• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-7998-43-8 PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN

EKONOMI PERDESAAN I

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

(2)

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I

Penanggung Jawab:

Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura

Editor:

Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014

(3)

Katalog dalam Terbitan

Proceeding: Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, UTM Press 2014

viii + 396 hlm.; 17x24 cm

ISBN 978-602-7998-43-8

Editor: : Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

Layouter : Taufik R D A Nugroho

Cover design : Didik Purwanto

Penerbit : UTM Press

* Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO Box. 2 Kamal Bangkalan

Telp : 031-3013234 Fax : 031-3011506

(4)

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji kami panjatkan ke hadapan Illahi atas terselenggaranya Seminar Nasional “Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I” Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 21 Mei 2014. Seminar ini merupakan seminar yang diselenggarakan secara mandiri oleh Program Studi Agribisnis untuk pertama kalinya dan direncanakan dilakukan secara rutin tiap tahun. Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah untuk: 1) Memberikan rekomendasi kebijakan, langkah dan strategi dalam upaya pengembangan sektor agribisnis yang terkait erat dengan wilayah perdesaan, 2) Memberikan wadah untuk berbagi pengalaman dan tukar menukar ide bagi semua stakeholder terkait baik akademisi, pelaku bisnis dan pemerintah, 3) Menumbuhkan komitmen bersama dalam pengembangan sektor agribisnis yang bertitik tumpu pada wilayah perdesaan dalam upaya mencapai visi pembangunan pertanian. Selanjutnya, pada akhir seminar diharapkan tergalang sinergi untuk meningkatkan mutu dan dayaguna penelitian dan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak yang berwenang dalam pengambilan kebijakan.

Makalah kunci disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS selaku Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, dan makalah utama oleh Dr.Ir. Agus Wahyudi, SE; MM (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu/BPWS), Andrie Kisroh Sunyigono, PhD selaku Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan. Dr. Sitti Aida Adha Taridala, SP, M.Si sebagai pemakalah terbaik dari Universitas Halu Uleo. Disamping itu terdapat makalah penunjang bersumber dari berbagai instansi/lembaga penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor dan Jawa Timur, Loka Penelitian Sapi Potong Pasuruan, serta Perguruan Tinggi dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Gorontalo, Bandung, Tegal, Surabaya, Malang dan Madura. Topik-topik yang disajikan sangat bervariasi, secara garis besar terhimpun ke dalam 4 bidang yakni agribisnis, sosiologi, nilai tambah dan sosial ekonomi.

Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi utamanya PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).

Akhirnya selamat mengkaji makalah-makalah di prosiding ini. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu

Bangkalan, Juni 2014. Ketua Panitia,

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA ... iv DAFTAR ISI ... v

AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN PERMASALAHANNYA ... 3 P. Julius F. Nagel

TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP ECO-LABEL PADA PRODUK PERTANIAN ... 14

Joko Mariyono

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI BERSAING DAN KINERJA PERUSAHAAN ... 21

Hary Sastrya Wanto, Ruswiati Suryasaputra

PERANAN BAITUL MAAL WATTAMWIL UNTUK PENINGKATAN SEKTOR PERTANIAN ... 32

Renny Oktafia

PENINGKATAN MUTU BUAH APEL SEPANJANG RANTAI PASOK DARI PASCAPANEN SAMPAI DISPLAY SUPER MARKET ... 41

I Nyoman Sutapa, Jani Rahardjo, I Gede Agus Widyadana, Elbert Widjaja ANALISIS PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG ... 57

Selamet Joko Utomo

RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR UTAMA KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN ... 68

Lilis Suryani, Aminah H.M Ariyani

KELAYAKAN EKONOMI USAHA GARAM RAKYAT DENGAN TEKNOLOGI MADURESSE BERISOLATOR ... 83

Makhfud Efendy, Ahmad Heryanto

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PLINTIR PISANG DI KECAMATAN ARJASA KEPULAUAN KANGEAN ... 107

Mu’awana, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho

SOSIOLOGI

RELASI AKTOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PRODUK TERRA (TERONG RAKYAT) ... 121

(6)

PERLUNYA KECUKUPAN BAHAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SECARA NASIONAL ... 133

Isbandi dan S.Rusdiana

RELASI SEGI TIGA SISTEM KREDIT DALAM MASYARAKAT PERDESAAN STUDI KASUS DI DESA MAJENANG, KECAMATAN KEDUNGPRING, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR ... 146

Indah Rusianti, Faridatus Sholihah, Arini Nila Sari

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN AGROPOLITAN DI DESA NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU, KABUPATEN BOJONEGORO ... 159

Alifatul Khoiriyah, Santi Yuli Hartika, Yunny Noevita Sari, dan Ali Imron PEMANFAATAN PERAN MODAL SOSIAL PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL PEREMPUAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Perempuan Di Kota Malang) ... 168

Ike Kusdyah Rachmawati

PROGRAM AKSI MEDIA KOMUNITAS PEDESAAN BAGI WARGA KEPULAUAN TIMUR MADURA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN AKSES, KETERBUKAAN INFORMASI, DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK ... 181

Surokim, Teguh Hidayatul Rachmad

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO ... 194

Mohamad Ikbal Bahua

NILAI TAMBAH

PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN WORTEL ... 213

Yurida Ekawati, Surya Wirawan Widiyanto

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS JAGUNG DI KABUPATEN BANGKALAN ... 224

Weda Setyo Wibowo, Banun Diyah Probowati, Umi Purwandari

STRATEGI PENGUATAN POSISI TAWAR PETANI KENTANG MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN ... 234

Ana Arifatus Sa’diyah dan Dyanasari

INOVASI TEKNOLOGI SAPI POTONG BERBASIS MANAJEMEN BUDIDAYA DAN REPRODUKSI MENUJU USAHATANI KOMERSIAL ... 250

(7)

POTENSI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PELUANG BISNIS PUPUK ORGANIK DAN PAKAN TERNAK ... 258

Jajuk Herawati, Yhogga Pratama Dhinata, Indarwati

UJI KELAYAKAN PENGOLAHAN SERBUK INSTAN BEBERAPA VARIETAS JAHE DALAM UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI ... 270

Indarwati, Jajuk Herawati, Tatuk Tojibatus, Koesriwulandari

POTENSI CACING TANAH SEBAGAI PELUANG BISNIS ... 280 Yhogga Pratama Dhinata, Jajuk Herawati, Indarwati

