• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN TAHUNAN

2015

KEMENTERIAN KESEHATAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah Telepon 0271-697010, Fax. 0271-697451

Website: www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id Email: b2p2toot@gmail.com

(2)

ii

SAMBUTAN KEPALA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, penyusunan dokumen “Laporan Tahunan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan obat Tradisional tahun 2015” dapat diselesaikan oleh tim penyusun. Laporan Tahunan 2015 merupakan dokumentasi tertulis sebagai bentuk pelaporan dari implementasi RKT Tahun 2015, RAK 2015-2019 dan POK Tahun 2015, yang merupakan elaborasi tugas melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (Litbang TOOT) sesuai Permenkes No 491 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Litbang TOOT.

Laporan ini secara garis besar memuat informasi mengenai hasil-hasil aktivitas dari RISTOJA, Saintifikasi JAMU mulai riset TO, bahan JAMU s.d khasiat dan keamanan formula, manajemen lab dan KTO, manajemen instalasi, manajemen BMN, manajemen kerjasama dan Jejaring Saintifikasi JAMU, dalam penyusunan laporan ini melibatkan seluruh struktur penanggungjawab kegiatan yang ada di B2P2TOOT.

Masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan tahunan 2015 semoga laporan tahunan tahun berikutnya dapat tersaji lebih baik dan lebih sempurna, akhir kata kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini dan harapan kami semoga laporan ini dapat memberikan input dalam perencanaan di masa mendatang bagi pemangku kepentingan internal dan eksternal B2P2TOOT.

Tawangmangu, Januari 2016 Kepala,

Dra. Lucie Widowati, Msi, Apt NIP. 195711211986032001

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

SAMBUTAN KEPALA ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR LAMPIRAN vI

DAFTAR SINGKATAN viI

BAB I SITUASI AWAL TAHUN 1

A. TANTANGAN 1

B. KELEMBAGAAN 5

C. SUMBER DAYA 7

BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA 19

A. DASAR HUKUM 19

B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR 19

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN 22

A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN 23 B. TANTANGAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI 23

C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN 24

BAB IV HASIL KERJA 26

A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN 26

B. PENCAPAIAN KINERJA 44

C. REALISASI ANGGARAN 44

D. PEMBELAJARAN ORGANISASI 48

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur organisasi B2P2TOOT 6

Gambar 1.2 Implementasi Fungsi B2P2TOOT dalam unit unit kerja 6 Gambar 1.3 Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT 6 Gambar 1.4 Uji Kontrol Kualitas (Quality Control/QC) dilaboratorium

galenika

12

Gambar 1.5 Eksplan tangkai daun purwoceng di ruang inkubasi 13 Gambar 1.6 Ruang Griya Jamu, Apoteker dan asisten Apoteker sedang

meracik Jamu untuk pasien

14

Gambar 3.1 Tanaman Obat Terstandar (a) Purwoceng (b) Temulawak 26 Gambar 3.2 Simplisia (a) Seledri (b) Tempuyung sebagai Bahan JAMU

Terstandar

27

Gambar 3.3 Peneliti Ristoja tahun 2015 sedang melakukan wawancara pada informan / batra di Propinsi Kalimantan Tengah

29

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Komposisi ASN B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

7

Tabel 1.2 Komposisi ASN Bagian TU berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

7

Tabel 1.3 Komposisi ASN Bidang PKSI berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

8

Tabel 1.4 Komposisi ASN Bidang Yanlit berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

8

Tabel 1.5 Komposisi ASN Bidang Yanlit berdasarkan lingkup kerja dan jenis kelamin pada Januari 2015

8

Tabel 1.6 Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan struktural pada Januari 2015

9

Tabel 1.7 Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional peneliti aktif pada Januari 2015

9

Tabel 1.8 Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional teknisi litkayasa pada Januari 2015

9

(5)

v

pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional umum pada Januari 2015

Tabel 1.10 koleksi instalasi perpustakaan B2P2TOOT pada Desember 2015

15

Tabel 1.11 Alokasi Anggaran B2P2TOOT Berdasarkan Renja K/L dan Pagu Indikatif Tahun 2015

17

Tabel 2.1 Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT periode 2015-2019 20 Tabel 3.1 Komposisi Aktifitas Utama dan Generik B2P2TOOT

berdasarkan anggaran Tahun 2015

22

Tabel 4.1 Kegiatan yang dilakukan selama 2015 sebagai bentuk implementasi SMM ISO 9001:2008

31

Tabel 4.2 Daftar pelatihan yang telah dilaksanakan terkait ISO 17025:2005

32

Tabel 4.3 Komposisi pegawai B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

36

Tabel 4.4 Komposisi pegawai Bagian TU berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

36

Tabel 4.5 Komposisi pegawai Bidang PKSI berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

36

Tabel 4.6 Komposisi pegawai Bidang Yanlit berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

36

Tabel 4.7 Komposisi pegawai Bidang Yanlit berdasarkan lingkup kerja dan jenis kelamin pada Desember 2015

37

Tabel 4.8 Perbandingan komposisi pegawai tetap B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin pada awal dan akhir tahun 2015

37

Tabel 4.9 Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan struktural pada Desember 2015

38

Tabel 4.10 Komposisi Pegawai tetap berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional peneliti aktif pada Desember 2015

38

Tabel 4.11 Perbandingan pegawai komposisi pegawai tetap berdasarkan Tingkat Jabatan Fungsional Peneliti (Aktif/ Tidak Aktif) pada awal dan akhir tahun 2015

38

Tabel 4.12 Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional teknisi litkayasa pada Desember 2015

(6)

vi

Tabel 4.13 Perbandingan komposisi pegawai tetap berdasarkan Tingkat Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa pada awal dan akhir tahun 2015

39

Tabel 4.14 Komposisi pegawai tetap berdasarjan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional umum pada Desember 2015

39

Tabel 4.15 Alokasi Anggaran B2P2TOOT setelah Revisi 43 Tabel 4.16 Capaian Kinerja Kegiatan Libang TOOT Tahun 2015 44 Tabel 4.17 Penyerapan Anggaran 2015 Berdasarkan Jenis Belanja 44 Tabel 4.18 Realisasi Capaian Kinerja dan Anggaran B2P2TOOT Tahun

2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kinerja Tahunan B2P2TOOT TA 2015 51 Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Kepala B2P2TOOT TA 2015 52 Lampiran 3 Judul Artikel di bidang tanaman obat dan obat tradisional

yang dipulikasikan di media cetak/elektronik terakreditasi Nasional dan internasional tahun 2015.

54

Lampiran 4 Judul Artikel Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang Dipublikasikan dalam Prosiding Tahun 2015

55

Lampiran 5 Kaleidoskop Kegiatan B2P2TOOT Tahun 2015 57 Lampiran 6 Pameran yang diikuti B2P2TOOT Tahun 2015 79 Lampiran 7 Daftar lampiran Kerjasama (MOU/PKS) tahun 2015 87

Lampiran 8 Kegiatan Laboratorium Tahun 2015 93

Lampiran 9 Data Peserta Pelatihan Dokter Saintifikasi Jamu Tahap XII Tahun 2015

101

Lampiran 10 Data Peserta Pelatihan Apoteker Saintifikasi Jamu Tahap IV Tahun 2015

Lampiran 11 Peserta Magang/Pelatihan tahun 2015 104 Lampiran 12 Peserta Praktek Kerja Lapangan/Prakerin/Praktikum tahun

2015

(7)

vii

DAFTAR SINGKATAN

B2P2TOOT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Litbang RAK

: :

Penelitian dan Pengembangan Rencana Aksi Kegiatan

RKT : Rencana Kinerja Tahunan POK : Petunjuk Operasional Kegiatan

TO : Tanaman Obat

TOOT : Tanaman Obat dan Obat Tradisional

KTO : Kebun Tanaman Obat

BMN BNO

: :

Barang Milik Negara Belanja Non Operasional

RISTOJA : Riset Tumbuhan Obat dan JAMU ASN : Aparatur Sipil Negara

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPPK : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

TU : Tata Usaha

PKSI : Program, Kerjasama dan Informasi Yanlit : Pelayanan Penelitian

BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan Yankestrad : Pelayanan Kesehatan Tradisional Labdu : Laboratorium Terpadu

Monev : Monitoring dan Evaluasi

Litbangkes : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan Kemenkes : Kementerian Kesehatan Kabid : Kepala Bidang

Kasi : Kepala Seksi

Kabag : Kepala Bagian Kasubag

KLT

: :

