• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. (Soeharto, 1999)

Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.

Menurut George R. Terry Manajemen proyek meliputi proses perencanaan

(planning) kegiatan, pengaturan (organizing), pelaksanaan (actuating) dan

pengendalian (controlling) (Widiasanti & Lenggogeni, 2013). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal dengan proses manajemen.

(2)

2.1.1 Fungsi Manajemen Proyek

Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang logis yang menggambarkan bahwa ada tindakan-tindakan manajemen semata-mata diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, oleh karena penetapan tujuan/sasaran merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan (planning), organisasi (organizing) dan koordinasi

(coordinating), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan

efektif. Kelima tindakan ini pada dasarnya merupakan fungsi-fungsi dari manajemen. Jika seluruh usaha kegiatan diilustrasikan sebagai bentuk input, proses dan output, maka :

1. Sumber daya yang tersedia merupakan input 2. Fungsi-fungsi manajemen merupakan proses 3. Tujuan merupakan output

Gambar 2.1 Bagan usaha kegiatan proyek (Modul MK)

Perlu diingat fungsi-fungsi manajemen didalam unsur manajemen merupakan perangkat lunaknya (prosedur operasi), manajer merupakan perangkat SDM

(brainware) serta organisasi berikut pendukungnya merupakan perangkat kerasnya.

Secara umum fungsi-fungsi manajemen dapat diuraikan sebagai berikut :

Sumber Daya Proyek Hasil Akhir Kegiatan Kegiatan Proyek

(3)

1. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan (planning)¸ berupa tindakan pengambilan keputusan yang mendukung data dan informasi,maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah :

a. Menetapkan tujuan dan sasaran proyek

b. Menganalisis kendala dan resiko yang mungkin terjadi untuk seluruh proyek ataupun per bagian-bagian dari rencana

c. Menetapkan penggunaan sumber daya

d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi

f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan

g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2. Fungsi organisasi (organizing)

Fungsi organisasi adalah berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Untuk menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan. Tindakan berupa antara lain :

(4)

a. menetapkan daftar penugasan b. menyusun lingkup kegiatan c. menyusun struktur kegiatan

d. menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.

Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.

3. Fungsi pelaksanaan (actuating)

Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :

a. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan

b. mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab c. memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam kerjasama untuk tujuan bersama. 4. Fungsi pengendalian

Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi). Tindakan-tindakan tersebut meliputi antara lain :

a. mengukur kualitas hasil

b. membandingkan hasil terhadap standar kualitas c. mengevaluasi penyimpangan yang terjadi

(5)

d. memberikan saran-saran perbaikan e. menyusun laporan kegiatan

Manfaat dari fungsi pengedalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu. Fungsi pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam struktur organisasi, laporan-laporan kemajuan pekerjaan, dan sebagainya yang menjadi bagian dari fungsi pengendallan harus dipersiapkan secara tepat dan segera agar menjadi bermanfaat. Laporan-laporan itu juga harus disimpan sebagai referensi dimasa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan secara tertib dan benar, yaitu format-format laporan yang baik, ketepatan waktu pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik. 2.1.2 Tujuan Manajemen Proyek

Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan tersebut :

1. Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek

2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya yang telah dianggarkan

3. Kualitas yang sesuai dengan persyaratan 4. Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar 2.2 Pengendalian Proyek

Pengendalian Biaya proyek merupakan langkah akhir dari proses pengelolaan biaya proyek yaitu dengan mengusahakan penggunaan biaya agar sesuai dengan perencanaan. Kegiatan pelaksanaan harus selalu dipantau dan dikendalikan agar implementasinya sesuai anggaran. Agar pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan juga suatu sikap yang mendukung, yaitu : Sadar dampak

(6)

kegiatan yang dilakukan terhadap biaya. Selalu berfikir mencari alternatif penghematan.

Permasalahan yang biasanya muncul dalam proses pengendalian biaya yaitu adanya penyimpangan anggaran, sehingga terjadi over budget. Dengan demikian, pengendalian biaya dapat berfungsi untuk memberikan informasi kondisi biaya proyek, dan melihat performa pekerjaan suatu proyek.

Pengendalian Biaya Soeharto (1999) dalam siklus proyek dikelompokkan menjadi :

1. Pengendalian biaya tahap konseptual

Pengendalian biaya tahap konseptual merupakan suatu tahapan gagasan/rencana awal yang menjadikan garis besar perwujudan fisik secara teoritis yang telah memulai meletakkan dasar jumlah biaya proyek.