PEMBUATAN DAGING TIRUAN MURNI (MEAT ANALOG) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK ... 290

Sri Hastuti

STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN USAHATANI TEBU DI MADURA301

Miellyza Kusuma Putri, Mokh Rum

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK DI KABUPATEN BANGKALAN ... 312

Iffan Maflahah

SOSIAL EKONOMI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PEKARANGAN MELALUI PROGRAM KRPL DI PUHJARAK, KEDIRI ... 331

Kuntoro Boga Andri dan Putu Bagus Daroini

PERSEPSI PETANI TERHADAP NILAI LAHAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN ... 343

Mustika Tripatmasari, Firman Farid Muhsoni, Eko Murniyanto

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS MAJU DI KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO ... 351

Eni Istiyanti, Lestari Rahayu,Supriyadi

VEGETABLE CONSUMPTION PATTERN IN EAST JAVA AND BALI ... 367 Evy Latifah, Hanik A. Dewi, Putu B. Daroini, Kuntoro B. Andri,Joko Mariyono

ANALISIS DINAMIKA PERDAGANGAN BERAS DAN GANDUM DI INDONESIA ... 381

Tutik Setyawati

KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI DI LOKASI PENDAMPINGAN SL-PTT KABUPATEN SAMPANG ... 389

(8)

RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR UTAMA KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN

Lilis Suryani, Aminah H.M Ariyani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Trunojoyo Madura

lielies92@gmail.com, moninthofa@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber risiko yang dihadapi oleh Utama Farm, menganalisis probabilitas dan dampak risiko, serta menganalisis alternatif strategi yang diterapkan. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif, standart deviasi, Z-score, dan VaR. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 di Utama Farm Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko yang ada di Utama Farm dipengaruhi oleh faktor penyakit, lingkungan dan campuran ransum. Nilai probabilitas yang terbesar terdapat pada fase II sebesar 49,87% dan yang terkecil terdapat pada fase I sebesar 14,06%. Nilai dampak terbesar juga terdapat pada fase II sebesar Rp. 271.797.028,00 dan yang terkecil terdapat pada fase I sebesar Rp. 143.201.329,00. Berdasarkan nilai probabilitas dan dampak dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya risiko pada fase II sangat besar karena mendekati 50%. Alternatif strategi yang diusulkan yaitu penggantian metode pemberian pakan, menggunakan kandang semi terbuka dan tirai, serta penggunaan obat secara selektif.

Kata kunci: risiko, ayam petelur, probabilitas, dampak risiko

BUSINESS RISK IN UTAMA FARM LAYING POULTRY, GALIS, PAMEKASAN

ABSTRACT

This study aims to identify sources of risk faced by Utama Farm, analyzing the probability and impact of risks, as well as analyzing alternative strategies applied. The method used is descriptive qualitative analysis, standard deviation, Z -score, and VaR. This study was conducted from October to December 2013 in Utama Farm, Galis, Pamekasan. The analysis showed that the risks exist in Utama Farm influenced by disease, environmental and mixed ration. The largest probability value found in phase II was 49.87 % and the smallest are in Phase I of 14.06 %. The greatest impact value contained in the phase II Rp. 271,797,028.00 and the smallest are in phase I of Rp. 143,201,329.00. Based on the probability and impact value can be concluded that the possibility of risk in phase II is very large as it nears 50%. The proposed alternative strategy are replacement feeding method, using semi-open cages and curtains, as well as the use of selective drugs.

(9)

PENDAHULUAN

Sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan yaitu sub sektor peternakan, karena sub sektor ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertanian Indonesia. Salah satu produk yang sangat potensial untuk dikembangkan yaitu telur. Kebutuhan telur setiap tahun terus mengalami peningkatan karena manfaat telur hampir sama dengan daging. Kenaikan konsumsi telur menurut BKP (2012) pada tahun 2008-2012 sebesar 4,62% lebih besar dari konsumsi daging dan susu sehingga merangsang produsen untuk meningkatkan jumlah produksinya dan lebih banyak menyerap tenaga kerja karena akan menciptakan produsen-produsen baru untuk memenuhi kebutuhan telur di Indonesia.

Tabel 1 menggambarkan perkembangan populasi ayam petelur yang ada di tiga provinsi di Indonesia.

Tabel 1. Populasi Ayam Ras Petelur Tiga Provinsi di Indonesia Tahun 2009-2013 * (ekor)

Provinsi Tahun Pertumbuhan

(%) 2009 2010 2011 2012 2013* Jawa Timur 33.046.601 21.959.505 37.035.251 37.035.251 41.275.347 2,50 Jawa Tengah 16.519.794 17.712.776 18.395.051 19.881.430 20.394.370 2,58 Jawa Barat 10.403.803 11.252.390 11.930.515 12.271.938 13.073.671 6,53

Sumber : Direktorat jenderal Peternakan (diolah)

Keterangan : *) Angka Sementara

Berdasarkan tabel diatas populasi ayam petelur setiap tahun selalu mengalami pertumbuhan walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan yang disebabkan adanya risiko internal yaitu menyebarnya penyakit flu burung yang menyebabkan kematian ayam pada beberapa usaha peternakan (Subkhie et al, 2012). Jawa Timur merupakan salah satu daerah penghasil telur terbesar di Indonesia sehingga mempunyai kontribusi yang cukup penting terhadap kebutuhan telur nasional.

Salah satu kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Pamekasan merupakan pengkontribusi pasokan telur ayam di Madura yang cukup berperan penting. Dibawah ini tabel populasi dan jumlah ternak yang ada di Kabupaten Pamekasan tahun 2010.

Tabel 2. Populasi dan Jumlah Produksi Ternak Kabupaten Pamekasan tahun 2010

Komoditas Populasi (ekor) Jumlah produksi (kg) Ayam buras 588.173 407.227 Sapi potong 130.578 - Sapi perah 16 - Kuda 108 - Kambing 65.026 - Itik 45.274 317.823

(10)

Domba 17.946 - Ayam petelur 129.924 1.239.609 Ayam pedaging 3.242.123 -

Entok 20.473 143.720

Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Usaha peternakan ayam petelur biasanya dijumpai beberapa kendala berupa tingginya risiko yang dihadapi. Risiko yang sering ditemukan dalam usaha peternakan ayam petelur yaitu perubahan cuaca yang secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian dan menurunkan jumlah produksi hingga 30%. Menurut Kountur (2008) ketidakpastian merupakan sumber risiko, apabila ketidakpastian tersebut menguntungkan atau berdampak positif maka dikatakan kesempatan, namun apabila ketidakpastian tersebut merugikan atau berdampak negatif maka dikatakan risiko. Menurut Darmawi (2005) Manajemen risiko dapat diklasifikasikan menurut waktunya, sebelum kecelakaan

(ex-ante), selama kecelakaan terjadi (interactive), dan setelah kecelakaan (ex-post).

