip dan Perpustakaan Kota berusaha untuk mendukung perlindungan anak melalui berbagai fasilitas dan program inovasi lainnya.

Adapun fasilitas pendukung ILA :

Tabel 4.4 ILA Tahun 2020

No Fasilitas ILA Jumlah Keterangan

1 rumah pintar kota Semarang 193 tempat yang aktif saat ini adalah 99

2 mobil pintar 5 armada Type armada meliputi :1 Bis, 1 L 300, 1 Hi Ace dan 2 Hilux

3 Taman Pintar 1 taman Taman Kasmaran

4 Perpustakaan sekolah 945 tempat

5 perpustakaan Kelurahaan 177 tempat

6 Perpustakaan Kecamatan 16 tempat

7 Perpustakaan Dinas/ OPD berjumlah

37 tempat

Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang

Forum Anak

Kota Semarang telah mencanangkan Kota Layak Anak, sehingga program terkait dengan anak terus digalakkan dan dikembangkan termasuk didalamnya dukungan terhadap kegiatan Forum Anak. Forum Anak Kota Semarang telah dibentuk hingga tingkat kelurahan dan untuk tingkat kecamatan telah terbentuk 16 forum anak artinya seluruh kecamatan di wilayah Kota Semarang telah memiliki forum anak.

(30)

25 Kegiatan Inovasi pada Kluster Hak Sipil dan Kebebasan

Tabel 4.5

Kegiatan Inovasi Kluster Hak Sipil dan Kebebasan

No OPD Kegiatan

1 Disdukcapil Terkait dengan adanya pandemi covid 19, disdukcapil mengeluarkan peraturan :

a. Melarang membawa anak di lingkungan kantor disdukcapil dlm kepengurusan dokumen kependudukan

b. Kepala Disdukcapil masuk dalam anggota satgas penanggulangan covid 19

Kerjasama dg 10 dunia usaha antara lain toko buku,arena bermain dan tempat kursus yaitu mengunjungi tempat2 tsb dg menggunakan scan QR Code sesuai dengan protokol kesehatan. Contoh kerjasama yang dilakukan yaitu dengan Toko Gramedia, Merbabu, Wahana Waterblaster dan Klub Merby

Pencetakan Kartu Identitas Anak usia 0- 5 tahun tanpa permohonan Bekerjasama dengan RS Pemerintah, Swasta dan Bidan dalam pengurusan akta satu paket yaitu : akta lahir, KIA dan KK

Semua permohonan bisa dilakukan secara online dg aplikasi yg sudah tersedia dari Dukcapil. Dan juga disediakan blanko KIA dan formulir KIA Pelayanan langsung ke sekolah-sekolah untuk pengurusan akta kelahiran dan KIA secara kolektif

Pemberian diskon jika naik BRT bagi siswa

Pemanfaatan KIA sebagai daftar hadir online siswa (My KIA) Program penataan adminsitrasi penduduk

2 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang

Program pembauran kebangsaan untuk anak SMU sederajat selama 2 hari dengan peserta lintas suku dan agama

Program kemah kebangsaan yang diikuti anak-anak SLTA beragam suku dan agama.

Pembauran lewat slogan dan media visual : 1. Pendataan jumlah potensi kemah pembauran

2. Peran wisata kebangsaan kepada anak-anak di setiap sekolah

3 Dinas Arsip dan

Perpustakaan Kota

Kegiatan inovasi yang dilaksanakan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang selama tahun 2020 dalam program peningkatan minat baca anak yaitu dengan lomba-lomba dan penambahan fasilitas layanan yg ada di mobil pintar disamping layanan E-Book.

Menguatkan jaringan melalui kerjasama dengan pihak ke-3, yaitu : Rotary club, Angkasa Pura, PT. Sari Roti, PT. Indofood Sukses Makmur, HONDA, Bank Jateng, Produk Nutrijell

Dinas Arsip dan Perpustakaan bekerjasama dengan media massa dalam memberitakan kegiatannya termasuk memanfaatkan media sosial seperti instagram,dll.