Kepala Sub Bagian Kromatografi Lapis Tipis

SD : Sekolah Dasar

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

ISO : International Organization for Standardization Dirjen : Direktorat Jendral

JFU : Jabatan Fungsional Umum SOP : Standar Operasional Prosedur Diklat : Pendidikan dan Pelatihan

(8)

1

BAB I

SITUASI AWAL TAHUN

A. TANTANGAN

Dalam tugas B2P2TOOT secara umum dan implementasi Rencana Kerja Tahunan (RKT) serta Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Tahun 2015 secara khusus, sudah teridentifikasi tantangan yang terjadi akibat interaksi dengan pihak/ lingkungan eksternal dan internal yang akan memengaruhi kinerja B2P2TOOT. Berikut adalah gambaran dari tantangan yang dikelompokan dalam substansi manajemen, yaitu:

1. Manajemen Penelitian dan Pengembangan

a. Indonesia masih merupakan satu negara dengan kekayaan dan keberagaman sumber daya hayati, baik di darat maupun laut. Namun kondisi ini berpacu dengan perilaku negatif manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam yang terus menurunkan tingkat kekayaan dan keberagaman tersebut.

b. Animo masyarakat terhadap pemanfaatan kesehatan tradisional (pengobatan tradisional) masih tinggi. Namun kondisi ini belum dibarengi dengan ketersediaan jaminan keamanan, khasiat dan mutu dari produk, praktisi, dan praktek.

c. Kebutuhan bahan JAMU dari Tanaman Obat (TO) sangat tinggi, baik untuk Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) dalam negeri dan luar negeri. Namun ini belum dibarengi dengan ketersediaan lahan dan pihak-pihak yang menjadi pemain dalam budidaya TO.

2. Manajemen Kepegawaian

a. Komposisi pegawai dengan sarana prasarana yang ada tidak sebanding sehingga masih terjadi perangkapan jabatan dan job desk baik di struktural maupun penanggungjawab laboratorium/ instalasi. Hal ini menjadikan beban kerja melebihi kemampuan personil sehingga pekerjaan tidak tertangani secara baik.

b. Belum terpenuhinya kebutuhan peneliti etnografi kesehatan dan perekayasa untuk teknologi dan inovasi JAMU menyebabkan pelaksanaan riset dan pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (TOOT) belum maksimal.

3. Manajemen Kebun Tanaman Obat (KTO)

a. Manajemen KTO berupa penambahan KTO yang memberikan kontribusi langsung pada riset budidaya TO sebagai bahan dasar JAMU belum terselesaikan. Hal ini dapat menyebabkan logistik bahan JAMU tidak sepenuhnya terpenuhi.

(9)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 2 b. Hibah KTO dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang

terletak di Cituereup yang terletak jauh dari Tawangmangu dapat menyebabkan sulitnya pemantauan dan juga pemanfaatan kebun akan sedikit terkendala dikarenakan belum adanya tenaga ahli disana.

4. Manajemen Instalasi Laboratorium Terpadu (Labdu)

a. Manajemen laboratorium yang memberikan kontribusi langsung pada Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TO dan JAMU belum terselesaikan. Hal ini menyebabkan pengadaan bahan laboratorium yang hanya menambah stok barang konsumsi dan pengadaan alat laboratorium yang belum bisa segera dimanfaatkan secara optimal. b. Belum terstandarnya laboratorium sesuai International Organization

for Standardization (ISO) 9001:2008 menyebabkan kondisi dan keadaan laboratorium kurang memadahi untuk melakukan penelitian secara maksimal. Contoh laboratorium kultur jaringan tanaman yang terlalu lembab menyebabkan banyak tanaman percobaan yang ditumbuhin jamur.

5. Manajemen Istalasi Rumah Hewancoba

a. Kondisi instalasi rumah hewancoba yang kecil sudah tidak bisa mengakomodasi keperluan laboratorium tosikologi dan farmakologi.

b. Pengembangan gedung laboratorium toksikologi dan farmakologi yang terkena moratorium sejak 2014 menghambat proses penelitian terutama penelitian formula JAMU pada uji praklinik. 6. Manajemen Istalasi Rumah Riset JAMU (RRJ)

a. Kondisi ruangan yang ada di istalasi RRJ kurang memadahi dengan jumlah pasien rata rata 150 pasien per hari, seperti di tempat pendaftaran, ruang periksa, ruang tunggu, ruang rekam medik, dan ruang peracikan JAMU. Sehingga pelayanan pasien kurang maksimal.

b. Belum adanya ruang konsultasi gizi sehingga sulit untuk melakukan edukasi dan konsultasi informasi terkait gizi ke pasien. 7. Manajemen Instalasi Pascapanen

a. Semua alat customized tidak tersedia dipasaran sehingga harus ada rancangan dan pesanan khusus, hal ini menyebabkan kesulitan dan lamanya pengadaan alat-alat di instalasi pascapanen.

(10)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 3 b. Perlu tenaga yang lebih profesional untuk penanggungjawab

peralatan guna mendukung kelancaran pelaksanaan di instalasi pasca panen.

c. Ketersediaan bahan baku yang kurang stabil. Ketersediaan bahan baku merupakan permasalahan yang kompleks. Karena menyangkut masalah kebutuhan simplisia dari klinik dan pihak luar. Bahan baku yang kurang memadai dapat menghambat proses produksi yang berlangsung di Pasca Panen.

d. Aplikasi Pascapanen belum bisa berjalan. Aplikasi pascapanen sangat dibutuhkan untuk monitoring stok, penerimaan bahan baku, dan pengeluaran simplisia. Aplikasi belum dapat berjalan dikarenakan belum ada kesiapan server dan perangkat komputer. Selain itu juga diperlukan jaringan yang stabil.

8. Manajemen Instalasi Sediaan Bahan JAMU

a. Hibah peralatan ekstraktor dari Direktorat Jendral (Dirjen) Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum dapat dioperasionalkan secara penuh dikarenakan daya listrik yang kurang memadahi.

b. Pemenuhan kebutuhan SDM dan ketersediaan bahan baku agar bisa mendukung kegiatan di instalasi sediaan bahan jamu.

c. pengadaan sarana listrik yang kurang memadai. 9. Manajemen Instalasi Produkasi JAMU

a. Peningkatan jumlah contoh produk jamu yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

10. Manajemen Instalasi Perpustakaan

a. Masih kurangnya jumlah koleksi baik dari segi judul maupun dari banyaknya eksemplar buku per judul menyebabkan peminat/ pengunjung perpustakaan dari pihak ekternal tidak banyak. b. Meningkatkan kedisiplinan bagi pengunjung terutama yang

meminjam koleksi buku di perpustakaan. 11. Manajemen Instalasi Museum JAMU

a. Tenaga fungsional belum tersedia, selama ini masih dikelola oleh Jabatan Fungsional Umum (JFU) Pustakawan. Hal ini menyebabkan pengelolaan istalasi museum JAMU kurang maksimal.

b. Masih merupakan rintisan museum JAMU dimana koleksi yang ada masih terbatas dan belum bisa menggambarkan perkembangan obat tradisional di Indonesia secara keseluruhan.

(11)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 4 12. Manajemen Instalasi Herbarium

a. Selama ini instalasi herbarium masih menjadi satu dengan Labdu dan ruang museum. Dengan belum adanya instalasi herbarium tersendiri menyebabkan penyimpanan koleksi tanaman obat dan obat tradisional baik secara kering maupun basah masih menjadi kendala tersendiri.

b. Aktifitas pengawetan yang menumpang di Labdu dan museum JAMU serta pengelola yang masih dirangkap oleh peneliti dan teknisi litkayasa menyebabkan aktifitas pengawetan kurang maksimal dan terkesan seadaanya.

13. Manajemen Instalasi Wisata Kesehatan JAMU

a. Tugas pemandu wisata kesehatan JAMU masih menjadi tugas tambahan. Hal ini menyebabkan kurang berkompetennya pemandu dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga diperlukan tenaga fungsional tersendiri.

b. Koleksi jumlah dan jenis tanaman obat ditingkatakan sehingga akan menarik minat orang untuk berkunjung.

14. Manajemen Unit Struktural

a. Masih adanya rangkap jabatan di struktural menyebabkan banyak pekerjaan struktural yang overload sehingga hanya menyisakan PR yang tidak terselesaikan dan terus menumpuk.

15. Manajemen Pengadaan dan Barang Milik Negara (BMN)

a. KTO Citeureup belum optimal dikelola karena terkendala sarana dan prasaran gedung laboratorium yang dibatasi adanya moratorium. b. Minat pihak penyedia untuk ikut serta dalam pengadaan barang dan

jasa sangat rendah. Di tengarai karena lokasi dan ongkos yang saling berkaitan.