Utama Farm merupakan usaha peternakan terbesar yang ada di Kabupaten Pamekasan. Namun risiko yang dihadapi juga sangat tinggi sehingga diperlukan analisa tentang sumber risiko yang mempengaruhi adanya risiko produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh Utama Farm, menganalisis probabilitas dan dampak risiko, serta menganalisis alternatif strategi yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam petelur di Utama Farm Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Lokasi dan Jenis Data

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) di Usaha peternakan ayam petelur di Utama Farm karena merupakan usaha peternakan terbesar yang ada di Kabupaten Pamekasan. Data yang digunakan berupa data produksi periode 2011-2012. Sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui observasi, wawancara, dan diskusi yang bersifat deskriptif kualitatif. Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa data produksi dalam satu periode.

Metode Analisis Data

Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan data secara umum, baik alamiah maupun rekayasa manusia. Analisis ini digunakan untuk menganalisis sumber risiko dan alternatif strategi yang akan diterapkan oleh Utama Farm agar dalam melakukan dalam menangani risiko yang timbul dapat dilakukan dengan tepat. Metode yang digunakan untuk menganalisis probabilitas menggunakan standar deviasi dan

Z-score. Metode ini dapat digunakan apabila terdapat data distoris dan kontinus. Pada

penelitian ini menghitung probabilitas risiko dalam satu periode, dimana dalam satu periode terdapat tiga fase produksi. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai dampak risiko menggunakan VaR. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini menurut Kountur (2006) adalah:

(11)

X

X X

1. Rata-rata kejadian berisiko (produksi telur ayam)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata produksi telur ayam petelur adalah:

̅ ∑

keterangan:

= Nilai rata-rata produksi dalam satu periode (tiga fase) (Rp) Xi = Nilai produksi telur setiap minggu (Rp)

n = Jumlah data

2. Standar deviasi

keterangan:

δ = Standar deviasi

= Nilai rata-rata produksi dalam satu periode (tiga fase) (Rp) Xi = Nilai produksi telur setiap minggu (Rp)

N = Jumlah data

3. Metode Z-score

̅ Keterangan:

Z = Nilai z-score

X = Nilai batas produksi yang masih dianggap dalam taraf normal (Rp) = Nilai rata-rata produksi telur dalam satu periode (tiga fase) (Rp) δ = Standar deviasi

Setelah nilai z-score dari produksi ayam petelur di peternakan ayam petelur Utama Farm diketahui, maka nilai probabilitas terjadinya risiko produksi dapat dicari menggunakan Tabel distribusi z (normal) sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya risiko produksi ayam petelur mendatangkan kerugian. 4. Metode analisis dampak risiko

Metode yang digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at

Risk). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu

tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. VaR dapat dihitung dengan persamaan:

̅ √

(12)

X

Keterangan:

VaR = Besarnya kerugian yang timbul akibat risiko

Z = Nilai z yang di ambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen = Nilai rata-rata produksi dalam satu periode (tiga fase)

δ = Standar deviasi

n = Banyaknya kejadian berisiko

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran umum peternakan Utama Farm

Usaha peternakan ayam petelur sendiri didirikan pada akhir tahun 2003 dan mulai berjalan pada tahun 2004. Bapak H. Samsul mulai beralih ke peternakan ayam petelur dengan alasan hasil yang didapatkan lebih menguntungkan dan pada saat itu di daerah Kecamatan Galis masih sedikit yang membudidayakan ayam petelur, sehingga peluang untuk membudidayakan ayam petelur sangat baik. Selain beternak, Utama Farm juga menyediakan ayam pullet/bibit layer sebagai pemenuhan kebutuhan peternak-peternak lanjutan yang ingin langsung mempunyai ayam petelur yang siap bertelur.

Kapasitas produksi usaha peternakan ayam petelur Utama Farm pada awalnya mempunyai populasi ternak sekitar 2000 ekor ayam dengan modal awal sebesar Rp. 100.000.000 yang merupakan pinjaman Bank. Namun seiring berjalannya waktu usaha ini mulai berkembang dengan pesat dan pada saat ini populasi ayam petelur di Utama Farm sebanyak ± 60.000 ekor ayam yang terdapat di beberapa lokasi. Saat ini terdapat tiga lokasi kandang yang tersebar di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep. Tiga lokasi tersebut adalah Desa Polagan, Desa Sukolelah dan Desa Pakamben.

Identifikasi sumber risiko

Usaha peternakan ayam petelur pada saat ini merupakan usaha peternakan yang cukup menjanjikan karena hasil yang didapatkan sangat menguntungkan peternak. Usaha ini pada sebagian orang merupakan sumber penghasilan utama seperti usaha peternakan ayam petelur di Utama Farm. Namun sama halnya dengan ayam pedaging, ayam petelur merupakan ayam ras yang sangat rentan terhadap penyakit. Identifikasi sumber-sumber penyakit pada ayam ras petelur dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara. Sumber risiko yang dihadapi berasal dari bakteri, protozoa, virus, serta parasit. Namun faktor sumber risiko pada peternakan ayam adalah sumberdaya manusia (SDM) yang ada karena semua kegiatan produksi ayam petelur masih menggunakan tenaga manusia walaupun teknologi yang digunakan sudah modern.

Risiko dari peternakan ayam petelur tidak hanya bersumber dari penyakit namun juga dari lingkungan dan campuran ransum. Perubahan cuaca yang secara tiba-tiba dapat menyebabkan ayam stres yang mengakibatkan kematian dan menurunnya produksi telur. Perubahan cuaca juga dapat berdampak pada sumber risiko penyakit serta nafsu makan pada ayam petelur. Campuran ransum juga memberikan pengaruh terhadap produksi telur karena apabila kandungan proteinnya kurang akan mengakibatkan nafsu makan menurun dan ayam akan lemah.