(31)

26 Dimasa Pandemi Covid 19, Dinas Arsip dan Perpustakaan melaksanakan beberapa kegiatan secara virtual pengembangan literasi sebagaimana yang dilaksanakan, yaitu :

a. Lomba-lomba yang pesertanya siswa siswi SD dan SMP se-kota Semarang, bertemakan Hari Ibu.

b. Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang juga mengikuti pameran kearsipanyang diselenggarakan Provinsi Jawa Tengah, dimana stand Dinas Arsip danPerpustakaan Kota Semarang juara 1 dan Favorit.

c. Kegiatan zoom meeting bersama Rumpin dalam pembinaan, peningkatan kegiatan literasi anak sejak dini.

Pelayanan perpustakaan keliling tetap dilaksanakan

4 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik Dan Persandian Kota Semarang

Mengadakan program TIK ( Teknologi Informasi Komunikasi) Anak Layanan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Anak

5 Forum Anak Kota

Semarang

Bincang Online Bocah Semarang (B.O.B.S) yaitu kegiatan bincang-bincang secara online untuk pengembangan kegiatan inovatif forum anak

Forum Anak Edukasi (FADAKSI), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi tentang dunia anak dan Forum Anak melalui brosur dan penggunaan media sosial seperti Instagram.

Reorganisasi tahun 2021 mulai dilaksanakan di wilayah kecamatan Dalam memperingati Hari Anak Nasional tahun 2020 :

1. Forum Anak bekerjasama dengan TVRI dalam acara bincang-bincang memperingati Hari Anak Nasional tahun 2020.

2. Membuka WEBINAR HAN yang bisa diikuti oleh warga Kota Semarang terutama anak-anak

Penguatan Kapasitas, tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Konferensi Hak Anak

(32)

27

3. HAK LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGASUHAN ALTERNATIF

Perkawinan anak

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun. Ketentuan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 sebagaimana diperbaharui dengan UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan berbunyi, “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun”.Dari hal tersebut, pernikahan usia anak masih terjadi di Kota Semarang. Berikut ini merupakan data pernikahan anak di Kota Semarang selama tahun 2020.

Tabel 4.6

Jumlah Pernikahan Anak per Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2020

No Kecamatan Usia

Laki-laki<19th Usia Perempuan<16th 1 Banyumanik 4 5 2 Candisari 3 1 3 Gajahmungkur 1 4 4 Gayamsari 5 6 5 Genuk 6 8 6 Gunungpati 11 16 7 Mijen 1 2 8 Ngaliyan 7 18 9 Pedurungan 5 14 10 Semarang Barat 5 3 11 Semarang Selatan 3 0 12 Semarang Tengah 0 1 13 Semarang Timur 0 0 14 Semarang Utara 7 12 15 Tembalang 4 1 16 Tugu 2 3 Jumlah 64 94

Sumber : Kemenag Kota Semarang

Data menyebutkan jumlah terbanyak adanya pernikahan dini ada di wilayah Kecamatan Gunungpati, dengan jumlah 11 anak laki-laki dan Kecamatan Ngaliyan untuk 18 anak

(33)

28 perempuan. Dilihat secara keseluruhan terdapat 64 anak laki-laki dan 94 anak perempuan yang menikah di tahun 2020. Jumlah anak perempuan yang menikah di usia anak akan lebih banyak lagi jika terdapat data anak perempuan dengan usia 17-18 tahun yang telah menikah.

Pengasuhan Alternatif

Tabel 4.7 Data PMKS Anak

No Uraian Jumlah Satuan

1 Balita terlantar 3 anak

2 Anak terlantar 190 anak

3 Anak yang tinggal di panti asuhan 2.355 anak

4 Anak jalanan 128 anak

5 Anak terdampak pandemic 29 anak

6 Kasus anak yang ditangani Dinsos dan didampingi SAKTI Peksos

31 kasus

7 Perkawinan anak 122 anak

8 Anak mengalami kekerasan 1 anak

9 Anak yang berhadapan dengan hukum 50 anak

10 Anak-anak dengan keterbatasan atau disabilitas 1.123 anak 11 Anak yang memerlukan perlindungan khusus 19 anak

12 Anak dalam situasi rentan 63 anak

Sumber : Dinas Sosial

Dari data diatas ada 76 lembaga (terlampir) yang memiliki tugas mengurusi anak-anak tersebut. Termasuk 3 lembaga konsultasi anak dan keluarga yaitu : Panti Asuhan Ikhlasul Amal; Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga Tat Twam Asi dan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga Nusa Indah