16. Manajemen Strategis

a. Mekanisme perencanaan yang belum berjalan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal ini menyebabkan adanya kegiatan yang belum tersedia alokasi dananya. Juga monev yang tidak berjalan terstruktur dan tersistem.

b. Tidak adanya pelaporan kegiatan secara berkala dan terstruktur oleh setiap penanggung jawab kegiatan menyebabkan sulitnya pemantauan pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan. Sehingga jika terjadi kendala pengevaluasiannya.

c. Mekanisme dokumentasi dan pelaporan dari setiap output dan komponen yang dikelola setiap unit kerja belum berjalan optimal. Hal

(12)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 5 ini menyebabkan monev dan perencanaan tahun berikut tidak memiliki dasar yang sesuai kinerja.

B. KELEMBAGAAN

Berdasarkan Permenkes No. 491 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional dengan fungsi:

1. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di bidang tanamaan obat dan obat tradisional.

2. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi plasma nutfah tanaman obat.

3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi konservasi dan pelestarian plasma nutfah tanaman obat.

4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi standarisasi tanaman obat dan bahan baku obat tradisional.

5. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan dibidang tanaman obat dan obat tradisional.

6. Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat tradisional.

7. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pascapanen, analisa, koleksi spesimen tanaman obat serta uji keamanan dan kemanfaatan obat tradisional.

(13)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 6 KEPALA BIDANG PELAYANAN PENELITIAN SEKSI PELAYANAN TEKNIS SEKSI SARANA PENELITIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PROGRAM, KERJASAMA & INFORMASI

SEKSI PROGRAM DAN EVALUASI SEKSI KERJASAMA DAN INFORMASI BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN

UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN

INSTALASI

Berdasarkan Permenkes tersebut, struktur organisasi B2P2TOOT adalah sesuai gambar 1.01.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi B2P2TOOT

Dalam implementasi di unit kerja, fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 1.02. dan 1.03.

Gambar 1.2. Implementasi Fungsi B2P2TOOT dalam Unit-Unit Kerja Bidang Tata Usaha Manajemen Kepegawaian Manajemen BMN Manajemen Pengadaan BJ Administrasi Layanan Perkantoran Bidang Program, Kerjasama & Informasi Manajemen Strategis Manajemen Kerjasama Manajemen Diseminasi Wisata Iptekkes JAMU Bidang Pelayanan Penelitian Manajemen Lab Manajemen KTO RRJ Administrasi Layanan Penelitian Unit Fungsional Panitia Pembina Ilmiah Pejabat Fungsional Peneliti Pejabat Fungsional Teknisi Litkayasa Tim Penilai Peneliti Unit

(14)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 7

BIDANG KEPAKARAN

TANAMAN OBAT

bioprospecting, etnofarmakologi, budidaya, pascapanen, supply chain

OBAT TRADISIONAL

uji praklinik, uji klinik, teknologi sediaan, teknologi tepat guna, monev

Gambar 1.3. Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT

Kelompok bidang kepakaran ini dikelola oleh Panitia Pembina Ilmiah yang ditujukan untuk mengelola aktivitas-aktivitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di lingkup tanaman obat dan obat tradisional.

C. SUMBERDAYA

1. Sumber Daya Manusia

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dimiliki B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Pada Januari 2015, gambaran kepegawaian B2P2TOOT adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Komposisi ASN B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

Jenis Kelamin Jenis ASN (orang) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 51 1 94 146

Perempuan 29 7 49 85

TOTAL 80 8 143 231

Tabel 1.2. Komposisi ASN Bagian TU berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

Jenis Kelamin Jenis ASN (orang) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 14 - 29 43

Perempuan 5 1 5 11

(15)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 8 Tabel 1.3. Komposisi ASN Bidang PKSI berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

Jenis Kelamin Jenis ASN (orang) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 3 1 3 7

Perempuan 2 - 2 4

TOTAL 5 1 5 11

Tabel 1.4. Komposisi ASN Bidang Yanlit berdasarkan jenis kelamin pada Januari 2015

Jenis Kelamin Jenis ASN (orang) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 34 - 62 96

Perempuan 22 6 42 70

TOTAL 56 6 104 166

Tabel 1.5. Komposisi ASN Bidang Yanlit berdasarkan lingkup kerja dan jenis kelamin pada Januari 2015

Jenis ASN Lelaki Perempuan Sub Total PNS Kesekretariatan/ Admin - 3 3 Lab 13 15 28 KTO 12 - 12 RRJ 9 4 13 CPNS Kesekretariatan/ Admin - - - Lab - 3 3 KTO - - - RRJ - 3 3 PPPK Kesekretariatan/ Admin - 2 2 Lab 9 24 33 KTO 50 1 51 RRJ 3 15 18 TOTAL 96 70 166

Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) diadakan untuk mengakomodasi beban pekerjaan yang belum dapat ditangani oleh tenaga PNS maupun CPNS. Riset Tumbuhan Obat dan JAMU (RISTOJA) dan Saintifikasi JAMU sebagai terobosan Kemenkes yang bermula sejak

(16)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 9 2012 dan 2010, membutuhkan dukungan penuh dari lingkup kesekretariatan/ administrasi, laboratorium, KTO dan RRJ. Beban kerja yang tersedia ditengarai belum mengakomodasi tuntutan dinamika dari ke 2 terobosan Kemenkes tersebut. PPPK pada awal tahun 2015 sebanyak 143 orang yang dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi yang terdistribusi di kebun tanaman obat, laboratorium terpadu, laboratorium pascapanen, laboratorium farmakologi dan toksikologi, laboratorium sediaan JAMU, Rumah Riset JAMU (RRJ), dan bidang kesekretariatan (administrasi, satpam, pengemudi).

Tabel 1.6. Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan struktural pada Januari 2015

Jabatan Struktural

Esselon 4 Esselon 3 Esselon 2 Jenjang

Pendidikan S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3

Lelaki 3*) 2

Perempuan 1 1*) 1*) 1

Ket: *) 4 orang Esselon 4 dan 1 orang Esselon 3 merangkap sebagai

peneliti

Di awal tahun 2015, ada 5 peneliti yang merangkap sebagai pejabat struktural, yaitu:

a. Nita Supriyati, S.Si, Apt, M. Biotech (Peneliti Pertama bidang Obat Tradisional) sebagai Kabid Sarana Penelitian

b. Fauzi, MP (Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat) sebagai Kasubag Umum

c. Harto Widodo, SP, M. Biotech (Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat) sebagai Kasi Sarana Penelitian

d. Tri Widayat, M.Sc (Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat) sebagai Kasi Pelayanan Teknis

e. Amalia Damayanti, M.Si (Peneliti Pertama bidang Tanaman Obat) sebagai Kasi Kerjasama dan Informasi

Tabel 1.7. Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional peneliti aktif pada Januari 2015

Peneliti Pertama Muda Madya Utama

Jenjang Pendidikan

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3

Laki-laki 4 2 1 1 1 1

(17)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 10 Tabel 1.8. Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional teknisi litkayasa pada Januari 2015

Litkayasa Pemula Pelaksana Pelaksana

Lanjutan

Penyelia

Jenjang Pendidikan

SLTA D III S1 SLTA DIII S1 SLTA DIII S1 SLTA DIII S1

Lelaki 1 1 1 1 6

Perempuan 5 2 2

Tabel 1.9. Komposisi ASN berdasarkan jenis kelamin, jenjang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional umum pada Januari 2015 Jenjang Pendidikan SD SLTP SLTA D1/ D2 D3 S1* ) S2*) S3 Lelaki 4 2 7 2 11 Perempuan 1 3 9 1

Ket: *) S1: terdapat 9 orang sebagai calon peneliti

*) S2: terdapat 1 orang sebagai calon peneliti

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik sangat diperlukan bagi suatu organisasi sebagai penunjang tercapainya kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sarana prasarana yang dimiliki B2P2TOOT pada awal tahun 2015 berupa:

a. Instalasi Kebun Tanaman Obat

Kebun Tanaman Obat (KTO) dikelola untuk memfasilitasi aktivitas Litbang TO dalam kerangka Saintifikasi JAMU. KTO dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas, dan spesimen untuk pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Iptek, dan pelayanan Iptek. KTO dikelola sebagai kebun dan divisi TO Kemenkes, juga pusat pembelajaran Iptek untuk akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan kelompok masyarakat. Instalasi KTO terdapat di beberapa tempat, yaitu:

1) KTO Tlogodlingo, 1.800 mdpl seluas 135.995 m2 di Kec.