Sumber risiko yang terdapat di Utama Farm terdiri dari tiga faktor yaitu: penyakit, lingkungan dan campuran ransum. Penyakit yang sering terjadi di Utama Farm berasal

(13)

dari bakteri, protozoa, virus dan parasit. Penyakit yang disebabkan oleh virus terdiri dari (1) Newcastle diasease (ND) merupakan penyakit yang sulit diobati dan cepat menular. ND sangat cepat menular dan ayam akan terinfeksi secara menyeluruh dalam waktu 3-4 hari. Gejala yang timbul menyebabkan produktivitas telur menurun dan mengakibatkan kematian ayam sampai 100% (Rahmat, 2010). Pencegahan yang dilakukan yaitu memberikan vaksin khusus sebelum ayam terindikasi penyakit ND dan kebersihan kandang harus tetap dijaga serta memberikan ransum yang baik untuk menjaga kekebalan tubuh ayam. (2) Infectious bronchitis (IB) merupakan penyakit yang menyerang pernapasan ayam. Penyakit ini akan menurunkan produksi telur 50-60%. Penularan penyakit ini melalui udara, peralatan maupun pakaian (Poultry, 2010). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini ayam susah bernapas, batuk, bersin, keluar lendir dari hidung, nafsu makan menurun, pertumbuhan terganggu, dan pada periode layer produksi telur akan mengalami penurunan secara drastis dalam beberapa hari.Pencegahan yang dilakukan oleh Utama Farm yaitu memberi vaksin khusu untuk mencegah terjadinya IB dan melakukan sanitasi kandang untuk memutus rantai penularan penyakit ini. (3) Gumboro merupakan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ayam sehingga antibodynya tidak terbentuk. Gejala yang ditimbulkan berupa gangguan saraf, diare, tubuh gemetar dan sukar berdiri, nafsu makan menurun, ayam tampak lesu dan mengantuk. penyakit ini akan mengakibatkan kematian sampai 30-40%. Penularan penyakit ini melalui air minum, pakan, dan alat-alat yang sudah terserang virus. Pencegahan yang dilkukan dengan cara memberikan vaksinasi rutin.

Penyakit yang berasal dari bakteri terdapat lima macam penyakit yaitu: (1) pilek/snot merupaka penyakit yang sering terjadi pada saat pergantian musim dan menyerang hampir semua umur ayam. Akibat penyakit ini akibat penyakit ini produktivitas telur menurun sampai 25 % dan akan menyebabkan kematian hingga 30%. Gejala yang timbul akibat penyakit ini ayam terlihat mengantuk, keluar lendir dan terdapat kerak di hidung dan nafsu makan menurun serta pertumbuhannya menjadi lambat. Pencegahan yang dilakukan dengan tetap menjaga kondisi kandang bersih dan tidak lembab untuk mencegah berkembang biaknya bakteri. Selain itu juga memberikan antibiotik apabila ayam sudah menunjukkan gejaga terserang penyakit ini. (2) CRD merupakan penyakit yang sering terjadi dengan tingkat kejadian 66-100% (Tarmudji, 2005). Penyakit ngorok/CRD di Utama Farm terjadi saat perubahan cuaca dari musim panas ke musim dingin. Gejala yang timbul hampir sama dengan snot/pilek namun disertai ngorok karena trakeanya tertutup oleh cairan lendir dan ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pencegahan yang dilakukan adalah mengkarantina ayam yang sakit dan melakukan pengobatan serta melakukan sanitasi kandang. Apabila pencegahan tidak dapat mencegah berkembangnya penyakit ngorok maka dilakukan biosecurity.

Biosecurity merupakan pencegahan penyebaran penyakit melalui manusia, ayam,

peralatan maupun dari hewan lain. (3) Colibacillosis merupakan penyakit menular. Masalah yang ditimbulkan penyakit ini berupa infeksi akut berat dengan menyarang saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi gastrointestinal. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur ayam, namun yang sering terjadi pada umur yang masih muda.

(14)

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini nafsu makan menurun, ayam lesu, sesak napas, batuk dan diare. Pencegahan yang dilakukan oleh Utama Farm dengan melakukan penyemprotan secara rutin, kualitas pakan dan air bersih juga dijaga sehingga ketahanan tubuh ayam tidak menurun. (4) Berak hijau (kolera) merupakan penyakit yang sering diderita oleh ayam pedaging ataupun ayam petelur yang disebabkan oleh bakteri. Tingkat mortalitas pada ayam apabila terserang penyakit ini sebesar 10-20%. Serangan dari penyakit ini bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang penyakit ini produktivitasnya turun bahkan serangan terjadi tiba-tiba akan menyebabkan kematian. Penyakit ini menyerang pernapasan dan pencernaan pada ayam. Penularan dari penyakit ini bisa melalui kontak langsung, pakan, minuman, maupun peralatan. Gejala yang terjadi biasanya sesak napas, nafsu makan berkurang, jengger dan pial bengkak. Pada usaha ayam petelur di Utama Farm penyakit ini sudah sering terjadi dan menyebabkan kematian serta produktivitasnya menurun. Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya pihak dari Utama Farm sudah melakukan pencegahan dengan membersihkan peralatan maupun kotoran secara rutin. (5) Berak kapur merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Penularan penakit ini secara langsung antara ayam yang sakit dengan yang sehat mealui pakan atau minum, serta melalui feses yang mencemari lingkungan kandang.

Gejala yang timbul akibat penyakit ini menurunkan nafsu makan, kotoran encer dan terdapat butiran-butiran putih seperti kapur dan mata tertutup. Risiko yang terjadi akibat penyakit ini yaitu menurunnya produktivitas telur, terjadi depresi dan anemia. Cara yang dilakukan oleh pihak Utama Farm yaitu mengkarantina ayam yang sudah terserang penyakit dan melakukan pengobatan secara menyeluruh untuk mencegah terjadinya penularan pada ayam yang lain. Namun apabila ayam sudah terserang berak kapur akut, maka pihak Utama Farm memilih untuk memusnahkannya supaya tidak menyebar pada ayam yang sehat.

Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah berak darah. Berak darah (koksidiosis) merupakan penyakit yang bisa menular secara langsung dan tidak langsung. Protozoa ini akan berkembang biak di dalam usus setelah ayam memakan pakan yang mengandung protozoa ini. Parah atau tidaknya penyakit ini tergantung dari seberapa banyak ayam tersebut memakan pakan yang tertular oleh protozoa ini. Pencegahan yang dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi dan vitamin secara rutin dan penyemprotan secara rutin untuk mencegah pertumbuhan dari protozoa ini. Sedangka penyakit yang disebabkan oleh parasit adalah penyakit cacingan. Penyakit cacingan adalah salah satu penyakit yang juga berbahaya terhadap usaha peternakan ayam petelur maupun broiler. Walaupun tidak menyebabkan kematian namun akan menyebabkan produksi telur menurun yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak. Pencegahan yang dilakukan oleh Utama Farm dengan melakukan sanitasi kandang dengan rutin sehingga siklus hidup dari cacing dapat dihentikan. Selain itu juga ayam yang terindikasi cacingan akan diberi obat cacing agar tidak berkembang biak dan menyerang ayam yang lain.