Dibukanya Unit Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (UPKSAI) memiliki tujuan untuk mewujudkan layanan anak terintegrasi dengan memaksimalkan layanan pencegahan dan penanganan masalah kesejahteraan sosial dan perlindungan anak di Kota Semarang.

(34)

29

.

Kegiatan inovasi pada Kluster Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Tabel 4.8

Kegiatan Inovasi Kluster Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

No OPD Kegiatan

1 Kantor Kementerian

Agama Kota Semarang

Untuk menekan jumlah anak yang menikah sebelum waktunya, Kemenag Kota Semarang melakukan program “Klas Catin” (Kelas calon pengantin) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, DP3A, dan disdukcapil. Klas catin merupakan program bimbingan pernikahan pra nikah.

Mengadakan lomba-lomba dengan peserta usia anak seperti lomba kreatifitas anak RA, PORSEMA, PORSENI, KSM, AKSIOMA, PORSADIN (PEKAN OLAHRAGA SANTRI PONDOK PESANTREN), FASI (FESTIVAL ANAK SHOLEH), MTQ PELAJAR DAN UMUM.

2 Dinas Sosial Kota

Semarang

Pembentukan Unit Pelanggan Kesejahteraan Sosial Anak intrgratif Kota Semarang (UPKSAI) Kota Semarang

Workshop Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum

Pemberian bantuan Recreational Kits yang berupa alat bantu dukungan psikososial anak di masa pandemic covid

Pemberian bantuan berupa handsanitizer, masker, kuota internet kepada anak di kampong nelayan Tambak Lorok, Kelurahan TAnjung Mas, Semarang Utara dari hasil penggalangan dana Peringatan Hari Anak Nasional

Respon kasus berupa pendampingan anak yang sedang menghadapi masalah hukum atau kasus lain

3

Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana

Sosialisasi dan penyuluhan Bina Keluarga : 5. Melalui pelatihan Bina Keluarga 6. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera

Sinkronisasi program / kegiatan Forum Tribina, Forum Genre Program PPKS : Pendataan Kartu Asuh Positif Indonesia (anak dan remaja) 4 Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Pembentukan Kader PAAR dan Kader Pendamping Keluarga Adanya Forum POS PAUD, POSYANDU

Bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan : Gerakan Gemar Makan Ikan dan Minum Susu

Program “Si Centik” : Siswa Cari Jentik

5 Yayasan Kesejahteraan Keluarga

Soegijapranata

YKKS bermitra dengan DP3A Kota Semarang menyelenggarakan kelas pengasuhan dengan fokus pada Parenting Responsif untuk orang tua anak usia 0-6 tahun, Parenting Positif untuk orang tua dan anak usia 6-14 tahun dan Pendidikan Kecakapan Hidup dan Literasi Keuangan (PKHLK) bagi anak usia 6-14 tahun yang tersebar di 6 kelurahan yakni Kelurahan Tandang dan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kelurahan Tanjung Mas, Bandaharjo, Dadapsari, Kuningan di Kecamatan Semarang Utara.

(35)

30

4. HAK KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN

ASI Eksklusif

Di Kota Semarang pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan kebawah masih 71,31%. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang menghambat keberhasilan ASI eksklusif, yaitu : 1. Ibu nifas dengan covid sebagian tidak menyusui

2. Ibu dengan resiko dengan HIV Aids sebagian tidak menyusui

3. Sebagian ibu bekerja yang merasa tidak bisa menyusui secara eksklusif 4. Ibu bayi meninggal sebelum bayi berumur 6 bulan

5. Bayi resti karena alasan medis tdk bisa menyusui

Adapun pojok ASI yang telah dibuat di tempat umum ada 527 titik pojok ASI.

