• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pensiun

Berdasarkan penjelasan dari Undang-Undang No. 8/ 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, pensiun adalah jaminan hari tua yang mana merupakan jaminan yang diberikan sebagai balas jasa terhadap pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdi kepada Negara.

Pensiun kurang lebih bermakna purnabakti, tugas selesai, atau berhenti bekerja (Sutarto, 2008). Muratore dan Earl (2010)mendefinisikan pensiun sebagai penarikan atas selesainya masa kerja atau karir yang disertai dengan adanya perubahan nilai dalam sumber daya dan pendapatan. Lebih lanjut Kim et al (2005) menjelaskan bahwa pensiun merupakan proses pemisahan individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan perannya seseorang memperoleh gaji.

2.2 Persiapan Pensiun

Salah satu elemen kunci untuk bisa menjalani masa pensiun dengan sukses adalah persiapan yang dijalani ketika masih produktif. Orang yang telah membuat persiapan untuk masa pensiunnya cenderung lebih sukses beradaptasi pada perubahan dalam hidupnya. Persiapan masa pensiun didefinisikan sebagai upaya investasi yang dilakukan oleh individu yang masih bekerja demi kesejahteraannya di masa pensiun (Muratore dan Earl, 2010).

Anderson et al (2000), menjelaskan langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan masa pensiun diantaranya mencari informasi dan saran tentang kehidupan pensiun, menyiapkan tabungan yang dibutuhkan dan merancang rencana pensiun dengan keluarga.

(2)

9

2.3 Kesiapan Pensiun

Kesiapan pensiun didefinisikan oleh Moorthy et

al (2012) sebagai suatu kondisi dimana individu

sudah siap pensiun secaralahir dan batin sesuai dengan waktu yang ditentukan karena dukungan dari berbagai faktor yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini menjadi penting bagi seseorang yang akan memasuki masa pensiun karena dengan adanya kesiapan maka diharapkan kualitas kehidupannya di masa pensiun akan berbahagia.

2.4 Faktor-Faktor Persiapan Pensiun

2.4.1 Persiapan Finansial

Ross dan Wills (2009) menjelaskan persiapan finansial sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap individu selama masa produktif kerja untuk mempersiapkan kemampuan finansial di masa pensiun, dengan tujuan untuk menambah aset dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup yang diinginkan. Persiapan finansial dapat berupa rekening tabungan, deposito, asuransi, dll.

2.4.2 Persiapan Fisik

Semakin bertambahnya usia kemampuan fisik semakin menurun. Tentunya dalam fisik yang sehat, ada jiwa yang bahagia. Dengan kondisi fisik yang sehat seseorang bisa melakukan banyak hal.Persiapan fisik dijelaskan oleh Sofro (2013) sebagai segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh agar tetap bugar dan sehat di masa pensiun. Contoh kegiatan olah fisik adalah berbagai macam aktivitas olah raga.

2.4.3 Persiapan Mental

Kehilangan pekerjaan, perubahan status dan kehilangan kemampuan tentunya terasa cukup menyakitkan.Hal ini tidak dapat diatasi dengan limpahan materi.Hamdani (2012) menjelaskan

(3)

10 persiapan mental sebagai upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mempersiapkan suatu pola pikir baru yang dapat memberikan kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi di masa pensiun.

2.4.4 Persiapan Kegiatan Pengganti

Kegiatan pengganti dapat memberikan kemungkinan pada seorang pensiunan untuk memperoleh penghasilan tambahan ataupun dapat memberikan suatu kegiatan pengisi waktu luang yang bermanfaat. Menurut Petkoska dan Earl (2009), persiapan kegiatan pengganti adalah suatu upaya yang dilakukan seorang individu dalam mempersiapkan aktvitas pengganti dari aktivitas utama yang telah diberhentikan karena mencapai batas pensiun. Kegiatan pengganti ini dapat berupa kegiatan sosial, rohani, wirausaha, dll

2.4.5 Program Persiapan Pensiun

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk mempersiapkan masa pensiun dari anggotanya adalah dengan melakukan program persiapan pensiun yang berisikan berbagai macam pelatihan dan seminar (Ross dan Wills, 2009). Tasumewada (2013) menjelaskan bahwa program persiapan pensiun adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak organisasi atau perusahaan pemberi kerja kepada para anggotanya yang akan memasuki masa pensiun. Kegiatan tersebut biasanya berupa pelatihan keuangan, kewirausahaan, dll.

