• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK ANAK USIA DINI Oleh : Hayati Nufus, M.A.Pd Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK ANAK USIA DINI Oleh : Hayati Nufus, M.A.Pd Abstrak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK ANAK USIA DINI

Oleh : Hayati Nufus, M.A.Pd Email:

Abstrak

Penelitian ini ingin melihat pembelajaran bahasa Arab untuk anak sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam pengajaran bahasa karena mengingat karakteristik tiap anak itu berbeda, selain itu juga agar pembelajaran bahasa Arab berjalan secara optimal. Salah satu prinsip pembelajaran bahasa untuk anak itu adalah belajar bahasa asing harus menyenangkan dan alamiah tidak membosankan dan membuat anak tertekan. Pembelajaran bahasa itu pun harus berlangsung sebagai suatu proses pemberitahuan kebiasaan berbahasa yang terselenggara dalam interaksi sehari-hari.

Kata Kunci: Bahasa Arab, Anak Usia Dini, Kebiasaan

A.Pendahuluan

Manusia adalah satu-satunya mahluk Allah yang mempunyai bahasa, tampaknya manusia dilahirkan memang untuk berbicara dan memahami bahasa. Hal ini dimulai sejak kecil, dari lahir sampai usia 6 bulan, bayi sudah mulai berkomunikasi, seperti menangis, berteriak, bersorak, berkicau. Kicauan bayi pada dasarnya merupakan produksi dari huruf-huruf vokal (a, i, u, e dan o), begitu seterusnya sehingga mencapai usia 5 tahun, di usia 5 tahun ini anak sudah dapat menggunakan 2000 kata dengan mampu membuat kalimat enam kata. Peran ibu sangat besar dalam pembentukan bahasa anak, karena ibu adalah manusia dewasa yang selalu ada di dekat anak, dan yang paling mengerti tentang bunyi ucapan anak (motherese).1 Maka tidak heran jika anak lebih menguasai bahasa ibu; bahasa yang digunakan dalam lingkungannya dibanding bahasa kedua atau bahasa asing.

Belajar bahasa bagi anak usia dini merupakan kegiatan pemerolehan bahasa yang didapatkan anak secara tidak sadar melalui pajanan (exposure) dan berlangsung secara alami tanpa direpotkan dengan persoalan benar salah secara gramatika melainkan lebih kepada

(2)

kebermaknaan dari suatu proses komunikasi.2 Hal ini didapatkan anak usia dini ketika mereka berinteraksi langsung dengan ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya, dan berlangsung terus menerus sehingga anak usia dini memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Pembelajaran bahasa Arab pada usia dini harus berpijak pada prinsip-prinsip umum pembelajaran bahasa asing, yaitu pembelajaran bahasa arab hendaknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik individual siswa yang menyangkut perkembangan emosional, intelektual, kondisi sosial, dan lingkungan budaya.3 Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia dini harus memperhatikan kecerdasan musikal4 pada anak, sehingga penggunaan media musik atau nyanyian sangat membantu mereka dalam menangkap pembelajaran. Pembelajaran untuk mereka merupakan sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan. Maka pilihan pendekatan pembelajaran pun adalah pendekatan holistik, kontekstual dan saling berkaitan sehingga memungkinkan anak usia dini termotivasi, antusias, senang dan aktif.

Pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia dini sangat strategis bagi pengembangan bahasa Arab secara umum di Indonesia karena, pertama, banyaknya jumlah lembaga pendidikan Islam baik formal maupun informal yang menggunakan bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari5 oleh siswanya. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka sangat dibutuhkan tenaga pengajar profesional di bidang bahasa Arab yang memahami betul aspek pembelajaran untuk anak usia dini, strategi dan teknik pembelajaran, pemilihan materi dan mengembangkannya, sumber belajar dan evaluasi. Kedua, alasan ideologis, bahwa penduduk Indonesia mayoritas umat Islam, bagi Muslim mempelajari bahasa Arab adalah belajar untuk mampu membaca dan memahami Al-Qur‟an. Ketiga, otak anak usia dini masih sangat fleksibel sehingga mampu diperkenalkan dengan bahasa asing (Arab) melalui pembiasaan (pemerolehan bahasa). Keempat, media musik dan nyanyian merupakan pilihan yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia dini karena musik dan nyanyian adalah hal yang menarik, menyenangkan dan mudah bagi mereka untuk mengingat materi atau mufradat (kosa kata) yang diperoleh.6

2 Hayati Nufus, Communicative Grammar in Arabic Teaching Language, (Magelang: PKBM Ngudi Ilmu,2013), hlm.41.

3 Hayati Nufus, “Review Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah kelas 6”, Jurnal Horizon Pendidikan,FITK IAIN Ambon, Vol.9, No. 2, Juli-Desember 2014, hlm. 131-140.