Tawangmangu Kab. Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik di KTO Tloglodlingo adalah timi, stevia, teh, menta, krangean, adas, purwoceng, sambang colok, kamilen dll 2) KTO Kalisoro, 1.200 mdpl seluas 2.644 m2 (produksi) dan 3.505 m2

(18)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 11 yang dapat tumbuh baik adalah taraksakum, tempuyung, echinase, daun duduk, daun ungu dll

3) KTO Ngemplak, 400-600 mdpl seluas 3.127 m2 di Kec.

Karangpandan Kab. Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung nyawa, pegagan dll

4) KTO Toh Kuning, 400-600 mdpl seluas 7.972 m2 di Kec.

Karangpandan Kab. Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung nyawa, pegagan dll

5) KTO Doplang, 400-600 mdpl seluas 350 m2 di Kec. Matesih Kab.

Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung nyawa, pegagan dll

6) KTO Tegalgede, 185-200 mdpl seluas 3.300 m2 Kec. Karanganyar

Kab. Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah daun ungu, meniran, pegagan, tempuyung dll

7) KTO Citeureup, 100-200 mdpl seluas 30.000 m2 Kec. Citeureup

Kab. Bogor Jawa Barat, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah rumput mutiara. iller, kumis kucing, meniran, daun ungu, tempuyung, tapak liman dll

(19)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 12 b. Instalasi Laboratorium Terpadu

Laboratorium Terpadu (Labdu) dikelola untuk memfasilitasi aktivitas iptek dalam kerangka Saintifikasi JAMU. Labdu dikelola sebagai pusat lab Saintifikasi JAMU Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat dalam kerangka Saintifikasi JAMU. Labdu terdiri dari: 1) Laboratorium Benih dan Pembibitan  dilantai 1, digunakan

untuk uji benih dan koleksi benih

2) Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)  dilantai 1, digunakan untuk uji biopstisida, identifikasi HPT, dan koleksi hama

3) Laboratorium Fitokimia  dilantai 1, digunakan untuk Skrining kimia, analisis kadar abu, KLT ekstrak, KLT minyak atsiri

4) Laboratorium Galenika  dilantai 1, digunakan untuk uji kadar sari, koleksi minyak atsiri, koleksi ekstrak, Optimalisasi metode ekstraksi (Inisiasi PED), Implementasi ISO 17025:2008

Gambar 1.4. Uji Kontrol Kualitas (Quality Control/QC) dilaboratorium galenika

5) Laboratorium Formulasi  dilantai 2, untuk formulasi bahan JAMU

6) Laboratorium Sistematika Tumbuhan Obat dan Herbarium  dilantai 2, digunakan untuk determinasi TO dan koleksi spesimen

(20)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 13 7) Laboratorium Instrumen  dilantai 2, digunakan untuk uji kadar

bahan aktif dan quality control bahan JAMU

8) Laboratorium Mikrobiologi  dilantai 3, digunakan untuk uji angka cemaran mikroba dan uji aktivitas antibakteri

9) Laboratorium Bioteknologi  dilantai 3, digunakan untuk uji khasiat dan uji keragaman genetik

10) Laboratorium Kultur Jaringan  di lantai 3, digunakan untuk perbanyakan TO dan produksi metabolit sekunder

Gambar 1.5. Eksplan tangkai daun purwoceng di ruang inkubasi

c. Instalasi Rumah Hewancoba

Rumah Hewancoba dikelola sebagai pusat uji praklinik Formula JAMU Kemenkes yang menyediakan sarana dan fasilitas untuk pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, diklat iptek, pelayanan iptek dalam uji keamanan dan khasiat formula JAMU yang digunakan dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

d. Instalasi Rumah Riset JAMU

Rumah Riset JAMU (RRJ) dikelola sebagai pusat uji klinik Formula JAMU Kemenkes untuk memfasilitasi aktivitas iptek formula JAMU pada manusia dalam kerangka Saintifikasi JAMU. RRJ terdiri dari dari: 1) Klinik Santifikasi JAMU (SJ) dengan 6 ruang periksa dan

terakreditasi ISO 9001:2008

2) Laboratorium Klinik dengan ruang rekam medik yang digunakan untuk pengujian/ pemeriksaan dan terakteditasi ISO 9001:2008 3) Griya JAMU yang digunakan untuk sediaan JAMU dan lalulintas

(21)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 14 Gambar 1.6. Ruang Griya Jamu, Apoteker dan asisten Apoteker sedang meracik Jamu untuk pasien

e. Instalasi Pascapanen

Instalasi Pascapanen (IP) dikelola sebagai laboratorium dan divisi simplisia Kemenkes untuk memfasilitasi aktivitas iptek pascapanen TO dan simplisia bahan JAMU dalam kerangka Saintifikasi JAMU. Terdiri dari empat lantai dengan peruntukan sebagai berikut:

1) Lantai 1  penerimaan hasil panen, pencucian, penirisan, perajangan, dan sortasi

2) Lantai 2  gudang siap edar, pembuatan kapsul serbuk, dan penimbangan

3) Lantai 3  pemanasan dengan oven dan penyimpanan simplisia jangka panjang

4) Lantai 4  penjemuran hasil panen f. Instalasi Sedian Bahan JAMU

Instalasi Sediaan Bahan JAMU (ISBJ) dikelola untuk memfasilitasi aktivitas iptek sediaan JAMU dalam kerangka Saintifikasi JAMU. ISBJ dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas dan bahan JAMU non simplisia.

g. Instalasi Produksi JAMU

Instalasi Produksi JAMU (IPJ) dikelola sebagai pusat inkubator JAMU Kemenkes untuk memfasilitasi aktivitas produksi JAMU dalam kerangka Saintifikasi JAMU. IPJ menyediakan produk JAMU dan hasil olahannya.

(22)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 15 h. Instalasi Perpustakaan

Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan kepustakaan B2P2TOOT. Perpustakaan menyediakan sarana dan fasilitas terkait sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi JAMU. Koleksi perpustakaan dapat dilihat pada tabel 1.10

Tabel 1.10 koleksi instalasi perpustakaan B2P2TOOT pada Desember 2015

NO KOLEKSI BAHASA JUMLAH

1 Humaniora dan Etnografi Kesehatan  Indonesia 5

2 Budidaya TO  Indonesia 167

3 Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan  Indonesia  English

694 4 Farmasi  Indonesia

 English

158 5 Penyakit Tanaman  Indonesia 26

6 Pertanian dan Teknologi yang berkaitan  Indonesia  English

335 7 Kimia  Indonesia

 English

51 8 Hukum dan Perundang-undangan  Indonesia 47

9 Ilmu Tumbuhan  Indonesia  English

176 10 Biologi dan Ilmu Hayati  Indonesia

 English

103 11 Ilmu Umum dan Komputer  Indonesia

 English

79 12 Ensiklopedi  Indonesia

 English

52 13 Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial  Indonesia 28

14 Administrasi Negara & Ilmu Kemitraan  Indonesia 25

15 Seni Fotografi & Foto  Indonesia  English

20

i. Instalasi Herbarium

Instalasi Herbarium (IH) dikelola sebagai pusat herbarium Kemenkes untuk memfasilitasi aktivitas iptek koleksi spesimen TO yang diawetkan dalam kerangka Saintifikasi JAMU. Menyediakan sarana, fasilitas dan spesimen yang diawetkan untuk litbang botani. Tempat untuk IH selama ini masih menjadi satu dengan gedung Labdu dan ruang museum.

