• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Burung Puyuh

Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki yang pendek, dapat diadu dan bersifat kanibal. Awalnya burung puyuh merupakan burung liar. Tahun 1870, di Amerika Serikat burung puyuh mulai diternakkan. Setelah masa itu, burung puyuh terus berkembang dan menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia burung puyuh mulai di kenal dan di ternakkan pada akhir tahun 1979 (Agromedia, 2002).

Klasifikasi burung puyuh menurut Agromedia (2002) sebagai berikut : Kelas : Aves (bangsa burung)

Ordo : Galiformes Sub Ordo : Phasianoidae Famili : Phasianidae Sub Famili : Phasianidae Genus : Cortunix

Species : Cortunix - cortunix japonica

Ciri burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung - burung puyuh lainnya. Panjang badannya 19 cm, badannya bulat, ekor pendek, dan kuat, jari kaki empat buah, warna bulu coklat kehitaman, alis betina agak putih sedang panggul dan dada bergaris (Nugroho dan Mayun, 1986).

(2)

Ciri-ciri burung puyuh jantan dan puyuh betina berdasarkan tanda-tanda tubuh bagian luar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina.

Hal yang diamati Jantan Betina

Kepala / muka Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap

Berwarna coklat terang dan rahang bawah putih

Bulu dada Kuning Terdapat bercak hitam atau coklat

Dubur atau anus Terdapat benjolan berwarna merah diatas dubur dan jika ditekan akan mengeluarkan busa berwarna putih

Tidak terdapat benjolan

Suara Cekeker Cekikik

Sumber : Sugiharto (2005)

Jenis burung puyuh yang biasa diternakkan berasal dari jenis Coturnix- coturnix japonica. Produktivitas telur burung puyuh ini mencapai

250-300 butir per tahun dengan rata-rata 10 gram perbutir. Betinanya mulai bertelur pada umur 35 hari. Tak heran apabila orang lebih memprioritaskan

unggas ini untuk diternakan karena dapat menghasilkan lebih dari 4 generasi per tahun. Telurnya berwarna coklat tua, biru dan putih dengan bintik–bintik hitam, coklat dan biru. Faktor makanan mempunyai pengaruh yang cukup besar. Bila makanan yang diberikan tidak baik kualitasnya atau jumlah yang diberikan tidak cukup, maka hampir dapat dipastikan burung puyuh tidak akan bertelur banyak (Rasyaf, 1991; Listiyowati dan Roospitasari, 2000; Hartono, 2004).

Kandungan protein dan lemak telur puyuh cukup baik bila dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah sehingga sangat baik untuk kesehatan.

(3)

Tabel 2. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas. Jenis Unggas Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Abu (%)

Ayam ras 12.7 11.3 0.9 1.0 Ayam buras 13.4 10.3 0.9 1.0 Itik 13.3 14.5 0.7 1.1 Angsa 13.9 13.3 1.5 1.1 Merpati 13.8 12.0 0.8 0.9 Kalkun 13.1 11.8 1.7 0.8 Puyuh 13.1 11.1 1.6 1.1 Sumber : Murtidjo (1996).

Anak burung puyuh yang baru menetas dari telur disebut DOQ (Day Old Quail). Day Old Quail ini besarnya seukuran jari dengan berat 8-10

gram dan berbulu jarum halus. Day Old Quail yang sehat berbulu kuning mengembang, gerakan lincah, besarnya seragam dan aktif mencari makan atau minum. Dalam dunia peternakan, periode pembesaran DOQ disebut dengan masa stater-grower (stargro) hingga anak burung puyuh berumur 5 minggu (Sugiharto, 2005).

Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh

Puyuh membutuhkan beberapa unsur nutrisi untuk kebutuhan hidupnya. Unsur–unsur tersebut adalah protein, energi, vitamin, mineral, dan air. Kekurangan unsur - unsur tersebut dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan menurunkan produktifitas (Rasyaf, 1983)

Burung puyuh mempunyai 2 fase pemeliharaan yaitu fase pertumbuhan dan fase produksi (bertelur). Fase pertumbuhan dibagi menjadi 2 fase yaitu starter (0-3 minggu), grower (3-5 minggu) dan fase produksi (umur diatas 5 minggu). Anak burung puyuh yang baru berumur 0-3 minggu membutuhkan protein 25% dan energi metabolisme 2900 kkal/kg. Pada umur 3-5 minggu kadar protein dikurangi menjadi 20% dan energi metabolisnya 2600 kkal/kg. Burung puyuh

(4)

umur lebih dari 5 minggu kebutuhan energi dan protein sama dengan kebutuhan energi dan protein umur 3-5 minggu (Listiyowati dan Roospitasari, 2004).