4

Howard Gardner, frames of Mind

5 Sejak 1994, bahasa Arab sudah menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa yang memilih lembaga pendidikan islam dasar maupun tinggi sebagai mata pelajaran wajib.

(3)

Tulisan ini berkisar pada model pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia dini berdasarkan hasil penelitian penulis pada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini (Taman Kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Qur‟an, Taman Bermain) yang ada di lingkungan kampus IAIN Ambon.

B. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak

Pembelajaran bahasa Arab sampai sekarang masih merupakan pembicaraan hangat dikalangan ahli Sosiolinguistik, Pengembang, Instruktur, dosen dan guru bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan pemerolehan bahasa Arab disebagian besar lembaga pendidikan Islam mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi masih rendah. Disamping itu bahwa suasana dan tradisi berbahasa Arabpun sangat jarang ditemukan di lingkungan pendidikan tersebut.7

Walaupun banyak sekolah yang sudah mengambil kebijakan membelajarkan bahasa asing (Arab) sejak dini dengan maksud mengembangkan lebih jauh pembelajaran dan penguasaan bahasa Arab, tapi masih banyak juga sekolah yang mempunyai kebijakan sebaliknya dengan alasan bahwa susahnya mencari dan menentukan pengajar, materi, metode, teknik, media, alat evaluasi dan tempat pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan gaya belajar bahasa anak, selain itu alasannya adalah diantara kita masih kesulitan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa untuk anak dengan nyanyian padahal kalau memang mau sudah banyak kaset-kaset nyanyian yang diperjualbelikan, masalahnya adalah ketidakmampuan guru untuk mencoba memanfaatkannya. Pilihan lain dapat dipergunakan misalnya dengan menggubah nyanyian anak bahasa ibu ke dalam bahasa Arab8, hal ini membutuhkan kreatifitas guru untuk melakukannya walaupun memang kering dari segi memahami budaya Arab.

Sebenarnya pembelajaran bahasa Arab untuk anak sangatlah strategis bagi pengembangan bahasa Arab secara umum di Indonesia. Hal ini, pertama mengingat besarnya jumlah lembaga Pendidikan Islam tingkat dasar baik formal maupun non formal. Olehnya itu agar pembelajaran bahasa Arab untuk anak dapat berjalan efektif diperlukan pemahaman yang lebih baik oleh guru, para mahasiswa calon guru dan masyarakat mengenai berbagai aspek pembelajaran bahasa Arab untuk anak seperti, strategi pembelajaran, pemilihan dan

7 Agus Nasution, “Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Media”, Jurnal Afaq al-‘Arabiyah Vol. 3 no. 2 Desember 2008, h. 134.

(4)

pengembangan materi, metode dan teknik, sumber dan media ajar, evaluasi dan sebagainya. Kedua, alasan ideologis yakni bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Akhir-akhir ini gairah keagamaan masyarakat semakin semarak dan kebutuhan akan pemahaman bahasa Arab untuk mendukung keberagaman mereka juga meningkat. Karena belajar bahasa Arab adalah belajar terampil membaca kitab suci Al-Qur‟an. Namun demikian kita masih menghadapi banyak problem dalam pengajaran bahasa Arab baik anak-anak maupun remaja, dan dewasa. Diantaranya terkait dengan pengajar, buku pegangan, dan metode pengajaran. Ketiga, Pembelajaran bahasa Arab sudah masuk dalam kurikulum pendidikan tingkat dasar utamanya di Madrasah Ibtidaiyah sejak tahun 1994, dalam kurikulum tersebut bahasa Arab disajikan mulai di kelas 4. Keempat, alasan kemampuan otak anak-anak yang fleksibel sehingga mampu diperkenalkan dengan bahasa asing melalui pembiasaan, karena bahasa adalah kebiasaan maka dengan membiasakan anak-anak berbahasa asing sejak dini akan lebih gampang ketimbang ketika mereka sudah dewasa. Kelima, dengan mengembangkan kecerdasan musik pada anak akan menumbuhkan motivasi anak dalam mempelajari bahasa Arab karena musik atau nyanyian adalah hal menarik dan menyenangkan bagi anak-anak dan mudah bagi mereka untuk mengingat materi atau mufradat yang mereka dapatkan lewat nyanyian.