2.4.6 Manfaat Pensiun

Manfaat pensiun diatur dalam UUDana Pensiun 11/ 1992 tentang Dana Pensiun. Dalam UU Dana Pensiun no 11 /1992 ini, dana pensiun didefiniskan sebagai hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat.

(4)

11

Penjabaran dana pensiun dilakukan dalam bentuk tabungan yang mempunyai ciri sebagai tabungan jangka panjang. Artinya, hasil dari tabungan baru dapat diberikan setelah karyawan yang bersangkutan memasuki masa pensiun.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 343 tahun 1998 pasal 26ayat 1, manfaat pensiun untuk tiap peserta berupa dana yang terdiri dari jumlah yang disetor atas namanya dan pengalihandana dari dana pensiun pemberi kerja serta hasil pengembangannya. Selain dana pensiun, seorang pensiunan PNS juga memperoleh asuransi kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sehingga jika terjadi sakit dapat memperoleh mengobatan secara cuma-cuma hingga sehat kembali.

Menurut Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 Revisi tahun 2004, manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat pensiun dan dengan cara yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Dapat disimpulkan bahwa manfaat pensiun berarti besarnya tunjangan yang akan diterima seorang pensiunan berdasarkan kebijakan yang diterapkan oleh organisasi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis/ Judul Rumusan Masalah Sampel Hasil Penelitian GAP 1 Joo, S. & Pauwels, V. W. (2002) “Factors Affecting Worker’s Retirement Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kepercayaan diri bagi pekerja untuk pensiun? Populasi: 1.002 orang, sampel: 663 orang. Tingkat pendidikan , pendapata n, sikap dan perilaku keuangan Belum melihat adanya faktor persiapan kegiatan pengganti setelah

(5)

12 Confidence; A Gender Perspective” dapat memengar uhi kepercayaa n diri pensiun antara laki-laki dan perempuan . pensiun. 2 Harshey, D. A., Mowen, J. C., & Jacobs-Lawson, J. M. (2003) “An Experimental Comparison of Retirement Planning Intervention Seminars” Mengevaluasi efektivitas dari dua seminar pensiun yang berbeda setelah satu tahun setelah intervensi (1) tentang perencanaan keuangan dan (2) penetapan tujuan keuangan. Sampel 500 orang Seminar ini dapat memberika n dampak kepada peserta sehingga peserta terus meningkat kan nominal tabungan pensiunny a. Hanya melihat dari sisi keuangan saja, belum melihat adanya pengaruh faktor individual dan organisasi . 3 Sari, E. D. & Kuncoro, J. (2006) “Kecemasan dalam Menghadapi Pensiun Ditinjau dari Dukungan Sosial pada karyawan PT. Semen Gresik” Apakah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun? Sampel: karyawan yang 5 tahun lagi akan menghad adapi masa pensiun. Adanya hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghada pi masa pensiun. Belum melihat adanya faktor individual dan organisasi onal yang dapat memenga ruhi kesiapan pensiun. 4 Hakim, S. N. (2007) “Perencanaan dan Persiapan Menghadapi Apakah program persiapan pensiun dari manajemen 100 orang sampel Terdapat perubahan yang signifikan dari para Belum melihat adanya persiapan individual

(6)