Kawasan Tanpa Rokok

Berdasarkan peraturan terkait dengan area bebas rokok, Dinas Kesehatan Kota Semarang terus menciptakan area bebas rokok di seluruh 7 tatanan, yaitu : fasyankes, belajar mengajar, anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum dan tempat kerja.

Puskesmas Ramah Anak

Pembentukan Puskesmas Ramah Anak di Kota Semarang berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Nomor B/3364/445.4/II/2020 tentang Penetapan Puskesmas Ramah Anak Kota Semarang Tahun 2020.

(36)

31 Tabel 4.9

Puskesmas Ramah Anak di Kota Semarang Tahun 2020

No Puskesmas Ramah Anak No Puskesmas Ramah Anak No Puskesmas Ramah Anak

1 Puskesmas Poncol 13 Puskesmas Krobokan 25 Puskesmas Ngesrep 2 Puskesmas Miroto 14 Puskesmas Ngemplak Simongan 26 Puskesmas Padangsari 3 Puskesmas Bandarharjo 15 Puskesmas Gayamsari 27 Puskesmas Srondol 4 Puskesmas Bulu Lor 16 Puskesmas Candi Lama 28 Puskesmas Pudakpayung 5 Puskesmas Halmahera 17 Puskesmas Kagok 29 Puskesmas Gunungpati 6 Puskesmas Bugangan 18 Puskesmas Pegandan 30 Puskesmas Sekaran 7 Puskesmas Karangdoro 19 Puskesmas Genuk 31 Puskesmas Mijen

8 Puskesmas Pandanaran 20 Puskesmas Bangetayu 32 Puskesmas Karangmalang 9 Puskesmas Lamper tengah 21 Puskesmas Tlogosari Kulon 33 Puskesmas Tambak Aji 10 Puskesmas Karangayu 22 Puskesmas Tlogosari Wetan 34 Puskesmas Purwoyoso 11 Puskesmas Lebdosari 23 Puskesmas Kedungmundu 35 Puskesmas Ngaliyan 12 Puskesmas Manyaran 24 Puskesmas Rowosari 36 Puskesmas Mangkang

37 Puskesmas Karanganyar Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2020

Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak

Upaya untuk menyediakan sarana air bersih dan sanitasi terus ditingkatkan karena membawa efek positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. Salah satunya adalah mengurangi terjadinya diare atau cacingan pada anak karena sanitasi buruk. Sepanjang tahun 2020 hasil peningkatan sarana air minum dan sanitasi yang baik terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10

Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak Tahun 2020

No Uraian Prosentase

1 Akses air minum 98.95%

2 Sanitasi yang layak 100%

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2020

Kesehatan Masyarakat Terdampak Pandemi Covid 19

Tahun 2020 terjadi sebaran virus covid 19 yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Virus covid 19 membawa efek yang merugikan masyarakat, seperti meningkatnya angka kematian masyarakat, kegiatan kemasyarakatan yang dibatasi, kontak yang terbatas hanya melalui dunia

(37)

32 maya termasuk posyandu, lansia, pemeriksaan jentik, dll. Selain itu menurunnya jumlah bayi dan balita yang dilayani di puskesmas dan posyandu karena banyak orang tua yang khawatir membawa anaknya ke Puskesmas dan banyak posyandu yang belum aktif. Adapun jumlah anak yang terpapar virus covid selama tahun 2020 ada 1.499 anak , sedangkan anak yang meninggal karena covid 19 ada 6 anak.

Tabel 4.11

Pasien Anak yang Terpapar Covid 19 Sepanjang Tahun 2020

No Umur Jumlah Sembuh Jumlah Meninggal

1 0 - 5 th 402 3

2 6 – 10 th 328 2

3 11 – 15 th 404 0

4 16 – 18 th 365 1

Jumlah 1.499 6

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2020

Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan terus melakukan upaya membantu Pemerintah Kota Semarang dalam menangani efek covid terhadap kesehatan anak dengan memberikan pelayanan kesehatan pada anak yg terdiagnosa covid, dan tetap memberikan pelayanan kesehatan pada anak, melakukan kunjungan rumah untuk bayi baru lahir. Untuk pelayanan imunisasi pada bayi & anak sekolah diberikan pada jam khusus dan tempat terpisah dari pasien umum.