C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Arab untuk anak

Pada dasarnya ketika belajar anak-anak menyukai belajar tentang lingkungannya seperti berbicara tentang diri mereka sendiri, tentang orang tua, mainan dan teman bermain. Mereka senang belajar dengan bermain, berlari-lari kesana kemari dan senang belajar sesuatu dengan cara langsung mempraktikannya dengan bernyanyi, bermain dan mewarnai gambar9 anak-anak senang bertanya, hal ini secara sosial mereka sedang mengembangkan karakteristik berbahasa mereka dilingkungan tempat mereka berada.

Ada beberapa karakteristik anak-anak yang harus diperhatikan ketika mengajarkan bahasa Arab diantaranya :

a. anak-anak memiliki kecendrungan suka bermain dan bersenang-senang

b. anak-anak memahami hal-hal disekitarnya secara utuh (holistik) bukan analitik c. anak-anak belajar bahasa dengan hanya mendengar, belum berbicara

9 E. Suyanto, Background knowledge on EYL : Polycy, curriculum, Teacher and Students, Characteristics. (Malang :UIN Malang, 2000) h.15.

(5)

d. cenderung belajar bahasa secara alamiah bukan mengkaji aturan-aturan bahasa secara formal

e. pada usia sekolah dasar umumnya berada pada taraf berpikir secara kongkret.10

Scott, Lee, dan Borridge.11 Mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa untuk anak-anak, antara lain :

1. Pembelajaran bahasa berpijak pada dunia anak, yaitu keluarga, rumah, sekolah, mainan dan teman bermain.

2. Pembelajaran bahasa berangkat dari sesuatu yang sudah diketahui dan dekat, mudah dijangkau oleh siswa ke sesuatu yang belum diketahui atau jauh dari jangkauan mereka, misalnya dari lingkungan rumah, ke lingkungan luar rumah, dilanjutkan ke lingkungan teman sejawat, kemudian ke lingkungan sekolah.

3. Pembelajaran bahasa dikaitkan dengan hal-hal yang menjadi interest anak.

4. Pokok-pokok pembelajaran yang disajikan berangkat dari pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan menggunakan bahasa Arab sederhana.

5. Tugas-tugas dalam pelajaran bahasa diorientasikan kepada aktifitas atau kegiatan gerak. 6. Bahan Pembelajaran merupakan kombinasi antara sesuatu yang bersifat fiksi dan non

fiksi.

7. Materi Pembelajaran diorientasikan kepada pengembangan keterampilan berbahasa. 8. Budaya Nasional dan asing dikenalkan secara bertahap.

9. Pokok-pokok Pembelajaran dan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan usia pembelajar.12

Dari beberapa prinsip-prinsip Pembelajaran bahasa tersebut penulis berasumsi bahwa pembelajaran bahasa Arab untuk anak harus berpijak pada, Pertama, Pelajaran bahasa Arab harus menyenangkan dan alamiah tidak boleh ada tekanan atau stress, dengan beberapa permainan bahasa. Kedua, bahasa Arab dikenalkan terlebih dahulu melalui bunyi-bunyi, ucapan (melatih pendengaran / Istima‟) bukan lambang tulisan, lebih baik pengenalan itu dengan menggunakan nyanyian agar lebih menyenangkan dan ketika sudah dianggap siap mereka dapat diajarkan bahasa kalam dan tulisan setelah mereka mampu menirukan bunyi-bunyi tadi. Ketiga, anak-anak

10

Muhaiban, Pembelajaran Bahasa Arab untuk anak, http: // muhaibanz. Blogspot.com, Rabu, 2 Juli 2008.

11 Para pakar Pembelajaran Bahasa asing untuk anak-anak. 12 Muhaiban, http: // muhaibanz.blogspot.com, Rabu 2 Juli 2008.

(6)

sensitif terhadap hal-hal yang bersentuhan dengan panca indera, mereka akan lebih mudah bereaksi terhadap benda nyata atau tiruan maka pengenalan bahasa dengan cara menyentuh, melihat dan merasakan akan lebih menarik untuk mereka. Keempat, penjelasan makna harus dijelaskan dengan benda nyata atau tiruan agar siswa tidak keliru memaknai setiap mufrodat baru yang berkaitan dengan kata benda. Kelima, pengajaran sebaiknya dimulai dari apa-apa yang sudah diketahui agar mudah membuat sosiaisi-asosiasi sehingga mereka memahami apa yang sedang dilakukan. Keenam, agar lebih bersemangat alangkah baiknya ketika mengenalkan mufrodat baru yang berkaitan dengan kata kerja menggunakan aktivitas gerak (seperti duduk, lari, berjalan, makan, minum dan lain-lain) dan lagu. Ketujuh, pengenalan budaya bahasa target dapat diberikan dengan memperdengarkan cerita atau dongeng atau lagu yang berisikan tentang budaya dan kebiasaan anak-anak bahasa target (Arab).

D. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak

Tujuan pembelajaran bahasa Arab untuk anak hendaknya diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, serta dapat mengembangkan dasar-dasar kemampuan berbahasa yang dapat digunakan untuk mengembangkan keempat keterampilan berbahasa Arab pada tingkat lanjutan.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak (Usia anak Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah kelas 4-6) sebaiknya menggunakan pendekatan komunikatif mengingat keterampilan berbahasa Arab yang harus diutamakan adalah penguasaan bahasa lisan yang bisa dibelajarkan sebagai bagian dari pembentukan kebiasaan, selain itu pendekatan komunikatif juga bertujuan agar anak mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dalam berbagai situasi dan kondisi.13 Selain keterampilan berbicara dan mendengar yang diberikan pada mereka keterampilan membaca dan menulispun sebaiknya diberikan mengingat mereka sudah dapat menirukan tulisan-tulisan Arab walaupun mungkin jauh dari segi kaligrafi Arab yang sesungguhnya.

Penekanan pada kemampuan berbicara dasar bahasa Arab dapat dikembangkan dengan penyusunan materi pelajaran yang berbasis pada penyajian kosa kata yang diintegrasikan ke dalam materi dialog sehari-hari dan tentang lingkungan mereka, materi-materi pelajaran yang

13 Muhbib Abd. Wahab, Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008, h. 138

(7)

diberikan sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik anak yang menyukai hal-hal yang kongkrit dan holistik, juga berpegang pada prinsip-prinsip pembelajaran bahasa untuk anak, diantaranya mereka belajar hal-hal yang berkaitan dengan diri mereka, keluarga, rumah, sekolah, mainan dan teman bermain, atau materi dimulai dari yang sudah diketahui anak ke hal yang belum diketahui, dari yang paling mudah ke hal yang paling sulit, dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks, dari yang kongkrit ke yang abstrak, dan dari yang praktis ke yang teoritis,14 maka penyusunan materipun sebaiknya dimulai dengan pengenalan kata benda (Isim), seputar kehidupan anak mulai dari diri mereka sendiri, keluarga, rumah, mainan, dan teman bermain, ini dapat diberikan pada anak yang duduk di kelas 4 SD?MI, di kelas berikut (kelas 5) mereka diberikan pengayaan tentang Isim, misalnya tentang bilangan, tempat rekreasi, tempat-tempat umum, hoby, cita-cita dan penggunaannya bahkan sudah dapat diberikan tentang kalimat sederhana yang menggunakan Isim (Jumlah Ismiyyah). Selanjutnya di kelas 6 mereka sudah dapat diberikan materi ajar tentang fi‟il (kata kerja) dengan beberapa macamnya, (mengingat di kelas sebelumnya mereka sudah mendapatkan isim dan jumlah ismiyah), sampai kepada latihan membuat kalimat sederhana yang menggunakan fi‟il (Jumlah Fi’liyyah). Teknik penyajian materi disesuaikan dengan keadaan anak pada saat belajar, guru dapat menggunakan metode dan media apa saja yang dapat membantu proses pembelajaran. Untuk pembiasaan menggunakan bahasa Arab guru hendaknya juga selalu menyapa mereka sehari-hari dalam bahasa Arab misalnya. Kaifa hal? Shobahul khoir! Tafaddal, syukran, hayya,‘afwan, ma‘assyalamah, ma

‘annajah, ila liqo dan sebagainya. Sambil mendorong mereka untuk merespon balik apa yang

diucapkan guru.

Pengajaran sistem bunyi bahasa Arab secara praktis juga sangat penting sebagai pondasi kemampuan berbicara, semakin baik penguasaan anak terhadap bunyi maka semakin baik pula dia akan mengucapkan kata-kata secara alamiah, misalnya saja guru menyanyikan lagu atau nasyid berbahasa Arab lalu mengganti kata-kata dalam lagu atau nasyid tersebut, kemudian guru meminta siswa untuk menunjukkan kata-kata yang salah, hal ini akan sangat membantu anak untuk lebih memahami bahasa Arab dengan baik, dan dengan nyanyian atau lagu akan membntu mereka lebih menyukai bunyi-bunyi bahasa Arab yang dianggap sulit.