13

Masa Pensiun” suatu instasi dapat mereduksi kecemasan dalam menghadapi pensiun? peserta pelatihan. . 5 Kim, J. Kwon, J. & Anderson, E. A. (2005) “Factors Related to Retirement Confidence: Retirement Preparation & Workplace Financial Education” Faktor apa saja yang memengaruhi kepercayaan diri individu untuk pensiun? Sampel 1.002 orang Ada pengaruh dari pelatihan dan perencana an dana pensiun terhadap kepercayaa n diri individu dalam menyiapka n pensiun Belum melihat adalanya persiapan fisik dan mental yang perlu dilakukan oleh seorang yang akan pensiun 6 Latif, A. D. & Alkhateeb, M. F. (2012) “Pharmacy Faculty Retirement at Collages and Schools of Pharmacy in The United States and Canada” Hal-hal apa saja yang dapat memengaruhi keputusan untuk pensiun? Sampel 1.531 orang Adanya pengaruh dari status keuangan dan kegiatan pengganti terhadap keputusan pensiun Belum melihat adanya persiapan fisik dan mental dalam diri individu 7 Tasumewada, V. (2013) “Pengaruh Faktor-Faktor Individual dan Faktor Organisasional terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun Apakah faktor-faktor individual & organisasi memengaruhi kesiapan pensiun dengan faktor dukungan sosial sebagai pemoderasi 100

orang Faktor individu dan organisasi terbukti berpengaru h pada kesiapan pensiun, sedangkan faktor dukungan Penelitian ini melihat faktor individual hanya sebatas faktor persiapan finansian dan kegiatan

(7)

14 dengan Dukungan Sosial sebagai Pemoderasi” sosial tidak terbukti memoderas i pengaruh tersebut. pengganti saja.

2.6 Perumusan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Persiapan Finansial terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Berger dan Denton (2004) menguraikan faktor persiapan pensiun adalah upaya meningkatkan kekayaan atau aset di kemudian hari. Tingkat kepercayaan diri individu dapat meningkat dengan adanya perencanaan keuangan yang tepat sehingga mereka dapat meningkatkan tabungan dan melakukan investasi yang lain (Kim et al, 2005). Tujuan dari persiapan finansial adalah menyiapkan kemampuan finansial di masa pensiun agar segala kebutuhan dapat dipenuhi sehingga tercipta kehidupan pensiun yang sejahtera (Habib, 2007).

Harsey et al (2003) menjelaskan bahwa kesiapan finansial adalah faktor signifikan terhadap kesiapan untuk menghadapi pensiun. Hal ini didukung oleh adanya upaya menyiapkan tabungan, deposito, asuransi dan investasi lain yang disiapkan oleh individu untuk menyiapkan aset di masa pensiun (Joo dan Pauwels, 2002; Mayer et al, 2011; Berger dan Denton, 2004; Kim et al, 2005; Latif dan Alkhateeb, 2012).

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Faktor persiapan finansial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun.

(8)

15

2.6.2 Pengaruh Persiapan Fisik terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Menurut Santrock (2011), setelah pensiun, seseorang akan mengalami penurunan kekuatan fisik, juga mengalami perubahan pada pendengaran serta sensorik motorik yang menurun. Untuk itu perlu adanya persiapan fisik untuk menciptakan masa pensiun yang sehat dan bugar agar individu dapat berkarya dan beraktivitas dengan leluasa. Penelitian yang dilakukan oleh Sofro (2013) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan fisik dan kepuasan pensiun dikalangan pegawai.

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Faktor persiapan fisik berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun.

2.6.3 Pengaruh Persiapan Mental terhadap

Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Pada penelitian Handayani (2012) dikatakan bahwa setelah pensiun, ada individu yang merasa sedih dan stres karena tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan tidak dapat mencari pekerjaan.Seseorang pensiunan lebih mudah marah karena setiap hari selalu berada di rumah, sehingga merasa tidak berguna. Oleh karena itu seseorang perlu mempersiapkan mentalnya sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi di masa pensiun dengan baik. Hamdani (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa persiapan mental berupa mempersiapkan pola pikir baru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pensiun.

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

(9)

16

H3: Faktor persiapan mental berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun.