Kegiatan Inovatif pada Kluster Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Seperti pada umumnya, semua bidang akan melakukan kegiatan yang inovatif untuk mengembangkan program kreatif dan meningkatkan pelayanan, termasuk juga pihak yang bergerak di bidang kesehatan. Kegiatan inovatif tersebut terangkum dalam tabel dibawah ini.

(38)

33 Tabel 4.12

Kegiatan Inovasi Kluster Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

No OPD Kegiatan Inovasi

1 Dinas Kesehatan Kota Semarang

Persalinan dengan tenaga kesehatan

Diadakan kelas Balita dan ibu hamil, pendampingan ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir

Adanya Ambulan Hebat dan Siaga, dengan nomor telp 1500132, aplikasi 112

PRA, UKS

Pelayanan Terpadu Tumbuh Kembang di Rumah Pelangi (rumah perbaikan gizi)

“Gepuk Pepes” : Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat Deteksi dini tumbuh kembang dengan Google Form

Bekerjasama dengan Kemenag Kota Semarang dengan program “Kelas Catin”

Posyandu Remaja

SDIDTK by online menggunakan google form melibatkan guru PAUD/TK/RA

Pelangi Nusantara : suatu kegiatan pelayanan gizi dan penyuluhan kesehatan untuk anak serta remaja melibatkan guru dan siswa PAUD/TK/SD/SMP/SMA

Pada saat pelayanan gibur (gizi buruk) melibatkan Rotary, PT,RS OPD terkait

2

Rumah Sakit Daerah K.R.M.T Wongso Negoro

Arena bermain anak di lingkungan rumah sakit : area luar ruangan, area dalam ruang perawatan pasien (ruang anak / Nakula IV)

Area bebas merokok di lingkungan rumah sakit

Ruang laktasi bagi pelanggan eksternal maupun internal rumah sakit Klinik anak dan klinik tumbuh kembang yang dilengkapi area bermain Rumah sakit ramah anak

Pembinaan nutrisi bagi pasien anak dengan gizi buruk oleh Tim Penangganan Nutrisi Klinik (SK Direktur)

Bekerjasama dengan disdukcapil dalam pengurusan akta kelahiran dan KK bagi bayi yang baru lahir di rumah sakit

Pengembangan baby SPA, pijat bayi, imunisasi di klinik rawat jalan 3

Dinas Lingkungan Hidup

Sekolah Adiwiyata

Car Free Day di jalan Pemuda – Pahlawan dan kawasan Simpang Lima Program Kampung Iklim

4 Dinas Ketahanan Pangan

B2SA

5 Dinas Pertanian Gerakan minum susu,pertanian organic 6 Dinas Perikanan Gerakan makan ikan

7 Perusahaan Daerah Air Minum

Mengupayakan air siap minum di kawasan sekolah dan titik-titik tertentu di wilayah Kota Semarang

(39)

34

5. HAK PENDIDIKAN, PEMANFAATAN WAKTU LUANG DAN KEGIATAN SENI

BUDAYA

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang masih sekolah pada kelompok jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah keseluruhan penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tersebut, tanpa memperhatikan usia.

PAUD sering disebutkan sebagai playgroup atau kelas bermain untuk anak usia 2-6 th. Sedangkan TK merupakan jenjang pendidikan untuk anak berusia minimal 4 th, dan pada umumnya sudah masuk di sekolah formal (TK/RA) sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Tabel 4.13

APK PAUD Tahun Ajaran 2019/2020

Kecamatan APK PAUD APK PAUD Formal (TK/RA)