Pengajaran membaca dan menulis untuk anak usia ini sudah dapat diberikan sejak mereka duduk di kelas 4 mengingat membaca dan menulis adalah dua hal yang sangat penting dalam

(8)

pengajaran bahasa asing apapun termasuk bahasa Arab, hal pertama yang seharusnya diberikan pada anak ketika belajar membaca dan menulis adalah mengenalkan huruf-huruf bahasa Arab yang mereka sudah mengenal bunyinya, maka akan lebih mudah mereka membaca huruf itu kemudian menuliskannya.dengan keterampilan pertama adalah bagaimana cara memegang pena menulis huruf dari sebelah kanan, menulis huruf awal, tengah dan akhir untuk selanjutnya mereka dapat dibiasakan menulis dengan menyalin tulisan arab. Ingatan mereka tentang bunyi huruf lewat lagu atau nasyid akan sangat membantu mereka dalam latihan membaca dan menulis. Bunyi bahasa Arab yang mereka dapatkan dahulu akan membekas dan mempengaruhi berbahasa Arab mereka ketika belajar membaca dan menulis.

Metode yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia ini adalah metode langsung audiolingual yang mengatakan bahwa pembelajaran bahasa asing sama dengan pemerolehan bahasa ibu, (ala bisa karena biasa) dan bahwa pengembangan kemampuan berbahasa tersebut berarti mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam berbahasa.15 Dengan Metode ini diharapkan dapat membantu anak termotivasi melakukan kegiatan belajar, seperti beberapa sapaan sederhana yang diberikan pada anak pada saat memulai pelajaran dengan menanyakan kabar mereka pagi ini, atau topik apa yang akan dibahas dan sebagainya. Atau dapat juga digunakan metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan (materi ajar yang diberikan pada mereka sudah terdapat dalam buku ajar yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku), dengan tidak melupakan karakteristik anak dalam belajar, yaitu mereka senang dengan bermain, belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Dengan melihat karakteristik tersebut guru dituntut untuk mampu mengemas metode yang cocok dengan pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, misalnya ketika guru akan memberikan materi dialog sederhana maka metode yang digunakan adalah metode langsung, tentunya dengan menggunakan metode cerita, guru dapat menceritakan satu cerita dengan membacakan dan anak mendengarkan untuk kemudian meminta mereka melakukan sesuatu selama mendengarkan cerita, misalnya dengan menggambarkan sesuatu yang ada dalam cerita atau diminta menceritakan kembali cerita tadi, perindividu atau berpasangan dengan temannya, atau dapat juga guru menggunakan nyanyian atau lagu, dunia anak cenderung senang dengan nyanyian atau lagu, mereka senang mendengarkan, menyanyikan dan bahkan belajar

15 Richards and Rodger, Approach and Methods In Language Teaching, Cambridge : Cambridge University Press, 2003, h.57. dan Kamal Ibrahim Badri, Muqarrar al-Thuruf al-Amah, Jakarta : LIPIA, 1413, h. 6

(9)

dengan nyanyian, oleh karena itu guru sebaiknya memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemilihan lagu diantaranya syair atau kata-kata dalam lagu hendaknya jelas, bahasa yang digunakan tidak sulit, tema lagu harus sesuai dengan dunia anak, lagu tidak terlalu panjang, dan lagu hendaknya ada keterkaitan dengan materi pelajaran,16 metode induktif juga dapat digunakan ketika guru mulai mengenalkan jumlah ismiyyah atau jumlah fi’liyyah, metode deduktif dapat digunakan ketika memeberikan materi bacaan Qira‘ah yang bertujuan memberikan penguatan pada kemampuan membaca anak. Pada prinsipnya tergantung pada materi yang akan disajikan dan sesuai dengan kemampuan anak dalam belajar, tak ada metode yang bagus tetapi yang ada adalah metode yang tepat dan efektif digunakan.