(23)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 16 j. Museum JAMU

Museum JAMU “Hortus Medicus” dibangun dengan tujuan untuk selalu mengingat asal usul JAMU dari kearifan lokal kekayaan nenek moyang Indonesia. Museum JAMU menyajikan koleksi alat-alat JAMU kuno, peta persebaran JAMU di nusantara, naskah kuno yang memuat ramuan JAMU, koleksi JAMU dari dalam maupun luar negeri, dokumentasi ramuan hingga perkembangan B2P2TOOT dari masa ke masa. Total koleksi yang dimiliki, meliputi:

1) Ruang Depan 44 koleksi 2) Ruang Bahan JAMU 34 koleksi 3) Ruang Budaya 50 koleksi 4) Ruang Produk JAMU 215 koleksi 5) Ruang Naskah Kuno 40 koleksi 6) Ruang Prestasi 124 koleksi k. Sinema Fitomedika

Sinema Fitomedika merupakan prasarana edukasi dan penyebaran informasi mengenai profil B2P2TOOT dan materi Iptek TOJA dalam Wisata Kesehatan JAMU, pembinaan petani, pembekalan akademisi dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL).

l. Rumah Kaca

Rumah Kaca difungsikan untuk pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman:

1) Berlokasi di Stasiun Research Tlogodlingo (1.800 mdpl) 1 unit 2) Berlokasi di KTO Kalisoro (1.200 mdpl) 2 unit

m. Gedung Perkantoran

1) Kantor Sekretariat B2P2TOOT, 3 lantai untuk ruang Kepala, Bagian TU, Bidang PKSI dan Bidang Yanlit  1 unit

2) Gedung serbaguna “R.M. Santoso Soerjokoesoemo”  1 unit 3) Rumah Negara Golongan I untuk Rumah Dinas Kepala  1 unit 4) Gedung Diklat Iptek TOJA berkapasitas 28 kamar, 3 ruang rapat

 1 unit

n. Peralatan Laboratorium Utama: 1) Gas Chromatography 1 unit 2) TLCdensitometer 1 unit

3) High Performance Liquid Chromatography (HPLC) 1 unit 4) Vacum Rotapavor 2 unit

5) Spektrofotometer 3 unit 6) Blotting apparatus 2 unit

(24)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 17 7) Termocycler PCR 1 unit

8) Mesin pembuat tablet dan kapsul JAMU 1 unit 9) Mesin penyerbuk 1 unit

10) Pencuci bahan JAMU 1 unit 11) Pengering bahan JAMU 1 unit 12) Alat Ekstraktor 1 unit

o. Kendaraan Operasional

1) Bus operasional antar jemput pegawai  1 unit

2) Mobil angkutan bak terbuka operasional untuk KTO dan pascapanen  2 unit

3) Mobil box operasional untuk pameran  1 unit 4) Mobil sedan operasional untuk dinas Kepala  1 unit

5) Mobil minibus operasional untuk aktivitas perkantoran  4 unit 6) Sepeda motor roda dua (2) operasional untuk KTO dan

pascapanen  2 unit

7) Sepeda motor roda tiga (3) operasional untuk KTO dan pascapanen  3 unit

3. Dana

Sumber dana yang diterima B2P2TOOT berasal dari APBN dan Hibah Langsung. DIPA yang berasal dari APBN sebagaimana tabel 1.11 berikut Tabel 1.11 Alokasi Anggaran B2P2TOOT Berdasarkan Renja K/L dan Pagu Indikatif Tahun 2015

Indikator Keluaran Kegiatan

Keluaran Alokasi (x1.000)

Renja K/L Pagu Indikatif 1. Tersedianya TO Terstandar Standar untuk TO 406.000 406.600 2. Tersedianya Bahan JAMUTerstandar

Standar untuk Bahan JAMU 262.000 262.150 3. Tersedianya Formula JAMU Saintifik Formula JAMU 1.926.000 1.926.000 4. Tersedianya Database TO dan JAMU

Database TO dan JAMU 82.061.000 82.061.050

5. Tersedinya Produk Desiminasi Bidang TOOT

1) Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara & Tata Usaha 2.312.100 2.030.480 2) Gedung/Bangunan Laboratorium 2.011.600 4.514.605 3) Peralatan Fasilitas 3.424.000 2.768.015

(25)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 18 Indikator Keluaran

Kegiatan

Keluaran Alokasi (x1.000)

Renja K/L Pagu Indikatif

Laboratorium 4) Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Diseminasi 1.443.500 1.488.291 5) Manajemen Laboratorium 205.400 370.146 6) Tanah 965.100 965.140 7) Manajemen Kebun Tanaman Obat 247.600 325.379 8) Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian 801.700 796.940 9) Dokumen Bidang Ilmiah &Etik 1.256.740 1.256.700 10) Naskah Rekomendasi 500.000 500.000 11) Dokumen Perencanaan & Evaluasi 324.200 323.500 12) Layanan Perkantoran 13.038.600 13.038.624 13) Perangkat Pengolah

Data & Komunikasi

- 191.350 14) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.458.400 364.530 15) Gedung/Bangunan perkantoran - 55.500 TOTAL ANGGARAN 113.635.040 113.635.000

Adanya aturan Kemenkeu mengenai aplikasi RKAKL agar nomenklatur lebih terperinci mengakibatkan munculnya output perangkat pengolah data dan komunikasi yang semula menjadi satu dengan output peralatan dan fasilitas perkantoran hal ini dikarenakan pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi harus ada rekomendasi dari Pusat Data dan Informasi Setjen Kemenkes. Sementara munculnya output gedung/ bangunan perkantoran yang semula menjadi satu dengan output gedung/ bangunan laboratorium dikarenakan perbedaan Tusi pembangunan gedung/ bangunan perkantoran dengan pembangunan gedung/ bangunan laboratorium.

(26)

19

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN KERJA

A. DASAR HUKUM

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya B2P2TOOT mengacu pada peraturan pelaksanaan sebagai dasar regulasi dan referensi,sebagai berikut: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 369); 3. Peraturan Menteri PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 003/Menkes/Per/2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Permenkes RI Nomor 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

8. Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019

9. Rencana Kinerja Tahunan B2P2TOOT Tahun 2015; 10. POK B2P2TOOT Tahun 2015.

B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR 1. Tujuan

Tujuan adalah target yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019 dan RKP 2015. Tujuan kegiatan litbang TOOT pada periode 2015-2019 adalah sebagai berikut.

(27)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 20 Tabel 2.1 Tujuan Kegiatan Litbang B2P2TOOT periode 2015-2019

Sasaran Strategis Indikator Sasaran Strategis (kumulatif) Indikator Kinerja Kegiatan Target 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya Litbang Bidang TOOT 1. 10 rekomendasi kebijakan 1. Tersedianya Tanaman Obat Terstandar 12 7 6 5 4 2. Tersedianya Bahan JAMU Terstandar 3 3 3 3 3 3. Tersedianya Formula JAMU Saintifik 2 2 2 2 2 4. Tersedianya Database Tanaman Obat dan JAMU

700 700 700 700 700 2. 120 publikasi karya tulis ilmiah 5. Tersedianya Produk Diseminasi Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional

24 24 24 24 24

2. Sasaran dan Indikator

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh unit kerja dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan. Sesuai dengan Renstra Kemenkes 2015-2019 sasaran strategis dari Litbang TOOT adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan dibidang tanaman obat dan obat tradisional.

Indikator adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun laporan. Berdasarkan Renstra Kemenkes 2015-2019. Indikator dari sasaran strategis Litbang TOOT adalah sebagai berikut:

a. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan dibidang TOOT sebanyak 10 rekomendasi kumulatif b. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang TOOT yang dimuat di

media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 120 publikasi ilmiah kumulatif.

Indikator kinerja kegiatan Litbang TOOT tahun 2015 sesuai dengan RKT B2P2TOOT tahun anggaran 2015 adalah:

a. Tersedianya 12 tanaman obat terstandar b. Tersedianya 3 bahan JAMU terstandar c. Tersedianya 2 formula JAMU saintifik

(28)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 21 d. Tersedianya 700 database tanaman obat dan JAMU (spesies,

karakterisasi, dan pemanfaatan)

e. Tersediannya 24 produk desiminasi bidang tanaman obat dan obat tradisional

(29)

22

BAB III

STRATEGI PELAKSANAAN

A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Strategi I untuk mengimplementasikan tugas dan fungsi dalam rangka mewujudkan sasaran strategis adalah memahami seluruh aktivitas B2P2TOOT dalam hal substansi, manfaat dan pelaksana. Secara sifat aktivitas kegiatan Litbang TOOT terdiri dari 2 kelompok, yaitu a) aktivitas utama dan b) aktivitas generik. Berikut adalah komposisi anggaran ke-2 aktifitas tersebut.