2. Pengendalian biaya tahap pengembangan proyek (PP)

Pengendalian biaya tahap pengembangan proyek merupakan tahap pendetailan dari konsep-konsep pembiayaan yang telah ada, sehingga kemungkinan berubahnya biaya dan penjadwalan proyek dari estimasi awal dapat dikendalikan.

3. Pengendalian biaya tahap implementasi

Pengendalian biaya tahap implementasi memerlukan persiapan yang matang sebelum kegiatan proyek berlangsung. Tahapan tersebut meliputi penyusunan program implementasi pengendalian biaya dan penjadwalan. 2.2.1 Analisa Pengendalian Biaya

Metode pengendalian proyek yang digunakan adalah Metode Pengendalian Biaya dan Jadwal Terpadu (Earned Value). Metode ini mengkaji kecenderungan

(7)

Varian Jadwal dan Varian Biaya pada suatu periode waktu selama proyek berlangsung (Soeharto, 1999)

Cash flow atau Anggaran Kas Proyek adalah suatu metode perhitungan

penggunaan anggaran pada suatu proyek yang bertujuan agar biaya akhir proyek tidak melebihi anggaran yang tersedia. Cash flow ini biasanya dibuat sebagai salah satu bahan acuan untuk mengajukan permohonan turunnya dana proyek. Anggaran kas menunjukan perencanaan penggunaan dana untuk melaksanakan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Dalam proyek anggaran disusun berdasarkan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan. Susunan anggaran ini dituangkan dalam master schedule yang juga dijadikan acuan dalam pengendalian biaya. Cara yang ditempuh untuk mengendalikan biaya adalah dengan menganalisis dan menghitung biaya yang telah dikeluarkan setiap unit pada kurun waktu tertentu, kemudian membandingkannya dengan perencanaan biayanya, dengan membuatkan cash flow dan biaya yang masuk harus sama dengan biaya yang dikeluarkan.

Secara umum tujuan penyusunan Anggaran Kas Proyek (cash flow) adalah: a. Untuk mengetahui kemungkinan posisi kas pada masa yang akan datang. b. Untuk mengetahui terlebih dahulu kapan akan terjadi kekurangan kas serta

kapan akan terjadi kelebihan kas. Dengan demikian dapat membuat persiapan jauh-jauh hari sebelumnya seperti dari mana memperoleh dana apabila terjadi kekurangan kas, juga dapat dipersiapkan kemana harusmdipergunakan bila terjadi kelebihan kas.

c. Sebagai dasar unuk melakukan pengendalian kas. Pembuatan cash flow terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilihat pada master schedule dan dilanjutkan dengan identifikasi persentase bobot pekerjaan. Yang dimaksud persentase bobot pekerjaan adalah

(8)

besarnya persen pekerjaan siap, dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya. Dari pembuatan cash flow dapat diketahui besarnya pengeluaran, selisih pendapatan serta saldo akhir dari keuangan proyek.

2.3 Metode Pengendalian Biaya

Untuk Pengendalian Biaya dan jadwal terdapat dua macam teknik dan metode (Soeharto, 1995) yang luas pemakaiannya, yaitu:

1. Identifikasi varians 2. Konsep nilai hasil 2.3.1 Identifikasi varians

Secara umum identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah uang yang sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran. Sedangkan untuk jadwal, identifikasi dilakukan dengan menganalisis kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan waktu perencanaan.

Dalam teknik analisis varians dapat diketahui hal-hal sebagai berikut : 1. Biaya pelaksanaan dengan anggaran

2. Waktu pelaksanaan dengan jadwal

3. Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana 4. Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana

5. Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja dengan anggara 6. Jumlah penyelesaian pekerjaan dengan rencana

(9)

Contoh Identifikasi varians

Gambar 2.2. Varian Biaya Konstruksi (Soeharto, 1995) 2.3.1.1 Kombinasi Identifikasi Varian dengan Grafik “S”

Salah satu teknik pengendalian kemajuan proyek adalah memakai kombinasi grafik “S” dan tonggak kemajuan (milestone). Milestone adalah titik yang dianggap menandai suatu peristiwa yang dianggap penting dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek. Titik Milestone ditentukan pada waktu pembuatan perencanaan dasar yang disipakan sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian kemajuan proyek. Penggunaan milestone yang dikombinasikan dengan grafik “S” sangat efektif untuk mengendalikan pembayaran berkala.