(15)

Faktor risiko yang kedua adalah lingkungan. Dimana lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap produksi telur. Pada usaha peternakan pergantian musim dari keduanya merupakan faktor yang juga memicu banyaknya kematian pada ayam petelur. Salah satu faktor pemicu stres pada ayam adalah stres panas. Panas yang disebabkan oleh musim kemarau mengakibatkan menurunnya nafsu makan. Stres panas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ayam mudah terserang penyakit karena kondisi kekebalan tubuhnya lemah. Penanganan yang dilakukan oleh pihak Utama farm dengan mengganti metode pemberian pakan, menyediakan air minum lebih banyak dari biasanya, memberikan vitamin dan elektrolit melalui air minum dan kandang harus terbuka untuk mengurangi rasa panas di dalam kandang. Namun pada saat cuaca dingin maka kandang harus tertutup agar udara yang masuk ke dalam kandang tidak langsung menyerang tubuh ayam.

Fakor risiko yang terakhir adalah campuran ransum. Campuran ransum pada usaha peternakan ayam petelur sangat berpengaruh terhadap kualitas dan produktivitas telur. Ransum yang diberikan oleh peternak harus sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan, oleh karena itu untuk menjaga kualitas ransum pihak Utama Farm benar-benar memperhatikan kualitas bahan baku yang digunakan sebagai campuran ransum. Agar campuran ransum ataupun bahan baku yang digunakan terjamin kualitasnya maka pihak manajemen membawa sampel campuran ransum ataupun bahan baku ke laboratorium di Surabaya. Oleh karena itu risiko yang disebabkan oleh campuran ransum sangat kecil. Komposisi csmpuran ransum terdiri dari 2.750 kcal ME/kg, 11,5 MJ/kg, 18 % protein kasar (Pokphand, 2007).

Analisis Probabilitas Risiko

Analisis probabilitas berfungsi untuk mengetahui seberapa besar probabilitas dan kemungkinan terjadinya risiko pada usaha peternakan ayam petelur Utama Farm berdasarkan sumber risiko di atas. Dalam penelitian ini analisis probabilitas menggunakan data dari hasil wawancara dengan pemilik maupun karyawan dan laporan produksi selama satu periode mulai bulan Februari 2011 sampai dengan bulan September 2012. Data yang digunakan untuk menghitung analisis probabilitas berdasarkan penentuan kondisi, batas, serta jumlah ditentukan oleh manajemen Utama Farm berdasarkan realita yang ada di lapangan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya. Nilai dari masing-masing fase produksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Nilai Probabilitas Risiko Produksi Ayam Petelur Utama Farm Periode 2011-2012

No. Fase Produksi Telur Probabilitas (%)

1. Fase I 14,06%

2. Fase II 49,87 %

3. Fase III 47,78%

(16)

Nilai probabilitas pada fase I berdasarkan tabel di atas sebesar 14,06%. Nilai produksi pada fase I dalam satu minggu rata-rata sebesar Rp. 138.768.250 sedangkan batas normal yang ditentukan oleh peternak dalam satu minggu sebesar Rp. 97.137.775, dimana batas risiko diperoleh 70 persen dari target maksimal yang diharapkan oleh peternak. Nilai Z pada fase I sebesar -0,36 dengan nilai probabilitas berdasarkan nilai dari tabel distribusi Z sebesar 0,1406. Nilai 0,1406 menunjukkan bahwa probabilitas yang terjadi pada fase I kecil dan hasil yang diperoleh sudah melebihi batas normal yang ditentukan oleh peternak. Nilai probabilitas fase I paling kecil karena pada fase ini perawatan yang dilakukan intensif, namun ayam akan mengalami stress dalam beberapa hari karena harus beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Faktor yang mempengaruhi risiko produksi pada fase I ada dua yaitu penyakit dan lingkungan. Penyakit yang sering diderita oleh Utama Farm pada fase ini penyakit pilek/snot yang dapat menurunkan jumlah produksi telur hingga 10%. Selain itu pada fase ini terjadi musim hujan yang dapat membantu pertumbuhan bakteri dan cacing. Penyakit cacingan juga dapat menurunkan produksi telur, namun penurunannya tidak signifikan sehingga tidak menimbulkan banyak kerugian.

Fase puncak (fase II) merupakan fase dimana produksi yang dihasilkan oleh ayam petelur sesuai dengan target yang diharapkan oleh peternak. Namun dalam fase ini tidak selamanya jumlah produksi yang dihasilkan oleh ayam petelur sesuai dengan keinginan peternak karena terdapat risiko yang dihadapi oleh peternak. Berdasarkan Tabel 5 nilai probabilitas pada fase II sebesar 49,87%. Nilai produksi pada fase II dalam satu minggu rata-rata sebesar Rp. 270.072.969, sedangkan batas normal yang ditentukan oleh peternak dalam satu minggu sebesar Rp. 216.058.375, dimana batas risiko diperoleh 80 persen dari target maksimal yang diharapkan oleh peternak. Nilai Z pada fase II sebesar -3,00 dengan nilai probabilitas berdasarkan nilai dari tabel distribusi Z sebesar 0,4987. Nilai 0,4987 menunjukkan bahwa probabilitas yang terjadi pada fase II besar.

Faktor yang berpengaruh terhadap produksi telur pada fase II yaitu lingkungan, penyakit, campuran ransum dan SDM. Pada pertengahan fase ini terjadi musim hujan yang sangat mempengaruhi proses produksi di Utama Farm. Lingkungan sangat berpengaruh karena terjadi perubahan cuaca yang ekstrim sehingga ayam mengalami stres yang mengakibatkan jumlah produksi menurun. Selain perubahan cuaca, tipe kandang juga sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi.