Tabel 3. Kebutuhan zat - zat makanan dalam ransum burung puyuh (Coturnix-cortunix japonica) untuk daerah tropis .

Zat-zat Makanan % Jumlah /kg Makanan Grower Umur 0-5 Minggu Layer Umur 6minggu keatas

Energi metabolisme (kcal/kg) 2800 2600

Protein (%) 24 20

Lemak (%) 2.80 3.96

Serat kasar (%) 4.10 4.40

Calsium (%) 0.80 3.75

Phosphor (%) 0.75 1.00

Sumber: NRC (National Recearch Council), Nutrient Requirement of Poultry, 1977.

Anggorodi (1995) menyatakan bahwa ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan ransum.

Ransum yang dapat diberikan untuk burung puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk pelet, remah, dan tepung. Ransum terbaik adalah yang bentuk tepung, sebab burung puyuh yang mempunyai sifat usil dan sering mematuk, karenanya burung puyuh akan mempunyai kesibukan lain dengan mematuk-matuk pakannya. Protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Kekurangan salah satu nutrisi tersebut

maka mengakibatkan kesehatan terganggu dan menurunnya produktifitas (Listiyowati dan Roospitasari, 2000).

Tabel 4. Kebutuhan ransum burung puyuh diberikan menurut umur. Umur Burung Puyuh Jumlah ransum yang diberikan(gram) 1 hari – 1 minggu 1 minggu – 2 minggu 2 minggu – 4 minngu 4 minggu – 5 minggu 5 minngu – 6 minggu Diatas 6 minggu 2 4 8 13 15 17-19

(5)

Air dianggap sebagai salah satu zat makan yang sangat penting bagi ternak unggas. Air digolongkan sebagai unsur anorganik yang merupakan zat yang penting yang ada didalam tubuh. Fungsi air sebagai bahan dasar dalam darah, sel dan cairan antar sel, sebagai alat untuk transport zat- zat makanan, membantu kerja enzim dalam proses metabolisme, pengatur suhu tubuh, membantu keseimbangan dalam tubuh (Rizal, 2006).

Tambahan vitamin dan mineral sangat dibutuhkan oleh burung puyuh. Mineral makro terdiri atas Calsium, Phosphor, Natrium, Magnesium, Klorida, dan Sulfur. Mineral makro selalu diperlukan dalam jumlah besar oleh tubuh ternak. Gerakan – gerakan ion mineral makro melintas membran tidak pernah dapat dipisahkan dari gerakan proton dan anion. Terdapat hubungan kompleks antara

pH, tekanan listrik lintas membran dan perbedaan kadarnya (Widodo, 2002 ; Hartono, 2004).

Pada unggas petelur, kriteria kecukupan Calsium terlihat pada produksi telur, pemanfaatan bahan pakan, kualitas kulit telur dan keadaan dari cadangan Calsium dalam tulang (Georgievskii, et al., 1982).

Bersamaan dengan unsur gizi yang lain, mineral ini juga sangat penting untuk kehidupan puyuh. Tanpa mineral yang cukup sesuai yang dibutuhkan maka produksi yang optimal tidak akan terjadi. Ca dan P itu sangat berperan bagi pembentukan tulang–tulang pada puyuh yang sedang bertumbuh dan berperan pada pembentukan kulit telur puyuh yang sedang berproduksi (Rasyaf,1984).

Mineral–mineral yang terutama Calsium dan Phosphor, berperan dalam pembentukan tulang dan gigi serta dalam kontraksi otot. Fungsi – fungsi yang lain menyangkut proses – proses biokimia, seperti mempertahankan gradient osmotik

(6)

dan pertukaran ion, aktivitas listrik, termasuk peranannya sebagai kofaktor dalam sistem enzim .Apabila pakan induk defisiensi akan mineral maka berdampak pada fertilitas dari telur yang ditetaskan dan pembentukan embrio (Frandson, 1992).

Calsium erat sekali dengan pembentukan tulang. Calsium juga sangat penting dalam pengaturan sejumlah besar aktivitas sel yang vital, fungsi syaraf dan otot, kerja hormon, pembekuan darah, motilitas seluler dan khusus pada petelur berguna untuk pembentukan kerabang telur serta proses metabolisme embrional. Pada telur infertil tidak terjadi peningkatan kadar Calsium selama periode penetasan. Adanya peningkatan kadar Calsium pada telur fertil yang dieramkan ini hanya mungkin diperoleh karena adanya transfer dari kerabang telur melalui membran kerabang. ( Widodo, 2002 ; Suprijatna dkk., 2005).

Phosphor berfungsi sebagai pembentuk tulang, persenyawaan organik yaitu yang berfungsi dalam pembentukan senyawa organik dan sebagian besar metabolisme energi. Sehingga Phospor sebagai fosfat memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup (Widodo, 2002).