(10)

Gambar 2.3 Menganalisa Varians dengan Grafik Kurva S (Soeharto, 1999) Besar Varians (komulatif) = 180 / 660 x 100%

= 27,20 %

Dari contoh dapat digunakan untuk memantau kemajuan pelaksanaan proyek, untuk kegiatan akuntansi dan audit proyek. Pendekatan tersebut memberikan gambaran hasil kerja masa lalu dan menunjukkan perbandingan antara hasil pelaksanaan dan perencanaan.

2.3.2 Konsep nilai hasil

Metode konsep nilai hasil (earned value concept) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam memantau dan mengendalikan kegiatan proyek, sehingga efektifitas kegiatan tersebut dapat dicapai. Konsep perhitungan besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan (budgeted cost of works performed).

Tiga pendekatan yang dipakai pada konsep nilai hasil : 1. Biaya pekerjaan berdasarkan anggaran

2. Pekerjaan yang masih berlangsung

(11)

Persamaan untuk nilai hasil (earned value) : = % penyelesaian x Anggaran Earned value analysis menggunakan 3 nilai dasar indicator pada tiap-tiap aktivitas:

1. The Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS) atau The Planned Value (PV) BCWS/PV adalah proporsi biaya yang direncanakan untuk dipergunakan oleh sebuah aktivitas. Atau anggaran biaya pekerjaan yang dijadwalkan untuk dilaksanakan dalam periode tertentu (minggu atau bulan).

𝑩𝑪𝑾𝑺 = 𝑷𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒋𝒂𝒅𝒘𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝑿 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑿 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕..(2.1)(Soeharto, 1995)

2. The Actual Cost of Work Performanced (ACWP) atau The Actual Cost (AC), ACWP merupakan total biaya aktual yang terjadi selama melaksanakan penyelesaian aktivitas. Atau realisasi biaya pelaksanaan satu atau beberapa kegiatan dalam periode tertentu (minggu atau bulan)

𝑨𝑪𝑾𝑷 = 𝑨𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑿 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕..(2.2) (Soeharto, 1995)

3. The Budgeted Cost of Work Performanced (BCWP) atau The Earned Value

(EV)

BCWP merupakan prosentase dari budget yang seharusnya dikeluarkan sesuai dengan performa yang telah dicapai untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Atau anggaran biaya pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam periode tertentu (minggu atau bulan)

𝑩𝑪𝑾𝑷 = 𝑷𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑿 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑿 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕..(2.3) (Soeharto, 1995)

(12)

Gambar 2.4 Kurva Earned Value (Meredith & Samuel J. Mantel, 2009)

Dengan menggunakan 3 indikator (BCWS,BCWP dan ACWP), maka dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek.

2.3.2.1. Varians Biaya (CV) dan varians jadwal terpadu (SV)

Varians Biaya / Cost Variance (CV) atau Penyimpangan Biaya, yaitu selisih biaya antara yang dianggarkan dengan Realisasi

𝑪𝑽 = 𝑩𝑪𝑾𝑷 − 𝑨𝑪𝑾𝑷…………(2.4) (Maromi & Indryani, 2015)

Varians Jadwal / Schedule Variance (SV) atau Penyimpangan Jadwal , yaitu selisih waktu/durasi antara yang dianggarkan dengan Realisasi

𝑺𝑽 = 𝑩𝑪𝑾𝑷 − 𝑩𝑪𝑾𝑺………… (2.5) (Maromi & Indryani, 2015)

Angka negatif biaya terpadu yang menunjukkan biaya lebih tinggi dari anggaran disebut Cost overrun. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari pada anggaran, yang disebut Cost underrun. Demikian

(13)

halnya juga dengan jadwal, angka negatif berarti keterlambatan/biaya di atas anggaran, angka nol berarti cepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari pada jadwal

2.3.2.2. Indeks produktifitas dan kinerja

Indeks Kinerja Biaya / Cost Performance Index(CPI) 𝑪𝑷𝑰 =𝑩𝑪𝑾𝑷

𝑨𝑪𝑾𝑷……….(2.6) (Maromi & Indryani, 2015)

Indeks Kinerja Jadwal / Schedule Performance Index (SPI) 𝑺𝑷𝑰 =𝑩𝑪𝑾𝑷

𝑩𝑪𝑾𝑺……...(2.7) (Maromi & Indryani, 2015)

Bila angka kinerja:

1. Angka indeks kinerja kurang dari satu (< 1). Ini berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Angka indeks kinerja dari satu (>1) Ini berarti kinerja pelaksanaan atau pelaksanaan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.