E. Langkah-langkah pembelajaran bahasa Arab untuk anak adalah.

1. Pertama-tama anak-anak mendengar sebuah model dialog sederhana baik dari guru langsung (yang terdapat dalam buku ajar), dari kaset rekaman atau dari nyanyian atau lagu yang berisi kosakata kunci yang menjadi fokus pelajaran, misalnya tentang ءبضعأ نسجلا. تيب dan lain-lain,

2. Setelah itu guru membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata mereka mengulang-ulang setiap kata dan kalimat dalam dialog secara individual dan klasikal. 3. Selanjutnya kata-kata kunci tadi diulang kembali sebagai dasar untuk latihan bertanya

jawab. Drill ini dipraktekan secara bersama-sama lalu secara individual. Adapun perjelasan makna kata-kata kunci dengan menggunakan media yang tepat, misalnya gambar atau benda-benda tiruan, usahakan maksimal pada tahap ini.

4. Selanjutnya tindak lanjut bisa berlangsung di laboratorium bahasa sehingga anak-anak dapat melakukan dialog lebih lanjut secara maksimal.

5. Untuk kegiatan berikutnya setelah mengamati kemampuan siswa, dialog dapat disesuaikan dengan minat, situasi dan kemampuan mereka melalui penggantian kosakata kunci atau ungkapan-ungkapan dasar. Kegiatan ini bisa kita serahkan kepada para siswa, karena dianggap anak sudah mampu menguasai beberapa kosakata kunci lainnya, kegiatan ini akan menyenangkan anak karena mereka sendiri yang menentukan dan melakukan kegiatan pembelajaran, guru sebagai fasilitator dan manager pembelajaran.

(10)

6. Agar tidak membuat bosan sebaiknya diselingi dengan nyanyian seputar lingkungan mereka seperti nyanyian berikut:

ىنبتسب رظنأ ربهزلأبب بئيله ءبضيب هيف ءاروح هيفو لك ىف مىي يقسأ بوئاد ةدرو نيوسي بهلك ةليوج 17

Atau dapat dipilih lagu-lagu atau nasyid yang mereka sukai baik dari bahasa ibu yang diterjemahkan atau yang berbahasa Arab. Tapi mesti diingat bahwa penggunaan lagu dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak di dalam kelas ini adalah untuk membuat keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan obyek atau benda dengan kata-kata, meresapkan bunyi-bunyi bahasa Arab, mengembangkan kepekaan ritme dan menghafal kosakata tertentu.18

Penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran bahasa untuk anak sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Media pembelajaran bahasa Arab untuk anak pada usia ini yang cukup efektif dan efesien digunakan dalam pengenalan mufradat dan pengenalan pola kalimat adalah benda-benda tiruan dan gambar, yang dapat diletakkan disudut-sudut ruangan atau di dinding sebagai pajangan jika mereka sudah dapat membaca sertakan nama-nama mereka atau nama benda tersebut di bawah setiap gambar atau benda tiruan tersebut, atau dapat juga disajikan melalui lagu atau nasyid yang nada atau ritmenya diserahkan kepada guru atau anak, sehingga pembelajaran betul-betul menyenangkan. Mufradat yang dikenalkan dengan nyanyian akan lebih mudah diingat anak sehingga akan membantu anak memperkaya penguasaan kosakata dan bahasa Arab itu sendiri.

Selain itu para guru juga dapat memanfaatkan IT (Informasi Teknologi) sebagai media dengar pandang seperti televisi, VCD, komputer dan laboraturium bahasa yang mutakhir, sebagai

17 Choerul Anshari, dan Nurhasaniyah, Bahasa Arab untuk kelas 5 Madrasah Ibtidaiyyah Yudistira. 2007, h.11. 18 Muhaiban, http://muhaibanz.blogspot.com, 2 Juli 2008

(11)

media yang membantu menumbuhkan keterampilan berbicara anak. Media ini sangat membantu siswa untuk memadukan indera dengar dan indera pandang mereka, selain itu juga membantu anak memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan berbahasa secara langsung melalui alat dengar dan lihat, disamping itu ternyata media dengar pandang ini dapat menarik minat anak, meningkatkan kepercayaan diri yang kuat pada diri anak sehingga memudahkan anak untuk memperoleh informasi dan data maka dengan sendirinya panguasaan bahasa Arab dapat dimaksimalkan.