Tabel 3.1. Komposisi Aktifitas Utama dan Generik B2P2TOOT berdasarkan anggaran Tahun 2015

Aktivitas Keluaran Alokasi (x1.000)

Renja K/L Pagu Indikatif 1. Utama 1) Standar Untuk Tanaman

Obat

406.000 406.600 2) Standar Untuk Bahan JAMU 262.000 262.150 3) Formula JAMU 1.926.000 1.926.000 4) Database Tanaman Obat

dan JAMU 82.061.000 82.061.050 5) Naskah Rekomendasi 500.000 500.000 6) Dokumen Informasi, Dokumentasi dan Diseminasi 1.443.500 1.488.291 7) Manajemen Laboratorium 205.400 370.146 8) Manajemen Kebun Tanaman Obat 247.600 325.379 9) Dokumen Bidang Ilmiah

&Etik

1.256.740 1.256.700

Sub Total 77,71 % 77,96 %

2. Generik a) Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara & Tata Usaha 2.312.100 2.030.480 b) Gedung/Bangunan Laboratorium 2.011.600 4.514.605 c) Peralatan Fasilitas Laboratorium 3.424.000 2.768.015 d) Tanah 965.100 965.140 e) Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian 801.700 796.940 f) Dokumen Perencanaan & 324.200 323.500

(30)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 23

Aktivitas Keluaran Alokasi (x1.000)

Renja K/L Pagu Indikatif

Evaluasi

g) Layanan Perkantoran 13.028.624 13.028.624 h) Perangkat Pengolah Data &

Komunikasi

- 191.350 i) Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran 2.458.400 364.530 j) Gedung/Bangunan Perkantoran - 55.500 Sub Total 22,9 % 22,03 %

Aktivitas utama adalah seluruh aktivitas yang memenuhi kriteria aktivitas iptek terkait litbang, pelatihan, diseminasi, pelayanan dan peningkatan kemandirian masyarakat yang merupakan wujud dari tugas melaksanakan litbang secara langsung. Aktivitas generik adalah seluruh aktivitas yang memenuhi kriteria aktivitas administrasi perkantoran, layanan kesekretariatan organisasi dan kepegawaian.

Strategi II adalah menjaga agar komposisi alokasi anggaran untuk aktivitas utama dan generik minimal 51:49, karena komposisi anggaran secara ideal menggambarkan alokasi untuk fungsi-fungsi iptek lebih besar dari fungsi generik organisasi. Komposisi ini juga, menggambarkan komitmen organisasi mengelola kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.

Strategi III adalah terus membangun Jejaring RISTOJA dan Jejaring Saintifikasi JAMU, sebagai upaya menumbuh kembangkan institusi yang berkontribusi dalam rangka upaya melestarikan TO dan membudayakan JAMU.

B. TANTANGAN DALAM PELAKSANAAN TUJUAN

Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi adalah: 1. Sumber Daya Manusia

a. Kekurangan tenaga manajerial menjadikan 5 peneliti merangkap jabatan sebagai pejabat struktural.

b. Fungsi hulu-hilir pada B2P2TOOT membutuhkan SDM yang beragam jumlah dan jenis yang sampai saat ini belum terakomodasi.

c. Penataan terhadap peta jabatan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi B2P2TOOT.

(31)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 24 2. Penelitian dan Pengembangan TOOT

a. Diperlukan penambahan jumlah peneliti untuk mendukung litbang TOOT yang semakin luas ruang lingkupnya.

b. Diperlukan peningkatan kemampuan tenaga peneliti dan tenaga pendukung.

c. Diperlukan peninjauan agenda penelitian secara berkala untuk mendukung isu-isu kesehatan.

d. Diperlukan motivasi dalam diri peneliti untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan bidang keilmuannya.

3. Sarana Prasarana

a. Diperlukan penyesuaikan perencanaan dan pelaksanaan pengadaan dalam mengakomodir perubahan prioritas kebutuhan.

b. Diperlukan optimalisasi penggunaan peralatan laboratorium untuk memberikan kontribusi yang maksimal sesuai kompetensi B2P2TOOT. c. Pemeliharaan fasiltas B2P2TOOT yang sudah ada dimaksimalkan.l 4. Manajemen Perkantoran

a. Diperlukan kedisiplinan yang tinggi bagi pelaksanan kegiatan untuk memberikan progress report secara berkala agar segala permasalahan yang ditemui dapat segera dicari solusinya.

b. Diperlukan perencanaan yang matang dalam kerangka koordinasi dengan bidang dan bagian lain dalam penentuan pengembangan sarana prasarana ke depan baik dalam jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (5 tahun) ataupun jangka panjang (25 tahun). 5. Dana

a. Diperlukan ketegasan komitmen dan kesepakatan dalam pencapaian target kegiatan.

C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN

Dalam pencapaian tujuan dan target kinerja B2P2TOOT dilakukan terobosan-terobosan sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

a. Pegawai Tidak Tetap (PTT) diadakan untuk mengakomodasi beban pekerjaan yang belum dapat ditangani oleh tenaga PNS maupun CPNS.

2. Penelitian dan Pengembangan TOOT

a. Mengirim peneliti untuk mengikuti pelatihan dan workshop dalam meningkatkan kemampuan.

(32)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 25 b. Bekerjasama dengan peneliti dari luar B2P2TOOT.

3. Sarana Prasarana

a. Bekerjasama dengan Unit Layanan Pengadaan Pusat untuk pengadaan barang dan jasa.

b. Menggunakan LPSE dalam pengadaan. 4. Manajemen Perkantoran

a. Pertemuan rutin untuk identifikasi masalah dan solusinya.

b. Pertemuan berkala untuk membahas perencanaan tahun-tahun ke depan.

5. Dana

(33)

26

BAB IV

HASIL KERJA

A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Kegiatan litbang TOOT dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

1. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional a. Standar untuk Tanaman Obat

Riset standar tanaman obat bertujuan untuk menghasilkan tanaman obat yang baik dari segi biomasa dan kandungan kimia, sehingga dapat diproses sebagai simplisia yang berkualitas untuk ramuan dalam rangka Saintifikasi JAMU. Tahun 2015 telah diadakan penelitian terhadap beberapa tanaman obat guna mendapatkan tanaman obat terstandar sebanyak 12 (dua belas) tanaman obat sebagai berikut : tanaman Seledri (Apium graviolens), Kunyit (Curcumae domesticae), Temulawak (Curcuma xanthorhiza), Purwoceng (Pimpinella pruacan), Alang-alang (Imperata cylindrical), Secang (Caesalpinia sappan), Kepel (Stelechocarpus burahol), Brotowali (Tinospora crispa), Jati Belanda (Gliazumae Folium), Kemuning (Murrya paniculata), Manis Jangan (Cinnamomum burmani), dan Pulosari (Alyxia stellata).

Gambar 3.1. Tanaman Obat Terstandar (a) Purwoceng (b) Temulawak

(34)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 27 b. Standar Bahan JAMU

Riset standar bahan JAMU bertujuan untuk menyediakan simplisia yang telah teruji mutu dari bahan dan kandungan kimia, sehingga dapat diproses sebagai bahan formula JAMU yang memiliki khasiat yang konsisten dalam range/ rentang tertentu sehingga diharapkan dapat menghasilkan khasiat dan keamanan yang baik dalam rangka Saintifikasi JAMU.

Guna memenuhi harapan tersebut pada tahun 2015 diadakan penelitian untuk menghasilkan standar bahan JAMU adapun bahan jamu yang diteliti diantaranya pegagan (Centella asiatica L), Tempuyung (Sonchus arvensis L), dan Seledri (Apium graviolens L).

Gambar 3.2. Simplisia (a) Seledri (b) Tempuyung sebagai Bahan JAMU Terstandar

c. Formula JAMU

Prioritas penelitian untuk menghasilkan formula Jamu terstandar adalah sebagai berikut:

1) Penelitian in vivo, merupakan penelitian yang dilakukan menggunakan subyek manusia atau hewan

2) Penelitian in vitro, merupakan penelitian yang dilakukan dalam tabung uji atau media kultur di laboratorium

3) Uji praklinik formula jamu meliputi keamanan yang terdiri dari toksisitas akut, sub kronik, mutagenik dan teratogenik. Riset praklinik diperlukan sebagai tahap awal untuk mengetahui khasiat dan keamanan terhadap hewancoba. Riset praklinik 2015 diperoleh formula Jamu untuk: Gastroprotektif, Dermatitis Atopik, Hepatoprotektor, urolitiasis

(35)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 28 4) Uji Observasi klinik, riset observasi klinis yang dilakukan RRJ

dengan pasien terbatas menggunakan metode pre-post sebagai tindak lanjut riset praklinik formula jamu

5) Uji Klinis (RCT), uji klinis (RCT) merupakan tahap akhir untuk mengetahui khasiat dan keamanan formula Jamu. Riset ini melibatkan berbagai instansi rumah sakit maupun dinas kesehatan daerah yang tergabung dalam jejaring Saintifikasi Jamu. Uji Klinis RCT tahun 2015 menghasilkan formula Jamu Hiperkolesterolomia dan Hepatoprotektor.

d. Database TO dan JAMU

Output dari tersediannya database TO dan JAMU dicapai melalui RISTOJA, yang terdiri dari aktivitas:

1) Riset dilapangan untuk mengumpulkan data

2) Analisis lanjut data yang dikumpulkan, baik konfirmasi lapangan dan laboratorium