3. Angka indeks kinerja terlalu tinggi (makin besar perbedaannya dari angka satu) Ini berarti makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak realistis.

2.3.2.3. Perkiraan biaya penyelesaian proyek / Forecasting

Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan anggaran yang dialokasikan atau BCWP. Sedangkan pengeluaran tercatat pada sistem akuntansi atau ACWP. BCWP dan ACWP dapat memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang diperoleh saat pelaporan. Pembuatan prakiraan biaya atau jadwal sangat bermanfaat

(14)

karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang bila kecenderungan yang ada saat ini (saat pelaporan) tidak mengalami perubahan. Sehingga tersedia kesempatan untuk mengadakan pembetulan.

Rumus yang digunakan :

a. Perkiraan biaya untuk pekerjaan yang tersisa / Estimate to complete (ETC)

Yaitu perkiraan biaya yang masih harus dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek

𝑬𝑻𝑪 = (𝑨𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒐𝒚𝒆𝒌− 𝑩𝑪𝑾𝑷

𝑪𝑷𝑰 )…(2.8) (Maromi & Indryani,

2015)

b. Perkiraan total biaya proyek / Estimate at completion (EAC) Ramalan biaya akhir proyek yang dihitung pada saat review

𝑬𝑨𝑪 = 𝑨𝑪𝑾𝑷 + 𝑬𝑻𝑪………(2.9) (Maromi & Indryani, 2015)

(15)

Tabel 2.1 Berbagai Kemungkinan Performa Proyek

Sumber : (Soeharto, 1995)

Gambar 2.6. Berbagai Kemungkinan Performa Proyek (Meredith & Samuel J. Mantel, 2009)

(16)

2.4. Analisa Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan tugas akhir selama 10 tahun terakhir : Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu (10 tahun terakhir)

NO Judul Author Jenis Tahun Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1 Metode Earned Value untuk

Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek Pembanguna Condotel de Pasa Surabaya

Muhammad Ieuzul Maromi

Retno Indryani

Jurnal 2015 Pendekatan

Kuantitatif Terjadi keterlambatan proyek sampai dengan minggu ke 67 karena hasil nilai SPI <1, dibutuhkan waktu 99 minggu (TE) untuk penyelesaian akhir proyek dengan nilai (ETC)

RP. 29.124.569.975 2 Analisa Earned Value pada

Proyek Vimala Hills Villa and Resort Bogor

Yomelda

Christiono Utomo Jurnal 2015 Pendekatan Kuantitatif Observasi

Pada akhir peninjauan yaitu pada minggu ke-86, nilai kinerja jadwal proyek (SPI) sebesar 0.58281. Hal ini menunjukan bahwa proyek mengalami keterlambatan sebesar 25,19% dari rencana awal proyek yang direncanakan sebesar 60,38% dengan realisasi sebesar 35,19%. Berdasarkan hasil analisa biaya, nilai CPI sebesar 0.92373 yang menunjukan bahwa biaya yang telah dikeluarkan melebihi biaya yang direncanakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek hingga akhir peninjauan antara lain :

a. Kondisi cuaca lokasi proyek yang hampir setiap hari

b. Tenaga kerja kontraktor pelaksana yang kurang dan keterlambatan material datang.

c. Terjadi kesalahan pekerjaan sehingga pekerjaan harus diperbaiki dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

3 Analisis Kinerja Proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru SMKN 6 Balikpapan

Noviar

Anang Yahya Jurnal 2015 Pendekatan Kuantitatif Perbandingan grafi k kumulatif pada minggu ke-22 sampai minggu ke-26. Grafi k BCWP di atas grafi k BCWS, yang berarti pelaksanaan proyek lebih cepat dari jadwal rencana dan pelaksanaan proyek

(17)

selesai di minggu ke- 26. Pada minggu ke-22 sampai minggu ke-26 kontraktor pelaksana melaksanakan pekerjaan pasangan lantai 1, 2, dan lantai 3. Pekerjaan mekanikal, pekerjaan instalasi air buangan, dan instalasi.