L P Rata-rata L P Rata-rata Mijen 13,33 12,76 13,04 115,36 107,42 111,37 Gunungpati 21,08 20,45 20,76 71,56 71,12 71,34 Banyumanik 8,89 9,40 9,15 73,08 68,32 70,69 Gajahmungkur 4,30 3,76 4,03 70,79 68,09 69,43 Smg Selatan 7,93 6,57 7,24 55,55 53,31 54,42 Candisari 6,53 6,15 6,34 62,62 60,02 61,32 Tembalang 14,98 14,64 14,81 72,59 68,63 70,60 Pedurungan 12,73 12,28 12,51 78,90 74,10 76,48 Genuk 11,32 12,42 11,87 92,32 90,29 91,30 Gayamsari 6,49 6,28 6,39 56,23 47,12 51,65 Smg Timur 9,48 9,28 9,38 65,38 58,72 62,03 Smg Tengah 9,35 9,82 9,59 55,49 51,60 53,53 Smg Utara 7,04 7,37 7,21 57,73 54,11 55,91 Smg Barat 5,60 5,34 5,47 60,10 55,46 57,77 Tugu 12,33 11,81 12,07 66,25 73,92 70,11 Ngaliyan 10,78 9,73 10,25 75,32 72,46 73,88 Rata-rata 10,14 9,88 10,01 70,58 67,17 68,86

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang

Rata-rata APK PAUD di Kota Semarang menunjukkan prosentase 10,01 % yang artinya adalah proporsi jumlah anak yang belum masuk di sekolah PAUD ada sebesar 89,99% dari keseluruhan anak yang seharusnya sudah mengikuti sekolah PAUD. Adapun APK PAUD terendah terdapat di Kecamatan Gajahmungkur yaitu sebesar 4,03%. Sedangkan untuk rata-rata APK PAUD Formal

(40)

35 sebesar 68,86% . Ini menunjukkan bahwa masih 31,14% anak yang belum mengenyam pendidikan di tingkat TK/RA. Kecamatan terendah untuk APK Formal ada di Kecamatan Gayamsari dengan besaran 51,65%.

Tabel 4.14

APK SD/MI/Paket A Tahun Ajaran 2019/2020

Kecamatan APK SD dan MI termasuk Paket A

L P Rata-rata Mijen 181,01 166,15 173,54 Gunungpati 121,47 110,32 115,86 Banyumanik 116,70 107,87 112,26 Gajahmungkur 106,43 100,14 103,27 Smg Selatan 110,36 103,79 107,05 Candisari 103,04 96,15 99,57 Tembalang 118,96 108,57 113,73 Pedurungan 113,46 106,75 110,09 Genuk 136,42 124,94 130,64 Gayamsari 96,15 87,38 91,74 Smg Timur 117,91 103,35 110,59 Smg Tengah 128,50 124,05 126,27 Smg Utara 57,49 54,80 56,14 Smg Barat 110,62 99,70 105,13 Tugu 125,76 118,79 122,26 Ngaliyan 111,18 106,12 108,64 Rata-rata 115,97 107,43 111,67

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang

APK SD/MI/Paket A di Kota Semarang menunjukkan prosentse 111,67 % yang artinya adalah proporsi jumlah murid SD/Sederajat yang berusia kurang dari 7 dan lebih dari 12 tahun ada 11,67%. Adapun APK tertinggi di tingkat SD untuk wilayah kecamatan di Kota Semarang adalah Kecamatan Mijen dengan besaran 173,54%, sedangkan APK terendah ada di Kecamatan Semarang Utara yaitu sebesar 56,14%.

(41)

36 Tabel 4.15

APK SMP/MTs/Paket B Tahun Ajaran 2019/2020

Kecamatan APK SMP dan MTs termasuk Paket B

L P Rata-rata Mijen 216,87 178,54 197,60 Gunungpati 144,41 135,40 139,88 Banyumanik 98,64 90,55 94,57 Gajahmungkur 114,12 100,35 107,19 Smg Selatan 162,60 157,97 160,27 Candisari 83,62 83,26 83,44 Tembalang 106,59 97,56 102,05 Pedurungan 90,09 83,99 87,02 Genuk 103,52 95,68 99,57 Gayamsari 83,20 70,26 76,69 Smg Timur 129,21 130,21 129,71 Smg Tengah 207,34 207,69 207,51 Smg Utara 29,14 25,23 27,17 Smg Barat 95,72 91,34 93,52 Tugu 194,32 184,29 189,27 Ngaliyan 54,98 52,94 53,95 Rata-rata 119,65 111,58 115,59