Media komik pun dapat digunakan untuk melatih membaca dan menulis serta mengurutkan cerita atau karangan, karena di akhir setiap materi pelajaran anak di arahkan mampu menuliskan kembali urutan-urutan bacaan yang sudah dipelajari sebelumnya pada buku ajar bahasa arab kelas 4,5,dan 6.19

F. Analisa dan Evaluasi

Pada dasarnya pembelajaran bahasa Arab untuk anak adalah mengajarkan keterampilan membaca Al-Quran dan menulis huruf Arab dalam lingkup terbatas. Tetapi seiring perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan maka belajar bahasa Arab tidak lagi hanya belajar membaca dan menulis al-Quran tetapi sudah kepada pembelajaran bahasa Arab dasar yang menuntut anak untuk memiliki kemampuan berbahasa pada umumnya seperti mendengar, berbicara, membaca dan menulis walau dalam bentuk sederhana.

Pembelajaran bahasa Arab untuk anak pada akhirnya menduduki tempat yang strategis dalam konteks pembelajaran bahasa Arab secara umum di Indonesia. Ini terlihat bahwa bahasa Arab masuk dalam kurikulum pendidikan dan pengajaran sejak tahun 1994. Disamping karena jumlah pendidikan dasar yang formal maupun non formal sangat besar, juga karena anak-anak pada usia pendidikan dasar ini cenderung mudah belajar bahasa terutama yang terkait dengan latihan berbicara dan bernyanyi.

Permasalahan kemudian yang muncul adalah ketidaksiapan tenaga pengajar sebagai guru bahasa Arab untuk anak, walaupun mereka lulusan dari lembaga pendidikan pengajaran bahasa Arab. Hal ini menuntut pihak yang berwenang untuk melakukan kegiatan latihan-latihan pembelajaran bahasa Arab untuk anak yang dikhususkan bagi guru-guru bahasa Arab dengan harapan nantinya mereka dapat memberikan pengajaran bahasa Arab untuk anak yang sesuai

(12)

dengan dunia dan karakterisrik anak, mulai dari pengetahuan praktis tentang pemilihan materi pelajaran, strategi pembelajaran, media dan metode pembelajaran.

Permasalah lain muncul adalah ketidak siapan lembaga pendidikan untuk mengadakan atau memasukan bahasa Arab sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikannya, alasannya adalah mereka tidak siap dengan guru, materi, media pembelajaran, teknik evaluasi dan sebagainya yang dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak yang sesuai dengan karakteristik dan dunia anak. Hal ini juga membutuhkan jawaban yang segera agar permasalahan ini dapat diselesaikan tentunya dengan melibatkan elemen lembaga penghasil lulusan tenaga pengajar bahasa Arab, mahasiswa yang menjalankan pendidikannya, juga masyarakat sekitar lembaga pendidikan itu ada agar sama-sama bertanggung jawab untuk menghasilkan tenaga pengajar yang dapat dipertanggung jawabkan kemampuannya.

Disamping itu pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak secara ideologis akan membawa pangaruh yang besar mengingat jumlah mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, hal ini mendorong semangat pembelajar akan meningkatkan kemampuannya bahwa belajar bahasa Arab bukan hanya untuk mendalami pengetahuan agama saja melainkan juga ilmu pengetahuan dan sains.

Bahasa adalah kebiasaan maka membiasakan anak-anak untuk berbahasa dengan bahasa Arab sejak dini akan membantu mereka untuk mencintai dan memahami bahasa Arab ketika dewasa sehingga lebih siap untuk bersaing didunia global karena bahasa Arab hari ini adalah bahasa Internasional, bahasa Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembiasaan berbahasa Arab dapat dilakukan dengan latihan-latihan sederhana dengan memperdengarkan lagu atau nyanyian atau juga cerita-cerita lucu seputar anak-anak, untuk melatih mereka ingat dan hapal bunyi-bunyi bahasa Arab, dengan harapan nantinya mereka akan dapat menguasai bahasa Arab dengan baik.

Persoalan-persoalan lain yang timbul dalam proses pembelajaran berlangsung adalah materi-materi ajar atau buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak sangat kurang. Walau sudah banyak menulis buku-buku ajar berbahasa Arab yang dibutuhkan oleh anak sesuai dengan tingkatan kelasnya, buku-buku itu dinilai kurang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar bahasa Arab, kurang memperhatikan karakteristik anak dalam belajar bahasa dan kalupun ada unsur cerita, nyanyian dan permainan kurang dapat mengaitkan antara materi dengan metode tersebut, selain itu juga dalam pemberian materi

(13)

kaidah-kaidah gramatika terlalu tinggi untuk ukuran anak kelas 4,5,dan 6 madrasah ibtidaiyah. Hal ini lagi-lagi menuntut semua pihak yang terkait apalagi tenaga pengajar untuk dapat menyusun buku ajar yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak dalam menerima pembelajaran bahasa Arab.