3) Manajemen/ pengelolaan database TOJA, antara lain pembaharuan atau perbaikan

RISTOJA tahun 2015 merupakan riset tahap II dari riset tahun 2012. Dilaksanakan di 96 etnis yang tersebar di 24 provinsi dan 125 kabupaten/kota, mencakup 525 battra sebagai sumber informasi. Pelaksanaan kegiatan melalui kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi dimasing-masing provinsi, setiap tim terdiri dari 5 peneliti, dengan latar belakang pendidikan dari kelompok botani (biologi, pertanian, kehutanan), kelompok humaniora (antropologi, sosiologi) dan kesehatan (dokter, apoteker, kesehatan masyarakat, perawat)

Riset ini bertujuan untuk memperoleh data meliputi: 1) Karakteristik demografi

2) Narasumber 3) Gejala/ Penyakit 4) Ramuan

5) Cara penyiapan

6) Cara pemakaian dalam pengobatan

7) Jenis dan kegunaan tumbuhan dalam pengobatan

8) Kearifan lokal dalam pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian tumbuhan obat

RISTOJA tahun 2015 ini telah menghasilkan informasi ramuan sebanyak 10.048 yang dikelompokkan menjadi 74 indikasi/keluhan

(36)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 29 dan informasi tumbuhan obat yang berhasil didata sebanyak 19.899 yang mana baru sejumlah 15.070 berhasil di identifikasi hingga tingkat spesies dan familia

Gambar 3.3. Peneliti Ristoja tahun 2015 sedang melakukan wawancara pada informan / batra di Propinsi Kalimantan Tengah

e. Produk Desiminasi Bidang TOOT

Produk desiminasi dibidang TOOT bertujuan untuk menyediakan media dan produk diseminasi hasil Litbang TOOT kepada pihak akademisi/ ilmuan, dunia usaha, pemerintah dan komunitas masyarakat. Berikut kegiatan-kegiatan yang mendukung produk Desiminasi Bidang TOOT

1) Dokumen Keuangan, Kekayaan Negara dan Tata Usaha

Kegiatan pertemuan dalam rangka perbaikan pengelolaan SAI, sosialisasi terkait SAI, pengelolaan hibah dan pengelolaan BMN dilaksanakan antar satker dan unit terkait baik vertikal maupun horisontal. Dalam rangka terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, satker harus menerapkan asas-asas umum pengelolaan keuangan negara. Pembinaan Manajemen keuangan termasuk di dalamnya PNBP dan pembinaan kekayaan milik negara diselenggarakan sehingga akan terbentuk manajemen keungan dan BMN yang benar dan baik.

(37)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 30 2) Dokumen informasi, Dokumentasi dan Diseminasi

Pengelolaan Dokumen informasi, dokumentasi dan Diseminasi dilakukan untuk upaya penyebarluasan informasi tentang IPTEK di bidang TOJA kepada kalangan akademisi, bisnis, pemerintah melalui forum-forum ilmiah (workshop/seminar/simposium), pameran, media penyuluhan, penerangan kepada tamu pengunjung (Wisata Iptek tanaman obat dan Jamu), maupun berbagai media publikasi yang memuat informasi-informasi litbang (buku ilmiah, buku semi populer, brosur, pedoman teknis, dan website. Ruang lingkup kegiatan meliputi Publikasi dan informasi, desiminasi hasil litbang dan jejaring kerjasama. 1. Website B2P2TOOT

Website merupakan sarana informasi yang sangat penting bagi sebuah institusi. B2P2TOOT telah memiliki website yang domainnya terdaftar di server Badan LitbangKes Domain website B2P2TOOT www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id dapat diakses sejak 2007. Seiring dengan perkembangan informasi yang harus disebarkan kepada masyarakat, menu dan isi dianggap kurang mengakomodir kebutuhan, sehingga tahun 2015 didesain ulang layout dan menu website

2. Jamu Digital Repository

JAMU Digital Repository website merupakan kelanjutan dari Program HerbalNet di Indonesia. Program HerbalNet sendiri telah dinonaktifkan oleh WHO SEARO pada awal tahun 2014. JAMU Digital Repository diharapkan dapat menyediakan informasi lengkap mengenai Jamu, antara lain kepakaran, publikasi, kapasitas lembaga, aktivitas dan lain-lain

3. Pokjanas TOI

Pokjanas secara rutin menyelenggarakan rapat Kerja TOI sebagai forum koordinasi antar institusi. Institusi yang berpartisipasi dalam kelompok ini meliputi litbang kementerian (kesehatan, kehutanan, pertanian) universitas negeri dan swasta dan institusi litbang lainnya (BPPT,LIPI dll). Hingga tahun 2015 tercatat sebayak 43 institusi tergabung dalam jejaring Pokjanas TOI. Pada tahun 2015 diadadakan pertemuan Pokjanas TOI ke 48 bertajuk International Symposium on Herbal Medicine dirangkai dengan National Seminar on 1st APTFI Congress yang dilaksanakan pada 23 – 24 April 2015 di Gedung Baruga A. P. Pettarani Universitas Hasanuddin dan pertemuan Pokjanas TOI ke 49 bertajuk Metabolomics aplication for medicinal plant standarization

(38)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 31 yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Oktober di Universitas pancasila

4. Pameran hasil Litbang

Pada tahun 2015 B2P2TOOT berperan serta dalam 12 kegiatan pameran. Hasil kegiatan terdapat dilampiran 5. Jejaring Kerjasama

B2P2TOOT melakukan kerjasama dengan berbagai institusi dalam rangka mengembangkan jejaring Saintifikasi Jamu. Pada tahun 2015 terdapat 24 institusi yang menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) baru. Daftar institusi terdapat dilampiran

3) Manajemen Laboratorium

a) Kaji Ulang Manajemen ISO 9001:2008

Pada tahun 2015, penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 memasuki tahap tahun kedua dengan sertifikasi dari KAN dan SGS. Ruang lingkup implementasi ISO adalah kegiatan penelitian berbasis pelayanan di Rumah Riset jamu Hortus Medicus.

Tabel 4.1. Kegiatan yang dilakukan selama 2015 sebagai bentuk implementasi SMM ISO 9001:2008

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Periode semester 1 Periode semester 2

1 Survey kepuasan pelanggan

Mei 2015 November 2015 2 Audit internal 1 Juli 2015 29 Desember 2015 3 Rapat Tinjauan Manajemen 12 Januari 2015 8 Juli 2015 4 Audit Eksternal (surveillence) 29 Januari 2015 Juli 2015

b) Penyusunan Dokumen ISO 17025

ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Ruang lingkup yang akan diajukan pada ISO 17025 merupakan pengujian yang biasa dilakukan pada QC bahan jamu yang dilakukan oleh B2P2TOOT setiap bulan.

(39)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 32 Tabel 4.2. Daftar pelatihan yang telah dilaksanakan terkait ISO 17025:2005

Nama Pelatihan Pelaksanaan Tanggal Tempat

Implementasi Dokumen ISO 17025:2005 18 dan 20 Februari 2015 B2P2TOOT Pelatihan Ketidakpastian Pengukuran ISO 17025:2005 9, 12, 13 Maret 2015 B2P2TOOT Pelatihan Penjaminan Mutu ISO

17025:2005

13-14 April 2015 B2P2TOOT Pelatihan Ketidakpastian

Pengukuran ISO 17025:2005

26 Oktober 2015 Yogyakarta Penyusunan Dokumen ISO

17025:2005

26-28 November 2015

B2P2TOOT Pelatihan Audit Internal ISO

17025:2005

27 Oktober 2015 Yogyakarta

c) Tata kelola bahan baku Jamu

B2P2TOOT merupakan salah satu pelaksana Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Program SJ bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku jamu dalam pelaksanaan penelitian berbasis pelayanan dari Rumah Riset Jamu dan jejaringnya. Selain untuk mendukung Saintifikasi Jamu, bahan jamu juga mendukung penelitian terkait tanaman obat. Untuk mendukung kegiatan Saintifikasi Jamu pengadaan bahan baku berupa Simplisia (KTO B2P2TOOT, petani binaan, Pemasok tanaman obat) dan serbuk simplisia (Laboraorium B2P2TOOT)

4) Manajemen KTO

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai Unit PelaksanaTeknis (UPT) Badan Litbangkes yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional. Untuk mendukung institusi B2P2TOOT mengelola kebun tanaman obat dengan luas total ± 15 Ha di 4 lokasi dengan ketinggian yang berbeda, ruang lingkup kegiatan manajemen KTO meliputi:

(40)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 33 Kebun TO B2P2TOOT tidak hanya sekedar kebun koleksi TO namun diarahkan pada multi fungsi yaitu: i. Kebun produksi, ii. Kebun induk TO/Plasmanutfah, iii. Kebun koleksi dan pelestarian, iv. Wisata Ilmiah Tanaman obat dan Jamu b) Eksplorasi TO

Eksplorasi tumbuhan obat merupakan salah satu kegiatan yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi B2P2TOOT dan dilaksanakan secara rutin dengan tujuan untuk menambah atau melengkapi jumlah koleksi tanaman obat (TO). Sejumlah kawasan konservasi yang telah dijadikan lokasi eksplorasi TO antara lain: Taman Nasional (TN) Kerinci Seblat dieksplorasi tahun tahun 2007, TN Baluran, TN Alas Purwo dan TN Sebangau tahun 2013. Pada tahun 2014 dilaksanakan eksplorasi tubuhan obat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS), gunung Penanggungan dan Cagar Alam (CA) Sigogor.