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang

APK untuk SMP di Kota Semarang menunjukkan prosentse 115,59 % yang artinya adalah proporsi jumlah murid SD/Sederajat yang berusia kurang dari 7 dan lebih dari 12 tahun ada 15,59%. Adapun APK tertinggi di tingkat SMP untuk wilayah kecamatan di Kota Semarang adalah Kecamatan Semarang Tengah dengan besaran 207,51%, sedangkan APK terendah ada di Kecamatan Semarang Utara yaitu sebesar 27,17%

Angka Partisipasi Murni (APM)

APM SD/MI/Paket A Tahun Ajaran 2019/2020 di Kota Semarang menunjukkan prosentase

97,66% yang artinya adalah proporsi jumlah murid SD/Sederajat yang berusia 7-12 tahun yang bersekolah tidak tepat waktu, ada 2,34%. Adapun APM tertinggi di tingkat SD untuk wilayah kecamatan di Kota Semarang adalah Kecamatan Mijen dengan besaran 149,76%; dilanjutkan

(42)

37 oleh Kecamatan Genuk sebesar 116,66% dan Kecamatan Semarang Tengah sebesar 107,51%. Sedangkan APM terendah ada di Kecamatan Semarang Utara yaitu sebesar 48,22%

Tabel 4.16

APM SD/MI/Paket A Tahun Ajaran 2019/2020

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang

Kecamatan APM SD dan MI termasuk Paket A

L P Rata-rata Mijen 156,16 143,44 149,76 Gunungpati 106,09 96,21 101,12 Banyumanik 101,74 93,66 97,67 Gajahmungkur 93,57 88,16 90,85 Smg Selatan 97,68 90,16 93,90 Candisari 89,89 83,34 86,60 Tembalang 104,02 94,78 99,37 Pedurungan 100,78 94,66 97,70 Genuk 122,14 111,25 116,66 Gayamsari 88,02 79,92 83,94 Smg Timur 102,82 89,61 96,18 Smg Tengah 109,28 105,77 107,51 Smg Utara 49,90 46,55 48,22 Smg Barat 95,91 85,99 90,92 Tugu 110,86 104,07 107,44 Ngaliyan 96,67 92,78 94,71 Rata-rata 101,59 93,77 97,66

Gambar

Gambar 1 : Peta Kota Semarang
Tabel 4.4  ILA Tahun 2020
Tabel 4.7  Data PMKS Anak

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan ibu yang pesimistik akan berpikir belum adanya kemajuan pada diri anak akan mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan anak (PvB-universal), seperti anak menjadi

Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa upaya pelaksanaan pemenuhan hak anak atas pendidikan dasar Sembilan tahun di wilayah kota Semarang, yaitu meliputi aspek-aspek

Dalam upaya pelaksanaan program dan kegiatan di Lingkungan wilayah kerjanya, Kecamatan Cidadap senantiasa mengacu kepada kebijakan Pemerintah Kota Bandung, yang

belanja/pengeluaran pada Kinerja terukur dan aktivitas dan Program kerja. Terdapatnya tolak ukur dalam pendekatan ini akan mempermudah Pemerintah Daerah dalam melakukan

Adapun aspek segi-segi penyesuaian diri meliputi: a.. 66 Ketrampilan mereka tergolong kurang baik, data dilapangan menunjukan mereka kurang bisa berbicara dengan orang

Kegiatan ini mencakup semua hasil kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh individu, kelompok dan atau masyarakat di Kota Semarang di bidang teknologi dan

Aspek ini diukur melalui empat indikator yaitu : a) Informasi program pemberdayaan perempuan didapatkan melalui perangkat pemerintah (kelurahan atau RT/RW), b) Masyarakat

Pasal 16 1 Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/atau pengeluaran melebihi pagu yang