Telur dibagi atas 3 bagian utama yaitu kulit telur atau kerabang; bagian cairan yang bening; dan bagian yang berwarna kuning. Bagian cairan yang bening atau tidak berwarna itu dibagi atas yang berbentuk encer dan berbentuk kental yang gunanya untuk mengikat kuning telur agar tetap pada posisinya (Hartono, 2004).

(7)

Cangkang telur

Mineral banyak terdapat dalam cangkang telur adalah Calsium. Defisiensi Calsium dapat menyebabkan kerabang telur tipis dan produksi telur akan menurun (Anggorodi,1985).

Tabel 5.Bahan yang terkandung dalam Cangkang Telur Ayam Ras Komersil

Bahan- bahan yang terkandung Jumlah (%)

Bahan Kering (BK) 98.77 Abu 57.06 Protein Kasar (PK) 5.60 Serat Kasar (SK) 8.47 Lemak 1.18 Calsium (Ca) 19.20 Phosphor (P) 0.39 Tembaga (Cu) Td Crom (Cr) Td Timbal (Pb) Td Magnesium (Mg) 2.501 Zinc (Zn) 0.001 Natrium (Na) 0.084 Besi (Fe) 0.037 kalium (K) 0.047 Beta-N 26.46 Aspartat 0.44 Threonin 0.21 Histidin 0.15 Arginin 0.34 Lysin 0.14 Leusin 0.25 Valin 0.29 Tyrosin 0.11 Alanin 0.20 Glisin 0.31 Serin 0.26 Gultamat 0.61

Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak IPB (2008)

Cangkang telur ayam yang membungkus telur umumnya beratnya 9-12% dari berat telur total, dan mengandung 94% Calsium karbonat, 1% Kalium

Phosphat, 1% Magnesium karbonat dan 4% bahan organik (Rasyaf, 1995).

(8)

Menurut Umar (2000), cangkang telur mengandung hampir 95.1% terdiri atas garam-garam organik, 3.3% bahan organik (terutama protein), dan 1.6% air. Sebagian besar bahan organik terdiri atas persenyawaan Calsium karbonat (CaCO3) sekitar 98.5% dan Magnesium karbonat (MgCO3) sekitar 0.85% Jumlah

mineral didalam Cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram Calsium, 0,02 gram Magnesium, 0,02 gram Phosphor serta sedikit besi dan Sulfur (Stadelman and Owen, 1989).

Pemeliharaan Puyuh

1. Pemeliharaan Anak Puyuh (Masa Starter)

Pemeliharaan ini dilakukan dari umur 1 hari hingga 21 hari. Untuk pemeliharaan ini perlu dipersiapkan kandang khusus. Anak puyuh harus ditempatkan terpisah dari puyuh dewasa, hal ini agar tidak saling patuk yang menyebabkan luka dan berakibat kematian. Tingkat kepadatan kandang sangat tergantung pada umur anak puyuh. Kandang ukuran 1m2 dapat menampung sekitar 100 ekor anak puyuh berumur 1-10 hari. Namun, anak puyuh berumur diatas 10 hari, kepadatannya dikurangi menjadi 60 ekor/m2.

2. Pemeliharaan Masa Grower

Ketika berumur 3-6 minggu, puyuh dianggap telah memasuki umur grower atau umur pertumbuhan. Saat inilah puyuh mulai tumbuh pesat menjadi dewasa. Pada fase ini dilakukan penggabungan puyuh jantan dan betina, tergantung pada tujuan pemeliharaannya.

3. Pemeliharaan Masa Layer

Puyuh yang dimaksud pada fase ini adalah puyuh yang sudah berumur 6 minggu keatas. Pada umur ini, puyuh sudah siap untuk menghasilkan telur. Puyuh

(9)

pedaging sudah bisa dipotong untuk dijual dagingnya. Puyuh pada masa layer ini dipelihara dalam kandang petelur.

Produksi Telur Puyuh Konsumsi Ransum

Dalam mengkonsumsi ransum, burung puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, palatabilitas ransum, kesehatan ternak, jenis ternak, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat produksi. Konsumsi ransum juga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan. Ransum yang diberikan kepada ternak harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak. Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah nutrisi yang ada didalam ransum yang telah tersusun dari bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut (Anggorodi, 1995).

Temperatur tinggi berpengaruh besar terhadap konsumsi ransum harian. Konsumsi rendah bila temperatur tinggi dan meningkat bila temperatur rendah. Suhu 16-24 0C adalah suhu yang ideal bagi burung puyuh untuk berproduksi maksimal (Gellispie, 1987).