4 ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

(Studi Kasus Pada Proyek ICB Civil Work Construction off Spillway of Countermeasures for Sedimen in Wonogiri)

Agung Pamungkas, Sugiarto Sugiono Jurnal Studi kasus 2013 Pendekatan Kuantitatif Observasi

Hasil analisis dengan menggunakan metode Earned Value Analysis terhadap waktu dan biaya pada Proyek Pembangunan Spillway di waduk Gajah Mungkur wonogiri adalah:

1. Total biaya pelaksanaan proyek berdasarkan nilai hasil Rp 65,119,105,506.54 sehingga di minggu ke 13 mengalami kerugiaan sebesar Rp 1,286,354,372.41.

2. Total biaya konstruksi dengan memperhitungkan bunga selama masa konstruksi adalah 9,225,434,496,93.

3. Prakiraan waktu penyelesaian proyek apabila menggunakan perhitungan komulatif, berdasar minggu ke-109 adalah 448,67 hari (29 februari 2014), sedangkan waktu rencana adalah 469 hari (30 juni 2013). Hal ini menunjukkan bahwa waktu penyelesaian lebih cepat 21 hari dari yang direncanakan, dengan biaya Rp101,828,845,159.98 dengan dana tersisa Rp 37,528,171,410.02.

5 ANALISIS KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT

BANYUMANIK II DENGAN MENGGUNAKAN

EARNED VALUE ANALYSIS

(EVA) DAN

PROJECT EVALUATION REVIEW TECHNIQUE (PERT)

Aries Susanty, Adi Luhung Pekerti, Diana Puspita Sari

Jurnal 2016 Pendekatana Kuantitatif Observasi

1. Hasil perhitungan dengan menggunakan EVA menunjukkan bahwa sisa kegiatan dalam proyek diperkirakan akan dapat diselesaikan dalam kurun waktu 118 hari atau pada tanggal 14 Mei 2016 apabila kondisi kinerja proyek seperti pada saat pelaporan ini dibuat. Dalam hal ini, proyek akan terlambat dari target awal, yaitu pada tanggal 17 Januari 2016.

2. Proyek diperkirakan akan memerlukan dana penyelesaian sebesar Rp 21.080.028.070 atau proyek akan kekurangan dana sebesar Rp 1.721.211.278,13 dari anggaran awal yang telah ditetapkan sebesar Rp19.358.816.791,79

3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metoda PERT dapat disimpulkan bahwa, jika sisa kegiatan proyek dipercepat dan proyek dapat diselesaikan dalam kurun waktu 117 hari, maka total biaya yang diperlukan adalah Rp.4.787.828.482

(18)

6 EARNED VALUE METHOD

UNTUK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Balaikota Surakata

Dwi hartono

Delan Suharto Jurnal 2007 Pendekatan Kuantitantif Terjadi penyimpangan waktu penyelesaian proyek, dimana pada pelaporan tanggal 7 Februari 2003 proyek selesai tanggal 1 Agustus 2003, dan pelaporan tanggal 7 April 2003 selesai tanggal 26 Juli 2003, sedangkan pada pelaporan tanggal 12 Mei 2003 proyek diperkirakan selesai tepat waktu, yaitu tanggal 22 Juli 2003 Besar prakiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sampai akhir proyek adalah : pada Pelaporan Tanggal 7 Februari 2003 Rp7.737.903.910 Pelaporan Tanggal 7 April 2003 Rp7.707.194.590 Pelaporan Tanggal 12 Mei 2003 Rp 7.648.147.210 sedangkan anggararan awal proyek Rp 7.750.254.270..

7 KAJIAN PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE

STUDI KASUS : PADA PROYEK THE GROVE APARTEMENT HK-PP JO Alfian Rismawan Ike Pontiawaty, Budiono \Jurna l 2013 Pendekatan Kuantitatif Observasi

Berdasarkan parameter BCWS, BCWP dan ACWP diperoleh nilai CV (Cost Variance) Rp 5.457.337.636,9072. Nilai SV (Schedule

Variance) Rp (-) 67.550.489.315,7929. Nilai ECAC (Estimated Cost At Completion) Rp 438.147.179.835,9170 < BAC (Budget At

Completion) Rp 479.054.304.123,31. Nilai ETAC (Estimated Time At Completion) 15,2848 Bulan > TAC (Target At Completion) 10 Bulan.