2.6.4 Pengaruh Persiapan Kegiatan Pengganti terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Persiapan kegiatan pengganti setelah pensiun dapat memengaruhi kesiapan seseorang dalam menghadapi pensiun. Hal ini diungkapkan oleh hasil studi Patrickson dan Hartman (1996) yang menyatakan bahwa salah satu hal yang memengaruhi kesiapan seseorang untuk pensiun adalah adanya pekerjaan lain yang telah disiapkan. Lebih lanjut studi yang dilakukan oleh Albert (1995) dan Tasumewada (2013) mengungkapkan bahwa mempunyai perencanaan kegiatan pengganti setelah pensiun dapat berpengaruh signifikan terhadap kehidupan setelah pensiun, karena adanya dengan adanya kegiatan pengganti maka seseorang akan tetap memperoleh pendapatan untuk menyambung kehidupan.

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Faktor persiapan kegiatan pengganti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun.

2.6.5 Pengaruh Adanya Program Persiapan Pensiun terhadap Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Adanya program persiapan pensiun oleh organisasi perlu disiapkan agar meningkatkan pengetahuan individu dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk masa pensiun (Power dan Hira, 2004). Senada dengan pendapat itu, Yates dan Ward (2013) mengatakan bahwa pelatihan dapat memberikan kemampuan pada individu untuk merencanakan dan mempersiapkan berbagai hal penting yang diperlukan ketika

(10)

17

masa pensiun. Penelitian Robinson et al (2011) menjelaskan bahwa mereka yang mengikuti program persiapan pensiun dari organisasi memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dimasa pensiun. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Sari (2012) yang menyatakan bahwa dengan mengikuti program persiapan pensiun dari organisasi mampu menurunkan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Grable dan Joo (1999) menyatakan lebih lanjut bahwa dengan mengikuti program persiapan pensiun akan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan investasi.

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H5: Faktor adanya program persiapan pensiun

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun. 2.6.6 Pengaruh Adanya Manfaat Pensiun terhadap

Kesiapan Menghadapi Pensiun.

Kim et al (2005) menjelaskan bahwa karyawan yang akan pensiun sangat mengharapkan organisasi dapat memberikan manfaat pensiun, karena hal itu dapat memberikan sumber pendapatan agar dapat tetap mempertahankan standar hidup yang sudah ada. Pemberian manfaat pensiun dari organisasi atau perusahaan terhadap karyawannya yang sudah pensiun akan meningkatkan kepuasan pensiun karyawan (Rosenkoetter et al, 2001).

Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H6: Faktor adanya pemberian manfaat pensiun

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan menghadapi pensiun.

(11)

18

2.7 Model Penelitian

Dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini maka dapat dibuat sebuah model penelitian sebagai berikut:

Gamb ar 2.1 Model Penelitian. H3 H4 PersiapanFinansial (X1) PersiapanFisik (X2) Persiapan Mental (X3) PersiapanKegiatan Pengganti (X4) Program PersiapanPensiun (X5) ManfaatPensiun (X6) KesiapanPensiun (Y) H1 H2 H5 H6

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

andersoni yang ditemukan adalah 311 ekor, sebagian besar ditemukan pada usus (82,96%), sisanya pada lambung dan cecum dengan jumlah cacing per individu inang adalah 1-66.. Jenis

Bila diatas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon, atau sarana lainnya, maka Instalatur agar mengamankannya dengan mengadakan dan memasang

Petugas Sudin Peternakan dan Pertanian Jakarta Pusat menunjukan tahu berformalin yang disita dari pedagang di Pasar Petojo.. Motor Dijual Iklan Baris Iklan Baris HONDA HONDA

Berdasarkan hasil perhitungan biaya-biaya yang mempengaruhi cacat produk terdapat tiga jenis cacat produk yang perlu dilakukan perbaikan diantaranya cacat produk

Dalam teori kepemimpinan yang lain ada beberapa filsafat lagi yang banyak dipakai, agar setiap pemimpin (Khususnya dari Jawa) memiliki sikap yang tenang dan wibawa agar

Pada tahun 2016 sendiri terjadi beberapa peristiwa penting yang juga berimbas pada pasar modal, antara lain: pencabutan sanksi ekonomi Iran yang artinya setealah

Salahuddin Wahid, jihad yang qital (perang) hanya sesuai dengan kondisi Indonesia pada tahun 1945-1949 yakni Resolusi Jihad yang ditawarkan oleh