Pada tahun 2015 eksplorasi TO dilaksanakan di CA Sigogor pada tanggal 16 s.d. 18 Maret dan TN Gunung Halimun Salak pada tanggal 24 s.d. 27 November. Dari hasil eksplorasi CA Sigogor diperoleh bibit tumbuhan obat sebanyak 24 jenis diantaranya adalah Trevesia sundaica, Evodia sp., Curculigo capitulata, Prosarter dan Cinnamaomum partenoxylon. Di dalam kawasan CA Sigogor berhasil diinventaris sejumlah tanaman obat dan ordinat lokasi tumbuhan tersebut. Sedangkan di TN gunung halimun diperoleh 32 jenis tumbuhan yang akan dikoleksi, Tim Eksplorasi TNGHS mendapatkan 19 jenis tumbuhan dengan rincian 18 herbarium dan 7 bibit . Tanaman yang hanya diperoleh spesimennya untuk herbarium diantaranya adalah huru muehmual (Actinaphne glomerata), rasmala (Altingia excelsa) dan ki anak (Castanopsis acuminatissima). Contoh tanaman yang berhasil dikolaksi spesimen herbarium dan bibitnya adalah ki sampang (Euodia latifolia), ki cantu (Goniothalamus macrophyllus) dan kahitutan (Lasianthus inodorus).

c) Pembinaan petani

Pembinaan petani pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak enam kali dengan kegiatan berupa empat kali pemberian materi teknis di kelas dan dua kali supervisi lapangan.

(41)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 34 Jumlah peserta kegiatan di kelas berkisar antara 62 s.d. 85 sedangkan supervisi di lapangan mampu mengobservasi 102 petani binaan. Materi pembinaan petani yang disampaikan oleh peneliti tanaman obat antara lain: Budidaya Sonchus arvensis; Analisis produksi budidaya S. arvensis dan Phyllanthus niruri serta nilai ekonomis Imperata cylindrica; Pengelolaan pascapanen dan Pengelolaan etalase TO. d) Pengelolaan sampah organik

Pengelolaan hasil panen tanaman obat, senantiasa menyisakan masalah klasik berupa sampah organik. Oleh karena itu, akan dilakukan kegiatan pengolahan sampah organik menjadi kompos organik oleh tim pengeloaan sampah. Sebagai bahan baku kompos organik, nantinya bukan hanya sampah organik dari kegiatan pasca panen, tetapi juga sampah organik dari daun-daun yang berguguran di kebun. Hasil dari kegiatan ini diharapkan akan diperoleh lingkungan yang bersih dari sampah organik, serta kompos organik yang dapat langsung diaplikasikan di kebun sebagai pupuk organik.

5) Dokumen bidang ilmiah dan etik

Pelaksanaan kegiatan Litbang TO-OT diemban oleh seluruh staf peneliti yang tentunya dibantu oleh tenaga Litkayasa dan didukung sepenuhnya oleh tim administrasi (kesekretariatan). Peneliti dalam menjabarkan kegiatan penelitian dari Agenda Riset wajib menyusun proposal dan protokol penelitian yang tentunya melibatkan segenap anggota penelitian tersebut. Penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan yang sistematis, dan berdasarkan kaidah ilmiah untuk menjawab masalah atau merumuskan ilmu baru. Dalam rangka meningkatkan mutu proposal dan protokol penelitian sehingga hasil penelitian tersebut benar-benar bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan pembahasan yang melibatkan pakar terkait untuk perbaikan dan penyempurnaan. Unsur pakar terdiri dari anggota Komisi Ilmiah dan Komisi Etik Badan Litbangkes, serta pakar terkait sesuai bidang keahlian dari beberapa Perguruan Tinggi.

(42)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 35 6) Naskah rekomendasi

Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat implementasi penelitian berbasis pelayanan sebagai amanah Permenkes No 003 tahun 2010 sekaligus sebagai bahan pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2014 agar pelayanan pengobatan tradisional yang terintegrasi di pelayanan kesehatan dapat segera tercapai di banyak daerah di indonesia. Ruang lingkup Kegiatan pada tahun 2015 adalah: 1. Rekomendasi bagian Hulu program Saintifikasi Jamu dan 2. Rokomendasi bagian Hilir Program Saintifikasi Jamu

7) Dokumen perencanaan dan evaluasi

Keseluruhan kegiatan B2P2TOOT di tahun 2015 perlu didukung dengan perencanaan yang matang. Perencanaan dibuat sebagai pedoman implementasi kegiatan. Perencanaan diterjemahkan ke dalam penganggaran agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala. Monev yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemajuan, perkembangan, kendala, hambatan yang ditemui untuk segera diatasi dan diberikan solusi. perencanaan kegiatan yang bagus tidak akan dapat berjalan secara baik tanpa adanya monev. Monev juga memberikan masukan untuk perencanaan kegiatan di masa mendatang.

8) Layanan perkantoran

Layanan perkantoran menjalankan fungsi dalam pemberian gaji, tunjangan, penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran. Pembayaran gaji dan tunjangan ditujukan untuk 90 PNS dan 7 CPNS.

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. SDM yang dimiliki B2P2TOOT terdiri atas pegawai tetap (PNS dan CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK). Penggambaran kepegawaian B2P2TOOT pada akhir 2015 adalah sesuai tabel berikut ini:

(43)

LAPTAH 2015 B2P2TOOT 36 Tabel 4.3. Komposisi pegawai B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

Jenis Kelamin Jenis Pegawai (org) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 56 3 107 166

Perempuan 34 4 43 81

TOTAL 90 7 150 247

Tabel 4.4. Komposisi pegawai Bagian TU berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

Jenis Kelamin Jenis Pegawai (org) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 14 0 30 44

Perempuan 5 0 5 10

TOTAL 19 0 35 54

Tabel 4.5. Komposisi pegawai Bidang PKSI berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

Jenis Kelamin Jenis Pegawai (org) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 5 0 3 8

Perempuan 3 1 2 6

TOTAL 8 1 5 14

Tabel 4.6. Komposisi pegawai Bidang Yanlit berdasarkan jenis kelamin pada Desember 2015

Jenis Kelamin Jenis Pegawai (org) Sub Total PNS CPNS PPPK

Laki-laki 37 3 72 114

Perempuan 26 3 38 65

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi B2P2TOOT
Gambar 1.3. Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board B2P2TOOT
Tabel  1.5.  Komposisi  ASN  Bidang  Yanlit  berdasarkan  lingkup  kerja  dan jenis kelamin pada Januari 2015
Tabel  1.6.  Komposisi  ASN  berdasarkan  jenis  kelamin,  jenjang  pendidikan terakhir, dan jabatan struktural pada Januari 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode triangulasi sumber data dan triangulasi teori sebagai pores atau alat untuk menguji validitas data mengenai proses penetrasi sosial pengguna cadar

Hal ini sesuai dengan penelitian Jaya (2013) dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan.. Spiritual dan Lingkungan Kerja

Ketiadaan sentuhan dari orang tua – khususnya ayah sebagai figur lekat yang berlainan gender – sejak kecil, membuat Sari dan Dinda merasa asing dengan rasa nyaman yang

Satu dusun boleh memiliki satu atau lebih bidang tanah dan satu atau lebih bidang tanah hanya berada pada satu dusun, sehingga direpresentasikan dengan derajat hubungan 1 :

Misalnya jika Anda kelas Jurnalistik A, maka wajib mengambil mata kuliah-mata kuliah berkode kelas A; jika Anda kelas Public Relation A, maka wajib mengambil mata kuliah-mata

Berdasarkan data APBD Kabupaten Tabanan dan adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian sebelumnya maka peneliti ingin melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh

Pemerintah Kabupaten Wakatobi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penilaian kinerja keuangan PT XL AXIATA Tbk pada rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio menunjukan hasil yang tidak