Kandang tipe W yang digunakan oleh Utama Farm tidak bagus untuk pernapasan ayam yang berada pada baterei posisi tengah sehingga ayam yang terdapat pada posisi ini lebih sering terkena penyakit pernapasan. Ayam yang berada diposisi tengah tidak dapat menghirup udara bersih karena udara sulit masuk pada kandang baterei pada bagian tengah. Selain itu jarak antar kandang sangat dekat sehingga udara yang ada dilingkungan kandang kurang bersih. Kandang tipe W pada lajur bagian tengah sirkulasi udaranya tidak baik karena kotoran ayam lebih lama kering sehingga kandungan amoniak tinggi yang mengakibatkan pernapasan ayam terganggu dan berpangaruh terhadap produksi telur (Disnak Jatimprov, 2012).

(17)

Penyakit pernapasan yang sering terjadi penyakit ngorok/CRD, penyakit ini sering terjadi apabila feses ayam dibiarkan menumpuk sehingga gas amonia yang dihasilkan juga bertambah banyak. Ngorok/CRD penyakit pernapasan yang disebabkan karena kurangnya udara bersih yang tersedia di dalam kandang, namun penyakit ini dapat diatasi oleh pihak Utama Farm sehingga risiko yang diterima kecil. Pada fase ini Walaupun sudah melakukan antisipasi terhadap sumber risiko penyakit namun sumber campuran ransum akan berpengaruh terhadap turunnya produksi telur. Pakan yang baik akan mempengaruhi kualitas telur yang dihasilkan.

Campuran ransum yang umum digunakan berupa campuran konsentrat, bekatul, dan jagung. Hal ini sama halnya dengan pendapat Rasyaf (2002) menyatakan bahwa komposisi ransum sebaiknya menggunakan bermacam-macam bahan pakan agar tidak terjadi defisiensi zat-zat makanan tertentu. Pada musim hujan pakan akan mudah lembab dan berjamur yang mengakibatkan kandungan dari pakan berkurang sehingga nafsu makan ayam menurun dan dapat menyebabkan penurunan produksi. Selain menurunkan jumlah produksi juga dapat menurunkan kekebalan ayam yang akan mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit. Kebersihan tempat pakan juga berpengaruh terhadap kualitas pakan dan kebersihan air juga akan mengakibatkan nafsu makan menurun. Campuran ransum yang baik akan menentukan kualitas telur maupun kekebalan ayam sehingga campuran ransum yang diberikan harus sesuai dengan standar kebutuhan ayam.

Semua faktor di atas dapat terjadi karena faktor pendorong dari semua sumber risiko adalah SDM. SDM sangat berperan penting terhadap suksesnya usaha peternakan di Utama Farm karena semua kegiatan produksi dilakukan oleh SDM yang ada disana. Kedisiplinan SDM tidak akan memberikan dampak langsung terhadap proses produksi, namun keberadaan SDM yang kurang teliti akan memicu terjadinya sumber risiko yang mengakibatkan banyak kerugian.

Fase penurunan (fase III) merupakan fase dimana produksi telur mulai menurun karena umur ayam yang sudah tidak produktif sehingga produksi telur tidak maksimal. Nilai probabilitas pada fase III sebesar 47,78%. Nilai produksi pada fase III dalam satu minggu rata-rata sebesar Rp. 201.780.553, sedangkan batas normal yang ditentukan oleh peternak dalam satu minggu sebesar Rp. 141.246.387, dimana batas risiko diperoleh 70 persen dari target maksimal yang diharapkan oleh peternak. Nilai Z pada fase III sebesar -2,01 dengan nilai probabilitas berdasarkan nilai dari tabel distribusi Z sebesar 0,4778. Nilai 0,4778 menunjukkan bahwa probabilitas yang terjadi pada fase III besar.

Faktor yang berpengaruh terhadap proses produksi ayam petelur yaitu SDM, lingkungan, penyakit dan campuran ransum. Campuran ransum pada masa penurunan sangat penting terhadap produktivitas ayam untuk memperpanjang lamanya produksi. Campuran ransum yang sesuai dengan standar kebutuhan ayam berpengaruh besar terhadap jumlah produksi dan kekebalan tubuh ayam. Kondisi ayam yang tidak produktif akan menyebabkan nafsu makan turun sehingga kondisi ayam lemah dan tidak mampu lagi menghasilkan telur dengan maksimal.

(18)

Sumber risiko yang kedua adalah sumber risiko lingkungan. Lingkungan pada fase ini sangat berpengaruh terhadap kekebalan ayam karena umur ayam yang sudah tidak produktif lagi dan pada pertengahan fase ini teradi perubahan cuaca yang menyebabkan timbulnya banyak risiko. Namun untuk meminimalisir terjadinya kematian dan turunnya produksi telur akibat cuaca buruk dilakukan vaksinasi dan pemberian vitamin yang juga dapat mencegah wabah penyakit. Walaupun kandang yang digunakan terbuka namun penyediaan udara bersih masih kurang karena jarak antar kandang sangat rapat sehingga kemungkinan terjadinya risiko akibat lingkungan juga besar. Selain itu pengurasan kotoran ayam akan membantu kekebalan ayam.

Risiko yang terakhir yaitu penyakit, Hal ini terjadi karena tubuh ayam yang sudah kebal terhadap penyakit karena sebelumnya sudah diberikan vaksin dan vitamin. Penyakit yang sering terjadi pada fase ini penyakit CRD komplek. Penyakit ini terdiri dari beberapa penyakit saluran pernapasan seperti pilek/snot, ngorok/CRD, dan

Colibacillosis. Penyakit-penyakit ini sering terjadi pada fase penurunan karena umur

ayam yang sudah tidak produktif dan banyaknya feses yang ada di kandang.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penyakit dapat dicegah dengan cara perawatan yang baik dan pemberian vaksin dan vitamin yang secara rutin serta diagnosa penyakit yang tepat agar penanganannya juga tepat untuk mencegah terjadinya kerugian. Namun semua sumber risiko yang ada tergantung dari SDM yang ada sehingga sumber risiko yang terjadi dapat diminimalisir. Dari ketiga fase di atas risiko yang dihadapi setiap fase berbeda. Pada fase I sumber risiko berasal dari penyakit dan lingkungan yang dapat ditangani dengan baik sehingga nilai probabilitas risikonya kecil. Sedangkan pada fase II dan fase III sumber risikonya terdiri dari lingkungan, penyakit dan campuran ransum yang di dorong oleh faktor SDM. Pada fase II dan Fase III nilai probabilitasnya tinggi karena produksi yang dihasilkan juga tinggi. Selain itu pada fase pertengahan ini terjadi perubahan cuaca ekstrim sehingga banyak sumber risiko yang timbul.

Analisis Dampak Risiko

Sumber-sumber risiko yang diperoleh berdasarkan hasil identifikasi sebelumnya mempunyai dampak yang dapat berpengaruh terhadap jalannya usaha peternakan di Utama Farm. Salah satu dampak yang paling berpengaruh terhadap usaha ini berupa dampak secara finansial. Dampak dari suatu usaha dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Kerugian yang diperkirakan tidak akan 100 persen sama dengan risiko yang terjadi di lapang, oleh karena itu besarnya kerugian ditetapkan dengan suatu tingkat keyakinan.

Metode Value at Risk (VaR) digunakan untuk menghitung dampak risiko yang terjadi pada usaha peternakan ayam petelur di Utama Farm. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95% dan sisanya sebesar 5% adalah galat atau

error. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kerugian yang

dialami oleh Utama Farm. Data yang digunakan dalam perhitungan ini menggunakan laporan produksi peternakan ayam petelur Utama Farm serta hasil dari wawancara

(19)

dengan pihak manajemen Utama Farm. Dampak risiko di Utama Farm dilihat pada masing-masing fase produksi di bawah ini.

Tabel 4. Dampak Risiko Produksi Ayam Petelur Utama Farm Periode 2011-2012

No Fase produksi Dampak (Rp)

1. Fase I 143.201.329

2. Fase II 271.797.028

3. Fase III 204.342.601

Sumber: analisis data sekunder (data harian Utama Farm) 2013

Berdasarkan tabel di atas dampak risiko yang didapatkan dari perhitungan menggunakan metode VaR dari yang tertinggi terjadi pada fase II sebesar Rp. 271.797.028,00, dan fase III sebesar Rp. 204.342.601,00 sedangkan fase I sebesar Rp. 143.201.329,00 dengan tingkat keyakinan 95%. Dampak yang terjadi pada fase II paling besar karena nilai probabilitas pada fase II juga paling besar, hal ini terjadi karena hasil produksinya juga paling besar sehingga kemungkinan terjadinya risiko juga besar. Sedangkan nilai probabilitas maupun dampak pada fase I paling kecil karena hasil produksinya juga paling kecil.

Strategi penanganan risiko

Strategi penanganan risiko merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan setelah melakukan identifikasi dan pengukuran risiko. Alternatif strategi penanganan risiko dirumuskan berdasarkan sumber risiko pada setiap fase dalam satu periode agar menghasilkan strategi yang sesuai. Alternatif strategi yang diusulkan dapat dilihat di bawah ini.

1. Penyakit

Penyakit yang diderita oleh ayam petelur sulit untuk dimusnahkan apabila usaha peternakan sudah terindikasi penyakit, oleh karena itu harus dilakukan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya risiko akibat penyakit. Penyakit yang sering menyerang usaha peternakan ayam petelur Utama Farm seperti pilek/snot, ngorok/CRD,

Colibacillosis, dan gumboro. Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan

produktivitas telur. Perubahan cuaca yang ekstrim terjadi pada fase ini sehingga kondisi ayam tidak stabil karena ayam harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Hal seperti inilah yang mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit.

Strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi adanya penyakit yaitu tetap menjaga kenyamanan dan kebersihan kandang agar virus maupun bakteri tidak mudah berkembang biak. Obat yang diberikan harus sesuai dengan penyakit yang diderita oleh ayam agar penyakitnya tidak bertambah parah karena kesalahan diagnosa. Selain itu pemilihan obat harus dilakukan secara selektif agar dapat dengan cepat mengobati penyakit yang ada.

Kusnadi (2006), menyatakan bahwa pemberian Vitamin C sangat bagus diberikan pada kondisi cuaca panas karena vitamin tersebut dapat menurunkan jumlah konsumsi pakan yang di akibatkan penimbunan panas yang terlalu banyak di dalam tubuh. Apabila penyakit yang ada tidak dapat disembuhkan menggunakan obat maka strategi

(20)

yang harus dilakukan dengan cara biosecurity. Biosecurity merupakan cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui manusia sehingga membatasi manusia yang keluar masuk kandang. Selain itu harus diusahakan kandang tetap bersih untuk mencegah bakteri atau virus berkembang biak serta dilakukan penyemprotan secara rutin menggunakan antiseptik.

2. Lingkungan

Risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan Utama Farm akibat lingkungan adalah perubahan cuaca yang ekstrim sehingga ayam akan rentan terhadap penyakit dan stres panas yang diakibatkan suhu udara sangat tinggi sehingga mengakibatkan kematian ataupun penurunan produksi terutama pada umur yang sudah tidak produktif. Selain lingkungan eksternal, lingkungan internal di dalam kandang juga memberikan kontribusi yang penting terhadap keberhasilan usaha ini. Keberadaan SDM nantinya akan sangat berpengaruh terhadap suasana lingkungan kandang karena apabila lingkungan di luar maupun di dalam kandang serta peralatan yang digunakan tidak dibersihkan secara rutin, maka penyakit yang timbul juga akan semakin sering.

Untuk mengatasi risiko lingkungan hal yang perlu dilakukan oleh usaha peternakan ayam petelur Utama Farm dengan memberi vitamin lebih intensif agar daya tahan tubuh ayam baik dan masa produktifnya lebih lama. Selain itu strategi yang harus dilakukan yaitu memberi tirai plastik disepanjang bilik kandang agar mengurangi udara dingin yang masuk akibat cuaca buruk. Kandang yang digunakan sebaiknya menggunakan kandang semi terbuka agar udara dingin tidak langsung berdampak buruk terhadap kondisi ayam dan udara yang masuk ke kandang dapat diatur oleh pihak manajemen sehingga apabila terjadi perubahan cuaca secara tiba-tiba tidak langsung berdampak terhadap daya tahan tubuh ayam..

Apabila terjadi musim panas sebaiknya metode pemberian pakan diganti. Pemberian pakan biasanya pada pagi dan siang hari, namun saat kondisi cuaca panas lebih baik diberikan pada pagi dan tengah malam (midnight feeding). Sesuai dengan pernyataan Riczu dan Korver (2009) bahwa pemberian pakan pada saat tengah malam akan menghasilkan telur yang lebih baik karena telur sedang dibentuk sehingga zat-zat makanan yang diabsorbsi oleh pencernaan dapat menambah materi pembentuk telur. 3. Campuran ransum

Risiko akibat campuran ransum tidak dapat langsung terlihat, namun masih butuh waktu yang cukup lama apakah campuran ransum yang diberikan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi telur. Campuran ransum tidak akan berpengaruh nyata pada saat fase pertumbuhan, namun pada fase puncak dan fase penurunan akan berpengaruh nyata terhadap produktivitas telur. Perubahan cuaca dapat mengakibatkan kualitas pakan menurun akibat adanya jamur. Faktor campuran ransum sangat berpengaruh terhadap sumber risiko yang lain karena sangat berpengaruh terhadap nafsu makan yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap produktivitas telur. Konsumsi ransum tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas ransum, namun lingkungan dan umur ayam juga akan mempengaruhi. Pendapat yang sama juga dinyatakan Iji (2005), bahwa

(21)

konsumsi pakan dipengaruhi oleh keseimbangan nutrisi pakan, strain, umur, status kesehatan, dan keterjangkauan pakan serta suhu lingkungan.

Strategi yang harus dilakukan oleh Utama Farm untuk mengatasi risiko campuran ransum yaitu dengan mengecek kualitas pakan setiap hari apalagi saat musim penghujan untuk mencegah adanya jamur ataupun bakteri yang akan memicu timbulnya penyakit. Dalam pemilihan bahan baku ransum memang harus selektif agar kebutuhan protein dapat terpenuhi. Kualitas ransum yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kekebalan tubuh ayam dalam melawan penyakit dan untuk mendukung pertumbuhan ayam dan telur yang dihasilkan berkualitas bagus yang dapat diterima pasar serta mempunyai harga jual yang tinggi.

Untuk menjaga kualitas ransum maka pihak dari Utama Farm selalu melakukan pengecekan kualitas dari bahan baku ransum maupun campuran ransum yang digunakan pada laboratorium. Oleh karena itu pihak Utama Farm harus mempertahankan manajemen ini agar kualitas dari telur dapat terjaga dan risikonya dapat diminimalisir.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Sumber risiko yang terdapat pada usaha peternakan ayam petelur Utama Farm terdiri dari 3 sumber risiko yaitu sumber risiko penyakit, lingkungan, dan campuran ransum.

2) Nilai probabilitas yang paling tinggi terdapat pada fase II sebesar 49,87 persen dan fase III sebesar 47,78 persen, sedangkan pada fase I sebesar 14,06 persen. Begitu pula dengan dampak risiko yang terjadi dimana dampak risiko yang paling tinggi terdapat pada fase II disusul oleh fase III dan fase I.

3) Alternatif strategi yang diusulkan yaitu:

a. Apabila terjadi stres panas perbanyak air minum b. Mengganti metode pemberian pakan

c. Pemakaian obat selektif. d. Melakukan biosecurity

e. Mengurangi pakan pada saat cuaca panas

Saran

Saran ataupun masukan yang ada pada strategi preventif dan mitigasi dapat memberikan hasil yang diinginkan dan dapat meningkatkan produksi telur di usaha peternakan ayam petelur dengan saran:

a. Semua aspek manajemen yang ada di Utama Farm baik dari pemilik/manajer kandang, divisi-divisi ataupun pekerja harus berkoordinasi dengan baik.

b. Kandang semi terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang dapat diatur. c. Pengontrolan dan pengawasan terhadap kegiatan operasional harus intensif agar

(22)

d. Sanitasi kandang dan penyemprotan kandang harus tetap dilakukan untuk menjaga kebersihan kandang agar mencegah berkembang biaknya hama dan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertahanan Pangan-Kementerian Pertanian. 2012. Konsumsi Daging, Telur, Susu

Nasional Tahun 2008-2012. (online). (http://www.deptan.go.id, di akses 01

September 2013).

Darmawi, Hermawan. 2005. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. 2012. Populasi Ternak Kabupaten Pamekasan

Tahun 2010. (online). (http://disnak.jatimprov.go.id, di akses 05 September

2013).

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. 2012. Tipe kandang ayam petelur. (online). (http://disnak.jatimprov.go.id, di akses 22 Januari 2014).

Direktorat Jenderal Peternakan. 2013. Populasi Ayam Ras Petelur Menurut Provinsi

Tahun 2009-2013*. (online). (http://www.deptan.go.id, di Akses 01 September

2013).

Iji, P. 2005. Feed Intake. (online), (http://www.poultryhub.org, di akses 20 januari 2014).

Kountur, R. 2006. Manajemen Risiko. Abdi Tandur. Jakarta.

_________. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Penerbit PPM. Jakarta.

Pokphand. 2007. Pullet CP 909. Penerbit PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.

Poultry. 2010. Pasang Surut Penyakit Unggas. Majalah Ekonomi, Industri, dan Teknik Perungngasan. Penerbit PT. Kharisma Satwa media. Jakarta.

Rahmat, R. H. 2010. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit CV. Arvino Raya. Bandung. Riczu, C. dan D. Korver. 2008. Effect of midnight feeding on the bone density and egg

quality of brown and white table egg layers. Canadian Poultry Magazine (7),

(online). (http://www.poultryindustrycouncil.ca, di akses 20 Januari 2014). Tarmudji. 2005. Penyakit Pernafasan pada Ayam, Ditinjau dari Aspek Klinik dan

Patologik serta Kejadiannya di Indonesia. WARTAZOA, (online), Vol. 15,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, diperlukan adanya suatu sistem informasi monitoring proyek yang mampu untuk membantu dan mempermudah perusahaan ini dalam

Bibliokonseling merupakan kegiatan konseling yang dapat membantu klien daam menyelesaikan permasalahan menggunakan buku sebagai media untuk kegiatan konseling.

Bank Syariah Mandiri KCP Aceh Darussalam penulis banyak melakukan kegiatan kerja praktik pada bagian costumer service, yaitu bagian yang memberikan pelayanan kepada nasabah yang

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dalam proses pembuatan badik Makassar produksi Daeng Ngawing di Dususn Timporongan Desa Lengkese Kecamatan Mangarabombang Kabupaten

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat Banding mempelajari dengan seksama berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri balige Nomor :

Prinsip pembelajaran komunikasi matematis dengan metode complete sentence adalah; (1) metode pembelajaran mudah dan sederhana dimana siswa belajar melengkapi

hambatan-hambatan guna mencapai efektivitas penggunaan informasi dalam proses perencanaan di Sub Bagian Bina Program Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, khususnya yang menyangkut:

Hanya saja hasil dari pembelajaran yang dilakukan oleh orang dengan tipe belajar visual dengan metode Mind Mapping akan pada umumnya lebih baik daripada orang