Sifat khusus burung puyuh adalah mengkonsumsi ransum untuk memperoleh energi sehingga jumlah makanan yang dimakan tiap harinya berkecenderungan berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila persentase protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi ME tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena rendahnya jumlah makanan yang dimakan. Sebaliknya, bila kadar energi kurang maka unggas akan mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan

(10)

lebih banyak energi akibatnya kemungkinan akan mengkonsumsi protein yang berlebihan (Tillman, dkk, 1991).

Konversi Ransum

Konversi ransum adalah banyaknya ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu butir telur (g). Dalam pengertian luas konversi adalah jumlah ransum yang dihabiskan untuk tiap satuan produksi (pertambahan bobot badan, telur dan produksi lainnya). Semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka makin buruklah pakan tersebut. Baik buruknya konversi ransum dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mutu ransum, kesehatan ternak dan tata cara pemberian ransum (Tillman, dkk, 1991).

Angka konversi ransum menunjukkan tingkat penggunaan ransum dimana jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan ransum semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan ransum tidak efisien (Campbell, 1984).

Produksi Telur Puyuh

Secara garis besar produksi telur puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, genetik dan faktor luar seperti ransum, kandang, temperatur, lingkungan, penyakit dan stres (Yasin, 1988).

Puyuh mulai bertelur pada umur 42 hari dan akan berproduksi penuh pada umur 50 hari. Dengan perawatan yang baik puyuh betina akan bertelur 200 butir pada tahun pertama produksi dan periode bertelur selama 9-12 bulan dengan lama hidup 2-2,5 tahun (Anggorodi, 1995). Di samping itu, menurut Sugiharto (2005), puyuh yang telah mencapai berat badan 90-100 gram akan segera mulai bertelur pada umur 35- 42 hari. Kemampuan berproduksi mulai awal produksi akan terus

(11)

mengalami kenaikan secara drastis hingga mencapai puncak produksi (top production 98,5) pada umur 4-5 bulan dan secara perlahan-lahan akan

menurun hingga 70% pada umur 9 bulan. Berat Cangkang Telur

Cangkang (shell) terdiri dari kutikula (cuticle), lapisan kapur busa (spongi calcareous layer) dan lapisan mamillaris (mammilary layer)

Mineral banyak terdapat dalam cangkang telur adalah Calsium. Defisiensi Calsium dapat menyebabkan kerabang telur tipis dan produksi telur akan menurun (Anggorodi,1985).

Berat Telur

Berat telur merupakan sifat kualitatif yang dapat diturunkan. Jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang serta besar tubuh induk sangat mempengaruhi berat telur yang dihasilkan. Protein ransum yang sedikit juga menyebabkan kecilnya kuning telur yang terbentuk,sehingga menyebabkan kecilnya telur yang dihasilkan. Hal lain yang mempengaruhi adalah masa bertelur, produksi pertama dari suatu siklus berbobot lebih rendah dibanding telur berikutnya pada siklus yang sama (Listiyowati dan Roospitasari, 2000).

Gambar

Tabel 1.  Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina.
Tabel 2. Perbedaan susunan protein dan lemak dari berbagai telur unggas.
Tabel 4. Kebutuhan ransum burung puyuh diberikan menurut umur.
Tabel 5.Bahan yang terkandung dalam Cangkang Telur Ayam Ras  Komersil

Referensi

Dokumen terkait

Dimana dengan ketawakalan, ketawadlu’an, kesabaran, laku spiritual (baik puasa, dzikir dan istiqomah dalam dakwah dan mengaji), dan akhlaq luhurnya terhadap sang guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) perlakuan pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap berat satu buah dan berat buah per tanaman; berpengaruh sangat nyata

Sedangkan menurut penelitian dari [6] yang berjudul Sistem Informasi Penjualan Sepatu Berbasis Web Pada Toko Stephen Sports, permasalahan yang terjadi adalah ada beberapa

Wahidin Sudirohusodo pada bulan Maret sampai Juli 2005 didapatkan: kadar cTnT terbanyak pada laki-laki berkadar 0,1 sampai 2,0 ng/ml, kelompok umur 60 sampai 69

Kejadian skandal keuangan, kegagalan entitas, manipulasi laporan keuangan, kesalahan pemeriksaan laporan keuangan, dan skandal akuntansi yang menyebabkan peminggiran

Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas AATHP dalam hukum nasional yang mengatur tentang pencemaran asap lintas batas di negara anggota ASEAN dan penegakan hukum

bahasa asing, akan tetapi juga para Murabbi/ah dan Musyrif/ah. Murabbi/ah haruslah menguasai minimal 1 [satu] bahasa Asing [Bahasa Arab atau Bahasa Inggris] selain

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI JAWA TIMUR.. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah