ABSTRACT
Carbonated drinks can be interpreted as carbonated soft drinks having the formula H2CO2. Carbonation is gas reinjection effect CO2 (carbon dioxide) into the beverage that has the the appearance of a bubbly-bubbles that serve freshimpression. According to Southern Illionis University School Of Dental Medicine after 3 minutes of consuming soft drinks erosion of enamel 10 times more potent than drink juice of fruit. The purpose is aware of the effect before an after drinking fizzy drinks to the acidity of pH saliva boarding students majoring in nursing teeth kind of research using pra eksperiment with methods One Group Pretest Posttest, number of respondents 30 people research conducted in March 2015 in the department on nursing dormitory gear retrieval method the sample random sampling. Analysis test using Paired Sample T-Test results showed that the average pH saliva before drinking carbonated beverages, namely 7,00 (neutral) while the average (pH) saliva after drinking fizzy drinks that 5,13 (acid) then data analysis using Paired Sample T-Test obtained significant value is 0,000 < 0,05 then Ho not accept and Ha accept. Conclusion is there is the effect before and after drink soft drink to the level of acidity (pH) saliva in dental nursing dormitory department.
Keywords : Before And After Drinking Fizzy Drinks,
(pH) Of Saliva
ABSTRAK
Minuman bersoda dapat diartikan sebagai minuman ringan berkabonasi yang memiliki rumus H CO . Karbonasi merupakan efek penginjeksian gas 2 3 CO (karbondioksida) kedalam minuman, sehingga 2 memiliki penampakan bergelembung-gelembung yang menyuguhkan kesan segar. Menurut penilitian
Southern Illionis University School Of Dental Medicine
setelah 3 menit mengkonsumsi minuman bersoda terjadi pengikisan enamel 10 kali lebih kuat
dibandingkan minum jus atau buah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Jenis penelitian menggunakan pra eksperimen dengan metode one
group pretest posttest, jumlah responden 30 orang,
penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 di Asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Cara pengambilan sampel yaitu dengan sampel random sampling. Uji analisis dengan menggunakan uji Paired Sample
T-Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pH
saliva sebelum minum minuman bersoda yaitu 7,00 (netral) sedangkan rata-rata pH saliva sesudah minum minuman bersoda 5,13 (asam) maka (pH) saliva mengalami penurunan sebesar 1,87. Hasil analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai yang signifikan yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha ditrima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi.
Kata Kunci : Sebelum dan Sesudah Minum Minuman
Bersoda, pH Saliva
BERSODA TERHADAP (pH) SALIVA PADA MAHASISWA ASRAMA
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
1 2 3
Anisa Nabila , Siti Sulastri , Almujadi
1
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai Mojo no. 56. Pingit, Yogyakarta
e-mail : anisanabila.an.an@gmail.com
PENDAHULUAN Latar Belakang
K e s e h a t a n t i d a k h a n y a m e l i p u t i kesehatan tubuh secara umum tetapi juga kesehatan gigi dan mulut. Sebagian besar masyarakat mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga hampir setiap orang pernah merasakan sakit
gigi. Faktornya bisa bermacam-macam tetapi kebanyakan orang sakit gigi karena giginya berlubang besar dan biasanya sudah mengenai pulpa. Gigi berlubang atau karies adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam k a r b o h i d r a t m e l a l u i p e r a n t a r a mikroorganisme (bakteri) yang ada dalam
1
saliva. Bakteri tersebut mampu meragikan g u l a d a l a m k a r b o h i d r a t s e h i n g g a m e n g h a s i l k a n a s a m y a n g d a p a t menurunkan pH (power of hydrogen) rongga mulut. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi secara
2
perlahan-lahan. Untuk meningkatkan pH saliva dapat dengan cara minum air putih minimal 6 - 8 gelas perhari. Atau sekitar 1,5 - 2 liter. Kebutuhan tersebut akan meningkat pada kondisi tertentu, seperti pada cuaca yang panas, sedang beraktifitas berat, kondisi demam atau stress. Dari total kebutuhan cairan, 80% dipenuhi dari minuman sedangkan 20% sisanya dari
3
makanan. Dalam perkembangan peradaban manusia selain mengkonsumsi “air putih” berbagai cara dilakukan untuk menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi minuman termasuk melalui penambahan variasi rasa, warna maupun kemasan. Industri minuman modern menjadi sangat berkembang seperti aneka minuman ringan (minuman bersoda). Minuman bersoda adalah minuman yang dikarbonasikan. Minuman bersoda memiliki rumus H CO yang terdiri dari komponen air, 2 3
zat pewarna, kafein, glukosa, bisphenol A,
4
dan asam sitrat. Air ludah (saliva) dan plak mempunyai pH 6,5. Titik kritis untuk kerusakan gigi adalah 5,7 dan ini dicapai dan terlampaui sekitar 2 menit setelah gula masuk kedalam plak. Jika gula masuk dalam makanan dan minuman telah ditelan, diperlukan sekitar 13 menit untuk menaikkan pH keatas titik kritis sehingga kerusakan gigi
5
dapat terhenti. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 penghuni Asrama Jurusan Keperawatan Gigi pada tanggal 5 Januari 2015 dengan metode eksperimen didapatkan bahwa terdapat pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap (pH) saliva. pH menurun setelah minum minuman bersoda.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini diketahui ada pengaruh sebelum dan sesudah minum m i n u m a n b e r s o d a t e r h a d a p t i n g k a t keasaman (pH) saliva pada mahasiswa A s r a m a J u r u s a n K e p e r a w a t a n G i g i sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya rata-rata tingkat keasaman (pH) saliva sebelum minum minuman bersoda pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi, diketahuinya rata-rata tingkat keasaman (pH) saliva sesudah minum minuman bersoda pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi.
Manfaat Penelitian
Bagi teoritis yaitu dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan tentang ilmu kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan dengan pengaruh pH saliva. Bagi penulis y a i t u d i h a r a p k a n d a p a t m e n a m b a h pengetahuan dan wawasan penulis tentang pengaruh sebelum dan sesudah minum m i n u m a n b e r s o d a t e r h a d a p t i n g k a t keasaman (pH) saliva pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Bagi penghuni Asrama Jurusan Keperawatan Gigi yaitu diharapkan penghuni Asrama J u r u s a n K e p e r a w a t a n G i g i d a p a t mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap (pH) saliva sehingga penghuni Asrama Jurusan Keperawatan Gigi dapat mengurangi minum minuman bersoda.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Pra eksperimen yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus dalam suatu saat. Tiap obyek penelitian hanya diobservasi sekali saja & pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek
6
penelitian diamati pada waktu yang sama.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal di Asrama Jurusan Keperawatan Gigi Yogyakarta dengan jumlah 81 orang sedangkan sample pada p e n e l i t i a n i n i b e r j u m l a h 3 0 o r a n g . Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode “simple random
sampling atau acak sederhana” yaitu bahwa
setiap anggota/unit mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana dg cara mengundi anggota
6
populasi menggunakan angka acak.
Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015. Lokasi penelitian dilaksanakan di asrama Jurusan Keperawatan Gigi Jalan Kyai Mojo No 56 Pingit, Yogyakarta
Variabel Penelitian
Variabel pengaruhnya yaitu minuman bersoda dan variabel terpengarunya yaitu tingkat keasaman (pH) saliva, variabel terkendalinya yaitu waktu penelitian (pukul 16.00), meminum minuman bersoda selama 3 menit, volume minuman 200 ml, cara meminum yaitu dg diminum langsung atau tidak di kumur dan variabel tak terkendalinya yaitu jumlah produk saliva.
Definisi Operasional Variabel
Tingkat keasaman (pH) saliva adalah derajat keasaman saliva responden yang diukur dalam satuan pH dengan skala pH berkisar 0-14. Ph saliva responden diukur dengan cara indikator pH (pH stick) dimasukkan kedalam mulut dan didiamkan selama 20 detik kemudian pH stick diambil ,
dari mulut responden dan dicocokkan dengan angka dan warna pH indikator. Minum minuman bersoda adalah minum m i n u m a n y a n g m e n g a n d u n g g a s karbondioksida. Minuman bersoda diminum oleh responden sebanyak 200 ml dihabiskan dalam waktu 3 menit yang sebelumnya responden minum air putih sebanyak 100 ml untuk menetralkan keadaan rongga mulut.
Prosedur Penelitian
S e t e l a h m e n d a p a t k a n r e s p o n d e n kemudian sampel dimintai persetujuan (lembar informed consent) sebagai sampel dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pawa awal bulan Maret 2015 kepada 30 orang responden pada pukul 16.00 WIB di Asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Responden dilakukan pemeriksaan yang sebelumnya disuruh minum air putih sebanyak 100 ml tanpa di kumur kemudian melakukan pengukuran skor pH awal dengan cara pH stick dimasukkan kedalam mulut dan didiamkan selama 20 detik selanjutnya pH stick diambil dari mulut dan dicocokkan dengan angka dan warna pH indicator. Responden diminta untuk minum minuman bersoda sebanyak 200 ml diminum secara langsung tanpa di kumur dan dihabiskan dalam 3 menit kemudian melakukan pengukuran skor pH akhir dengan cara pH stick dimasukkan kedalam mulut dan didiamkan selama 20 detik selanjutnya pH stick diambil dari mulut dan dicocokkan dengan angka dan warna pH indicator. Jika pH 7 (pH dalam keadaan netral) apabila
d i t u n j u k a n d e n g a n k e r t a s b e r w a r n a cenderung hijau, pH < 7 (pH dalam keadaan asam) apabila ditujukan dengan kertas berwarna cenderung kuning, pH > 7 (pH dalam keadaan basa) apabila ditujukan dengan kertas berwarna cenderung biru. Mengambil data dengan menuliskan pada format penilaian. Data hasil penelitian kemudian diolah menggunakan program komputer. Pada tahap akhir dilakukan pembuatan laporan hasil penelitian.
Manajemen Data
Data dari hasil penelitian yang berjudul perbedaan tingkat keasaman (pH) saliva sebelum dan sesudah minum minuman bersoda pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji Paired
7
Sample T-Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Responden
Distribusi responden berdasarkan jenis k e l a m i n y a n g p a l i n g b a n y a k a d a l a h Perempuan berjumlah 18 orang (60%) sedangkan Laki-Laki berjumlah 12 orang (40%) sedangkan distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah berumur 19 tahun berjumlah 13 orang ( 4 3 , 3 % ) d a n d i s t r i b u s i r e s p o n d e n berdasarkan umur yang paling sedikit adalah berumur 21 tahun berjumlah 2 orang
Tingkat Keasaman (pH) Saliva Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda
Hasil pengukuran pH saliva sebelum minum minuman bersoda terhadap 30 responden pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi didapatkan hasil bahwa pH 7 adalah yang paling banyak berjumlah 18 orang (60%) sedangkan hasil pengukuran pH saliva sesudah minum minuman bersoda terhadap 30 responden p a d a m a h a s i s w a A s r a m a J u r u s a n Keperawatan Gigi didapatkan hasil bahwa pH 4 adalah yang paling banyak berjumlah 12 orang (40%). Rata-rata pH saliva sesudah mendapat perlakuan minum minuman bersoda mengalami penurunan (pH) saliva dari 7,00 menjadi 5,13 dengan selisih 1,87.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total No 1. 2. Jumlah 12 18 30 Prosentase (%) 40 60 100
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur (th) 18 19 20 21 22 No 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah 3 13 9 2 3 Prosentase (%) 10 43,3 30 6,7 10 Total 30 100
Tabel 3. Hasil Prosentase Tingkat Keasaman (pH) Saliva Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda
pH 4 5 6 7 8 Total Sebelum Minum Minuman Bersoda f - % 0 0 0 0 6 20 18 60 6 20 30 100 Setelah Minum Minuman Bersoda f - % 12 40 6 20 8 26,7 4 13,3 0 0 30 100 Tabel 4. Rata-rata (x) Tingkat Keasaman (pH) Saliva Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda Variabel Minum Minuman Bersoda Terhadap Tingkat Keasaman (pH) Saliva Mean (x) Sebelum 7.00 Sesudah 5.13 Selisih 1.87
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Hasil Uji Statistika Dengan Menggunakan
Kolmogorov Smirnov dapat disimpulkan
bahwa Zhitung < dari Ztabel maka ada pengaruh sebelum dan sesudah minum m i n u m a n b e r s o d a t e r h a d a p t i n g k a t keasaman (pH) saliva.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi dapat diketahui bahwa sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva pada mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi, rata- rata tingkat keasaman (pH) saliva mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi sebelum minum minuman bersoda sebesar 7,00 (netral), rata-rata tingkat keasaman (pH) saliva mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan Gigi sesudah minum minuman bersoda sebesar 5,13 (asam)
Saran
Saran yang dapat diambil yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap t i n g k a t k e a s a m a n ( p H ) s a l i v a p a d a mahasiswa Asrama Jurusan Keperawatan G i g i , m a h a s i s w a A s r a m a J u r u s a n Keperaatan Gigi dianjurkan mengurangi dalam mengkonsumsi minuman bersoda karena minuman bersoda dapat melarutkan email gigi sehingga gigi mudah karies, biasakan berkumur atau minum air putih setelah mengkonsumsi minuman bersoda untuk mengurangi terjadinya perubahan pH saliva menjadi asam.
Tabel 5. Hasil Uji Statistik Dengan Menggunakan
Kolmogorov Smirnov Sebelum dan
Sesudah Minum Minuman Bersoda Terhadap Tingkat Keasaman (pH) Saliva
Kolmogorov-Smirnov Zhitung Kolmogorov-Smirnov Ztabel pH Awal 1,64 1,96 pH Akhir 1,35 1,96
Hasil Uji Homogenitas Levene's
Hasil Uji Statistika Dengan Menggunakan Homogenitas Levene's dapat disimpulkan bahwa Fhitung < dari Ftabel maka ada pengaruh sebelum dan sesudah minum m i n u m a n b e r s o d a t e r h a d a p t i n g k a t keasaman (pH) saliva.
Tabel 6. Hasil Uji Statistika Dengan Menggunakan Homogenitas Levene's Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda Terhadap Tingkat Keasaman (pH) Saliva
Levene's Fhitung Levene's Ftabel pH Awal 1.583 3.354 pH Akhir 0.195 2.975
Hasil Uji Paired Sample T-Test
Hasil Uji Statistik menggunakan paired sample t- test menunjukan hasil sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva dengan p = 0,000 < 0,05 Ho ditolak maka ada pengaruh sebelum dan sesudah minum minuman bersoda terhadap tingkat keasaman (pH) saliva.
Tabel 7. Hasil Uji Statistik Dengan Menggunakan Metode Paired Sample T-Test Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda Terhadap Tingkat Keasaman (pH) Saliva
Sebelum dan Sesudah Minum Minuman Bersoda Terhadap Tingkat Keasaman (pH) Saliva N 30 T 12.479 α 0.05 p 0.000
DAFTAR PUSTAKA
1. Irma, I dan Intan, A. 2013. Penyakit Gigi,
Mulut dan THT. Yogyakarta : Nuha Medika
2. Martariwansyah. Gigi Berlubang No Way diunduh tanggal 29 Desember 2014 dari
http://martariwansyah.blogspot.com/2007 /08/gigi-berlubang-no- way.html
3. Setiawan. 2007. Minuman Bersoda Bisa
Tingkatkan Asupan Cairan Kedalam Tubuh diunduh tanggal 3 Januari 2015
dari http://www.kompas.com
4. Memobee. Ini Dia Zat Berbahaya dalam
Minuman Soda. Diunduh tanggal 21
J a n u a r i 2 0 1 5 d a r i
http://www.memobee.com/ini-dia-zat-berbahaya-dalam- minuman-soda-6773-news.html
5. Besford. 2006. Pengaruh Gula Terhadap
Gigi diunduh tanggal 29 Desember 2014
dari http://www.dention,bravehost.com 6. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
7. Riwidikdo, H. 2013. Statistika Kesehatan
Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press