Hasil tersebut menunjukan proyek mengalami keterlambatan tetapi biaya akhir lebih rendah dari biaya yang direncanakan.

8 Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek

S. Y. Pujihastuti M. Priyo

Jurnal 2013 Pendekatan Kuantitatif Observasi

Analisis keseluruhan proyek adalah menganalisis tentang hasil pada minggu terakhir pelaksanaan proyek. Pada minggu

terakhir atau minggu ke-20 menunjukkan hasil analisis yaitu on

cost-on schedule

Pelaksanaan proyek tidak mengalami keterlambatan atau percepatan dan juga tidak menghasilkan untung ataupun

Merugi

9 KINERJA PELAKSANAAN

PROYEK PEMBANGUNAN Marzuki Jurnal 2014 Pendekatan Kuantitatif Observasi

1. Kinerja biaya proyek PIP di 15 desa berdasarkan Earned Value

Analysis (EVA) dapat dikategorikan baik, dimana hasil analisis

(19)

INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI KABUPATEN PIDIE JAYA

Eldina Fatimah Ibnu Abbas Majid

2. Kinerja waktu proyek PIP di 15 desa berdasarkan Earned Value

Analysis (EVA) dapat dikategorikan buruk, dimana hasil analisis

didapatkan dari indeks kinerja waktu (sebesar 0.06 – 1.00. Ratarata indeks SPI sebesar 0.57 dimana indeks normal 1.00 (proyek tepat waktu rencana)

10 ANALISA PENERAPAN METODE “EARN VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK KONSTRUKSI

(Studi Kasus : Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga, Demak) Talitha Zhafira Mandiyo Priyo Surya Budi Lesmana Jurnal - Pendekatan Kuantitatif Observasi

1. Pada minggu ke-19 menunjukkan bahwa Schedule Varians bernilai positif yang berarti proyek tidak terlambat pada minggu tersebut, sedangkan Cost Variance bernilai positif yang berarti biaya yang digunakan masih di bawah biaya rencana proyek. Nilai SV = Rp. 854.526.800,74, dan nilai CV = Rp.

1.425.777.298,00, artinya nilai SV dan CV ini menunjukkan bahwa proyek tidak terlambat dari jadwal yang direncanakan dan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dari anggaran biaya. 2. Nilai indeks performansi pada minggu ke-19 adalah nilai

Schedule Performance Index = 1,215. Sedangkan nilai Cost Performance Index = 1,418, artinya menunjukkan waktu

pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal rencana dan pengeluaran biaya lebih rendah dari anggaran yang direncanakan.

(20)

Adapun untuk Keyword dan Variable didalam peneleitian terdahulu yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Tabel Hubungan Judul dengan Keyword pada Penelitian Terdahulu (10 tahun terakhir)

No Judul Keyword Penelitian

Earned Value

Biaya Waktu Kinerja Proyek Proyek Konstruksi Pengendalian Evaluasi Proyek Laporan Proyek Analisi Varian Performance Indeks 1 Metode Earned Value untuk

Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek Pembanguna Condotel de Pasa Surabaya

X X X 2 Analisa Earned Value pada

Proyek Vimala Hills Villa and Resort Bogor

X X X 3 Analisis Kinerja Proyek

Pembangunan Ruang Kelas Baru SMKN 6 Balikpapan

X X X

4 ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek ICB Civil Work

Construction off Spillway of Countermeasures for Sedimen in Wonogiri) X X X 5 ANALISIS KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN X X X

(21)

RUMAH SAKIT BANYUMANIK II DENGAN

MENGGUNAKAN

EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) DAN PROJECT EVALUATION REVIEW TECHNIQUE (PERT) 6 EARNED VALUE METHOD UNTUK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Balaikota Surakata X X X X X 7 KAJIAN PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE

STUDI KASUS : PADA PROYEK THE GROVE APARTEMENT HK-PP JO

X X X X X

8 Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek X X X 9 KINERJA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN X X X

(22)

INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI KABUPATEN PIDIE JAYA

10 ANALISA PENERAPAN METODE “EARN VALUE” dan “PROJECT

CRASHING” PADA

PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus :

Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga, Demak)

X X X X X

(23)

Tabel 2.4 Tabel Hubungan Judul dengan Variabel Penelitian pada Penelitian Terdahulu (10 tahun terakhir) No Judul Variabel Penelitian Waktu Observasi Penelitian Rancangan Anggaran Biaya Biaya Aktual Mingguan / Bulanan Tenaga Kerja Faktor Keterlambatan / Kemajuan Bahan dan Material Progress Aktual Mingguan / Bulanan Jam Kerja Analisis Harga Satuan Analisis Kegiatan Konstruksi Variasi Lokasi Penelitian

1 Metode Earned Value untuk Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek Pembanguna Condotel de Pasa Surabaya

X X X X X

2 Analisa Earned Value pada Proyek Vimala Hills Villa and Resort Bogor

X X X X X

3 Analisis Kinerja Proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru SMKN 6 Balikpapan X X X 4 ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek ICB Civil Work Construction off Spillway of

(24)

Countermeasures for Sedimen in Wonogiri) 5 ANALISIS KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT BANYUMANIK II DENGAN MENGGUNAKAN EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) DAN PROJECT EVALUATION REVIEW TECHNIQUE (PERT) X X X 6 EARNED VALUE METHOD UNTUK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Balaikota Surakata

X X X X X X X

7 KAJIAN

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE

STUDI KASUS : PADA PROYEK THE GROVE APARTEMENT HK-PP JO

(25)

8 Aplikasi Metode Nilai Hasil (Earned Value Method) pada Sistem Pengendalian Proyek X X X X 9 KINERJA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DI KABUPATEN PIDIE JAYA X X X 10 ANALISA PENERAPAN METODE “EARN VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga, Demak)

X X X X X X X

(Sumber : Pengolahan Oleh Penulis)

Dari tabel 2.2 dan 2.4 dapat terlihat beberapa hubungan antara variabel Y (hasil penelitian jurnal) dan variabel X (variabel yang berpengaruh pada penelitian), maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sangat berpengaruh pada poin-poin tertentu pada variabel X. oleh karena itu

(26)

penulis menentukan variabel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah variabel yang paling banyak berpengaruh terhadap hasil penelitian yaitu :

1. Waktu melakukan observasi 2. Rancangan anggaran biaya

3. Factor keterlambatan/kemajuan proyek 4. Progress actual mingguan

5. Biaya actual mingguan

Dari variabel-variabel ini penulis dapat mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditentukan.

(27)

Gambar

Gambar 2.1 Bagan usaha kegiatan proyek (Modul MK)
Gambar 2.2. Varian Biaya Konstruksi (Soeharto, 1995)  2.3.1.1 Kombinasi Identifikasi Varian dengan Grafik “S”
Gambar 2.3 Menganalisa Varians dengan Grafik Kurva S (Soeharto, 1999)  Besar Varians (komulatif)  = 180 / 660 x 100%
Gambar 2.4 Kurva Earned Value (Meredith &amp; Samuel J. Mantel, 2009)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa hal yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan konseling secara efektif maka perlu adanya administrasi BK, sebagai berikut: Pencacatan data

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yaitu peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV serta

Hama ini merupakan salah satu hama yang sering menyerang tanaman mentimun. Oteng-oteng sering merusak daun pada tanaman.. Hama ini menyerang beberapa tanaman yang

Adalah keseluruhan obyek penelitian,7adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Madrasah Ibtida'iyah(M1) Ma'arif clan warga Nahdliyin di desa Ngingas dengan perincian

PPAT dalam pembuatan Akta Jual Beli ada kekurangan persetujuan atau tanda tangan dari salah satu pihak penjual atau ahli waris penjual maka akta tersebut batal

Pada command prompt akan muncul permintaan Specify next point or [Close/Undo]: Pada command prompt akan muncul permintaan Specify next point or [Close/Undo]: Jika titik koordinat

Data yang didapat adalah hasil evaluasi kemampuan keterampilan klinis mahasiswa di dua kelompok (kontrol dan eksperimen) dengan menggunakan alat ukur cek list

Pelaksanaan kegiatan Litbang TO-OT diemban oleh seluruh staf peneliti yang tentunya dibantu oleh tenaga Litkayasa dan didukung sepenuhnya oleh tim administrasi