Saat ini banyak sekali pilihan metode pengajaran yang sesuai dengan dunia anak. Gurulah yang harus pandai-pandai menggunakannya, metode apa sajakah yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Arab untuk anak. Begitu juga dengan pemilihan media pembelajaran. Banyak sekali media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru untuk membantu proses pembelajaran bahasa Arab, diantaranya media dengar (tape recorder), laboratorium bahasa, atau media dengar pandang (televisi, video, komputer, laboratorium bahasa multi fungsi), dan masih banyak lagi yang menuntut kemampuan guru untuk mampu menggunakannya dan mengaksesnya secara benar dan tepat sasaran.

G. Penutup

Pembelajaran bahasa Arab untuk anak sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam pengajaran bahasa karena mengingat karakteristik tiap anak itu berbeda, selain itu juga agar pembelajaran bahasa Arab berjalan secara optimal. Salah satu prinsip pembelajaran bahasa untuk anak itu adalah belajar bahasa asing harus menyenangkan dan alamiah tidak membosankan dan membuat anak tertekan. Pembelajaran bahasa itu pun harus berlangsung sebagai suatu proses pemberitahuan kebiasaan berbahasa yang terselenggara dalam interaksi sehari-hari.

Seorang guru harus pandai-pandai memilih kosa kata, struktur, dan bentuk keterampilan berbahasa untuk anak-anak secara sederhana dan relatif mudah untuk dipelajari. Pemilihan media dan metode yang tepat pun akan membantu guru dan siswa menciptakan suasana pembelajaran bahasa Arab untuk anak secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Wahab, Muhbib. Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008.

Ainin. “Pemilihan Materi pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-anak”, Makalah tidak diterbitkan, tth.

Anshari, Choerul dan Nurhasaniyah. Bahasa Arab untuk kelas 5 madrasah Ibdidaiyah Jakarta Yudistira. 2007.

(14)

Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora. 2007.

Al-Al-khuli, Muhammad. Asa>li>b Tadri>s al-Lughah al-‘Arabiyah. al-Riyad : Maktabah Fazardaq, 1989.

Meier, Dave. The Accelerated Learning Handbook, New York: McGraw-Hill Companies Inc, 2000.

Muhaiban. “Pembelajaran Bahasa Arab untuk anak”, http: // muhaibanz. blogspot.com, Rabu, 2 Juli 2008.

Muna, Nailil. “Penggunaan Lagu sebagai Media Pembelajaran Mufradat”, Skripsi Fakultas Sastra UM, Malang 2006.

Nasution, Agus. “Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Media”, Jurnal Afaq Alarabiyah Vol. 3 no. 2 Desember 2008.

Al-Qasimii, Ali Muhammad. Ittija>hat hadi>thah fi ta’li>m al-‘Arabiyah li al-Na>t}iqi>n

bi-al-lughat al-Ukhra. Riyadh: Jami>„ah al-Riyadh, 1979.

Richards and Rodger. Approach and Methods In Language Teaching. Cambridge : Cambridge University Press, 2003, dan Kamal Ibrahim Badri, Muqarrar al-Thuruf al-Amah, Jakarta : LIPIA, 1413.

Suyanto, E. Background knowledge on EYL : Polycy, curriculum, Teacher and Students,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai kandungan senyawa kimia pada daun malek belum banyak diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan daun malek dari aspek

Juga, Israel bukanlah negara yang tidak mengakui Tuhan, yang harus dimusuhi, sementara dengan negara komunis, seperti China, RI telah membuka hubungan diplomatik sejak

Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui lebar grid yang sebaiknya digunakan dalam akuisisi sehingga dapat menjangkau kedalaman

Dalam kegiatan-kegiatan seperti membeli bahan baku, menentukan jumlah bahan baku yang dibeli dan menentukan tempat pembelian bahan baku baik perempuan maupun

Jadi biasanya kalau agama Islam ada kegiatan pembinaan, agama Nasranipun ada kegiatan pembinaan, akan tetapi untuk agama Hindu tidak ada kegiatan tersendiri tapi biasanya

Selanjutnya masalah ini mengakibatkan tagihan menunggak dan menumpuk di sistem tagihan perusahaan (hotel) dan bagian Accounting tidak dapat melakukan

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Model deduktif (tipe D) adalah suatu model yang berturut-turut dimulai dari rumusan tujuan umum dan pernyataan hasil yang ada dituangkan ke dalam tingkah laku yang